Professional Documents
Culture Documents
NILAI RERATA TES SKRINING NEUROPSIKOLOGI LURIA NEBRASKA (ST-
LNNB) SEBAGAI PEMERIKSAAN FUNGSI KOGNITIF PADA POPULASI
NORMAL
ABSTRACT
ABSTRAK
Artikel Penelitian
umur >61 tahun mean 2,6+1,69. Pada uji statistik secara bermakna didapatkan hubungan
semakin tinggi pendidikan dan semakin muda usia seseorang maka nilai rerata ST-LNNB
akan semakin bagus, sementara apabila pendidikan rendah dilihat dari umur berapapun nilai
rerata ST-LNNB tetap jelek. Umur secara bermakna mempengaruhi fungsi memori,
eksekutif, psikomotor, dan pemahaman bahasa, sedangkan pendidikan secara bermakna
mempengaruhi fungsi eksekutif. Tidak didapatkan hubungan antara jenis kelamin dengan
nilai rerata ST-LNNB.
Kesimpulan : Penelitian ini telah mendapatkan nilai rerata ST-LNNB pada populasi
normal. Umur dan tingkat pendidikan secara bermakna mempengaruhi rerata ST-LNNB.
Jenis kelamin tidak mempengaruhi ST-LNNB.
Kata kunci: Fungsi eksekutif, Luria Nebraska, memori, psikomotor.
PENDAHULUAN
Pemeriksaan skrining neuropsikologi atau disebut juga sebagai skrining kognitif
bertujuan untuk mendeteksi seseorang mengalami gangguan kognitif akibat cedera otak.
Tujuan pemeriksaan skrining kognitif ini adalah untuk memudahkan pemeriksaan fungsi
kognitif seseorang karena waktu pemeriksaan yang sebentar dibandingkan pemeriksaan
neuropsikologi lengkap. Saat ini MMSE menjadi perangkat skrining gangguan kognitif yang
paling banyak dipakai di seluruh dunia. Meskipun cukup spesifik (62-92%) dan MMSE
kurang sensitif (59-64%) dalam mendeteksi adanya gangguan kognitif.1
Lonie et al2 melakukan systematic review berbagai pemeriksaan skrining kognitif
yang dilakukan sejak dikeluarkannya kriteria MCI menurut Petersen tahun 1999. Systematic
review dilakukan terhadap 57 perangkat skining kognitif, dan didapatkan 4 perangkat skining
kognitif multidomain dengan dianggap lengkap dan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
yang baik. Keempat perangkat itu meliputi Addenbrooke’s Cognitive Examination Revised
(ACE-R), Montreal cognitive examination ( MoCa), Consortium to establish registry for
Alzheimer disesase (CERAD), dan Cambriege cognitive examination (CAMCOG) . Keempat
perangkat skrining kognitif ini menjadikan kelompok lanjut usia sebagai subjek penelitian
dan lebih ditujukan untuk mendeteksi adanya MCI dan demensia Alzheimer.2 Perangkat ST-
LNNB dianggap penting untuk dikembangkan karena saat ini belum adanya perangkat
skrining kognitif yang dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan kognitif akibat cedera
otak di usia produktif.
Salah satu pemeriksaan skrining neuropsikologi yang dapat dipakai adalah Tes
skrining Luria Nebraska (Screening Test Luria Nebraska Neuropsychological Battery / ST-
LNNB). Pemeriksaan ini merupakan versi singkat dari LNNB komprehensif, yang terdiri dari
15 pertanyaan yang diambil dari 279 pertanyaan LNNB yang dianggap paling representatif
dan dapat memperkirakan ada tidaknya gangguan fungsi kognitif. ST-LNNB merupakan tes
skrining neuropsikologi multidomain, yang mengevaluasi memori, bahasa, eksekutif, dan
psikomotor. Lama pemeriksaan cukup singkat, memakan waktu sekitar 20 menit. Dengan
form pemeriksaan yang dapat digunakan mulai usia > 13 tahun, maka aplikasi dari
pemeriksaan ST-LNNB ini lebih luas karena bisa dipakai pada usia muda. Meskipun tidak
terlalu banyak digunakan seperti halnya pemeriksaan skrining MCI yang lain, namun
pemeriksaan ini telah divalidasi baik pada populasi normal maupun populasi dengan
gangguan neurologis. Akurasi pemeriksaan ini dalam memperkirakan skor LNNB sebesar 87-
90%. 3 Validitas ST-LNNB versi Indonesia juga sangat baik yaitu 0,99.4
Neurona Vol. 29 No. 1 Oktober 2011
Artikel Penelitian
Gangguan kognitif dapat ditemui baik pada usia muda maupun usia lanjut, yang
timbul akibat proses degenerasi dan cedera otak oleh sebab apapun. Di bangsal Neurologi
RSCM selama kurun waktu 2008- 2010 didapatkan beberapa penyakit terbanyak yakni stroke
iskemik (20-30%), stroke hemoragik (10-15%), cedera kepala (15-20%), dan meningitis (25-
35%.).5 Keempat penyakit ini paling banyak mengenai usia produktif dan menimbulkan
sekuele berupa gangguan kognitif. Diharapkan dengan perangkat ST-LNNB ini gangguan
kognitif pada pasien pasca rawatan di bangsal neurologi RSCM terutama yang usia produktif
dapat dideteksi lebih dini. Adanya gangguan kognitif terutama pada usia-usia produktif
menyebabkan menurunnya produktifitas dan ketergantungan seseorang dengan keluarganya.
