You are on page 1of 13

Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems

http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020


DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

Kebijakan Pemerintah Mengenai Coronavirus Disease (COVID-19) di


Setiap Provinsi di Indonesia Berdasarkan Analisis Klaster

Government Policy Regarding Coronavirus Disease (COVID-19) in Each


Province in Indonesia Based on Clustering Analysis
Glisina Dwinoor Rembulan1*, Tony Wijaya1, Desribeth Palullungan1, Kartika Nur
Alfina1, Muhammad Qurthuby2
1
Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol, Jakarta Utara 14430,
Indonesia
2
Program Studi Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Riau, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.88 Kp. Melayu,
Pekanbaru 28156, Indonesia

Diterima: 12 Agustus, 2020 / Disetujui: 20 Agustus, 2020

ABSTRACT
Coronavirus disease (COVID-19) is a disease that was only discovered in 2019 and has been reported to have
spread to almost all over the world. This pandemic has caused anxiety and fear for all Indonesians because it can
be transmitted easily through humans. This study aims to cluster each province in Indonesia into certain clusters
so that they can find out the characteristics, movements, and government policies that must be carried out in each
cluster. This study uses secondary data regarding COVID-19 cases in Indonesia, which reached 4800 data from
March 1 to August 11, 2020, in 34 Indonesian provinces. The four variables used were the number of cases of
death, the number of cured cases, the number of active cases, and the number of deaths per one million population.
Cluster 1 has a high risk because it has the highest variable number of active cases and the number of deaths per
one million population. Cluster 2 has a low risk because it has a variable with the highest number of cured cases
and the lowest number of active cases. Cluster 3 has a moderate risk because it has the lowest number of cures
variable and the moderate number of active cases. The government policy in cluster 1 should prioritize the
variable number of active cases and the number of death cases per one million population, cluster 2 must prioritize
the variable number of deaths, and cluster 3 must prioritize the variable number of active cases.

Keywords: Coronavirus disease, Pandemic, Clustering, Government policy, High risk

ABSTRAK
Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah suatu penyakit yang baru ditemukan pada tahun 2019 dan dilaporkan
telah menular ke hampir di seluruh dunia. Pandemi ini telah menimbulkan keresahan dan ketakutan bagi seluruh
masyarakat Indonesia karena dapat menular secara mudah melalui manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengelompokkan setiap provinsi di Indonesia ke dalam beberapa klaster tertentu sehingga dapat mengetahui
karakteristik, pergerakan, dan kebijakan pemerintah yang harus dilakukan pada masing-masing klaster. Penelitian
ini menggunakan data sekunder mengenai kasus COVID-19 di Indonesia yang mencapai 4800 data dari tanggal
1 Maret hingga 11 Agustus 2020 di 34 provinsi Indonesia. Empat variabel yang digunakan adalah jumlah kasus
kematian, jumlah kasus kesembuhan, jumlah kasus aktif, dan jumlah kasus kematian per satu juta penduduk.
Klaster 1 adalah klaster dengan risiko tinggi karena memiliki variabel jumlah kasus aktif dan jumlah kasus
kematian per satu juta penduduk yang tertinggi. Klaster 2 adalah klaster dengan risiko rendah karena memiliki
variabel dengan jumlah kasus kesembuhan tertinggi dan jumlah kasus aktif terendah. Klaster 3 adalah klaster
dengan risiko sedang karena memiliki variabel jumlah kesembuhan terendah dan jumlah kasus aktif sedang.
Kebijakan pemerintah pada klaster 1 hendaknya memprioritaskan variabel jumlah kasus aktif dan jumlah kasus
kematian per satu juta penduduk, klaster 2 harus memprioritaskan variabel jumlah kasus kematian, dan klaster 3
harus memprioritaskan variabel jumlah kasus aktif.

Kata Kunci: Penyakit coronavirus, Pandemi, Klasterisasi, Kebijakan pemerintah, Risiko tinggi

