You are on page 1of 8

Vol. 12, No.

1, Tahun 2023

FORMULASI PERBANDINGAN LIMBAH KULIT KAYU AKASIA (ACASIA


MANGIUM) DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN BIO BRIKET

Formulation Comparison of Acacia Bark Waste (Acasia Mangium) and Tapioca


Flour as Raw Materials for Making Bio Briquettes

Ruby Afrizon(1), Anwar Kasim(2), Dewi Arziyah(1)*

(1)
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Dharma Andalas
(2)
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Andalas

*
dewi.a@unidha.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the concentration of acacia bark and
tapioca flour on the characteristics of acacia bark biobriquettes. This research was
conducted at the Laboratory for Analysis of Physical Properties of Materials and
Products, Agricultural Industrial Technology, Dharma Andalas University, Padang.
The design used in this study was a completely randomized design (CRD) with a
comparison of the percentage of adhesive concentration, namely: A = 0%, B = 5%, C
= 10%, D = 15%, E = 20% with 3 replications. Observations from each treatment
were analyzed by ANOVA. If it is significantly different, then continue using the
DNMRT follow-up test at 5 % level. The research was carried out in two stages, the
first stage was the manufacture of biobriquettes with a comparison of the percentage
of adhesive concentration and chemical analysis testing of the biobriquettes was
carried out. The results showed that the comparison of the percentage of adhesive
concentration had a significant effect. The results showed that treatment E (20%
adhesive) had the best results, namely 7.33% moisture content, 3.89% ash content,
0.72g/cm3 density, 119.07 N/mm2 hardness, 3,878.90 cal/ calorific value. kg, and a
flame test of 38.38 g/min.

Keywords: Acacia bark, tapioca flour, biobriquettes

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kulit kayu


akasia dan tepung tapioka terhadap karakteristik biobriket kulit kayu akasia. Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Sifat Fisik Bahan dan Produk, Teknologi
Industri Pertanian Universitas Dharma Andalas Padang. Rancangan yang digunakan
dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan perbandingan
persentase konsentrasi perekat yaitu: A= 0%, B= 5%, C= 10%, D= 15%, E= 20%

Jurnal Teknologi Pertanian 51


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

dengan 3 kali ulangan. Hasil pengamatan dari masing-masing perlakuan dianalisis


dengan ANOVA. Jika berbeda nyata maka dilanjutkan menggunakan uji lanjut
DNMRT pada taraf 5%. Penelitian dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama yaitu
pembuatan biobriket dengan perbandingan persentase konsentrasi perekat dan
dilakukan pengujian analisis kimia terhadap biobriket. Hasil penelitian menunjukan
bahwa perbandingan persentase konsentrasi perekat memberikan pengaruh nyata.
Hasil menunjukkan perlakuan E (20% perekat) mendapatkan hasil yang terbaik yaitu
kadar air 7,33%, kadar abu 3,89%, densitas 0,72g/cm3, kekerasan 119,07 N/mm2,
nilai kalor 3.878,90 kal/kg, dan uji nyala api 38,38 g/menit.

Kata Kunci: Kulit kayu akasia, tepung tapioka, biobriket

Submit: 14 Juni 2023 * Revisi: 20 Juni 2023 * Accepted: 5 Juli 2023 * Publish: 7 Juli 2023

