You are on page 1of 25

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

TERHADAP KUALITAS HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS


BANDONGAN

Widyastuti

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang

Email : Widi.astuti.wa82@gmail.com

Abstract
Background : The problem that quality of life peoples with hypertension tends to be low or
decreased. Usually affects the quality of life of the physical dimension because it can reduce daily
activities. The decline in quality of life is due to the disruption of psychological aspects such as
having a negative nature, being easily emotional, difficult to concentrate, social aspects such as
disrupted daily activities, lack of social support. Quality of life of people with hypertension is
influenced by internal factors (physical and psychological function) and quality of life is also
influenced by supporting factors (social support, spiritual support, family support). Family is the
main support system for individuals in maintaining their health, spiritual needs are the need to find
a purpose in life, the need to be loved and to love, the need to give and receive forgiveness and the
need to worship God Almighty. Purpose : This study aims to determine the relationship between
family support and spiritual needs on the quality of life of people with hypertension. Method : This
reseach used non-experimental design with a cross sectional method. Cross sectional research is a
type of research that emphasizes the measurement of data on the independent and dependent
variables only once at a time, 111 respondents samples. The instrument used was a questionnaire.
Result : Indicated that family support is good, namely 105 respondents (94.6%), spiritual needs
are quite important 55 respondents (49.5%), for quality of life 67 respondents (60.4%). The
significant relationship was family support with quality of life (p = 0.002 < 0.05), spiritual needs
with quality of life (p = 0.000 < 0.05). Conclusion : Family support and spiritual needs have a
significant relationship with the quality of life peoples with hypertension.

Keywords: Hypertension, Quality of life of patients


PENDAHULUAN cukup besar dan prevelensi setiap tahunnya

Hipertensi merupakan penyakit tidak meningkat, mencapai angka 427.218

menular yang menjadi salah satu penyebab kematian. Prevelensi pada tahun 2018 yaitu

utama kematian atau sering disebut silent 34,1 %, Angka tersebut lebih tinggi

killer. Pada sebagian kasusnya tidak diketahui dibandingkan tahun 2013 dengan angka

penyebabnya, bahkan pada sebagian besar prevalensi 25%. Jumlah Prevelensi di

kasus tidak memberikan gejala (Asistomatis). provinsi Jawa Tengah menempati urutan ke

Berdasarkan dari hasil Riskesdas (2018) empat yaitu dengan presentase 37,57%

menjelaskan angka kematian di indonesia (Kemenkes, 2019).


Jumlah kasus hipertensi yang cukup tinggi (Wiyanty, 2012). Masalah kualitas hidup pada
akan menyebabkan komplikasi seperti stroke, penderita hipertensi harus mendapatkan
penyakit jantung koroner, diabetes, gagal perhatian yang maksimal diharapkan untuk
ginjal, dan kebutaan apabila tidak penatalaksanaan penyakit tidak hanya
mendapatkan penanganan yang baik menghilangkan gejala tetapi juga bisa
(Kemenkes, 2013). Merupakan penyakit meningkatkan kualitas hidup (Sakamekya et
kronis yang lazim dan dapat berpengaruh pada al, 2020).
kualitas hidup seseorang (Jufar et al, 2017). Kualitas hidup penyakit kronis
Penyakit hipertensi telah cenderung rendah atau menurun. Biasanya
menimbulkan dampak terhadap kualitas hidup. berpengaruh pada kualitas hidup dimensi fisik
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan karena dapat menurunkan aktivitas sehari-hari.
untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup Menurunnya kualitas hidup dikarenakan
pada penderita hipertensi, dan mayoritas tergangunya aspek psikologis seperti memiliki
hasilnya menemukan bahwa penderita yang sifat negatif, mudah emosi, sulit untuk
mengalami hipertensi mempunyai kualitas konsentrasi, aspek sosial seperti aktivitas
hidup yang buruk (Indahria, 2020). Penelitian sehari-hari terganggu, kurangnya dukungan
yang dilakukan (Bhandari et al, 2016) sosial (Yuniandita, 2019). Kualitas hidup
mendapatkan hasil bahwa pada penderita penderita hipertensi di pengaruhi oleh faktor
hipertensi akan berdampak buruk terhadap internal (fungsi fisik dan psikologis) dan
kualitas hidupnya terutama dalam domain kualitas hidup juga dipengaruhi oleh faktor
fisik dan psikologis. pendukung (dukungan sosial, dukungan

Kualitas hidup merupakan salah satu spiritual, dukungan keluarga). Pada umunya

alat ukur yang dapat membantu tenaga penderita tinggal bersama keluarga, sehingga

kesehatan untuk mengetahui kondisi penderita keluarga menjadi salah satu sumber dukungan

penyakit kronis (Hamida et al, 2019). Kualitas yang memberikan arti penting bagi

hidup yang baik ditandai dengan bebas dari kehidupannya, dukungan keluarga dapat

keluhan, memiliki fungsi dan perasaan tubuh diberikan dalam empat bentuk yaitu dukungan

normal, mempunyai perasaan sehat dan emosional, instrumental, informasional, dan

bahagia, karir dan pekerjaan yang penghargaan (Johnston, 2010).

memuaskan, hubungan interpersonal yang Keluarga merupakan sistem


baik, dapat bekerja dengan baik, serta dapat pendukung yang utama bagi individu dalam
mengatasi stress dalam kehidupannya mempertahankan kesehatannya. Dukungan
yang diberikan oleh keluarga merupakan memberikan dukungan spiritual (Balboni,
unsur terpenting dalam membantu individu 2013). Keluarga mempunyai peran penting
menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan spiritual karena
juga akan menambah rasa percaya diri dan keluarga mempunyai suatu ikatan emosional
motivasi untuk menghadapi masalah dan dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari
meningkatkan kualitas hidup (Ningrum, (Hidayat, 2008). Dukungan keluarga sangat
2017). Dukungan yang dilakukan oleh diperlukan untuk membantu aktivitasnya dan
keluarga sangat diperlukan dalam dapat membantu permasalahan yang sedang
penatalaksanaan spiritual pada penderita terjadi pada dirinya pemenuhan spiritual akan
hipertensi. Adanya dukungan keluarga yang berdampak positif bagi pasien selama
baik diharapkan individu dapat membentuk menghadapi proses sakit (Misgiyanto, 2014).
spiritual yang baik pada penderita hipertensi Menurut Hidayat (2012) mengatakan faktor
(Febriana et al, 2019). yang mempengaruhi kebutuhan spiritual

Sistem pendukung berfungsi sebagai antara lain keluarga, latar belakang etnik dan

hubungan manusia yang menghubungkan budaya, pengalaman hidup sebelumnya, krisis

penderita, perawat dan gaya hidup sebelum dan perubahan, terpisah dari ikatan spiritual,

terjadi penyakit. Bagian dari lingkungan isu moral terkait dengan terapi.

pemberi perawatan penderita adalah kehadiran Berdasarkan hasil studi pendahuluan


dari keluarga, sistem pendukung dipercaya di Puskesmas Bandongan di dapatkan populasi
sering memberi sumber kepercayaan yang 7.425 penderita hipetensi pada tahun 2020.
mempengaruhi jati diri spiritual penderita, Saat dilakukan studi pendahuluan dengan
keluarga menjadi sumber penting dalam mengunakan kuesioner kualitas hidup dan
melakukan kebiasaan ritual keagamaan yang wawancara. Didapatkan dari 10 penderita
dianut oleh penderita (Amal, 2012). hipertensi sebanyak 6 pendeita hipertensi

Kebutuhan spiritual merupakan memiliki kualitas hidup dalam kategori rendah

kebutuhan untuk mencari tujuan hidup dan 4 orang dalam kategori baik. Sebagian

kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, besar penderita tidak diperhatikan saat sakit

kebutuhan untuk memberikan dan keluarga tidak ada waktu untuk mengantar

mendapatkan maaf dan kebutuhan untuk berobat. Berdasarkan hasil wawancara

beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. terhadap 10 orang penderita hipertensi di

Kebutuhan spiritual tidak hanya dilakukan dapatkan 7 orang mengatakan bahwa keluarga

oleh perawat saja namun keluarga juga dapat mendukung dalam kegiatan spiritual dan 3
orang mengatakan bahwa kelaurganya tidak mempunyai penyakit kronis penderita dengan
terlalu memperhatikan dalam kebutuhan penyakit kronis (DM dan hipertensi) apabila
spiritual. Maka peneliti tertarik untuk penyakit kronis tidak ditangani secara baik
mengidentifikasi apakah ada hubungan maka akan mengakibatkan beberapa
dukungan keluarga dan kebutuhan spiritual komplikasi dan berakibat akan menurunkan
terhadap kualitas hidup pasien hipertensi di kualitas hidup (Hamida et al, 2019).
Wilayah Kerja Puskesmas Bandongan. Dalam studi yang dilakukan oleh
Poljičanin et al (2010) menyebutkan bahwa