*
email: grembulan@bundamulia.ac.id

74 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

1. PENDAHULUAN menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia


Penyakit Coronavirus (COVID-19) pada kuartal II 2020 minus 5,32% (Rizal, 2020).
adalah suatu penyakit yang baru ditemukan pada Sektor pariwisata mengalami penurunan drastis
tahun 2019 dan dapat menular. Orang-orang mencapai 34,9% pada triwulan 1 2020 (Jatmiko,
yang terinfeksi virus ini akan mengalami 2020). Aktivitas impor pada triwulan1 2020
penyakit pernapasan dari kategori ringan hingga menurun 3,7%, pendapatan di sektor udara
menengah dan dapat sembuh tanpa harus ada menurun 207 miliar, dan lebih dari 1,5 juta
perawatan khusus. Penyakit ini dapat pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja
berkembang ke arah yang lebih serius untuk (PHK) (Hanoatubun, 2020). Hal ini membuat
golongan orang tua dan orang-orang yang pemerintah Indonesia menetapkan beberapa
memiliki penyakit seperti kardiovaskular, kebijakan untuk mengantisipasi dan mengurangi
diabetes, pernapasan kronis, dan kanker (World tingginya penularan virus corona antara lain
Health Organization, 2020). membatasi kegiatan di luar rumah, sekolah
COVID-19 merupakan bagian dari dilakukan dari rumah, bekerja dari rumah, dan
keluarga virus penyebab Severe Acute beribadah juga dilakukan dari rumah (Yunus
Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East dan Rezki, 2020).
Respiratory Syndrome (MERS) (Kementerian Pada penelitian ini, seluruh data kasus
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Kasus COVID-19 di semua provinsi Indonesia
virus ini ditemukan pertama kali di provinsi dilakukan pengelompokan berdasarkan konsep
Wuhan dan beberapa gejala yang dialami data mining sehingga dapat menemukan pola
apabila terinfeksi virus ini antara lain batuk, hubungan pada keseluruhan data. Data mining
demam, letih, sesak nafas, dan mengalami mampu mengonversi data mentah menjadi
penurunan nafsu makan (Mona, 2020). Secara sebuah pengetahuan yang lebih bermanfaat
umum virus ini dapat menular melalui droplet dengan cara memetakan data menjadi lebih
atau cairan tubuh yang dikeluarkan selama ringkas dan abstrak (Sartikha et al., 2016). Hasil
bersin dan batuk (Hafeez et al., 2020). dari data mining dapat dimanfaatkan dalam
Saat ini COVID-19 telah berkembang pengambilan keputusan di waktu yang akan
pesat dan telah dilaporkan hampir di seluruh datang (Paramartha, Ratnawati dan Widodo,
dunia. COVID-19 telah merengut ribuan nyawa 2017). Salah satu teknik yang terdapat dalam
manusia di China hanya dalam waktu 3 bulan konsep data mining adalah teknik klasterisasi.
bahkan virus ini telah menyebar ke negara- Klasterisasi diartikan sebagai suatu metode yang
negara lain seperti Italia, Iran, Korea Selatan, digunakan untuk mengklasifikasi data dan untuk
Inggris, Jepang, Amerika, Jerman, dan bahkan melakukan segmentasi data (Vialetto dan Noro,
di Indonesia (Zaharah, Kirilova dan Windarti, 2020).
2020). Jumlah kasus virus corona di dunia telah Metode klasterisasi yang digunakan
mencapai 20.237.653 per 11 Agustus 2020 dalam penelitian ini adalah non hierarki yaitu K-
(Mukaromah, 2020). Penularan yang sangat Means clustering. Metode K-Means clustering
cepat dari virus ini membuat World Health digunakan untuk menunjukkan jumlah anggota
Organization (WHO) menetapkan COVID-19 dan mengklasifikasikan masing-masing data di
sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 (Widiyani, setiap klaster (Widaningrum et al., 2017).
2020). Metode ini populer digunakan di bidang bisnis,
Negara Indonesia adalah salah satu dari akademik, dan industri (Talakua, Leleury dan
berbagai negara di dunia yang mengalami Taluta, 2017). Keunggulan dari metode ini yaitu
dampak COVID-19. Pandemi ini telah memiliki tingkat ketilitian yang cukup tinggi
menimbulkan keresahan dan ketakutan bagi pada pengukuran dan pengolahan objek dengan
seluruh masyarakat Indonesia karena dapat jumlah besar sehingga algoritmanya lebih relatif
menular secara mudah melalui manusia. terukur dan efisien (Miswaningsih dan Insani,
Indonesia melaporkan jumlah kasus corona telah 2015; Bastian, Sujadi dan Febrianto, 2018).
mencapai 128.776 kasus per 11 Agustus 2020 Beberapa penelitian sebelumnya yang
(Nugraheny, 2020). Seluruh provinsi di menerapkan metode K-Means clustering
Indonesia telah melaporkan adanya kasus dan 3 digunakan untuk mengelompokkan strategi
provinsi dengan jumlah kasus tertinggi yaitu promosi sekolah (Abadi et al., 2018), pelanggan
DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah kerajinan batik (Syakur et al., 2018), daerah
(Covid19, 2020). Pandemi COVID-19 telah rawan bencana alam (Supriyadi et al., 2018),

75 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

daun tanaman padi yang cacat dan sehat (Kumar, 2018) maupun pada pasar tradisional (Soetopo,
Negi dan Bhoi, 2017) dan jenis penyakit Tannady dan Nurprihatin, 2017).
menular (Rachma, Aden dan Rusdiana, 2019).
Penelitian sebelumnya juga membahas lokasi 2.2. Analisis Klaster
pusat distribusi (distribution center) Klasterisasi adalah suatu teknik statistik
(Nurprihatin, 2016) dengan mempertimbangkan multivariat yang dirancang untuk menyatakan
jumlah permintaan (Nurprihatin et al., 2017). K- pengelompokan observasi (Klimberg, Ratick
Means clustering juga dimanfaatkan untuk dan Smith, 2017). Klasterisasi termasuk teknik
mementukan lokasi pusat penyaluran gas alam data mining yang bertujuan mengelompokkan
(Nurprihatin et al., 2019). objek data ke dalam klaster yang berbeda
Penelitian ini bertujuan untuk sehingga objek data dalam satu klaster lebih
mengelompokkan setiap provinsi di Indonesia mirip dibandingkan objek data pada klaster yang
ke dalam beberapa klaster tertentu sehingga lain (Kumar dan Toshniwal, 2016). Klasterisasi
dapat mengetahui karakteristik, pergerakan, dan dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
kebijakan pemerintah yang harus dilakukan daerah-daerah yang padat, menemukan pola-
pada masing-masing klaster. Variabel-variabel pola distribusi, dan menemukan keterkaitan
yang digunakan dalam K-Means clustering antara setiap data (Metisen dan Sari, 2015).
adalah jumlah kasus kematian, jumlah kasus Ada 2 metode dalam analisis klaster yaitu
kesembuhan, jumlah kasus aktif, dan jumlah metode hierarki dan non hierarki (Silvi, 2018).
kasus kematian per 1 juta penduduk. 1. Metode Hierarki
Metode ini mengelompokkan antara dua atau
2. TINJAUAN PUSTAKA lebih objek berdasarkan kesamaan yang
2.1. Data Mining paling dekat, kemudian dilanjutkan dengan
Data mining diartikan sebagai suatu objek lain yang memiliki kedekatan kedua
proses yang menggunakan teknik statistik, dan seterusnya sampai klaster membentuk
matematika, kecerdasan buatan, dan hierarki atau tingkatan yang jelas antar objek
pembelajaran mesin untuk melakukan ektraksi (Goreti, Novia dan Wahyuningsih, 2016).
dan identifikasi informasi bermanfaat dari 2. Metode Non Hierarki
berbagai database besar (Silitonga, 2016). Metode ini mengelompokkan data dengan
Tujuan utama data mining adalah melakukan menentukan jumlah klaster terlebih dahulu
pengolahan dengan cara memanfaatkan data (Goreti, Novia dan Wahyuningsih, 2016).
dalam basis data sehingga mendapatkan Kelebihan dari analisis klaster antara lain
informasi baru yang berguna (Nur, Zarlis dan sebagai berikut (Talakua, Leleury dan Taluta,
Nasution, 2017). Selain itu data mining juga 2017):
digunakan untuk membantu pengambilan 1. Mampu mengelompokkan data observasi
keputusan di masa yang akan datang karena yang relatif banyak dan dalam jumlah yang
mampu mencari suatu pola yang diinginkan besar. Data yang telah direduksi dengan
dalam suatu database besar (Pramesti, Furqon kelompok akan memudahkan dalam proses
dan Dewi, 2017). Data mining terdiri dari 2 analisis.
kategori yaitu descriptive mining dan predictive 2. Dapat digunakan pada skala data ordinal,
(Metisen dan Sari, 2015). Descriptive mining interval dan rasio.
digunakan untuk menemukan karakteristik
penting data dari suatu kumpulan data 2.3. K-Means Clustering
sedangkan predictive digunakan untuk K-Means clustering adalah suatu metode
menemukan pola data berdasarkan beberapa clustering non hierarki yang berfungsi untuk
variabel lain di masa yang akan datang (Metisen mengelompokkan satu atau lebih klaster
dan Sari, 2015). Beberapa teknik yang termasuk (Rahmayani, 2018). Proses clustering dilakukan
ke dalam data mining yaitu klasifikasi, estimasi, berdasarkan jarak terdekat ke titik pusat (Asroni
prediksi, dan klasterisasi (Supriyadi et al., dan Adrian, 2015; Poerwanto dan Fa’rifah,
2018). Penelitian sebelumnya menggunakan 2016). Tujuan dari metode ini adalah
teknik data mining yaitu market basket analysis mengelompokkan data dalam satu klaster
untuk merancang ulang tata letak baik pada berdasarkan kemiripan data yang paling
pasar modern (Wilujeng, Wu dan Nurprihatin, maksimal (Asroni dan Adrian, 2015). Proses
validasi K-means clustering dengan analysis of

