You are on page 1of 11

JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292

Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)


E-ISSN:2460-5611

PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANGAN MENURUT


PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DAPAT MENINGKATKAN
KEPUASAN KERJA
𝐈𝐬𝐧𝐚 𝐎𝐯𝐚𝐫𝐢𝟏 , 𝐒𝐞𝐭𝐲𝐨𝐰𝐚𝐭𝐢𝟐 , 𝐘𝐚𝐬𝐦𝐢𝟑
1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang, Padang 25173, Indonesia
2
Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424,
3
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Achmad Muchtar, Bukittinggi 26124, Indonesia
Email: isna.ovari@yahoo.com

Submission: 06-07-2017, Reviewed: 15-07-2017, Accepted: 29-08-2017


https://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i3.1541

Abstract
Nurses executive showing negative attitude towards their job signify unsatisfied with their job. One
of the factors that will influence nurse satisfaction work implementing the room is the head of
exercising the functions of an organizing in inpatient rooms .This study attempts to captures the
relationship between the primary function of the organizing the head of the room with satisfaction
work implementing nurse. The total sample 61 nurses implementing , taken with simple techniques
proportional random sampling , using data analyzed test chi square. The research results show a
significant relation exists between the primary function of the organizing the head of the room with
nurse satisfaction work in the perception of implementing nurse, p value = 0,037, α =0.05, a
variable whose a dominant influence work nurse satisfaction is the delegation of implementing
duty, p value = 0,002, α = 0.05. The interpretation of it is the delegation of duty able to increase
work nurse satisfaction implementing. Ward’s chief important to give the delegation of duty to
nurses implementing satisfaction nurse to work can increase .

Keywords: Nurse’s’satisfaction, The delegation of duty, Ward’s chief

Abstrak
Perawat pelaksana yang menampilkan sikap negatif terhadap pekerjaan menandakan
ketidakpuasannya dalam bekerja. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kepuasan kerja
perawat pelaksana adalah Kepala Ruangan yang melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruang
rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara pelaksanaan fungsi
pengorganisasian Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Jumlah sampel 61
orang perawat pelaksana, diambil dengan teknik proportional simple random sampling, data
dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pelaksanaan fungsi pengorganisasian Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja
perawat menurut persepsi perawat pelaksana, nilai p = 0,037, α =. 0,05, variabel yang dominan
mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana adalah pendelegasian tugas, nilai p = 0,002, ∝ =
0,05. Maknanya adalah pendelegasian tugas dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat
pelaksana. Simpulannya Kepala Ruangan penting untuk memberikan pendelegasian tugas kepada
perawat pelaksana agar kepuasan kerja perawat bisa meningkat.

