You are on page 1of 18

Jurnal Wedana

Volume VI No 2 Oktober 2020

TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP SENSUAL


MARKETING SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN
PRODUK YANG DIPERANKAN OLEH SALES
PROMOTION GIRL
DI KOTA PEKANBARU

1
Abdul Munir, 2Septian Wahyudi & 3Zainal
1
Program Studi Kriminologi, 2Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, 3Program Studi Ilmu
Pemerintahan 123Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Riau. JL.Kaharuddin
Nasution No.113 Perhentian Marpoyan, Pekanbaru, Riau 28284
Email: munir@soc.uir.ac.id

ABSTRACT
This study tries to describe the phenomenon of exploitation of women's bodies in product
marketing business activities (cars and cigarettes) played by SPG in Pekanbaru. The
exploitation of the body is a consequence of the product marketing system in the business world
through a "sensual marketing" approach to steal consumer sympathy by constructing a woman's
body (SPG) through a sexy and active appearance. This study uses a critical social theory
approach "Class Struggle" as a macro theory, and is followed by a "Victim" theory as a micro
theory in its analysis chapter. Furthermore, this research method uses an approach in obtaining
data, through unstructured in-depth interviews with various parties involved in procuring field
data. From the results of the research that the author has described above, this research can be
gathered with as is well known,SPG is a female saleswoman who offers services to serve
customers. The use of SPG is based on intense competition between similar products. Let's say
that cigarette products are one of the products that always use SPG services, because the level
of public consumerism towards cigarettes is very high, cigarette manufacturers have started to
make several variants of cigarette products to increase the purchasing power of these cigarette
products.

Keywords: Exploitation, Sensual Marketing, Sales Promotion Girl

PENDAHULUAN
Dalam melakukan kegiatan terhadap barang dan jasa yang dipamerkan.
pemasaran, tidak jarang para pelaku bisnis Yang dalam bahasa pemasaran dikenal
melakukan cara-cara yang bersinggungan dengan istilah sensual marketing.
dengan persoalan gender. Utamanya Menyinggung masalah sensual
terhadap kaum perempuan, dalam kriteria marketing sebagai strategi perusahaan dalam
tertentu khususnya menyangkut kecakapan mempromosikan barang dan jasa dewasa ini,
fisik dan wajah, menjadi sangat menentukan tampaknya menjadi cara yang massif
bagi aktifitas promosi. Secara sederhana hal digunakan oleh banyak perusahaan dengan
ini sangat mudah difahami merupakan beragam produk guna mencuri simpati pasar
bagian dari upaya menarik minat beli (konsumen). Hal itu dapat terlihat dan kita
21
Jurnal Wedana
Volume VI No 2 Oktober 2020

saksikan sehari-hari baik melalui media meningkatkan daya tarik konsumen pada
cetak maupun elektronik, bahkan yang
langsung menjangkau konsumen diruang-
ruang sosial seperti pusat-pusat perbelanjaan
dan tempat lainnya.
Dalam khasanah pemasaran produk,
terdapat suatu bagian yang memiliki
keterkaitan langsung dengan konsumen,
yaitu pada bagian Sales Product. Setidaknya
terdapat dua bagian atau divisi dalam hal ini,
diantaranya pemasaran langsung yang
menawarkan produk maupun
Sample Product. Adapun yang
memerankan fungsi kedua bagian dari Sales
Product tersebut, disebut sebagai Sales
Promotion. Disinilah dibutuhkannya
sumberdaya manusia yang secara umum
direkrut dari kalangan wanita dengan
karakteristik khusus, baik
kecerdasan, terlebih lagi kecakapan fisik dan
wajah yang menarik. Untuk hal tersebut
secara umum kita lebih mengenalnya
dengan istilah Sales Promotion Girls (SPG).
Fungsi SPG ditinjau dari sistem pemasaran
merupakan salah satu faktor pendukung
pemasaran suatu produk guna menarik
konsumen dengan kemampuan
berpromosi memberikan berbagai informasi
yang berkaitan dengan produk (Nitisemito,
2001). Sementara kebutuhan terhadap
tenaga SPG itu sendiri masih disesuaikan
juga dengan karakteristik suatu produk yang
akan dipasarkan. Produk untuk kebutuhan
sehari-hari biasanya menggunakan tenaga
SPG dengan kriteria yang dimungkinkan
lebih rendah dibandingkan dengan SPG
untuk produk yang lebih luxury seperti
halnya otomotif. Dengan demikian,
pemilihan penggunaan tenaga SPG masih
dilakukan pertimbangan berdasarkan produk
yang akan dipromosikan. Kesesuaian antara
produk yang dipromosikan dengan
kualifikasi SPG memungkinkan akan

22
Jurnal Wedana
Volume VI No 2 Oktober 2020
produk yang dipromosikan disamping juga
dapat mengangkat diri SPG itu sendiri.