76 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

variance (ANOVA), hasil signifikansi yang menunjukkan 4 variabel yang digunakan dalam
didapatkan harus memiliki nilai < 0,05 yang penelitian ini.
berarti bahwa terdapat perbedaan yang Tabel 1 menunjukkan bahwa 4 variabel
signifikan antara setiap klaster (Widaningrum et yang digunakan adalah jumlah kasus kematian,
al., 2017). Metode ini sangat populer dan paling jumlah kasus kesembuhan, jumlah kasus aktif,
banyak digunakan karena algoritmanya yang dan jumlah kasus kematian/juta penduduk.
sangat mudah untuk diimplementasikan dan Diagram alir penelitian adalah suatu diagram
diadaptasi (Silvi, 2018). Selain itu metode ini yang menunjukkan urutan proses yang harus
mampu melakukan pengelompokkan data dan dilakukan dalam penelitian ini. Gambar 1
data outlier dalam ukuran besar dengan sangat menunjukkan diagram alir penelitian.
cepat (Metisen dan Sari, 2015).
Proses algoritma dari K-Means clustering Tabel 1. Variabel Penelitian
adalah sebagai berikut (Ramadhan, Efendi dan Variabel Nama Variabel
Mustakim, 2017): X1 Jumlah Kasus Kematian
1. Memasukkan data yang akan di klaster. X2 Jumlah Kasus Kesembuhan
2. Menentukan jumlah klaster. X3 Jumlah Kasus Aktif
3. Mengambil sembarang data sebanyak jumlah X4 Jumlah Kasus Kematian/Juta
Penduduk
klaster secara acak untuk dijadikan pusat
klaster (centroid).
4. Menghitung jarak antara data dengan pusat Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat 8
klaster menggunakan persamaan (1). langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
antara lain:
1. Mengumpulkan data jumlah kasus kematian,
2 2
𝑑𝑖𝑗 = √(𝑥1𝑖 − 𝑥1𝑗 ) + ⋯ + (𝑥𝑘𝑖 − 𝑥𝑘𝑗 ) (1) jumlah kasus kesembuhan, jumlah kasus
aktif, dan jumlah kasus kematian per/juta
dimana: penduduk di seluruh provinsi Indonesia.
D (i, j) = jarak data i ke pusat klaster j 2. Melakukan analisis statistika deskriptif untuk
𝑥𝑘𝑖 = data ke i pada atribut ke k mengetahui karakteristik dari data yang
𝑥𝑘𝑗 = titik pusat ke j pada atribut ke digunakan.
3. Menentukan jumlah klaster k =3
k
4. Melakukan pengelompokan menggunakan
5. Menghitung kembali pusat klaster dengan
K-Means clustering dengan software SPSS
anggota klaster yang baru.
26.
6. Jika pusat klaster tidak mengalami perubahan
5. Memerhatikan karakteristik dari ketiga
maka proses klaster dikatakan selesai, namun
klaster.
jika belum lakukan kembali langkah ke 4
6. Menentukan tingkat risiko setiap klaster.
sampai pusat klaster tidak mengalami
7. Melihat pergerakan klaster dari setiap
perubahan.
provinsi berisiko tinggi dari 1 Agustus 2020
hingga 11 agustus 2020.
3. METODOLOGI
8. Menentukan kebijakan setiap klaster.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder mengenai kasus COVID-
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 di Indonesia. Jumlah data yang digunakan
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
mencapai 4800 data dari tanggal 1 Maret hingga
Analisis ini digunakan untuk
11 Agustus 2020 di 34 provinsi Indonesia
mendapatkan gambaran secara umum dan
(Kaggle, 2020). Variabel-variabel yang
mencari nilai z-score yang akan digunakan
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan 15
dalam K-Means clustering. Analisis statistik
Indikator yang digunakan oleh pemerintah
deskriptif meliputi nilai minimum, maksimum,
Indonesia dalam penentuan zona setiap daerah
rata-rata, dan standar deviasi. Tabel 2
(Damarjati, 2020). Terdapat 4 variabel yang
menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif.
sesuai antara data sekunder dan 15 indikator
dalam penentuan zona setiap daerah. Tabel 1

77 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

Pengumpulan Data
Memerhatikan Karakateristik Ketiga
-Jumlah Kasus Kematian
Klaster
-Jumlah Kasus Kesembuhan
-Jumlah Kasus Aktif
-Jumlah Kasus Kematian/Juta Penduduk Menentukan Tingkat Risiko Ketiga
Klaster

Melakukan Analisis Statistik Deskriptif


Melihat Pergerakan Klaster Setiap
Provinsi Berisiko Tinggi

Menentukan Jumlah Klaster k = 3


Menentukan Kebijakan Pemerintah pada
Ketiga Klaster

K-Means Clustering dengan SPSS

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

4.2. Pusat Klaster Awal kesembuhan. Klaster 3 memiliki nilai z-score


Pusat klaster awal merupakan proses tertinggi pada variabel jumlah kasus
pertama clustering sebelum dilakukan iterasi. kesembuhan dan z-score terkecil pada variabel
Tabel 3 menunjukkan hasil pusat klaster awal. jumlah kasus kematian, jumlah kasus aktif, dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa klaster 1 jumlah kasus kematian/juta penduduk.
memiliki nilai z-score tertinggi pada variabel
jumlah kasus aktif dan z-score sedang pada 4.3. Iterasi Klaster
variabel jumlah kasus kematian, jumlah kasus Iterasi klaster menunjukkan jumlah iterasi
kesembuhan, dan jumlah kasus kematian/juta yang dilakukan. Tabel 4 menunjukkan hasil
penduduk. Klaster 2 memiliki nilai z-score iterasi klaster. Tabel 4 menunjukkan bahwa
tertinggi pada variabel jumlah kasus kematian proses iterasi dilakukan sebanyak 17 kali untuk
dan kematian/juta penduduk, z-score sedang mendapatkan klaster yang tepat. Jarak minimum
pada variabel jumlah kasus aktif, dan z-score antar pusat klaster yang didapatkan dari hasil
terkecil pada variabel jumlah kasus iterasi adalah 26,123.

Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Jumlah Kasus Kematian 4800 0 65 1,20 3,941
Jumlah Kasus Kesembuhan 4800 0 679 17,39 54,736
Jumlah Kasus Aktif 4800 -483 932 8,09 44,881
Jumlah Kasus Kematian / Juta Pendudk 4800 0,00 6,71 0,1305 0,34338
Valid N 4800

Tabel 3. Pusat Klaster Awal


Klaster
1 2 3
Zscore (Jumlah Kasus Kematian) 0,70962 6,54518 -0,30526
Zscore (Jumlah Kasus Kesembuhan) 0,19388 -0,31767 10,77201
Zscore (Jumlah Kasus Aktif) 20,58556 0,71093 -10,71920
Zscore (Jumlah Kasus Kematian/Juta Penduduk) -0,11790 19,16115 -0,38000

78 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

Tabel 4. Iterasi Klaster


Change in Cluster Centers
Iteration
1 2 3
1 15,524 14,427 15,162
2 1,285 2,135 0,121
3 0,273 1,295 0,081
4 0,232 0,466 0,023
5 0,312 0,360 0,012
6 0,237 0,155 0,005
7 0,196 0,104 0,001
8 0,172 0,116 0,002
9 0,210 0,239 0,005
10 0,294 0,375 0,005
11 0,618 0,994 0,004
12 0,767 1,185 0,027
13 0,288 0,493 0,016
14 0,146 0,225 0,008
15 0,072 0,216 0,004
16 0,047 0,191 0,001
17 0,000 0,000 0,000
a. Convergence achieved due to no or small change in cluster centers. The maximum absolute
coordinate change for any center is .000. The current iteration is 17. The minimum distance between
initial centers is 26.123.

Tabel 5. Pusat Klaster Akhir


Klaster
1 2 3
Zscore (Jumlah Kasus Kematian) 1,89066 3,25246 -0,21360
Zscore (Jumlah Kasus Kesembuhan) 0,67638 5,87391 -0,17340
Zscore (Jumlah Kasus Aktif) 1,36720 -2,97112 -0,04486
Zscore (Jumlah Kasus Kematian/Juta Penduduk) 2,54874 1,18258 -0,22202

4.4. Pusat Klaster Akhir sedang terdapat pada klaster 3 karena memiliki
Pusat klaster akhir menunjukkan hasil jumlah kasus kesembuhan terendah dan jumlah
akhir dari proses clustering. Tabel 5 kasus aktif sedang, dan klaster dengan risiko
menunjukkan hasil dari pusat klaster akhir. terendah terdapat pada klaster 2 karena memiliki
Tabel 5 menunjukkan bahwa klaster 1 memiliki jumlah kasus kesembuhan tertinggi dan jumlah
nilai z-score tertinggi pada variabel jumlah kasus aktif terendah.
kasus aktif dan jumlah kasus kematian/juta
penduduk dan z-score sedang pada variabel 4.5. Keanggotaan Klaster
jumlah kasus kematian dan jumlah kasus Proses K-Means clustering dapat
kesembuhan. Klaster 2 memiliki nilai z-score mengetahui jumlah anggota setiap klaster. Tabel
tertinggi pada variabel jumlah kasus kematian 8 menunjukkan jumlah anggota setiap klaster.
dan jumlah kasus kesembuhan, z-score sedang
pada variabel jumlah kasus kematian/juta Tabel 8. Jumlah Anggota Setiap Klaster
penduduk, dan z-score terkecil pada variabel Klaster Anggota
jumlah kasus aktif. Klaster 3 memiliki nilai z- 1 339
score sedang pada variabel jumlah kasus aktif 2 90
dan z-score terkecil pada variabel jumlah kasus 3 4371
kematian, jumlah kasus kesembuhan, dan Valid 4800
Missing 0
jumlah kasus kematian/juta penduduk.
Setelah melihat karaktersitik dari ketiga
klaster maka klaster dengan risiko tertinggi Tabel 8 menunjukkan bahwa klaster 1
terdapat pada klaster 1 karena memiliki jumlah memiliki 339 anggota, klaster 2 memiliki 90
kasus aktif dan jumlah kasus kematian/juta anggota, dan klaster 3 memiliki 4371 anggota.
penduduk yang tinggi, klaster dengan risiko Data anggota ini diperoleh dari rentang waktu 3

79 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

Maret hingga 11 Agustus 2020 di 34 provinsi Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat 4


Indonesia. provinsi yang memiliki klaster terakhir 1 yaitu
Dari 34 provinsi tersebut dipilih beberapa provinsi DKI Jakarta, Kalimantan Timur,
provinsi berdasarkan klaster terakhirnya. Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara. Keempat
Provinsi dengan klaster 1 pada klaster provinsi ini dilihat pergerakan klasternya dari
terakhirnya dipilih karena klaster 1 memiliki tanggal 1 Agustus hingga 11 Agustus 2020.
risiko tertinggi. Tabel 6 menunjukkan klaster Gambar 2 menunjukkan pergerakan klaster
terakhir di 34 provinsi Indonesia. keempat provinsi.

