Professional Documents
Culture Documents
VESTIBULAR NEURONITIS
Shahdevi Nandar Kurniawan1, Afiyfah Kiysa Waafi2
1
Department of Neurology, Faculty of Medicine, Brawijaya University
2
Medical Profession Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia.
Correspondence : shahdevinandar@ub.ac.id
Abstract
Vestibular neuronitis is an acute vestibular syndrome due to inflammation of the vestibular nerve characterized by the typical
symptoms of acute rotatory vertigo accompanied by nausea, vomiting, and symptoms of balance disorders. The incidence of
vestibular neuronitis is about 3.5 per 100,000 people. The exact etiology of this vestibular neuronitis is unknown. However, based on
existing evidence, vestibular neuronitis is associated with viral infections of the upper respiratory tract and herpes zoster infection.
The clinical manifestations of vestibular neuronitis are persistent rotatory vertigo accompanied by oscillopsia, horizontal-rotatory
peripheral vestibular spontaneous nystagmus on the healthy side, and a tendency to fall on the affected side. Diagnosis of vestibular
neuronitis can be made by clinical diagnosis, through history, physical examination, and special examinations. Through these
examinations, the differential diagnosis of vestibular neuronitis should be excluded, such as Meniere's disease, labyrinthitis, benign
paroxysmal positional vertigo, and vertigo due to central lesions such as cerebellar infarction. Management of vestibular neuronitis is
in the form of symptomatic therapy with vestibular suppressants, antivertigo, and redirect to relieve the symptoms that arise, then
causative therapy can be done by administering corticosteroids, and in patients, physiotherapy can be done to improve vestibular
function.
Page 44 of 5
Kurniawan SN et al., JPHV 2021;2 Page 45 of 5
Seringkali vestibular neuronitis didahului oleh gejala seperti 1. Kompensasi sentral dari ketidakseimbangan tonus
flu2. Histopatologi dari saraf vestibular pada kasus vestibular vestibular perifer
neuronitis memiliki gambaran yang menyerupai gambaran 2. Restorasi fungsi vestibular perifer (generally incomplete)
pada kasus herpes zoster oticus. Pada pemeriksaan 3. Substitusi hilangnya fungsi dengan sistem vestibular yang
polymerase chain reaction (PCR) pada sampel hasil di daerah sehat, termasuk somatosensory (propriosepsi leher) dan
ganglia vestibular manusia dengan vestibular neuronitis input visual6.
mendeteksi adanya DNA HSV-1 pada 2/3 sampel, selain itu,
ditemukan pula latency associated transcript dan infiltrasi sel
T CD8+ pada 70% ganglia vestibular hasil di daerah pada
kasus vestibular neuronitis. Hal-hal yang telah disebutkan
mengindikasikan bahwa ganglia vestibular terinfeksi HSV-1
secara laten (5).
Patofisiologi
HSV-1 yang diperkirakan sebagai kandidat terkuat etiologi
vestibular neuronitis diasumsikan berada dalam keadaan laten
di ganglia vestibular, misalnya di inti nukleus seperti yang
telah dilaporkan di saraf kranial lainnya. Kemudian karena
faktor penyerta, virus tiba-tiba bereplikasi dan menginduksi
inflamasi dan edema, sehingga menyebabkan kerusakan sel
sekunder pada sel ganglion vestibular. Vestibular neuronitis
lebih sering mengenai bagian superior dari nervus
vestibularis, yang menyuplai bagian kanalis anterior dan
horizontal, termasuk utrikulus dan sebagian sakulus. Hal ini
mungkin disebabkan karena kanal tulang yang lebih panjang
dan lebih sempit, serta adanya suplai ganda pada bagian
inferior telinga (6).
Rotatory vertigo dan nystagmus berputar spontan ke sisi yang
sehat yang merupakan manifestasi utama dari vestibular
neuronitis disebabkan oleh ketidakseimbangan tonus
vestibular antara labirin yang intak dan labirin yang
terganggu. Perbedaan tonus vestibular tersebut terjadi karena
nervus vestibular tetap aktif walaupun tanpa pergerakan
kepala, frekuensi potensial aksi saat fase istirahat mencapai
Gambar 1. Nistagmus Spontan dan Vertigo ke Sisi Lesi dan
sekitar 100 Hz. Kecenderungan untuk jatuh ke sisi lesi
Kecenderungan Jatuh ke Sisi Sehat pada Vestibular Neuronitis (6)
diakibatkan karena kompensasi reflek vestibulospinal yang
berlebihan akibat ketidakseimbangan tonus (6).