KAJIAN LITERATUR DAN individu dengan penyakit hipertensi bisa

PENGEMBANGAN HIPOTESIS memberikan dampak yang buruk terhadap

WHO mendefinisikan kualitas hidup kualitas hidup individu. Pada individu dengan

merupakan konsep yang subjektif dan penyakit hipertensi, terjadi penurunan kualitas

menekankan persepsi individu mengenai hidup hampir seluruh dimensi yang diukur

kehidupannya saat ini, persepsi indivudu berdasarkan kuesioner WHO dan yang paling

tersebut dapat dipengaruhi oleh budaya dan berpengaruh yaitu dimensi kesehatan fisik dan

sistem nilai dimana individu tinggal, dan hubungan sosial (Anbarasan, 2015). Dalam

berhubungan dengan tujuan, harapan, standar penelitian Xu et al (2016) mengatakan bahwa

serta kepentingan mereka (WHO QOL, 1998). orang dengan penderita hipertensi mempuyai

Kualitas hidup merupakan suatu kualitas hidup yang buruk dari pada orang

persepsi seseorang terhadap kesehatan fisik, yang tidak mengalami hipertensi.

sosial dan emosional dalam melakukan Dari beberapa penjelasan diatas, dapat

aktivitas sehari-hari yang ditunjang dengan disimpulkan bahwa kualitas hidup merupakan

terpenuhinya kebutuhan sehari-hari (Ekasari, konsep subjektif dan menekankan persepsi

2018). individu mengenai kehidupannya saat ini di

Kualitas hidup baik yaitu ditandai pengaruhi oleh budaya dan sistem nilai

dengan bebas dari keluhan, mempunyai fungsi dimana mereka tinggal, kualitas hidup yang

dan perasaan tubuh normal, perasaan sehat baik yaitu ditandai dengan bebas dari keluhan,

dan bahagia, karir pekerjaan yang mempunyai fungsi dan perasaan sehat dan

memuaskan, hubungan interpersonal baik, bahagia, karir pekerjaan yang memuaskan,

bekerja dengan baik, dapat menghadapi stress hubunga interpersonal yang baik, dan dapat

