You are on page 1of 22

Perancangan Turbin Angin Vertikal Savonius Sebagai Sumber Energy

Untuk Penerangan Jalan Toll


Irvan Septyan Mulyana
van91.septy@gmail.com, irvansepty@staff.gunadarma.ac.id
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424, Telp (021) 78881112 ext 403

ABSTRACT

Savonius turbine is a vertical axis turbine that can operate well at lower wind speeds. In
general, the performance of the turbine is influenced by several factors, one of which is the
aerodynamic shape of the turbine. Research on vertical turbine aims to apply vertical
turbine Savonius as an energy source for lighting the road toll by using wind energy
sources derived from wind gusts vehicles passing through the turbines or the wind potential
of nature. The results of the research design of prototype and vertical axis wind turbine
Savonius type turbines U high with the dimensions 2:05 am, 1:19 m wide and 0.91 m high
blade, after testing with three variations of such testing within the variation in wind turbine
rotor blade, and the blade number variation wind speed variation. The test results by using
these variations, at a distance or diameter of the rotor blade (D.1,14 m) with a second
turbine blade with a wind speed of 4 m / s 29 rpm and generate electrical power 12:37
Watt, whereas (D.1,14 m) on a 4 blade turbine with a wind speed of 4 m / s produces 38
rpm, and electric power 1:15 Watt, (D.1,04 m) on the second turbine blade with a wind
speed of 4 m / s 41 rpm and generate electric power 1:33 Watt, ( D.1,04 m), while the
fourth turbine blade with a wind speed of 4 m / s produces 59 rpm and 2.88 Watt efficiency
turbine at a wind speed of 4 m / s diameter D 1:14 m by 2 by 1.7% turbine blade diameter
D. 1.14 m with 4 blade by 2.7% m diameter D 1:04 with 2 blades for 6.2%, D.1,04 m
diameter turbine with 4 blades of 6.7%. The results of the analysis that the turbine diameter
(D.1.14 m) rotates more slowly compared with a turbine diameter (D.1.04 m) it is caused
by too great a distance between the blade and the blade shaft so that when the wind blows,
a lot of wind loss and not could push the turbine blades, the software simulation results also
proved that the distribution of the flow of wind turbine and inferential analysis of
experimental and simulation results are not much different as between the distribution of
average wind speed at the turbine and the average wind speed at the turbine rear.

Keywords: Savonius turbines, wind energy, alternative energy

27 UG JURNAL VOL 11 NO.3


ABSTRAK

Turbin Savonius merupakan turbin sumbu vertikal yang dapat beroprasi dengan
baik pada kecepatan angin rendah. Secara umum kinerja turbin dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah bentuk aerodinamis turbin. Penelitian pada turbin vertikal
bertujuan untuk mengaplikasikan turbin vertikal savonius sebagai sumber energi untuk
penerangan jalan toll dengan mengunakan sumber energi angin yang didapatkan dari
hembusan angin kendaraan yang melewati turbin atau potensi angin dari alam. Hasil
perancangan prototype dan penelitian turbin angin savonius sumbu vertical type U dengan
dimensi turbin tinggi 2.05 m, lebar 1.19 m dan tinggi blade 0,91 m, setelah melakukan
pengujian dengan tiga variasi pengujian diantaranya variasi jarak sudu pada rotor turbin
angin, variasi jumlah blade dan variasi kecepatan angin. Hasil pengujian dengan
mengunakan variasi tersebut, pada jarak sudu atau diameter rotor (D.1,14 m) dengan turbin
2 sudu dengan kecepatan angin 4 m/s menghasilkan 29 rpm dan daya listrik 0.37 Watt,
sedangkan (D.1,14 m) pada turbin 4 sudu dengan kecepatan angin 4 m/s menghasilkan 38
rpm, dan daya listrik 1.15 Watt, (D.1,04 m) pada turbin 2 sudu dengan kecepatan angin 4
m/s menghasilkan 41 rpm dan daya listrik 1.33 Watt, (D.1,04 m) sedangkan pada turbin 4
sudu dengan kecepatan angin 4 m/s menghasilkan 59 rpm dan 2.88 Watt Efisiensi turbin
pada kecepatan angin 4 m/s berdiameter D 1.14 m dengan 2 sudu sebesar 1,7 % turbin
berdiameter D.1,14 m dengan 4 sudu sebesar 2,7 % berdiameter D 1.04 m dengan 2 sudu
sebesar 6,2 %, turbin berdiameter D.1,04 m dengan 4 sudu sebesar 6,7 %. Hasil analisa
bahwa turbin yang berdiameter (D.1.14 m) berputar lebih lamban dibandingan dengan
turbin berdiameter (D.1.04 m) hal ini disebabkan oleh adanya jarak sudu yang terlalu besar
antara poros dan sudu sehingga ketika angin berhembus, banyak angin yang loss dan tidak
bisa mendorong sudu turbin, Hasil simulasi pada software juga membuktikan, distribusi
aliran angin pada turbin dan dapat disimpulkan Analisa experimental dan simulasi hasilnya
tidak berbeda jauh antra distribusi kecepatan angin rata-rata di depan turbin dan kecepatan
angin rata-rata di belakang turbin.