Kata kunci : Kepuasan kerja,Kepala Ruangan, Pendelegasian Tugas

Kopertis Wilayah X 194


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

gambaran perilaku caring perawat


terhadap kepuasan pasien di ruang rawat
PENDAHULUAN inap RS Husein Palembang memberikan
data ada 48,3 % perawat tidak caring dan
Masyarakat dapat memilih dan 79,2 % pasien tidak puas dengan perilaku
menentukan dengan tepat Rumah sakit caring perawat di ruang rawat inap.
yang bisa memberikan pelayanan
kesehatan sesuai harapan dan kebutuhan Permasalahan pelayanan keperawatan
pasien, keluarganya. Rumah sakit dinilai yang belum bisa memenuhi harapan
baik kualitasnya dimata masyarakat masyarakat banyak dialami oleh Rumah
apabila masyarakat telah merasakan puas sakit, baik Rumah Sakit Pemerintah
dengan pelayanan yang diberikan oleh ataupun Rumah Sakit Swasta.
tenaga kesehatan yang ada, salah satunya Penyebabnya berkaitan dengan faktor
tenaga perawat. Perawat sebagai tenaga kepuasan kerja perawat, kekurangan
kesehatan dengan jumlah 40-60 % jumlah tenaga perawat dan buruknya
merupakan kelompok terbesar dari tenaga lingkungan kerja perawat. Perawat yang
kesehatan lainnya yang akan memberikan tidak mendapatkan kepuasan kerja atau
pelayanan keperawatan. Seperti yang kepuasan kerjanya rendah akan
disampaikan Sitorus, bahwa pelayanan memperlihatkan sikap dan perilaku yang
keperawatan bermutu membutuhkan tidak baik seperti sering melamun,
tenaga professional yang mengetahui apa semangat kerja rendah, cepat lelah, cepat
tindakan yang paling tepat untuk pasien, bosan, emosi tidak stabil, sering absen
mempunyai keterampilan dalam atau melakukan kesibukan yang tidak ada
melaksanakan tindakan, melakukan hubungannya dengan pekerjaan yang
komunikasi terapeutik saat memberikan menjadi tanggung jawabnya
tindakan dan selalu memberikan yang (Robbins;2001). Sikap dan perilaku
terbaik untuk pasien (Sitorus, 2011). perawat ini bisa mempengaruhi
Fenomena sekarang banyak masyarakat penampilan kerjanya. Sebaliknya perawat
mengeluhkan tentang pelayanan yang merasakan kepuasan kerja biasanya
kesehatan di Rumah sakit tidak sesuai akan lebih ramah, responsif dan sikapnya
dengan harapan mereka, karena berbeda ceria seperti yang diharapkan oleh
apa yang mereka harapkan dengan pasien, suasana ini jelas membuat pasien
kenyataan yang mereka terima, salah puas. Hasil penelitian Setiasih, (2006)
satunya adalah pelayanan keperawatan. menunjukan adanya hubungan yang
Beberapa hal yang dikeluhkan oleh bermakna antara kepuasan kerja perawat
pasien dan keluarganya adalah tentang dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit
pelayanan yang diberikan oleh perawat Husada, (r = 0,519 ; p = 0,019 dengan α =
terasa lambat dan tidak memuaskan, 0,05).
perawat kurang dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan, sikap dan METODE PENELITIAN
perilaku caring perawat sekarang kurang
dirasakan oleh pasien atau keluarga Penelitian ini menggunakan desain
pasien, komunikasi antara pasien dengan diskriptif analitik dengan pendekatan
perawat atau keluarga pasien dengan cross sectional bertujuan untuk
perawat tidak sesuai dengan arapan menganalisis hubungan antara variabel
mereka. Kondisi ini diperkuat oleh hasil independen (pelaksanaan fungsi
penelitian Agustin, (2002), tentang pengorganisasian Kepala Ruangan :
Kopertis Wilayah X 196
JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

pembagian kerja, pendelegasian tugas, 2014. Analisis data secara univariat dan
koordinasi kerja dan manajemen waktu) bivariat memakai uji statistik chi square
dengan variabel dependen (kepuasan sedangkan analisis data secara multivariat
kerja perawat). Penelitian dilakukan pada menggunakan uji statistik regresi logistik
salah satu Rumah sakit swasta di kota ganda dengan tingkat kepercayaan CI 95
Bukittinggi. Populasinya semua perawat % , ∝.= 0,05.
pelaksana yang bertugas di ruang rawat
inap, dengan tekhnik proportional simple
random sampling, responden berjumlah
61 orang. Pengumpulan data dimulai
tanggal 28 Mei sampai tanggal 9 Juni

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3. 1 Distribusi Frekwensi Karakteristik Umur, Lama Kerja, Status Pernikahan


Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap (n=61)

No Variabel f %
1. Umur
< 45 tahun 58 95
≥ 45 tahun 3 5
2. Lama kerja
Baru 24 39
Lama 37 61
3. Status Pernikahan
Belum menikah 16 26
Menikah 45 74
Tabel 3.1. menunjukkan bahwa umumnya perawat pelaksana berumur kurang dari 45
tahun, yaitu 58 orang (95%), lebih dari separoh perawat yaitu 37 orang (61%) sudah lama
bekerja dan umumnya sudah menikah yaitu 45 orang (74 %).