Tabel 6. Klaster Terakhir 34 Provinsi


No Provinsi Klaster Terakhir
1 DKI Jakarta 1
2 Kalimantan Timur 1
3 Sulawesi Utara 1
4 Sumatera Utara 1
5 Jawa Timur 2
6 Aceh 3
7 Bali 3
8 Banten 3
9 Bengkulu 3
10 Daerah Istimewa Yogyakarta 3
11 Gorontalo 3
12 Jambi 3
13 Jawa Barat 3
14 Jawa Tengah 3
15 Kalimantan Barat 3
16 Kalimantan Selatan 3
17 Kalimantan Tengah 3
18 Kalimantan Utara 3
19 Kepulauan Bangka Belitung 3
20 Kepulauan Riau 3
21 Lampung 3
22 Maluku 3
23 Maluku Utara 3
24 Nusa Tenggara Barat 3
25 Nusa Tenggara Timur 3
26 Papua 3
27 Papua Barat 3
28 Riau 3
29 Sulawesi Barat 3
30 Sulawesi Selatan 3
31 Sulawesi Tengah 3
32 Sulawesi Tenggara 3
33 Sumatera Barat 3
34 Sumatera Selatan 3

Tabel 7. ANOVA
Cluster Error
F Sig.
Mean Square df Mean Square df
Zscore (Jumlah Kasus Kematian) 1181,639 2 0,508 4797 2327,162 0,000
Zscore (Jumlah Kasus Kesembuhan) 1695,889 2 0,293 4797 5781,024 0,000
Zscore (Jumlah Kasus Aktif) 718,475 2 0,701 4797 1025,127 0,000
Zscore (Jumlah Kasus Kematian/Juta 1271,746 2 0,470 4797 2704,740 0,000
Penduduk)

80 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

JAKARTA KALIMANTAN TIMUR

CLUSTER
3 3
CLUSTER

2 2
1 1
08-03-20
08-01-20
08-02-20

08-04-20
08-05-20
08-06-20
08-07-20
08-08-20
08-09-20
08-10-20
08-11-20

08-10-20
08-11-20
08-01-20
08-02-20
08-03-20
08-04-20
08-05-20
08-06-20
08-07-20
08-08-20
08-09-20
TANGGAL TANGGAL

SULAWESI UTARA SUMATERA UTARA


3 3

CLUSTER
CLUSTER

2 2
1 1
08-01-20
08-02-20
08-03-20
08-04-20
08-05-20
08-06-20
08-07-20
08-08-20
08-09-20
08-10-20
08-11-20

08-03-20

08-08-20
08-01-20
08-02-20

08-04-20
08-05-20
08-06-20
08-07-20

08-09-20
08-10-20
08-11-20
TANGGAL TANGGAL
Gambar 2. Pergerakan Klaster Provinsi Berisiko Tinggi

Gambar 2 menunjukkan bahwa provinsi 1. Klaster 1


DKI Jakarta memiliki kecenderungan Klaster 1 memiliki karakteristik dengan
pergerakan pada klaster 1, Kalimantan Timur variabel jumlah kasus aktif dan jumlah kasus
memiliki kecenderungan pergerakan pada kematian/juta penduduk yang tinggi. Oleh
klaster 1, Sulawesi Utara memiliki karena itu kedua variabel ini menjadi
kecenderungan pergerakan pada klaster 3, dan prioritas oleh pemerintah untuk dilakukan
Sumatera Utara memiliki kecenderungan berbagai kebijakan.
pergerakan pada klaster 3. Beberapa kebijakan untuk menurunkan
jumlah kasus aktif antara lain:
4.6. ANOVA a. Membatasi akses keluar masuk wilayah.
Analysis of variance (ANOVA) b. Membatasi aktivitas masyarakat dengan
digunakan untuk melihat apakah terdapat cara belajar, bekerja, dan beribadah di
perbedaan variabel yang signifikan pada setiap dalam rumah.
klaster yang terbentuk. Tabel 7 menunjukkan c. Menutup tempat-tempat pusat keramaian
hasil dari ANOVA. seperti pasar dan mall.
Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat d. Memperketat pengawasan terhadap
perbedaan variabel yang signifikan pada setiap masyarakat dalam menjalankan protokol
klaster karena nilai signifikansi untuk keempat kesehatan.
variabel < 0,05. e. Memberikan sanksi yang tegas kepada
setiap masyarakat yang melanggar
4.7. Kebijakan Pemerintah pada Setiap peraturan pemerintah dalam penanganan
Klaster penyebaran COVID-19.
Berdasarkan hasil K-Means clustering f. Menyediakan cairan disinfektan di
maka telah diketahui karakteristik setiap klaster. tempat-tempat publik.
Oleh karena itu pemerintah harus melakukan g. Menerapkan pembatasan fisik dan sosial
beberapa kebijakan sesuai dengan klaster di tempat-tempat publik.
masing-masing.

81 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

h. Memperbanyak jumlah tes cepat dan tes 2. Klaster 2


polymerase chain reaction (PCR) secara Klaster 2 memiliki karakteristik dengan
massal. variabel jumlah kasus kematian tertinggi.
i. Mewajibkan untuk memakai masker di Oleh karena variabel ini menjadi prioritas
ruang publik atau luar rumah. oleh pemerintah untuk dilakukan berbagai
j. Melakukan penelusuran kontak dari kasus kebijakan.
positif secara cepat dan tanggap. Beberapa kebijakan pemerintah untuk
k. Melakukan isolasi bagi yang terinfeksi menurunkan jumlah kasus kematian antara
COVID-19. lain:
l. Memberikan edukasi-edukasi kepada a. Menjamin tersedianya tenaga medis yang
masyarakat mengenai cara memutus mata memadai dalam menangani para pasien.
rantai penyebaran COVID-19 seperti b. Memperbanyak fasilitas pelayanan
sering mencuci tangan dengan air kesehatan khusus dalam penanganan
mengalir dan sabun selama 20 detik, COVID-19.
melakukan pembatasan fisik dan sosial, c. Menjamin ketersediaan alat pelindung
tidak menyentuh area wajah, mencuci diri (APD) bagi tenaga medis di setiap
bahan makanan, menerapkan etika saat fasilitas kesehatan.
batuk dan bersin, tidak berbagi barang d. Menangani pasien darurat yang lebih
pribadi, membersihkan perabotan rumah, responsif dan sesuai dengan prosedur
dan menjaga imunitas tubuh. kesehatan.
Beberapa kebijakan untuk menurunkan e. Melakukan isolasi mandiri bagi orang
jumlah kasus kematian/juta penduduk antara yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19
lain: seperti lansia yang memiliki penyakit
a. Menjamin tersedianya tenaga medis yang penyerta.
memadai dalam menangani para pasien di f. Memberikan masker gratis kepada
setiap tingkat daerah sesuai jumlah masyarakat miskin.
penduduk di daerah tersebut. g. Memberikan edukasi kepada masyarakat
b. Memperbanyak fasilitas pelayanan untuk segera memeriksakan diri ke rumah
kesehatan khusus dalam penanganan sakit apabila mengalami gejala-gejala
COVID-19 di setiap tingkat daerah sesuai COVID-19.
jumlah penduduk di daerah tersebut. 3. Klaster 3
c. Melakukan pengawasan dan kontrol yang Klaster 3 memiliki karakteristik dengan
lebih ketat di setiap tingkat daerah. variabel jumlah kasus aktif pada kategori
d. Melakukan koordinasi yang lebih baik sedang. Oleh karena itu variabel ini menjadi
antara pemerintah pusat dengan kepala- prioritas untuk direkomendasikan berbagai
kepala tingkat daerah. kebijakan kepada pemerintah. Beberapa
e. Menjamin ketersediaan alat pelindung kebijakan untuk menurunkan jumlah kasus
diri (APD) bagi tenaga medis di setiap aktif antara lain:
fasilitas kesehatan. a. Merekomendasikan untuk menutup
f. Menangani pasien darurat yang lebih tempat-tempat pusat keramaian seperti
responsif dan sesuai dengan prosedur pasar dan mall.
kesehatan. b. Merekomendasikan untuk menyediakan
g. Melakukan isolasi mandiri bagi orang cairan disinfektan di tempat-tempat
yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19 publik.
seperti lansia yang memiliki penyakit c. Merekomendasikan untuk
penyerta. memperbanyak jumlah tes cepat dan tes
h. Memberikan masker gratis kepada polymerase chain reaction (PCR) secara
seluruh penduduk miskin. massal.
i. Memberikan edukasi kepada masyarakat d. Merekomendasikan untuk menerapkan
untuk segera memeriksakan diri ke rumah pembatasan fisik dan sosial di tempat-
sakit apabila mengalami gejala-gejala tempat publik.
COVID-19. e. Merekomendasikan untuk melakukan
penelusuran kontak dari kasus positif
secara cepat dan tanggap.