Kata kunci : Turbin Savonius, energi angin, energy alternative

I. PENDAHULUAN sangat dibutuhkan untuk menguragi


Perkembangan teknologi pengunaan sumber energi yang sudah
menyebabkan meningkatnya kebutuhan ada, energi listrik tentu sangat dibutuhkan
energi setiap tahun terus meningkat. untuk menunjang kemajuan suatu
Keadaan tersebut menimbulkan teknologi.
kebutuhan akan adanya sumber energi Salah satu upaya untuk mengatasi
baru sangat dibutuhkan untuk menunjang krisis energy adalah mengurangi
kemajuan teknologi. Energi alternatif ketergantungan terhadap sumber energy

28 UG JURNAL VOL 11 NO.3


fosiil dengan cara memanfaatkan sumber alternatif yang murah dan hemat untuk
energy alternative salah satu energy digunakan sebagai sumber listrik
alternative yang dapat digunakan adalah penerangan karena menggunakan sumber
energy yang terdapat pada alam seperti energi gratis dan tak terbatas dari alam.[2]
energy angin yang dapat dimanfaatkan Penelitian dibidang ini terus
untuk pembangkit listrik tenaga angin.[1] berkelanjutan dan ada beberapa masalah
Pembangkin listrik tenaga angin secara teknis salah satunya, kecepatan
merupakan suatu metode untuk angin dan jarak celah sudu pada turbin
membangkitkan energy listrik dengan berpengaruh terhadap unjuk kerja turbin
cara memutar turbin yang dihubungkan angin poros vertikal Savonius[3]. Masalah
ke generator sebagai pembangkit listrik, ini yang menjadi perbedaan antara setiap

kemudian energy listrik yang dihasilkan jenis turbin vertikal terhadap kerja turbin

oleh generator disimpan dalam elemen tersebut maka harus dilakukan penelitian

penyimpanan energy listrik ( baterai ). agar jarak celah pada sudu turbin dicari
yang paling optimal untuk perancangan
Energy listrik yang tersimpan dalam
desain ini.
baterai ini digunakan untuk menyalakan
II. METODE PENELITIAN
beberapa peralalatan listrik elektronik
1. Konsep Desain
seperti lampu, televisi, radio dan beberapa
Win turbine savanius di desain untuk
peralatan listrik yang memiliki kapasitas
menghasilkan energy listrik untuk
daya listrik yang tidak terlalu besar.
mengisi baterai dengan memanfaatkan
Turbin angin yang dirancang dalam
tenaga angin yang berasal dari alam dan
penulisan ini bertujuan untuk sebagai
aktifitas kendaraan yang melewati jalan
pembangkit listrik untuk penerangan jalan
tol, berdasarkan survei LAPAN kecepatan
hususnya jalan tol, banyak jalan tol
angin di jalan tol cipularang berkisar
membutuhkan penerangan jalan, sekarang
antara 3-5 meter per sekon.[4]
ini banyak lampu lalu lintas yang
Desain ini diharapkan bisa
mengunakan energy alternatif
mengurangi ketergantungan terhadap
mengunakan energy tenaga matahari atau
pengunaan energy listrik terhadap PLN (
lebih dikenal dengan power sell surya.
Perusahaan Listrik Negara ) dengan
Tenaga surya merupakan sebuah

29 UG JURNAL VOL 11 NO.3


konsep desain ini pengunaan lampu jalan Bagian dari bangunan pelengkap
bisa optimal dengan mengunakan dua jalan yang dapat diletakkan atau dipasang
energy alternative antara energy angin di kiri atau kanan jalan dan atau di tengah
dan PTS ( Pembangkit Tenaga Surya ) (di bagian median jalan) yang digunakan
atau dikenal dengan solar sell dengan untuk menerangi jalan maupun
menggabungkan dua energy ini bisa lingkungan di sekitar jalan yang
saling melengkapi disaat musim panas diperlukan termasuk persimpangan jalan,
yang jumlah angin yang sedikit dan disaat jalan layang, jembatan dan jalan di bawah
musim penghujan jumlah energy angin tanah, suatu unit lengkap yang terdiri dari
lebih banyak dan panas matahari sumber cahaya, elemen optik, elemen
berkurang sehigga pengunaan energy elektrik dan struktur penopang serta
matahari berkurang bahkan tidak pondasi tiang lampu.
berfungsi sama sekali. Dengan adanya Desain tiang lampu penerangan jalan
desain ini diharapkan akan melengkapi pada dasarnya sama dengan jenis yang
kekurangan dari PTS ini. ada hanya memodifikasi dari tiang yang
Dengan dasar pemikiran dalam sudah ada berikut adalah contoh tiang
perancangan alat ini adalah : lampu penerangan jalan yang
 Mengurangi ketergantungan sederhana.[5]
terhadap pemakaian listrik Negara
 Bisa saling melengkapi antara
pembangkit tenaga surya dan tenaga
angin.
 Memanfaatkan angin yang
berhembus ketika kendaraan
melewati jalan dengan kecepatan
diatas 60 km/jam
 Mendesain turbin angin yang dapat
berputar dengan kecepatan angin
yang rendah.
2. Desain Lampu Penerangan Jalan