Tabel 3.2. Distribusi Frekwensi Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian Kepala


Ruangan Menurut Persepsi Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap (n = 61)

Variabel Kategori Total


Pelaksanaan Fungsi Kurang baik Baik
Pengorganisasian f % f % n %
26 43 35 57 61 100
Tabel 3.2. menunjukkan bahwa lebih dari separoh perawat pelaksana sudah
mempersepsikan pelaksanaan fungsi pengorganisasian Kepala Ruangannya baik, yaitu 35
orang perawat (57 %)

Hasil penelitian menunjukkan masing- pengorganisasian tapi masih belum


masing Kepala Ruangan sudah maksimal karena 43 % perawat menilai
melaksanakan tugasnya terkait fungsi Kepala Ruangannya belum bisa

Kopertis Wilayah X 197


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

menjalankan tugas sesuai dengan harapan koordinasi kerja dan manajemen waktu.
mereka. Pelaksanaan fungsi Organisasi akan maju jika terbentuk
pengorganisasian peneliti ukur dengan pengorganisasian yang teratur karena
kuesioner yang memuat 22 buah dengan pengorganisasian semua
pertanyaan tentang uraian tugas Kepala pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada
Ruangan berdasarkan pedoman waktunya.
Departemen Kesehatan Tahun 1999.
Sebaran jawaban responden Menurut asumsi peneliti pelaksanaan
mengindikasikan bahwa pelaksanaan fungsi pengorganisasian dipersepsikan
fungsi pengorganisasian Kepala Ruangan baik oleh perawat pelaksana karena
menurut persepsi perawat pelaksana Kepala Ruangan dinilai telah mampu
sudah baik, sebab responden dominan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
memilih jawaban kategori baik. ada dalam fungsi pengorganisasian sesuai
Pertanyaan yang skor jawaban baik dengan harapan mereka, yaitu pembagian
paling tinggi terkait dengan kerja, pendelegasian tugas, koordinasi
melaksanakan orientasi tenaga perawat kerja dan manajemen waktu. Sebaliknya
yang baru (98 %), membimbing tenaga perawat pelaksana yang mempersepsikan
perawat untuk melaksanakan asuhan pelaksanaan fungsi pengorganisasian
keperawatan sesuai standar (90 %), Kepala Ruangan kurang baik karena
mengupayakan pengadaan peralatan dan Kepala Ruangan dinilai belum maksimal
obat-obatan sesuai kebutuhan melaksanakan fungsi pengorganisasian di
berdasarkan ketentuan (98 %) dan ruang rawat, terbukti beberapa
menyimpan berkas catatan medik pasien pertanyaan dijawab oleh perawat
dalam masa perawatan di ruang rawat (98 pelaksana dengan jawaban tidak pernah,
%). jarang dan ragu-ragu.

Fungsi pengorganisasian di manajemen


keperawatan adalah sebagai alat yang
mengatur kegiatan terkait personal,
finansial, material dan tata cara untuk
mencapai tujuan organisasi yang sudah
disepakati bersama (Simamora, 2012).
Kegiatan Kepala Ruangan pada fungsi
pengorganisasian adalah melaksanakan
pembagian kerja, pendelegasian tugas,

Tabel 3.3. Distribusi Frekwensi Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian Kepala


Ruangan Berdasarkan Komponen Pembagian Kerja, Pendelegasian Tugas,
Koordinasi Kerja dan Manajemen Waktu Di Ruang Rawat Inap (n = 61)

No Variabel Independen Kategori Total


Sub variabel Kurang baik Baik
n % n % n %
1 Pembagian kerja 17 28 44 72 61 100
2 Pendelegasian tugas 18 30 43 70 61 100
3 Koordinasi kerja 25 40 36 60 61 100