Hubungan kaum wanita dengan
dunia bisnis menurut Syamsudin (2006),
memang sulit untuk dipisahkan.
Menurutnya, sisi keindahan, kecantikan dan
kepesonaan yang ada pada wanita
merupakan kesempatan yang dapat
digunakan bagi kelompok kapitalis dalam
pengembangan usaha mereka (Syamsudin,
2006).
Menarik untuk dicermati apa yang
disampaikan oleh Syamsudin di atas, sebab
disadari atau tidak oleh sebagaian besar
orang bahkan para wanita sendiri sebagai
subjek (pekerja), dimana sebenarnya telah
terjadi proses eksploitasi tubuh pada diri
mereka didalam sebuah aktifitas bisnis
legal. Setidaknya apa yang penulis
paparkan sekilas di muka, menyangkut
sensualitas marketing sebagai strategi
pemasaran produk, adalah gambaran dari
fenomena eksploitasi tubuh wanita dalam
kegiatan promosi produk. Apa yang
dieksploitasi dari tubuh wanita dalam
konteks promosi tersebut adalah sangat
jelas. Dimana dimensi kedirian wanita
terkait kecantikan, kelembutan dan
kecakapan fisik, selalu dipadu sepadankan
dengan design pakaian yang bersentuhan
dengan kesan keseksian. Warna keseksian
dan erotisme tubuh wanita inilah yang
diharapkan dapat menstimulasi atau
merangsang pihak konsumen agar tertarik
melihat produk yang dipromosikan hingga
akhirnya dapat membuat keputusan untuk
membeli produk tersebut.
Menurut Sayekti (2002), sensual
marketing bisa dipicu oleh berbagai hal,
diantaranya : pembawaan (performance),
cara berkomunikasi (communication style),
dan bahasa tubuh (body language). Tiap
variabel tersebut menurut Sayekti (2002),
mempunyai efek terhadap perasaan

23
terangsang, dan hal ini dapat memicu mencapai sasaran yang dituju. Oleh karena
terhadap keinginan atas pembelian suatu itu, pasar produk perusahaan perlu dikaji
produk yang ditawarkan oleh SPG. Senada sehingga dapat ditentukan sasaran yang
dengan itu, Shimp (2001) menerangkan, tepat. Dalam mempelajari pasar produk,
bahwa materi seksual dalam periklanan perusahaan perlu juga menentukan konsep-
mempunyai beberapa peran yang potensial konsep yang akan dilakukan sebelum
untuk mencuri perhatian dalam jangka pemasaran dari jenis produknya hingga
waktu yang lama. dipasarkan ketangan konsumen.
Mencermati beberapa pendapat di Menurut Kotler (2005) pemasaran
atas, dapatlah ditarik satu kesimpulan, adalah satu proses sosial yang dengan proses
terlepas dari ketertarikan terhadap suatu itu individu dan kelompok mendapatkan apa
produk, maka sangat dimungkinkan minat yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
pembelian juga dapat muncul karena menciptakan, menawarkan dan secara bebas
perasaan ingin berinteraksi atau tertarik mempertukarkan produk dan jasa yang
dengan wanita yang memerankan fungsi bernilai dengan pihak lain. Sedangkan
promosi produk atau SPG itu sendiri. Rambat Lupiyoadi-A. Hamdani (2006)
Sebagai deskripsi atas realita mengatakan, pemasaran adalah suatu sistem
eksploitasi tubuh wanita dalam kegiatan total dari kegiatan bisnis yang dirancang
bisnis, setidaknya dengan mudah dapat untuk merencanakan harga, promosi, dan
terlihat pada aktifitas-aktifitas promosi mendistribusikan barang-barang yang dapat
produk yang diperankan oleh SPG di ruang- memuaskan keinginan dan mencapai pasar
ruang publik seperti yang dapat dicontohkan sasaran serta tujuan perusahaan.
pada visualisasi berikut ini : Dari beberapa rumusan tersebut
Sumber : Olahan penulis maka dapatdiinterpretasikan bahwa
Oleh karena itu, sekalipun dalam pemasaran itu terdiri dari aktivitas yang
logika bisnis maupun asumsi publik yang tujuannya untuk menarik calon pelanggan
boleh jadi secara umum mewajarkan kesan- dengan memberikan motivasi agar tertarik
kesan sensualitas yang diperankan oleh SPG membeli produk dan jasa yang ditawarkan.
dalam mempromosikan produk, namun tetap Menurut Kotler (2001) bauran promosi
saja ada fakta tidak bisa diingkari, bahwa adalah bauran khusus antara iklan, penjualan
secara kodrati, penghargaan terhadap diri personal, promosi penjualan, pemasaran
dan tubuh wanita menjadi kabur bahkan langsung, dan hubungan masyarakat yang
terlanggar tenggelam dalam kepentingan digunakan perusahaan untuk meraih tujuan
ekonomi dan syahwat sosial. Dalam konteks iklan dan pemasarannya.
