Professional Documents
Culture Documents
Bahan 2 Analisis - Relevansi - Lulusan - Perguruan - Tinggi - Dengan
Bahan 2 Analisis - Relevansi - Lulusan - Perguruan - Tinggi - Dengan
net/publication/279473542
CITATIONS READS
29 6,128
4 authors, including:
Ali Muhson
Universitas Negeri Yogyakarta
15 PUBLICATIONS 359 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Create new project "KOPERASI SEKOLAH SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA" View project
Create new project "Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan" View project
All content following this page was uploaded by Ali Muhson on 15 February 2016.
ANALISIS RELEVANSI LULUSAN PERGURUAN TINGGI
DENGAN DUNIA KERJA
Ali Muhson, Daru Wahyuni, Supriyanto & Endang Mulyani
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
alimuchson@yahoo.com
Abstract: A Relevance Analysis of University Graduates with World of Work.
Education should be oriented to the competencies required by the workforce as a
percentage of unemployment among the educated increase continuously. This study
aims to examine the relevance of YSU Economic Education graduates. The study only
focuses on the type of work and subjects taught. The subject of this study is the
alumni of Economic Education Study Program. Sampling technique used is snowball
sampling. Data collection technique using questionnaires and documentation while
the technique of data analysis using descriptive analysis. The result suggests that the
majority of the graduates find their first job as private a teacher, a private employee
and a tutor, while current job of the most graduates are private teacher, private
employee, and civil servant (teacher). The data shows that more than 50 percent of
the graduates work in the education area. This implies that the relevance level based
on the type of work is categorized as sufficient. Majority of the graduates teaches
social science, economic, and entrepreneurship, hence it can be concluded that the
relevance level based on the subjects taught is highly relevant.
Keyword: relevance of graduates, type of work, unemployment, employment
Abstrak: Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja.
Pendidikan harus berorientasi pada kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
karena persentase penganggur di kalangan terdidik terus meningkat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji tingkat relevansi (kesesuaian) lulusan Pendidikan Ekonomi
UNY. Kajian hanya diarahkan pada jenis pekerjaan dan mata pelajaran yang diampu.
Penelitian ini mengambil subjek alumni Prodi Pendidikan Ekonomi dari berbagai
angkatan. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi sedangkan teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa jenis
pekerjaan pertama lulusan yang paling dominan adalah guru swasta, pegawai swasta
dan tenaga pengajar/tentor, sedangkan jenis pekerjaan sekarang lulusan didominasi
sebagai guru swasta, pegawai swasta dan guru negeri. Tingkat relevansi dilihat dari
jenis pekerjaan termasuk kategori cukup karena separo lebih lulusan bekerja di
bidang pendidikan, sementara itu jika dilihat dari mata pelajaran yang diampu juga
sangat relevan karena sebagian besar alumni mengajar IPS, Ekonomi dan
Kewirausahaan.
Kata Kunci: relevansi lulusan, jenis pekerjaan, pengangguran
Pendahuluan adalah isu pengangguran. Dari sisi ekonomi,
Salah satu isu penting dalam pengangguran merupakan produk dari
ketenagakerjaan, di samping keadaan ketidakmampuan pasar kerja dalam
angkatan kerja (economically active menyerap angkatan kerja yang tersedia.
population) dan struktur ketenagakerjaan, Ketersediaan lapangan kerja yang relatif
42
Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja – Ali Muhson, dkk
terbatas, tidak mampu menyerap para menjadi 8,14 persen dari angkatan kerja
pencari kerja yang senantiasa bertambah pada 2009. Demikian pula, secara absolut,
setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penganggur turun dari 10.251.351
jumlah penduduk. Tingginya angka orang pada 2004 menjadi 9.258.964 juta
pengangguran tidak hanya menimbulkan orang pada 2009.
masalah‐masalah di bidang ekonomi, Pendidikan merupakan salah satu
melainkan juga menimbulkan berbagai sasaran pokok pemerintah dalam rangka
masalah di bidang sosial, seperti kemiskinan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada
dan kerawanan sosial. Data tentang situasi kehidupan sekarang ini semua orang
ketenagakerjaan merupakan salah satu data berkepentingan terhadap jalannya
pokok yang dapat menggambarkan kondisi pendidikan karena pendidikan merupakan
perekonomian, sosial, bahkan tingkat wadah pembinaan tenaga kerja, dapat untuk
kesejahteraan penduduk di suatu wilayah menambah lapangan pekerjaan, serta untuk
dan dalam suatu waktu tertentu atau kurun memperoleh status tertentu dalam
waktu tertentu. Masalah tenaga kerja masyarakat.