Pentingnya mendeteksi gangguan kognitif dari awal pasca cedera otak akan membantu dalam
tindakan preventif dan penatalaksanaan.
Pencarian nilai rerata ST-LNNB versi Indonesia pada populasi target di jakarta
dilakukan untuk mengetahui gambaran umum fungsi kognitif pada orang normal
berdasarkan faktor demografi yang meliputi umur, pendidikan, dan jenis kelamin, dengan
memakai perangkat ST-LNNB.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross-sectional.
Pengambilan subjek penelitian dilakukan pada komunitas umum, diambil dari pengunjung
RSCM, kelompok sosial kemasyarakatan, dan masyarakat di sekitar RSCM, yang dipilih
secara konsekutif, dari bulan Maret – April 2011. Yang menjadi populasi penelitian adalah
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah : Bersedia
diikutsertakan dalam penelitian, usia ≥ 13 tahun, dapat berbahasa Indonesia, dapat membaca
dan menulis, dan fungsi kognitif normal yang ditandai dengan nilai MMSE normal menurut
umur dan tingkat pendidikan berdasarkan tabel Crum.6 Kriteria eksklusi : Penderita gangguan
pendengaran berat, penderita gangguan visus berat, adanya riwayat penyakit sistem saraf
pusat ( Stroke, Trauma Kepala, Infeksi, Tumor, Epilepsi, Parkinson ), penderita penyakit
metabolik ( DM, Hipertensi, Tiroid ), penderita gangguan depresi (skor Hamilton > 10) dan
gangguan psikiatrik (psikosis, skizoprenia). Semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi dijadikan subjek penelitian. Pada subjek dilakukan pemeriksaan ST-LNNB
melalui kuesioner dengan memberikan 15 pertanyaan dengan skor 0 untuk jawaban betul dan
skor 1 atau 2 untuk jawaban salah. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan SPSS dan
didapatkan nilai rerata.
Artikel Penelitian
KERANGKA OPERASIONAL
Populasi
MMSE
abnormal
normal
diekslusi
SUBJEK
PENELITIAN
ST-LNNB
Pengolahan dan
Analisa data
Hasil penelitian
HASIL PENELITIAN
Karakteristik umum
Penelitian dilakukan selama 3 bulan sejak bulan Maret 2011- April 2011, dan
didapatkan 181 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi.
Artikel Penelitian
Sebaran Frekuensi
N %
Jenis kelamin :
Laki-laki 88 48,6
Perempuan 93 51,4
Umur :
<50 tahun 70 38,7
51-60 tahun 54 29,79
>61 tahun 57 31,49
Pendidikan :
Tamat SD 57 31,49
Tamat SMP 60 33,14
Tamat SMA 65 35,91
Sebaran subjek penelitian antara laki-laki dan perempuan hampir sama. Sebaran
subjek penelitian berdasarkan usia didapatkan subjek usia < 50 tahun paling banyak dengan
perbedaan kurang dari 10% dibandingkan 2 kelompok umur lainnya, sedangkan sebaran
subjek penelitian menurut tingkat pendidikan mempunyai proporsi yang hampir sama pada
ketiga kelompok penelitian. Rentang usia pada subgrup < 50 tahun cukup lebar sehingga
subjek penelitian yang direkrut menjadi lebih banyak dengan usia termuda 15 tahun. Sebaran
subjek penelitian <50 tahun adalah 23 orang (32,85%) berusia dari 13-30 tahun dan 47
orang(67,14%) berusia 31-50 tahun. Sedangkan pada subgrup >60 tahun didapatkan
sebanyak 5 orang (7,69%) berusia > 70 tahun.
