You are on page 1of 18

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN CHSE (CLEANLINESS, HEALTH, SAFETY AND

ENVIRONMENTAL SUSTAINABILITY) SEBAGAI TATANAN PARIWISATA NEW NORMAL DI


INDONESIA
(STUDI PADA HOTEL GOLDEN TULIP ESSENTIAL TANGERANG)

Hasmiati1
Program Studi Pariwisata, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No.163, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
Email: hasmiati@student.ub.ac.id

ABSTRAK
The research was conducted at the Golden Tulip Essential Tangerang Hotel as one of the providers of indoor
tourism in Tangerang City that has been certified CHSE. The purpose of this study was to determine the
implementation of CHSE carried out by Golden Tulip Essential Tangerang Hotel, to find out how effective the
implementation of CHSE had been to Golden Tulip Essential Tangerang Hotel, and to know the strategy for
implementing CHSE that must be carried out by Golden Tulip Essential Tangerang Hotel. The analysis used in this
research is an interactive model of data analysis. To measure the validity of the data, the researchers used source
triangulation, technical triangulation, and theoretical triangulation.
This research uses descriptive research method with a qualitative approach. The sampling technique is done
by purposive and accidental sampling. Primary research data sources were obtained through informants and
secondary data obtained from documents. The method of data collection is done by observation, interviews, and
documentation.
The results of this research provide the fact that there are three pillars in the application of the CHSE
protocol at the Golden Tulip Essential Tangerang Hotel, namely aspects of human resources, aspects of facilities and
infrastructure, and aspects of implementing CHSE procedures in the hotel environment. The Hotels made a strategy
to streamline the implementation of the CHSE protocol by using 5P (Planning, Organizing, Directing, Monitoring,
and Evaluating) which was made for internal human resources, namely all employees and for all visitors at Hotel
Golden Tulip Essential Tangerang.
Keyword: CHSE, Hotel, Golden Tulip Essential Tangerang Hotel

PENDAHULUAN pendapatan, tingkatan harga komoditas, tarif hotel,


Perkembangan pariwisata dipengaruhi
dan bahasa diketahui sebagai faktor yang
berbagai macam kejadian utamanya bencana alam,
memengaruhi industri pariwisata dunia secara negatif
terorisme, perang, krisis ekonomi dan epidemi
dan positif (Khan, dkk, 2020). Dalam hal pemulihan
(Stetic, 2012). Terdapat banyak faktor yang
kehidupan pariwisata Indonesia, pemerintah
memengaruhi industri pariwisata secara positif dan
melaksanakan protokol kesehatan berbasis CHSE
negatif dalam jangka panjang atau jangka pendek
(CleanlineSs, Health, Safety And Enviromental
memengaruhi ekonomi global secara negatif dan
Sustainability) atau Kebersihan, Kesehatan,
positif. Faktor-faktor tersebut ialah perbedaan
Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.
kebudayaan, kedamaian, keamanan, perkembangan
Kebijakan ini didasarkan pada Keputusan Menteri
infrastruktur dunia, fasilitas visa, pemandangan alam
Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020
yang cantik alami, sikap, jumlah wisatawan,
tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
karantina, populasi dunia, pendidikan, level
Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease industri pariwisata dalam menyiapkan produk dan

2019 (Covid-19). Menurut Menteri Pariwisata dan pelayanan yang bersih, sehat, aman, dan ramah

Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan lingkungan khususnya hotel.

Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, hal Kemenparekraf menilai bahwa kunci utama

tersebut dapat menjadi kunci sukses dalam dalam pengembalian kondisi harus dilakukan melalui

pemulihan kehidupan pariwisata nasional mengingat protokol kesehatan yang disiplin. Program sertifikasi

bahwa pandemi Covid-19 ini menjadikan masyarakat CHSE ini merupakan program yang dibentuk oleh

lebih peka terhadap hygiene dan sanitasi. Contoh Kemenparekraf bagi para pelaku usaha pariwisata

penerapan CHSE dalam suatu destinasi yakni seperti perhotelan, jasa transportasi, dan rumah

tersedianya peralatan dan perlengkapan kebersihan makan untuk menghadapi masa adaptasi kebiasaan

dan kesehatan, seperti hand sanitizer, alat pengukur baru di sektor pariwisata. Program ini hadir sebagai

suhu tubuh, kotak P3K, dan terdapat jalur evakuasi, upaya pemerintah dalam menciptakan ruang yang

tempat sampah yang tertutup, memastikan pengusaha aman dan nyaman bagi masyarakat. Program ini akan

dan/atau pengelola, karyawan, pemandu wisata lokal, dilaksanakan dengan pemberian sertifikasi CHSE

pengunjung, dan pihak lain yang beraktivitas di daya bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi

tarik wisata menggunakan masker. kreatif. Sertifikasi ini akan menjadi bukti bahwa

Peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia pelaku usaha telah memiliki, menerapkan, hingga

dan dunia terhadap kebersihan kesehatan, meningkatkan protokol kesehatan di usahanya

keselamatan, dan kelestarian lingkungan, sangat masing-masing. Selain itu, wisatawan dan

besar akibat pandemi Covid-19. Pola permintaan dan masyarakat pun dapat merasa terjamin dengan

perilaku wisatawan ke depan akan sangat pemenuhan standar protokol kesehatan CHSE.

dipengaruhi kesadaran terhadap kebersihan, Rumusan Masalah

kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan Berdasarkan latar belakang tersebut, pokok

yang tinggi. Dunia pariwisata harus bersiap diri untuk permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan

dapat memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, sebagai berikut:

keselamatan, dan kelestarian lingkungan yang tinggi 1. Bagaimana penerapan CHSE (Cleanliness,

akan produk dan pelayanan yang diberikan kepada Health, Safety, dan Environmental

wisatawan. Maka dari itu perlu panduan praktis bagi


Sustainability) yang dilakukan oleh Hotel dilakuakan oleh Hotel Golden Tulip

Golden Tulip Essential Tangerang? Essential Tangerang.

2. Seberapa efektif penerapan CHSE Manfaat Penelitian

(Cleanliness, Health, Safety, dan Penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat,

Environmental Sustainability) yang telah adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

dilakukan oleh Hotel Golden Tulip Essential adalah:

Tangerang? 1. Secara Akademis

3. Bagaimana strategi penerapan CHSE Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(Cleanliness, Health, Safety, dan manfaat akademik sehingga dapat dijadikan referensi

Environmental Sustainability) yang harus dikemudian hari bagi penelitian sejenis yang terkait

dilakuakan oleh Hotel Golden Tulip dengan kesehatan dan keselamatan kerja pada

Essential Tangerang? aktivitas wisata.

Tujuan Penelitian 2. Secara Praktis

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan Penelitian ini diharapkan dapat sebagai wadah

dari penelitian ini adalah: masukan terhadap pihak-pihak yang terkait, sebagai

1. Mengetahui penerapan CHSE (Cleanliness, evaluasi dalam meningkatkan protokol kesehatan dan

Health, Safety, dan Environmental keselamatan kerja (K3), serta inovasi untuk membuat

Sustainability) yang dilakukan oleh Hotel kualitas pariwisata Indonesia lebih baik lagi.

