Professional Documents
Culture Documents
artikanurrahima@fk.undip.ac.id
Abstract
Introduction: School-age children are a vulnerable group who have a high risk of experiencing
psychosocial problems, one of which is depression. School-age children who experience depression
have adverse effects, such as increasing the risk of committing suicide, being dragged into bad habits,
and falling into alcohol abuse, or other drugs as a way to calm down to feel better. Depression is
caused by several factors, by knowing these factors can be done to prevent depression in school-age
children, so that the incidence of depression in school-age children can be minimized. This study aims
to determine the factors that influence depression in school-age children.
Methods: The method used in this research is the study of literature. Researchers reviewed 10 articles
sourced from Google Scholar, Science Direct, and Springer Link with keywords risk factor,
depression, and school-age children.
Results: The results of the literature study indicate that the factors that influence depression in school-
age children, namely the pressure experienced every day, the school environment, family environment,
family finances, maternal depression, premature, and emotional intelligence.
Conclusion: Further quantitative research on the factors that influence depression can provide a real
picture of the causes of depression in school-aged children in Indonesia.
Abstrak
Pendahuluan: Anak usia sekolah merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi mengalami
masalah-masalah psikososial, salah satunya depresi. Anak usia sekolah yang mengalami depresi
mempunyai dampak buruk, seperti meningkatkan risiko untuk melakukan bunuh diri, terseret kepada
kebiasaan buruk, dan terjerumus penyalahgunaan alkohol, atau obat lain sebagai cara untuk
menenangkan diri agar merasa lebih baik. Depresi disebabkan oleh beberapa faktor, dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut dapat dilakukan upaya pencegahan terjadi depresi pada anak usia
sekolah, sehingga kejadian depresi pada anak usia sekolah dapat diminimalisir. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada anak usia sekolah.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Peneliti mengkaji sepuluh
artikel bersumber dari Google Scholar, Science Direct, dan Springer Link dengan kata kunci faktor
yang mempengaruhi, depresi, dan anak usia sekolah.
Hasil: Hasil studi literatur menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi depresi anak usia sekolah,
yaitu tekanan yang dialami setiap hari, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, finansial keluarga,
depresi ibu, prematur, dan kecerdasan emosional.
Kesimpulan: Penelitian kuantitatif lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi depresi dapat
memberikan gambaran nyata penyebab depresi pada anak usia sekolah di Indonesia.
PENDAHULUAN
Sekitar 5% dari anak-anak dan remaja mengenal pantangan serta larangan
di Indonesia mengalami depresi pada suatu (Puspitosari, 2010).
titik waktu tertentu (Haryanto, Depresi dapat dikarenakan beberapa
Wahyuningsih, & Nandiroh, 2015). Ikatan faktor, seperti genetik, psikososial,
Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogyakarta kepribadian, psikodinamika, kegagalan,
mengungkapkan sekitar 3% anak usia dan kognitif. Anak-anak dan remaja yang
sekolah dan 6% remaja di Indonesia depresi akan meningkatkan risiko untuk
mengalami gangguan depresi berat melakukan bunuh diri karena merasa
(Indarto, 2017). Penelitian di Bantul, tertekan, bahkan mengatakan ingin mati
Yogyakarta pada tahun 2009 menunjukkan atau mungkin berbicara tentang bunuh diri.
hasil anak usia 10-12 tahun mengalami Depresi yang dialami anak dan remaja juga
depresi dengan prevalensi depresi ringan bisa menyeret kepada kebiasaan buruk dan
sebanyak 54,83%, depresi sedang terjerumus penyalahgunaan alkohol, atau
sebanyak 38,7%, dan 6,45% pada tingkat obat lain sebagai cara untuk menenangkan
depresi berat (Fitriana & Suryani, 2009). diri agar merasa lebih baik (Haryanto et
Depresi adalah emosi atau gangguan al., 2015).
alam perasaan yang disertai dengan Penelitian yang membahas depresi
komponen psikologik dan komponen pada anak telah dilakukan mengenai
somatik, komponen psikologik meliputi percobaan bunuh diri pada anak dan
murung, sedih, putus asa, rasa susah dan remaja yang depresi (Supyanti & Wahyuni,
tidak bahagia, serta komponen somatik 2012). Suatu penelitian juga membahas
seperti konstipasi, anoreksia, kulit lembap bahasa yang digunakan anak depresi yang
(rasa dingin), nadi dan tekanan darah ketergantungan obat (Puspitosari, 2010).