dalam kehidupannya (Wiyanty, 2012). menghadapi stress berbanding terbalik dengan

Berbanding terbalik dengan orang yang pasien yang menderita penyakit kronis apabila
tidak ditangani secara baik maka akan
menimbulkan masalah yang serius dan Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
mengakibatkan penurunan kualitas hidup. hidup pada pasien hipertensi sebagai berikut:
Terutama pada penderita hipertensi yang dapat a. Jenis kelamin
memberikan dampak buruk terhadap kualitas Gender merupakan salah satu faktor yang
hidup. mempengaruhi kualitas hidup (Moons et al,
Penderita hipertensi dalam masalah 2004). Berdasarkan penelitian Rudy (2020)
kualitas hidup mendapat perhatian yang mengatakan bahwa terdapat hubungan
khusus karena dalam penatalaksanaan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup
penyakit diharapkan tidak hanya responden yang menderita hipertensi.
menghilangkan gejala tetapi juga Selain itu Bain et al (2003) berdasarkan
meningkatkan kualitas hidupnya (Sari, 2017). penelitiannya menemukan bahwa adanya
Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup perbedaan antara kualitas hidup laki-laki
yaitu aktivitas fisik dimana seseorang yang dan perempuan, dimana kualitas hidup
mengalami hipertensi dapat melakukan laki-laki cenderung lebih baik daripada
aktivitas fisik dengan rutin sehingga dapat kualitas hidup perempuan. Selain itu antara
meningkatkan kualitas hidup secara fisik dan perempuan dan laki-laki memiliki respon
mental. Selain aktivitas fisik peningkatan yang berbeda dalam menghadapi masalah,
kualitas hidup dapat diperoleh secara mental laki-laki cenderung tidak peduli dengan
dengan mengurangi stress, meningkatkan rasa kesehatan sedangkan perempuan lebih
antusias, percaya diri, mengurangi kecemasan peduli dengan kesehatannya dan
dan depresi yang dialami terkait dengan perempuan lebih sering melakukan
penyakit yang dideritanya. Untuk faktor sosial pemeriksaan kesehatan (Herlinah, 2013).
yang juga memepengaruhi kualitas hidup yaitu b. Usia
dukungan sosial dan juga kontak sosial dengan Umur sangat penting danmempengaruhi
lingkungan (Alfian et al, 2018). tingkat kualitas hidup seseorang kelompok
Faktor yang mempengaruhi kualitas usia yang lebih tua mempunyai kualitas
hidup hipertensi dipengaruhi oleh usia, jenis hidup yang lebih rendah.
kelamin, pendidikan, status pernikahan, Usia yang berisiko menderita penyakit
pekerjaan, lama menderita penyakit kronis, hipertensi adalah usia diatas 40 tahun.
serta keteraturan berobat dan dukungan Faktor usia mempunyai hubungan dengan
keluarga (Rudianto, 2015). kualitas hidup yang signifikan seseorang
dengan umur 60-70 tahun kemungkinan
memiliki kualitas hidup yang baik dari
pada dengan seseorang dengan usia 70 penelitian Empiris di Amerika mengatakan
tahun lebih (Nugroho, 2012) . bahwa individu yang menikah mempunyai
Hal ini sejalan dengan penelitian Anand kualitas hidup yang lebih tinggi dari pada
(2017) menunjukkan bahwa hipertensi individu yang tidak menikah, bercerai
banyak terjadi pada usia lanjut. Hal ini ataupun janda/duda yang ditinggal
dikarenakan semakin bertambahnya usia pasangannya meninggal.
elastisitas pembuluh darah akan mengecil e. Pekerjaan
dan akan menyebabkan aliran darah ke Pekerjaan juga dapat menjadi faktor yang
tubuh semakin sedikit sehingga jantung mempengaruhi kualitas hidup. Seseorang
harus bekerja keras untuk memenuhi aliran baik laki-laki maupun perempuan yang
darah sehingga menyebabkan hipertensi. memiliki pekerjaan dan sejahtera maka
c. Pendidikan akan mempunyai kualitas hidup yang baik.
Semakin tinggi tingkat pendidikan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
seseorang maka semakin banyak Anbarasan (2015) menyebutkan bahwa
pengalaman hidup yang dilalui, sehingga salah satu penyebab hipertensi adalah
akan lebih siap dalam menghadapi masalah pekerjaan, beban kerja menimbulkan risiko
yang terjadi. Sedangkan yang memiliki terjadinya hipertensi 7 kali lipat dari
pendidikan rendah memiliki kejadian normalnya. Pekerjaan yang meningkat
kualitas hidup yang kurang atau buruk akan membuat otot skeletal dan
(Wikananda, 2017). memerlukan banyak energy. Dan tingginya
Pendidikan sangat berpengaruh besar pada pekerjaan akan membuat pasien
kesehatan, jika pendidikan seseorang mengalami stress yang akan
semakin tinggi maka seseorang tersebut mengakibatkan terjadinya tekanan darah
akan memikirkan tentang bagaimana tinggi dan dapat menurunkan kualitas
pentingnya menjaga kesehatan, dan hidup.
semakin rendah pendidikan maka f. Lama menderita penyakit kronis
seseorang itu akan semakin acuh tentang Lamanya menderita penyakit akan
kesehatan tubuhnya (Rahmawati, 2017). berdampak dan membuat aktivitas
d. Status pernikahan terganggu sehingga dapat menurunkan
Status pernikahan dapat membedakan kualitas hidup.
kualitas hidup individu yang tidak Diabetes dan hipertensi adalah penyakit
menikah, individu bercerai maupun janda, kronis yang sering menurunkan kualitas
dan individu yang menikah. Dalam hidup pasien, apabila tidak ditangani
dengan baik maka kelompok penyakit ini oleh indiviu. Dukungan keluarga merupakan
bisa mengakibatkan komplikasi lain. Dm sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
dan hipertensi tidak memberikan terhadap anggotanya. Anggota keluarga
pengaruh/dampak yang besar terhadap memandang bahwa orang yang bersifat
mobilitas dan kegiatan sehari-hari, tetapi mendukung selalu ada untuk memberikan
hanya beberapa penderita merasa sakit dan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
cemas terhadap penyakit yang dideritanya. (Friedman, 2013).
Dapat dikatakan bahwa kualitas hidup pada Bentuk dukungan keluarga untuk pasien
penderita DM lebih baik daripada penderita hipertensi (Perdana, 2017) :
hipetensi. Penyakit kronis dapat 1. Dukungan emosional
memberikan dampak buruk untuk Dukungan emosional yaitu keluarga
kesejahteraan penderita dan peran diri sebagai tempat yang aman dan damai untuk
dalam kehidupannya. istirahat dan pemulihan juga dapat membantu
g. Keteraturan berobat penguasaan terhadap emosi. Dukungan
Tujuan pengobatan pada pasien hipertensi emosional yang diberikan keluarga meliputi
yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup dukungan yang diwujudkan dalam bentuk
pada penderita hipertensi. kasih sayang dan perhatian seperti merawat
Menurut penelitian yang dilakukan Sari penderita hipertensi dengan penuh kasih
(2017), yakni terdapat hubungan bermakna sayang, mendampingi dan menemani saat
antara tingkat pengetahuan peyakit menjalani perawatan, dan mendengarkan
hipertensi jika pada penderita hipertensi keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien
tidak minum obat atau melakukan hipertensi. Dukungan emosional yang kuat
pengontrolan tekanan darah secara rutin dari keluarga secara langsung memberikan
maka akan menyebabkan komplikasi, efek bagi peningkatan kualitas hidup penderita
dengan begitu mereka harus mau hiertensi. Jika masalah psikiologis (emosional)
mengontrolkan tekanan darah dengan penderita hipertensi tertangani dengan baik
kontrol rutin (1 kali/bulan). maka kualitas hidupnya akan baik pula.
2. Dukungan informasional
Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi Dukungan informasional yaitu
terus menerus disepanjang kehidupan keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi,
manusia. Dukunagan keluarga berfokus pada dimana keluarga menjelaskan tentang
interaksi yang berlangsung dalam berbagai pemberian saran dan informasi yang dapat
hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi digunakan untuk mengungkapkan suatu
masalah. Dukungan informasional yang penderita untuk keperluan pengobatan,
diberikan diwujudkan dalam bentuk menyediakan makanan yang khusus bagi
memberikan informasi tentang hasil penderita hipertensi, membayar biaya
pemeriksaan pada penderita hipertensi, perawatan, serta membantu aktivitas sehari-
menjelaskan hal-hal yang harus dihindari hari. Sebagai bentuk kecil yang dapat
penderita selama masih menderita hipertensi, dilakukan oleh keluarga dengan mengantarkan
mengingatkan untuk meminum obat, olahraga penderita hipertensi berobat ataupun
ringan, istirahat, dan makan-makanan yang memeriksakan kesehatannya secara berkala.
perlu dikonsumsi saat mengalami hipertensi. Segala bentuk perhatian kecil yang diberikan
Menurut penelitian Astuti (2017) keluarga keluarga diharapkan dapat membentu
yang memberikan dukungan informasional memotivasi untuk terus meningkatkan kualitas
dengan kualitas hidup penderita hipertensi hidupnya.
memberikan peluang 7.424 kali meningkatkan 4. Dukungan penghargaan
kualitas hidup penderita hipertensi Dukungan penghargaan yaitu keluarga
dibandingkan dengan yang kurang dalam yang bertindak membimbing dan menengahi
memberikan dukungan informasi. Sejalan pemecahan masalah, sebagai sumber dan
