You are on page 1of 63

BARANG DAN BAHAN BERBAHAYA

Lecturer:
Andri Gunawan, S.S.T, M.Log
RULE OF CONDUCT
▪ Min 79% Present in Class
▪ Present in Class Before Starting the Lecturer
▪ Having Good Attitude
ASSESSMENT
▪ Requirements:
✓ Min 79% Present in Class
✓ Having Good Attitude

▪ Score/Grade:
✓ Mid Semester Test (UTS) : 35 %
✓ Final Test (UAS) : 40 %
✓ Assignment / Homework : 25 %
OUTLINE
1. Logistics Overview
2. Basic Concepts Of Dangerous Goods & Hazardous
1 LOGISTICS OVERVIEW
What is Logistics ??
Logistics
Logistics is part of Supply Chain that plans, implements and
controls the efficient, effective forward and reverse flow and
storage of goods, services and related information between
the point of origin and the point of consumption in order to
meet customers requirements.
Logistics
Part of the supply chain that plans, implements and controls the efficient,
effective flow and storage of goods, services and related information
from the point of origin to the point of consumption in order to meet the
customers requiremnets.
Source: Council of Supply Chain Management Professional (CSCMP)

Stakeholder Object
▪ Producer ▪ Goods
▪ Consumer ▪ Business Logistics
▪ Player/Trader ▪ Defence Logistics
▪ Logistics Service Provider ▪ Disaster Logistics
▪ Logistics Facility Provider ▪ Passangers
▪ Regulator

Basic Activities
▪ Procurement
▪ Storage (warehousing & Inventory)
▪ Delivery Services (Transportation & Customer Services)
Logistics System
Basic Activities
▪ Procurement
▪ Storage (warehousing & Inventory)
▪ Delivery Services (Transportation & Customer Services)

Linkage Coordination
Channel Structure Realtionship Management
What Activities Take Place In Logistics?
Role and Goal of Logistics Activity
Logistics Activity Framework
Logistics Flow
Logistics Cycle
Logistics Service Cycle
Logistics Management Component
Logistics Infrastructure
General Logistics Network
Actor Logistics
Logistics Service Provider
Logistics Facility Provider
Logistics System
Micro Logistics
Logistics Linkages
Relationship of Logistics to Marketing & Production
Cost Trade-offs in Logistics
Logistics Mission
Traditional View of Supply Chain
Supply Chain Logistics Distribution

Object Raw material Raw material Finished Goods


Work in process Work in process
Finished goods Finished goods

Linkeage Raw material-Supplier- Supplier-Producer- Producer-Consumer


Producer-Consumer Consumer
Focus Flow of Goods Flow of Goods Delivery of Goods
Types of Business
BASIC CONCEPTS OF
2 DANGEROUS GOODS &
HAZARDOUS
What is Dangerous
Goods ??

What is Hazardous
Material ??
Dangerous Goods
Dangerous Goods (DG) adalah zat yang mungkin
korosif, mudah terbakar, meledak, mudah terbakar secara
spontan, beracun, pengoksidasi atau reaktif terhadap air.
Barang-barang ini dapat mematikan dan dapat melukai atau
membunuh orang secara serius, merusak properti dan
lingkungan.
Hazardous Material
Hazardous Material (HM) adalah zat yang berpotensi
membahayakan kesehatan manusia. Zat tersebut bisa dalam
bentuk padat, cair atau gas. Ada banyak bahan kimia industri,
laboratorium dan pertanian yang tergolong berbahaya. Zat
berbahaya dapat menyebabkan efek kesehatan langsung atau
jangka panjang.

Paparan zat tersebut dapat mengakibatkan keracunan,


gangguan luka bakar kimia, sensitisasi, kanker, cacat lahir atau
penyakit pada organ tertentu seperti kulit, paru-paru, hati,
ginjal dan sistem saraf.
Hazardous vs Dangerous Goods
Hazardous Material (HM) diklasifikasikan hanya
berdasarkan efek kesehatan (apakah itu langsung atau jangka
panjang), sedangkan

Dangerous Goods (DG) diklasifikasikan menurut efek


fisik atau kimia langsungnya, seperti kebakaran, ledakan,
korosi dan keracunan, mempengaruhi properti, lingkungan
atau orang.
A. Definisi Bahan/Barang Berbahaya