menurun (Yosep, 2009). Depresi dapat Penelitian lain membahas tentang sistem
ditandai dengan gejala seperti kelelahan, deteksi depresi pada anak dan remaja
putus asa, perubahan pola tidur dan nafsu (Haryanto et al., 2015). Penelitian lain
makan, anhedonia, serta bunuh diri yang menelaah mengenai faktor-faktor
(Haryanto et al., 2015). Depresi tidak yang mempengaruhi depresi pada anak,
hanya terjadi pada orang dewasa, anak- seperti tekanan yang dialami setiap hari,
anak juga dapat mengalami depresi. konflik keluarga, ekonomi keluarga, dan
Anak usia sekolah merupakan lingkungan sekolah (Tannous, 2011). Dari
kelompok rentan yang memiliki risiko penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
tinggi mengalami masalah-masalah bahwa secara khusus penelitian tentang
psikososial. Suatu penelitian menyebutkan depresi pada anak usia sekolah telah
bahwa anak yang mengalami depresi dilakukan. Penelitian mengenai faktor-
mempunyai gejala seperti tidak pernah faktor yang mempengaruhi depresi pada
merasa puas, merasa hidupnya jemu, selalu anak di luar Indonesia masih sebatas
merasa putus asa, diam dalam waktu lama penelitian kuantitatif dan belum mencakup
dan tidak mau berbicara, merasa sedih banyak faktor. Oleh karena itu, peneliti
hingga dihinggapi ketakutan dan tertarik untuk meneliti lebih lanjut
kegelisahan, kesadaran menjadi kabur, mengenai faktor-faktor yang
pikirannya menjadi campur aduk, dan tidak mempengaruhi depresi pada anak usia
HASIL
Tabel 1. Identitas Jurnal
Sumber
Deskripsi topik/isu
(penulis & tahun)
Adel Tannous (2011) Faktor penyebab depresi anak berdasarkan persepsi guru meliputi tekanan
yang dialami tiap hari, konflik keluarga, ekonomi keluarga, lingkungan
sekolah.
Jaana Minkkinen (2014) Anak yang mempunyai hubungan buruk di sekolah berisiko mengalami
depresi.
Huiping Zhang, Peilian Chic, Haili Bullying viktimisasi mempunyai pengaruh terhadap depresi dan didukung
Long, & Xiaoying Ren (2019) faktor lain seperti welas asih dan harapan.
Rhonda C. Boyd & Christine Terdapat hubungan antara pengasuhan dan keterampilan sosial dengan
Waanders (2013) depresi pada anak.
Brian LaGrant, Belinda Oyinkan Epilepsi menjadi salah satu faktor penyebab depresi didukung dengan faktor
Marquis, Anne T. Berg, & Zachary lain, seperti ras dan ekonomi.
M. Grinspan (2019)
Jin-Ding Lin, Ho-Jui Tung, Yu- Anak yang waktu tidurnya lebih dari jam 10 malah dan didukung dengan
Hsin Hsieh, & Fu-Gong Lin (2011) lingkungan keluarga yang buruk akan mengembangkan depresi anak.
Jin-Ding Lin, Yu-Hsin Hsieh, & Struktur keluarga menyumbang penyebab depresi pada anak, terutama pada
Fu-Gong Lin (2013) anak dengan keluarga ayah tunggal.
Ana Vilela Mendes, Sonia Regina Depresi ibu memiliki hubungan dengan depresi anak yang dimedia oleh
Loureiro, José Alexandre Crippa, beberapa faktor, yaitu lingkungan keluarga, penyesuaian perkawinan,
Carolina de Meneses Gaya, Lluisa dukungan sosial, faktor klinis depresi, dan variabel yang berhubungan
García-Esteve, & Rocio Martín- dengan anak.
Santos (2012)
Adel Tannous, & Jehan Matar Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang buruk lebih berisiko untuk
(2010) mengalami depresi.
Chiu Ting-Fanga, Yu Tung-Min, Anak yang lahir prematur berisiko 2,75 kali lebih tinggi mengalami depresi
Chuang Ya-Wen, Sun Kuo-Tingb, dibanding dengan anak yang lahir cukup bulan.
Li Chi-Yuan, Su Yuan-Chih, &
Kao Chia-Hung (2019)
PEMBAHASAN
1. Lingkungan Keluarga dengan keluarga yang penuh konflik
Lingkungan keluarga meliputi struktur cenderung diabaikan (Lin, Tung, Hsieh, &
keluarga, pola asuh, maupun konflik Lin, 2011; Tannous, 2011). Anak dengan
keluarga. Anak dengan depresi memiliki keluarga ayah tunggal juga menjadi salah
proporsi lebih tinggi mengalami tekanan di satu faktor penyebab depresi. Penelitian
iklim keluarga yang tidak harmonis, anak menunjukkan anak dengan ayah tunggal
memiliki risiko mengalami depresi
sebanyak tiga hingga lima kali lipat (Lin, guru atau mengalami hubungan yang tidak
Hsieh, & Lin, 2013). Selain konflik dan baik dengan temannya, anak akan merasa
struktur keluarga, pola asuh merupakan sedih, suka menyendiri, tidak memiliki
salah satu penyebab timbulnya depresi teman, tidak bersemangat, mengalami
pada anak. Hal ini sejalan dengan tekanan hingga membenci sekolah, yang
penelitian sebelumnya yang menunjukkan mana hal tersebut dikaitkan dengan
pola asuh yang positif cenderung memiliki timbulnya gejala depresi pada anak.