30 UG JURNAL VOL 11 NO.3


diharapkan hembusan angin tersebut bisa
memutar turbin angin.
Dari konsep awal ini pebuatan
prototype turbin adalah hal yang
terpenting sebelum melakukan
perancangan selajutnya karna putaran
turbin angin adalah salah satu dasar untuk
membangkitkan energy listrik sehingga
harus dilakukan pengujian untuk
mengetahui kecepatan turbin dan
seberapa besar daya yang mungkin
dihasilkan oleh turbin angin tersebut.

Gambar 1. Tiang Lampu penerangan jalan di


tengah (median)[5]
Desain ini yang akan digunakan sebagai
konsep dasar yang akan dimodifikasi
sebagai pembangkit tenaga angin yang
dapat menghasilkan energy listrik yang
dapat dimanfaatkan sebagai lampu
penerangan jalan. Selain itu type lampu
jalan median ini dapat memanfaatkan
hembusan angin yang di lewati kendaran,

31 UG JURNAL VOL 11 NO.3


dari PLN. Supply listrik dari PLN
merupakan kekurangan dari lampu
penerangan jalan yang mengunakan solar
cell, dengan adanya kekurangan ini
desain yang dirancang mengunakan
turbin angin diharapkan bisa mengurangi
atau bahkan tidak menggunakan supply
dari PLN.

Gambar 3. Rangkaian instalasi menggunakan


solar cell
Gambar 2. Desain tiang lampu jalan
mengunakan turbin angin Rangkayan istalasi listrik Lampu

3. Rangkayan Instalasi Listrik Penerangan Jalan solar cell dan wind

Lampu Penerangan Jalan turbine dapat dilihat pada gambar 4 hasil

Rangkaian instalasi penerangan dengan modifikasi dari rangkaian instalasi yang

menggunakan solar cell dapat diliahat menggunakan solar cell. Perbedaanya

pada gambar 3.5. rangkayan instalasi adalah mengantikan supply listrik dari

yang mengunakan solar cell masih PLN dengan generator yang berasal dari

mengunakan listrik arus AC, arus AC ini wind turbine.

berasal dari PLN (Perusahaan Listrik


Negara) jika solar cell tidak berfungsi
maka akan di bantu mengunakan listrik

32 UG JURNAL VOL 11 NO.3


turbin. Perhitungan Tip Speed Ratio pada
turbin adalah sebagai berikut :
Untuk turbin diameter besar :
Diketahui : D = 1,08 m
n = 35 rpm ( asumsi )
v = 4 m/s
Maka : =

=
= 0,494
Gambar 4. Rangkaian instalasi menggunakan
solar cell dan wind turbine Untuk turbin diameter kecil :
4. Pembuatan Prototype turbine Diketahui : D = 0.89 m
angin n = 35 rpm ( asumsi )
Desain tiang lampu jalan mengunakan v = 4 m/s
turbin angin, harus terlebih dahulu Maka : =
mengetahui berapa energy yang =
dihasilkan dari turbin tersebut sehingga
= 0,407
perlu membuat prototype dan
Dari hasil perhitungan maka desain turbin
mengsimulasikan agar mengetahui
dengan memperkirakan Tip Speed Ratio
seberapa besar daya yang dihasilkan.
untuk diameter besar 0.494 dan 0.407
Pembuatan prototype harus
untuk diameter kecil, hasil ini dapat
memperhitungkan daya yang akan
dilihat dari gambar 5 grafik hubungan
dihasilkan, kecepatan angin, kekuatan
antara Tip Speed Ratio dan Rotor Torque
poros turbin dan luas penanampang sudu.
Coefisient, sehingga dapat gambaran pada
a. Menentukan Tip Speed Ratio
desain yang akan dibuat.
Tip Speed Ratio merupakan
perbandingan antara kecepatan putar
turbin terhadap kecepatan angin. Semakin
besaar Tip Speed Ratio maka akan
semakin besar juga kecepatan putaran