menyangkut banyak aspek dan sifatnya Dunia pendidikan sekarang ini
menyeluruh, serta merupakan isu nasional dihadapkan pada tantangan kemajuan
yang mempunyai implikasi kebijakan. Data zaman. Dengan adanya kemajuan zaman ini,
yang dilansir BPS pada bulan Februari 2009 banyak aspek‐aspek kehidupan yang
yang lalu menunjukkan bahwa jumlah berubah dan bergeser. Oleh karena itu, mau
penganggur di kalangan terdidik sampai tidak mau paradigma dan sistem pendidikan
dengan Februari 2009 telah mencapai harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.
1.113.020 orang. Hal ini berarti telah terjadi Tentu saja perubahan tersebut diharapkan
peningkatan hampir dua kali lipat dari angka dapat menuju pendidikan masa depan yang
pada 2004 yang tercatat sebesar 585.358 lebih baik.
orang. Perubahan pendidikan yang pertama
Persentase penganggur di kalangan berkaitan dengan sistem pendidikan, yakni
terdidik juga meningkat drastis. sistem pendidikan tradisional direformasi
Pengangguran terdidik tercatat mencapai menjadi sistem pendidikan empowering of
12,0 persen pada Februari 2009, yang juga people. Hal ini dilakukan karena pendidikan
meningkat dua kali lipat dari persentase gaya lama (tradisional) menganggap siswa
pada 2004 yang hanya mencapai 5,7 persen. sebagai objek yang harus menerima apa saja
Ironisnya, peningkatan penganggur di yang diberikan guru, sistem pendidikan
kalangan terdidik terjadi pada saat jumlah empowering of people tersebut diharapkan
pengangguran secara keseluruhan dapat mengembangkan kemampuan
mengalami penurunan, baik dalam masyarakat.
persentase maupun secara absolut. BPS Reformasi yang kedua berkaitan dengan
menunjukkan bahwa jumlah persentase orientasi pendidikan. Pendidikan sekarang
pengangguran terus menurun dari 9,86 ini harus berorientasi pada dunia kerja,
persen dari angkatan kerja pada 2004 sehingga penekanannya tidak semata‐mata
43
Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012
pada aspek kognitif, namun juga pada Guna mengetahui keterkaitan dan
aspek‐aspek kepribadian lainnya yang justru keefektifan pendidikan dalam menyediakan
lebih penting, seperti aspek afektif dan tenaga kerja yang dibutuhkan pasar maka
psikomotorik. Dengan demikian, pendidikan penelitian ini berupaya untuk mengkaji
sekarang ini harus betul‐betul berorientasi tingkat relevansi (kesesuaian) lulusan
pada life skill. Pendidikan Ekonomi FISE UNY. Kajian hanya
Sekarang sudah saatnya menyiapkan diarahkan pada jenis pekerjaan dan mata
peserta didik melalui pendidikan dengan pelajaran yang diampu.
pola, konsep, dan model baru yang dapat Pengangguran merupakan masalah
mengembangkan kepribadian. Pendidikan ketenagakerjaan yang dialami oleh banyak
harus membantu pengembangan peserta negara. Begitu seriusnya masalah ini
didik dalam konsep life skill yang sehingga dalam setiap rencana‐rencana
menyiapkan peserta didik agar memiliki pembangunan ekonomi masyarakat selalu
kecakapan hidup yang bermakna dan dikatakan dengan tujuan untuk menurunkan
berguna di kemudian hari. Dengan adanya angka pengangguran.
