Professional Documents
Culture Documents
26
Gunadi, M. R. et. al. 2019. Karakteristik Briket Arang … (02) 26-36
pemanfaatan dari biobriket itu sendiri kemudian setelah jadi, baru lubang tengah
peneliti mencoba untuk mengolah biobriket di isi dengan serbuk gaharu.
dengan tujuan yang berbeda, dimana 5%,10%,15%,20%. (3) Jumlah bahan yang
selama ini selain sebagai bahan bakar, di perlukan sebanyak 55 gr. (4) Briket yang
biobriket dapat dimanfaatkan dalam bidang sudah di pres dalam cetakan maka di
kesehatan berupa biobriket aroma terapi. keluarkan menggunakan stik kayu. (5) Briket
Dibeberapa tempat aroma terapi dengan yang sudah jadi kemudian dikering udara.
menggunakan briket telah banyak
Cara mengolah bahan aromaterapi
diaplikasikan dimasyarakat namun fungsi
adalah Pertama tama ambil batang
dari briket itu sendiri hanya sebatas
gaharu,kemudian kayu tersebut di potong
membakar bubuk aromaterapi. Namun untuk
menjadi kecil menggunakan pisau / cutter
informasi lebih lanjut mengenai biobriket
setelah selesai akan menjadi partikel kecil.
sebagai bahan bakar untuk aromaterapy
Gaharu yang sudah di potong di masukan
masih sangat terbatas, inilah yang membuat
ke dalam blender hingga halus. Setelah
peneliti mencoba mengolah biobriket yang
potongan gaharu tersebut sudah menjadi
dikombinasikan langsung dengan
bubuk di campur bersama serbuk arang dan
aromaterapi sebagai komponen utama
siap di masukan ke dalam lubang tengah
dalam biobriket itu sendiri.(Budiman,2010)
bagi cetakan yang berlubang. Cetakan
Briket ini adalah sumber energi atau briket arang alaban aromaterapi dari kayu
pemanas yang terbarukan. Mudah dibakar, gaharu ini ada 2 cetakan yang berlubang
ekonomis dan menghasilkan energi panas dan tanpa lubang, cetakan yang berlubang
tinggi, tahan lama, tidak berasap. Aman bagi memisahkan aromaterapy dengan adonan
kesehatan dan ramah lingkungan tanpa saat pembuatan briket, dan cetakan tanpa
tambahan bahan kimia.(A.Arhamsyah.2010) lubang serbuk aromaterapy dari gaharu di
Memiliki aroma menyegarkan dan menjaga gabung bersama adonan briket dengan
kesehatan pernapasan. Briket arang di kosentrasi 5 % 10 % 15 % 20%.
negara 4 musim digunakan sebagai bahan
bakar pemanas ruangan, namun tidak Prosedur pengujian untuk parameter
pernah briket arang digabungkan dengan yang diuji adalah sebagai berikut:
bahan aromaterapi. Penelitian ini adalah
Mengetahui karakteristik biobriket Penetapan Kadar air (ASTM D 5142 – 02)
aromaterapy, uji organoleptik dari serbuk American Standard Testing and Material
kayu gaharu.
Penetapan kadar air dilakukan dengan
memasukkan satu gram (g) sampel
diletakkan pada aluminium foil yang sudah
METODE PENELITIAN dibentuk cawan. Sampel dikeringkan dalam
oven dengan suhu 103 ± 2 ºC selama 24
jam sampai kadar air konstan. Sampel
Peralatan yang digunakan dalam setelah dioven selanjutnya didinginkan
penelitian ini adalah : Alat pencetak briket dalam desikator selama 15 menit sampai
berbentuk silinder berlubang tengah dan kondisi stabil dan ditimbang. (America
tanpa lubang, Muffle Furnace , oven, Standard Testing and Material.2018).
