You are on page 1of 9

Journal of Holistic Nursing and Health Science

Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)


Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak Usia Sekolah:


Kajian Literatur

Iga Ayu Saputri1, Artika Nurrahima1*


1
Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

artikanurrahima@fk.undip.ac.id

Abstract
Introduction: School-age children are a vulnerable group who have a high risk of experiencing
psychosocial problems, one of which is depression. School-age children who experience depression
have adverse effects, such as increasing the risk of committing suicide, being dragged into bad habits,
and falling into alcohol abuse, or other drugs as a way to calm down to feel better. Depression is
caused by several factors, by knowing these factors can be done to prevent depression in school-age
children, so that the incidence of depression in school-age children can be minimized. This study aims
to determine the factors that influence depression in school-age children.
Methods: The method used in this research is the study of literature. Researchers reviewed 10 articles
sourced from Google Scholar, Science Direct, and Springer Link with keywords risk factor,
depression, and school-age children.
Results: The results of the literature study indicate that the factors that influence depression in school-
age children, namely the pressure experienced every day, the school environment, family environment,
family finances, maternal depression, premature, and emotional intelligence.
Conclusion: Further quantitative research on the factors that influence depression can provide a real
picture of the causes of depression in school-aged children in Indonesia.

Keywords: Depression, Risk Factor, School-Age Children.

Abstrak
Pendahuluan: Anak usia sekolah merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi mengalami
masalah-masalah psikososial, salah satunya depresi. Anak usia sekolah yang mengalami depresi
mempunyai dampak buruk, seperti meningkatkan risiko untuk melakukan bunuh diri, terseret kepada
kebiasaan buruk, dan terjerumus penyalahgunaan alkohol, atau obat lain sebagai cara untuk
menenangkan diri agar merasa lebih baik. Depresi disebabkan oleh beberapa faktor, dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut dapat dilakukan upaya pencegahan terjadi depresi pada anak usia
sekolah, sehingga kejadian depresi pada anak usia sekolah dapat diminimalisir. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada anak usia sekolah.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Peneliti mengkaji sepuluh
artikel bersumber dari Google Scholar, Science Direct, dan Springer Link dengan kata kunci faktor
yang mempengaruhi, depresi, dan anak usia sekolah.
Hasil: Hasil studi literatur menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi depresi anak usia sekolah,
yaitu tekanan yang dialami setiap hari, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, finansial keluarga,
depresi ibu, prematur, dan kecerdasan emosional.
Kesimpulan: Penelitian kuantitatif lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi depresi dapat
memberikan gambaran nyata penyebab depresi pada anak usia sekolah di Indonesia.

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


50
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Kata kunci: Anak Usia Sekolah, Depresi, Faktor yang Mempengaruhi.