33 UG JURNAL VOL 11 NO.3


Menghitung atau memperkirakan
diameter poros agar mempermudah
perancangan desain dan pemilihan
bahan untuk poros, berikut ini adalah
perhitungan diameter turbin vertikal
dengan mengunakan beberpa
persamaan, dengan menghitung torsi
pada poros dan menentukan diameter
poros. Persamaan 1.1 merupakan
persamaan untuk menghitung diameter
Gambar 5 Koefisien rotor dari beberapa
[11]
poros. [5]
turbin angina
Nilai Tip Speed Ratio dibawah 2 maka ….……… (1.1)

turbin ini adalah turbin vertikal dengan Dimana :


jumlah blade lebih dari 2 dan Rotor = torsi pada poros (N.m)
Torque Coefisient berkisar antara 0 = tegangan geser ijin torsional
sampai dengan 0.6 (N/m2)

= tegangan pada material Mpa


b. Perhitungan diameter Poros
= Faktor keamanan
Turbin
Sebelum menentukan diameter poros
a) Diameter Poros Turbin
dengan mengunakan persamaan 1.2 maka
Perhitungan poros dengan daya 28
harus mengetahui torsi pada poros
watt, putaran poros turbin 35 rpm, dengan
tersebut dengan mengunakan persamaan
faktor keamanan 2,0. Asumsi bahan
berikut;[6]
diambil AISI 1020 dengan tegangan geser
……………. (1.2)
394.7 Mpa
Dimana :
P = 65 watt ( asumsi )
P = daya pada turbin ( Watt )
n = 35 rpm ( asumsi )
n = putaran turbin (rpm)
=3
= 394.7 Mpa = = 17.73 N.m = 17730

N.mm

34 UG JURNAL VOL 11 NO.3


Setelah mendapatkan nilai torsi maka sebagai patokan desain dan pemilihan
dapat dicari dengan mengunakan material lebih mudah desain prototype
[7]
persamaan berikut : turbin juga di desain agar memudahkan
waktu proses manufaktur turbin ini
dengan bahan bahan pendukung yang
do = √ ……………...... (1.3)
mudah di dapatkan. Pada gambar 6

Dimana: k = factor diameter (ratio) = merupakan desain prototype turbin.

do = diameter luar poros ( mm )


di = diameter dalam poros ( mm)

do = √

do = 22.22 mm = 25 mm
di = do.05 = 20.0,5 =12.5 mm
Pada perancangan turbin ini
mengunakan poros berlubang dengan
diameter luar poros sebesar 25 mm dan
diameter dalam poros 12.5 mm dengan
factor keamanan sebesar 2.0 dan
mengunakan material AISI 1020. Dari Gambar 6. Desain prototype turbin angin

hasil perhitungan ini akan memudahkan 6. Variasi Pengambilan Data

pemilihan maerial dan desain lebih Proses pengambilan data

mudah. memerlukan variasi-variasi untuk

5. Desain Prototype Turbin Angin mengetahui lebih banyak masalah-

Desain prototype turbin angin verikal masalah yang terjadi pada alat tersebut

ini untuk mengsimulasikan putaran dan agar mendapatkan hasil yang baik.

kerja turbin, sehingga desain prototype Adapun variasi pengambilan data sebagai

turbin mendekati rancangan agar turbin berikut :

ini dapat di aplikasikan untuk desain 1. Variasi diameter rotor wind turbine

lampu penerangan jalan toll dengan Variasi perbedaan rotor wind turbine

parameter-parameter yang telah dihitung bertujuan unntuk mengetahui

35 UG JURNAL VOL 11 NO.3


kecepatan putaran turbin dan torsi dapat disimpulkan diameter turbin yang
jika diameter turbin di bedakan. lebih kecil lebih cepat menghasilkan
Dengan diameter 1.14 m dan 1.04 m putaran. Perbedan kecepatan putaran
2. Variasi jumlah blade turbin diameter kecil (1,04 m) hampir dua
Variasi jumlah blade secara teori kali kecepatan turbin diameter besar (1.14
mempengaruhi kecepatan putaran m) Pada asumsi awal seharusnya semakin
turbine maka untuk mengetahui mana besar diameter blade semakin besar juga
yang lebih optimal untuk keceptan turbin tetapi, pada kenyataanya
menghasilkan putaran yang paling setelah melakukan pengujian diameter
maksimal dilakukan variasi ini turbin 1.04 m dengan jumlah sudu 4
dengan perbedan jumlah blade memperoleh kecepatan yang paling cepat
dengan variasi blade 2 dan 4 blade dibandingkan dengan diameter 1.14 m,
pada turbine angin penyebab perbedaan ini dikarnakan oleh
3. Variasi kecepatan angin desain turbin yang memiliki celah antara
Variasi keceptan angin agar poros rotor turbin dan blade atau sudu
mengetahui pada kecepatan angina sehingga daerah tangkap angin menjadi
berapa turbine tersebut dapat berkurang atau bisa dikatakan angin yang
berputar sehingga bisa mengetahui didapatkan oleh sudu-sudu tersebut hilang
sepesifikasi turbine tersebut dan karena celah dari turbin tersebut.
dapat mengetahui kekurangan atau
kelebihan dari Prototype Turbine

III. PEMBAHASAN Celah pada


turbin
a. Pengaruh Kecepatan Angin

Terhadap Putaran Turbin

Hasil dari beberapa variasi


percobaan terlihat perbedan diameter
turbin terhadap putaran turbin yang Gambar 7. Celah pada Prototype Turbin
dipengaruhi oleh kecepatan angin maka

36 UG JURNAL VOL 11 NO.3


Pada gambar 8. Merupakan data 60
55

kecepatan putaran turbin (rpm)


hasil pengamatan, pada turbin angin
50
bertambahnya kecepatan angin maka 45
40 4 sudu
akan bertambah kecepatan putaran turbin, 35 D (1.14
30 m)
pada turbin 2 sudu dengan kecepatan 25 2 sudu
20 D (1.14
angin 4 m/s menghasilkan 29 rpm 15 m)
10
sedangkan pada turbin 4 sudu dengan 5
kecepatan angin 4 m/s menghasilkan 38 0
0 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
rpm, dan pada kecepatan angin 1 m/s Kecepatan angin (m/s)

turbin dengan 4 sudu dapat berputar Gambar 8. Grafik Perbandingan Jumlah Sudu
dan Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap
dengan menghasilkan putaran sebanyak 6 Putaran Turbin Diameter (D 1.14 m ) dan ( D
1.04m )
rpm, tetapi pada turbin 2 sudu dengan
kecepatan angin 1 m/s tidak b. Pengaruh diameter turbin

menghasilkan putaran. Hasil percobaan terhadap torsi

deangan diameter turbin 1.04 m, Dari gambar 9 grafik tersebut

memperkecil diameter turbin dengan luas dapat dilihat bahwa nilai torsi semakin

penampang tetap. pada turbin 2 sudu bertambah seiring dengan bertambahnya

dengan kecepatan angin 4 m/s sudut kelengkungan turbin atau diameter

menghasilkan 41 rpm sedangkan pada turbin. Ini berarti semakin besar jari-jari

turbin 4 sudu dengan kecepatan angin 4 turbin, semakin besar pula torsinya,

m/s menghasilkan 59 rpm, dan pada namun putaran yang dihasilkan turbin

kecepatan angin 1 m/s turbin dengan 4 semakin kecil. Secara umum untuk turbin

sudu dapat berputar dengan menghasilkan tipe vertikal axis khususnya turbin

putaran sebanyak 8 rpm, tetapi pada Savonius memiliki nilai torsi yang lebih

turbin 2 sudu dengan kecepatan angin 1 besar dibandingkan dengan turbin

m/s menghasilkan 6 rpm horizontal axis. Turbin ini mampu


melakukan self start pada kecepatan
angin relatif rendah dengan nilai torsi
yang besar, turbin Savonius mampu
berputar secara optimal walaupun dengan

37 UG JURNAL VOL 11 NO.3


kecepatan angin yang rendah. Untuk Dengan mengunakan persaman tersebut
mengetahui torsi dapat dihitung diperoleh torsi terbesar pada sudu 4
mengunakan persamaan berikut : (D1.14 m) sebesar 8.74 Nm, pada sudu
2 (D1.14 m) sebesar 16.97 Nm dari hasil
………………......... (1.4)
perhitungan torsi turbin diameter kecil
Dimana kecepatan angin, R jari-jari
(D1.04 m) dapat dilihat pada kecepatan
dan untuk Tip Speed Ratio turbin, angin 4 m/s dengan jumlah blade atau
tentunya untuk mengetahui torsi terlebih sudu 2 menghasilkan torsi 7,2 N/m
dahulu menghitung Tip Speed Ratio sedangkan pada jumlah sudu 4
(TSR) dengan mengunakan persamaan menghasilkan torsi lebih kecil yaitu 3.4
berikut[8]: N/m.

…………....... (1.5)
c. Pengaruh kecepatan angin (m/s)
Dimana adalah kecepatan sudut, Faktor daya (Cp)
kecepatan sudut di peroleh dari kecepatan Factor daya merupakan penentu berapa
putaran turbin dari hasil pengukuran pada besar energy angin yang dapat
saat pengujian, berikut pada gambar 9 dikonversikan menjadi energy mekanik,
adalah grafik Torsi terhadap Kecepatan untuk menghitung Faktor Daya dapat
angin. menggunakan persamaan berikut[6] :
18
16 4 sudu D
14 (1.14 m)
12 2 sudu D ……… (1.6)
Torsi (Nm)

10 (1.14 m)
4 sudu D
8
(1.04 m) Dimana kecepatan angina depan turbin
6 2 sudu D
4 (1.04 m) kecepatan angina setelah melewati
2 turbin, A luaspenampang sudu dan
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 kerapatan udara. Hasil perhitungan dapat
Kecepatan angin
dilihat pada gambar 10 dan disimpulkan
Gambar 9. Grafik Perbedaan Jumlah Sudu
dan Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap bahwa factor daya terbesar didapatkan
Torsi (Nm) Diameter Turbin
(D 1.14 m) dan (D 1.04 m) oleh turbin dengan diameter kecil (D1.04

38 UG JURNAL VOL 11 NO.3


m) dengan jumlah sudu 4 mepuyai factor diameter (D1.04 m) energy yang dapat
daya sebesar 0.56 jika di konversikan dikonfersikan sebesar 51 % dan untuk
menjadi daya sekitar 56 % maka turbin turbin berdiameter besar (D1.14 m)
ini hanya mampu mengkonversikan dengan 4 sudu sebesar 49 % dan turbin 2
energy angin menjadi energy mekanik sudu sebesar 29 %
sebesar 56 %, jumlah sudu 2 dengan
mendapatkan daya yang lebih kecil
60
4 sudu D
yaitu sebesar 1.5 Watt dengan jumlah
50 (1.14 m)
sudu 4 dan 0.57 Watt dengan jumlah
2 sudu D
40
Faktor Daya (Cp) %

(1.14 m) sudu 2. Pada gambar 11 adalah grafik


4 sudu D
30 (1.04 m) Daya listrik yang dihasilkan. Listrik
20 2 sudu D yang dihasilkan relative kecil
(1.04 m)
disebabkan generator yang digunakan
10
tidak dibuat secara khusus sehingga
0
0.51.01.52.02.53.03.54.0 daya yang dihasilkan rendah.
Kecepatan Angin m/s

Gambar 10. Grafik Perbedaan Jumlah Sudu 3


dan Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap
Faktor Daya (Cp) Diameter Turbin (D 1.14 2.5 4 sudu D
m) dan (D 1.04 m) (1.14 m)
Daya Listrik (w)

2 2 sudu D
a. Daya Listrik ( Watt ) (1.14 m)
1.5
4 sudu D
Daya listrik merupakan hubungan (1.04 m)
1
antara arus dan tengangan listrik dari 2 sudu D
(1.04 m)
0.5
generator yang diputarkan oleh turbin
0
dari hasil pengukuran listrik pada
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
generator diperoleh daya listrik Kecepatan Angin ( m/s)
maksimal pada kecepatan angin 4 m/s Gambar 11. Grafik Perbedaan Jumlah
dengan diameter (D1.04 m) dengan Sudu dan Pengaruh Kecepatan Angin
Terhadap Daya Listrik (Watt) Diameter (D
jumlah sudu 4 sebesar 2.8 Watt, pada 1.14 m) dan ( D 1.04 m

sudu 2 sebesar 1.33 Watt, sedangkan


pada turbin diameter (D1.14 m)

39 UG JURNAL VOL 11 NO.3


d. Efisiensi Turbin
8
Efisiensi Turbin merupakan 7
perbandingan antara Brake Horse 6 4 sudu D
(1.14 m)

Efisiensi (%)
Power dengan Daya angina dapat 5
2 sudu D
4 (1.14 m)
dihitung mengunakan persamaan
3 4 sudu D
berikut[9] : 2
(1.04 m)
2 sudu D
1 (1.04 m)
………… (1.7)
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Kecepatan Angin
Sedangkan untuk mencari nilai BHP
dapat mengunakan persaman 1.8 Gambar 12. Grafik Perbedaan Jumlah Sudu
dan Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap
Efisiensi (%) Diameter Turbin (D 1.14 m)
………………. ( 1.8 ) dan ( D 1.04 m)

adalah Kecepatan sudut generator Hasil perhitungan diperoleh


dan adalah Torsi pada generator, hasil dan dapat dilihat gambar 12 turbin

torsi generator merupakan berdiameter kecil (D.1.04 m) dan

perbandingan daya generator atau jumlah sudu 4 dengan kecepatan angin

dengan putaran generator 4 m/s mempunyai Efisiensi sebesar

sehinga dapat dicari mengunakan 6.75 % artinya energi angin yang bisa

persamaan 1.9 [10] di gunakan oleh turbin hanya berkisar


6.75 % ini dianggap wajar karna
…………… ( 1.9 ) maksimal dari turbin angin vertical
Savonius haya sebesar 20 % ,efisiensi
pada turbin berdiameter besar (D1.14
m) sebesar 2.7 % untuk turbin dengan
jumlah sudu 4 dan 1.7 % dengan
jumlah sudu 2 , tentunya turbin
berdiameter kecil lebih optimal untuk
memanfatkan energy angin.