Kopertis Wilayah X 198


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

4 Manajemen waktu 25 40 36 60 61 100


Tabel 3.3. menunjukkan bahwa lebih manajemen waktu yang dilaksanakan
dari separoh perawat pelaksana oleh Kepala Ruangannya sudah baik
mempersepsikan pembagian kerja, dengan persentase 72 %, 70 %, 60 % dan
pendelegasian tugas, koordinasi kerja dan 60 %

Tabel 3.4. Distribusi Frekwensi Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
Inap
(n = 61)

Variabel Kategori Total


Tidak puas Puas
Kepuasan Kerja f % f % n %
27 44 34 56 61 100
Tabel 3.4. terlihat bahwa lebih dari hubungan dengan rekan kerja di ruangan
separoh perawat pelaksana di Ruang (95 %), pelayanan yang diberikan pada
Rawat Inap sudah merasa puas dengan pasien (84 %) dan cara Kepala Ruangan
pekerjaannya, yaitu 34 orang perawat memperlakukan stafnya saat supervisi
(56 %). (84 %). Data diatas menunjukkan
kepuasan kerja belum merata dirasakan
Proporsi kepuasan kerja perawat oleh semua perawat pelaksana.
pelaksana di Ruang Rawat Inap lebih
separoh, 34 orang (56 %) puas dengan Menciptakan kepuasan kerja karyawan
pekerjaannya dan 27 orang (44 %) tidak tidaklah mudah, karena tiap karyawan
puas. Kepuasan kerja tersebut peneliti mempunyai kondisi, harapan dan
ukur dengan kuesioner yang memuat 20 keinginan yang berbeda-beda. Namun
buah pertanyaan yang isinya tentang bagi karyawan dan perusahaan, kepuasan
kemampuan individu, prestasi kerja, kerja merupakan kondisi ideal yang harus
aktivitas, pengembangan diri, wewenang, dicapai, sikap dan perasaan karyawan
kebijakan organisasi, kompensasi, rekan terhadap segala aspek lingkungan kerja
kerja, kreativitas, otonomi, nilai moral, akan mempengaruhi sikap dan perilaku
penghargaan, tanggung jawab, keamanan, karyawan dalam melaksanakan tugas-
pelayanan sosial, status sosial, supervisi tugas yang diberikan. As’ad, 2003 ;
karyawan, supervisi tekhnis, variasi kerja Mangunegara, 2009 berpendapat
dan suasana kerja. Sebaran jawaban kepuasan kerja karyawan bisa
responden untuk 20 pertanyaan dipengaruhi oleh gaji, kesempatan
mengindikasikan bahwa perawat mengembangkan diri, supervisi, interaksi
pelaksana di Rumah Sakit Islam Ibnu sosial dan jenis pekerjaan. Menurut
Sina Bukittinggi puas dengan asumsi peneliti kepuasan kerja bersifat
pekerjaannya, sebab responden dominan subyektif dan dinamis, tergantung pada
memilih jawaban kategori puas dan nilai–nilai dan harapan yang dimiliki
sangat puas. Pertanyaan dengan skor oleh masing-masing perawat pelaksana.
jawaban puas dan sangat puas, paling Banyak faktor yang berperan dalam
tinggi terkait dengan kesempatan mempengaruhi kepuasan kerja perawat,
melakukan pekerjaan sesuai dengan salah satunya adalah pelaksanaan fungsi
kemampuan yang dimiliki (88,5%), pengorganisasian Kepala Ruangan.

Kopertis Wilayah X 200


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

Tabel 3.5. Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian Kepala Ruangan dengan


Kepuasan Kerja Perawat Menurut Persepsi Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2014 (n = 61)