Golden Tulip Essential Tangerang. TINJAUAN PUSTAKA

2. Mengetahui seberapa efektif penerapan


Tinjauan Empiris
CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan
Tinjauan Empiris merupakan penelitian
Environmental Sustainability) yang telah
terdahulu yang dijadikan acuan bagi peneliti. Peneliti
dilakukan oleh Hotel Golden Tulip
menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi
Essential Tangerang.
untuk mengkaji permasalahan yang diangkat peneliti
3. Mengetahui strategi penerapan CHSE
dalam judul “Analisis Efektivitas Penerapan CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, dan
(Cleanlines, Health, Safety and Environtmental
Environmental Sustainability) yang harus
Sustainability) Sebagai Tatanan Pariwisata New

Normal Di Indonesia (Studi Pada Hotel Golden Tulip


Essential Tangerang.). Berikut adalah beberapa kajian dibagikan melalui via google form dan mendapatkan

yang berkaitan: 130 responden.

Sari (2016) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

Penelitian dilakukan oleh Sari (2016) 95,4% responden berpendapat perlunya menerapkan

berjudul “Penerapan Kesehatan dan Keselamatan protokol kesehatan dan etika saat batuk dan bersin di

Kerja (K3) Bagi Pengunjung di Taman Segara Madu” masa pandemi dan 87,7% responden telah mengetahui

bertujuan untuk mengetahui penerapan Kesehatan dan jenis-jenis protokol kesehatan. Namun, sebagian besar

Keselamatan Kerja (K3) bagi pengunjung Taman masyarakat belum menerapkan protokol kesehatan

Segara Madu. Penelitian ini menggunakan data dengan baik. Data menunjukkan bahwa sebanyak

deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari data 52,3% responden masih kurang dalam hal kesadaran

primer dan data sekunder. Data primer dilakukan mencuci tangan sebelum makan dan 56,9% responden

dengan wawancara mendalam dengan pengelola tidak membawa hand-sanitizer saat bepergian ke luar

Taman Segara Madu dan untuk data sekunder rumah.

menggunakan dokumen-dokumen terkait. Teknik Bascha, et al (2020)

pengumpulan data didapat dari hasil observasi, Penelitian dilakukan oleh Bascha, et al

wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. (2020) dengan judul “Dampak Pandemi COVID-19

Pinasti (2020) Terhadap Minat Masyarakat Dalam Berwisata dan

Penelitian dilakukan oleh Pinasti (2020) Sosialisasi Penerapan Protokol New Normal Saat

dengan judul “Analisis Dampak Pandemi Corona Berwisata”. Hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa

Virus Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam sebagian besar masyarakat masih memilih untuk tetap

Penerapan Protokol Kesehatan” bertujuan untuk berada di rumah dan tidak melakukan perjalanan

mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran wisata. Namun, sebagian masyarakat sudah ingin

masyarakat dalam hal penerapan protokol kesehatan melakukan kegiatan wisata kembali sehingga

serta menganalisis perubahan pola hidup yang terjadi sosialisasi penerapan protokol kesehatan harus

selama pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan. Kegiatan sosialisasi online melalui Zoom

menggunakan metode cross-sectional dan observasi. dipilih agar masyarakat bisa mengikuti sosialisasi

Data diambil menggunakan metode kuesioner yang tanpa harus melakukan kontak fisik dengan orang lain.

Dan pada akhir sosialisasi, peserta seminar sudah


sadar dan paham mengenai pentingnya protokol yang kerap tidak stabil, sehingga dibutuhkannya

kesehatan di era New Normal. Sebagian besar instruksi dan penanganan kesehatan dan keselamatan

partisipan juga merasa cukup nyaman dan merasa kerja yang ketat pada pihak karyawan maupun

aman untuk berwisata di era New Normal meskipun wisatawan.

masih terdapat pula partisipan yang tetap memilih Simon dan Sukana (2018)

untuk tidak melakukan kegiatan wisata. Penelitian ini berjudul “Penerapan

Priesca dan Sastrawan (2019) Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Aktivitas

Penelitian ini berjudul “Implementasi Wisata Berenang Bersama Ikan Hiu (Swim with Shark)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Atraksi di Pulau Serangan, Denpasar Selatan”. Tujuan dari

Wisata Paralayang di Desa Kutuh, Kabupaten penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui aktivitas

Badung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk yang dilakukan wisatawan serta sejauh mana

mengetahui apakah pihak penyedia wisata paralayang penerapan prosedur 11 keselamatan dan kesehatan

Desa Kutuh sudah menerapkan konsep K3 yang kerja yang sesuai pada aktivitas wisata berenang

berlaku atau belum menerapkan ketentuan tersebut bersama ikan hiu (swim with shark) di Pulau Serangan.

secara menyeluruh. Metode yang digunakan dalam Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan

penelitian ini yaitu kualitatif dengan teknik sumber data berupa data primer dan data sekunder

pengumpulan data dengan wawancara penyedia wisata melalui observasi, wawancara, dan penelitian

paralayang dan instruktur paralayang dan wisatawan. kepustakaan dan dibantu dengan teknik analisis data

Teknik analisis data adalah analisis deskriptif deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan aktivitas wisata berenang bersama ikan hiu (swim with

wawancara penyedia wisata paralayang, instruktur shark) di Pulau Serangan merupakan jenis wisata

paralayang dan wisatawan. Kemudian teknik analisis ekstrim yang cukup aman dilakukan.

data yang digunakan adalah analisis deskriptif Tinjauan Teoritis

kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk Pariwisata

menjelaskan bahwa aktivitas paralayang yang Pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa

dilakukan oleh Desa Kutuh memiliki tingkat sanskerta yang terdiri dari atas dua kata yaitu pari dan

kecelakaan yang rendah, namun kecelakaan masih wisata. Pari yang berarti “banyak” atau “berkeliling”,

kerap terjadi akibat perubahan arah angin dan cuaca sedangkan wisata memiliki makna “pergi” atau
“bepergian”. Pariwisata adalah suatu perpindahan membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan

sementara ke suatu tempat yang dilakukan manusia bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau,

untuk tujuan kunjuangan selain alasan untuk mencari penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan

nafkah. meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di

Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Devi Munisari wilayah rawan.