dengan peneitian yang dilakukan oleh Rahman validator identitas anggota keluarga
(2017) menemukan bahwa terdapat hubungan diantaranya memebrikan dukungan dan
dukungan informasi dari keluarga dengan penghargaan. Bentuk dukungan yang dapat
kualitas hidup. Nilai hubungan dukungan diberikan seperti memberkan dukungan dan
informasi keluarga adalah positif, yang berarti semangat terhadap penderita hipertensi,
semakin meningkat nilai dukungan informasi memberikan pujian terhadap penderita
dari keluarga sebanyak 1 kali maka akan hipertensi, melibatkan dalam pengambilan
meningkatkan kualitas hidup. keputusan dan memberikan respon positif
terhadap pendapat atau perasaan penderita
3. Dukungan instrumental hipertensi. Menurut teori Friedman (2013)
Dukungan instrumental yaitu keluarga mengatakan bahwa dukungan
merupakan sumber pertolongan praktis dan penilaian/penghargaan juga merupakan fungsi
konkrit, diantaranya yaitu dalam hal efektif keluarga yang dapat meningkatkan
kebutuhan keuangan, makan, minum dan status psikososial pada kelaurga yang sakit.
istirahat. Dukungan instrumental yang Melalui dukungan ini penderita akan
diberikan keluarga kepada penderita hipertensi mendapat pengakuan atas kemampuan dan
seperti menyediakan waktu dan fasilitas bagi keahlian yang dimilikinya.
Kebutuhan spiritual merupakan suatu semangat hidup dan kualitas hidup
kebutuhan untuk mempertahankan atau penderita hipertensi, spiritual juga
mengembalikan keyakinan dan memenuhi penting di kembangkan untuk menjadi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk dasar tindakan dalam pelayanan
mendapatkan maaf atau pengampunan, kesehatan (Utama et al, 2017).
mencintai, serta menjalin hubungan penuh c. Pengalaman hidup sebelumnya,
rasa percaya dengan tuhan. Kebutuhan pengalaman hidup yang positif ataupun
spiritual adalah kebutuhan untuk mencari arti negative dapat mempengaruhi spiritual
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan paien hipertensi dan dapat mempengaruhi
dicintai serta untuk memberikan maaf kualitas hidupnya. Peristiwa dalam
(Ummah, 2016). kehidupan seseorang dianggap sebagai
Faktor-faktor yang mempengaruhi spiritual salah satu cobaan yang diberikan kepada
a. Keluarga, peran keluarga sangat penting manusia untuk menguji keimanannya.
dalam perkembangan spiritual penderita, d. Krisis dan perubahan, krisis dan
pemberian dukungan spiritual adalah perubahan bisa mengutakan spiritual
salah satu peran keluarga untuk seseorang krisis sering dialami seseorang
memberikan pelayanan pada penderita ketika menghadapi penyakit, penderitaan,
hipertensi, keluarga harus membantu proses penuaan, kehilangan dan bahkan
untuk memenuhi kebutuhan spiritual kematian. Perubahan dalam kehidupan
penderita sebagai bagian dari kebutuhan dan krisis yang dihadapi tersebut
menyeluruh penderita. Dukungan yang merupakan pengalaman spiritual yang
diberikan dari keluarga dalam pemenuhan bersifat fisik dan emosional, ketika
kebutuhan spiritual akan meningkatkan menderita penyakit hipertensi maka
spiritual penderita dan kualitas hidup penderita akan merasakan nyeri dan
penderita hipertensi (Utama et al, 2017). seiring berjalannya waktu nyeri yang
b. Latar belakang etnik dan budaya. Sikap, dirasakan akan berakibat menurunkan
keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh kualitas hidupnya, semakin menua
latar belakang etnik dan sosial budaya. seseorang maka akan berpengaruh pada
Dan pada umumnya seseorang akan fisik dan akan menurunkan kualitas
mengikuti tradisi agama dan spiritual hidup, kehilangan akan mempengaruhi
keluarga. Dukungan spiritual dan mental dan akan berakibat penurunan
dukungan sosial sangat di butuhkan untuk pada kualitas hidup.
meningkatkan kesehatan mental,
e. Terpisah dari ikatan spiritual, menderita pikiran serta keselarasan dengan diri
penyakit terutama penyakit kronis sering sendiri kekuatan yang timbul dari diri
kali membuat individu merasa terisolasi seseorang membantunya menyadari makna
dan kehilangan kebebasan pribadi dari dan tujuan hidupnya
sistem dukungan sosial. Penelitian yang a. Kepercayaan (Faith)
dilakuakan Coyle (2014) Kepercayaan bersifat universal, yaitu
mengindikasikan bahwa seseorang yang merupakan penerimaan individu untuk
merasa dirinya sendiri, kesepian juga bisa kebenaran yang tidak dapat dibuktikan
disebut dengan isolasi sosial akan oleh pikiran yang logis. Kepercayaan
berdampak pada penyakit hipertensi. dapat memberikan arti dalam hidup dan
Seseorang yang tidak mampu berinteraksi kekuatan bagi individu ketika
baik kepada keluarga, anak, pasangan, mengalami komitmen terhadap sesuatu
bahkan masyarakat sekitar akan atau seseorang sehingga dapat
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi memahami kehidupan manusia dengan
dan pada umumnya akan berpengaruh wawasan yang lebih luas.
pada penurunan kualitas hidup (Riyadina b. Harapan (Hope)
et al, 2019) Harapan yaitu berhubungan dengan
f. Isu moral terkait dengan terapi, pada ketidakpastian dalam hidup dan
sebagian agama proses penyembuhan merupakan suatu proses interpersonal
merupakan sebagai cara tuhan untuk yang terbina melalui hubungan saling
menunjukkan kebesarannya. Walaupun percaya dengan orang lain, termasuk
terdapat beberapa agama yang menolak dengan Tuhan, harapan akan sangat
intervensi pengobatan (Ummah, 2016) penting bagi individu yang menderita
Menurut Young (2007) karakteristik penyakit kroonis seperti hipertensi
spiritualitas yaitu: tanpa harapan banyak orang mengalami
1. Hubungan dengan diri sendiri depresi dan cenderung akan
Yaitu kekuatan dari dalam diri sendiri, menurunkan kualitas hidupnya
yang meliputi pengetahuan dan sikap c. Makna atau arti dalam hidup (meaning
tentang diri. Pengetahuan diri merupakan of live)
jawaban dari pertanyaan tentang apa dan Perasaan untuk mengetahui makna
siapa dirinya. Sikap terkait dengan hidup yaitu diidentikkan dengan
kepercayaan pada diri sendiri, prcaya pada perasaan dekat dengan Tuhan,
kehidupan atau masa depan, ketenangan merasakan hidup suatu pengalaman
yang positif seperti halnya maupun psikologi dari keluarga, teman,
membicarakan tentang situasi yang untuk meningkatkan kualitas hidup,
nyata, membuat hidup lebih terarah, penderita juga harus mengkonsumsi obat-
penuh harapan tentang masa depan, obatan dalam jangka panjang hal tersebut
mencintai dan dicintai oleh orang lain akan berdampak pada psikologis penderita
2. Hubungan dengan orang lain hipertensi. Maka dari itu penderita
Karakteristik spiritual berhubungan dengan hipertensi membutuhkan dukungan sosial
orang lain di dasari oleh kepercayaan, dan psikologi dari orang terdekat untuk
harapan dan makna hidup yang terbangun meningkatkan kualitas hidupnya
dalam spiritualitas pribadi. Hubungan ini 3. Hubungan dengan alam/lingkungan
dibedakan atas harmonis dan tidak Karakteristik hubungan dengan alam lebih
harmonisnya hubungan dengan orang lain. menekankan pada keselarasan dalam
Harmonis yaitu meliputi pembagian waktu, mengetahui dengan pengetahuan alam,
pengetahuan dan sumber secara timbal kepercayaan tentang alam tanah, air, udara,
balik, mengasuh anak, mengasuh orang tua aroma, tanaman, satwa, akan menciptakan
yang sakit, serta meyakini kehidupan dan pola perilaku manusia terhadap alam.
kematian, kondisi yang tidak harmonis Keadaan ini menimbulkan keselarasan dan
mencakup konflik dengan orang lain. rekreasi untuk individu.
Hubungan dengan orang lain lahir dari Rekreasi merupakan kebutuhan spiritual
kebutuhan, keadilan dan kebaikan, seseorang dalam menumbuhkan keyakinan,
menghargai kelemahan dan kepekaan rahmat, rasa terima kasih, harapan dan
orang lain, rasa takut akan kesepian, cinta kasih dengan alam yang telah
keinginan dihargai dan diperhatikan. Sifat dianugrahkan oleh Tuhan. Maka akan
yang berhubungan dengan orang lain yang tercapailah kedamaian kehidupan dan
dapat dikembangkan antara lain yaitu merasa lebih tenang.
memaafkan, mengembangkan kasih sayang
dan dukungan sosial. Dengan demikian 4. Hubungan dengan tuhan
jika seseorang mengalami kekurangan atau Hubungan dengan tuhan tampak dari sikap
kelemahan maka orang dapat memberi dan perilaku agamis dan tidak agamis.
dukungan psikologis dan sosial. Dimana Keadaan ini membangun berbagai upaya
penderita hipertensi mempunyai kualitas ritual keagamaan seperti bersyukur,
hidup yang cenderung buruk maka sembahyang, puas atau berdoa, pada
penderita membutuhkan dukungan sosial penderita hipertensi melakukan tindakan
solat mempeunyai efektivitas untuk
menurunkan tekanan darah, apabila Definisi operasional yang akan digunakan
tekanan darah menurun dan spiritual dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel :
berjalan dengan baik maka penderita Tabel 3.1 Definisi Operasional
hipertensi akan cenderung mempunyai Definisi
Alat
Cara
Hasil Skala
Variabel operasio pengu
ukur ukur ukur
kualitas hidup yang baik. nal kuran