Manifestasi Klinis DIAGNOSIS
Manifestasi klinis dari vestibular neuronitis diantaranya Pada anamnesis pasien dapat mengeluhkan gejala utama dari
adalah sebagai berikut: vestibular neuronitis, yaitu defisit vestibular unilateral akut,
Vertigo rotatory persisten dengan osilopsia sisi yang berupa vertigo rotatorik dengan ilusi pergerakan dari
sehat lingkungan sekitar atau disebut dengan oscillopsia, selain itu,
Horizontal-rotatory peripheral vestibular spontaneous keluhan juga disertai dengan ketidakseimbangan gaya
nystagmus daerah sisi yang sehat berjalan serta postural dengan kecenderungan untuk jatuh dan
Kemiringan patologis dari visual subjektif vertikal daerah disertai mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut memiliki
labirin yang sakit onset yang akut atau subakut dan bertahan hingga beberapa
hari sampai beberapa minggu. Gejala tersebut dapat
Deviasi gait dan kecenderungan untuk jatuh daerah sisi
bertambah parah ketika pasien menggerakkan kepala,
yang sakit
sehingga pasien cenderung mencari tempat dan suasana yang
Mual dan muntah
sepi. Pasien juga perlu ditanyakan apakah terdapat gangguan
Defisit fungsional kanal horizontal unilateral pendengaran, tinnitus, atau defisit neurologis yang lain,
Fase awal vestibular neuronitis dimanifestasikan dengan karena gejala-gejala tersebut tidak masuk ke dalam kriteria
kehilangan fungsi yang nyata umumnya ditandai dengan diagnosis dari vestibular neuronitis (6).
vertigo yang parah, pusing (dizziness), dan kecenderungan
Pendekatan pada pasien dengan keluhan vertigo adalah
untuk jatuh. Keluhan tersebut disertai dengan rasa sakit, membedakan vertigo sentral atau perifer. Pada vertigo akut
mual, dan muntah. Keluhan tersebut akan hilang perlahan
juga perlu disingkirkan kemungkinan penyebab sentral,
selama 1-2 minggu. Pasien biasanya bebas gejala dalam seperti iskemia atau perdarahan cerebellar atau batang otak.
waktu 3–5 minggu saat istirahat (6). Pemulihan tersebut dapat
Kepada pasien perlu ditanyakan dan dilakukan pemeriksaan
terjadi akibat: fisik untuk mengetahui adanya tanda dan gejala defisit
neurologis lain, seperti kelemahan atau perubahan sensasi
Kurniawan SN et al., JPHV 2021;2 Page 46 of 5
Diagnosis Banding Onset dan Durasi Faktor pencetus Manifestasi khusus Hasil Pemeriksaan Fisik
Perubahan posisi Didapatkan gangguan
Labirinitis Beberapa detik - menit Tinnitus
kepala pendengaran
Ketidakseimbangan,
nystagmus horizontal
Vestibular Infeksi saluran Tidak ada gangguan
Jam - hari atau rotational dengan
Neuronitis pernapasan atas pendengaran
komponen cepat
menjauhi sisi lesi
Bening Paroxysmal Perubahan posisi
Detik Posisional Dix-Hallpike positif
Positional Vertigo kepala
Gangguan pendengaran Gangguan pendengarana
Meniere’s disease Jam Spontan
dan tinnitus sensorineural
Tabel 3. Obat-obatan yang dapat digunakan pada vertigo akut yang disertai dengan mual dan muntah (6)
(nyeri, suhu, atau rasa kebas) pada ekstremitas atau wajah, Pemeriksaan Khusus
gangguan bicara, perubahan penglihatan termasuk diplopia, Prioritas diagnostik pada pasien dengan gejala vertigo akut
disfagia, perubahan suara, gangguan memori, atau ataksia, dengan kecurigaan vestibular neuronitis, yaitu harus
selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan mengenai gait dibedakan antara vestibular neuronitis dengan penyebab
dan keseimbangan, dengan melakukan pemeriksaan sentral dari vertigo akut, seperti infark serebellar. Hal
Romberg’s sign dan heel-toe test serta mencari tanda-tanda tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
lesi cerebellar, seperti disdiadokokinesia, dismetria, dan klinis yang disebut dengan pemeriksaan HINTS (tabel 2) (8).
tremor. Gejala-gejala tersebut dapat mengindikasikan adanya
Pada head impulse test pasien diminta untuk melihat ke
penyebab sentral7.