2018:10) pariwisata merupakan aktivitas manusia Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007, mengatakan

yang dikerjakan secara sadar, yang mendapat bahwa pengertian mitigasi dapat didefinisikan sebagai

pelayanan secara bergantian di antara orang-orang di mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi

dalam suatu negara itu sendiri atau pun di luar negeri risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik

untuk mendapatkan kepuasan yang bernaneka ragam maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

dan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. menghadapai ancaman bencana.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Salah satu bentuk bencana non alam yang terjadi

Menurut Mangkunegara (2003:161) keselamatan dan disekitar masyarakat sekarang adalah Pandemi Covid-

kesehatan kerja adalah kondisi yang aman atau 19. Saat ini wabah Pandemi Covid-19 ini telah banyak

selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di merubah cara masyarakat berinteraksi dan

tempat kerja. Menurut Undang-Undang keselamatan berkomunikasi satu dengan lainnya hal ini yang

kerja dalam dokumen Binwasnaker Kemenakertrans membuat pemerintah pusat sampai daerah juga

RI No. 1 tahun 1970 secara etimologi mengatakakan berusaha untuk melakukan serangkaian proses atau

bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah cara yang tepat untuk memberikan pemahaman atau

memberikan upaya perlindungan agar tenaga kerja dan mengedukasi kepada masyarakat agar selalu

orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan mematuhi protokol kesehatan yang di sarankan oleh

selamat, sehat dan sumber produksi dapat dipakai atau pemerintah dalam hal ini sebagai bagian atau guna

dioperasikan secara aman dan efisien. pencegahan penyebaran bencana non alam atau wabah

Mitigasi Bencana virus pandemi covid-19 yang marak sampai dengan

Mitigasi merupakan tahap awal penanggulangan saat ini.

bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil Protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety and

dampak bencana. Mitigasi adalah kegiatan sebelum Environmental Sustainability)

bencana terjadi. Contoh kegiatannya antara lain


Protokol CHSE adalah kebijakan Kementerian ditujukan bagi pengusaha dan/atau pengelola serta

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai panduan bagi karyawan dalam memenuhi kebutuhan tamu akan

para pengusaha dan/atau pengelola, pemandu wisata produk dan pelayanan pariwisata yang bersih, sehat,

lokal, serta karyawan daya tarik wisata dalam adaptasi aman, dan ramah lingkungan pada masa pandemi

kebiasaan baru berupa pedoman kepada usaha Covid-19 ini.

pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata METODE PENELITIAN

lainnya untuk menerapkan jaminan kepada wisatawan Jenis Penelitian

terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Dalam menyelesaikan suatu masalah diperlukan

Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan. metode yang tepat untuk memecahkannya.

Menurut Sofiani, dkk (2021:23) sertifikasi CHSE Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang

(Cleanliness, Health, Safety and Environmental digunakan untuk mendekati masalah dan mencari

Sustainability) diyakini bisa menjadi penjamin soal jawaban (Mulyana, 2013). Lebih lanjut Mulyana

kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian (2013) menyatakan metodologi dipengaruhi atau

lingkungan bagi industri pariwisata. Sertifikasi CHSE berdasarkan perspektif teoritis yang digunakan untuk

berfungsi sebagai jaminan kepada wisatawan dan melakukan penelitian, sementara perspektif

masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang merupakan suatu kerangka penjelasan atau interpretasi

diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, yang memungkinkan peneliti memahami data dan

kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan

Panduan Pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and situasi lain.

Environmental Sustainability (CHSE) atau yang Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis

selanjutnya disebut Panduan Pelaksanaan Kebersihan, penelitian yaitu deskriptif (descriptive research) dan

Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan eksplanatori (explanatory research). Menurut Djamal

di Hotel merupakan panduan operasional dari (2015:17) penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor menggunakan data yaitu berupa kata-kata, gambar dan

HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol bukan dalam angka dalam menguraikan data yang

Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas diperoleh. Menurut Munawaroh (2012:17) pendekatan

Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Panduan ini suatu situasi tertentu, lebih banyak meneliti hal-hal
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Maka dengan pemahaman mengenai jenis dan

Jenis penelitian eksplanatori (explanatory research) pendekatan penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa

dipakai untuk menjelaskan faktor-faktor yang penelitian deskriptif dan eksplanatori dengan

menghambat dan mendukung tingkat efektivitas pendekatan kualitatif adalah metode yang sesuai

penerapan CHSE di Hotel Golden Tulip Essential dengan topik penelitian. Pendekatan kualitatif dapat

Tangerang. Jenis penelitian eksplanatori seperti melibatkan peneliti untuk berinteraksi langsung

dijelaskan Sanapiah Faisal (2005), yakni tidak cukup dengan objek yang diteliti, fenomena yang terjadi, dan

dengan hanya menggambarkan apa adanya data, tapi perspektif dari informan penelitian di Hotel Golden

juga menjelaskannya dan melihat korelasinya dengan Tulip Essential Tangerang.

variabel-variabel lain. Keabsahan Data

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam

pendekatan kualitatif merupakan suatu metode yang penelitian kualitatif untuk memeriksa dan menetapkan

menggambarkan kejadian-kejadian baik secara tertulis validitas dengan menganalisa dari berbagai perspektif.

maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang Validitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada

diamati pada saat penelitian yang kemudian dianalisis apakah temuan penelitian secara akurat mencerminkan

dan diinterpretasikan. Peneliti memilih pendekatan situasi dan didukung oleh bukti.

kualitatif, teknik pengambilan sampel sumber dan data Norman K. Denkin dikutip oleh Mudjia Rahardjo

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik (2012) mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan

pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk

(gabungan) analisis data bersifat induktif atau mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut

kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya,

menekankan pada makna daripada generalisasi triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi

(Sugiyono, 2013:9). Penelitian ini menggunakan cara metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian

observasi langsung di lapangan untuk menjawab dilakukan dengan kelompok), (3) triangulasi sumber

rumusan masalah yang telah dibuat, selain itu data, dan (4) triangulasi teori.

pemilihan pendekatan ini bertujuan untuk 1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara

mendapatkan data yang lebih kaya makna daripada membandingkan informasi atau data dengan

sekedar data yang berbentuk angka. cara yang berbeda. Dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode observasi, peneliti bisa menggunakan

wawancara, obervasi, dan survei. Untuk observasi terlibat (participant obervation),

memperoleh kebenaran informasi yang dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah,

handal dan gambaran yang utuh mengenai catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan

informasi tertentu, peneliti bisa gambar atau foto. Masing-masing cara itu

menggunakan metode wawancara dan akan menghasilkan bukti atau data yang

obervasi atau pengamatan untuk mengecek berbeda, yang selanjutnya akan memberikan

kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa pandangan (insights) yang berbeda pula

menggunakan informan yang berbeda untuk mengenai fenomena yang diteliti.

mengecek kebenaran informasi tersebut. 4. Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian

Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau kualitatif berupa sebuah rumusan informasi

informasi yang diperoleh dari subjek atau atau thesis statement. Informasi tersebut

informan penelitian diragukan kebenarannya. selanjutnya dibandingkan dengan perspektif

2. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan teori yang televan untuk menghindari bias

cara menggunakan lebih dari satu orang individual peneliti atas temuan atau

dalam pengumpulan dan analisis data. kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu,

Teknik ini untuk memperkaya khasanah triangulasi teori dapat meningkatkan

pengetahuan mengenai informasi yang digali kedalaman pemahaman asalkan peneliti

dari subjek penelitian. Namun orang yang mampu menggali pengetahuan teoretik

diajak menggali data itu harus yang telah secara mendalam atas hasil analisis data yang

memiliki pengalaman penelitian dan bebas telah diperoleh.

dari konflik kepentingan agar tidak justru Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu

merugikan peneliti dan melahirkan bias baru triangulasi sumber data, triangulasi metode dan

dari triangulasi. triangulasi teori. Sampai data lengkap kemudian

3. Triangulasi sumber data adalah menggali divalidasi dari berbagai sumber sehingga dapat

kebenaran informasi tertentu melalui menjadi dasar untuk penarikan kesimpulan.

berbagai metode dan sumber perolehan data. 1. Triangulasi Sumber Data

Misalnya, selain melalui wawancara dan


Triangulasi sumber data dilakukan untuk menguji Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara memenuhi konstruk penarikan kesimpulan.

