Professional Documents
Culture Documents
Saiful Jurnal Model Pendidikan Islam
Saiful Jurnal Model Pendidikan Islam
Saiful Anwar
Bangkalan, Indonesia
saifulanwarok82@yahoo.co.id
Abstract
ISLAMIC EDUCATION MODEL AND ITS ORIENTATION. This article
describes the islamic education model and its orientation. The author
begins with 1) understanding Islamic education, Islamic education is the
direction of human development in terms of body, mind, language,
behavior and social and religious life which is directed towards goodness
towards perfection. Also discussed 2) models of Islamic education and
their orientation, namely the Essentialistic Islamic Education Model, the
Perennialistic Islamic Education Model, the Individualistic Islamic
Education Model, the Technology-Style Islamic Education Model, the
Dialogical Islamic Education Model 3) The Views From Experts About
Models Islamic Education and its Orientation, from the views of experts
expressing their opinion, the point is that if Islamic education is oriented
towards community development based on a dialogical process in which
humans are placed as geiger-counter, radioactive radio-active approach to
social elements has the potential for dual controversy, namely to be
happy and prosperous, then the mechanism of reaction in human
development becomes barren from the divine value that underlies his
nature. 4) in the final section, it is explained about a Philosophical-
Oriented Islamic Education Model, namely by paying attention to
psychological and pedagogical potentials, the Islamic education model
should be oriented towards the following philosophical views:
philosophical, pedagogical, and etymological.
Abstrak
Artikel ini menguraikan tentang Model Pendidikan Islam dan
Orientainya. Penulis mulai dengan 1) Pengertian pendidikan islam,
pendidikan Islam merupakan pengarahan perkembangan manusia pada
sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah laku dan kehidupan sosial dan
keagamaan yang diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan. Juga
dibahas 2) model-model pendidikan islam dan orientasinya, yaitu Model
Pendidikan Islam Esensialistik, Model Pendidikan Islam Perenialistik,
A. Pendahuluan
1
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Dan Kepribadian Muslim, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2006)
2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), 62-63
dapat mengantisipasi dan memilih budaya asing yang masuk ke negara kita
terutama budaya barat.
Orientasi pendidikan Islam yang diletakkan oleh Rasulullah SAW pada
awal risalahnya ialah menumbuh kembangkan sistem kehidupan sosial yang
penuh kebijakan dan kemakmuran dunia dan akhirat yang bertumpu pada nilai
moral yang tinggi. Ketiga dimensi orientasi dasar tersebut menjadi modal pokok
untuk mendinamisasikan umat manusia pada kurun waktu permulaan sejarah
pendidikan Islam.
Oleh karena itu berbagai model pendidikan Islam yang berorientasi
perspektif ke masa depan merupakan jawaban yang tepat guna. Model pendidikan
Islam yang berorientasi kepada pola pikir bahwa nilai lama yang konservatif dan
asketis harus dilestarikan dalam sosok pribadi muslim yang bertahan terhadap
pukulan gelombang zaman. Jika pendidikan Islam berorientasi kepada pola pikir
bahwa nilai Islami yang mengandung potensi mengubah nasib masa lampau ke
masa kini.
Untuk mencapai keberhasilan proses pendidikan Islam maka perlu
adanya lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai mediator dalam mengatur
jalannya pendidikan Islam. Lembaga pendidikan Islam merupakan sebuah wadah
di mana pendidikan dalam ruang lingkup keIslaman melaksanakan tugasnya demi
tercapainya cita-cita umat Islam.