Variabel independen

1. METODE PENELITIAN Dukung Dukungan Kuesio Kuesi Peng Skala


an yang ner oner ukura ordina
Penelitian ini dilaksanakan di keluarga diberikan yang denga n l
keluarga berisi n 19 hasil
Puskesmas Bandongan yang dimulai pada merupakan 19 item item penel
dukungan pertany pertan itian
bulan Juli 2021. Penelitian ini menggunakan yang aan dan yaan secar
diberikan terbagi denga a
desain non experimental dengan metode cross oleh dalam 4 n2 umu
sectional. Penelitian cross sectional yaitu jenis keluarga domain pilihan m
terhadap yaitu : jawab dikat
penelitian yang menekankan pada waktu penderita an : egori
hipertensi1. Dukung kan
pengukuran data variabel independen dan yang an Ya sebag
meliputi emosio dan ai
dependen hanya satu kali pada satu waktu dukungan nal tidak berik
2.
instrumenta Dukung ut :
(Nursalam, 2014). l, an
emosional, informa 1. Baik
infomasion sional (29-
Alat pengumpulan data yang
al, dan 3. Dukung 38)
digunakan penelitian ini adalah kuesioner. penghargaa an 2. Buru
n. instrum k
Responden mengisi jawaban berdasarkan ental (19-
4. Dukung 28)
petunjuk pengisian kuesioner. Analisa statistik an
penghar
melalui dua tahapan yaitu dengan gaan
Kebutuha Kebutuhan Kuesio Kuesi Peng Skala
menggunakan analisa univariat dan bivariat. n spiritual spiritual ner oner ukura ordina
merupakan spiritual denga n l
Analisa univariat digunakan untuk melihat kebutuhan Needs n 29 hasil
gambaran masing-masing variabel, dengan untuk Quesio pertan penel
mempertah naire yaan, itian
menggunakan distribusi frekuensi dalam ankan atau (SpNQ) denga secar
mengembal yang n4 a
bentuk persentasi dan narasi. Analisa bivariat ikan berisi pilihanumu
keyakinan 29 item jawab m
digunakan untuk mengetahui apakah ada dan pertany an: dikat
kewajiban aan. egori
hubungan antara dukungan keluarga dan beragama Pertany 0: kan
bagi aan tidak sebag
kebutuhan spiritual terhadap kualitas hidup penderita dalam 4 pentin ai
penyakit domain: g berik
penderita hipertensi dengan menggunakan uji
ut :
kronis yang Religio 1:
statistik spearman rank. cukup Sang
meliputi usity :
Definisi Cara Definisi Cara
Alat Hasil Skala Alat Hasil Skala
Variabel operasio pengu Variabel operasio pengu
ukur ukur ukur ukur ukur ukur
nal kuran nal kuran

hubungan (nomor pentin at (5,6,7,1 BK : 95


dengan diri 3,17,18, g penti 1,19,26 Baik
sendiri, 19,20,2 ng ) Buru
sesama,ling 1,22) 2: deng SB : k=
kungan, sangat an Dimens Sangat 26-
dan tuhan. Inner pentin skor i sosial baik 60
peace : g (59- (20,21,
(nomor 87) 22)
1,2,6,7, 3 :
8,12,23 amat Cuku Dimens
) sangat p i
pentin penti lingkun
Existent g ng gan
ial : (30- (8,9,12,
(nomor 58) 13,14,2
4,5,9,10 3,24,25
,11,15,1 Tida )
6) k
penti
Activel ng
y giving (0- 3. HASIL PENELITIAN
: 29)
(nomor
13,14,2 Karakteristik usia, jenis kelamin,
4,25,26,
27,28,2
status pekerjaan, dan tingkat pendidikan
9) adalah data kategorik sehingga dianalisis
menggunakan distribusi frekuensi dalam
Variabel dependent penyajianya. Hasil karasteristik disajikan pada
Variabel Persepsi Kuesio Kuesi
Peng Skala tabel 4.2.
Depende individu ner onerukura Ordina
n: yang WHOQ yangn l
kualitas ditinjau OL- berju
hasil Tabel 4.2
hidup dari BREFF mlahpenel Distribusi Karakteristik Responden
konteks yang 26 itian
budaya, berjuml pertan
secar Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
sistem nilai ah 26 yaana Status Pekerjaan, dan Tingkat
tempat pertany denga
umu pendidikan Responden di
mereka aan dan n5 m
tinggal, terbagi pilihan
dikat
Puskesmas Bandongan Kabupaten
hubungan dalam 4 jawab
egori Magelang
kesenangan indikato an: kan
dan r: sebag Variabel Kategori Frekuensi Persentase
perhatian SB : ai (%)
mereka Dimens Sangat berik
yang i fisik buruk ut: Usia 7 6,3
mencakup (3,4,10, Baik Produktif
kesehatan 15,16,1 B : = 96-
7,18) Buruk Usia Usia 45
fisik, 130 40,5
Pertengahan
psikologis, BBS :
Dimens Seda
hubungan Biasa- Usia Lanjut 50 45
i ng =
sosial dan biasa
psikolo 61- Usia Lanjut 9 8,1
lingkungan. saja
gis
Tua responden (52,3%), SMP 23 responden
Jenis Laki-laki 32 (20,7%), SMA 24 responden (21,6%), dan
28,8
Kelamin
perguruan tinggi 6 responden (5,4%).
Perempuan 79 71,2