Variabel Kepuasan kerja Total OR p value


Pelaksanaan Tidak Puas Puas (95 % CI)
Fungsi
Pengorganisasian f % f % n % 3,491
Kurang baik 16 62 10 38 26 100 95 % CI :
1,204 – 0,037
Baik 11 31 24 69 35 100
10,123
Jumlah 27 44 34 56 61 100

pelaksanaan fungsi pengorganisasian


Tabel 3.5. menunjukkan hasil analisis Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja
hubungan antara pelaksanaan fungsi perawat pelaksana dengan nilai OR =
pengorganisasian Kepala Ruangan 3,491, artinya perawat pelaksana yang
dengan kepuasan kerja perawat pelaksana mempersepsikan pelaksanaan fungsi
bahwa lebih dari separoh perawat pengorganisasian Kepala Ruangan baik
pelaksana mempersepsikan pelaksanaan mempunyai peluang 3,491 kali lebih
fungsi pengorganisasian Kepala besar merasakan puas dengan pekerjaan
Ruangannya baik dan merasa puas dibandingkan perawat pelaksana yang
dengan pekerjaannya, yaitu 24 orang (69 mempersepsikan pelaksanaan fungsi
%). Nilai p = 0,037, artinya ada pengorganisasian Kepala Ruangan
hubungan yang signifikan antara kurang baik.

Tabel 3.6. Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian Kepala Ruangan Berdasarkan


Komponen(Pembagian kerja, Pendelegasian tugas, Koordinasi kerja dan Manajemen
waktu) dengan Kepuasan Kerja Perawat Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2014 (n = 61)

No Variabel Kepuasan Total OR p


Tidak Puas value
Puas
Pelaksanaan fungsi f % f % n %
pengorganisasian
Kepala Ruangan
1 Pembagian kerja 3,208
Kurang baik 11 62 6 35 17 100 95 % CI 0,087
Baik 16 36 28 64 44 100 0,997 – 10,328

2 Pendelegasian 12,917
tugas 15 83 3 17 18 100 95 % CI 0,001
Kurang baik 12 28 31 72 43 100 3,162 – 52,766

Kopertis Wilayah X 201


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

Baik

3 Koordinasi kerja 2,252


Kurang baik 14 56 11 44 25 100 95 % CI 0,202
Baik 13 26 23 64 36 100 0,794 – 6,385

4 Manajemen waktu 2,252


Kurang baik 14 56 11 44 25 100 95 % CI 0,202
Baik 13 36 23 64 36 100 0,794 – 6,385

Tabel 3.6. menunjukkan hasil analisis Kepala Ruangan baik mempunyai


hubungan antara pembagian kerja, peluang 3,491 kali lebih besar merasakan
pendelegasian tugas, koordinasi kerja dan puas dengan pekerjaan dibandingkan
manajemen waktu Kepala Ruangan perawat pelaksana yang mempersepsikan
dengan kepuasan kerja perawat pelaksana pelaksanaan fungsi pengorganisasian
didapatkan data bahwa komponen Kepala Ruangan kurang baik. Data ini
pendelegasian tugas Kepala Ruangan mengindikasikan makin baik perawat
yang dipersepsikan baik dan perawat pelaksana mempersepsikan pelaksanaan
pelaksana puas dengan pekerjaannya fungsi pengorganisasian Kepala
paling besar persentasenya dibandingkan Ruangannya maka dia akan semakin puas
dengan komponen yang lain yaitu 31 dengan pekerjaannya, begitu pula
orang ( 72 %). Nilai p = 0,001 artinya sebaliknya.
ada hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan pendelegasian tugas Kepala Hasil penelitian ini didukung oleh
Ruangan dengan kepuasan kerja perawat beberapa penelitian terkait diantaranya:
pelaksana dan nilai OR 12,917, artinya Baihaqi (2010), bahwa fungsi manajerial
perawat pelaksana yang mempersepsikan berpengaruh secara positif dan signifikan
pendelegasian tugas Kepala Ruangan terhadap kepuasan dan kinerja karyawan.
baik mempunyai peluang 12,917 kali Parmin (2010), bahwa ada hubungan
lebih besar untuk merasakan puas dengan yang signifikan antara fungsi manajemen
pekerjaannya dibandingkan perawat : pengorganisasian Kepala Ruangan
pelaksana yang mempersepsikan dengan motivasi perawat pelaksana, (p =
pendelegasian tugas Kepala Ruangan 0,022, ∝ = 0,005). Rohmawati (2006),
kurang baik. bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pelaksanaan asuhan keperawatan
Hasil penelitian membuktikan ada yang baik dengan fungsi
hubungan yang signifikan antara pengorganisasian Kepala Ruangan yang
pelaksanaan fungsi pegorganisasian efektif, (p = 0,004, ∝ = 0,05). Suhendar
Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja (2004), bahwa ada hubungan yang
perawat pelaksana di ruang rawat inap bermakna antara pengorganisasian
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi Kepala Ruangan dengan absentisme
tahun 2014, (p = 0,037, ∝.= 0,05). Hasil perawat pelaksana, (p = 0,001, ∝ = 0,05).
analisis diperoleh nilai OR 3,491, artinya Mazli Astuti (2011), bahwa ada
perawat pelaksana yang mempersepsikan hubungan fungsi pengarahan Kepala
pelaksanaan fungsi pengorganisasian Ruangan dengan kepuasan kerja perawat