inilah, posisi wanita diposisikan sebagai Selanjutnya Kotler (2001)
subjek dan objek yang sebenarnya telah menjabarkan beberapa alat-alat Bauran
dikorbankan secara sistemik dalam kegiatan Promosi diantaranya meliputi :
bisnis. 1. Personal Selling
Personal selling merupakan
STUDI KEPUSTAKAAN komunikasi langsung (tatap muka) antara
Kegiatan pemasaran yang dilakukan penjual dan calon pelanggan membentuk,
oleh setiap perusahaan didasarkan pada memperkenalkan suatu produk kepada calon
strategi pemasaran yang ditetapkan untuk pelanggan dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kegiatan periklanan ini, perusahaan
kemudian. menggunakan perantara untuk menawarkan
Adapun Jenis-jenis personal selling dan memberitahukan keistimewaan dari
menurut Kotler (2008) dapat produknya.
diklasifikasikan sebagai berikut: Angipora (2002) mengemukakan
a. Pengiriman (delivery), wiraniaga beberapa fungsi atau tujuan dari advertising
yang tugas utamanya adalah diantaranya meliputi:
mengirim produk. (misalnya: kurir, a. Membantu memperkenalkan barang
jasa pengiriman). baru dan kepada siapa atau dimana
b. Penerima pesanan (order taker), barang itu diperoleh
wiraniaga yang bertindak sebagai b. Membantu dan mempermudah
penerima pesanan didalam (misalnya penjualan yang dilakukan oleh para
sales counter) atau sebagai penerima penyalur
pesanan luar. c. Membantu salesmen dalam
c. Pembawa misi (missionary), mengenalkan adanya barang tertentu
wiraniaga yang tidak melakukan dan pembuatannya
penjualan atau penerima pesanan d. Memberi keterangan atau penjualan
secara langsung tetapi hanya kepada pembeli atau calon pembeli
ditugaskan untuk memberikan e. Membantu mereka yang membantu
informasi dan membangun nama penjualan
baik serta sikap kepercayaan f. Membantu ekspansi pasar
terhadap produk sehingga dapat 3. Promosi Penjualan
menciptakan penjualan. (Sales Promotion)
d. Teknisi (technician), wiraniaga yang Promosi penjualan merupakan
memiliki pengetahuan teknis dari bentuk bujukan (persuasi) langsung melalui
produk yang bertujuan untuk penggunaan berbagai intensif yang dapat
memberikan informasi mengenai diatur untuk meransang pembelian produk
penggunaan produk yang dengan segera dan meningkatkan jumlah
memerlukan penjelasan secara barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono,
teknis. 2008).
e. Penciptaan permintaan (demand Promosi penjualan terdiri dari alat-
creator), wiraniaga yang alat insentif yang beragam sebagian besar
mengandalkan metode-metode berjangka pendek, dirancang untuk
kreatif untuk menjual produk-produk mendorong pembelian suatu produk atau
berwujud ataupun tidak berwujud. jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih
f. Penjual solusi (solution vendor), besar oleh konsumen atau pedangan.
wiraniaga mengkhususkan diri dalam Adapun alat-alat promosi penjualan
memecahkan masalah pelanggan. menurut Kotler (2005) meliputi :
2. Periklanan (Advertising) a. Promosi konsumen yaitu sampel,
Periklanan merupakan suatu kegiatan kupon, tawaran uang kembali,
promosi yang dilakukan oleh perusahaan potongan harga, pembelian hadiah,
secara tidak langsung untuk berhubungan imbalan berlangganan, pengujian
dengan konsumen sebagai pembeli. Dalam gratis, garansi, promosi bersama,
promosi silang, pajangan ditempat produk baru sebelum peluncurannya
pembelian dan perdagangan. akan membantu wiraniaga untuk
b. Promosi perdagangan yaitu potongan menjual produk kepada pengecer.
harga, tunjangan dana iklan dan d. Mengurangi biaya promosi,
pajangan dan dana gratis. publisitas membutuhkan sedikit
c. Promosi bisnis dan promosi tenaga biaya dari pada pos langsung media
penjual yaitu pameran dan konvensi iklan. Semakin kecil anggaran
dagangan, kontek bagi perwakilan promosi perusahaan, semakin kuat
penjualan, dan iklan barang khusus. alasan menggunakan humas untuk
4. Publisitas dan Hubungan Masyarakat memperoleh perhatian.
Merupakan hubungan masyarakat 5. Pemasaran Langsung (direct
yakni meliputi usaha-usaha untuk marketing)
menciptakan dan mempertahankan Menurut Kotler dan Keller (2008)
hubungan yang saling menguntungkan pemasaran langsung adalah penggunaan
antara organisasi dengan masyarakat, saluran konsumen untuk menjangkau dan
termasuk pemilik perusahaan, karyawan, mengirim barang dan jasa kepada pelanggan
lembaga pemerintahan, penyalur, dan calon tanpa menggunakan peraturan.