gejala depresi yang rendah (Boyd &
Waanders, 2013). Orang tua yang 3. Tekanan yang Dialami Setiap Hari
mengabaikan anak cenderung tidak Tekanan yang dialami anak meliputi
memperdulikan kebutuhan emosional anak keadaan lingkungan, cacat fisik, penyakit
mereka, sehingga menimbulkan dampak fisik, dan kondisi kronis (Tannous, 2011).
negatif pada perkembangan anak. Konflik Kedaan lingkungan yang membuat anak
keluarga membuat hubungan keluarga dan tertekan salah satunya perilaku bullying.
anak tidak dekat, hal ini menyebabkan Penelitian membuktikan bullying
anak sulit untuk mengekspresikan dirinya viktimisasi mempunyai hubungan dengan
saat di rumah. Sedangkan pola asuh yang depresi (Zhang, Chi, Long, & Ren, 2019).
buruk membuat anak merasa tertekan Hal ini dibuktikan bahwa anak yang
ketika berada di rumah, sehingga anak mengalami bullying viktimisasi dan
cenderung berperilaku negatif seperti ditinggalkan orang tuanya melaporkan
melanggar aturan, murung, dan kurang kejadian depresi lebih banyak karena anak
ekspresif yang mana hal tersebut dikaitkan tidak mendapatkan perlindungan dari
dengan gejala depresi. orang tua mereka. Faktor ini juga didukung
dengan welas asih dan harapan anak, anak
2. Lingkungan Sekolah yang mempunyai welas asih dan harapan
Anak melakukan interaksi dengan lebih kecil mengalami depresi (Zhang et
guru maupun teman sebayanya di sekolah. al., 2019).
Guru dapat menjadi salah satu faktor Selain bullying viktimisasi, kondisi
timbulnya depresi pada anak. Sikap guru kronis dapat menimbulkan tumbuhnya
yang dapat menyebabkan depresi anak depresi. Hal ini sejalan dengan penelitian
berupa melakukan diskriminasi, membuat yang membuktikan bahwa epilepsi
komentar pedas, mempermalukan anak di mempunyai hubungan dengan depresi pada
depan teman sekelasnya, dan mencegah anak. Penelitian ini membuktikan sebanyak
anak bermain dengan temannya (Tannous, 13,1% anak yang menderita epilepsi
2011). Selain sikap guru, teman sebaya mengalami depresi (LaGrant, Marquis,
atau teman satu sekolah juga dapat Berg, & Grinspan, 2019). Anak-anak
menimbulkan depresi pada anak. Penelitian dengan epilepsi yang kebutuhan perawatan
menunjukkan adanya hubungan yang kuat spesialisnya tidak terpenuhi lebih
antara teman sebaya dengan gejala depresi cenderung mengalami depresi. Stres yang
pada anak (Lin et al., 2011; Minkkinen, dialami oleh anak karena penyakitnya
2014). Anak yang memiliki hubungan memperpanjang perasaan depresi. Anak-
yang buruk di sekolah baik dengan guru anak dengan obesitas sering mengalami
ataupun teman memiliki hubungan dengan masalah dalam harga diri dan sering
kinerja sekolah yang buruk dan gejala mengalami diskriminasi yang memiliki
depresi pada anak. Ketika anak hubungan erat kaitannya dengan
mendapatkan perlakuan yang buruk oleh peningkatan risiko depresi.
Fitriana, A., & Suryani. (2009). Hubungan & Martín-Santos, R. (2012). Mothers
faktor psikologis dengan tingkat with depression, school-age children
depresi pada anak usia 10-12 tahun with depression? A systematic review.
di SD Negeri 3 Sedayu Bantul Perspectives in Psychiatric Care,
Yogyakarta. Skripsi STIKes 48(3), 138-48. doi: 10.1111/j.1744-
’Aisyiyah Yogyakarta. 6163.2011.00318.x
Mendes, A. V., Loureiro, S. R., Crippa, J. Zhang, H., Chi, P., Long, H., & Ren, X.
A., Gaya, C. de M., García-Esteve, L., (2019). Bullying victimization and