Zat atau bahan-bahan lain


yang dapat membahayakan
A. Regulasi
kesehatan atau
kelangsungan hidup
manusia, makhluk lain, dan B. Klasifikasi
atau lingkungan hidup pada bahan/barang berbahaya
umumnya. Karena sifat-
C. Prisnsip keselamatan
sifatnya itu, bahan
bahan/barang berbahaya
berbahaya dan beracun
serta limbahnya D. Tanda Muatan
memerlukan penanganan Berbahaya
yang khusus

Sumber: International Air Transport Association


A. 1. Regulasi Transportasi Bahan Berbahaya
UU RI No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
Kementrian Perhubungan No. KM.21 tahun 2007
Sistem dan prosedur pelayanan kapal, barang dan penumpang
pada pelabuhan laut yang diselenggarakan oleh unit pelaksana
Laut teknis (UPT) Kantor pelabuhan
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2010
Angkutan perairan, BAB X Pengangkutan barang khusus dan
barang berbahaya

Pengangkutan muatan berbahaya diatur dalam “The Merchant Shipping (Dengerous


Goods ) Ruler”, yang mengharuskan kepada pihak shipping untuk memberi tahu kepada
Nahkoda kapal secara tertulis nama dari muatan berbahaya, kategorinya dalam "Blue
Book" dan sifat-sifat bahayanya yang mungkin timbul. Termasuk nama umum maupun
nama kimianya yang harus sesuai dengan kode dan IMDG (International Maritime
Dangerous Good Code) yang dikeluarkan oleh IMO (International Maritime
Organization)
A. 2. Regulasi Transportasi Bahan Berbahaya

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 90 Tahun 2013


Keselamatan pengangkutan barang berbahaya dengan pesawat
udara
Udara
Kementrian Perhubungan No. KP 571 Tahun 2015
Izin pengangkutan barang berbahaya dengan pesawat udara

Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk
aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label serta penyimpanan
dan permuatannya.
A. 3. Regulasi Transportasi Bahan Berbahaya
Keputusan Dir. Jendral Perhubungan darat
No. SK.725/AJ.302DRJD/2004
Penyelanggaraan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2014
Angkutan jalan, BAB X Pengangkutan barang khusus dan barang
berbahaya
Keputusan Menteri Perhubungan Pasal 12 KM No. 69 Tahun
Darat 1993
Pengangkutan bahan berbahaya wajib mengajukan permohonan
persetujuan kepada Dirjen Perhubungan Darata sebelum
pelaksanaan pengangkutan
Keputusan Presiden RI No. 21 tahun 2003
Pengesahan Protokol 9 Barang Berbahaya, Kesepakatan 9 Negara
ASEAN mengenai barang berbahaya

Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3), adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena Sifat, konsentrasinya dan /atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup manusia atau mahluk hidup lainnya.
B. Klasifikasi Bahan Berbahaya
Kelas I. Explosive
Semua bahan peledak dan ini sangat dilarang dalam penerbangan
Kelas II. Flammable Gas
Berupa gas bertekanan,mudah terbakar
Kelas III. Flammable Liquid
Berupa cairan yang mudah terbakar
Kelas IV. Flammable Solid
Berupa zat padat yang mudah terbakar
Kelas V. Oxidizing Substances & Organic Peroxides
Berupa zat yang mudah menghasilkan O2 yg dapat mengakibatkan kebakaran
Kelas VI. Toxic
Zat padat / cair yang bila di hirup atau di telan akan menyebabkan kematian
Kelas VII. Radioaktif
Bahan/barang/benda yang memancarkan radiasi
Kelas VIII. Corrosive
Bahan yang dapat merusak jaringan kulit/ mempunyai tingkat korosif yang tinggi
Kelas IX. Miscelaneous DG
Bahan padat atau cair yang mempunyai sifat iritasi / yang dapat menyebabkan ketidak nyamanan