Tabel 2. Sebaran nilai rerata dan standar deviasi ST-LNNB menurut jenis kelamin, umur
dan tingkat pendidikan.
Sebaran Rerata
Mean/ Varian Kemaknaan (p)
Median SD/ Min-max
Jenis Kelamin :
Laki-laki 5,00 0-14 p= 0,230*
Umur : p= 0,03**
<50 tahun 3,00 0-13
Pendidikan : p= 0,000**
Tamat SD 8,37 +3,01
Artikel Penelitian
Sebaran nilai rerata ST-LNNB berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan.
Sebagian besar sebaran nilai rerata ST-LNNB berdasarkan 3 kategori diatas tidak normal
sehingga nilai rerata yang dipakai adalah median, kecuali nilai skor ST-LNNB pada subgrup
pendidikan tamat SD dengan nilai mean 8,37 + 3,01 dan subgrup umur >61 tahun dengan
nilai mean 5,82 + 3,53. Pada uji korelasi dengan tes Mann Whitney antara jenis kelamin
terhadap skor ST-LNNB tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, dimana nilai ST-LNNB
antara lelaki dan perempuan adalah sama. Sedangkan korelasi antara umur terhadap skor ST-
LNNB dengan tes Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang bermakna, dimana semakin
bertambah umur nilai rerata ST-LNNB semakin jelek. Pada kelompok pendidikan juga
didapatkan perbedaan nilai rerata ST-LNNB yang bermakna pada masing-masing subgrupnya
dimana semakin tinggi pendidikan, nilai rerata ST-LNNB akan semakin bagus.
Tabel 3. Sebaran rerata nilai ST-LNNB dan SD berdasarkan umur dan tingkat pendidikan.
Umur
Tingkat pendidikan <50 tahun 51-60 tahun >61 tahun Kemaknaan
Tamat SD
N 22 16 19 p= 0,381**
Mean 7,50 8,81 9,00
SD +2,99 +2,61 +3,27
Minimum 3 5 4
Median 8 8 8
Maximum 13 13 14
Tamat SMP
N 27 14 18 p= 0,000**
Mean 3,10 4,36 6,06
SD +1,73 +1,00 +1,73
Minimum 0 3 3
Median 3 5 6
Maximum 8 8 9
Tamat SMA
N 21 24 20 p=0,006**
Mean 1,1 2,08 2,60
SD +1,53 +1,5 +1,69
Minimum 0 0 0
Median 0 2 3
Maximum 5 5 5
Tabel 3 merupakan tabel silang nilai ST-LNNB berdasarkan umur dan tingkat
pendidikan. Dalam hal ini jenis kelamin tidak dipisahkan karena perbedaan nilai ST-LNNB
pada laki-laki dan perempuan tidak berbeda bermakna. Pada tabel ini sebaran nilai normal
didapatkan pada subgrup tingkat pendidikan SD umur < 50 tahun, dan subgrup usia >61
tahun dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA. Pada beberapa subjek penelitian usia >61
tahun dengan tingkat pendidikan SD yaitu subjek nomor 35, 48, dan 159 mempunyai nilai
rerata ST-LNNB yang jauh lebih baik dibandingkan subjek lainnya pada subgrup yang sama.
Demikian juga pada subjek penelitian pada 2 subgrup yang berusia < 60 tahun dengan tingkat
pendidikan SMP didapatkan rentang nilai rerata yang lebar, misalnya pada subjek nomor 42,
dan 45 mempunyai nilai 0, sementara subjek lain nomor 86 dan 153 mempunyai nilai 9. Pada
Artikel Penelitian
uji korelasi antara pendidikan dan umur terhadap nilai rerata ST-LNNB dengan tes Kruskal
Wallis didapatkan pada tingkat pendidikan tamat SD nilai rerata ST-LNNB tidak berbeda
bermakna, dimana nilai rerata ST-LNNB pada subgrup ini tetap jelek dilihat dari semua
umur. Pada tingkat pendidikan tamat SMP dan SMA didapatkan hubungan yang bermakna
dimana semakin bertambah usia nilai rerata ST-LNNB semakin jelek.