B. Pembahasan
kali perintah untuk memfungsikan rasio manusia dan 780 kali mengukuhkan
pentingnya ilmu pengetahuan serta pemantapan keimanan yang dikukuhkan
dengan perintah tidak kurang dari 810 kali ayat-ayatnya. Ayat-ayat yang
mendorong dan merangsang akal pikiran untuk berilmu pengetahuan dan
teknologi itu seperti tersebut dalam Qs. Ar-Rahman ayat 1-33 tentang kelautan
dan ruang angkasa luar. Qs. Al-An’am ayat 79 tentang eksplorasi benda-benda
ruang angkasa dengan akal pikiran oleh Nabi Ibrahim untuk menentukan Tuhan
yang hak serta pengolahan dan pemanfaatan besi tembaga sebagai bahan
teknologi.8
8
Muyazin Arifin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 25
9
Ibid, 25-26
Para filosof pendidikan muslim seperti Ibnu Sina (985 M), Al-
Ghozali (1058 M) dan Ibnu Khaldun (1332 M) yang hidup pada periode
keemasan perkembangan ilmu pengetahuan Islam di Benua Arabia, Afrika
Utara dan Spanyol Islam yang secara prinsipal telah meletakkan konsepsi
pendidikan Islam yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak
didik.10
Menurut Al-Ghozali, secara potensial pengetahuan itu telah eksis
dalam jiwa manusia bagaikan benih yang ada di dalam tanah. Orientasi Al-
Ghozali yang bercorak empiris dalam pendidikan tampak di sisi lain seperti
keharusan seorang pendidik memperbaiki sikap dan prilaku pendidik pada
waktu bertugas mengajar. Ia memandang kemampuan rasional manusia lebih
penting dari kemampuan kejiwaan lainnya.
Ibnu Khaldun berpandangan serupa dengan Al-Ghozali. Menurutnya
akal pikiran merupakan kekuatan menciptakan kehidupan dan kerja sama
dengan anggota masyarakatnya serta untuk menerima wahyu Tuhan melalui
Rasul-Nya. Sedangkan Ibnu Sina berpandangan bahwa pendidikan lebih
menekankan pembinaan akhlak dan moralitas.
Muhammad Abduh salah seorang cendikiawan, ulama, mahaguru di
Universitas Al-Azhar, beliau memandang bahwa peranan sistem pendidikan
besar sekali bagi proses modernisasi kehidupan umat Islam. Pendidikan harus
didasari dengan moral dan agama. Pendidikan agama diintegrasikan ke dalam
ilmu pendidikan agama dan pendidikan dipandang sebagai alat yang paling
efektif untuk mengadakan pembaharuan atau perubahan.
Dr. Fadhil Al-Djamly menjabarkan tuntutan kehidupan masyrakat
Islam terhadap pengembangan kurikulum pendidikan Islam yaitu suatu jenis
ilmu pengetahuan yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan diajarkan kepada
peserta didik. Ilmu-ilmu pengetahuan itu mencakup ilmu agama, sejarah, ilmu
falak, ilmu bumi, ilmu hitung, ilmu hukum dan perundangan, ilmu jiwa, ilmu
10
Muyazin Arifin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 28
11
Muyazin Arifin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 30-31
12
Muyazin Arifin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 31
13
Ibid, 31-32
1. Konten : lebih difokuskan kepada masalah sosio kultural masa kini untuk
diproyeksikan ke masa depan dengan kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan tujuan dan nilainya yang sesuai tuntunan Tuhan.
2. Pendidik : bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas
yang terpercaya.
3. Peserta didik : dalam proses belajar mengajar bersama-sama menghayati
persepsi terhadap realitas kehidupan dan memperhatikan persepsi orang
lain.
C. Simpulan
Pendidikan Islam adalah suatu proses bimbingan dan pengarahan yang
dilakukan secara terencana dan bertahap oleh seorang dewasa kepada terdidik
agar memiliki kepribadian muslim sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Kelembagaan pendidikan Islam merupakan subsistem dari sistem
masyarakat atau bangsa.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan Islam merupakan sekumpulan
ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui
pengalaman dan pengetahuan.
Aspek nilai dalam Islam, meskipun dapat dibedakan kedalam kategori
yang ubudiyah dan mu’amalat namun nilai dan moralitas Islami sesungguhnya
bersifat menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integral), tidak terpecah-pecah
menjadi bagian-bagian yang satu dengan yang lain berdiri sendiri .
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa
model pendidikan Islam berorientasi pada pandangan falsafah yaitu:
1. Filosofis yaitu memandang manusia didik adalah hamba tuhan yang di beri
kemampuan fitrah dinamis dan sosial religius serta yang psiko fisik
cenderung pada penyerahan diri secara total kepada sang pencipta.
2. Etimologis yaitu potensi berilmu pengetahuan yang berpijak pada iman dan
ilmu.
3. Pedagogis yaitu manusia adalah makhluk yang belajar sejak lahir dari
ayunan sampai liang lahat yang proses perkembangannya didasari nilai nilai
Islami.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muyazin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Jamaludin, Aly, Abdullah. 1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam Cet. ke-2. Bandung: