You are on page 1of 11

Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017

Hal. 106-114

IDENTIFIKASI JENIS PIGMEN DAN UJI POTENSI ANTIOKSIDAN


EKSTRAK PIGMEN BAKTERI Rhodococcus sp HASIL ISOLASI DARI
SEDIMEN SUMBER AIR PANAS GEDONG SONGO

Muhamad Fikri Zulfikar1*), Endang Kusdiantini1, Siti Nurjannah1


1
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang 50239
Email: zulfikar706@gmail.com

Abstract

Pigments are the coloring agents commonly used in the pharmaceutical, cosmetic, and
food industries. This compound has the ability as antibacterial, anticancer, antibiotic and
antioxidant. Pigment can be obtained synthetic and natural, natural pigments can be produced
by plants, animals and microbes, one of which microbes is Rhodococcus sp. This study was
conduct to identify the pigment found in Rhodococcus sp and measure the antioxidant
activity of pigment produced by Rhodococcus sp. Growth and pigments production
Rhodococcus sp was grown on NB (Nutrient broth) medium with 96 hours incubation. This
Growth was measured by dry weight cell. Identification of pigment using Thin Layer
Chromatography and spectrophotometer UV-Vis. Measured of antioxidant activity
Rhodococcus sp pigment using Carotene Bleaching methods. The results of pigments
obtained from the identification by separation of pigment samples by thin layer
chromatography resulted in 2 fractions on silica gel plate GF 250 with Rf values of 0.75 and
0.90. and analysis of UV-Vis spectrophotometers obtained optimum wavelengths 395 and
420 nm is beta-carotene pigments. Rhodococcus sp pigment measured its antioxidant activity
with carotene bleaching method with the antioxidant activity value 51,24%.
Keywords: Pigment, Rhodococcus sp, Pigment identification, antioxidant activity

Abstrak

Pigmen adalah zat pemberi warna yang lazim digunakan dalam industri farmasi,
kosmetik, dan makanan. Senyawa ini memiliki kemampuan sebagai antibakteri, antikanker,
antibiotik dan antioksidan. Pigmen dapat diperoleh secara sintetis dan alami, pigmen alami
dapat diproduksi oleh tanaman, hewan dan mikroba, salah satunya yaitu bakteri Rhodococcus
sp. Tujuan penelitian ini adalah, Melakukan identifikasi jenis pigmen yang terdapat pada
Rhodococcus sp dan Mengukur aktivitas antioksidan pigmen yang di produksi oleh
Rhodococcus sp. Pertumbuhan dan produksi pigmen bakteri Rhodococcus sp ditumbuhkan
pada medium NB (Nutrient broth) dengan waktu inkubasi 96 jam. Pertumbuhan diukur
berdasarkan berat kering sel. Identifikasi jenis pigmen menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis dan serapan optimum spektrofotometer UV-Vis. Pengujian aktivitas antioksidan
pigmen Rhodococcus sp menggunakan metode Carotene Bleaching. Hasil yang diperoleh
dari identifikasi pigmen dengan pemisahan sampel pigmen dengan kromatografi lapis tipis
menghasilkan 2 fraksi pada plat silica gel GF 250 dengan nilai Rf 0,75 dan 0,90. Pigmen
Rhodococcus sp yang teridentifikasi dengan analisis serapan optimum spektrofotometer UV-
Vis merupakan pigmen beta karoten dengan panjang gelombang optimum 395 dan 420 nm.
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

Pigmen Rhodococcus sp diuji aktivitas antioksidannya dengan metode carotene bleaching


didapatkan nilai aktivitas antioksidan sebesar 51,24%.
Kata kunci : Pigmen, Rhodococcus sp, Identifikasi pigmen, Aktivitas antioksidan

PENDAHULUAN yang bersifat antioksidan dalam sayuran


dan buah-buahan meliputi Vitamin C, E, A
Pigmen adalah zat pemberi warna flavonoid, isoflavon, flavon, katekin, dan
yang lazim digunakan dalam industri produk pigmen seperti pigmen karotenoid.
farmasi, kosmetik, dan makanan. Pigmen Mikroorganisme yang dapat memproduksi
dapat diperoleh secara sintetis dan alami. pigmen karotenoid diantaranya yaitu
Saat ini pigmen alami menjadi salah satu khamir Sporobolomyces,
zat pewarna alami pengganti pewarna Rhodosporodium, Rhodotorulla (Venil,
sintetis dalam berbagai aplikasi terutama 2013) dan bakteri seperti Rhodococcus
dalam industri pangan. Pigmen alami maris (Ichiyama, 1989) .
selain dapat diperoleh dari tumbuhan atau Bakteri Rhodococcus menjadi salah
hewan dapat juga diperoleh dari satu bakteri yang dapat menghasilkan
mikroorganisme seperti alga, jamur dan pigmen. Menurut Malik (2012) bakteri
juga bakteri. Produksi pigmen bakteri Rhodococcus dapat menghasilkan warna
berpotensi untuk berbagai aplikasi merah muda sampai dengan merah pekat
terutama pada industri pangan (Venil, yang ditunjukkan pada koloni bakterinya.
2013). Pigmen dapat memiliki berbagai Sehingga bakteri Rhodococcus memiliki
macam peranan penting diantaranya dapat potensi untuk memproduksi pigmen alami.
berperan sebagai sumber antioksidan. Penelitian mengenai Rhodococcus dalam
Antioksidan merupakan senyawa memproduksi pigmen masih sedikit
pemberi elektron (electron donor) atau dilakukan, penelitian terakhir dari bakteri
reduktan. Antioksidan juga merupakan rhodococcus dalam memproduksi pigmen
senyawa yang dapat menghambat reaksi dilakukan oleh ichiyama (1989) yang
oksidasi, dengan mengikat radikal bebas menunjukkan bahwa bakteri rhodococcus
dan molekul yang sangat reaktif. merupakan salah satu bakteri non
Akibatnya, kerusakan sel dapat dihambat. fotosintetik yang mampu memproduksi
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya pigmen karotenoid.
superoksida dismutase atau SOD, katalase, Kualitas pigmen ditentukan oleh
dan glutation peroksidase) disamping jenis pigmen yang diproduksi, untuk itu
antioksidan yang bersifat enzimatis, ada identifikasi jenis pigmen sangat penting
juga antioksidan non-enzimatis yang dapat dalam menentukan komposisi jenis
berupa senyawa nutrisi maupun non- pigmennya. Identifikasi jenis pigmen dapat
nutrisi, antioksidan tersebut dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Lapis
diperoleh dari asupan bahan makanan, Tipis (KLT), spektrofotometer UV-VIS.
seperti vitamin C, E, A dan beta karoten Berdasarkan urainan diatas, maka
(Winarsi,2007). Antioksidan non- penelitian ini akan menguji potensi
enzimatis banyak ditemukan dalam antioksidan dan identifikasi jenis pigmen
sayuran dan buah-buahan. Komponen merah jambu yang dihasilkan oleh
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

Rhodococcus sp hasil isolasi dari sedimen


sumber air panas Gedong Songo dan Ekstraksi pigmen
mengukur aktivitas antioksidannya. Kultur bakteri di tiap 6 jam
dipanen, selanjutnya dilakukan pemisahan
Tujuan penelitian ini yaitu antara sel dari supernatan dengan cara
Melakukan identifikasi jenis pigmen yang disentrifugasi kecepatan 10.000 rpm
di produksi bakteri Rhodococcus sp. Dan selama 10 menit. Supernatan dipisahkan
dan pelet kemudian di bersihkan dengan
Mengukur aktivitas antioksidan pigmen aquades steril dan disentrifuge kembali,
yang di produksi oleh Rhodococcus sp. kemudian pelet yang didapat disuspensi
dengan methanol 95% sebanyak 1:1
METODE
kemudian di vortex selama 15 menit
Mikroorganisme dan Kultur Medium
Biakan murni Rhodococcus sp sampai sel pecah. Larutan disentrifugasi
koleksi Laboratorium Bioteknologi, kembali dengan kecepatan 10.000 rpm
selama 10 menit. Larutan pigmen yang
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan
diperoleh kemudian dipekatkan dengan
Matematika, Universitas Diponegoro,
cara diuapkan pada oven pada suhu 50 C.
dibuat sub kultur pada media NA miring
Konsentrasi pigmen diukur dengan
dan diinkubasi selama ± 48 jam. Biakan ini
menggunakan rumus (An et.all 1989)
selanjutnya akan digunakan sebagai stock
culture dan disimpan di lemari pendingin

Pembuatan inokulum starter


Isolat dari kultur peremajaan
diambil sebanyak 1 ose dan dimasukkan Keterangan :
kedalam medium NB. Inokulum starter A = absorbansi sampel
dibuat dalam volume 25 ml dan diinkubasi F = Faktor coeffitient extinction (E 1% 160)
pada rotary shaker selama ± 12 jam, C = berat kering sel
kecepatan 120 rpm pada suhu ruang
sampai mencapai kepadatan sel 107 Kromatografi Lapis Tipis
CFU/ml yang diukur dengan densitas optik Langkah awal yang harus dilakukan
telah mencapai 1.0 pada panjang dalam kromatografi Lapis Tipis disediakan
gelombang 600 nm (Venil, 2014) pelat silika gel, setelah itu pembuatan
kromatgram bagian bawah dan bagian atas
Pertumbuhan Rhodococcus sp Berat pelat dibuat garis horizontal dengan jaarak
Kering Sel 1 cm dari ujung bawah dan 1 cm dari
Inokulum yang telah mencapai ujung atas. Pada garis awal dibuat spot dan
kepadatan sel 107 CFU/ml diambil dengan ditotalkan larutan pigmen yang akan
pipet sebanyak 5% (v/v) lalu dipindahkan danalisis menggunakan pipet kapiler. Pelat
ke dalam erlenmeyer berisi medium NB silika gel kemudian dimasukkan ke dalam
100 ml. dibuat 3 kali pengulangan dan bejana yang berisi eluen. Eluen yang
diinkubasi pada rotary shaker selama 96 digunakan chloroform : acetone
jam kecepatan 120 rpm pada suhu ruang. perbandingan 8:2 (ichiyama, 1989).
Setiap 6 jam dilakukan pengambilan Setelah eluen naik sampai batas yang
sampel sebanyak 1 ml dan dilakukan ditetapkan, pelat silika diangkat dari
sentrifugasi 10000 rpm 15 menit, bejana, spot-spot yang terlihat ditentukan
supernatan dipisahkan, lalu dibilas dengan nilai (Bintang, 2010).
aquades dan di sentrifugasi kembali,
kemudian di pellet sel dikeringkan dengan
oven lalu ditimbang.
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

Keterangan :
Analisa panjang gelombang optimum AA = Presentase Peluruhan
dengan Spektrofotometer UV-Vis A0 dan A00
= Absorbansi yang terukur
Fraksi atau spot yang terlihat dari pada menit ke nol inkubasi
hasil kromatografi lapis tipis di analisa sampel
dengan menggunakan spektrofotometer At dan At0 = Absorbansi yang terukur pada
UV-Vis untuk memperoleh nilai panjang menit ke 120 inkubasi sampel
gelombang yang di hasilkan, tiap spot pada
plat silica gel di larutkan menggunakan 5 Hasil dan Pembahasan
ml pelarut etanol untuk di analisa dengan Pertumbuhan dan Produksi Pigmen
menggunakan spektrofotometer UV-Vis Pengukuran pertumbuhan dan
untuk mencari panjang gelombang produksi pigmen oleh bakteri Rhodococcus
maksimum dengan rentang panjang sp pada medium Nutrien Broth waktu
gelombang 200-600 nm (Venil, 2014) inkubasi 0-96 jam pada suhu ruang dan
agitasi 80 rpm. Medium NB digunakan
Uji Aktivitas Antioksidan Metode Carotene sebagai media tumbuh karena pada
Bleaching
medium NB sudah memenuhi kebutuhan
Tahap ini merupakan pembuatan
nutrisi bagi pertumbuhan bakteri
sistem emulsi asam linoleat-beta karoten
Rhodococcus. Menurut Shaikh (2016),
yaitu sebanyak 5ml β-karotene (0,2 mg/ml
medium NB mengandung komponen
kloroform) ditambahkan ke dalam labu
utama, yaitu pepton, ekstrak daging, dan
evaporasi berisi 0,1 ml asam linoleat
yeast extract. Pepton menyediakan sumber
0,02 M dan 1 ml Tween 80. Kloroform
nitrogen, sulfur, dan sumber energi bagi
diuapkan dari campuran dengan suhu
bakteri. Ekstrak daging dan yeast extract
450C, kemudian ditambahkan 250 ml
merupakan sumber asam amino, vitamin,
aquades, lalu dikocok hingga membentuk
koenzim, dan faktor pertumbuhan bakteri.
emulsi.
Sisem emulsi yang telah dibuat
sebanyak 250 ml, kemudian di bagi
menjadi 5 bagian dengan masing-masing
volume 50 ml pada gelas Erlenmeyer.
Sebanyak 2 ml sampel 0,5% (w/v) di
berikan ke tiap sistem emulsi asam
linoleat-beta karoten dengan kontrol
negatif yaitu etanol kontrol positif BHT
dan sampel pigmen Rhodococcus sp
kemudian ditempatkan pada penangas air
pada suhu 500C selama 120 menit.
Absorban diukur setiap 15 menit pada
panjang gelombang 470 nm (Bintang,
2010).
Peluruhan warna jingga karoten
ditunjukkan dengan penurunan absorbansi
dan aktivitas antioksidan dapat dievaluasi
Berdasarkan gambar 4.1 Grafik
dengan menggunakan persamaan
pertumbuhan bakteri Rhodococcus sp
(Jayaprakasha, 2001):
menunjukkan bahwa pertumbuhan sel pada
umur 0 inkubasi sudah mempunyai
biomassa sel sebesar 0,63 g/l. Hal ini
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

dikarenakan pada penelitian ini digunakan kondisi pertumbuhan yang sesuai. Menurut
starter yang ditumbuhkan pada medium Irdawati (2010), kadar pigmen akan terus
yang sama dengan medium pertumbuhan meningkat dengan berjalanannya waktu
agar supaya fase adaptasi berjalan fermentasi namun hanya sampai pada
sependek mungkin dan langsung waktu fermentasi tertentu. Kemudian
memasuki fase logaritmik. Starter yang produksi pigmen optimum Rhodococcus
digunakan memiliki optical density (OD) sp dicapai pada waktu inkubasi 54 jam
1,003, yang menunjukkan kerapatan 3,04 x dengan jumlah konsentrasi pigmen sebesar
108 CFU/mL. Perhitungan kerapatan 0,0650 mg/l. Waktu inkubasi dengan
bakteri tersebut sesuai dengan standart produksi pigmen tertinggi tersebut berada
McFarland (1907) bahwa OD 1,0 setara pada fase stasioner Pertumbuhan bakteri
dengan 3,0x 108 CFU/mL. Fardiaz (1987) Rhodococcus sp waktu dimana metabolit
menjelaskan bahwa cepat atau lamanya sekunder pigmen dibentuk.
fase adaptasi bergantung pada beberapa
kondisi, di antaranya kondisi morfologis Identifikasi Jenis Pigmen
dan fisiologis dari mikroorganisme yang Kromatografi Lapis Tipis
ditumbuhkan, serta banyak sedikitnya Pemisahan pigmen menggunakan
jumlah sel yang diinokulasikan. plat silica gel GF254 sebagai fase diam dan
Kecepatan perbanyakan sel mulai eluen chloroform : acetone (8:2) sebagai
terlihat saat melewati waktu inkubasi 0-36 fase gerak. Hasil dari kromatografi lapis
Pada fase ini sel-sel membelah dengan tipis. Sampel pigmen yang dipisahkan
cepat, dimana pertambahan jumlahnya membentuk 2 fraksi ditunjukkan pada
mengikuti kurva logaritmik (Waluyo, gambar 4.2 dan Tabel 4.3 berikut:
2004). Kecepatan perbanyakan sel mulai
menurun saat memasuki waktu inkubasi 36
jam sampai 66 jam menunjukkan bakteri
ini telah memasuki fase pertumbuhan
stasioner.
Fase stasioner pada pertumbuhan
bakteri merupakan waktu dimana bakteri
mulai mensintesis metabolit sekunder.
Menurut Chavez (2010) Metabolit
sekunder mikroba merupakan suatu
metabolit yang diproduksi dengan jumlah
kecil yang di produksi saat pertumbuhan
sel diperlambat (idiophase). Produksi
metabolit sekunder dipicu selama Berdasarkan hasil kromatografi
kekurangan nutrisi, tekanan lingkungan, yang ditunjukkan pada gambar 4.2.
dan kondisi pertumbuhan yang terbatas. diketahui bahwa sampel pigmen
Pada fase stasioner mikroba dapat Rhodococcus menghasilkan 2 fraksi. pada
memproduksi metabolit sekunder fraksi pertama memiliki nilai faktor
diantaranya yaitu senyawa antimikroba retardasi (Rf) sebesar 0,75 dan fraksi
atau pigmen. tersebut menghasilkan warna kuning dan
Berdasarkan Gambar 4.1. Pigmen fraksi kedua memiliki nilai Rf 0,90 dan
Rhodococcus sudah mulai diproduksi saat menghasilkan warna pink.
sel bakteri Rhodococcus sp berada pada Berdasarkan data tersebut dapat
fase pertumbuhan eksponensial. Hal ini diketahui adanya perbedaan fraksi pada
dikarenakan pada fase eksponensial, sel plat KLT, hal tersebut disebabkan tingkat
bakteri sudah banyak berkembang dalam kepolaran dari fraksi dan nilai Rf yang
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

dihasilkan, dari kedua fraksi yang mengetahui jenis pigmen yang diproduksi
dihasilkan tersebut fraksi pertama oleh Rhodococcus sp
memiliki tingkat kepolaran yang tinggi
dibandingkan dengan fraksi kedua menurut
kowalska (2003) Jika pelarut memiliki
polaritas terlalu tinggi, semua komponen
dalam campuran akan bergerak bersama
dengan pelarut sehingga Rf yang
dihasilkan sangat besar.

Analisis Spektrofotometer UV-Vis


Hasil analisis pigmen berdasarkan
serapan optimum menggunakan Tabel 4.2. Hasil analisis kromatografi
spektrofotometer UV-Vis dengan rentang lapis tipis dan serapan maksimum
panjang gelombang 200-600 nm spektrofotometer pigmen bakteri
didapatkan hasil sebagai berikut Rhodococcus sp
Berdasarkan tabel diatas jenis
pigmen dari bakteri Rhodococcus yang
teridentifikasi pada fraksi noda pertama
termasuk kedalam jenis pigmen
karotenoid, hal ini berdasarkan hasil
analisis serapan optimum spektrofotometer
UV-Vis didapatkan panjang gelombang
sebesar 395, 421 nm. Menurut britton
(1995) hampir semua senyawa karotenoid
terletak pada panjang gelombang optimum
antara 350-500 nm. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
ichiyama (1989) yang melakukan
Gambar 4.3. Grafik serapan optimum identifikasi pigmen Rhodococcus sp
Spektrofotometer UV-Vis dengan nilai faktor retardasi (Rf) 0,90-0,95
dan serapan optimum spektrofotometer
Berdasarkan gambar 4.3. grafik UV-Vis dengan panjang gelombang 420,
tersebut merupakan nilai serapan optimum 450, nm. merupakan pigmen beta-karoten.
dari sampel pigmen Rhodococcus sp pada
rentang panjang gelombang 200-600 nm. Aktivitas Antioksidan
Pada rentang panjang gelombang tersebut Aktivitas antioksidan di uji dengan
terbentuk peak atau getaran dari grafik. mengukur absorbansi dari sampel
Peak tersebut menunjukkan serapan dengan menggunakan spektrofotometer
optimum dari sampel pigmen, dengan nilai dengan panjang gelombang 470 nm.
panjang gelombang yang dihasilkan 306, Kemudian dengan data absorbansi akan di
395 dan 421 nm. dapat presentase pemucatan sistem emulsi
yang diukur setiap 15 menit. Data grafik
Berdasarkan hasil yang diperoleh pemucatan system emulsi dapat dilihat
dari analisis kromatografi lapis tipis dan pada gambar berikut :
analisis serapan optimum spektrofotometer
UV-Vis dengan rentang panjang
gelombang 200-600 nm sehingga dapat
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

Sampel kontrol negatif menggunakan


metanol tidak mampu mempertahan
peluruhan warna jingga karoten akibat
oksidasi yang didasari pada penurunan
grafik yang curam. Menurut Burthon,
(1998 dalam Utami 2011) Hal ini
disebabkan pada sampel kontrol negatif
(metanol) hanya berperan sebagai pelarut
dan tidak memiliki kemampuan bertindak
sebagai antioksidan dalam menghambat
proses oksidasi dari asam linoleat dan beta
Gambar 4.4 Grafik Pemucatan karoten selama terjadi pemanasan pada
sistem emulsi.
Berdasarkan Grafik 4.4 dapat di ketahui Hasil yang didapatkan dari perhitungan
bahwa di tiap sampel mengalami aktivitas antioksidan sampel pigmen
penurunan grafik pemucatan, akan tetapi Rhodococcus sp kemudian dibandingkan
terlihat jelas perbedaan di tiap masing- dengan kontrol positif di dapatkan
masing sampel terhadap penurunan grafik
tersebut dalam mempertahankan dan
mencegah peluruhan warna jingga beta-
karoten. Pada grafik tersebut dapat dilihat
bahwa sampel pigmen Rhodococcus sp
cukup mampu mempertahan peluruhan
warna jingga karoten akibat oksidasi yang
didasari pada penurunan grafik yang landai
dan berada diantara sampel kontrol positif
(BHT) dan sampel kontrol negatif
(metanol) yang menunjukkan bahwa
pigmen Rhodococcus mampu bertindak
sebagai antioksidan, karena menghambat
proses oksidasi dari asam linoleat dan beta aktivitas BHT sebesar 79.1% BHT dan
karoten selama terjadi pemanasan pada pigmen Rhodococcus sebesar 51.2%. Data
sistem emulsi tersebut. Senyawa hasil aktivitas antioksidan dapat dilihat
antioksidan akan berikatan dengan radikal pada Gambar 4.5
bebas yang terbentuk pada tahap awal Gambar 4.5 Aktivitas Antioksidan
reaksi akibat inisiator panas, untuk Pigmen bakteri Rhodococcus sp
mencegah reaksi lebih lanjut antara radikal
bebas dengan oksigen yang dapat
menghasilkan radikal peroksida yang Sampel kontrol positif mengunakan
sangat reaktif untuk selanjutnya, BHT memiliki tingkatan aktivitas
antioksidan juga berfungsi untuk antioksidan yang tinggi yaitu sebesar 79,1
menetralisir radikal peroksida dengan %. BHT memiliki kefektifan sebagai
melepaskan atom hidrogen, sehingga antioksidan yang tinggi, seperti yang telah
radikal yang terbentuk selama proses diketahui bahwa BHT merupakan salah
oksidasi tersebut akan terstabilkan akibat satu antioksidan sintetis yang memiliki
berikatan dengan atom hidrogen yang kemampuan dalam mencegah oksidasi.
berasal dari senyawa antioksidan yang Menurut Bintang (2010) BHT (Buthyl
terdapat dalam sampel uji (Othman, 2005). hydroxyl toluene) atau disebut juga
Dibuthylhydroxy toluene merupakan
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

komponen lipophilic organic yang secara Bintang, M., 2010 Biokimia: Teknik
kimia merupakan derivat dari fenol, yang Penelitian. Jakarta. Erlangga
digunakan sebagai antioksidan. BHT Britton G, Jensen SL, Pvander, H, 1995
memiliki keefektifan sebagai antioksidan Carrotenoids Isolation and Analysis,
yang paling tinggi walaupun memiliki satu Berkhauser verlag Berlin p11
gugus hidroksil (-OH) dan jumlah Hannachi P, Naghafi FS, 2016, Evaluation
resonansi yang sama dengan euglenol, of Antioxidant Activity of R.
tetapi lebih bersifat nonpolar di banding Slooffiae, R. Mucilaginosa Extracts,
senyawa lainnya, karena adanya gugus Electronic physician Vol 8: 3110-
alkil yang lebih tersubstitusi yaitu t-butil (- 3115
C(CH3)3), selain itu jumah kecil BHT Ichiyama S, Shimokata K, Tsukamura M.
digunakan sebagai bahan aditif pada 1989. Carotenoid Pigments of Genus
makanan, BHT juga banyak di gunakan Rhodococcus. Microbiology and
untuk mencegah okidasi dalam cairan Immunology. 33 (6): 503 – 508
seperti bahan bakar minyak dan bahan lain Jayaprakasha, G.K, 2001. Antioxidant
dimana radikal bebas harus dikendalikan. activity of grape seed (Vitis vinifera)
Sampel Pigmen Rhodococcus sp extracts on peroxidation models in
memiliki tingkat antioksidan sebesar 51,24 vitro. Journal Food Chemistry. Vol
%. hal tersebut menunjukkan bahwa 73.pp. 285-290
Pigmen Rhodococcus sp berpotensi Kowalska, Waksmundzka-Hajnos M,
sebagai sumber antioksidan. hal tersebut Sherma J and Kowalska T. 2008;
dibuktikan Pada penelitian yang sama Overview of the Field of
yaitu sampel pigmen yang dihasilkan oleh TLC in Phytochemistry and the
Rhodotorulla sloffiae yang juga Structure of the Book. Monika
menghasilkan pigmen beta karoten Waksmundzka Hajnos, Joseph
memiliki aktivitas antioksidan sebesar Sherma and, editors. In: Thin Layer
57,91% dengan menggunakan metode Chromatography in Phytochemistry,
evaluasi antioksidan carotene bleaching Chromatographic Science Series.
(Hanachi,2016) CRC Press, London, New York.
McFarland J. 1907,: an instrument for
Kesimpulan media used for estimating the
Pigmen Rhodococcus sp memiliki number of bacteria in suspensions
waktu optimum produksi pigmen pada used for calculating the opsonic
waktu inkubasi 54 jam dengan total index and for vaccines. J Am Med
produksi pigmen yang dihasilkan sebesar Assoc 1907; 14:1176-8
0.065mg/ml. jenis pigmen Rhodococcus sp Othman, Azizah, et. al.,
yang teridentifikasi dengan metode (2005),”Antioxidant Capacity and
kromatografi lapis tipis dan Phenolic Content of Cocoa
spektrofotometer UV-Vis yaitu beta Beans”,Journal of Food
karoten, dan memiliki aktifitas antioksidan Chemistry,100,hal. 1523-1530
sebesar 51,24% Shaikh, Z. 2016. Biosynthesis of
Prodigiosin and Its Applications.
Daftar Pustaka Journal of
Ann GH, Suchman DB, Johnson EA, 1989 Pharmacy and Biological Sciences.
Isolation of Phaffia Rhydozyma , a 11(6): 01-28
Red PigmentingYeast, Utami, T.S. Hermansyah, H dan Reza,
Phytochemistry, Vol 15 : 116-114 A..2009 Perbandingan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Simpur (Dillenia indica) dari
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

Berbagai Metode Ekstraksi dengan


Uji ANOVA. Seminar Nasional
Teknik Kimia Indonesia – SNTKI,
Bandung.
Venil CK, Lakshmanaperumalsamy P
2009. An insightful overview on
microbial pigmen: prodigiosin.
Journal Biological Pigments
5(3):49–61
_____2010 flexirubin type pigment from
Chryseobacterium sp. UTM-3T.
Journal of Biocatalyst and
Agricultural Biotechnology.
Winarsi, H 2007, Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas. Kansius, Yogyakarta
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 106-114

You might also like