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan

sumber. dengan kegiatan di lapangan, sehingga peneliti bisa

melakukan pencatatan data secara lengkap. Dengan

demikian, diharapkan data yang dikumpulkan layak

untuk dimanfaatkan.

Strategi penerapan CHSE (Cleanliness, Health,


Safety, and Environmental Sustainability) yang
harus dilakukan oleh Hotel Golden Tulip Essential
Tangerang
Kejadian pandemi Covid-19 ini telah berdampak pada
tutupnya sekitar 1.642 hotel (data PHRI 5 April 2020)
yang berarti jika kita bandingkan dengan total jumlah
akomodasi dalam bentuk hotel menurut BPS 2019
maka dapat disimpulkan bahwa saat ini hotel yang
Gambar 3. 1 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan terdampak dan tutup adalah sekitar 49.54% artinya
pertanggal 5 April saja telah terjadi penutupan hotel di
Data Indonesia nyaris 50% dari total hotel yang beroperasi
sebelumnya. Ini menandakan pelaku usaha industri
Sumber: Sugiyono, 2013:242 perhotelan lebih memilih menutup usaha mereka
dibandingkan tetap buka karena beberapa hal.
2. Triangulasi Metode Terdapat beberapa alasan para pelaku usaha industry
perhotelan melakukan penutupan usaha hotel:
Triangulasi teknik ini untuk menguji kredibilitas data 1) Mendukung pemerintah dalam
mengkampanyekan tagar #dirumahaja
dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber dengan tujuan untuk merperkecil ruang gerak
dari Covid-19 dengan melakukan social
yang sama dengan teknik yang berbeda. distancing dan physical distancing.
2) Melindungi karyawan hotel dari terkena virus
Covid-19 yang disebabkan interkasi dengan
tamu hotel jika hotel tetap dibuka.
3) Melindungi image hotel, para pengusaha
memilih menghindari potensi ditemukannya
ODP pada hotelmereka yang berimbas
kepada image hotel mereka dimata publik.
4) Terjadi penurunan tingkat hunian secara
signifikan dalam kurun waktu seminggu dari
biasanya.
5) Terjadinya penurunan atas permintaan
Gambar 3. 2 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan penyediaan ruang pertemuan dan produksi
dan makanan dan minuman yang terjadi di
Data restoran hotel. Dalam hal ini para manajer
hotel menyebitnya dengan istilah Gross
Sumber: Sugiyono, 2013:242 Operating Loss (GOL) yang mengakibatkan
kondis keuangan hotel terganggu dan negatif.
3. Triangulasi Teori Namun masih terdapat beberapa alasan hotel tetap
dapat beroperasi ditengah pandemi Covid-19 ini,
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Hotel tidak dalam lokasi yang rawan Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi dan
penyebaran Covid-19. Contoh di sampit wawancara yang dilakukan pada narasumber, peneliti
Kalimantan, hotel tetap beroperasi seperti memperoleh data bahwa kekuatan (strength) yang
biasa, karena berada jauh dari keramaian. dimiliki oleh Hotel Golden Tulip Essential Tangerang
Jumlah penerbanganpun terbatas. adalah memiliki kelengkapan fasilitas, produk dan jasa
2) Hotel ditetapkan sebagai tempat tinggal para yang lumayan lengkap, tarif harga yang ditawarkan
tenaga medis dari rumah sakit yang ditunjuk lebih rendah dibanding dengan hotel lain, lokasi hotel
pemerintah sebagai pusat kesehatan dalam mudah di akses/dijangkau oleh konsumen, memiliki
menghadapi covid-19. Akomodasi ini bagi program promosi produk jasa yang ditawarkan, sikap
para dokter dan tenaga medis lainnya karyawan yang ramah dalam melayani konsumen,
disediakan mengingat faktor jarak dengan menerapkan proses mudah dalam pelayanan reservasi,
tempat tinggal mereka serta mejaga agar memiliki suasana dan dekorasi yang nyaman, dan
tidak terjadi penyebaran saat mereka memiliki fasilitas lengkap dalam penanggulangan
berinteraksi setelah pulang dari rumah sakit. bencana.
3) Hotel ditunjuk sebagai pusat informasi terkait Kelemahan (weakness) yang dimiliki adalah fasilitas,
penanganan Covid-19 produk dan jasa hotel belum sepenuhnya lengkap,
4) Restoran hotel dijadikan tempat untuk belum ada tarif harga khusus bagi konsumen yang
catering dari rumah sakit atau penjualan mempunyai kondisi khusus, lokasi hotel cukup jauh
makanan online untuk daerah sekitar. dari obyek wisata, penerapan program promosi hotel
Hal-hal yang harus diperhatikan saat hotel tetap buka belum maksimal, pelayanan karyawan hotel dalam
yang harus dilakukan pengusaha hotel: melayani belum maksimal, lamban dalam melayani
1) Mengeluarkan Standard Operational konsumen yang komplain, dekorasi kamar masih
Procedure (SOP) terkait langkah awal monoton, dan fasilitas penanggulangan bencana
pencegahan seperti pengecekan suhu tubuh, belum lengkap.
rapid test Covid-19, penyediaan hand Peluang (opportunities) yang dimiliki adalah
sanitizer, penggunaan masker, menerapkan menerima konsumen yang pembayarannya dengan
physical distancing. menggunakan mata uang asing, kebijakan pemerintah
2) Memberikan suplemen dan vitamin kepada daerah mendukung operasional hotel, dukungan dari
karyawan serta melakukan penegecekan sikap masyarakat sekitar hotel, menerapkan sanksi
kesehatan ritin untuk karyawan yang tetap sesuai peraturan yang telah ditetapkan, menggunakan
masuk bekerja. teknologi yang mendukung dalam memperkenalkan
3) Pembersihan seluruh ruangan hotel dengan produk hotel, dan penawaran yang menarik dari hotel.
cairan desinfektan dan menggunakan APD. Ancaman (threat) yang dimiliki adalah beberapa mata
4) Menyediakan ruang isolasi khusus jika uang asing tidak diterima oleh hotel, kebijakan
didapati terdapat tamu yang terindikasi awal pemerintah daerah belum sepenuhnya mendukng
dengan gejala Covid-19. operasional, kebiasaan masyarakat sekitar dapat
5) Memberlakukan jam masuk dan keluar hotel menghalangi kemajuan hotel, sanksi hotel masih
6) Tidak membanrkan menerima tamu di lobby memberikan toleransi kepada konsumen yang
hotel melakukan pelanggaran ringan, teknologi hotel masih
7) Meniadakan kursi dan meja makan di belum mampu sepenuhnya untuk ikut bersaing
restoran dipasaran, dan penawaran hotel belum mampu
8) Pelayanan room service tetap berjalan bersaing dengan hotel lain.
dengan menggunakan APD lengkap. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada
IV.3.3.1 Analisis SWOT Hotel Golden Tulip Essential Tangerang , data yang
Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai diperoleh dimasukkan dan diolah ke dalam bentuk
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi tabel analisis faktor strategis internal/IFAS dan
Hotel Golden Tulip Essential Tangerang. Rangkuti analisis faktor strategis eksternal/EFAS untuk
(2008:18) mendefinisikan analisis SWOT adalah memperoleh total skor pada masing-masing faktor,
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini peluang (opportunities), dan ancaman (threat).
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Tabel 4. 1 Penentuan Bobot Faktor-Faktor
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), Kekuatan dan Kelemahan
namun secara bersamaan dapat meminimalkan Faktor- Faktor Strategi Internal Skala Konstanta
kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) dari prioritas (K)
lingkungan eksternal. (SP)
Kekuatan (Strength)
Memiliki kelengkapan fasilitas, produk 3 4 rendah 12
dibanding 0,07
dan jasa yang lumayan lengkap dengan hotel lain
Tarif harga yang ditawarkan lebih rendah 3 4 Lokasi hotel
12mudah di 0,070,10 4 0,4
dibanding dengan hotel lain akses/dijangkau oleh
Lokasi hotel mudah di akses/dijangkau 4 4 konsumen 16 0,10
oleh konsumen Memiliki program 0,07 3 0,2
Memiliki program promosi produk jasa 3 4 promosi produk
12 jasa 0,07
yang ditawarkan yang ditawarkan
Sikap karyawan yang ramah dalam 4 4 Sikap karyawan
16 yang 0,10
0,10 4 0,4
melayani konsumen ramah dalam
Menerapkan proses mudah dalam 3 4 melayani konsumen
12 0,07
pelayanan reservasi Menerapkan proses 0,07 3 0,2
Memiliki suasana dan dekorasi yang 3 4 mudah 12 dalam 0,07
nyaman pelayanan reservasi
Memiliki fasilitas lengkap dalam 3 4 Memiliki suasana
12 dan 0,07
0,07 3 0,2
penanggulangan bencana dekorasi yang nyaman
Memiliki fasilitas 0,07 3 0,2
TOTAL lengkap 104 dalam 0,62
Kelemahan (Weakness) penanggulangan
Fasilitas, produk dan jasa yang belum 2 4 bencana 8 0,05
lengkap TOTAL 0,62 26 2
Belum ada tarif harga yang ditawarkan 2 4 Kelemahan8(Weakness)0,05
lebih rendah dibanding dengan hotel lain
Lokasi hotel cukup jauh di 3 4 Fasilitas, produk
12 dan 0,07
0,05 2 0,1
akses/dijangkau oleh konsumen jasa yang belum
Program promosi produk jasa yang 2 4 lengkap 8 0,05
ditawarkan belum maksimal Belum ada tarif harga 0,05 2 0,1
Karyawan yang melayani konsumen 2 4 yang ditawarkan
8 lebih 0,05
belum maksimal rendah dibanding
Lamban dalam melayani konsumen yang 2 4 dengan hotel8 lain 0,05
complaint Lokasi hotel cukup 0,07 3 0,2
Dekorasi kamar masih monoton 2 4 jauh 8 di 0,05
Fasilitas penanguunalangan bencana 2 4 akses/dijangkau
8 oleh 0,05
belum lengkap konsumen
Program promosi 0,05 2 0,1
TOTAL produk jasa 68 yang 0,42
Sumber: Olahan Peneliti, 2021 ditawarkan belum
Berdasarkan Tabel 4.8, penentuan bobot faktor-faktor maksimal
kekuatan dan kelemahan pada tabel diatas maka dapat Karyawan yang 0,05 2 0,1
dibuat faktor-faktor strategi yang hasilnya ditunjukkan melayani konsumen
pada Tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor- belum maksimal
faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Lamban dalam 0,05 2 0,1
Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) melayani konsumen
perusahaan. yang complaint
Tabel 4. 2 IFAS (Internal Factor Analysis Dekorasi kamar masih 0,05 2 0,1
Summary) monoton
Faktor-faktor Bobot Rating Skor Fasilitas 0,05 2 0,1
Strategi Internal penanguunalangan
Kekuatan (Strength) bencana belum
Memiliki 0,07 3 0,2 lengkap
kelengkapan fasilitas, TOTAL 0.42 17 0,9
produk dan jasa yang Sumber: Olahan Peneliti, 2021
lumayan lengkap
Tarif harga yang 0,07 3 0,2 Tabel 4. 3 Penentuan Bobot Faktor-Faktor Peluang
ditawarkan lebih dan Ancaman
Faktor- Skala Konsta SP x K Bo Kebiasaan 2 4 8 0,0
faktor prior nta (K) bot masyarakat 6
Strategi itas sekitar dapat
Eksternal (SP) menghalangi
Peluang (Opportunities) kemajuan
Menerima 2 4 8 0,0 hotel
konsumen 6 Sanksi hotel 2 4 8 0,0
yang masih 6
pembayarann memberikan
ya dengan toleransi
menggunakan kepada
mata uang konsumen
asing yang
Kebijakan 3 4 12 0,1 melakukan
pemerintah 0 pelanggaran
daerah ringan
mendukung Teknologi 2 4 8 0,0
operasional yang dimiliki 6
hotel hotel masih
Dukungan 3 4 12 0,1 belum
dari sikap 0 mampu
masyarakat sepenuhnya
sekitar hotel untuk ikut
Menerapkan 2 4 8 0,0 bersaing di
sanksi sesuai 6 pasaran
dengan Penawaran 2 4 8 0,0
peraturan hotel belum 6
yang mampu
ditetapkan bersaing
Memiliki 3 4 12 0,1 dengan hotel
teknologi 0 lain
mendukung TOTAL 48 0,3
dalam 6
memperkenal Sumber: OLahan Peneliti, 2021
kan produk Berdasarkan Tabel 4.10 penentuan bobot faktor-faktor
hotel peluang dan ancaman pada tabel diatas maka dapat
Promo dan 3 4 12 0,1 dibuat faktor-faktor strategi yang hasilnya ditunjukkan
penawaran 0 pada Tabel EFAS disusun untuk merumuskan faktor-
yang menarik faktor strategis eksternal tersebut dalam kerangka
TOTAL 64 0,5 peluang dan ancaman.
2 Tabel 4. 4 EFAS (Eksternal Factor Analysis
Ancaman (Threat) Summary)
Ada beberapa 2 4 8 0,0 Faktor-faktor Bobot Rating Skor
mata uang 6 Strategi Eksternal
asing tidak Peluang (Opportunities)
diterima oleh Menerima konsumen 0,06 2 0,1
hotel yang pembayarannya
Kebijakan 2 4 8 0,0 dengan menggunakan
pemerintah 6 mata uang asing
daerah belum Kebijakan 0,10 3 0,3
sepenuhnya pemerintah daerah
mendukung mendukung
operasional operasional hotel
hotel
Dukungan dari sikap 0,10 3 0,3 Sumbu Y = (skor Opportunities – skor Threat)
masyarakat sekitar :2
hotel = (1,4 – 0,6) : 2
Menerapkan sanksi 0,06 2 0,1 = 0,8 : 2
sesuai dengan = 0,4
peraturan yang Berdasarkan hasil perhitungan, faktor internal
ditetapkan kekuatan yang dimiliki Hotel Golden Tulip Essential
Memiliki teknologi 0,10 3 0,3 Tangerang lebih besar dari faktor kelemahannya yaitu
mendukung dalam sebesar 0,55 dan untuk faktor eksternal peluang juga
memperkenalkan lebih besar dari faktor eksternal ancamannya yaitu
produk hotel sebesar 0,4. Dari perhitungan tersebut dapat
Promo dan 0,10 3 0,3 ditentukan posisi Hotel Golden Tulip Essential
penawaran yang Tangerang sehingga diperoleh formulasi strategi
menarik pemasaran yang sesuai, seperti Gambar 4.10 berikut
TOTAL 0,52 16 1,4 ini:
Ancaman (Threats)