Kopertis Wilayah X 203


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

(p = 0,001, ∝ = 0,05) dan Simamora sebagai pemimpin. Melaksanakan sesuatu


(2005), bahwa ada hubungan yang untuk suatu tujuan, artinya Kepala
signifikan antara persepsi perawat Ruangan melakukan sesuatu dengan
pelaksana terhadap penerapan fungsi tekun dan bertanggung jawab, karena
pengorganisasian Kepala Ruangan menginginkan pelayanan keperawatan di
dengan kinerja perawat pelaksana. ruangannya berkualitas, pasien dan
keluarga pasien puas dengan pelayanan
Fungsi pengorganisasian adalah fungsi yang diberikan selanjutnya berada
manajemen yang kedua setelah fungsi ditempat, artinya sebagai Kepala
perencanaan, merupakan alat untuk Ruangan waktunya lebih banyak berada
mengatur, mamadukan kegiatan yang di ruangan bukan ditempat lain, karena
berkaitan dengan personil, finansial, pemimpin yang efektif akan melihat dan
material dan tata cara untuk mencapai mendengarkan bawahannya.
tujuan organisasi yang ditetapkan Menumbuhkan hubungan interpersonal,
bersama. Pelaksanaan fungsi artinya Kepala Ruangan menghargai dan
pengorganisasian di ruang rawat inap menikmati kerjasama dengan orang lain,
mempengaruhi kualitas pelayanan memahami kelebihan dan kekurangan
keperawatan yang diberikan, karena pada bawahannya, memanfaatkan kelebihan
fungsi pengorganisasian terdapat kegiatan bawahannya dengan optimal dan tidak
pembagian kerja, pendelegasian tugas, berfokus pada kelemahan dan kekurangan
koordinasi kerja dan manajemen waktu bawahannya.
yang dilakukan oleh seorang Kepala
Ruangan ( Nursalam , 2011; Simamora, Asumsi peneliti adanya hubungan yang
2013). signifikan antara pelaksanaan fungsi
pengorganisasian Kepala Ruangan
Keberhasilan Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana
bergantung pada bagaimana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam
kemampuannya mempengaruhi bawahan Ibnu Sina Bukittinggi karena Kepala
dalam pengelolan kebutuhan keperawatan Ruangan telah mendapat kepercayaan
disuatu ruang rawat atau unit ( Sitorus, dari perawat pelaksana serta menjadi
2011). Sebaiknya Kepala Ruangan adalah contoh bagi perawat pelaksana.
individu yang segani dan disukai oleh Keberadaannya diterima dan dihargai
semua bawahannya. Menurut Sitorus sehingga apa yang disampaikan oleh
(2011), Kepala Ruangan akan Kepala Ruangan, perawat pelaksana bisa
mendapatkan kepercayaan dan pengaruh menerima dan melaksanakannya dengan
dari bawahan bila mampu memimpin senang.Terlaksananya fungsi
melalui contoh peran, artinya Kepala pengorganisasian Kepala Ruangan secara
Ruangan perlu melakukan sesuatu agar baik dan efektif menghasilkan
ditiru oleh bawahannya seperti datang peningkatkan mutu pelayanan
tepat waktu, berbicara sopan, membuat keperawatan yang dapat memenuhi
perencanaan dan mampu melakukan harapan pasien sehingga pasien
tindakan keperawatan bila dibutuhkan. merasakan puas dengan pelayanan yang
Mempertahankan integritas diri, artinya diberikan oleh perawat pelaksana.
Kepala Ruangan selalu melakukan hal-
hal yang benar dan jujur, akan
meningkatkan integritas Kepala Ruangan