PENDAHULUAN
Sekitar 5% dari anak-anak dan remaja mengenal pantangan serta larangan
di Indonesia mengalami depresi pada suatu (Puspitosari, 2010).
titik waktu tertentu (Haryanto, Depresi dapat dikarenakan beberapa
Wahyuningsih, & Nandiroh, 2015). Ikatan faktor, seperti genetik, psikososial,
Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogyakarta kepribadian, psikodinamika, kegagalan,
mengungkapkan sekitar 3% anak usia dan kognitif. Anak-anak dan remaja yang
sekolah dan 6% remaja di Indonesia depresi akan meningkatkan risiko untuk
mengalami gangguan depresi berat melakukan bunuh diri karena merasa
(Indarto, 2017). Penelitian di Bantul, tertekan, bahkan mengatakan ingin mati
Yogyakarta pada tahun 2009 menunjukkan atau mungkin berbicara tentang bunuh diri.
hasil anak usia 10-12 tahun mengalami Depresi yang dialami anak dan remaja juga
depresi dengan prevalensi depresi ringan bisa menyeret kepada kebiasaan buruk dan
sebanyak 54,83%, depresi sedang terjerumus penyalahgunaan alkohol, atau
sebanyak 38,7%, dan 6,45% pada tingkat obat lain sebagai cara untuk menenangkan
depresi berat (Fitriana & Suryani, 2009). diri agar merasa lebih baik (Haryanto et
Depresi adalah emosi atau gangguan al., 2015).
alam perasaan yang disertai dengan Penelitian yang membahas depresi
komponen psikologik dan komponen pada anak telah dilakukan mengenai
somatik, komponen psikologik meliputi percobaan bunuh diri pada anak dan
murung, sedih, putus asa, rasa susah dan remaja yang depresi (Supyanti & Wahyuni,
tidak bahagia, serta komponen somatik 2012). Suatu penelitian juga membahas
seperti konstipasi, anoreksia, kulit lembap bahasa yang digunakan anak depresi yang
(rasa dingin), nadi dan tekanan darah ketergantungan obat (Puspitosari, 2010).
menurun (Yosep, 2009). Depresi dapat Penelitian lain membahas tentang sistem
ditandai dengan gejala seperti kelelahan, deteksi depresi pada anak dan remaja
putus asa, perubahan pola tidur dan nafsu (Haryanto et al., 2015). Penelitian lain
makan, anhedonia, serta bunuh diri yang menelaah mengenai faktor-faktor
(Haryanto et al., 2015). Depresi tidak yang mempengaruhi depresi pada anak,
hanya terjadi pada orang dewasa, anak- seperti tekanan yang dialami setiap hari,
anak juga dapat mengalami depresi. konflik keluarga, ekonomi keluarga, dan
Anak usia sekolah merupakan lingkungan sekolah (Tannous, 2011). Dari
kelompok rentan yang memiliki risiko penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
tinggi mengalami masalah-masalah bahwa secara khusus penelitian tentang
psikososial. Suatu penelitian menyebutkan depresi pada anak usia sekolah telah
bahwa anak yang mengalami depresi dilakukan. Penelitian mengenai faktor-
mempunyai gejala seperti tidak pernah faktor yang mempengaruhi depresi pada
merasa puas, merasa hidupnya jemu, selalu anak di luar Indonesia masih sebatas
merasa putus asa, diam dalam waktu lama penelitian kuantitatif dan belum mencakup
dan tidak mau berbicara, merasa sedih banyak faktor. Oleh karena itu, peneliti
hingga dihinggapi ketakutan dan tertarik untuk meneliti lebih lanjut
kegelisahan, kesadaran menjadi kabur, mengenai faktor-faktor yang
pikirannya menjadi campur aduk, dan tidak mempengaruhi depresi pada anak usia

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


51
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

sekolah, dengan mengetahui faktor tersebut EBSCOhost, Cambridge Core, JSTOR,


dapat dilakukan upaya-upaya pencegahan emerald insight, ClinicalKey, ProQuest,
lebih dini, sehingga dapat mengurangi nature, Google Scholar, Elsevier dan
angka depresi pada anak usia sekolah. SpringerLink. Literature yang digunakan
dalam penelitian memiliki rentang
METODE publikasi sepuluh tahun terakhir dengan
Metode penelitian yang digunakan kata kunci depresi, faktor yang
adalah kajian literatur atau literature mempengaruhi, anak usia sekolah,
review. Metode pencarian literatur yang depression, risk factor, dan school-age
digunakan dalam penelitian ini adalah children. Literatur yang digunakan
dengan melakukan pencarian bahan merupakan artikel dengan berbahasa
literatur di situs jurnal Indonesia seperti Indonesia atau berbahasa Inggris yang
Researchgate dan situs jurnal web memenuhi kriteria populasi yaitu anak usia
internasional seperti Science Direct, sekolah dengan rentang usia 6-12 tahun.