pembeli. Komunikasi dengan masyarakat Adapun saluran yang menjangkau
luas melalui hubungan masyarakat ini dapat calon pembeli menurut Kotler (2002)
mempengaruhi kesan terhadap sebuah adalah:
organisasi maupun produk atau jasa yang a. Penjualan tatap muka yaitu bentuk
ditawarkan. pemasaran langsung yang pertama
Publisitas dan hubungan masyarakat dan tertua adalah kunjungan
merupakan stimulasi non personal terhadap penjualan lapangan yaitu dengan
permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya mempekerjakan tenaga penjual,
dengan berita komersial yang berarti dalam contohnya seperti agen asuransi.
media masa yang tidak dibayar untuk b. Pemasaran surat langsung yang terdiri
mempromosikan dan melindungi citra dari pengiriman barang kepada alat
perusahaan atau produk individualnya tertentu, pengingat, pemberitahuan.
(Lingga Purnama, 2002). Dengan daftar alamat yang sangat
Selanjutnya tujuan publisitas selektif pemasaran langsung
menurut Kotler (2002) dapat diuraikan mengirimkan jutaan paket pos melalui
sebagai berikut: media fax mail, email, dan voice mail.
a. Membangun kesadaran, c. Pemasaran melalui katalog,
menempatkan cerita media untuk pemasaran katalog terjadi ketika
menarik perhatian orang terhadap perusahaan mengirim satu atau lebih
produk, jasa, organisasi atau ide. catalog produk kepada penerima yang
b. Membangun kreadibilitas, dipilih.
menambah kreadibilitas dengan d. Telemarketing, menggunakan
mengkomunikasikan pesan dalam penggunaan operator telepon untuk
suatu konteks editorial. menarik pelanggan baru, untuk
c. Mendorong antusianisme wiraniaga berkontrak dengan pelanggan yang
dan penyalur, cerita mengenai suatu diketahui dengan pasti level
kepuasaan pelanggan atau untuk pemilik modal) dan kelas yang lain
mengambil pesan. merupakan produsen langsung serta
e. TV dan media dengan tanggapan penyedia layanan untuk kelas dominan
langsung lain, menggunakan semua (kelas pekerja). Faktor tersebutlah menurut
media utama untuk memberikan Marx, yang mengatur hubungan sosial pada
tawaran langsung kepada pembeli masyarakat kapitalisme (Ritzer dan Douglas,
potensial. Surat kabar dan majalah 2010).
membuat banyak sekali iklan cetakan Dalam sistem kelas, Marx membagi
yang menawarkan buku, artikel- kelas sosial menjadi tiga bagian : pemilik
artikel tentang pakaian, peralatan, modal, pekerja dan tuan tanah. Namun
hiburan dan lainnya dapat dipesan dalam masyarakat kapitalis, tuan tanah
oleh individu-individu dengan dimasukkan dalam kaum pemilik modal.
menekan nomor bebas pulsa, iklan- Dijelaskan Marx (Ritzer dan Douglas,
iklan radio menyajikan tawaran- 2010), pemilik modal merupakan pemilik
tawaran kepada pelanggan 24 jam. alat-alat produksi, membeli dan
f. Pemasaran melalui kios, beberapa mengeksploitasi tenaga kerja dengan
perusahaan telah merancang “mesin menggunakan nilai surplus (nilai lebih) dari
penerima pesanan pelanggan” yang pekerja untuk mengakumulasi atau
dinamakan kios (yang berbeda memperluas modal mereka. Sedangkan
dengan mesin penjual dengan pekerja (buruh) menurutnya (Ritzer dan
otomatis, yang mengeluarkan produk) Douglas, 2010), merupakan tenaga kerja
dan ditempatkan itu dibandara atau yang hanya memiliki kemampuan untuk
tempat-tempat lain. bekerja dengan tangan dan pikiran mereka
Dalam Stanford Encyclopedia of guna untuk mencarikan keuntungan bagi
Philosophy entry on exploitation, eksploitasi pemilik modal.
dimengerti sebagai politik pemanfaatan yang Dari pejelasan di atas dapat
secara sewenang-wenang atau berlebihan dimengerti jika hubungan antara pemodal
terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya dan pekerja merupakan simbiosis
untuk kepentingan ekonomi semata-mata mutualisme. Namun dalam relasi kelasnya,
tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, tingkat kebutuhan pekerja lebih besar
keadilan serta konpensasi kesejahteraan kepada pemilik modal, dibanding kebutuhan
(Wikipedia.org. 08/08/2017). pemilik modal kepada pekerja. Asumsinya
Dalam kajian sosiologi kritis, teori pemilik modal masih dapat bertahan tanpa
kelas yang dimunculkan oleh Marx (Ritzer pekerja dengan menjual aset yang dimiliki
dan Douglas, 2010), selalu dipakai dalam sementara pekerja tidak dapat bertahan
menjelaskan hubungan antara pelaku bisnis hidup tanpa pekerjaan. Pada posisi yang
dengan pekerja kaitannya dengan lebih rendah seperti itu maka daya tawar
eksploitasi. Dalam teori itu Marx pekerja lebih rendah dihadapan pemilik
membedakan masyarakat berdasarkan mode modal.