82 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

f. Melakukan isolasi bagi yang terinfeksi Promotion Strategy of Vocational High


COVID-19. School,” International Journal of
g. Mewajibkan untuk memakai masker di Engineering and Technology, 7(27), hal.
ruang publik atau luar rumah. 182–187. doi: 10.14419/ijet.v7i2.11491.
h. Memberikan edukasi-edukasi kepada Asroni dan Adrian, R. (2015) “Penerapan
masyarakat mengenai cara memutus mata Metode K-Means untuk Clustering
rantai penyebaran COVID-19 seperti Mahasiswa Berdasarkan Nilai Akademik
sering mencuci tangan dengan air dengan Weka Interface Studi Kasus pada
mengalir dan sabun selama 20 detik, Jurusan Teknik Informatika UMM
melakukan pembatasan fisik dan sosial, Magelang,” Jurnal Ilmiah Semesta
tidak menyentuh area wajah, mencuci Teknika, 18(1), hal. 76–82.
bahan makanan, menerapkan etika saat Bastian, A., Sujadi, H. dan Febrianto, G. (2018)
batuk dan bersin, tidak berbagi barang “Penerapan Algoritma K-Means
pribadi, membersihkan perabotan rumah, Clustering Analysis pada Penyakit
dan menjaga imunitas tubuh. Menular Manusia (Studi Kasus
Kabupaten Majalengka),” Jurnal Sistem
5. SIMPULAN Informasi, 14(1), hal. 1–7.
Klaster 1 adalah klaster dengan risiko Covid19 (2020) Peta Sebaran. Tersedia pada:
tinggi karena memiliki variabel jumlah kasus https://covid19.go.id/peta-sebaran
aktif dan jumlah kasus kematian/juta penduduk (Diakses: 11 Agustus 2020).
yang tertinggi. Klaster 2 adalah klaster dengan Damarjati, D. (2020) Ini Indikator Pemerintah
risiko rendah karena memiliki variabel dengan dalam Menentukan Zona Merah hingga
jumlah kasus kesembuhan tertinggi dan jumlah Hijau Corona. Tersedia pada:
kasus aktif terendah. Klaster 3 adalah klaster https://news.detik.com/berita/d-
dengan risiko sedang karena memiliki variabel 5045402/ini-indikator-pemerintah-
jumlah kesembuhan terendah dan jumlah kasus dalam-menentukan-zona-merah-hingga-
aktif sedang. hijau-corona/2 (Diakses: 11 Agustus
Provinsi dengan klaster 1 pada klaster 2020).
terakhirnya yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Goreti, M., Novia, Y. dan Wahyuningsih, S.
Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara. (2016) “Perbandingan Hasil Analisis
Kebijakan pemerintah pada klaster 1 hendaknya Cluster dengan Menggunakan Metode
memprioritaskan variabel jumlah kasus aktif dan Single Linkage dan Metode C-Means,”
jumlah kasus kematian/juta penduduk, klaster 2 Jurnal Eksponensial, 7(1), hal. 9–16.
memprioritaskan variabel jumlah kasus Hafeez, A. et al. (2020) “A Review of COVID-
kematian, dan klaster 3 memprioritaskan 19 (Coronavirus Disease-2019)
variabel jumlah kasus aktif. Diagnosis, Treatments and Prevention,”
Penelitian yang akan datang dapat Eurasian Journal of Medicine and
menentukan jumlah kluster awal pada proses K- Oncology, 4(2), hal. 116–125. doi:
Means clustering yang lebih spesifik dan ilmiah. 10.14744/ejmo.2020.90853.
Pemerintah Indonesia harus segera menerapkan Hanoatubun, S. (2020) “Dampak Covid-19
beberapa kebijakan sesuai dengan variabel yang Terhadap Perekonomian Indonesia,”
dipriroritaskan pada masing-masing klaster Journal of Education, Psycholgy and
sehingga kasus COVID-19 dapat cepat teratasi. Counseling, 2(1), hal. 146–153.
Penelitian selanjutnya juga dapat menilai Jatmiko, B. P. (2020) Perekonomian Indonesia
kualitas layanan dalam menjamin kepuasan Pasca-Pandemi Covid-19. Tersedia pada:
pelanggan, dalam hal ini pasien COVID-19 https://money.kompas.com/read/2020/05
(Wilujeng dan Rembulan, 2019; Wilujeng et al., /10/091500226/perekonomian-indonesia-
2019; Wilujeng, Rembulan dan Regina, 2019; pasca-pandemi-covid-19?page=all
Wilujeng, Suyoto dan Rembulan, 2019; (Diakses: 11 Agustus 2020).
Rowena, Wilujeng dan Rembulan, 2020). Kaggle (2020) COVID-19 Indonesia Dataset.
Tersedia pada:
DAFTAR PUSTAKA https://www.kaggle.com/hendratno/covid
Abadi, S. et al. (2018) “Application Model of K- 19-indonesia (Diakses: 12 Agustus 2020).
Means Clustering: Insights Into Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