HASIL
Tabel 1. Identitas Jurnal

No. Penulis/Tahun Judul Jurnal Jurnal Kualifikasi


1. Adel Tannous (2011) Factors causing depression among Procedia-Social Scopus
children in Jordan: what teachers and Behavioral
see Sciences
2. Jaana Minkkinen (2014) Associations between school-related School Scopus
factors and depressive symptoms Psychology
among children: A comparative International
study, Finland and Norway
3. Huiping Zhanga, Peilian Bullying victimization and Child Abuse & Scopus
Chic, Haili Long, & Xiaoying depression among left-behind Neglect
Ren (2019) children in rural China: Roles of
self-compassion and hope
4. Rhonda C. Boyd & Christine Protective factors for depression Child & Family Scopus
Waanders (2013) among African American children of Studies
predominantly low-income mothers
with depression
5. Brian LaGrant, Belinda Depression and anxiety in children Epilepsy & Scopus
Oyinkan Marquis, Anne T. with epilepsy and other chronic Behavior
Berg, Zachary M. Grinspan health conditions: National estimates
(2019) of prevalence and risk factors
6. Jin-Ding Lin, Ho-Jui Tung, Interactive effects of delayed bedtime Research in Scopus
Yu-Hsin Hsieh, Fu-Gong Lin and family-associated factors on Developmental
(2011) depression in elementary school Disabilities
children
7. Jin-Ding Lin, Yu-Hsin Hsieh, Modification effects of family Research in Scopus
Fu-Gong Lin (2013) economic status and school factors Developmental
on depression risk of single-father Disabilities
family children in Mid-Taiwan area
8. Ana Vilela Mendes, Sonia Mothers with Depression, School- Perspectives in Scopus
Regina Loureiro, José Age Children with Depression? A Psychiatric
Alexandre Crippa, Carolina Systematic Review Care
de Meneses Gaya, Lluisa
García-Esteve, and Rocio

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


52
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

No. Penulis/Tahun Judul Jurnal Jurnal Kualifikasi


Martín-Santos (2012)
9. Adel Tannous, Jehan Matar The Relationship between depression Procedia Social Scopus
(2010) and emotional intelligence among a and Behavioral
sample of Jordanian children Sciences
10. Chiu Ting-Fanga, Yu Tung- Sequential risk of depression in Journal of Scopus
Min, Chuang Ya-Wen, Sun children born prematurely: A Affective
Kuo-Tingb, Li Chi-Yuan, nationwide population- based Disorders
Su Yuan-Chih, Kao Chia- analysis
Hung (2019)

Tabel 2. Matriks Ide Pokok Artikel

Sumber
Deskripsi topik/isu
(penulis & tahun)
Adel Tannous (2011) Faktor penyebab depresi anak berdasarkan persepsi guru meliputi tekanan
yang dialami tiap hari, konflik keluarga, ekonomi keluarga, lingkungan
sekolah.
Jaana Minkkinen (2014) Anak yang mempunyai hubungan buruk di sekolah berisiko mengalami
depresi.
Huiping Zhang, Peilian Chic, Haili Bullying viktimisasi mempunyai pengaruh terhadap depresi dan didukung
Long, & Xiaoying Ren (2019) faktor lain seperti welas asih dan harapan.
Rhonda C. Boyd & Christine Terdapat hubungan antara pengasuhan dan keterampilan sosial dengan
Waanders (2013) depresi pada anak.
Brian LaGrant, Belinda Oyinkan Epilepsi menjadi salah satu faktor penyebab depresi didukung dengan faktor
Marquis, Anne T. Berg, & Zachary lain, seperti ras dan ekonomi.
M. Grinspan (2019)
Jin-Ding Lin, Ho-Jui Tung, Yu- Anak yang waktu tidurnya lebih dari jam 10 malah dan didukung dengan
Hsin Hsieh, & Fu-Gong Lin (2011) lingkungan keluarga yang buruk akan mengembangkan depresi anak.
Jin-Ding Lin, Yu-Hsin Hsieh, & Struktur keluarga menyumbang penyebab depresi pada anak, terutama pada
Fu-Gong Lin (2013) anak dengan keluarga ayah tunggal.
Ana Vilela Mendes, Sonia Regina Depresi ibu memiliki hubungan dengan depresi anak yang dimedia oleh
Loureiro, José Alexandre Crippa, beberapa faktor, yaitu lingkungan keluarga, penyesuaian perkawinan,
Carolina de Meneses Gaya, Lluisa dukungan sosial, faktor klinis depresi, dan variabel yang berhubungan
García-Esteve, & Rocio Martín- dengan anak.
Santos (2012)
Adel Tannous, & Jehan Matar Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang buruk lebih berisiko untuk
(2010) mengalami depresi.
Chiu Ting-Fanga, Yu Tung-Min, Anak yang lahir prematur berisiko 2,75 kali lebih tinggi mengalami depresi
Chuang Ya-Wen, Sun Kuo-Tingb, dibanding dengan anak yang lahir cukup bulan.
Li Chi-Yuan, Su Yuan-Chih, &
Kao Chia-Hung (2019)