orientasi, paradigma, dan sistem pendidikan Pengertian bekerja dan pengangguran
yang baru, diharapkan dapat mengatasi menurut BPS (2009) adalah kegiatan
masalah pengangguran yang saat ini ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
merupakan salah satu dari berbagai masalah dengan maksud memperoleh atau
ketenagakerjaan di Indonesia. membantu memperoleh pendapatan atau
Berbagai cara telah diupayakan oleh keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak
pemerintah melalui dunia pendidikan, di terputus) dalam seminggu yang lalu. Mereka
antaranya dengan dikembangkannya yang punya pekerjaan tetapi sementara
pendidikan yang bercirikan keterkaitan dan tidak bekerja karena berbagai sebab,
kesepadanan (link and match) dan seperti: sakit, cuti, menunggu panenan,
dikembangkannya pendidikan berbasis mogok dan sebagainya, tergolong sebagai
kompetensi. Cara‐cara tersebut bekerja.
menunjukkan bahwa pendidikan yang Dikategorikan sebagai penganggur
dilaksanakan harus sesuai dengan terbuka adalah penduduk yang tidak bekerja
kebutuhan dunia kerja, sehingga tetapi sedang mencari pekerjaan, atau
keterserapan lulusan oleh dunia kerja sedang mempersiapkan suatu usaha baru,
menjadi tinggi. Oleh karena itu, pendidikan atau penduduk yang tidak mencari
harus memperhatikan kompetensi yang ada pekerjaan karena merasa tidak mungkin
pada dunia kerja untuk dikembangkan mendapatkan pekerjaan (discouraged
dalam pembelajaran, sehingga peserta didik workers), atau penduduk yang tidak mencari
memiliki kompetensi seperti harapan dunia pekerjaan karena sudah diterima
kerja. Dengan demikian, pendidikan saat ini bekerja/mempunyai pekerjaan tetapi belum
harus berorientasi pada kompetensi yang mulai bekerja (future starts). Tingkat
dibutuhkan oleh dunia kerja atau dunia Pengangguran Terbuka (TPT) dapat dihitung
usaha.
44
Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja – Ali Muhson, dkk
45
Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012
masyarakat dan bangsa di dunia, maka demikian, dapat dilihat dengan jelas betapa
peningkatan pendidikan menjadi salah satu pentingnya peranan pendidikan dalam
sarana untuk meningkatkan potensi dasar meningkatkan kualitas SDM agar sejajar
yang dimiliki masyarakat dan bangsa dengan manusia lain, baik secara regional
Indonesia. Peningkatan kualitas pendidikan (daerah), nasional, maupun internasional
akan memiliki makna bagi perbaikan kualitas (global).
Indonesia secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan relevansi
Sehubungan dengan pengembangan pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa
SDM untuk peningkatan kualitas, Indonesia (2005: 943) relevansi diartikan
Kartadinata (1997: 6) mengemukakan sebagai ”Hubungan; kesesuaian; kaitan
bahwa pengembangan SDM berkualitas dengan tujuan; berguna secara langsung
adalah proses kontekstual, sehingga dengan apa yang dibutuhkan”. Sebagai
pengembangan SDM melalui upaya ajektif, relevansi berarti ”(1) terkait dengan
pendidikan bukanlah sebatas menyiapkan apa yang sedang terjadi atau dibahas, (2)
manusia yang menguasai pengetahuan dan benar dan atau sesuai untuk tujuan tertentu.
keterampilan yang cocok dengan dunia kerja Sebagai kata benda berarti tingkat
pada saat ini, melainkan juga manusia yang keterkaiatan atau kebermaknaan sesuatu
mampu, mau dan siap belajar sepanjang dengan apa yang terjadi atau dibahasnya”.
hayat. “Relevansi pendidikan adalah tingkat
Mengenai relevansi pendidikan dalam keterkaitan tujuan maupun hasil keluaran
arti adanya kesepadanan sebagaimana program ditinjau dari ukuran ideal secara
ditawarkan Wardiman Djojonegoro (1995: 5) normatif yang didukung oleh ketepatan
dalam bentuk link and match, pada unsur masukan, proses dan keluaran”
kenyataannya pendidikan telah sesuai (Panduan Akreditasi, 2004). Relevansi
dengan keperluan masyarakat yang sedang pendidikan tinggi bagi mahasiswa terkait
membangun. Pendidikan sampai saat ini dengan lulusan yang akan menyesuaikan diri
dianggap unsur utama dalam dengan dan berpartisipasi dalam dunia kerja
pengembangan SDM. SDM lebih bernilai jika nantinya. Menurut Bowman M.J dalam
memiliki sikap, perilaku, wawasan, Trijahjo (2005:57) ada tiga hal penting yakni:
kemampuan, keahlian serta keterampilan 1. The content of what is learned in primary
yang sesuai dengan kebutuhan berbagai school may be of little importance in
bidang dan sektor. Pendidikan merupakan itself provided student are learning basic
salah satu alat untuk menghasilkan competencies.