40 UG JURNAL VOL 11 NO.3


e. Analisa distibusi kecepatan pengujian kecepatan angin awal dan
angin kecepatan angin akhir tidak berbeda
Untuk mengetahui distribusi jauh hasilnya dengan simulasi, hasil
kecepatan angin pada turbin perlu pengukuran pada saat pengujian
melakukan simulasi mengunakan kecepatan angin 4 m/s diawal ( dan
software solidwoks. Bertujuan untuk kecepatan angin di akhir ( berkisar
membandingkan antara hasil simulasi 2.7 m/s
dan hasil kenyatan pada waktu
Tabel 1. Data Kecepatan Hasil Pengaamatan
pengambilan data agar hasil penelitian Pada Sudu 4 (D 1.14 m)
ini bisa lebih akurat dan dapat Kecepatan Kecepatan Putaran
dipercaya serta mempermudah secara angin angin turbin
( ( (rpm)
visual 0.5 0 0
1 0.9 6
1.5 1.2 12
2 1.5 17
2.5 1.8 20
3 2.1 25
3.5 2.4 31
4 2.7 39

Gambar 13 Hasil simulasi turbin sudu 4 (D


1.14 m ) kecepatan angin 4m/s dan
kecepatan turbin 35 rpm.

Pada gambar 13 merupakan hasil


simulasi jika kecepatan angin 4 m/s dan
Gambar 14. Hasil simulasi turbin sudu 2 (D
putaran turbin sebesar 35 rpm. Sehinga 1.14 m ) kecepatan angin 4m/s dan
kecepatan turbin 28 rpm.
semakin jelas terlihat kerugian di turbin
tersebut maka prototype turbin ini perlu Pada gambar 14 merupakan hasil
di desain ulang agar mendapatkan daya simulasi kecepatan angin 4 m/s dengan
dorong angin yang lebih besar. Data kecepatan turbin 28 rpm terjadi lose
dari hasil pengukuran pada saat wind yang besar pada hasil simulasi

41 UG JURNAL VOL 11 NO.3


memperlihatkan semakin besar
celahnya dan berkurangnya hambatan
angin yang akan di manfaatkan menjadi
energy mekanik jarak celah antara sudu
satu dan sudu ke dua sebesar 40 cm,
celah ini seharusnya di diperkecil agar
daerah hambatan semakin besar. Hasil
Gambar 15. Hasil simulasi turbin sudu 4 (D 1.04
pengukuran pada saat pengujian pada m ) kecepatan angin 4m/s dan kecepatan turbin
kecepatan angin awal 4 m/s dengan 59 rpm.
kecepatan angin akhir berkisar 3.3 m/s, Pada gambar 15 merupakan hasil
jika di bandingkan pada hasil simulasi simulasi pada kecepatan angin 4 m/s
hasilnya juga tidak berbeda jauh pada maka dapat dilihat hambatan angin dan
kecepatan angin 4 m/s dengan putaran lose wind pada turbin sedangkan pada
turbin 28 rpm maka kecepatan angin gambar 15 merupakan hasil simulasi
akhir berkisar 2.5 m/s sampai 3.5 m/s dengan putaran turbin 59 rpm dan
atau berada di zona hijau muda dan kecepatan angin 4 m/s maka distribusi
kuning muda. kecepatan angin terlihat pada gambar
15. Jika dibandingkan dengan hasil
Tabel 2. Hasil Pengaamatan Pada Sudu 2 (D
1.14 m) pengambilan data dengan hasil simulasi

Kecepatan Kecepatan Putaran tidak berbeda jauh pada kecepatan


angin angin turbin angin awal v1 4 m/s dan dan kecepatan
( ( (rpm)
0.5 0 0 akhir v2 sebesar 2 m/s, terlihat sama
1 1 0
pada hasil simulasi daerah yang
1.5 1.3 6
2 1.7 10 berwarna hijau muda merupakan
2.5 2.1 15 kecepatan angin yang sudah di lewati
3 2.5 19
atau bisa dikatakan sebagai kecepatan
3.5 2.9 22
4 3.3 28 akhir v2 berkisar antara 2 m/s sampai
dengan 3 m/s. Pada table 3 adalah data
hasil pengujian keceptan angin awal
dan akhir.

42 UG JURNAL VOL 11 NO.3


Tabel 3 Hasil Pengaamatan Pada Sudu 4 (D dilihat Pada tabel 4 adalah data
1.04 m)
pengamatan 2 sudu ( D.1.04 )
Kecepatan Kecepatan Putaran
angin angin turbin Tabel 4 Hasil Pengamatan Pada sudu 2
( ( (rpm) (D 1.04 m)
0.5 0 0 Kecepatan Kecepatan Putaran
1 0.7 8 angin angin turbin
1.5 1 14 ( ( (rpm)
2 1.2 21 0.5 0 0
1 0.9 6
2.5 1.4 31
1.5 1.2 12
3 1.6 39 2 1.5 17
3.5 1.8 48 2.5 1.7 24
4 2 59 3 2 31
3.5 2.2 36
4 2.4 41