PEMBAHASAN
1. Lingkungan Keluarga dengan keluarga yang penuh konflik
Lingkungan keluarga meliputi struktur cenderung diabaikan (Lin, Tung, Hsieh, &
keluarga, pola asuh, maupun konflik Lin, 2011; Tannous, 2011). Anak dengan
keluarga. Anak dengan depresi memiliki keluarga ayah tunggal juga menjadi salah
proporsi lebih tinggi mengalami tekanan di satu faktor penyebab depresi. Penelitian
iklim keluarga yang tidak harmonis, anak menunjukkan anak dengan ayah tunggal
memiliki risiko mengalami depresi

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


53
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

sebanyak tiga hingga lima kali lipat (Lin, guru atau mengalami hubungan yang tidak
Hsieh, & Lin, 2013). Selain konflik dan baik dengan temannya, anak akan merasa
struktur keluarga, pola asuh merupakan sedih, suka menyendiri, tidak memiliki
salah satu penyebab timbulnya depresi teman, tidak bersemangat, mengalami
pada anak. Hal ini sejalan dengan tekanan hingga membenci sekolah, yang
penelitian sebelumnya yang menunjukkan mana hal tersebut dikaitkan dengan
pola asuh yang positif cenderung memiliki timbulnya gejala depresi pada anak.
gejala depresi yang rendah (Boyd &
Waanders, 2013). Orang tua yang 3. Tekanan yang Dialami Setiap Hari
mengabaikan anak cenderung tidak Tekanan yang dialami anak meliputi
memperdulikan kebutuhan emosional anak keadaan lingkungan, cacat fisik, penyakit
mereka, sehingga menimbulkan dampak fisik, dan kondisi kronis (Tannous, 2011).
negatif pada perkembangan anak. Konflik Kedaan lingkungan yang membuat anak
keluarga membuat hubungan keluarga dan tertekan salah satunya perilaku bullying.
anak tidak dekat, hal ini menyebabkan Penelitian membuktikan bullying
anak sulit untuk mengekspresikan dirinya viktimisasi mempunyai hubungan dengan
saat di rumah. Sedangkan pola asuh yang depresi (Zhang, Chi, Long, & Ren, 2019).
buruk membuat anak merasa tertekan Hal ini dibuktikan bahwa anak yang
ketika berada di rumah, sehingga anak mengalami bullying viktimisasi dan
cenderung berperilaku negatif seperti ditinggalkan orang tuanya melaporkan
melanggar aturan, murung, dan kurang kejadian depresi lebih banyak karena anak
ekspresif yang mana hal tersebut dikaitkan tidak mendapatkan perlindungan dari
dengan gejala depresi. orang tua mereka. Faktor ini juga didukung
dengan welas asih dan harapan anak, anak
2. Lingkungan Sekolah yang mempunyai welas asih dan harapan
Anak melakukan interaksi dengan lebih kecil mengalami depresi (Zhang et
guru maupun teman sebayanya di sekolah. al., 2019).
Guru dapat menjadi salah satu faktor Selain bullying viktimisasi, kondisi
timbulnya depresi pada anak. Sikap guru kronis dapat menimbulkan tumbuhnya
yang dapat menyebabkan depresi anak depresi. Hal ini sejalan dengan penelitian
berupa melakukan diskriminasi, membuat yang membuktikan bahwa epilepsi
komentar pedas, mempermalukan anak di mempunyai hubungan dengan depresi pada
depan teman sekelasnya, dan mencegah anak. Penelitian ini membuktikan sebanyak
anak bermain dengan temannya (Tannous, 13,1% anak yang menderita epilepsi
2011). Selain sikap guru, teman sebaya mengalami depresi (LaGrant, Marquis,
atau teman satu sekolah juga dapat Berg, & Grinspan, 2019). Anak-anak
menimbulkan depresi pada anak. Penelitian dengan epilepsi yang kebutuhan perawatan
menunjukkan adanya hubungan yang kuat spesialisnya tidak terpenuhi lebih
antara teman sebaya dengan gejala depresi cenderung mengalami depresi. Stres yang
pada anak (Lin et al., 2011; Minkkinen, dialami oleh anak karena penyakitnya
2014). Anak yang memiliki hubungan memperpanjang perasaan depresi. Anak-
yang buruk di sekolah baik dengan guru anak dengan obesitas sering mengalami
ataupun teman memiliki hubungan dengan masalah dalam harga diri dan sering
kinerja sekolah yang buruk dan gejala mengalami diskriminasi yang memiliki
depresi pada anak. Ketika anak hubungan erat kaitannya dengan
mendapatkan perlakuan yang buruk oleh peningkatan risiko depresi.