hidung pemeriksa dan kemudian pemeriksa secara repat
Pemeriksaan fisik lain yang dapat dilakukan adalah memutar kepala pasien 10-20 derajat. Didapatkan hasil
pemeriksaan telingan dengan otoskop, untuk melihat adanya abnormal atau positif apabila mata pasien secara cepat dan
infeksi atau inflamasi pada telinga luar serta juga diperlukan berulang (pergerakan mata sakadik) gagal untuk refiksasi ke
pemeriksaan pendengaran, untuk melihat apakah terdapat hidung pemeriksa. Hasil yang positif mengindikasikan
gangguan pendengaran atau tidak. Apabila didapatkan adanya gangguan reflek vestibuler-okular7. Tes Romberg
gangguan pendengaran, juga diperlukan penentuan gangguan juga dapat dilakukan pada pasien, yaitu dengan meminta
pendengaran konduksi atau sensorineural. Pada kasus pasien untuk mempertahankan keseimbangan dengan posisi
vestibular neuronitis umumnya tidak didapatkan gangguan kedua kaki rapat yang pertama dengan mata terbuka,
pendengaran. Pemeriksaan mata perlu dilakukan untuk kemudian dengan mata tertutup. Pada vestibular neuronitis
mengevaluasi nistagmus. Dari pemeriksaan nistagmus juga pasien akan mendapatkan hasil Romberg’s sign yang positif,
dapat membantu menentukan vertigo yang terjadi oleh karena yaitu gagal mempertahankan keseimbangan pada kondisi
lesi sentral atau perifer. Nistagmus oleh karena lesi sentral mata tertutup. Apabila pasien gagal mempertahankan
dapat horizontal, rotasional, atau vertikal dan tidak keseimbangan pada kedua mata terbuka dapat
menghilang oleh fiksasi visual, sedangkan nistagmus tipe mengindikasikan lesi serebellar (2).
perifer dapat hilang dengan fiksasi visual (7).
Kurniawan SN et al., JPHV 2021;2 Page 47 of 5
membedakan vertigo akibat lesi sentral atau lesi perifer. 5. Bronstein A, editor. Oxford textbook of vertigo and
Tatalaksana dapat dilakukan dengan pemberian terapi imbalance. OUP Oxford; 2013 Feb 21.
simtomatis, terapi penyebab dengan kortikosteroid, dan ISBN: 9780199608997
rehabilitasi untuk memperbaiki fungsi vestibular. Pengobatan 6. Brandt T, Dieterich M, Strupp M. Vertigo and dizziness
antivirus hingga sejauh ini masih belum terbukti efikasinya. common complaints second edition. Springer-Verlag
London Limited; 2013. ISBN: 978-0-85729-591-0
ACKNOWLEDGMENT 7. Dommaraju S, Perera E. An approach to vertigo in
general practice. Australian Journal of General Practice;
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Fakultas 2016. Apr 1;45(4):190. Avalalaible from:
Kedokteran Universitas Brawijaya dan Rumah Sakit Umum racgp.org.au/afp/2016/april/an-approach-to-vertigo-in-
Daerah dr. Saiful Anwar Malang yang telah memfasilitasi general-practice/
penulis dalam pembuatan artikel review ini. 8. Hwang E, Tse D. Evidence-Based Practice:
Management of acute vertigo. Evidence-Based Clinical
DAFTAR PUSTAKA Practice in Otolaryngology; 2018 Jan 20.
DOI: 10.1016/B978-0-323-54460-3.00001-4
1. Goddard JC, Fayad JN. Vestibular neuritis. 9. Kanegaonkar R, Tysome J, editors. Dizziness and
Otolaryngologic Clinics of North America; 2011. Apr vertigo: An introduction and practical guide. CRC
1;44(2):361-5. DOI: 10.1016/j.otc.2011.01.007 Press; 2014. Apr 22. ISBN: 9781444182682
2. Zaidi SH, Sinha A. Vertigo: A clinical guide. Springer 10. Swaiman KF, Ashwal S, Ferriero DM, Schor NF, Finkel
Science & Business Media; 2013. Jun 24. RS, Gropman AL, Pearl PL, Shevell M. Swaiman's
3. Rudmik L. Evidence-based clinical practice in pediatric neurology e-book: Principles and practice.
otolaryngology. Elsevier Health Sciences; 2018. Elsevier Health Sciences; 2017 Sep 21.
ISBN: 978-3-642-36485-3 ISBN: 9780323374811
4. Chen L and Halmagyi GM. Vestibular neuritis and
labyrinthitis; 2014.