poduksi (teknologi dan pembagian kerja). Nilai surplus (nilai lebih) dalam teori
Dari masing-masing mode tersebut lahirlah kelas, merupakan basis bagi perjuangan
sistem kelas yang berbeda dimana suatu kelas dalam kapitalisme yang dapat
kelas mengontrol sistem produksi (kelas digunakan sebagai dasar membangun
suprastruktur analisa pembangunan ekonomi yang akan digunakan dalam mengumpulkan
melalui beragam cara : memperpanjang jam data sangat pentingkarena akan
kerja, mengurangi tingkat upah, mempengaruhi hasil penelitian. Jika cara
meningkatkan produktivitas buruh diikuti yang digunakan tidak sesuai atau kurang
kemajuan dibidang teknologi (Ritzer dan tepat maka hasil penelitian bisa saja berbeda
Douglas, 2010). dari apa yang diharapkan.
Namun, apa yang penulis maksudkan 3.1. Pendekatan Penelitian
dalam nilai lebih penelitian ini adalah segala Dalam penelitian ini, penulis
sumber yang bisa diperoleh dari tenaga kerja menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan
tidak hanya menyangkut upah murah dan digunakannya pendekatan kualitatif dalam
pertambahan jam kerja semata, melainkan penelitian ini dikarenakan jenis penelitian
sisi-sisi lain yang dapat dimanfaatkan dari yang dilakukan adalah studi kasus maka
tenaga kerja itu sendiri. Dalam konteks diperlukan pengujian secara rinci dan
sistem pemasaran (sensual marketing) yang mendalam guna mengungkap penomena
diperankan SPG, tubuh wanita ternyata sesungguhnya dilapangan melalui
menjadi poin penting dikonstruksi untuk pendekatan terhadap masing-masing subjek
mendukung tujuan penjualan produk bagi yang secara langsung terlibat atau
pelaku bisnis. Sehingga SPG selaku pekerja, mengetahui permasalahan dalam penelitian
tidak hanya bekerja melakukan fungsi ini.
pemasaran (promosi) kepada konsumen Secara teknis, konsep studi kasus
dengan tenaganya, melainkan juga harus dijelaskan oleh Yin (1994), sebagai kegiatan
menjual sensualitas yang ada pada tubuhnya melakukan pencarian pengetahuan secara
guna melahirkan rangsangan bagi empiris melalui penyelidikan terhadap
konsumen. fenomena dalam konteks kehidupan nyata
Pola-pola atau konstruksi strategi dengan melibatkan multisumber sebagai
pemasaran dengan menjual sensualitas SPG bukti. Hal ini dilakukan menurutnya, karena
dalam sistem bisnis seperti di atas, sudah batas-batas antara fenomena dan konteks
barang tentu dianggap sebagai sistem tidak tampak dengan tegas.
kekuasaan ekonomi yang wajar dan tidak Selanjutnya Yin (1994) menjelaskan,
memaksa. Hal tersebutlah yang diingatkan paling tidak terdapat 4 aplikasi model studi
oleh Ritzer dan Douglas (2010), bahwa kasus:
persoalan kekuasaan kurang mendapat 1. Untuk menjelaskan tautan sebab-
perhatian, kemudian paksaan jarang akibat yang rumit (complex causal
dianggap sebagai kekerasan, malah menjadi links) dalam intervensi kehidupan
kebutuhan pekerja itu sendiri dan hanya nyata
diukur melalui upah (Ritzer dan Douglas, 2. Untuk menggambarkan konteks
2010). kehidupan-nyata yang mana
intervensi tersebut terjadi
METODE PENELITIAN 3. Untuk menggambarkan intervensi itu
Metode penelitian merupakan suatu sendiri
cara yang harus dilalui dalam suatu 4. Untuk mengeksplorasi situasi-situasi
penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tersebut yang mana intervensi-
tercapai. Dalam metode penelitian, cara intervensi yang sedang dievaluasi
tidak mempunyai set outcomes yang
jelas 3.3. Sampel, Tempat, Subjek Penelitian dan
Disamping itu, ada beberapa Waktu Penelitian
kelebihan studi kasus menurut Burns & Dalam rencana penelitian dengan
Grove (1997) diantaranya: tema Tinjauan Kriminologi terhadap Sensual
1. Analisis intensif yang dilewatkan Marketing sebagai Strategi Pemasaran
tidakdilakukan oleh metode lain Produk yang diperankan oleh Sales
2. Menghasilkan ilmu pengetahuan Promotion Girl di Pekanbaru, maka penulis
pada kasus khusus menetapkan sampel khusus terhadap SPG