Artikel Penelitian
dimana semakin bertambah usia maka fungsi keempat domain ini semakin jelek. Sedangkan
pada uji korelasi untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan skor masing-
masing domain ST-LNNB didapatkan hubungan yang bermakna antara fungsi eksekutif
(kalkulasi 3) dengan tingkat pendidikan (p= 0,01) dimana semakin tinggi pendidikan maka
fungsi eksekutif semakin bagus. Sementara pada uji korelasi untuk melihat hubungan antara
jenis kelamin dengan skor masing-masing domain ST-LNNB tidak didapatkan hubungan
yang bermakna, dimana tidak didapatkan perbedaan skor masing-masing domain antara laki-
laki dan perempuan.
DISKUSI
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan dari bulan Maret 2011
hingga April 2011 guna mencari nilai rerata pemeriksaan skrining neuropsikologi Luria
Nebraska (ST-LNNB) pada populasi normal. Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam
penelitian ini adalah dalam metode pengambilan subjek penelitian dan jumlah subjek
penelitian yang masih sedikit. Subjek penelitian diambil dari komunitas umum yang
memenuhi kriteria inklusi. Beberapa kendala yang ditemui saat pengambilan subjek
penelitian salah satunya latar belakang aktivitas sosial dan status ekonomi subjek yang tidak
homogen. Subjek penelitian yang awalnya direkrut dari pengunjung RSCM, ternyata dalam
tengat waktu yang diharapkan jumlah subjek yang direkrut belum memenuhi jumlah minimal
subgrup sesuai dengan pembagian usia dan pendidikan. Sebagian besar pengunjung laki-laki,
usia lanjut dan pengunjung dengan pendidikan rendah menolak untuk ikut serta dalam
penelitian. Sehingga akhirnya peneliti mengambil subjek penelitian dari kelompok komunitas
lain di luar RSCM, seperti kelompok pensiunan dan organisasi keagamaan serta masyarakat
di sekitar RSCM seperti pedagang, sopir bajaj, dan petugas parkir. Rata-rata subjek penelitian
yang berasal dari kelompok komunitas yang terstruktur seperti kelompok pensiunan dan
organisasi keagamaan mempunyai status ekonomi menengah keatas, dan aktif dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan, walaupun mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup
beragam. Sedangkan subjek penelitian yang diambil dari masyarakat di sekitar RSCM seperti
pedagang dan sopir rata-rata berasal dari ekonomi menengah ke bawah, dengan tingkat
pendidikan rendah.
Latar belakang sosial ekonomi dan aktivitas sosial yang beragam ini kemungkinan
dapat berpengaruh terhadap lebarnya rentang nilai rerata ST-LNNB. Sebagai contoh kasus
pada subjek no. 35, seorang wanita usia 69 tahun, pendidikan tamat SD dengan skor ST-
LNNB 4, jauh lebih baik dibandingkan nilai rerata ST-LNNB subjek lainnya dalam subgrup
yang sama dengan nilai median ST-LNNB 9,0. Subjek ini mempunyai pendidikan rendah
karena faktor sosial saat itu tidak memungkinannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, namun subjek sangat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan
sering menang dalam perlombaan mengaji. Kasus lainnya subjek no.48, laki-laki usia 65
tahun, pendidikan terakhir SD, dengan nilai rerata ST-LNNB 5, lebih baik dibandingkan nilai
rerata pada kelompoknya yaitu 9,0.Walaupun berpendidikan rendah, subjek secara ekonomi
termasuk mapan dengan bekerja sebagai pengusaha mebel dan dapat menyekolahkan anak-
anaknya hingga sarjana.
Begitu banyak faktor yang melatarbelakangi fungsi kognitif dari subjek penelitian
ini. Namun sayang sekali hal ini baru sebatas asumsi dan secara statistik belum dapat
dibuktikan tingkat kemaknaannya. Pada berbagai penelitian didapatkannya pengaruh sosio
ekonomi dan aktivitas sosial terhadap fungsi kognitif seseorang. Penelitian McInnes et al6
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi performa LNNB mendapatkan skor LNNB tidak
semata-mata ditentukan oleh umur dan pendidikan, namun juga ditentukan oleh faktor
ekonomi, pemeliharaan kesehatan dan fungsi sosial kemasyarakatan. Basta et al8 meneliti
Neurona Vol. 29 No. 1 Oktober 2011
Artikel Penelitian
tentang pengaruh status sosioekonomi dan fungsi kognitif pada usia lanjut mendapatkan
faktor risiko timbulnya gangguan kognitif meningkat secara signifikan sebanyak 2,3x pada
orang dengan status sosioekonomi yang rendah. Penelitian lain oleh Glei et al9 mendapatkan
aktivitas sosial secara signifikan dapat memelihara fungsi kognitif seseorang di usia lanjut.