Perioxide bomb calorimeter, Neraca analitik,
Desikator, Moisture meter, blender, kompor, Perhitungan kadar air menggunakan
panci, gelas ukur, lesung. Bahan yang rumus:
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Arang kayu Alaban (Vitex pinnata L. ),
Serbuk Kayu Gaharu (Aquilaria KA(%) =
malaccensis), Aquades (untuk pengujian
nilai kalor), Indikator MM (Metil merah) 5 ml, Keterangan :
Natrium karbonat Na2 CO3 (bahan
pengujian nilai kalor), Kawat dan Oksigen. BB = Berat sebelum dikeringkan dalam
Proses pembuatan briket aromaterapi oven (g)
adalah: (1) Mencampur setiap serbuk arang BKT = Berat setelah dikeringkan dalam
alaban dengan perekat,dan bahan serbuk oven (g)
kayu gaharu tanpa lubang. KA = Kadar Air
5%,10%,15%,20%. (2) Mencampur setiap
serbuk arang alaban dengan perekat,
27
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 1 Edisi Februari 2019
Keterangan :
Penetapan kerapatan dinyatakan dalam
B = Berat sampel setelah dikeringkan
perbandingan antara berat dan volume
dari uji kadar air (g)
briket arang. Kerapatan sampel dihitung
C = Berat sampel setelah dipanaskan
dengan menggunakan rumus:
dalam tanur (g)
W = Berat awal sampel sebelum
pengujian kadar air (g)
P=
28
Gunadi, M. R. et. al. 2019. Karakteristik Briket Arang … (02) 26-36
Tabel 1. Hasil pengujian nilai kerapatan briket arang alaban aromaterapi kayu gaharu
Perlakuan cm3 /gr)
Perlakuan Ulangan
B1 (TL) B2 (L)
A1 (5%) 1 0,15 0,16
2 0,15 0,16
3 0,15 0,15
Jumlah 0,45 0,46
Rata – Rata 0,15 0,15
A2 (10%) 1 0,17 0,16
2 0,17 0,15
3 0,17 0,15
Jumlah 0, 50 0,46
Rata – Rata 0,17 0,15
A3 (15 %) 1 0,17 0,15
2 0,17 0,16
3 0,17 0,15
Jumlah 0, 50 0,46
Rata – Rata 0,17 0,15
A4 (20%) 1 0,16 0,17
2 0,16 0,17
3 0,16 0,17
Jumlah 0,47 0, 50
Rata – Rata 0,16 0,17
Total B 0,192 0,189
Rerata B 0,16 0,16
29
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 1 Edisi Februari 2019
Nilai yang paling dominan mempengaruhi briket arang dibanding briket arang
dengan nilai tertinggi terdapat pada berlubang. Pada perlakuan A4B1 briket
perlakuan A1B1 terhadap perlakuan A2B1 arang aromaterapy yang dihasilkan
dengan nilai 0,16. (gr / cm3) Nilai tersebut pembakaran merata dan aromaterapy
menunjukkan faktor yang paling gaharu cepat tercium.
mempengaruhi tinggi rendahnya nilai
Kadar air
kerapatan bentuk cetakan yang berbeda,
dimana briket arang dengan cetakan tanpa Pengujian kadar air briket arang alaban
berlubang memiliki nilai yang lebih dominan aromaterapy tercantum pada Tabel 4
dalam mempengaruhi nilai kerapatan pada berikut:
30
Gunadi, M. R. et. al. 2019. Karakteristik Briket Arang … (02) 26-36
Nilai kadar air paling tinggi terdapat pada air yang tertinggi dikarenakan Saat
perlakuan A2B1(90% arang alaban + 10% penjemuran briket tidak kering merata,
serbuk gaharu) dengan nilai 9,680 sedangkan perlakuan A4B1 (80% arang
%,sedangkan nilai terendah terdapat pada alaban dan 20% serbuk gaharu)
perlakuan A4B1(80%arang laban + 20 % mendapatkan nilai kadar air yang terendah
serbuk gaharu)dengan nilai 7,013 %. di karenakan pada saat penjemuran briket
kering merata. Semakin tinggi kadar air akn
Perlakuan A2B1 (90% arang alaban +
meyebabkan kualiatas briket
10% serbuk gaharu) merupakan nilai kadar
menurun.(Syarif dan halid,2014)
Pengujian kadar zat terbang briket arang alaban aromaterapy gaharu variasi seperti pada
Tabel 6.