IV. PENUTUP

Hasil rancangan pada prototype


turbin vertikal savonius yang dapat
berputar pada kecepatan angin yang

Gambar 16. Hasil simulasi turbin sudu 2 (D rendah, turbin tersebut dapat berputar
1.04 m ) kecepatan angin 4 m/s dan pada kecepatan angin 1 m/s sampai 1.5
kecepatan turbin 41 rpm.
m/s turbin mampu berputar. Daya
Pada gambar 4.15 terlihat lebih jelas listrik yang dihasilkan dari turbin
distibusi kecepatan angin pada vertikal berdiameter (D 1.14 m) dengan
kecepatan angin awal v1 sekitar 4 m/s 2 sudu = 0.37 Watt, turbin berdiameter
dan kecepatan akhir v2 sekitar 2.5 m/s (D.1.14 m) dengan 4 sudu = 1.15 Watt,
sampai 3-5 m/s sedangkan pada hasil sedangkan daya listrik yang dihasilkan
pegambilan data kecepatan akhir v2 dengan kecepatan angin 4 m/s dari
sekitar 2.4 m/s ini membuktikan hasil turbin berdiameter (D 1.04 m) dengan 2
dari simulasi dan kenyataannya tidak sudu = 1.33 Watt, turbin berdiameter
berbeda jauh dan hampir mendekati (D.1,14 m) dengan 4 sudu = 2.88 Watt.
sama untuk membandingan dapat

43 UG JURNAL VOL 11 NO.3


Efisiensi turbin pada kecepatan maksimal untuk dikonversikan menjadi
angin 4 m/s berdiameter (D 1.14 m) energy listrik.
dengan 2 sudu sebesar 1,7 % turbin
DAFTAR PUSTAKA
berdiameter (D.1,14 m) dengan 4
sudu sebesar 2,7 % Efisiensi turbin [1] Nugroho Difi Nuary, Analisis

pada kecepatan angin 4 m/s yang Pengisian Baterai Pada


Rancangan Bangun Turbin Angin
dihasilkan dari turbin vertikal
Poros Vertikal Tipe savonius
berdiameter (D 1.04 m) dengan 2 sudu
Untuk Pencatuan Beban Listrik.
sebesar 6,2 %, turbin berdiameter
Skripsi. Depok : Universitas
(D.1.04 m) dengan 4 sudu sebesar 6,7
Indonesia, 2011.
%. Hasil analisa bahwa turbin yang
berdiameter (D.1.14 m) berputar lebih [2] Sihmobing TB Donny, Ksim
Tarmizi Surya,. Penerangan Sistem
lamban dibandingan dengan turbin
Penerangan Jalan Umum dan
berdiameter (D.1.04 m) hal ini
Taman di Areal Kampus USU
disebabkan oleh adanya jarak yang
Dengan Menggunakan Teknologi
terlalu besar antara poros dan sudu
Tenaga Surya ( Aplikasi di Area
sehingga ketika angin berhembus, Pendopo dan Lapangan. Parkir.
banyak angin yang loss dan tidak bisa Jurnal : Universitas Sumatra Utara,
mendoorong sudu turbin. Hasil simulasi 2013
pada software juga membuktikan
[3] Marizka Lusia Dewi, Analisis
distribusi angin yang dapat di
Kinerja Turbin Angin Poros
mamanfaatkan oleh turbin hanya
VertiKal Dengan Modifikasi Rotor
sedikit, dari hasil analisa dapat Savonius Untuk Optimasi Kinerja
disimpulkan bahwa turbin dengan celah Turbin. Skripsi. Surakarta :
lebih besar harus di desain ulang serta Universitas Sebelas Maret,2010.\
harus membuat generator kusus dengan
[4] Angin sebagai Sumber Energi
desain yang disesuaikan agar energy
Lampu Penerangan Jalan Tol.
listrik dan torsi yang dihasilkan oleh Pusat Komunikasi Publik 230708
turbin dapat digunakan secara

44 UG JURNAL VOL 11 NO.3


[5] Spesifikasi penerangan jalan di of Ocean Technology. 2009. Vol.
kawasan perkotaan, SNI 4, No. 2, pp. 71-83
7391:2008. Badan Standardisasi
Nasional.

[6] Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo.


Vertical Axis-Differential Drag
Windmill,Jurnal Teknik Mesin
Volume 6, No 2, Oktober 2004: 65
– 70

[7] Agustinus Purna Irawan, Diktat


Elemen Mesin, Teknik mesin
Fakultas Teknik Universitas
Taruma Negara

[8] Dutta, Animesh. 2006. Basics of


Wind Technology. Asian Institute
of Technology Thailand. 6 Juli
2006

[9] Angin sebagai Sumber Energi


Lampu Penerangan Jalan Tol.
Pusat Komunikasi Publik 230708

[10] Andreas Andi Setiawan dkk.


Pengaruh Jarak Celah Sudu
Terhadap Unjuk Kerja Turbin
Angin Poros Vertikal Savonius

[11] Khan, N.I., Iqbal, M.T., Hinchey,


Michael, dan Masek, Vlastimil.
Performance of Savonius Rotor As
A Water Current Turbine. Journal

45 UG JURNAL VOL 11 NO.3

You might also like