3. Cara yang tepat untuk Mobil dan SPG Rokok yang berada di dua
mengeksplorasi fenomena yang lokasi terpisah. Adapun terhadap SPG
belum secara detail diteliti Mobil, ditentukan lokasinya di Mall SKA
4. Sering menghasilkan kesadaran Pekanbaru. Sedangkan terhadap SPG
pengetahuan baru Rokok, ditentukan di Café Warkop 45
5. Informasi yang dihasilkan dalam Pekanbaru
suatu studi kasus dapat sangat Agar penelitian ini lebih terarah
bermanfaat dalam menghasilkan sesuai dengan tema penelitian maka subjek
hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, utama yang dijadikan informan dalam
dan seteliti mungkin pada penelitian penelitian ini adalah para pihak yang terlibat
berikutnya. dalam penelitian ini diantaranya :
6. Studi kasus yang bagus (well 1. SPG Mobil dan SPG Rokok
designed) merupakan sumber 2. Masing-masing Supervisor SPG
informasi deskriptif yang baik dan 3. Pihak Penyalur
dapat digunakan sebagai bukti untuk
suatu pengembangan teori atau 3.4. Teknik Pengumpulan Data
menyanggah teori Teknik pengumpulan data
menggunakan instrumen wawancara
3.2. Jenis Penelitian mendalam (in-depth interview) tidak
Jenis penelitian ini termasuk dalam berstruktur, sebagai data primer. Dengan
jenis deskriftif-eksplanatif. Penelitian kata lain teknik wawancara yang dipakai
deskriftif bertujuan untuk menggambarkan adalah semi-struktur (Semi Structured
secara tepat sifat-sifat individu, keadaan Qualitative Interview) dimana
kelompok tertentu, atau menentukan pelaksanaannya lebih bebas bila
frekuensi adanya hubungan tertentu antara dibandingkan dengan wawancara terstruktur
suatu fenomena dengan fenomena lain di (Nazir, 1988).
masyarakat (Koentjaraningrat, dkk, 1997). Selain fokus pada daftar pertanyaan
Sedangakan penelitian eksplanatif utama yang telah dibuat sebelumnya, tidak
dimaksudkan untuk menemukan dan menutup kemungkinan muncul pertanyaan-
mengembangkan teori sehingga hasil atau pertanyaan baru dan terbuka guna
produk penelitiannya dapat menjelaskan memberikan kesempatan kepada subjek
mengapa suatu gejala atau kenyataan sosial (informan) menjelaskan berdasarkan
tertentu dapat terjadi (Koentjaraningrat, dkk, pengalaman yang mereka pahami sehingga
1997).
informasi yang lebih rinci terkait topik sebuah produk baik barang ataupun
penelitian, dapat tergali (Sugiyono, 2005) jasa kepada konsumen.
Guna melengkapi pengumpulan data 4. Eksploitasi adalah kegiatan
primer diatas, dilakukan pula pengumpulan menggunakan sumber daya dengan
data sekunder. Pengumpulan data sekunder sewenang-wenang untuk mencapai
ini didapat melalui informasi pers (berita tujuan tertentu.
dan artikel baik cetak maupun elektronik) 5. Nilai Lebih adalah nilai surplus
atau informasi yang relevan seperti laporan dalam teori kelas merupakan basis
hasil penelitian sejenis, jurnal, buku dan bagi perjaungan kelas kapitalisme
literatur lain yang sesuai. yang digunakan sebagai dasar
3.5. Analisa Data membangun suprasturktur analisa
Data yang diperoleh baik melalui pembangunan ekonomi melalui
dokumen maupun hasil dari wawancara beragam cara: memperpanjang jam
akan dianalisa guna mendapatkan informasi kerja, mengurangi tingkat upah,
yang dapat digunakan untuk mengambil meningkatkan produktifitas buruh
keputusan. Sebagaimana menurut Green dkk diikuti kemajuan bidang tehnologi.
(1997), analisa dapat dipandang sebagai 6. Korban mereka yang mengalami
pengurutan, pengelompokan dalam bagian- penderitaan atau kesakitan baik
bagian yang berhubungan. secara fisik maupun mental sebagai
Dalam penelitian ini, wawancara akibat dari tindakan orang lain,
lapangan terhadap informan merupakan kelompok, maupun lembaga yang
kunci utama pengumpulan data. Setelah data mencari pemenuhan kebutuhannya
wawancara terkumpul, maka akan yang bertentangan dengan
dikualifikasikan berdasarkan kategori- kepentingan dan hak-hak yang
kategori pembahasan. selanjutnya akan mengalami penderitaan atau
dianalisis dengan kerangka teori yang kesakitan tersebut.