Weuve dan Churhill et al10 juga mendapatkan menjaga aktivitas di usia tua, pendidikan
tinggi, interaksi sosial yang luas, dan stimulasi kognitif dapat menghambat penurunan fungsi
kognitif. Sedangkan studi Middleton et al11 juga mendapatkan adanya aktivitas yang tinggi
pada wanita di usia remaja berperan besar terhadap fungsi kognitif di usia tua.
Keterbatasan lainnya yang didapatkan pada penelitian ini adalah masih sedikitnya
jumlah subjek penelitian. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 181 subjek penelitian dan
dibagi menjadi 18 subgrup berdasarkan jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Pada
satu subgrupnya didapatkan total sekitar 10 orang subjek. Dalam pengolahan data didapatkan
jenis kelamin ternyata tidak bermakna terhadap nilai rerata ST-LNNB sehingga akhirnya
jumlah subgrup diperkecil menjadi 9 dengan menghilangkan pembagian berdasarkan jenis
kelamin, sehingga pada masing-masing subgrup didapatkan jumlah subjek menjadi sekitar 20
orang. Rentang nilai rerata ST-LNNB pada masing-masing subgrup ini cukup lebar sehingga
menjadikan distribusi nilai rerata menjadi tidak normal. Untuk itu pada penelitian selanjutnya
diperlukan penambahan jumlah sampel dengan memperhatikan homogenitas subjek
penelitian sehingga nantinya didapatkan distribusi nilai yang normal.
Karakteristik umum
Pembagian subjek penelitian ke dalam subgrup-subgrup dengan jumlah proporsi
yang sama dilakukan dengan tujuan untuk mencari nilai rerata pemeriksaan ST-LNNB yang
dibagi berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
Pada penelitian ini umur dibagi menjadi 3 kelompok yaitu < 50 tahun, 51-60 tahun,
dan >61 tahun. Pembagian ini berdasarkan teori bahwa degenerasi pada sel-sel neuron baru
terjadi setelah usia 50 tahun dan secara klinis penurunan fungsi kognitif akan terlihat setelah
usia 60 tahun. Dalam hal ini sebelum usia 50 tahun fungsi kognitif diasumsikan normal, dan
tidak berbeda baik pada usia sebelum 30 tahun ataupun setelah 30 tahun. Umur minimal yang
direkrut menjadi subjek penelitian adalah 13 tahun sesuai dengan perangkat ST-LNNB versi
aslinya yang dikeluarkan oleh Golden et al. Pada penelitian ini umur termuda yang menjadi
subjek adalah 15 tahun, dan usia tertua 84 tahun.
Tingkat pendidikan juga dibagi menjadi 3 kelompok yaitu tamat SD, tamat SMP,
dan Tamat SMA. Dalam hal ini untuk tingkat akademi atau lebih dimasukkan ke dalam grup
tamat SMA karena kemampuan subjek penelitian dalam menjawab kuesioner pada kedua
kelompok ini dianggap sama. Pada penelitian Dari 65 orang subjek dengan pendidikan tamat
SMA, 30 orang diantaranya mempunyai tingkat pendidikan akademi dan SI. Pada uji korelasi
antara tamat SMA dengan tamat Akademi dan SI terhadap nilai rerata ST-LNNB tidak
didapatkan hubungan yang bermakna diantara keduanya dengan p=0,183.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif seperti penyakit metabolik (DM,
dan hipertensi), riwayat penyakit SSP seperti stroke, epilepsi, infeksi, neoplasma, cedera
kepala, serta gangguan depresi dieksklusi dari penelitian ini, sehingga diharapkan faktor yang
mempengaruhi fungsi kognitif pada subjek penelitian ini semata-mata adalah faktor usia,
jenis kelamin, dan pendidikan. Dalam hal ini faktor sosioekonomi, dan aktivitas sosial tidak
dimasukkan dalam kriteria demografi, walaupun akhirnya berdasarkan proses dilapangan
timbul asumsi bahwa kedua faktor ini ikut mempengaruhi fungsi kognitif subjek penelitian,
Asumsi ini didukung oleh beberapa teori yang meyatakan faktor sosioekonomi dan aktivitas
sosial secara signifikan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang.