IRT 26 23,4 Frekuensi jawaban responden tentang, kualitas


Pekerjaan Pedagang 19 17,1 hidup, dukungan keluarga, dan kebutuhan
Buruh 15 13,5 spiritual adalah data kategorik sehingga
Tani 8 7,2 dianalisis menggunakan distribusi frekuensi
Guru 5 4,5 dalam penyajianya. Hasil disajikan pada tabel
Tidak 38 34,2 4.3
Bekerja

SD 58 52,3 Tabel 4.3


Tingkat SMP 23 Distribusi Berdasarkan Kualitas Hidup,
20,7 Dukungan Keluarga, dan Kebutuhan
Pendidikan

SMA 24 21,6
Spiritual Responden di Puskesmas
Bandongan Kabupaten Magelang
Perguruan 6
5,4
Tinggi Variabel Kategori Frekuensi Persentase
(%)
Sumber: data primer yang diolah, 2021
Sangat 0 0
Buruk
Berdasrkan tabel 4.2 diketahui bahwa
Buruk 0 0
karakteristik berdasarkan usia responden
Kualitas Kurang 44 39,6
paling banyak berusia lanjut 50 responden, Hidup baik

usia pertenganhan 45 responden, usia lanjut Baik 67 60,4

tua 9 responden, dan usia produktif 7 Sangat 0 0


Baik
responden. Jenis kelamin responden laki-laki
Total 111 100
32 dan perempuan 79, perempuan lebih
Dukungan Buruk 6 5,4
mendominasi jenis kelamin mahasiswa. Keluarga

Karakteristik status pekerjaan yaitu Ibu Baik 105 94,6

rumahh tangga 26 responden (23,4%), Total 111 100

pedagang 19 responden (17,1%), buruh 15 Tidak 18 16,2

responden (13,5%), tani 8 responden (7,1%), Kebutuhan Cukup 55


46,8
Spiritual Penting
guru 5 responden (4,5%), dan tidak bekerja
Penting 26 23,4
sebanyak 38 responden (34,2%). Tingkat
Sangat 15
13,5
pendidikan responden yaitu paling banyak Penting

berpendidikan sekolah dasar sebanyak 58 Total 111 100


Sumber : Data primer yang diolah, 2021 value=0,002) dengan kualitas hidup
responden. Nilai R 0,499>0,195 menunjukan
Berdasarkan data tabel 4.3 diketahui bahwa
ada korelasi yang cukup kuat dan hubungan
data univariat dari variabel kulaitas hidup
yang positif antara dua variabel, yaitu semakin
adalah paling banyak berkualitas hidup baik
tinggi dukungan keluarga maka akan semakin
dengan 67 responden (60,4%), dan berkulaitas
baik kualitas hidup penderita hipertensi.
hidup kurang baik yaitu 44 responden
(39,6%). Sedangkan untuk variabel dukungan Hubungan antara kebutuhan spiritual terhadap
keluarga kebanyakan memiliki dukungan yang kualitas hidup responden dapat dilihat pada
baik dengan 105 responden (94,6%), dan yang tabel berikut :
memiliki dukungan yang buruk atau kurang
Tabel 4.5 Kebutuhan Spiritual dengan
dukungan dari keluarga hanya 6 responden
Kualitas Hidup Responden
(5,4%). Kebutuhan spiritual kebanyakan
responden cukup penting membutuhkan Variabel N Nilai R P-Value

Kebutuhan 111 0,247 0,000


dengan 55 responden (46,8%), sangat
Spiritual
membutuhkan 26 responden (23,4%), tidak Kualitas Hidup 111

membutuhkan spiritual 18 responden (16,2%), Sumber : Spearman Rank, 2021


dan 15 responden (13,5%) amat sangat
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
membutuhkan spiritual.
terdapat hubungan yang bermakna (p-
Hubungan antara dukungan keluarga terhadap value<0,05) antara kebutuhan spiritual (p-
kualitas hidup responden dapat dilihat pada value=0,000) dengan kualitas hidup
tabel berikut : responden. Nilai R 0,247 >0,195 menunjukan
ada korelasi yang cukup kuat dan memiliki
Tabel 4.4 Dukungan keluarga dengan Kualitas
hubungan yang positif antara dua variabel,
Hidup Responden
yaitu semakin tinggi kebutuhan spiritual maka
Variabel N Nilai R P-Value semakin baik kualitas hidup penderita
Dukungan 111 0,499 0,002 hipertensi.
keluarga
Kualitas hidup 111
PEMBAHASAN
Sumber : Spearman Rank, 2021
1. Karakteristik Responden
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
Berdasarkan penelitian menurut usia
terdapat hubungan yang bermakna (p-
responden diketahui usia responden paling
value<0,05) antara dukungan keluarga (p-
banyak usia lanjut 50 responden (45%), dan
yang paling sedikit berusia produktif 7 karena pada saat penelitian mereka sedang
responden (6,3%). Anggraini et al., (2011) bekerja. Menurut Tesfaye dalam Wulandhani,
menjelaskan bahwa terdapat tahap (2014) prevalensi hipertensi pada wanita
perkembangan manusia yang mempengaruhi (25%) lebih besar dari pada pria (24%).
status spiritual seseorang. Pada kelompok usia Hipertensi cenderung lebih tinggi pada
pertengahan dan lansia memiliki lenih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
waktu untuk melakukan kegiatan keagamaan Wood dalam Lestari, W, Sri, A.W, Sofiana,
dan berusaha untuk mengerti nilai agama yang (2014) mengatakan wanita lebih cenderung
diyakini oleh generasi muda. Berdasarkan terjadi hipertensi setelah menopause karena
hasil penelitian Sutikno dalam Mira Afnesta pengaruh hormon estrogen. Wanita yang
Yuzefo, Febriana Sabrian, (2016) didapatkan belum mengalami menopause dilindungi oleh
faktor usia berhubungan dengan kualitas hormon estrogen yang berperan dalam
hidup, lansia yang berusia 60-70 tahun meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
memiliki kemungkinan untuk berkualitas (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
hidup baik lebih besar daripada lansia dengan merupakan faktor pelindung dalam mencegah
usia 70 tahun lebih. Hal ini dikarenakan terjadinya proses aterosklerosis. Efek
terjadinya perubahan akibat proses menua, perlindungan estrogen dianggap sebagai
terdapat perubahan fisik, perubahan mental, penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
perubahan psikososial yang mengarah pada premenopause.
kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas Karakteristik status pekerjaan yaitu Ibu
sehari-hari dan berpengaruh terhadap kualitas rumahh tangga 26 responden (23,4%),
hidup lansia. pedagang 19 responden (17,1%), buruh 15
responden (13,5%), tani 8 responden (7,1%),
Berdasarkan penelitian menurut jenis kelamin
guru 5 responden (4,5%), dan tidak bekerja
responden laki-laki 32 dan perempuan 79,
sebanyak 38 responden (34,2%). Tingkat
perempuan lebih mendominasi jenis kelamin
pendidikan responden yaitu belum paling
responden. Hal ini dikarenakan responden
banyak berpendidikan sekolah dasar sebanyak
perempuan lebih banyak dijumpai daripada
58 responden (52,3%), SMP 23 responden
responden lakilaki, sehingga kesempatan
(20,7%), SMA 24 responden (21,6%), dan
responden perempuan untuk dilakukan
perguruan tinggi 6 responden (5,4%). Hal ini
penelitian lebih banyak dibandingkan
sesuai dengan KNLU dalam Anggraini et al.,
responden laki-laki. Dari hasil observasi
(2011) yang mengatakan penduduk lansia
peneliti, responden laki-laki sulit dijumpai
yang tamat SD hanya sebesar 45%.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hidup biasa-biasa aja yaitu 44 responden
bahwa kebanyakan responden sulit (39,6%). Hal ini didukung oleh penelitian
mendapatkan pendidikan karena faktor Radiani et al. (2018) yang mendapatkan
ekonomi dan keamanan negara pada saat itu frekuensi kualitas hidup lansia penderita
(masa perjuangan kemerdekaan dan hipertensi tergolong baik yaitu sebesar 52%.
mempertahankan kemerdekaan). Menurut Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
Riskesdas (2018), mengatakan bahwa tingkat yaitu aktivitas fisik dimana seseorang yang
pendidikan seseorang mempengaruhi mengalami hipertensi dapat melakukan
kemampuan seseorang dalam menerima aktivitas fisik dengan rutin sehingga dapat
informasi dan mengolahnya sebelum menjadi meningkatkan kualitas hidup secara fisik dan
perilaku yang baik atau buruk sehingga mental. Selain aktivitas fisik peningkatan
berdampak terhadap status kesehatannya. kualitas hidup dapat diperoleh secara mental
dengan mengurangi stress, meningkatkan rasa
Berdasarkan penelitian menurut lama
antusias, percaya diri, mengurangi kecemasan
menderita penyakit responden yaitu lebih dari
dan depresi yang dialami terkait dengan
satu tahun sebanyak 59 responden (53,2%),
penyakit yang dideritanya. Untuk faktor sosial
dan kurang dari satu tahun 52 responden
yang juga memepengaruhi kualitas hidup yaitu
(46,8%). Hal ini sejalan dengan penelitian
dukungan sosial dan juga kontak sosial dengan
Rahmawati (2018), hasil penelitian tentang
lingkungan (Alfian et al, 2018).
lama sakit responden di dapatkan kelompok
3. Gambaran Dukungan Keluarga
intervensi dengan lama sakit lebih dari 3 tahun
71,4% dan kelompok kontrol 52,4%. Semakin Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel
lama menderita hipertensi akan meningkatkan dukungan keluarga kebanyakan memiliki
terjadinya komplikasi yaitu pada ginjal berupa dukungan yang baik dengan 105 responden
nefrosklerosis yang merupakan akibat (94,6%), dan yang memiliki dukungan yang
langsung iskemi karena penyempitan buruk atau kurang dukungan dari keluarga
pembuluh darah intrarenal. hanya 6 responden (5,4%). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Rati et al., (2016)
2. Gambaran Kualitas Hidup
yang menunjukan hasil jumlah responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa paling banyak memiliki dukungan keluarga
data univariat dari variabel kulaitas hidup dalam kategori baik. Dukungan keluarga dapat
adalah paling banyak berkualitas hidup baik diwujudkan dengan memberikan perhatian,
dengan 67 responden (60,4%), dan berkulaitas bersikap empati, memberikan dorongan,
memberikan saran, memberikan pengetahuan menjadi faktor penting dalam cara seseorang
dan sebagainya. Dukungan keluarga berkaitan menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh
dengan pembentukan keseimbangan mental penyakit kronis Destarina, (2015).Spiritual
dan kepuasan psikologis. Anggota keluarga juga penting dalam meningkatkan kesehatan
yang memandang bahwa orang yang bersifat dan kualitas hidup. Kebutuhan spiritual
mendukung selalu siap memberikan merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dari tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan
hasil penelitian ini didapatkan bahwa dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan
responden mendapatkan dukungan untuk memberi dan mendapatkan maaf.
instrumental yang tinggi dari keluarga.