*Sumber: International Air Transport Association


B. Klasifikasi Bahan Berbahaya
Kelas I. Explosive
Semua bahan peledak dan ini sangat dilarang dalam penerbangan. Beberapa contoh material tersebut diantaranya:
Dynamite
• TNT (trinitrotoluene)
• Black powder
• Nitroglycerine
• Ammunition.
Kelas explosives bisa terbagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Class A explosives
Are sensitive to heat and shock and thus present a maximum hazard. The class A explosives include dynamite,which
is commonly used in demolition work, mining and quarrying. TNT is also a class A explosive and its used for making
military explosives and industrial dyes and in fabricating photographic supplies. Military ammunition and black
powder also may be made from class A explosives.
2. Class B explosives
Are sensitive to heat and present a flammable hazard. They are used in making display fireworks, rocket motors,
and some types of military ammunition.
3. Class C explosives and
Contain some quantities of either class A or class B explosives or both but present a minimum hazard. Include
detonating fuses, common fireworks and small arms ammunition
4. Blasting agents
Very little probability of an accident explosion. The materials are nitro-carbonitrate & water gels.
B. Klasifikasi Bahan Berbahaya
Kelas II. Flammable Gas
Berupa gas bertekanan,mudah terbakar atau sering disebut juga dengan Compressed Gases.

Compressed gas is a gas within a container under many times the normal atmospheric pressure and at normal
temperature. “ Flammable Gas” is a compressed gas that wil burn. The nonflammable gases normally will not burn,
but since they may support combustion, there is danger that they may cause an explosion.

Flammable Non Flammable


B. Klasifikasi Bahan Berbahaya
Kelas III. Flammable Liquid
Berupa cairan yang mudah terbakar / tidak boleh kena panas. Contoh flammable liquid diantaranya:
• Petrol
• Aseton
• Benzena

Kelas IV. Flammable Solid


Berupa zat padat yang mudah terbakar bila bersinggungan dengan air atau pancaran gas dalam seketika
menimbulkan kebakaran. Contoh : Karbit.

➢ In handling emergency responses involving flammable solids, must consider the following 5 primary multiple
hazard:
1. Ignite easily and burn with explosive violence
2. React with air
3. React with water
4. Ignite spontaneously
5. Produce toxic or corrosive compounds when they are in contact with water or air, or they are initially toxic or
corrosive.
B. Klasifikasi Bahan Berbahaya
Kelas V. Oxidizing Substances & Organic Peroxides
Berupa zat yang mudah menghasilkan O2 yg dapat mengakibatkan kebakaran atau bahan-bahan dan formulasi yang
ditandai dengan notasi bahaya biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah terbakar dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Zat tersebut berupa
bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksida kuat dan peroksida organik. Contoh : kalium
klort, kalium permanganat dan asam nitrat pekat.
Kelas VI. Toxic
Zat padat / cair yang bila di hirup atau di telan akan menyebabkan kematian. Berupa barang-barang yang
mengandung racun yang merupakan bahan dan formulasi yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau
kronis dan bahakan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika amsuk ke tubuh melalui mulut atau kontak
dengan kulit.
Kelas VII. Radioaktif
Bahan/barang/benda yang memancarkan radiasi. Materi ini biasanya digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklis (PLTN). Contoh Radionuclides or isotopes for medical or industrial. Such as cobalt 60, caesium 131 and iodine
132.
Kelas VIII. Corrosive
Bahan yang dapat merusak jaringan kulit/ mempunyai tingkat korosif yang tinggi. Contoh battery acids, mercury,
sulphuric acid.
Kelas IX. Miscelaneous DG
Bahan padat atau cair yang mempunyai sifat iritasi / yang dapat menyebabkan ketidak nyamanan. Contoh asbestos,
carbon dioxide, solid, magnetors.
Emergency Response Requirement
Are hazardous materials present?
If hazardous materials are involved, with what are they dealing ?

On-the scene information


As we have indicated, there are usually enough indications present at the
Accident scene to supply information that can be used before any major
action is attempted.

Some of those indicators are the shipping containers themselves or the


package marking. Also there shouls be label, placards on the vehicle or
tank, identification number and shipping papers.