Tabel 6. Pengujian Kadar Zat Terbang
Perlakuan
Perlakuan Ulangan
B1 B2
A1 1 8, 710 9, 300
2 7, 300 9, 120
3 7, 120 8, 200
Jumlah 23, 130 26, 620
Rata – rata 7, 710 8, 873
A2 1 8, 480 8, 280
2 10, 130 9, 280
3 7, 650 10, 200
Jumlah 26, 260 27, 760
Rata – rata 8, 753 9, 253
A3 1 8, 470 8, 280
2 9, 280 9, 280
3 7, 860 8, 860
Jumlah 25, 610 26, 190
Rata – rata 8, 537 8, 730
A4 1 9, 480 7, 480
2 7, 650 10, 650
3 10, 200 9, 200
Jumlah 27, 330 27, 330
Rata – rata 9, 110 9, 110
Total B 102, 330 107, 900
Rerata B 8, 528 8, 992
31
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 1 Edisi Februari 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata digunakan sebagai sumber energi, briket
rata kadar zat terbang berkisar antara arang yang baik sebagai sumber panas
terkecil terdapat pada perlakuan A1B1 (95% mempunyai kadar zat terbang lebih
arang alaban dan 5 %serbuuk besar.(Abide,2015)
gaharu).Sedangkan kadar zat terbang
Walaupun demikian, nilai rata-rata
terbesar terdapat pada perlakuan A3B2 (85%
keseluruhan perlakuan kadar zat terbang
arang alaban dan 15% serbuk gaharu) Rata-
dalam penelitian ini yaitu sebesar 8,952%
rata kadar zat terbang sebesar 8,730%.
belum termasuk standar briket ASTM. Untuk
Kadar zat terbang dalam penelitian ini mengetahui pengaruh faktor B1dan faktor B2
relatif kurang baik, terbesar pada perlakuan serta interaksi B1,B2 terhadap kadar zat
B2( tanpa lubang) 9,253% dan terkecil pada terbang briket tersebut, maka dilakukan
perlakuan A1B1(95% arang alaban dan 5 % perhitungan analisis keragaman seperti
serbuk gaharu dengan cetakan tanpa Tabel 7 sebagai berikut :
lubang) dengan nilai 7,710%. Untuk dapat
Tabel 7. Analisis Keragaman Kadar Zat Terbang Briket Arang Alabandan Aromaterapy Gaharu.
Ftabel
Sumber derajat Jumlah Kuadrat
Fhitung
Keragaman bebas Kuadrat Tengah
5% 1%
Briket arang yang baik untuk dijadikan % serbuk gaharu) sebesar5, 057 % dengan
bahan bakar harus memenuhi persyaratan cetakan tanpa lubang.
umum yaitu mempunyai kadar zat terbang
Nilai rata-rata kadar abu dari briket arang
yang berkisar antara 15% - 30%, sedangkan
alaban danaromaterapy gaharu dengan
briket arang dari hasil penelitian ini rata-rata
cetakan berlubang berkisar 7, 141 % dan
memiliki kadar zat terbang berkisar antara
cetakan tanpa lubang berkisar 7, 608 %.
7,710% - 9,253%.
Kadar abu briket arang alaban dan
Kadar abu aromaterapy gaharu yang menunjukkan sisa
pembakaran yang terendah yakni A2B1
Hasil pengujian kadar abu briket arang
sebesar 5,057% dan kadar abu tertinggi
alaban aromaterapy gaharu variasi seperti
yakni A2B2 dan A3B1sebesar 8,143%, serta
pada Tabel 8. (Lampiran 1). Dapat dilihat
rata-rata keseluruhan 7,171% dan 7,608.
dari tabel 8 (Lampiran 1) menunjukkan
Untuk mengetahui pengaruh faktor B1 dan
bahwa perlakuan yang tertinggi terdapat
faktor B2 serta interaksi B1,B2 terhadap
pada A3(85% arang alaban dan 15% serbuk
kadar abu briket arang tersebut maka
gaharu) sebesar 8, 143 % dengan cetakan
dilakukan analisis keragaman seperti pada
berlubang dan perlakuan yang terendah
Tabel 8 berikut.