4. Gambaran Kebutuhan Spiritual

Berdasarkan penelitian untuk variabel


5. Hubungan dukungan keluarga dengan
kebutuhan spiritual kebanyakan responden
Kualitas hidup responden
agak membutuhkan dengan 55 responden
(46,8%), sangat membutuhkan 26 responden Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat
(23,4%), tidak membutuhkan spiritual 18 hubungan yang siginifikan antara dukungan
responden (16,2%), dan 15 responden (13,5%) keluarga dengan kualitas hidup responden
amat sangat membutuhkan spiritual. Penelitian yang ditunjukan dari nilai Asymp. Sig 0,002 <
ini sejalan dengan penelitian Ummah (2016), 0,05 dan nilai Correlation Coefficient
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan 0,499>0,195 r-tabel.. Dapat diartikan pada
yang signifikan antara kebutuhan spiritual penelitian ini rasa mempunyai hubungan yang
dengan kualitas hidup lansia di panti jompo signifikan terhadap kualitas hidup responden.
Semarang (p value = 0,001; p value < 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Rati et al.,
Hal ini sejalan dengan penelitian Destarina, (2016) yang menunjukan hasil bahwa terdapat
(2015), Berdasarkan hasil penelitian yang hubungan antara dukungan keluarga dengan
dilakukan pada lansia di PSTW Khusnul kualitas hidup lansia dengan hipertensi dengan
Khotimah Pekanbaru menunjukkan bahwa nilai p= 0,000 < 0,05. sehingga dengan nilai
sebagian besar responden memiliki p<0,05 ada pengaruh dukungan keluarga
spiritualitas tinggi yaitu sebanyak 23 orang terhadap kualitas hidup lansia penderita
(59,0%) dan sebagian kecil yang memiliki hipertensi.
spiritualitas rendah sebanyak 16 orang Keluarga merupakan unit terkecil dari
(41,0%). Spiritual pada seseorang dapat masyarakat, jika salah satu dari anggota
keluarga bermasalah terhadap kesehatannya pengaruhi oleh budaya dan sistem nilai
pasti akan mempengaruhi fungsi dari keluarga, dimana mereka tinggal, kualitas hidup yang
maka sangat penting anggota keluarga untuk baik yaitu ditandai dengan bebas dari keluhan,
memberikan dukungan. Dukungan keluarga mempunyai fungsi dan perasaan sehat dan
adalah proses yang terjadi terus menerus bahagia, karir pekerjaan yang memuaskan,
disepanjang kehidupan manusia. Dukungan hubunga interpersonal yang baik, dan dapat
keluarga berfokus pada interaksi yang menghadapi stress berbanding terbalik dengan
berlangsung dalam berbagai hubungan sosial pasien yang menderita penyakit kronis apabila
sebagaimana yang dievaluasi oleh indiviu. tidak ditangani secara baik maka akan
Dukungan keluarga merupakan sikap, menimbulkan masalah yang serius dan
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap mengakibatkan penurunan kualitas hidup.
anggotanya. Anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu 6. Hubungan kebutuhan spiritual dengan
ada untuk memberikan pertolongan dan Kualitas hidup responden
bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat
hubungan yang siginifikan antara kebutuhan
Dalam studi yang dilakukan oleh Poljičanin et
spiritual dengan kualitas hidup responden
al (2010) menyebutkan bahwa individu
yang ditunjukan dari nilai Correlation
dengan penyakit hipertensi bisa memberikan
Coefficient 0,247 > 0,195 R-tabel dan Asymp.
dampak yang buruk terhadap kualitas hidup
Sig 0,000 < 0,05. Dapat diartikan pada
individu. Pada individu dengan penyakit
penelitian ini rasa mempunyai hubungan yang
hipertensi, terjadi penurunan kualitas hidup
signifikan terhadap kualitas hidup responden.
hampir seluruh dimensi yang diukur
Hal sejalan dengan peneilian Yuzefo, (2016)
berdasarkan kuesioner WHO dan yang paling
yang menunjukan hasil uji statistik diperoleh p
berpengaruh yaitu dimensi kesehatan fisik dan
value (0,034) < alpha (0,05) menunjukkan
hubungan sosial Anbarasan, (2015). Dalam
ada hubungan yang signifikan antara status
penelitian Xu et al (2016) mengatakan bahwa
spiritual dengan kualitas hidup pada lansia
orang dengan penderita hipertensi mempuyai
kualitas hidup yang buruk dari pada orang Hasil penelitian yang dilakukan oleh
yang tidak mengalami hipertensi. Dapat Konopack & McAuley, (2012) dengan judul
disimpulkan bahwa kualitas hidup merupakan “Efficacy-mediated effects of spirituality and
konsep subjektif dan menekankan persepsi physical activity on quality of life: A path
individu mengenai kehidupannya saat ini di analysis” kepada 215 responden yang berusia
50 tahun ke atas. Penelitian ini menyatakan KESIMPULAN
bahwa pengaruh spiritualitas terhadap kualitas Hasil analisa data dan pembahasan yang telah
hidup dapat dilihat dari kesehatan mental, dan diuraikan untuk menjawab tujuan penelitian
pengaruh aktivitas fisik terhadap kualitas dapat disimpulkan bahwa:
hidup dapat dilihat dari kesehatan fisik
1. Gambaran kualitas hidup responden
responden.
paling banyak berkualitas hidup yang
Kebutuhan spiritual merupakan suatu
baik, yaitu 67 responden (60,4%).
kebutuhan untuk mempertahankan atau
2. Gambaran dukungan keluarga responden
mengembalikan keyakinan dan memenuhi
paling banyak memiliki dukungan yang
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
baik dari keluarganya 105 responden
mendapatkan maaf atau pengampunan,
(94,6%).
mencintai, serta menjalin hubungan penuh
3. Gambaran kebutuhan spiritual responden
rasa percaya dengan tuhan. Kebutuhan
paling banyak responden membutuhkan
spiritual adalah kebutuhan untuk mencari arti
spiritual yaitu cukup penting 55 responden
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan
(46,8%).
dicintai serta untuk memberikan maaf
4. Dukungan keluarga dan kebutuhan
(Ummah, 2016). Agama dan spiritual adalah
spiritual berpengaruh secara signifikan
sumber koping bagi lansia ketika ia
terhadap kualitas hidup penderita
mengalami sedih, kesepian dan kehilangan.
hipertensi dengan kekuatan hubungan
Hasil studi menunjukkan bahwa pada lansia
sedang dan berpola positif, dilihat dari
yang mencapai usia 70 tahun, maka lansia
nilai r 0,499 > 0,195. Semakin baik
tersebut berada pada level dimana penyesalan
dukungan keluarga dan kebutuhan
dan tobat berperan dalam penebusan dosa-
spiritual maka semakin baik kualitas
dosa. Tobat dan pengampunan dapat
hidupnya.
mengurangi kecemasan yang muncul dari rasa
bersalah atau ketidaktaatan dan menumbuhkan SARAN
kepercayaan serta kenyamanan pada tahap
1. Bagi responden
awal iman. Hal ini memberikan pandangan
Bagi responden disarankan lebih
baru bagi lansia terhadap kehidupan yang
rileks dan mencari solusi untuk
berhubungan dengan orang lain dan
mengatasi hipertensi.
penerimaan yang positif terhadap kematian.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
(Hefner dalam Yuzefo, 2016)
Penelitian ini dapat memberikan Alfian, Riza et al. 2018. “Profil Kualitas
Hidup Dan Tekanan Darah Pasien
edukasi tentang pentingnya peran
Hipertensi Rawat Jalan Di RSUD Ulin
dukungan keluarga dan kebutuhan Banjarmasin.” Jurnal Ilmiah Manuntung
4(2): 106–13.
spiritual terhadap kualitas hidup
Amal, Ahmad Ikhlasul, and Elvi Khofsoh.
penderita hipertensi 2012. “Potret Kebutuhan Spiritual Pasien
HIV / AIDS Description Of Spiritual
3. Bagi Profesi Perawat
Need Among Hiv Aids Patient.” : 70–74.
Bagi profesi perawat dapat Anand, Enu, and Jayakant Singh. 2017.
“Hypertension Stages and Their
menerapkan strategi untuk mengatasi
Associated Risk Factors among Adult
kasus seperti hipertensi pada Women in India.” Journal of Population
and Social Studies 25(1): 43–54.
responden / masyarakat diwilayah
Anbarasan, Sri. 2015. “Gambaran Kualitas
tugas Puskesmas masing-masing. Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rendang Pada
4. Bagi Keluarga
Periode 27 Februari Sampai 14 Maret
Bagi keluarga hasil penelitian ini 2015.” Intisari Sains Medis 4(1): 113.
Anggraini, Ida, Reni Zulfitri, and Riri
diharapkan keluarga dapat mengetahui
Novayelinda. 2011. “Hubungan Antara
perananya sebagai dukungan keluarga Status Spiritual Lansia Dengan Gaya
Hidup Lansia.”
dan spiritual untuk meningkatkan
Anisah C, dan Umdatus Soleha U. 2008.
kualitas hidup. “Gambaran Pola Makan Pada Penderita
Hipertensi Yang Menjalani Rawat Inap
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Di Irna F Rsud Syarifah Ambami Rato
a. Bagi penelitian selanjutnya, dapat Ebu Kabupaten Bangkalan.”
Astuti. 2017. “Dukungan Keluarga Dengan
dilakukan penelitian tentang
Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada
faktor-faktor yang mempengaruhi Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Hemodialisa.” 1(2): 89–99.
kualitas hidup penderita
Bailey JE, Wan JY, Tang J, Ghani MA,
hipertensi. Cushman WC. 2010. “Antihypertensive
Medication Adherence, Ambulatory
b. Bagi penelitian selanjutnya, dapat
Visit, and Risk of Stroke and Death.”
dilakukan pada usia muda tentang journal of General Interna Medicine.
Bain, G., H., Lemmon, H., Teunisse, S., Starr,
pengertian hipertensi.
John M., Fox, H., C., Whallley, L., J.
c. Bagi penelitian selanjutnya, dapat 2003. “Quality of Life Healthy Old Age:
Relationship with Childhood IQ, Minor
mencakup semua keyakinan
Psycological Symptoms and Optimism.
responden sehingga lebih Social Psychiatric Epidemiology.”
(August).
bervariasi status agamanya.
Balboni, T., Balboni, M., Enzinger,
A.Gallivan, k., eLIZABETH,
P.,&Wright, A. 2013. “Provision of
DAFTAR PUSTAKA Spiritual Support to Patient with
Advanced Cancer by Religious
Communities and Associations With Diponegoro.
Medical Care at the End of Life.” Hamida, Nur et al. 2019. “Pengukuran
Indonesian Journal of Pharmacy 30(4): Kualitas Hidup Pasien Program
309–15. Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
Bhandari, Nisha, Babu Ram, K C Takma, and Di Puskesmas Menggunakan Instrumen
Isabel Lawot. 2016. “International EQ-5D-5L.” Majalah Farmaseutik
Journal of Nursing Sciences Quality of 15(2): 67.
Life of Patient with Hypertension in Haskell, William L. et al. 2007. “Physical
Kathmandu.” International Journal of Activity and Public Health: Updated
Nursing Sciences 3(4): 379–84. Recommendation for Adults from the
Brunner, Suddarth &. 2013. 2 Buku Ajar American College of Sports Medicine
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. and the American Heart Association.”
Coyle, C. 2014. “The Effects Of Loneliness Circulation 116(9): 1081–93.
and Social Isolation on Hypertension in Hastono, S.P. 2011. Analisa Data Kesehatan:
Later Life: Including Risk, Diagnosis Basic Data Analysis for Health Research
and Management of the Chronic Training. Depok: University of
Condition.” university of Massachusetts Indonesia.
Boston. Herlinah, L., W. Wiarsih, and E. Rekawati.
Dalimartha, S.Purnama, B.T Sutarina, 2013. “Hubungan Dukungan Keluarga