Ada beberapa mata 0,06 2 0,1


uang asing tidak
diterima oleh hotel
Kebijakan 0,06 2 O,1
pemerintah daerah
belum sepenuhnya
mendukung
operasional hotel
Kebiasaan 0,06 2 0,1
masyarakat sekitar
dapat menghalangi
kemajuan hotel
Sanksi hotel masih 0,06 2 0,1 Gambar 4. 1 Diagram Cartesius Hotel Golden Tulip
memberikan toleransi Essential Tangerang
kepada konsumen Sumber: Olahan Peneliti, 2021
yang melakukan Setelah diketahui titik pertemuan sumbu X dan sumbu
pelanggaran ringan Y, maka Hotel Golden Tulip Essential Tangerang
Teknologi yang 0,06 2 0,1 terletak pada kuadran I. Pada posisi ini merupakan
dimiliki hotel masih situasi yang sangat menguntungkan perusahaan karena
belum mampu perusahaan memiliki kekuatan dan peluang yang besar
sepenuhnya untuk sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang
ikut bersaing di yang ada. Strategi yang diterapkan pada kondisi ini
pasaran adalah mendukung kebijaksanaan pertumbuhan yang
Penawaran hotel 0,06 2 0,01 agresif (Growth Oriented Strategy)
belum mampu Dari hasil analisis pada Gambar 4.10 nampak bahwa
bersaing dengan hotel posisi Hotel Golden Tulip Essential Tangerang
lain terletak pada sel I (satu) yang menunjukkan bahwa
TOTAL 0,36 12 0,6 Hotel Golden Tulip Essential Tangerang menghadapi
Sumber: Olahan Peneliti, 2021 beberapa peluang dan mempunyai berbagai kekuatan
Perhitungan koordinat dari IFAS (Internal Factor yang mendorong untuk mendapatkan peluang-peluang
Analysis Summary) yaitu: untuk mencapai pertumbuhan baik dalam penjualan,
Sumbu X = (skor Strength – skor Weakness) : asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini
2 dapat di capai dengan cara menurunkan harga,
= (2 – 0,9) : 2 mengembangkan produk baru, menambah kualitas
= 1,1 : 2 produk dan jasa.
= 0,55
Perhitungan koordinat dari EFAS (Eksternal Factor PENUTUP
Analysis Summary) yaitu: Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Analisis sakit terdekat apabila terjadi kecelakaan skala besar,
Efektivitas Penerapan CHSE (Cleanliness, Health, dan memiliki jalur evakuasi yang aman.
Safety and Environtmental Sustainability) Sebagai Dari hasil identifikasi faktor strategi internal dan
Tatanan Pariwisata New Normal di Indonesia (Studi faktor strategi eksternal maka diketahui posisi dan
pada Hotel Golden Tulip Essential Tangerang)” yang profil lingkungan internal dan eksternal, Hotel Golden
dikaji di lapangan dan pembahasan terhadap fokus Tulip Essential Tangerang memiliki posisi kompetitif
penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai pasar yang kuat dalam industri yang atraktif di masa
berikut: pandemi ini. Hal ini menunjukkan Hotel Golden Tulip
Terdapat tiga pilar dalam penerapan protokol CHSE di Essential Tangerang harus tetap melakukan upaya-
Hotel Golden Tulip Essential Tangerang yaitu aspek upaya meningkatkan kualitas produk, fasilitas sarana
sumber daya manusia, aspek sarana dan prasaran, dan dan prasarana, pelayanan dan distribusi produk. Selain
aspek penerapan prosedur CHSE di lingkungan Hotel itu, Hotel Golden Tulip Essential Tangerang didukung
Golden Tulip Essential Tangerang. Aktivitas di oleh kekuatan internal yang cukup baik, seperti
lingkungan Hotel Golden Tulip Essential Tangerang memiliki sertifikat CHSE, berlokasi sangat strategis,
menerapkan prosedur pencegahan dan kualitas produk yang baik, dan pelayanan yang ramah
penanggulangan dalam kecelakaan dan bencana. dan sopan, dukungan sumber daya yang profesional,
Terutama pada era pandemi saat ini hotel harus dan dukungan manajemen yang baik dibawah
memperketat penerapan protokol dan SOP CHSE pengelolaan Hotel Golden Tulip Essential Tangerang.
yang berlaku. Terdapat empat alternatif strategi yang dapat
Manajemen Hotel Golden Tulip Essential Tangerang diterapkan Hotel Golden Tulip Essential Tangerang
membuat strategi dalam mengefektifkan penerapan sehubungan dengan perkembangan bisnis dan
protokol CHSE dengan menggunakan 5P perubahan kondisi pasar yang terjadi berdasarkan
(Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Dari
Pengawasan, dan Pengevaluasian) yang dibuat untuk empat strategi tersebut (SO, WO, ST, WT) digunakan
sumber daya manusia internal yaitu semua para untuk diterapkan dalam pengembangan strategi yang
pegawai dan bagi seluruh pengunjung yang datang di dapat disarankan pada manajemen Hotel Golden Tulip
Hotel Golden Tulip Essential Tangerang. Yang Essential Tangerang.
kemudian dapat diketahui tingkat keefektifannya Saran
melalui pelayanan yang diberikan serta hasil dari Berdasarkan hasil penelitian dan fenomena yang
rating yang diberikan oleh pengunjung hotel. ditemukan di lapangan, adapun saran dari peneliti
Tingkat kebersihan hotel merupakan hal yang sangat terkait Efektivitas Penerapan CHSE (Cleanliness,
wajib di perhatikan mengingat di masa pandemi ini Health, Safety and Environtmental Sustainability) di
kebersihan merupakan konsen utama bagi semua Hotel Golden Tulip Essential Tangerang sebagai
sektor. Tamu akan memilih hotel mulai dari berikut:
kebersihan area dan fasilitasnya. Dengan kebersihan 1. Saran Teoritis
yang terjaga maka akan memberikan dampak yang a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
baik terhadap penilaian tamu terhadap hotel tersebut. terkait strategi kesehatan dan
Dengan adanya sertifikasi CHSE diharapkan industri keselamatan kerja di bidang pariwisata,
perhotelan lebih baik dalam penanganan Hygiene dan karena penelitian ini hanya membahas
Sanitasi serta penerapan protokol kesehatan guna Analisis Efektivitas Penerapan CHSE
pencegahan dampak Covid-19. (Cleanliness, Health, Safety and
Pengendalian yang dilakukan Hotel Golden Tulip Environtmental Sustainability) Sebagai
Essential Tangerang untuk mengantisipasi kecelakaan Tatanan Pariwisata New Normal di
yang mungkin dapat terjadi adalah dengan melalukan Indonesia. Sehingga pada penelitian
upaya pencegahan dan penanggulangan. Upaya selanjutnya dapat memilih strategi yang
pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan harus dilakukan untuk meningkatkan
Hotel Golden Tulip Essential Tangerang terbilang kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
cukup baik. Pencegahan yang dilakukan seperti bidang pariwisata.
melakukan riset mengenai pentignya penerapan b. Hasil dari penelitian ini ditemukann