terdapat pada A2(90%arang alaban dan 10
32
Gunadi, M. R. et. al. 2019. Karakteristik Briket Arang … (02) 26-36
Tabel 8. Analisis Keragaman Kadar Abu Briket Arang Arang Alaban dan Aromaterapy Gaharu
Perlakuan
Faktor A 7 23,1845 3,3121 3,64 * 2,66 4,03
Faktor B 3 6,9562 2,3187 2,55 tn 3,24 5,29
Interaksi 1 1,3113 1,3113 1,44 tn 4,49 8,53
AB 3 14,9170 4,9723 5,47 ** 3,24 5,29
Galat 16 14,5393 0,9087
Total 23 37,7238
Keterangan :
** = berpengaruh sangat nyata
* =berpengaruh nyata
tn = tidak berpengaruh nyata
Dilihat dari tabel analisis ragam terlihat perbandingan dan komposisi bahan baku
bahwa perlakuan berpengaruh nyata briket arang aromaterapi ini sangat
terhadap kenaikan maupun penurunan nilai mempengaruhi nilai kadar abu yang
kadar abu pada briket arang aromaterapi dihasilkan
dan interaksi antara perlakuan B1 dan
Nilai Kalor
perlakuan B2 memberi pengaruh yang
sangat nyata dalam mempengaruhi nilai Hasil pengujian nilai kalor briket Arang
kadar abu dalam briket arang aromaterapi. Alaban Aromaterapy Gaharu variasi seperti
Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa pada Tabel 9.
33
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 1 Edisi Februari 2019
Dilihat dari tabel 10 terlihat bahwa nilai Berdasar pada data tabel diatas perbedaan
kalor tertinggi didapat pada perlakuan A1B2 tinggi rendahnya nilai kalor yang dihasilkan
yang merupakan briket arang tanpa lubang dari perlakuan A dan perlakuan B memiliki
dengan kosentrasi arang aromaterapi perbedaan yang cukup, terlihat hal tersebut
80%:20% dengan nilai 7.288, kkal/kgsedang semakin tinggi nilai kalor bakar briket arang
untuk nilai kalor terendah terdapat pada maka semakin baik kualitas briket yang
perlakuan A3B1 dan A4B25,411 kkal/kgyang dihasilkan.(Masrutin,2002)
mana A3B1 merupakan briket arang
Untuk mengetahui pengaruh faktor B1
berlubang dengan konsentrasi arang
dan faktor B2 serta interaksi B1,B2 terhadap
aromaterapi 90%:10% dan A4B2 merupakan
analisis nilai kalor briket tersebut maka
briket arang tanpa lubang dengan
dilakukan analisis keragaman seperti pada
konsentrasi arang aromaterapi 95%, 5%.
Tabel 10.
Tabel 10. Analisis Keragaman Nilai Kalor Briket Arang Alaban dan Aromaterapy Gaharu.
Dilihat dari tabel analisis data nilai kalor perlakuan yang tidak dapat mempengaruhi
untuk perlakuan B1 dan perlakuan B2 dapat nilai kalor untuk briket arang karena hanya
dilihat dari perlakuanB1 memberi pengaruh mengubah bentuk briket secara fisik yaitu
sangat nyata untuk tinggi rendahnya nilai briket berlubang dan briket tidak berlubang.
kalor sedang untuk Perlakuan B2 tidak
memberi pengaruh nyata. Hal ini dapat UJI ORGANOLEPTIK
terjadi karena perlakuan B2 merupakan
Diantara perlakuan 5%,10%,15% dan 20 dan bertahan paling lama menyala dengan
% ada satu perlakuan yang paling dominan waktu menyala selama 25 menit.
yaitu pada kosentrasi 20% cepat tercium
34
Gunadi, M. R. et. al. 2019. Karakteristik Briket Arang … (02) 26-36
Dapat di lihat dari tabel di atas aromaterapy dan yag terlama habis aromanya pada
yang konsentrasi 5% aromanya baru bisa kosentrasi 20%.
tercium pada detik ke 40 dan aromanya
bertahan sampai paling lama tercium denga Saran
waktu 5 menit , ketahanan menyala
briketnya sekitar 28menit sampai jadi abu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Kosentrasi15% dan 20% di waktu 20 detik dilakukan dalam mendapatkan briket arang
aromanya sudah bisa tercium. Dengan aromaterapy dengan komposisi terbaik
ketahanan aroma sampai 10 – 15 menit.. dengan melihat sifat karakteristik briket,
Dengan ketahanan menyala briketnya untuk selanjutnya disarankan agar
sekitar 27-28 menit, ketahanan menyala dilakukan : Melanjutkan perlakuan 80 %
briket sampai dengan 30 menit lamanya arang alaban dan 20% aromaterapy
sampai menjadi abu. gaharu, atau menambahkan serbuk
gaharu menjadi 70% arang alaban dan
30% aromaterapy agar briket dan
KESIMPULAN DAN SARAN aromaterapyna terbakar merata serta
aromaterapy lebih tahan lama.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan yang didapat dari penelitian
ini, yaitu pengujian karateristik nilai
kerapatan briket arang yang tertinggi Nasir A. 2015. Karakteristik Wood Pellet
0,17gr/cm3,dan yang terendah 0,15 gr/cm 3, Campuran Cangkang Sawit dan Kayu
Pengujian karateristik nilai kadar air yang Bakau (Rhizhophora spp.). [Skripsi].