dipakai, dijabarkan berdasarkan pertanyaan 7. Victimisasi Struktural adalah proses
dasar penelitian. munculnya korban yang berakar dari
stratifikasi, nilai-nilai dan institusi-
3.6. Konsep Operasional institusi yang terdapat dalam masyr
1. Pemasaran adalah kegiatan
memperkenalkan produk atau jasa HASIL PENELITIAN DAN
yang diproduksi oleh perusahaan PEMBAHASAN
untuk mencapai volume penjualan. 4.1 Pola Hubungan Kerja SPG
2. Sensual Marketing adalah kegiatan Banyak cara dan usaha yang
memperkenalkan produk atau jasa dilakukan oleh beberapa produsen untuk
yang diproduksi oleh perusahaan dapat menarik minat masyarakat terhadap
untuk mencapai volume penjualan barang yang di produksi. Salah satunya
dengan daya tarik seksual. adalah menggunakan jasa SPG, beberapa
3. Sales Promotion Girl adalah profesi produk yang menggunakan jasa SPG seperti:
yang tugas utamanya adalah produk rokok, property, kosmetik, seluler,
memasarkan dan mempromosikan otomotif (mobil dan motor), makanan dan
minuman. Seperti yang banyak orang
ketahui, SPG merupakan pramuniaga wanita 2. Team Leader SPG (TL): Bertugas untuk
yang menawarkan jasa pelayanan untuk memimpin kinerja kerja SPG serta
melayani pelanggan. Adapun penggunaan bertanggung jawab dengan kegiatan
SPG didasari adanya persaingan yang ketat SPG.
antara produk sejenis. Katakanlah seperti 3. Sales Promotion Girl (SPG) : bertugas
produk rokok menjadi salah satu produk mengenalkan dan memasarkan produk
yang selalu memakai jasa SPG, karena pada tempat dan waktu yang sudah
tingkat konsumerisme masyarakat terhadap ditentukan.
rokok sangat tinggi maka produsen rokok
pun mulai membuat beberapa varian produk 4.2 Kategori Sales Promotion Girls
rokok untuk meningkatkan daya beli produk Keberadaan SPG dalam kegiatan
rokok tersebut. Keberadaan sales promotion promosi dapat menjadi pencipta brand
girl sangat membantu untuk awareness sehingga dibutuhkan
memperkenalkan produk rokok tersebut, pembentukan citra yang positif dari produk
dengan menggunakan sistem “jemput bola” dan keberadaan SPG itu sendiri. Dari hasil
mempermudah konsumen untuk mengetahui wawancara di lapangan, pada dasarnya SPG
produk atau varian terbaru rokok tersebut. dapat dibagi menjadi kepada dua jenis,
Jasa SPG diharapkan dapat menarik Reguler dan Freelance:
pelanggan dan memberikan pengaruh untuk 4.2.1 Sales Promotion Girls Reguler
mengenali dan mencoba produk yang SPG Reguler memiliki hubungan
ditawarkan dengan dukungan rangsangan kerja dengan sistem kontrak dengaan
minat dari SPG terhadap konsumen. Hal ini berjangka waktu sesuai ketentuan kontrak.
juga di dukung dengan fungsi yang di miliki Kontrak dalam konteks ini dapat bersifat
oleh seorang SPG yaitu memberikan langsung dengan perusahaan utama
pengetahuan terhadap produk yang pemasaran atau melalui Agency (penyalur).
ditawarkan turut berperan dalam Sistem kontrak langsung bermakna bahwa
mempengaruhi konsumen, sehingga dengan SPG dalam hubungan kerja dan pengupahan,
adanya pemberian pengetahuan produk langsung kepada perusahaan pemberi kerja
tersebut konsumen akan memahami produk tanpa perantara pihak ketiga. Sedangkan
dan mendorong konsumen untuk membeli hubungan dengan kontrak tidak langsung,
produk yang ditawarkan. hanya hubungan kerja saja dengan
Agency merupakan perusahaan jasa perusahaan pemberi kerja, sementara
yang memainkan peran pemasaran produk menyangkut pengupahan berhubungan
dari perusahaan pemilik produk yang secara dengan pihak penyalur (agency) yang
langsung berada di bawah pengawasan mempekerjakannya di perusahaan pemberi
divisi marketing service perusaahaan kerja.
pemilik produk yang bertugas dan “Kalo kami rata-rata disini kontrak
bertanggung jawab dalam mengatur strategi dengan Agency” (wawancara dengan
pemasaran. Mia, SPG mobil Honda.
1. Agency SPG: Bertugas melakukan 12/07/2020).
perekrutan, pembagian kerja, mengawasi Menyangkut pengupahan atau gaji,
kinerja SPG secara langsung di SPG Reguler baik kontrak dengan
lapangan, memberi fee kepada SPG. perusahaan pemberi kerja maupun melalui
Agency, masing-masing ditentukan bersifat kontak baik dengan perusahaan
berdasarkan standar pengupahan masing- pemberi kerja maupun dengan perusahaan
masing daerah (UMP) dengan tambahan penyalur (Agency), melainkan dengan pola
bonus kerajinan dan penjualan yang hubungan kerja harian lepas.
ditentukan oleh masing-masing perusahaan. Ditambahkannya, di perusaannya (CV.