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


54
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

4. Ekonomi Keluarga yang dihubungkan sebagai salah satu


Stres ekonomi dapat menyebabkan penyebab depresi anak. Oleh karena itu,
orang tua mengalami depresi (Boyd & tersirat bahwa waktu tidur yang tertunda
Waanders, 2013; Tannous, 2011). Anak memediasi lama tidur anak-anak sekolah
yang tinggal dalam lingkungan depresif dan kemudian mempengaruhi status
akan menimbulkan perilaku depresif. depresi pada anak.
Keluarga dengan penghasilan rendah
memungkinkan anak mengalami masalah 6. Prematur
kesehatan mental (Lin et al., 2013). Penelitian yang dilakukan di China
Penelitian menunjukkan anak-anak dengan menunjukkan bahwa anak yang lahir
keluarga miskin lebih berisiko mengalami prematur memiliki risiko depresi 2,75 kali
depresi (LaGrant et al., 2019). Ekonomi lebih tinggi dibanding anak yang tidak
keluarga yang buruk membuat keluarga prematur (Chiu et al., 2019). Hal itu
sering mengalami konflik yang membuat didukung dengan beberapa faktor, seperti
suasana keluarga menjadi negatif. Keadaan tempat tinggal anak dan pekerjaan orang
ekonomi keluarga yang buruk tua. Anak yang tinggal di daerah urbanisasi
menyebabkan orang tua mencari pekerjaan rendah lebih berisiko jika dibandingkan
tambahan bahkan sampai meninggalkan dengan anak yang tinggal di daerah dengan
keluarga untuk merantau. Anak yang urbanisasi tinggi, begitu pula dengan anak
mengalami perpisahan dengan orang tua yang orang tuanya merupakan pekerja
karena pekerjaan membuat anak jauh dari kasar (Chiu et al., 2019). Anak prematur
orang tua dan menimbulkan perasaan sedih dengan orang tua pekerja kasar mengalami
pada anak. depresi 3,4 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan anak yang lahir cukup bulan (Chiu
5. Waktu Tidur et al., 2019). Anak yang lahir prematur
Waktu tidur memiliki pengaruh mendapatkan intervensi penyelamatan
terhadap pengembangan depresi pada anak. hidup saat masih neonates, sehingga anak
hal ini sejalan dengan penelitian mengalami stres. Saat anak masih neonatus
sebelumnya yang menyebutkan kebiasaan dapat mengalami kesulitan untuk memanaj
tidur dan faktor keluarga memiliki stres yang menyebabkan mengurangi
hubungan dengan depresi (Lin et al., ketahanan tubuh dan memperpanjang stres
2011). Data penelitian menunjukkan hidup. Stres yang dialami anak saat
bahwa anak-anak yang tidur setelah jam 10 neonatus dapat mempengaruhi timbulnya
malam memiliki risiko depresi yang secara depresi saat anak mengalami pertumbuhan
signifikan lebih tinggi daripada anak-anak dan perkembangan.
yang tidur sebelum jam 10 malam terlepas
dari waktu bangun dalam model regresi 7. Depresi Ibu
logistik yang disesuaikan, hal ini akan Depresi yang dialami ibu
berisiko 4,35 kali lebih besar jika anak menyebabkan anak memiliki risiko adanya
berada dalam lingkungan keluarga yang gejala depresi. Hal ini dipengaruhi oleh
kurang harmonis (Lin et al., 2011). Emosi faktor lain seperti perkawinan, lingkungan
anak akan dipengaruhi oleh hubungan keluarga, ekonomi, pola asuh dan
antara orang tua dan anak yang dukungan sosial (Boyd & Waanders, 2013;
menyebabkan tidur larut malam, anak yang Mendes et al., 2012). Dalam hal ini, ibu
memiliki kebiasaan tidur yang buruk dengan depresi mengalami kesulitan untuk
mempengaruhi kinerja akademik anak mengasuh anak, ibu dengan depresi