tertinggi 9,680 % dan yang terendah 7,013 Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut
%.Pengujian kadar zat terbang yang Pertanian Bogor.
tertinggi 9,253% dan yang terendah 7, 710 Profesor Thomas Stocker, 2013. Laporan
%. Pengujian kadar abu yang tertinggi 8, IPCC (Intergovernmental Panel on
143% dan yang terendah6, 710 %. Climate Change)
Pengujian nilai kalor yang tertinggi 7,288, Budiman, 2010. Pembuatan Biobriket dari
cal/gr dan perlakuan nilai kalor yang campuran Bungkil Biji Jarak Pagar
terendah5,411cal/gr, dari seluruh hasil dengan Sekam sebagai bahan bakar
pengujian karakteristik briket arang Alternatif. Seminar Rekayasa Kimia dan
aromaterapy dari gaharu yang terbaik pada Proses,ISSN:1411- 4216
perlakuan briket 80% arang alaban dan 20 Saleh, Asri,2013. Efisiensi Kosentrasi
% serbuk gaharu dengan cetakan berlubang Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai
terhadap pembakaran dan aromaterapynya, Kalor Pembakaran Pada Biobriket
dan uji oraganoleptik cetakan berlubang Batang Jagung. Jurnal Teknosains, Vol.
yang paling cepat habis aromaterapynya 7,No.1:78-89
pada konsentrasi 5% dengan waktu 5 menit, Syarief,R. dan H.Halid.1993. Teknologi
dan yang paling lama tercium aromanya Peyimpanan Pangan. Arcan Jakarta
pada kosentrasi 20% dengan waktu 15 Abide,S. M. 2015 Pengaruh Variasi
menit. Dengan rata – rata menyala 23 Campuran Arang Serabut Kelapa dengan
menit. Dan uji organoleptik dengan cetakan Arang Sekam Padi Terhadap Laju
tanpa lubang yang tercepat tercium pada Pebakaran Briket.(Skripsi). Universitas
kosentrasi 5% dan 10 % pada detik ke 40, Negeri Semarang.
35
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 1 Edisi Februari 2019
America Standard Testing and Material Masrutin. A. 2002. Sifat Fisis dan Kimia
(2018) Briket Arang dari Campuran Arang
Hanafiah,K. A., 2014. Rancangan Limbah Gergajian Kayu (Skripsi). Bogor:
Percobaan :Teori dan Aplikasi , Edisi ke Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas
– 3 .PT. Raja Grafindo Persada . Jakarta Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
Utara. A.Arhamsah.2010 . pemanfaatan biomasa
kayu sebagai sumber energi terbarukan.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengujian Kadar Abu Briket Arang Alaban Aromaterapy Gaharu
Perlakuan
Perlakuan Ulangan
B1 B2
A1 1 8, 580 6, 180
2 6, 800 6, 800
3 8, 150 7, 150
Jumlah 23, 530 20, 130
Rata – rata 7, 843 6, 710
A2 1 4, 170 8, 800
2 4, 820 8, 180
3 6, 180 7, 450
Jumlah 15, 170 24, 430
Rata – rata 5, 057 8, 143
A3 1 7, 450 8, 800
2 8, 180 6, 800
3 8, 800 8, 580
Jumlah 24, 430 24, 180
Rata – rata 8, 143 8, 060
A4 1 6, 180 8, 580
2 8, 580 7, 800
3 7, 800 6, 180
Jumlah 22, 560 22, 560
Rata – rata 7, 520 7, 520
Total B 85, 690 91, 300
Rerata B 7, 141 7, 608
36