Artikel Penelitian
Pada uji statistik didapatkan umur dan pendidikan mempunyai hubungan yang
bermakna terhadap nilai rerata ST-LNNB, sedangkan terhadap jenis kelamin didapatkan nilai
rerata ST-LNNB tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Artikel Penelitian
pemeriksaan LNNB, dimana semakin bertambah usia maka nilai LNNB akan semakin
jelek.26
Usia menjadi faktor resiko utama penurunan fungsi kognitif. Penelitian oleh
Shankar17 mendapatkan volume dan berat otak menurun sekitar 5% pada usia 40 tahun yang
diikuti dengan mulai menurunnya fungsi kognitif, penurunannya bertambah besar setelah
berusia 70 tahun. Pada penelitian lain oleh Gunten et al18 mendapatkan proses degenerasi
otak didapatkan pada usia 50 tahun dan meningkat sesuai bertambahnya usia. Pada usia 60
tahun gangguan kognitif didapatkan pada 1 dari 10 orang, dan pada usia 82 tahun gangguan
kognitif didapatkan pada 1 dari 2 orang.
Sebaran nilai rerata ST-LNNB pada subjek penelitian berdasarkan umur dan
pendidikan
Karena jenis kelamin dianggap tidak berhubungan secara bermakna dengan nilai
rerata ST-LNNB, maka dalam penelitian ini peneliti membagi nilai rerata ST-LNNB menurut
kelompok umur dan pendidikan saja. Subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelompok umur
Neurona Vol. 29 No. 1 Oktober 2011
Artikel Penelitian
yaitu <50 tahun (13-50 tahun), umur 51-60 tahun, dan >61 tahun, dan 3 kelompok pendidikan
yaitu tamat SD, tamat SMP, dan tamat SMA. Adanya jarak umur yang tidak sama antara 3
kelompok ini menyebabkan subjek penelitian terdistribusi tidak merata, sehingga nilai rerata
yang diharapkan tersebar tidak normal. Selain itu adanya faktor lain diluar tingkat
pendidikan, seperti kecerdasan, aktivitas sosial, dan tingkat ekonomi, diduga juga
mempengaruhi nilai rerata ST-LNNB. Hal ini menjadikan nilai rerata yang diambil pada
sebagian besar nilai ST-LNNB adalah median, sementara nilai mean didapatkan pada 2
kelompok umur dibawah 60 tahun dengan pendidikan tamat SD, dan 1 kelompok usia >61
tahun dengan pendidikan tamat SMP dan SMA.
Pada uji statistik dengan Kruskal-Wallis untuk menilai perbedaan nilai rerata ST-
LNNB antara kelompok pendidikan dengan kelompok umur didapatkan hasil untuk
kelompok SD nilai ST-LNNB tidak berbeda bermakna dilihat dari umur berapapun
(p=0,230). Hasil yang berbeda didapatkan pada kelompok dengan tingkat pendidikan tamat
SMP dan SMA, didapatkan semakin bertambah usia maka skor ST-LNNB semakin jelek
dengan p= 0,03 untuk pendidikan SMP, dan p=0,000 untuk tingkat pendidikan SMA.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan pendidikan mempunyai pengaruh yang lebih
besar terhadap nilai rerata ST-LNNB dibandingkan umur. Semakin tinggi pendidikan dan
semakin muda usia seseorang maka nilai rerata ST-LNNB akan semakin bagus, sementara
apabila pendidikan rendah dilihat dari umur berapapun nilai rerata ST-LNNB tetap jelek.
Artikel Penelitian
juga membandingkan skala memori pada LNNB-III dengan WMS-R, dan didapatkan hasil
korelasi yang kuat antara skala memori pda LNNB-III dengan skala memori dan atensi pada
WMS-R. Berdasarkan hal ini perangkat STLNNB ini termasuk sangat baik dalam melakukan
penilaian adanya gangguan memori.31
Selain fungsi memori, umur juga mempunyai hubungan yang bermakna dengan
fungsi pemahaman bahasa dan kemampuan psikomotor. Pada 2 domain ini skor terbaik
didapatkan pada usia < 60 tahun, dimana kesalahan didapatkan pada sebagian kecil subjek
yang berusia >61 tahun . Uji korelasi Spearman dilakukan untuk melihat hubungan umur
dengan fungsi psikomotor dan bahasa pada subjek penelitian ini didapatkan umur mempunyai
hubungan yang bermakna dengan kemampuan oromotor (p=0,018) dan pemahaman bahasa (
p=0,000) Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Galbraith15 pada
penilaian faktor motorik LNNB, yang mendapatkan fungsi psikomotor lebih rendah
didapatkan pada usia lanjut.