N.Mahendra, B.& darmawan, R. 2008. Dengan Perilaku Lansia Dalam
“Care Your Self Hipertensi.” Pengendalian Hipertensi.” Jurnal
Destarina, Vera. 2015. “Gambaran Keperawatan Komunitas 1(2): 104172.
Spiritualitas Lansia Di Panti Sosial Hidayat, A. 2012. “Pengantar Kebutuhan
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan
Pekanbaru.” Ramanujan Journal: 1–8. Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Dokter, Perhimpunan. 2019. Konsensus Medika.” Tarumanagara Medical
Penatalaksanaan Hipertensi. Journal 1(2): 395–402.
Dokter, Perhimpunan, Spesialis Hidayat, A.A. 2008. “Pengantar Konsep Dasar
Kardiovaskular, and Edisi Pertama. Keperawatan. Jakarta: Salemba.” Ilmu
2015. “Pedoman Tatalaksana Hipertensi Keperawatan Dan Kebidanan: 1–13.
Pada Penyakit Kardiovaskular.” Indahria, Sulistyarini. 2020. “Efektifitas
Ekasari M.F., N.I.Riasmini, T.Hartini. 2018. Pelatihan Kebersyukuran Untuk
“Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Meningkatkan Kualitas Hidup Pada
Konsep Dan Berbagai Intervensi. Pasien Hipertensi.” Jurnal Intervensi
Malang: Wineka Media.” Psikologi 12(1): 1–12.
Febriana, Yesi, Sulistyo Andarmoyo, Sri Jacob, Delwien Esther, and Sandjaya. 2018.
Susanti, and Universitas Muhammadiyah “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Ponorogo. 2019. “Hubungan Dukungan Kualitas Hidup Masyarakat Karubaga
Keluarga Dengan Pemenuhan Kebutuhan District Sub District Tolikara Propinsi
Spiritual Lansia.” Jurnal Kesehatan Papua.” Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo: (JNIK) 1(69): 1–16.
156–61. Jafar, Tazeen H. et al. 2017. “Multicomponent
Fitria, A. 2015. “Interaksi Sosial Dan Kualitas Intervention versus Usual Care for
Hidup Lansia Di Panti Werdha.” Management of Hypertension in Rural
Friedman. 2013. Keperawatan Keluarga. Bangladesh, Pakistan and Sri Lanka:
Jakarta: EGC. Study Protocol for a Cluster Randomized
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Controlled Trial.” Trials 18(1): 1–12.
Multivariate Dengan Program SPSS. Johnston, S., dkk. 2010. “Chronic Disease
Semarang: Badan Penerbit Universitas Self-Management. The Champlain Local
Health Integration Network. A Literature Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian
Review.” Journal of Islamic Nursing Kesehatan Jakarta : PT.Rineka Cipta.
3(2): 36. Nugroho. 2012. Keperawatan Gerontik &
jufar, A. H., Nuguse, F. G., & Misgna, H. G. Geriatri. 3rd ed. Jakarta: Salemba
2017. “Assessment of Health Related Humanika.
Quality of Life and Associated Factors Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan
among Hypertensive Patients on Metodologi Penelitian Ilmu
Treatment at Public Hospitals in Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mekelle, North Ethiopia.” Journal of ———. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu
Hypertension: Open Access 06(01): 1–7. Keperawatan: Pendekatan Praktis. 4th
Kemenkes. 2013. “Pedoman Teknis Penemuan ed. Jakarta: Salemba Medika.
Dan Tatalaksana Hipertensi.” Peltzer, Karl, and Nancy Phaswana-Mafuya.
———. 2019. “Hipertensi Si Pembunuh 2013. “Depression and Associated
Senyap.” P2PTM Kementrian Kesehatan Factors in Older Adults in South Africa.”
RI: 1–5. Global Health Action 6(1).
Konopack, James F., and Edward McAuley. Perdana, M.A. 2017. “Hubungan Dukungan
2012. “Efficacy-Mediated Effects of Keluarga Dengan Kepatuhan Diit
Spirituality and Physical Activity on Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Depok
Quality of Life: A Path Analysis.” Ambarketawang Gamping Sleman
Health and Quality of Life Outcomes 10: Yogyakarta.”
1–6. Polit, Denise F. 2012. Nursing Research.
Lestari, W, Sri, A.W, Sofiana, N. 2014. China: The Point.
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Poljičanin, Tamara et al. 2010. “Diabetes
Motivasi Lansia Hipertensi Dalam Mellitus and Hypertension Have
Memeriksa Tekanan Darahnya. JOM Comparable Adverse Effects on Health-
PSIK VOL 1 NO. 2.” (2006): 1–10. Related Quality of Life.” BMC Public
Machfoedz. 2008. Metodologi Penelitian Health 10.
Bidang Kesehatan, Keperawatan, Radiani, Zakia Fitri et al. 2018. “Hubungan
Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Fitramaya. Hidup Lansia Yang Mengalami
Misgiyanto, Susilawati. 2014. “Hubungan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Antara Dukungan Keluarga Dengan Mandalle KabuRadiani, Zakia Fitri et Al.
Tingkat Kecemasan Penderita Kanker 2018. “Hubungan Dukungan Keluarga
Serviks Paliatif.” 5(Anggrek I): 1–15. Dengan Kualitas Hidup Lansia Yang
Moons, Philip, Kristel Marquet, Werner Mengalami Hipertensi Di Wilayah
Budts, and Sabina De Geest. 2004. Kerja.” Isbn 4(1): 121–38.
“Validity, Reliability and Rahman, Fatwa Sari T.D, Ismail, S. 2017.
Responsiveness of the ‘Schedule for the “Dukungan Keluarga Dan Kualitas
Evaluation of Individual Quality of Life Hidup Penderita Stroke Pada Fase Pasca
- Direct Weighting’ (SEIQoL-DW) in Akut Di Wonogiri.” : 383–90.
Congenital Heart Disease.” Health and Rahmawati, Budi Novi. 2017. “Pengaruh
Quality of Life Outcomes 2: 1–8. Pendidikan Kesehatan Manajemen Stres
Nafrialdi. 2008. “Antihipertens. Farmakologi Terhadap Tekanan Darah Penderita
Dan Terapi Edisi 5.” Hipertensi.” 1(1): 31–39.
Ningrum, T.P., Okatiranti, & Wati, D.K. 2017. Rati, Nari, Lia Endriyani, and Brune Indah
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Yulitasari. 2016. “Faktor-Faktor Yang
Kualitas Hidup Lansia ( Studi Kasus : Mempengaruhi Kualitas Hidup Lansia
Kelurahan Sukamiskin Bandung ).” Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Jurnal Keperawatan BSI V(2): 6. Puskesmas Sedayu 2.” Naskah Publikasi.
http://elibrary.almaata.ac.id. “Hubungan Dukungan Spiritual Dengan
Riskesdas, Kemenkes. 2018. “Hasil Utama Simarmata Kabupaten Samosir Tahun
Riset Kesehata Dasar (Riskesdas).” 2019 Simarmata Kabupaten Samosir.”
Journal of Physics A: Mathematical and STIKes Santa Elisabeth Medan.
Theoretical 44(8): 1–200. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Riyadina, Woro, Evi Martha, and Athena Bandung: Alfabeta.
Anwar. 2019. “Perilaku Pencegahan Dan ———. 2011. Statistika Untuk Penelitian.
Pengendalian Hipertensi : Studi Bandung: Alfabeta.
Pengetahuan, Sikap, Perilaku (Psp) Dan Suryani, and Rahmawati. 2018. “Efektivitas
Kesehatan Lingkungan Pada Wanita Konseling Keluarga Terhadap
Pasca Menopause Di Kota Bogor.” Peningkatan Kualitas Hidup Pasien
Jurnal Ekologi Kesehatan 17(3): 182– Hipertensi.” Jurnal STIKES An Nur
96. Purwodadi 3(1): 1–10.
Rudianto, N.D. 2015. “Faktor-Faktor Yang http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/ind
Mempengaruhi Kualitas Hidup Penderita ex.php/TSCD3Kep/article/view/80/88.
Hipertensi Di Puskesmas Kedungmundu Susanti, Mila, T. 2017. “Gambaran Kualitas
Kota Semarang Universitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Tresna
Muhammadiyah Semarang.” Jurnal Werda Budi Lukur Dan Lansia Di
Ilmiah Pendidikan Lingkungan dan Kelurahan Paal V Kota Jambi.”
Pembangunan 17(01): 34–41. Iniversitas Batanghari Jambi 17(2):
Rudy Chendra, Misnaniarti, Mohammad 178–83.
Zulkarnain. 2020. “Kualitas Hidup Suwardana, I. W, Saraswati, N.L. G. I,
Lansia Prolanis Penderita Hipertensi Di Wiratni, M. 2010. “Dukungan Keluarga
Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Laut.” Dan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi.”
5(2). Health Quality V(Hipertensi): 1–9.
Sakamekya, I Putu et al. 2020. “Gambaran Taylor, Bryne R. 1995. “Quality Of Life,
Kualitas Hidup Peserta Pos Binaan Nutritional Status, and Gastrointestinal
Terpadu Penyakit Tidak Menular ( Homone Profile Folloeing the Whipple
POSBINDU PTM ) Dengan Kejadian Procedure.” 169(1).
Hipertensi Di Wilayah Kerja Unit Ummah, Athurrita Choirru. 2016. X
Pelaksana Teknis ( UPT ) Puskesmas Hubungan Kebutuhan Spiritual Dengan
Abang I , Karangasem , Bali , Kualitas Hidup Pada Lansia Di Panti
Indonesia.” 11(1): 198–204. Wredha Kota Semarang.
Sari, Andriana, Lolita, and Fauzia. 2017. Utama, Tuti Anggriani, Livi Rahma, and Dana
“Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Yanti. 2017. “Dukungan Keluarga
Menggunakan Europan Quality of Life 5 Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Dimensions ( EQ5D ) Questionnaire Dan Pasien Di Ruang ICU RSUD Dr.
Visual Analog Scale ( VAS ).” Jurnal M.YUNUS Bengkulu.”
Ilmiah Ibnu Sina 2(1): 1–12. Utami, Rahayu Sri, and Raudatussalamah.
Sari, Devi Triana. 2017. “Hubungan Indeks 2016. “Hubungan Dukungan Sosial
Makanan Sehat Dengan Kualitas Hidup Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat
Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Puskesmas Dadapayam Kecamatan Tualang Relationship Between Family
Suruh Kabupaten Semarang.” Social Support With Medical Treatment
Sekarwiri. 2008. “Hubungan Antara Kualitas Adherence Of Hypertension Sufferers In
Hidup Dengan Sense of Community Puskesmas Tualang.” Jurnal Psikologi
Pada Warga Dki Jakarta Yang Tinggal 12(1): 91–98.
Di Daerah Rawan Banjir.” Utari. 2017. “Dukungan Keluarga Tentang
Sinaga, Endang Jois Quartin. 2019. Kepatuhan Diet Hipertensi Pada Lansia
Di Puskesmas Pembantu Kelurahan PADA LANSIA Mira.” 2(2): Jakarta: Rineka
Persiakan Tebing Tinggi.”
Cipta.
Waworuntu, Pramatia, Afnal Asrifuddin, and
Angela Kalesaran. 2019. “Hubungan
Aktivitas Fisik Dan Penyakit Hipertensi
Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Desa
Tondegesan Kecamatan Kawangkoan
Kabupaten Minahasa.” Jurnal KESMAS
8(7): 242–50.
WHO QOL. 1998. “WHO Quality of Life
Scale (WHOQOL).” Psuchological
Medicine 28(3): 551–58.
Wikananda, Gede. 2017. “Hubungan Kualitas
Hidup Dan Faktor Resiko Pada Usia
Lanjut Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar Bali
2015.” Intisari Sains Medis 8(1): 1–12.
Wiyanty. 2012. “Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Madiun Skripsi.”
Wulandhani, Sri Ayu, Sofiana Nurchayati, and
Widia Lestari. 2014. “Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Motivasi
Lansia Hipertensi Dalam Memeriksakan
Tekanan Darahnya.” : 1–10.
Xu, Xianglong et al. 2016. “Hypertension
Impact on Health-Related Quality of
Life: A Cross-Sectional Survey among
Middle-Aged Adults in Chongqing,
China.” International Journal of
Hypertension 2016.
Young, Koopen &. 2007. Spiritualitas,
Kesehatan Dan Penyembuhan. Medan:
Bina Medika Perintis.
Yulianti, Ika septia. 2017. “Gambaran
Dukungan Sosial Keluarga Dan Kualitas
Hidup Lansia Dengan Hipertensi Di
Puskesmas Citangkil Kota Cilegon.”
Skripsi.
Yuniandita. 2019. “Gambaran Kualitas Hidup
Pada Aspek Fisik Penderita Hipertensi
Di Wilayah Puskesmas Pajang
Surakarta.”
Yuzefo, M.a. 2016. “HUBUNGAN STATUS
SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP

You might also like