protokol CHSE di masa pandemi saat ini, mempunyai bahwa terdapat faktor manusia yang
pegawai yang profesional, fasilitas sarana dan dapat menyebabkan kecelakaan seperti
prasarana yang cukup lengkap, dan SOP yang jelas. sikap, fisik, mental, pengetahuan, dan
Sedangkan penanggulangan yang dilakukan adalah keterampilan sehingga diharapkan
melakukan P3K apabila terjadi kecelakaan minor, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
bekerja sama dengan puskesmas terdekat dan rumah pembuatan SOP pada aktivitas di
lingkungan Hotel Golden Tulip Essential Arnina P., dkk. (2016). Langkah-Langkah Efektif
Tangerang. Menyusun SOP. Depok: Huta Publisher.
2. Saran Praktis Djamal, M. (2015). Paradigma Penelitian Kualitatif
a. Pihak penyedia usaha jasa pariwisata Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
diharapkan mengikuti dan menerapkan Gromang, F. (2002). Tuntutan Keselamatan dan
standar operasional berdasarkan Keputusan Keamanan Wistawan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Menteri Kesehatan Nomor Handbook Kemenparekraf: Panduan Pelaksanaan
HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan kelestarian
Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Lingkungan di Hotel. Edisi Juli 2020. Jakarta:
Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Komala, D. O. R., Sunarya, Tunus, M., Zakiyah,
Disease 2019 (Covid-19). Panggabean, A. U., Effyandono, D. P. J., … Rahardjo,
b. Pihak penyedia usaha jasa pariwisata S. (2014). Pengantar Standarisasi (Edisi Kedua).
diharapkan mengikuti dan menerapkan Jakarta: Badan Standardsasi Nasional.
standar operasional prosedur (SOP) CHSE Kotler, Philip. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi
(Cleanliness, Health, Safety and tiga belas Bahasa Indonesia.Jilid 1 dan 2. Jakarta :
Environtmental Sustainability) yang telah Erlangga.
ditentukan oleh Kementerian Pariwisata dan Kusmayadi, & Sugiarto, E. (2000). Metode Penelitian
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia
c. Pihak penyedia usaha jasa pariwisata lebih Pustaka Utama.
memaksimalkan dalam merawat peralatan Mangkunegara, A. P. (2003). Perencanaan dan
dan fasilitas, agar selalu dalam kondisi baik Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung:
dan nyaman untuk digunakan dan Refika Aditama.
berkelanjutan. Miles, B. M., & Huberman, A. M. (2014). Analisis
d. Pihak penyedia usaha jasa pariwisata Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
disarankan mampu bersikap tegas dalam Moloeng, L. J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif
mengambil keputusan agar wisatawan selalu (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
mematuhi protokol dan SOP yang berlaku. ------------------. (2014). Metode Penelitian Kualitatif
e. Pihak penyedia usaha jasa pariwisata (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
disarankan untuk inovatif dan peka terhadap Mulyana, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif:
kemajuan teknologi. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
f. Hotel Golden Tulip Essential Tangerang Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
untuk mempertahankan posisi kompetitif Munawaroh. (2012). Panduan Memahami Metodologi
pasar yang kuat, melihat semakin ketatnya Penelitian. Malang: Intimedia.
persaingan akibat pertumbuhan jumlah hotel Salami, I. R. S., dkk. (2016). Kesehatan dan
baik yang sudah beroperasi maupun yang Keselamatan Kerja: Lingkungan Kerja. Yogyakarta:
akan beroperasi di Tangerang, maka Hotel Gajah Mada University Press.
Golden Tulip Essential Tangerang harus Santoso, G. (2004). Manajemen Keselamatan dan
memperhatikan strategi produk dengan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka.
secara terus menerus meningkatkan kualitas Sayuti, A. J. (2013). Manajemen Kantor Praktis.
produk, fasilitas yang tersedia dan pelayanan Bandung: Alfabeta.
serta penawaran paket-paket khusus terutama Setiawan, G. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi
paket khusus yang inovatif dan dapat Pembangunan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
mengekspos hotel serta lingkungan sekitar Spillane, J. J. (1987). Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan
yang sangat indah di Tangerang, Banten. Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
dalam era internet Hotel Golden Tulip Essential Kualitatif, dan R&D (19 ed.). Bandung: Alfabeta.
Tangerang dapat memanfaatkan secara maksimal Suryadana, M. L., & Octavia, V. (2015). Pengantar
website-nya untuk berpromosi dan memberikan Pemasaran Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
informasi-informasi mengenai produk-produk dan Suwena, I. K., & Widyatmaja, I. G. N. (2017).
fasilitas-fasilitas yang dimiliki serta event-event yang Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Analisis
diselenggarakan. Pariwisata (Revisi). Bali: Pustaka Lasaran. Usman, B.
(2002). Media Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press.
DAFTAR PUSTAKA Valentin, Ranum Dara. 2016. “ Implementasi Sistem
BUKU: Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Hard Rock Hotel Bali ( Studi Kasus di Food and
Beverage Department ) ”. Tugas Akhir Fakultas Sendi, S. (2013). Analisis Pendapatan Dan Tingkat
Pariwisata Universitas Udayana. Kesejahteraan Rumah Tangga Petani, 53(9), 1689–
Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. 1699.
Yogyakarta: C.V Andi Offset. Sugihamretha, I. D. G. (2020). Respon Kebijakan:
Yoeti, O. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Mitigasi Dampak Wabah Covid-19 Pada Sektor
Bandung: Angkasa. Pariwisata. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The
Yuliana, Asnur, L., Adrian, A., & Azwar, H. (2018). Indonesian Journal of Development Planning, 4(2),
Hygiene Sanitasi dan Keselamatan & Kesehatan Kerja 191–206. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.113
di Bidang Pariwisata dan Operasional Hotel (Modul). Susilawati, S., Falefi, R., & Purwoko, A. (2020).
Jakarta: Kemenristekdikti. Impact of COVID-19’s Pandemic on the Economy of
JURNAL: Indonesia. Budapest International Research and
Fitriana, R., Simanjuntak, D., Dewanti, R., & Author, Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and