perubahan pada diri manusia. Manusia akan 2. A ranking in relevance, even if it could be
dapat mengetahui segala sesuatu yang tidak arrived at, will be of little use if cost and
atau belum diketahui sebelumnya. feasibility are ignored.
Pendidikan merupakan hak seluruh umat 3. Attempts to make content relevant too
manusia. Hak untuk memperoleh soon in too narrowly vocational a form
pendidikan harus diikuti oleh kesempatan can be and often have been
dan kemampuan serta kemauannya. Dengan dysfunctional.
46
Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja – Ali Muhson, dkk
Berdasarkan uraian di atas dapatlah Menurut Rhiza S. Sadjad (2002)
dipahami bahwa relevansi pendidikan itu “Relevansi merupakan komponen yang
merupakan konsep yang luas, berpeluang terpenting karena merupakan faktor yang
ambigius dan multi dimensi. Budd, J.M menentukan eksistensi dari lembaga
dalam Tritjahjo (2005: 55) menyatakan tiga pendidikan yang bersangkutan”. Suatu
hal berikut ini, yakni: lembaga pendidikan tinggi dikatakan relevan
1. Relevance is a multidimensional keberadaannya jika seluruhnya atau
cognitive concept whose meaning is setidaknya sebagian besar lulusannya dapat
largely dependent on uses’ perceptions dengan cepat diserap oleh lapangan kerja
of information and their own yang sesuai dengan bidang dan peringkat
information‐need situations stratanya, baik di tingkat lokal, nasional mau
2. Relevance is a dynamic concept that pun internasional. Tentu saja tingkat
depends on users judgments of the penyerapan oleh lapangan kerja ini amat
quality of relationships between tergantung pada mutu lulusan, yang
information and information‐need at a terbangun dari tingginya keterpaduan unsur
certain point in time. ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan
3. Relevance is a complex but systematic dari lulusan itu sendiri. Dalam berbagai
and measurable concept if approached kasus, komponen kualitas relevansi sering
conceptually and operationally from a ditafsirkan secara kurang tepat dengan
user’s perspective. diukur berdasarkan tingkat permintaan
Relevansi menyangkut dua dimensi masyarakat (demand) akan jenis‐jenis
kehidupan yaitu dunia sekolah/PT dan dunia pendidikan tertentu.
kerja/masyarakat seusai sekolah. Oleh Kualitas dan relevansi serta kompetensi
karena itu relevansi suatu program merupakan tiga aspek pendidikan tinggi
pendidikan (program studi) terkandung yang saling berkaitan dan mempunyai
unsur: tujuan, input, proses, keluaran/hasil kontribusi langsung pada peningkatan daya
dan dampak (out come) dan keterkaitan saing bangsa dalam bidang sumber daya
serta kebermaknaannya antar satu unsur manusia. Kompetisi pencari kerja dari
dengan yang lain sebagai suatu sistem. lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang
Relevansi pendidikan dapat dikaitkan semakin ketat menuntut perhatian
dengan tingkat kesesuaian pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi untuk
dengan pekerjaan alumni khususnya alumni selalu melakukan penyesuaian kurikulum.
Pendidikan Ekonomi, relevansi/kesesuaian Peningkatan relevansi pendidikan ini
tersebut dapat ditunjukkan dengan profil sebaiknya men.adi sasaran dari peningkatan
pekerjaan, jabatan/beban kerja, tingkat kualitas yang terus menerus sebagai bagian
penghasilan/gaji dan mata kuliah yang dari suatu sistem penjaminan mutu
bermanfaat/ mendukung pekerjaan para perguruan tinggi secara keseluruhan.