Pada penelitian oleh Golden et al (1980) yang menganalisis skala motorik, taktil, dan
ritme dalam pemeriksaan LNNB didapatkan bahwa fungsi psikomotor melibatkan fungsi
feedback kinestetik otak. Selain itu, untuk fungsi bahasa sendiri Golden memasukkannya
kepada skala patognomonik, dimana fungsi bahasa secara khusus menggambarkan fungsi
hemisher kiri. Golden yang membandingkan subjek penelitian dengan defisit neurologis dan
subjek normal didapatkan bahwa gangguan fungsi psikomotor maupun bahasa dapat menjadi
penanda adanya suatu lateralisasi pada otak.23,24
Stambrook25 membandingkan keakuratan LNNB dengan Halstead-Reitan
Neuropsychological Test Battery (HRNTB) dalam mendiagnosis kerusakan otak, didapatkan
hasil yang sebanding yaitu 70 -80%. Namun LNNB mempunyai keunggulan dibandingkan
HRNTB berupa waktu pemeriksaan yang lebih singkat yakni 2,5 jam, dibandingkan waktu
pemeriksaan HRNTB hingga 6 jam. Penelitian lain oleh Mcinnes15 yang membandingkan
kelompok pasien usia lanjut yang sehat dengan kelompok usia lanjut yang mengalami
kerusakan otak termasuk didalamnya demensia didapatkan kelompok dengan kerusakan otak
mempunyai nilai yang buruk pada seluruh skala kecuali menulis.
Pada penelitian ini, selain umur, pendidikan sendiri mempengaruhi kemampuan
kalkulasi, yang termasuk pada fungsi eksekutif. Fungsi eksekutif adalah adalah proses
kognitif yang berhubungan dengan perencanaan, penggunaan logika, pemecahan masalah,
pengaturan tingkah laku, pertimbangan dan pengambilan keputusan. Dalam berbagai tes
neuropsikologi fungsi eksekutif dapat dinilai dengan memberikan pertanyaan umum guna
menilai fungsi penerimaan dan penyimpanan informasi, aritmatika yang sederhana hingga
kompleks, tilikan, dan interpretasi dari pemikiran abstrak. Pada uji korelasi Spearman yang
menilai hubungan antara fungsi eksekutif dengan umur dan pendidikan didapatkan hubungan
yang bermakna. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Galbraith et
al dan Golden yang meneliti faktor eksekutif pada LNNB, dan juga mendapatkan umur dan
pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap fungsi eksekutif. Selain itu
penelitian McKay et al yang meneliti pengaruh umur dan pendidikan terhadap skor LNNB
juga mendapatkan hubungan yang bermakna antara umur dan pendidikan dengan kemampuan
eksekutif.16
Pada penelitian ini jenis kelamin tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan
masing-masing domain dalam ST-LNNB, dimana skor antara laki-laki tidak berbeda jika
dibandingkan perempuan. Penelitian Mcinnes et al yang meneliti masing-masing skala
LNNB didapatkan laki-laki lebih baik pada skala visual, sedangkan wanita lebih baik pada
skala bahasa ekspresif dan patognomonik, sedangkan pada penelitian ini kedua domain
tersebut tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karena
item yang diperiksa pada masing-masing skala memori visual dan bahasa dalam LNNB jauh
Artikel Penelitian
lebih banyak. Sementara penelitian LNNB lainnya yang dilakukan oleh Golden et al tidak
mendapatkan hubungan jenis kelamin dengan skor LNNB.16
DAFTAR PUSTAKA
1. Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR. Mini mental state exam (MMSE). Rush J. Psychiatric
Measures. APA: Washington DC, 2000.
2. Lonie J.A, Tieney K, Ebmeier K. Screening for Mild Cognitive Impairment : a Systematic Review. Int
J.Geriatric Psychiatriy; 2009;24:902-915.
3. Golden,CJ. Screening Test for the Luria-Nebraska Neuropsychological Battery (ST-LNNB) Adult and
Children's Forms.
4. Syahroni, Lumenpow SF, Nari Lastri D, Herqutanto. Validasi transkultural dan reliabilitas Skrining Test
Luria Nebraska (STLNNB).2010.