C. (2020). Pembekalan Materi CHSE (Cleanliness, Social Sciences, 3(2), 1147–1156.
Health, Safety and Environmental Sustainability) https://doi.org/10.33258/birci.v3i2.954
dalam Training of Trainers Akademisi Pendamping Tanzeh, A., & Arikunto, S. (2004). Metode Penelitian
Desa Wisata History Article. CARADDE: Jurnal Metode Penelitian. Metode Penelitian, 22–34.
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 138–145. Octariana, V., & Departement, T. (2021). Efektivitas
Retrieved from Penerapan CHSE ( Clean , Health , Safety &
https://journal.ilininstitute.com/index.php/caradde Environment ) Pada Hotel Katagori Bintang 3 ( Tiga
Hilmi, E., Hendarto, E., Riyanti, & Sahri, A. (2012). ) di Kota Depok. 3.
Analisis Potensi Bencana Abrasi dan Tsunami di Pratopo, P. (2021). ANALISIS KUALITAS
Pesisir Cilacap. Jurnal Penanggulangan Bencana, PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
3(1), 34–42. ( Persepsi Konsumen Hotel Golden Tulip Tangerang
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2020). ). 10. https://doi.org/10.34127/jrlab.v10i2.406
Panduan Pelaksanaan Kelestarian Lingkungan di Daya Banten, P. (2021). Perkembangan Pariwisata Banten
Tarik Wisata Panduan Pelaksanaan Kelestarian Agustus 2021. 50, 1–8.
Lingkungan di Daya Tarik Wisata, 2019. Nourlette, R. R., Hati, S. W., Administrasi, P.,
Labindao, I. G. J., Agung, A., Sri, P., Putu, N., Sari, Terapan, B., Batam, P. N., & Centre, B. (n.d.).
R., Studi, P., … Fax, T. (2019). Implementasi Sistem PENENTUAN STRATEGI DENGAN PENDEKATAN
Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di ANALISIS SWOT PADA HOTEL NONGSA POINT
Hard Rock Hotel Bali , Kuta Bali. Jurnal MARINA & RESORT.
Kepariwisataan Dan Hospitalititas, 3(1), 73–89. Syafi, F. (2008). Jurusan manajemen fakultas ekonomi
Maharani, A., & Mahalika, F. (2020). New Normal universitas islam negeri (uin) malang 2008.
Tourism Sebagai Pendukung Ketahanan Ekonomi Diayudha, L. (2020). INDUSTRI PERHOTELAN DI
Nasional Pada Masa Pandemi ( New Normal Tourism INDONESIA PADA MASA PANDEMI COVID-19 :
As a Support of National Economic Resistance in the ANALISIS DESKRIPTIF Indonesian Hospitality
Pandemic Period ). Jurnal Kajian LEMHANNAS RI, 8, Industry in the Covid-19 Pandemic : Descriptive
14. Retrieved from Analysis. 3(1).
http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/vie Octariana, V., & Departement, T. (2021). Efektivitas
w/87 Penerapan CHSE ( Clean , Health , Safety &
Mengelola, P., & Wisata, D. (2020). Abdimas Environment ) Pada Hotel Katagori Bintang 3 ( Tiga
Pariwisata, 1(1), 26–32. ) di Kota Depok. 3.
Niode, D. F., Rindengan, Y. D. Y., & Karouw, S. D. . COVID-19. (2020). March.
(2016). Geographical Information System (GIS) untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Menurut
Mitigasi Bencana Alam Banjir di Kota Manado. Bulan di Provinsi Banten. (n.d.).
Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer, 5(2), 14–20. Sentimen, S., & Hotel, P. (2020).
Rosihan, A., & Utomo, B. S. (2020). Mitigasi Bencana Supriadi, E. (2013). Pemanfaatan Situs Sejarah
Pandemi Covid-19 di Ogan Komering Ulu Covid-19 Jambansari Ciamis Sebagai Sumber Belajar Sejarah
Pandemic Disaster Mitigation in Ogan Komering Ulu. Lokal (Penelitian Naturalistic Inquiry Di SMP Negeri
5(2). 2 Ciamis). Repository.Upi.Edu, 2–5.
Saturday, Ade. 2012. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Spreng, Richard A., Scott B. Mackenzie, Richard W.
pada Hotel Misiliana di Kabupaten Toraja Utara. Olshavsky, 1996, “Reexamination of the Determinants
Skripsi. Makassar : Fakultas Ekonomi Universitas of Consumer Satisfaction”, Journal of Marketing,
Hasanuddin. Subroto, Budiarto. 2011. Pemasaran vol.60, pp 15-32.
Industri. Yogyakarta : ANDI Tjiptono, Fandy. 2014, Pemasaran Jasa – Prinsip,
Penerapan, dan Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta.
KEBIJAKAN: Tangerangkota.go.id. (2021). Profil Kota Tangerang.
Undang-Undang No. 10. (2009). “Tentang Diakses 12 Agustus 2021 dari
Kepariwisataan”. Diakses pada tanggal 29 Agustus https://www.tangerangkota.go.id/
2021 dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (2020). Jumlah
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/27864/U Penduduk Kota Tangerang Berdasarkan Data Dinas
U%20Nomor%2010% 20Tahun%202009.pdf. Kependudukan Dan Catatan Sipil (Jiwa) tahun 2018-
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2019. Diakses 12 Agustus 2021 dari
HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol https://tangerangkota.bps.go.id/indicator/12/177/1/ju
Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas mlah-penduduk-kota-tangerang-berdasarkan-data-
Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian dinas-kependudukan-dan-catatan-sipil.html
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Hotel Golden Tulip Essential Tangerang. (2021).
ARTIKEL dan WEBSITE: Profil-review-rating Hotel Golden Tulip
Badan Pusat Statistik. (2020). Perkembangan EssentialTangerang. Diakses tanggal 12 Agustus 2021
Pariwisata dan Transportasi Nasional Oktober 2020. dari https://essential-tangerang.goldentulip.com/id/
Berita Resmi Statistik, No. 92/12/(92), 1–16. Adv.kompas.id. (2020). Golden Tulip Essential
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (2019). Berita Tangerang Hotel “We Pass The Covid Studit By NSF
Resmi Statistik. Bps.Go.Id, (27), 1–8. Retrieved from International”. Diakses tanggal 12 Agustus 2021 dari
https://papua.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/336/ https://adv.kompas.id/baca/golden-tulip-essential-
indeks-pembangunan-manusia-provinsi-papua- tangerang-hotel-we-pass-the-covid-sudit-by-nsf-
tahun-2017.html international/
Banten, P. (2021). Perkembangan Pariwisata Banten Waspada.id. (2020). Penerapan Protokol Kesehatan
Agustus 2021. 50, 1–8. CHSE Di Hotel Dan Restoran Tingkatkan
Badan Pusat Statistik Provinsi D.I Yogyakarta. (2019). Kepercayaan Pelanggan. Diakses tanggal 13 Agustus
Berita Resmi Statistik. Bps.Go.Id, 27, 1–8. 2021 dari https://waspada.id/headlines/penerapan-
https://papua.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/336/ protokol-kesehatan-chse-di-hotel-dan-restoran-
indeks-pembangunan-manusia-provinsi-papua- tingkatkan-kepercayaan-pelanggan/
tahun-2017.html

You might also like