alumni Pendidikan Ekonomi dalam dunia Menurut Brojonegoro dalam Tritjahjo
kerja. (2005: 57) “Kebijakan program untuk
meningkatkan mutu dan relevansi
47
Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012
pendidikan meliputi empat aspek yaitu: khususnya UNY pada dasarnya bertujuan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana untuk mencetak tenaga kependidikan untuk
pendidikan dan kepemimpinan satuan bidang studi ekonomi. Dengan orentasi
pendidikan”. khusus, pada penyediaan tenaga guru untuk
Pengembangan kurikulum berkelanjutan pendidikan dasar dan menengah.
di semua jenjang pendidikan meliputi: Dalam proses pendidikan selama mereka
1. pengembangan kurikulum pendidikan di Perguruan Tinggi kurikulum porsi mata
dasar yang dapat memberikan kuliah pendidikan lebih banyak daripada
kemampuan dasar secara merata yang pengetahuan ekonomi murni. Selama alumni
disertai dengan penguatan muatan lokal; belajar di perguruan tinggi, mereka telah
2. Mengintegrasikan keterampilan generik mendapatkan berbagai macam materi atau
dalam kurikulum yang memberikan mata kuliah yang nantinya dapat bermanfaat
kemampuan adaptif yang meliputi dalam dunia kerja. Akan tetapi faktanya ada
empat kelompok keterampilan, yaitu: mata kuliah yang tidak/kurang mendukung
pengelolaan diri, komunikasi, mengelola dalam dunia kerja. Untuk itu output Program
orang dan tugas, serta melakukan Studi Pendidikan Ekonomi diharapkan
inovasi dan perubahan; memiliki kompetensi yang menghasilkan
3. Mengembangkan program studi, jurusan lulusan tenaga kependidikan di bidang
dan fakultas di perguruan tinggi yang pendidikan ekonomi.
didasarkan atas studi kelayakan; Setelah para alumni lulus dan masuk
4. Meningkatkan relevansi pendidikan dunia kerja tidak semua alumni bekerja di
kejuruan, pendidikan tinggi, dan dunia pendidikan. Tidak sedikit para lulusan
pendidikan luar sekolah sesuai dengan yang bekerja justru tidak di bidang
kebutuhan dunia kerja; kependidikan (non‐kependidikan) lebih
5. Mengembangkan keteladanan dalam khususnya kependidikan ekonomi (guru
pendidikan (Tritjahjo, 2005: 57). ekonomi). Banyak lulusan yang tidak
Untuk meningkatkan relevansi menjadi guru tetapi di bidang yang tidak ada
pendidikan tinggi menurut dapat dilakukan kaitannya dengan keguruan akan tetapi
dengan menyusun program induk tetap tidak terlepas dalam bidang ekonomi.
pengembangan dengan serangkaian Relevan atau tidaknya kompetensi lulusan
kegiatan baik yang menyangkut pendidikan program studi ekonomi dapat dilihat dari
dan pengajaran, penelitian dan pengabdian profil pekerjaan mereka yang meliputi jenis
masyarakat (Tritjahjo; 2005:57). pekerjaan, jumlah jam kerja, jabatan, dan
Program studi dalam suatu lembaga upah/gaji mereka.
pendidikan tinggi dibuka untuk memenuhi
kebutuhan pasar kerja tertentu. Output yang Metode
kompeten di bidangnya tentu diharapkan Penelitian ini termasuk dalam jenis
agar dapat memenuhi kebutuhan deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang
masyarakat yang membutuhkan. Program berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
studi Pendidikan Ekonomi pada LPTK peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
48
Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja – Ali Muhson, dkk
sekarang. Dengan kata lain, penelitian Singarimbun (1989: 8) tahapan yang
deskriptif mengambil masalah atau dilakukan dalam menganalisis data
memusatkan perhatian kepada masalah‐ penelitian survei adalah pertama,
masalah aktual sebagaimana adanya pada memasukkan data ke dalam kartu
saat penelitian dilaksanakan (Nana Sudjana, pengolahan data (file data). Kedua membuat
2004: 64). tabel frekuensi atau tabel silang. Ketiga
Variabel yang diteliti meliputi tingkat mengedit data.