Kopertis Wilayah X 204


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

Tabel 3.7. Pemodelan Akhir Analisis Multivariat (n = 61)

No Variabel B SE P OR 95 % CI
1 Pendelegasian tugas 2,559 0,718 0,001 12,917 3,162 – 52,766
Constant -4,168 1,310 0,001 0,015

Tabel 3.7. menunjukkan bahwa yaitu pembagian kerja, pendelegasian


komponen yang berhubungan dengan tugas, koordinasi kerja dan manajemen
kepuasan kerja perawat pelaksana adalah waktu. Analisis dilakukan tiga kali
pendelegasian tugas dengan nilai p = tahapan untuk mendapatkan pemodelan
0,001 dan OR 12,917. Analisis ini akhir. Hasil pemodelan akhir diketahui
bermakna komponen pelaksanaan fungsi komponen pelaksanaan fungsi
pengorganisasian Kepala Ruangan yang pengorganisasian Kepala Ruangan yang
dominan mempengaruhi kepuasan kerja dominan mempengaruhi kepuasan kerja
perawat pelaksana adalah pelaksanaan perawat pelaksana adalah pendelegasian
pendelegasian tugas Kepala Ruangan, tugas Kepala Ruangan, hasil analisis
selain itu perawat pelaksana yang menunjukkan bahwa pendelegasian tugas
mempersepsikan pendelegasian tugas Kepala Ruangan berpeluang 12,971 kali
Kepala Ruangan baik memiliki peluang untuk meningkatkan kepuasan kerja
12,971 kali lebih besar untuk merasa puas perawat pelaksana di ruang rawat inap.
terhadap pekerjaan dibandingkan dengan Jadi sering-seringlah Kepala Ruangan
perawat pelaksana yang mempersepsikan memberikan pendelegasian tugas kepada
pendelegasian tugas Kepala Ruangan perawat pelaksananya agar kepuasan
kurang baik. kerja perawat bisa selalu ditingkatkan
Analisis multivariat dilakukan terhadap
empat komponen variabel independen,

SIMPULAN antara pelaksanaan fungsi


pengorganisasianKepala Ruangan dengan
Hasil penelitian yang sudah dianalisis kepuasan kerja perawat pelaksana
memberikan beberapa simpulan yang menurut persepsi perawat pelaksana di
peneliti susun berdasarkan tujuan Ruang Rawat Inap dan komponen
penelitian yaitu:karakteristik perawat variabel independen yang dominan
pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah mempengaruhi kepuasan kerja perawat
Sakit Islam IbnuSina, umumnya pelaksana adalah pendelegasian tugas
perempuan, yang berusia produktif, Kepala Ruangan. Jadi untuk peningkatan
telah menikah dan dikategorikan sudah kepuasan kerja perawat dapat dilakukan
lama bekerja dirumah sakit tersebut. dengan seringnya Kepala Ruangan
Pelaksanaan fungsi pengorganisasian memberikan pendelegasian tugas kepada
Kepala Ruangan di Ruang Rawat perawat pelaksana.
Inaplebih dari separoh perawat pelaksana
mempersepsikannya baik. Kepuasan kerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap KEPUSTAKAAN
lebih dari separoh perawat pelaksana
merasa puas dengan pekerjaannya. Agustin, (2002). Gambaran Perilaku
Terdapat hubungan yang signifikan caring perawat terhadap