83 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

(2020) Novel Coronavirus. Tersedia tambah-1693-total-ada-128776-kasus-


pada: https://www.kemkes.go.id/ covid-19-di-indonesia?page=all
(Diakses: 11 Agustus 2020). (Diakses: 11 Agustus 2020).
Klimberg, R., Ratick, S. dan Smith, H. (2017) Nur, F., Zarlis, M. dan Nasution, B. B. (2017)
“A Novel Approach to Forecasting “Penerapan Algoritma K-Means pada
Regression and Cluster Analysis,” Siswa Baru Sekolah Menengah Kejuruan
Advances in Business and Management untuk Clustering Jurusan,” Jurnal
Forecasting, 12, hal. 87–101. doi: Nasional Informatika dan Teknologi
10.1108/S1477-407020170000012006. Jaringan, 1(2), hal. 100–105. doi:
Kumar, P., Negi, B. dan Bhoi, N. (2017) 10.30743/infotekjar.v1i2.70.
“Detection of Healthy and Defected Nurprihatin, F. (2016) “Penentuan Pusat
Diseased Leaf of Rice Crop Using K- Distribusi Ritel dengan Analisis K-Means
Means Clustering Technique,” Clustering (Studi Kasus PT. XYZ di
International Journal of Computer Kalimantan),” in Seminar Nasional
Applications, 157(1), hal. 24–27. doi: Teknologi dan Sains II. Jakarta: Fakultas
10.5120/ijca2017912601. Teknik, Universitas Tarumanagara, hal.
Kumar, S. dan Toshniwal, D. (2016) “A Data TI-10-TI-19.
Mining Approach to Characterize Road Nurprihatin, F. et al. (2017) “Algoritma K-
Accident Locations,” Journal of Modern Means Clustering untuk Menentukan
Transportation. Springer Berlin Lokasi Pusat Distribusi Ritel dengan
Heidelberg, 24(1), hal. 62–72. doi: Mempertimbangkan Jumlah Permintaan,”
10.1007/s40534-016-0095-5. Jurnal Penelitian dan Aplikasi Sistem dan
Metisen, B. M. dan Sari, H. L. (2015) “Analisis Teknik Industri, 11(1), hal. 32–44.
Clustering Menggunakan Metode K- Nurprihatin, F. et al. (2019) “The Extension
Means dalam Pengelompokkan Penjualan Analysis of Natural Gas Network
Produk pada Swalayan Fadhila,” Jurnal Location-routing Design Through the
Media Infotama, 11(2), hal. 110–118. Feasibility Study,” Journal of Applied
Miswaningsih, N. dan Insani, N. (2015) Research on Industrial Engineering, 6(2),
“Analisis Perilaku Pengguna E-Learning hal. 108–124. doi:
BESMART Melalui Teknik Clustering 10.22105/jarie.2019.174164.1082.
dengan Algoritma K-Means,” in Seminar Paramartha, G. N. W., Ratnawati, D. E. dan
Nasional Matematikan dan Pendidikan Widodo, A. W. (2017) “Analisis
Matematika. Universitas Negeri Perbandingan Metode K-Means dengan
Yogyakarta, hal. 241–246. Improved Semi-Supervised K-Means
Mona, N. (2020) “Konsep Isolasi dalam pada Data Indeks Pembangunan Manusia
Jaringan Sosial untuk Meminimalisasi (IPM),” Jurnal Pengembangan Teknologi
Efek Contagious (Kasus Penyebaran Informasi dan Ilmu Komputer, 1(9), hal.
Virus Corona di Indonesia),” Jurnal 813–824.
Sosial Humaniora Terapan, 2(2), hal. Poerwanto, B. dan Fa’rifah, R. Y. (2016)
117–125. “Analisis Cluster K-Means dalam
Mukaromah, V. F. (2020) Update Virus Corona Pengelompokan Kemampuan
Dunia 11 Agustus: 179.990 Kasus Baru Mahasiswa,” Jurnal Scientific Pinisi,
Covid-19 pada Anak-anak di AS. Tersedia 2(2), hal. 92–96.
pada: Pramesti, D. F., Furqon, M. T. dan Dewi, C.
https://www.kompas.com/tren/read/2020 (2017) “Implementasi Metode K-
/08/11/083218665/update-virus-corona- Medoids Clustering Untuk
dunia-11-agustus-179990-kasus-baru- Pengelompokan Data,” Jurnal
covid-19-pada-anak?page=all (Diakses: Pengembangan Teknologi Informasi dan
11 Agustus 2020). Ilmu Komputer, 1(9), hal. 723–732. doi:
Nugraheny, D. E. (2020) Update 11 Agustus: 10.1109/EUMC.2008.4751704.
Tambah 1.693, Total Ada 128.776 Kasus Rachma, A., Aden dan Rusdiana, Y. (2019)
Covid-19 di Indonesia. Tersedia pada: “Analisis Cluster Menggunakan
https://nasional.kompas.com/read/2020/0 Algoritma K-Means Cluster untuk
8/11/15483341/update-11-agustus- Clustering Jenis Penyakit Menular pada

84 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

Puskesmas di Kecamatan Kota Management Systems, 10(1), hal. 12–24.