If for some reason, the above information is not readily available, the no
time should be lost in calling the shipper, the carrier or the consignee for
the necessary information. With the availability of shipping papers, it is
possible to identify the chemical being transported, the shipper and
shipping point and the consignee, together with the destination of the
cargo.
Contoh Informasi Data Kiriman
Contoh Informasi Data Kiriman
Contoh Informasi Data Kiriman
C. Prinsip Keselamatan Bahan Berbahaya

1. Bila sebuah kendaraan berubah arah – berkelok atau menyusul dll, dapat memberikan
resiko pada barang berbahaya (muatan). Tidak benar berasumsi bahwa berat muatan akan
tetap di posisisnya. Sebenarnya muatan lebih besar kemungkinanya bergerak ketika
kendaraan bergerak karena energi kinetiknya lebih besar
2. Kekuatan angin terhadap muatan selama pengereman akan menigkat. Jadi, bila kendaraan
mengerem, muatan akan terus bergeser dari posisi semula.
3. Mencegah pergesekan (mencegah tidak ada ruang kosong) saja tidak bisa untuk
diandalkan untuk menjaga muatan tetap pada tempatnya.
4. jarak dimana muatan bergerak berhubungan dengan kendaraan. Penting sekali muatan
dikendalikan sedemikian rupa sehingga pergeseran muatan pada kendaraan dapat
dicegah.
5. Prinsip dasar dimana Code Of Practice adalah menggabungkan kekuatan sistem
pengendalian muatan harus cukup untuk menahan kekuatan angin.

Sumber: https://chemcareasia.wordpress.com/2007/03/06/pelatihan-chemgold-ii-di-terminal-peti-kemas-surabaya/
D. Logo Muatan Berbahaya
E. Syarat Kendaraan Pengangkut
Contoh: Pengangkutan LPG

Pengangkutan LPG merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan


niaga LPG. Setiap pengangkutan memerlukan kendaraan pengangkut untuk
mengirim LPG dari instalasi pengisian hingga ke pengguna akhir. Kendaraan
pengangkut LPG harus memenuhi persyaratan pengangkutan LPG dari sisi
keselamatan bagi kendaraan, muatan dan pengemudi. Adapun persyaratan
untuk kendaraan pengangkut LPG curah, meliputi sebagai berikut:
Persyaratan Umum
1. Memenuhi aspek perancangan kendaraan yang memenuhi persyaratan teknologi, keselamatan, kelaikan jalan
dan kelestarian lingkungan.
2. Memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang dibuktikan dengan Surat Tanda Lulus Uji Kendaraan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Kendaraan pengangkut LPG dipasang plakat hazard chemical ”BAHAN BAKAR GAS MUDAH TERBAKAR” yang
dilekatkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan, dengan ukuran, bentuk dan contoh penempatan
dapat dilihat pada

Gambar 1. Ukuran dan Bentuk Plakat Pada Kendaraan Pengangkut LPG


Persyaratan Umum

4. Tertulis nama dan/atau logo perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan
dengan ukuran minimal seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Penempatan Plakat Pada Kendaraan Pengangkut LPG


Persyaratan Umum

5. Tersedia identitas pengemudi yang ditempatkan pada kabin pengemudi.


6. Tersedia Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) minimal berisi: antiseptik, perban, plester luka,
salep luka bakar dan obat pencuci mata yang belum kadaluarsa.
7. Di truk tangki tersedia: APAR jenis Dry Chemical Powder (DCP) dengan kapasitas sebagai berikut:
• Tangki kapasitas s/d 2.000 kg - Minimal 1 x 9 kg
• Tangki kapasitas diatas 2.000-5.000 kg - Minimal 2 x 9 kg
• Tangki kapasitas diatas 5.000 kg - Minimal 2 x 9 kg
8. Tertulis nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat, dan
dicantumkan pada bagian belakang kendaraan pengangkut.
9. Tersedia perlengkapan keselamatan kendaraan, antara lain: Safety cone, ganjal ban, dongkrak sesuai kapasitas
beban kendaraan dan lampu senter explosion proof.
10. Kendaraan sebaiknya dilengkapi alat pemantau unjuk kerja pengemudi (Tanchograph). Alat tersebut berfungsi
untuk merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.
Contoh Label Handling Barang

Barang mudah Pecah

Simpan di tempat sejuk dan kering

Hindarkan dari panas dan basah

Hati-hati jangan sampai jatuh

Sumber: http://kartonmedia.blogspot.co.id/2013/04/arti-logo-petunjuk-peringatan-pada.html
Contoh Label Handling Barang

Pada saat bongkar muat jangan pakai gancu

Hindarkan kontak langsung dengan lantai

Hindarkan dari sinar matahari secara langsung

Simpan pada suhu maksimal 25 C


BEST PRACTICE
BEST PRACTICE

You might also like