PENDAHULUAN kimia struktural selulosa 51,20%,


hemiselulosa 29,79%, holoselu-losa
80,99% dan lignin 24,89% [2].
Pengolahan limbah biomassa Kayu akasia dapat digunakan untuk
memerlukan teknologi alternatif agar pulp, kertas, papan partikel, krat dan
menjadi lebih bermanfaat. Salah satu kepingan-kepingan kayu. Selain itu juga
alternatif metode yang dapat digunakan berpotensi untuk kayu gergajian,
adalah metode pembriketan. molding, mebel dan vinir, karena
Pembriketan merupakan salah satu cara memiliki nilai kalori sebesar 4.800-
untuk mengurangi kandungan air pada 4.900 kkal/kg, kayunya dapat digunakan
suatu biomassa sehingga dapat untuk kayu bakar dan arang [2].
dimanfaatkan sebagai bahan bakar Perekat adalah suatu bahan yang
alternatif. berfungsi sebagai pengikat atau
Briket biomassa merupakan bahan menyatukan kedua benda yang terpisah
bakar padat yang dibuat dari limbah sehingga mempunyai kekuatan tertentu
biomasa yang dicampur dengan bahan saat dikenai beban [3]. Secara umum
lainnya di antaranya limbah kulit kayu perekat digunakan untuk mengikat
yang dicetak sedemikian rupa agar bermacam struktur tertentu secara efektif.
mendapatkan karakteristik yang Penambahan perekat pada saat
diinginkan dan memiliki nilai kalor yang pembuatan biobriket bertujuan untuk
tinggi [1]. Metode yang biasanya mencegah terbentuknya partikel terikat
digunakan dalam pembuatan briket satu sama lain dan tidak mudah putus.
menggunakan metode pengarangan, Perekat organik menghasilkan abu yang
pada metode ini kayu yang telah menjadi relatif sedikit pada briket setelah
arang dihancurkan dan disaring. pembakaran dan perekat yang umumnya
Saat ini di Indonesia, kayu akasia efektif salah satunya adalah tepung
merupakan bahan baku utama dalam tapioca. Penggunaan perekat dari tepung
industri pulp dan kertas. Hasil tapioka memiliki beberapa keunggulan,
sampingan dari industri ini kulit kayu. yaitu: harga yang lebih murah, mudah
Kayu akasia mempunyai kandungan dalam penggunaannya dan dapat

52 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

menghasilkan kekuatan ikatan kering Perlakuan A = 100% KA : 0% TT


yang tinggi [4]. Perlakuan B = 95% KA : 5% TT
Tepung tapioka adalah tepung Perlakuan C = 90% KA : 10% TT
yang berasal dari bahan baku ubi kayu Perlakuan D = 85% KA : 15% TT
dan merupakan salah satu bahan untuk Perlakuan E = 80% KA : 20% TT
keperluan industri perekat. Pemanfaatan
tepung tapioka sebagai bahan perekat Rancangan penelitian yang
karena zat pati yang terdapat dalam digunakan adalah Rancangan Acak
bentuk karbohidrat pada umbi ketela Lengkap (RAL) dengan 5 taraf dan 3 kali
pohon yang berfungsi sebagai cadangan ulangan, sehingga keseluruhan penelitian
makanan. Tapioka apabila dibuat ini ada 15 satuan percobaan. Data hasil
sebagai perekat mempunyai daya rekat pengamatan dianalisis dengan sidik
yang tinggi dibandingkan dengan ragam (ANOVA) jika berbeda nyata
tepung-tepung jenis lain. dilakukan dengan uji lanjut DNMRT
Berdasarkan hal di atas penulis (Duncan’s New Multiple Range Tes) 5%.
tertarik melakukan penelitian pembuatan Pengujian yang dilakukan antara lain
biobriket dengan memanfaatkan serbuk kadar air, kadar abu, kekerasan
kayu akasia dengan menggunakan (hardness), densitas, nilai kalor, dan uji
perekat dari tepung tapioka. Adapun pembakaran biobriket.
tujuan dari penelitian ini adalah
melakukan formulasi perbandingan Pembuatan Biobriket
persentase perekat dan kulit kayu akasia
dalam pembuatan biobriket dan 1. Serbuk kulit kayu akasia
mengetahui karakteristik kimia biobriket
yang dihasilkan. Limbah serbuk kulit kayu akasia
yang diperoleh dari PT. Arara Abadi
dikeringkan dengan oven pada suhu 60oC
METODOLOGI PENELITIAN selama 60 menit untuk menguapkan
kadar air yang ada di serbuk kulit kayu
Sampel atau bahan yang digunakan akasia. Setelah kering digiling secara
dalam penelitian ini adalah serbuk kulit kasar dan secara halus menggunakan
kayu akasia yang diperoleh dari PT. Arara hammer mill dengan ayakan 20 mesh.
Abadi, tepung tapioka dan air. Alat yang
digunakan dalam penelitian wadah 2. Pembuatan Perekat
(baskom atau panci), cetakan briket,
mortal, alu,, gelas ukur, cutter atau Cara membuat perekat tersebut
gunting, oven, kompor, cawan porselin, adalah dengan mencampurkan tepung
furnace, desikator, ayakan mesh 20, tapioka dengan air. Umumnya digunakan
homogenizer, Bomb Calorimeter PA perbandingan tepung tapioka dengan air
C200, alat kempa hidrolik dan timbangan sebesar 1 : 15. Setelah itu, campuran
analitik. dipanaskan sambil terus-menerus diaduk
Adapun faktor atau perlakuan pada sampai merata. Campuran tersebut akan
penelitian ini adalah: Perbandingan kulit mengental dan berubah warna menjadi
kayu akasia (KA) dan tepung tapioka bening. Tepung kanji digunakan sebagai
(TT) pada biobriket. bahan perekat briket, komposisi lem
Perlakuan pada penelitian ini kanji/ tapioka yang baik adalah 5% dari
adalah: berat briket. Agar lem kanji tidak mudah