5. Data pasien rawatan bangsal Neurologi RSCM 2008-2010. Depertemen Neurologi RSCM/ Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Crum R, Folstein M, Basset S, Anthony J. Population-based Norms for the Mini Mental State
examination by age and education level.JAMA; 1993:12:18.
7. Macinnes W, Gillen R, Golden C, Graber B. Aging and Performance on Luria Nebraska
Neuropsychological Battery. Intern. J. Neuroscience, 1983; vol.19: 179-190.
8. Basta NE, Mattews FE, Chatfield M, Brayne C. Community-level Socioeconomic Status and Cognitive
and Functional Impairment in the older population. European Journal of Public Health. 2007; 21:48-54.
9. Glei DA, Landau D, Goldman N, Chuang Yi, Rodriguez G, Weinstein M. Participating in Social
Activity Help Preserve Cognitive Function : an Analysis of a Longitudinal Population Based Study of
the Elderly. International J.Epidemiology. 2005; 34(4): 864-871.
10. Kolb B, Gibb R, Robinson T. Brain plasticity and Behavior. J.American Psychological Society; 2003;
12:1:1-5.
11. Middleton et al. Physical Activity Over the Life Course and Its Association with Cognitive Performance
and Impairment in Old Age; The Journal of the American Geriatrics Society, July 2010.
12. Catherine Erickson Barrett. In Search of Brain-Behavior Relationships in Dementia and the Luria-
Nebraska Neuropsychological Battery. Phys Occup Ther Geriatry; 1986. Download from
www.informalheath.com.
13. Zhang Z. Gender Differentials in Cognitive Impairment Decline of the Oldest Old in China.J.
Gerontology B Psychol Sci Social;2006:61:2:S107-S115.
Neurona Vol. 29 No. 1 Oktober 2011
Artikel Penelitian
14. Artero et al. Risk profiles for mild cognitive impairment and progression to dementia are gender
spesific.J. Neurol Neurosurg Psychiatry 2008;79:979-984.
15. McKay S E, Golden C, Wolf B. Effect of Age and Education on The Luria Nebraska
Neuropsychological Battery Performance of Selected Populations. Intern.J. Neuroscience, 1983; vol.21:
25-38.
16. McKinzey K, Roecker C, Puente A, Rogers E. Performance of normal Adults on The Luria nebraska
Neuropsychological Battery Form I. Arch Clin Neuropsy; 1998: 13:397-413.
17. Shankar SK. Biology of Aging. Indian J.Pathol Microbiol.2010;Oct-Des;53(4):595-604.
18. Gunten et al. Brain aging in tke oldest-old. J.Current Gerontology and Geriatric research; vol.2010: 3:
611-17.
19. Aldila Alfredo. Luria’s Approach to Neuropsychological Assessment. Intern. J . Neuroscience, 1992,
Vol. 66, pp. 3.5-43.
20. Gordon T, Golden CJ, Bradley J, Crum T. Prediction of WAIS-R indices Based on Performance on The
The Luria Nebraska Neuropsychological Battery –III. Int J Neurosciense;2000:101:157-163.
21. Gordon T, Golden CJ, Bradley J, Crum T. Internal Consistency and Discriminat Validity of The Luria
Nebraska Neuropsychological Battery –III. Int J Neurosciense, 1999;98:141-152.
22. Gordon T, Golden CJ, Bradley J, Crum T. Concurrent Validity and Analysis of Learning curves of the
Memory Scale of The Luria Nebraska Neuropsychological Battery –III. Int J Neurosciense, 2000;
103:115-126.
23. Golden C, Hammeke T, Osmon D, Sweet J, Purisch A, Graber B. Factor Analysis of the Luria Nebraska
Neuropsychological Battery : IV.Inteligence and Patognomonic Scales. Intern. J. Neuroscience, 1981,
vol.13:87-92.
24. Golden C, Hammeke T, Osmon D, Sweet J, Purisch A, Graber B. Factor Analysis of the Luria Nebraska
Neuropsychological Battery : I. Motor, Rhythm, and Tactil Scales. Intern. J. Neuroscience, 1980,
vol.11:91-99.
25. Stambook M, Hawryluk GA, Martin D. Lateralizing Brain Damage With The Luria Nebraska
Neuropsychological Battery : Diagnostic Effectiveness as Compared to the Halsted Reitan
Neuropsychological Battery-III. Int J Neuroscience, 1999;98:141-152.