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


55
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

mengungkapkan bahwa mereka kurang anak akan mampu melewati tugas


efektif saat berkomunikasi, kurang perkembangan kognitifnya. Selain itu,
responsif terhadap anak, dan kurang anak dengan kecerdasan emosional yang
berinteraksi secara positif (Mendes et al., baik membuat anak mampu mentoleransi
2012). Hal tersebutlah yang menyebabkan stress. Individu yang mampu mengatasi
anak mengalami kurangnya dukungan dari stresnya dengan koping yang baik dapat
ibu, sehingga sulit untuk melewati tugas mengurangi kemungkinan terjadinya
perkembangan mereka. Namun, apabila depresi.
anak memiliki keterampilan sosial yang
baik walaupun mendapatkan pola asuh KESIMPULAN DAN SARAN
yang buruk, anak dapat menghindari Berdasarkan dari analisis hasil dan
timbulnya gejala depresi. Hal ini sejalan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti
dengan penelitian sebelumnya yang dapat menarik simpulan bahwa depresi
menunjukkan bahwa keterampilan sosial pada anak usia sekolah dapat disebabkan
merupakan faktor pelindung anak dari oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan
depresi (Boyd & Waanders, 2013). keluarga (struktur keluarga, pola asuh, dan
Keterampilan sosial yang baik yang konflik), lingkungan sekolah, tekanan yang
dimiliki oleh anak akan membantu anak dialami setiap hari (cacat fisik, penyakit
mendapatkan dukungan dari fisik, lingkungan, dan kondisi kronis,
lingkungannya, sehingga timbul rasa seperti epilepsi), ekonomi keluarga, waktu
percaya diri dan semangat pada anak, hal tidur, premature, depresi ibu, dan
tersebut berkebalikan dengan tanda gejala kecerdasan emosional. Penelitian lanjut
depresi. tentang faktor yang paling berpengaruh
terhadap timbulnya depresi pada anak usia
8. Kecerdasan Emosional sekolah perlu untuk dilakukan.
Kecerdasan emosional menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi depresi
(Tannous & Matar, 2010). Individu dengan DAFTAR PUSTAKA
kecerdasan emosional yang lebih tinggi
Boyd, R. C., & Waanders, C. (2013).
dapat mengurangi risiko timbulnya depresi.
Protective factors for depression
Kecerdsan emosional dinilai mampu
among African American children of
mengelola dan mengekspresikan emosi
predominantly low-income mothers
seseorang sehingga memiliki keterampilan
with depression. Journal of Child and
sosial yang baik. Keterampilan sosial
Family Studies, 22(1), 85–95. doi:
merupakan salah satu faktor pelindung
10.1007/s10826-012-9588-y
timbulnya depresi (Boyd & Waanders,
2013). Individu dengan kecerdasan Chiu, T. F., Yu, T. M., Chuang, Y. W.,
emosional yang baik juga menunjukkan Sun, K. T., Li, C. Y., Su, Y. C., &
keterampilan pemecahan masalah, mampu Kao, C. H. (2019). Sequential risk of
mengatur emosi, dapat mengendalikan depression in children born
impuls dengan terampil. Berdasarkan prematurely: A nationwide
perkembangan kognitif anak usia sekolah, population- based analysis. Journal of
anak akan mulai mulai dapat berpikir logis Affective Disorders, 243, 42–47. doi:
dan mulai bisa menyimpulkan informasi- 10.1016/j.jad.2018.09.019
informasi yang diterima, dengan
kecerdasan emosional anak yang baik,