relevansi lulusan adalah tingkat kesesuaian Teknis analisis statistik deskriptif yang
pekerjaan yang diperoleh lulusan Pendidikan digunakan dalam penelitian ini adalah
Ekonomi yaitu sebagai tenaga pendidik. melalui perhitungan mean atau rerata (M)
Relevansi kompetensi lulusan Pendidikan atau pengukuran tendensi sentral, median
Ekonomi UNY dalam pasar kerja dapat (Me), dan modus (Mo). Di samping itu untuk
dilihat dari : memaparkan data digunakan tabulasi dan
Populasi dalam penelitian ini adalah visualisasinya dalam bentuk grafik.
seluruh lulusan (alumni) dari Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Hasil dan Pembahasan
Yogyakarta. Sedangkan sampel diambil Penelitian ini menemukan terdapat 6%
secara snowball sampling dengan lulusan yang belum bekerja namun ada
memanfaatkan database jurusan tentang beberapa responden yang memutuskan
keberadaan alumni. Pengumpulan data untuk tidak bekerja dikarenakan
dilakukan dengan teknik angket dan melanjutkan kuliah S2 sehingga
dokumentasi. Metode angket digunakan dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja.
untuk mengungkap data mengenai tingkat Sehingga hanya ada 4,8% lulusan yang
keterserapan, relevansi dan jenis pekerjaan belum terserap dalam pasar kerja,
lulusan selebihnya 95,2% lulusan Jurusan
Dalam penelitian ini teknik analisis data Pendidikan Ekonomi sudah terserap di pasar
yang digunakan adalah dengan kerja.
menggunakan analisis data statistik Bidang pekerjaan alumni sangat
deskriptif, yakni berupa frekuensi, bermacam‐macam, menurut jenisnya
persentase, dan rata – rata dengan cara pekerjaan yang didapat alumni pertama kali
mengklasifikasikan data. “Analisa statistik dan pekerjaan alumni sekarang dapat
deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan dikategorikan seperti terlihat pada Gambar
atau memberi gambaran terhadap objek 1. Gambar tersebut menunjukkan jenis
yang diteliti melalui data sampel atau pekerjaan pertama dan pekerjaan alumni
populasi sebagaimana adanya, tanpa sekarang. Dapat dilihat perbandingan jenis
melakukan analisis dan membuat pekerjaan alumni pada saat pertama kali
kesimpulan yang berlaku umum” (Sugiyono, mereka bekerja dengan pekerjaan mereka
2009: 29). Menurut Tadjudin dalam Masri sekarang. Sebagian besar pekerjaan pertama
49
Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012
Jenis Pekerjaan Alumni
Lainnya:
Tani
Pekerjaan Sekarang
Buruh
TNI/Polri Pekerjaan Pertama
Wirausaha
PNS Non‐Guru
Pegawai Swasta
Tenaga Pengajar/tentor
Guru Swasta
PNS Guru
Dosen
0 10 20 30 40
Persentase
Gambar 1. Jenis Pekerjaan Alumni
alumni setelah lulus adalah sebagai guru kesesuaian pekerjaan alumni dengan
swasta baik sebagai guru honorer maupun background pendidikannya yaitu output
guru swasta tetap yaitu sebanyak 32,3%, prodi Pendidikan Ekonomi sebagai tenaga
selanjutnya 29% sebagai pegawai swasta pendidik baik di tingkat pendidikan dasar
17,2% sebagai tenaga pengajar/tentor. maupun menengah.
Alumni yang langsung diterima sebagai PNS Berdasarkan data dari para alumni,
Guru hanya 8,6% dan yang menjadi dosen mereka mengungkapkan bahwa sebagian
hanya ada 1,1%. besar alumni berpendapat bahwa dalam
Sedangkan jika dibandingkan dari mendapatkan pekerjaan mereka tidak
pekerjaan pertama alumni dengan mengalami kesulitan dalam mendapatkan
pekerjaan alumni sekarang dapat dilihat pekerjaan yaitu sebanyak 53,8%. Sedangkan
bahwa terjadi peningkatan pekerjaan alumni di lain pihak ada 40,9% mengungkapkan
yang bekerja sebagai PNS Guru sehingga mengalami kesulitan di dalam mendapatkan
jumlah pekerjaan alumni sebagai PNS Guru pekerjaan.