Tangerang,” Jurnal Sains dan Supriyadi, B. et al. (2018) “Classification of
Matematika Unpam, 2(1), hal. 15–27. doi: Natural Disaster Prone Areas in Indonesia
10.32493/jsmu.v2i1.2915. Using K-Means,” International Journal
Rahmayani, M. T. I. (2018) “Analisis Clustering of Grid and Distributed Computing,
Tingkat Keparahan Penyakit Pasien 11(8), hal. 87–98. doi:
Menggunakan Algoritma K-Means,” 10.14257/ijgdc.2018.11.8.08.
Jurnal Inovasi Teknik Informatika, 1(2), Syakur, M. A. et al. (2018) “Integration K-
hal. 40–44. Means Clustering Method and Elbow
Ramadhan, A., Efendi, Z. dan Mustakim (2017) Method for Identification of the Best
“Perbandingan K-Means dan Fuzzy C- Customer Profile Cluster,” IOP
Means untuk Pengelompokan Data User Conference Series: Materials Science and
Knowledge Modeling,” in Seminar Engineering, 336(1), hal. 1–6. doi:
Nasional Teknologi Informasi, 10.1088/1757-899X/336/1/012017.
Komunikasi dan Industri, hal. 219–226. Talakua, M. W., Leleury, Z. A. dan Taluta, A.
Rizal, J. G. (2020) Pandemi Covid-19, Apa Saja W. (2017) “Analisis Cluster dengan
Dampak pada Sektor Ketenagakerjaan Menggunakan Metode K-Means untuk
Indonesia? Tersedia pada: Pengelompokkan Kabupaten/Kota di
https://www.kompas.com/tren/read/2020 Provinsi Maluku Berdasarkan Indikator
/08/11/102500165/pandemi-covid-19- Indeks Pembangunan Manusia Tahun
apa-saja-dampak-pada-sektor- 2014,” Jurnal Ilmu Matematika dan
ketenagakerjaan-indonesia-?page=all Terapan, 11(2), hal. 119–128. doi:
(Diakses: 11 Agustus 2020). 10.30598/barekengvol11iss2pp119-128.
Rowena, J., Wilujeng, F. R. dan Rembulan, G. Vialetto, G. dan Noro, M. (2020) “An
D. (2020) “Pengaruh Kualitas Layanan Innovative Approach to Design
dalam Menciptakan Kepuasan Publik di Cogeneration Systems Based on Big Data
Kantor Pelayanan Publik, Jakarta Utara,” Analysis and Use of Clustering Methods,”
Journal of Industrial Engineering and Energy Conversion and Management.
Management Systems, 13(1), hal. 27–34. Elsevier, 214, hal. 1–20. doi:
doi: 10.30813/jiems.v13i1.2083. 10.1016/j.enconman.2020.112901.
Sartikha et al. (2016) “Analisis Profil Widaningrum, D. L. et al. (2017) “Conjoint
Mahasiswa Politeknik Negeri Batam Analysis for New Service Development
dengan Teknik Data Mining Asosiasi dan on Electricity Distribution in Indonesia,”
Clustering,” Jurnal Integrasi, 8(1), hal. in IOP Conference Series: Earth and
16–21. Environmental Science, hal. 1–9. doi:
Silitonga, P. (2016) “Analisis Pola Penyebaran 10.1088/1755-1315/79/1/012027.
Penyakit Pasien Pengguna Badan Widiyani, R. (2020) Latar Belakang Virus
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Corona, Perkembangan Hingga Isu
Kesehatan dengan Menggunakan Metode Terkini. Tersedia pada:
DBScan Clustering (Studi Kasus Rumah https://news.detik.com/berita/d-
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik 4943950/latar-belakang-virus-corona-
Medan),” Jurnal Times, 5(1), hal. 36–39. perkembangan-hingga-isu-terkini
Silvi, R. (2018) “Analisis Cluster dengan Data (Diakses: 11 Agustus 2020).
Outlier Menggunakan Centroid Linkage Wilujeng, F. R. et al. (2019) “Meningkatkan
dan K-Means Clustering untuk Kepuasan Pelanggan pada Dua Bisnis E-
Pengelompokkan Indikator HIV/AIDS di Commerce Terbesar di Indonesia dengan
Indonesia,” Jurnal Matematika Menggunakan Analisis Servqual dan
“MANTIK,” 4(1), hal. 22–31. doi: IPA,” in Prosiding Seminar Nasional
10.15642/mantik.2018.4.1.22-31. Sains dan Teknologi. Jakarta: Fakultas
Soetopo, H. S. R., Tannady, H. dan Nurprihatin, Teknik Universitas Muhammadiyah
F. (2017) “Perancangan Ulang Tata Letak Jakarta, hal. 1–9.
Pasar Johar Baru untuk Mengurangi Wilujeng, F. R. dan Rembulan, G. D. (2019)
Kepadatan Lalu Lintas dalam Pasar,” “Perancangan Model Kualitas Pelayanan
Journal of Industrial Engineering and Puskesmas dengan Metode Importance

85 | J I E M S
Versi Online: Journal of Industrial Engineering and Management Systems
http://journal.ubm.ac.id/index.php/jiems Vol. 13, No. 2, 74-86, 2020
DOI: 10.30813/jiems.v13i2.2280 ISSN 1979-1720
Hasil Penelitian E-ISSN 2579-8154

Performance Analysis (IPA) dan Quality Prosiding Seminar Nasional Multi


Function Deployment (QFD),” Jurnal Disiplin Ilmu. Semarang: Universitas
Intech, 5(2), hal. 43–50. doi: Stikubank, hal. 15–20.
10.30656/intech.v5i2.1675. World Health Organization (2020) Coronavirus.
Wilujeng, F. R., Rembulan, G. D. dan Regina, Tersedia pada:
T. (2019) “Pengukuran Kualitas Layanan https://www.who.int/health-
dengan Metode Service Quality pada topics/coronavirus#tab=tab_1 (Diakses:
Puskesmas Jakarta Utara,” in Prosiding 11 Agustus 2020).
Seminar Nasional Teknik Industri. Yunus, N. R. dan Rezki, A. (2020) “Kebijakan
Lhokseumawe: Universitas Malikussaleh. Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Wilujeng, F. R., Suyoto, Y. T. dan Rembulan, G. Antisipasi Penyebaran Corona Virus
D. (2019) “Dampak Faktor Motivasi Covid-19,” Jurnal Sosial dan Budaya
terhadap Performa Kerja Layanan Syar-i, 7(3), hal. 227–238. doi:
Publik,” in Prosiding Seminar Nasional 10.15408/sjsbs.v7i3.15083.
Teknik Industri. Lhokseumawe: Zaharah, Kirilova, G. I. dan Windarti, A. (2020)
Universitas Malikussaleh, hal. 2–7. “Dampak Wabah Virus Corona Terhadap
Wilujeng, F. R., Wu, W. dan Nurprihatin, F. Kegiatan Belajar Mengajar di Indonesia,”
(2018) “Perancangan Ulang Tata Letak Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i, 7(3),
Etalase Barang dengan Metode Market hal. 269–282. doi:
Basket Analysis dan Activity 10.15408/sjsbs.v7i3.15104.
Relationship Chart (Studi Kasus Retail
Lawson Universitas Bunda Mulia),” in

86 | J I E M S

You might also like