Jurnal Teknologi Pertanian 53


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

busuk akibat fermentasi maka perlu yang terdapat pada bagian dalam
ditambahkan bahan kimia NaOH decomposition vessel. Benang katun
sebanyak 0.3% dari berat tepung kanji diikatkan pada kawat dan bagian
[4]. ujungnya di hubungkan pada sampel.
Decomposition vessel diisi dengan
3. Pencampuran Bahan Baku oksigen pada tekanan 25 bar dan
dimasukkan ke dalam water jacket yang
Langkah-langkah pencampuran berisi 2 kg aquades. Dihubungkan aliran
bahan baku, yaitu serbuk yang telah halus listrik dan dimasukkan termometer ke
dicampurkan dengan bahan perekat dalam water jacket. Hidupkan unit digital
menggunakan perekat tepung tapioka dan bomb calorimeter dan diatur angka pada
serbuk kulit kayu akasia sesuai perlakuan. display menuju 0.00 dan ditekan tombol
Setelah bahan baku tercampur kemudian “fire”, kemudian unit akan mengukur
melakukan pengadukan dengan batang temperatur secara otomatis. Setelah
pengaduk sampai homogen, selanjutnya display menunjukan angka konstan, nilai
dilakukan pencetakan biobriket dan kalor sampel dapat ditentukan dengan
pengempaan dengan tekanan 25 MPa menggunakan rumus.
menggunakan pompa hidrolik. Uji laju pembakaran dilakukan
dengan cara biobriket dibakar seperti
Analisis Kimia pembakaran terhadap arang. Pencatatan
waktu dimulai ketika biobriket menyala
Analisis yang dilakukan adalah hingga briket habis atau telah menjadi
analisis kadar air menggunakan metode abu. Pengukuran waktu ini menggunakan
AOAC,2005. Analisis kadar abu stopwatch.
menggunakan metode ASTM D-3174.
Analisis kekerasan (Hardness)
dilakukan dengan menggunakan tensil HASIL DAN PEMBAHASAN
test untuk mengetahui kekuatan bio briket
dalam menahan beban dengan tekanan
tertentu. Prosedur perhitungan kekerasan Kadar Air
bio briket yaitu sebelum dilakukan
perhitungan menggunakan mesin tensil Air merupakan komponen penting
test, bio briket terlebih dahulu dihitung dalam suatu bahan yang dapat
luas permukaannya. Selanjutnya mempengaruhi kualitas bahan. Kadar air
dilakukan perhitungan dengan tensil test dalam pembuatan briket sangat
untuk diketahui daya tahan bio briket. berpengaruh terhadap kualitas briket
Daya tahan bio briket dibagi luas yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar air
permukaan maka akan didapatkan nilai menyebabkan kualitas briket menurun,
kekerasan produk. karena akan berpengaruh terhadap nilai
Analisis nilai kalor dilakukan kalor briket yang dihasilkan dan briket
dengan menggunakan Bomb Calorimeter akan lebih sulit untuk dinyalakan [5].
PA C200. Dengan langkah Berdasarkan Tabel 1 diketahui
pengerjaannya sebagai berikut, ditimbang bahwa kadar air briket kulit kayu akasia
0,86 gram sampel dan bentuk menjadi dengan perbandingan kulit kayu akasia
butiran pelet, kemudian dimasukkan ke dan perekat berkisaran antara 7,3-13,8%.
dalam cawan besi. Kawat nikel krom 10 Kadar air terendah terdapat pada
cm dihubungkan pada batang-batang perlakuan E (penambahan perekat 20%)