Kopertis Wilayah X 205


JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

kepuasan pasien di Instalasi Hasibuan. M. ( 2006). Manajemen


Rawat inap RS Husein Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Pelembang. Tidak Bumi Aksara.
dipublikasikan. Huber, D. (2006). Leadership and
Bauman,A. (2007). Possitive Practice Nursing
Environment Quality Work Manajement.Philadelphia:
Place :Quality Patient Care. Saunders. Elsevier.
Internationale Council of Kenneth Stone, MD. (2015). “ Delegation
Nurses. Of Duties and Professional
Standars” .JACC.Volume 05 No
Chen.Y.M.(2008). “Nurses’ Work 1Januari 2015.
Environment and Satisfaction“. Kurniadi. (2013). Manajemen
diakses Mei 2014. Keperawatan dan Prospektifnya.
Chang-Zia Zong at. all. (2014). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
“Competency-Based Kinicki. Angelo and R. Reitner. (2005).
Management Effects on Perilaku Organisasi. Jakarta:
Satisfaction of Nursing and Salemba Empat.
Patients.”Internationale Journal Malloch, Kathleen Margaret( 1997).
of Nursing Sciences 1 (2014), University of Colorado Health
page number 121-125 Sc A Context for Health and
Diane Smith Randolph. (2005). “ Healing: Relationships between
Predicting the effect of ektrinsic staff perceptions of a healing
and intrinsic job satisfaction context and their job satisfaction
faktors on requitment and
retention of rehabilitation Marquis. B.L. and Huston. C.J. (2010).
Profesionals”. Kepemimpinan dan Manajemen
Dunaway. Linda. J (2008). “Job Keperawatan. Jakarta ; EGC.
Satisfaction among Nevada Maya Sari. (2009). Pengaruh manajerial
Nurse Practitioners University of terhadap kepuasan kerja dan
Nevada”. Reno, ProQuest, UMI kinerja perawat di RSUD Kota
Dissertations. Semarang. Tidak dipublikasikan.
De. Wayne. P.F. (2005). “ Job Melanie Mc Ewen dan Evelyn. M.
Satisfaction of International Wills.(2011). Theoretical Basis
Educators “. USA; Boca Raton. for Nursing. Edition 3.
Sitorus Ratna (2001). Manajemen Philadephi ;Lippincott.
Keperawatan di Ruang Rawat. Rowland dan Rowland. (1997). Nursing
Jakarta;Sagung Seto. Administration handbooks. Edis
NotoatmodjoSukidjo, (2005). 4 Maryland : An Aspen
MetodePenelitianKesehatan. Publication.
Jakarta: Rineka Citra. Russel C. Swanburg. (2000). Pengantar
Robbins S.P. (2001). Organizational Kepemimpinan dan Manajemen
Behaviour. New Jersey: Prentice Keperawatan untuk Perawat
– Hall Inc . Prentice – Hall Klinis. Jakarta ; EGC
Incusia. Simamora, Raymond. H. (2012) . Buku
Gillies Dee Ann. (1996). Manajemen Ajar Manajemen Keperawatan.
Keperawatan. Jakarta; Badan Jakarta; EGC.
Penerbit FKUI.
Kopertis Wilayah X 206
JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292
Research of Applied Science and Education V11.i3 (194 -207)
E-ISSN:2460-5611

Simamora, Roymond H. (2005). Jakarta Utara. Tesis FIK UI,


Hubungan Persepsi Perawat Tidak dipublikasikan.
Pelaksana Terhadap Penerapan Tziner Aharon,at. All. (2015). “ Work
Fungsi Pengorganisasian Yang Stress and Turnover Intentions
Dilakukan Oleh Kepala Among Hospital Physician“.
Ruangan Dengan Kinerjanya Journal of Work and
Diruang Rawat Inap RSUD Koja Organizational Psychology 31,
page number 207-213.

Kopertis Wilayah X 207

You might also like