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


56
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Fitriana, A., & Suryani. (2009). Hubungan & Martín-Santos, R. (2012). Mothers
faktor psikologis dengan tingkat with depression, school-age children
depresi pada anak usia 10-12 tahun with depression? A systematic review.
di SD Negeri 3 Sedayu Bantul Perspectives in Psychiatric Care,
Yogyakarta. Skripsi STIKes 48(3), 138-48. doi: 10.1111/j.1744-
’Aisyiyah Yogyakarta. 6163.2011.00318.x

Haryanto, Wahyuningsih, H. D., & Minkkinen, J. (2014). Associations


Nandiroh, S. (2015). Sistem deteksi between school-related factors and
gangguan depresi pada anak-anak dan depressive symptoms among children:
remaja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, A comparative study, Finland and
14(2), 142–152. Norway. School Psychology
International, 35(5), 463–474. doi:
Indarto, F. W. (2017). Depresi pada anak. 10.1177/0143034313511008
Diperoleh dari
http://www.idaijogja.or.id/depresi- Puspitosari, N. A. (2010). Analisis bahasa
pada-anak/ depresi pada anak ketergantungan
obat di Pondok Metal Pasuruan.
LaGrant, B., Marquis, B. O., Berg, A. T., Jurnal Artikulasi, 9(1), 641–650.
& Grinspan, Z. M. (2019). Depression
and anxiety in children with epilepsy Supyanti, W., & Wahyuni, A. (2012).
and other chronic health conditions: Pencegahan percobaan bunuh diri
National estimates of prevalence and pada anak dan remaja dengan
risk factors. Epilepsy and Behavior, gangguan depresi. E-Jurnal Medika
103, 106828. doi: Udayana, 1(1), 1–10.
10.1016/j.yebeh.2019.106828
Tannous, A. (2011). Factors causing
Lin, J. D., Hsieh, Y. H., & Lin, F. G. depression among children in Jordan:
(2013). Modification effects of family What teachers see. Procedia - Social
economic status and school factors on and Behavioral Sciences, 30, 341–
depression risk of single-father family 346. doi:
children in Mid-Taiwan area. 10.1016/j.sbspro.2011.10.067
Research in Developmental
Disabilities, 34(5), 1468–1477. doi: Tannous, A., & Matar, J. (2010). The
10.1016/j.ridd.2013.01.036 relationship between depression and
emotional intelligence among a
Lin, J. D., Tung, H. J., Hsieh, Y. H., & Lin, sample of Jordanian children.
F. G. (2011). Interactive effects of Procedia-Social and Behavioral
delayed bedtime and family- Sciences, 5, 1017–1022. doi:
associated factors on depression in 10.1016/j.sbspro.2010.07.228
elementary school children. Research
in Developmental Disabilities, 32(6), Yosep, I. (2009). Keperawatan jiwa (Edisi
2036–2044. doi: Revi; A. Gunarsa, Ed.). Bandung: PT
10.1016/j.ridd.2011.08.011 Refika Aditama.

Mendes, A. V., Loureiro, S. R., Crippa, J. Zhang, H., Chi, P., Long, H., & Ren, X.
A., Gaya, C. de M., García-Esteve, L., (2019). Bullying victimization and

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


57
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 2, November 2020 (Hal. 50-58)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

depression among left-behind children


in rural China: Roles of self-
compassion and hope. Child Abuse and
Neglect, 96, 1–8. doi:
10.1016/j.chiabu.2019.104072

Iga Ayu Saputri, dkk., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak… pp


58

You might also like