54 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

dengan nilai rata-rata 7,3% dan kadar air Densitas


tertinggi pada perlakuan A (tanpa
penambahan perekat 0%) sebesar 13.8%. Berdasarkan Tabel 1 diketahui
Berdasarkan Standar Nasional bahwa uji destinasi dengan perbandingan
(SNI 01-2986-1992) tentang briket kulit kayu akasia dan perekat berkisaran
dinyatakan bahwa kadar air maksimal antara 0,72 g/cm3 - 0,77 g/cm3. Densitas
briket adalah 8%. Dari hasil analisis yang terendah terdapat pada perlakuan E
telah dilakukan dinyatakan bahwa (penambahan perekat 20%) dengan nilai
perlakuan A, B, C, dan D tidak rata-rata 0,71 g/cm3 dan kadar air
memenuhi syarat Standar Nasional tertinggi pada perlakuan B (penambahan
Indonesia karena melebihi syarat pada perekat 5%) sebesar 0,77 g/cm3.
briket. Densitas merupakan tingkat
kerapatan suatu bahan bakar yang telah
Kadar Abu mengalami tekanan. Densitas didapatkan
melalui perbandingan antara berat dan
Kadar abu merupakan parameter volume yang dipengaruhi oleh tekanan
yang penting kedua selain kadar air bagi pembriketan yang diberikan ketika
proses pengeringan karena kadar abu pembuatan biobriket [3].
menentukan karakteristik briket yang Penggunaan perekat dengan
baik, dimana kadar abu yang rendah komposisi yang berbeda memberikan
sangat mempengaruhi kualitas briket pengaruh pada nilai densitas yang
yang dihasilkan yaitu terhadap nilai kalor. diberikan. Terlihat bahwa penggunaan
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perekat dengan komposisi yang lebih
kadar abu pada perlakuan A cukup tinggi tinggi memberikan nilai densitas yang
yaitu 12,5%. Jumlah kadar abu ini lebih rendah.
melebihi batas yang telah ditetapkan SNI Hal ini disebabkan karena jumlah
yaitu hanya 8%. perekat yang lebih banyak menyebabkan
Kadar abu yang tinggi disebabkan daya rekat antar komponen yang tinggi.
tidak ada perekat dalam biobriket kulit Hal ini bersesuaian dengan penelitian
kayu akasia, semakin rendah kadar abu Muhammad [7], bahwa nilai densitas
akan semakin bagus kualitas briket dan dipengaruhi oleh kadar partikel atau
semakin tinggi kadar abu maka semakin kehalusan dari karakteristik bahan. Selain
rendah kualitas briket karena dapat itu densitas dipengaruhi oleh kadar air
menurunkan nilai kalor [6]. yang dimiliki oleh bahan dalam proses
pengeringan [8].

Tabel 1. Hasil Analisis Karakteristik Biobriket Serbuk Kayu Akasia

Kadar Kadar Densitas Uji Kekerasan Nilai Uji Laju


Perlakuan Kalor Pembakaran
Air % Abu % (g/cm3) N/mm2 (Kal/kg) (g/menit)
A (Perekat 0%) 13,83 d 12,5 b
0,76 125,74 ab
3885,25 28,03 a
B (Perekat 5%) 10,50 c d 3,25 a
0,77 135,56 ab
3652,18 33,07 b
C (Perekat 10%) 10,00 c 3,5 b
0,76 160,21 b
3717,94 35,12 c