menjadi 18,3%. Alumni yang menjadi dosen Dari keterangan para alumni yang
bertambah menjadi 5,4%. Alumni yang menjawab mengalami kesulitan dalam
bekerja sebagai pegawai swasta dan tentor mendapatkan pekerjaan, hambatan tersebut
terjadi penurunan ini disebabkan karena antara lain sebagian besar alumni yaitu
para alumni berpindah pekerjaan menjadi sebanyak 25,4% menjawab hambatan itu
guru swasta maupun ke jenis pekerjaan disebabkan karena banyaknya
lainnya. Hal ini mengindikasikan adanya pesaing/pencari kerja, selanjutnya sebanyak
50
Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja – Ali Muhson, dkk
20,4% menjawab karena lowongan tidak disimpulkan bahwa pekerjaan alumni yang
sesuai, alumni yang menjawab tidak ada berprofesi sebagai guru relevan dengan
lowongan prodi pendidikan ekonomi kompetensi yang mereka miliki yaitu sebagai
sebanyak 19,4%, 7,5% kalah bersaing guru ekonomi, IPS maupun kewirausahaan.
dengan para pekerja lain, dan sisanya Hambatan yang dialami alumni dalam
menjawab kompetensi yang dimiliki tidak mengajar di antaranya adalah kesulitan
relevan dengan lowongan yang dimasuki. dalam hal penguasaan variasi metode
Dapat dilihat ternyata IPK tidak pembelajaran yaitu sebanyak 32,4%,
menjadikan hambatan bagi alumni dalam selanjutnya kesulitan yang dialami adalah
mendapatkan pekerjaan. Sedangkan penguasaan media pembelajaran yaitu
hambatan yang paling besar adalah sebanyak 22,2%, sebanyak 20,8% menjawab
banyaknya pesaing dalam dunia kerja. Selain kesulitan yang dihadapi adalah mengenai
itu para alumni berpendapat bahwa pembuatan tambahan tugas administrasi.
lowongan bagi prodi ekonomi sangat sedikit 9,7% menjawab mengalami hambatan pada
porsinya. penguasaan penilaian pembelajaran, 8,3%
Kalau dilihat dari kesesuaian antara mengalami hambatan dalam hal penguasaan
program pendidikan yang diselenggarakan konsep, dan sisanya masing‐masing 2,8%
dengan kebutuhan dunia kerja maka dapat menjawab kesulitan dalam hal penguasaan
ditemukan bahwa lulusan yang memiliki media pembelajaran dan pembuatan
bidang pekerjaan yang relevan sebanyak perangkat pembelajaran.
50,5% selebihnya bidang pekerjaannya tidak
relevan. Bidang pekerjaan yang relevan yang Kesimpulan
digeluti alumni meliputi tenaga pendidik Tingkat keterserapan lulusan masuk
baik sebagai guru, tentor, maupun sebagai dalam kategori tinggi karena hanya ada 4,8%
dosen. Untuk bidang pekerjaan sebagai lulusan yang belum terserap dalam pasar
guru, paling dominan adalah menjadi guru kerja, selebihnya 95,2% lulusan Jurusan
SD sebanyak 28%, SMP 19%, SMA 19% dan Pendidikan Ekonomi sudah terserap di pasar
selebihnya menjadi guru di SMK, MA dan kerja. Tingkat relevansi dilihat dari jenis
MTs. pekerjaan termasuk cukup relevan karena
Jika ditelaah lebih jauh untuk melihat 51% lulusan bekerja sesuai dengan bidang
kesesuaian bidang pekerjaan yang secara yaitu pendidik. Jika dilihat dari mata
spesifik jika dilihat dari mata pelajaran yang pelajaran yang diampu juga sangat relevan
diampu, terlihat bahwa 83% alumni sudah karena 83% alumni mengajar IPS, Ekonomi
sesuai mata pelajaran yang diampu, yakni dan Kewirausahaan.
ekonomi, IPS dan kewirausahaan, Sangat penting untuk membangun
sedangkan selebihnya 17% mengajar mata jaringan baik dengan instansi swasta
pelajaran lain yang tidak relevan dengan maupun pemerintah, ini dimaksudkan
bidang keahliannya. Dengan demikian dapat sebagai salah satu sosialisasi kemampuan
51
Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012
52
View publication stats