D (Perekat 15%) 9,83 b 3,74 c


0,73 98,21 a
3714,44 33,24 b

E (Perekat 20%) 7,33 a 3,89 d


0,72 119,07 ab
3878,90 38,38 d

Jurnal Teknologi Pertanian 55


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

Kekerasan (Hardness) pembakaran. Hal ini dipengaruhi oleh


kadar air dan senyawa di dalamnya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan Semakin tinggi berat jenis bahan bakar
pada uji kekerasan terendah terdapat pada maka semakin tinggi nilai kalor yang
perlakuan D dengan penambahan perekat diperoleh. Semakin tinggi kadar lignin
15% yaitu 98,21%, sedangkang uji semakin baik nilai kalornya begitu juga
kekerasan tertinggi terdapat pada sebaliknya.
perlakuan c dengan penambahan perekat Nilai kalor yang tinggi
10% yaitu 160,21%. menghasilkan laju pembakaran yang
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi. Secara umum standar keseluruhan
semakin tinggi tekanan pompa, maka briket adalah menyerap kalor.
semakin tinggi pula kekerasan briket. Hal Kemungkinan hal ini disebabkan pada
yang sama pernah diungkap oleh saat karbonisasi menggunakan suhu yang
Abdullah [8], bahwa kekerasan briket cukup tinggi sehingga menyebabkan
sangat dipengaruhi oleh tekanan kadar abu briket yang tinggi. Menurut
pemompaan. Semakin besar nilai Triono [11], nilai kalor dipengaruhi oleh
kekerasan berarti daya tahan briket juga kadar air dan kadar abu briket arang.
semakin tinggi. Kekuatan mekanik yang Semakin tinggi kadar air dan kadar abu
meningkat pada saat penambahan briket arang, maka akan menurunkan
tekanan pengepresan menandakan nilai kalor bakar briket arang yang
banyaknya butiran-butiran yang menyatu dihasilkan.
[9]. Penelitian ini membuktikan bahwa
Kekerasan dipengaruhi oleh jumlah kadar air yang rendah memiliki nilai kalor
pemompaan yang digunakan pada saat yang tinggi. Briket yang memiliki kadar
pencetakan. Semakin banyak jumlah abu yang rendah akan menghasilkan nilai
pemompaan, kekerasan briket juga kalor yang tinggi. Hasil penelitian ini
semakin tinggi. Pemompaan dapat sama dengan hasil penelitian Triono [11],
menyebabkan pemadatan pada volume bahwa jika kadar abu rendah maka akan
briket, sehingga luas kontak menjadi dihasilkan nilai kalor yang tinggi atau
lebih besar dan terjadi ikatan antar sebaliknya dan semakin tinggi nilai kadar
partikel yang lebih kuat. Hasil penelitian karbon terikat dalam briket arang maka
ini sejalan dengan data yang dilaporkan semakin tinggi pula nilai kalor briket
oleh [10] bahwa semakin tinggi gaya arang yang dihasilkan.
pengepresan, ikatan antar partikel juga
semakin padat sebagai akibat dari Laju Pembakaran
perubahan bentuk pada saat pengepresan,
sehingga masing-masing butiran saling Adapun data yang didapatkan
mengunci satu sama lain. menunjukkan bahwa laju pembakaran
tertinggi terdapat pada sampel E dengan
Nilai Kalor dengan waktu yang didapatkan 38,38
menit sedangkan nilai kalor terendah
Pengujian nilai kalor bertujuan terdapat pada sampel A dengan waktu
untuk mengetahui intensitas nilai panas yang didapatkan yaitu sebesar 30,33
pembakaran yang dapat dihasilkan briket g/menit. Hal ini dikarenakan konsentrasi
arang. Nilai kalor menjadi parameter pada variasi campuran briket yang
mutu kualitas briket arang. Nilai kalor mengandung lebih banyak tepung
berpengaruh signifikan pada nilai laju tapioka. Hal ini sesuai dengan hasil

56 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

penelitian dari Masthura [5], yang dan Cangkang Kelapa Sawit:


menyatakan bahwa jika nilai kalor pada Pengaruh Variasi Komposisi
briket semakin tinggi maka nilai laju Bahan Baku dan Waktu
pembakaran pada briket juga akan Karbonisasi Terhadap Kualitas
semakin baik. Briket. Jurnal Teknik Kimia USU.
Kenaikan laju pembakaran pada 5 (3) : p.31-37.
briket kulit kayu akasia dipengaruhi oleh [2] Karlinasari, L., Nawawi D.S.,
komposisi bahan perekat dan volume Widyani, M. Kajian Sifat Anatomi
briket. Pengujian laju bakar dilakukan dan Kimia Kayu Kaitannya dengan
dengan secara perhitungan dari lama Sifat Akustik Kayu”. Jurnal
waktu pembakaran pada briket. Bionatura Ilmu-Ilmu Hayati dan
Menganalisis laju pembakaran Fisik. 12(3) : p 110-116.
bermaksud untuk mengetahui efektifitas [3] Zainal A., Hantarum, dan W.
dari suatu bahan bakar seperti briket Nuriana,. 2018. Pengaruh Perekat
arang biomassa yang dimana laju Pembuatan Briket Limbah Kayu
pembakaran sangat berguna untuk Sengon Terhadap Kerapatan,
mengetahui layak tidaknya suatu briket Kadar Air Dan Nilai Kalor.
untuk digunakan sebagai bahan bakar. Disajikan pada Seminar Nasional
Sains dan teknologi Terapan:
Pendekatan Multidisiplin Menuju
KESIMPULAN Teknologi dan Industri yang
Berkelanjutan Institut Teknologi
Adhi Tama: Surabaya.
Kesimpulan [4] Lestari, L., Aripin, Yanti, Zainudin,
Sukmawati, Marlia. x Analisis
Dari hasil penelitian ini dapat Kualitas Briket Arang Tongkol
disimpulkan bahwa perlakuan E yaitu Jagung yang Menggunakan Bahan
dengan penambahan perekat 20% Perekat Sagu dan Kanji. 2010
mendapatkan hasil terbaik yaitu dengan Jurnal Aplikasi Fisika. 6 (2): p. 93-
kadar air 7,33%, kadar abu 3,89%, 96
densitas 0,72 g/cm3, uji kekerasan 119.07 [5] Almu, M. A., Syahrul, & Yesung, A.
N/mm2, nilai kalor 3878,90 kal/kg, dan P. Analisa Nilai Kalor dan Laju
uji laju pembakaran 38,38 g/menit. Pembakaran Pada Briket
Campuran Biji Nyamplung
Saran (Calophyllm Inophyllum) dan Abu
Sekam padi.2014. Jurnal Dinamika
Disarankan pada penelitian Teknik Mesin. 2(2) :p. 117 – 122.
selanjutnya dilakukan uji tekanan pada [6] Masthura, M., “Analisis Fisis dan
biobriket yang dihasilkan sehingga Laju Pembakaran Briket
kualitas biobriket akan semakin baik. Bioarang Dari Bahan Pelepah
Pisang”, 2019. Elkawnie: Journal
of Islamic Science and
DAFTAR PUSTAKA Technology, 5(1): p. 58-66
[7] Maryono, Sudding dan Rahmawati.
2013. Pembuatan dan Analisis
[1] Iriani, C. Carnella, Sari C.N., Mutu Briket Arang Tempurung
Pembuatan Biobriket dari Pelepah Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji.

Jurnal Teknologi Pertanian 57


Vol. 12, No. 1, Tahun 2023

2013. Jurnal Chemica 14(1): p.74– Jarak Pagar terhadap Mutu Briket
83. Arang." Jurnal Riset Industri,
[8] Muhammad, F., & Nurdin., & H. 2013. 3(1): p. 21-30,
Analisis Nilai Kalor Briket Bunga doi:10.24960/jli.v3i1.617.21-30.
Kelapa Sawit Menggunakan [11] Djeni,H. dan S. Darmawan.
Perekat Tapioka dan Damar. Pembuatan Briket Arang dari
2019. RANAH RESEARCH Serbuk Gergajian dengan
Journal of Multidicsiplinary Penambahan Tempurung Kelapa.
Research and Develoment, 1(3): p. 2000. Buletin Penelitian Hasil
491–496. Hutan. 18(1) :p 1-9.
[9] Abdullah, K. (2017). Analisis Fisis [12] Triono, A. Karakteristik Briket
Briket Arang Dari Sampah Arang dari Campuran Serbuk
Berbahan Alami Kulit Buah dan Gergajian Kayu Afrika (Maesopsis
Pelepah Salak. 2017. Skripsi. emini Engl.) dan Sengon
Jurusan Fisika Fakultas Sains & (Paraserianthes falcataria L.)
Teknologi UIN Maulana Malik [Skripsi].2006. Bogor:
Ibrahim. Malang. Departemen Hasil Hutan. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian
[10] Nilma, Y., N.Nazir, dan M. Jalal. Bogor.
"Pengaruh Komposisi Arang
Sekam Padi dan Arang Kulit Biji

58 Jurnal Teknologi Pertanian

You might also like