“Kalo itu, aku di hare (gaji) bulanan Q&D), SPG.
mas sesuai standar pemerintahlah “Kalau di kami cuma freelance gak
ditambah bonus-bonus., adalah ada yang tetap. Sifatnya kalok ada
kerajinan bonus penjualan, ya gitu” permintaan aja dari user baru kita
(wawancara dengan Mia, SPG mobil cari momen aja kita pake atau
Honda. 12/07/2020). pengenalan rokok-rokok baru,
sistemnya gak kontrak bulanan, tapi
Selanjutnya, SPG dalam kategori ini harian lepas, model gajiannya
sangat dituntut memiliki pengetahuan yang mingguan 6 hari kerja” (wawancara
lengkap dan rinci mengenai produk yang by. Phone dengan Mas Robet
dipromosikan. Hal ini dikarenakan, produk Irawan, agency SPG rokok.
yang ditawarkan merupakan produk yang 05/07/20).
khas, dalam pengertian dimana produk harus
dijelaskan terlebih dahulu menyangkut 4.2.3 Recruitmen dan Kriteria Sales
penggunaan dan sebagainya kepada Promotion Girls
konsumen. Katakanlah seperti otomotif, SPG direkut oleh Event Organizer
elektronik dan sebagainya. Dapat dikatakan (EO) atau agency dan perorangan.
produk dalam konteks ini lebih bersifat Perorangan biasanya adalah seorang
spesifik disamping juga dengan harga relatif penyalur yang menawarkan pekerjaaan
mahal. Sehingga dibutuhkan pemahaman kepada para calon SPG untuk membantu
yang detail oleh SPG menyangkut hal-hal pemasaran produk. EO merupakan
penting dari produk itu sendiri sebelum perusahaan yang menjual jasa dalam hal
diperkernalkan untuk menyakinkan penyelenggaraan berbagai macam event
costumer. (kegiatan) seperti konser, pernikahan,
pertandingan sesuai dengan kebutuhan dan
“Kami harus bisa faham dulu, ntuk permintaan pengguna jasa.
njelasin tentang mobilnya sendiri ke Selanjutnya beberapa kriteria yang
custumer…kelebihan-kelebihannya dibutuhkan sebagai syarat menjadi SPG
sistem dan sfesifikasinya, gitu” antara lain :
(wawancara dengan Mia, SPG mobil 1. Cantik
Honda. 12/07/2020). Kecantikan menjadi prioritas bagi
SPG untuk diterima bekerja di perusahaan
4.2.2 Sales Promotion Girls freelance Agency SPG. Ukuran kecantikan terletak
Sebagaimana diterangkan oleh Mas tidak hanya pada sisi wajah, melainkan
Robet Irawan selaku TL dari CV. Q&D warna kulit, bentuk bertubuh dan bentuk
(Agency SPG Rokok), SPG dalam kategori rambut.
freelance ini berbeda dengan SPG reguler. “Setidaknya wajahnya enak dilihat
Secara umum hubungan kerja SPG tidak terus badan proporsional ideal lah,
langsing. Kulit juga harus putih atau
kuning langsat,…terus rambut juga “Menurutku sih ya kalo untuk
menarik, hitam lurus…” (wawancara pemasaran seusia itukan menarik-
by. Phon dengan Mas Robet Irawan, menariknya diliat costumer, masih
agency SPG rokok. 05/07/20). muda, body masih bagus…”
“Ya wajah yang menarik…tinggi (wawancara dengan Mia, SPG mobil
badan standar…langsing,…kulit Honda. 12/07/2020).
putih,…rambut rapi hitam…”
(wawancara dengan Mia, SPG mobil 3. Tinggi badan minimal 160 cm
Honda. 12/07/2020). Ukuran tinggi badan merupakan
Dari keterangan di atas dapat dilihat standar yang tidak dapat diabaikan bagi
bahwa citra kecantikan perempuan dengan seorang SPG. Ketentuan minimal 60 cm
berbagai variannya tersebut menjadi salah sebagai patokan untuk seorang SPG terlihat
satu faktor penopang bagi kalangan industri ideal dan menawan dimata konsumen.
dewasa ini melakukan pemasaran produk. “Dengan tinggi 160 di atas kan
Konstruksi kecantikan itu semakin nampak lebih tinggi dan seksi,
dipertegas dan terlihat dalam banyak jadikan seimbang dia, wajahnya
aktifitas periklanan dan media massa dalam mendukung dengan tinggi badannya
mempromosikan berbagai macam produk. diliatnyapun enak”(wawancara by.
Sehingga tidak mengherankan apa yang Phon dengan Mas Robet Irawan,
menjadi pemahaman sebagian masyarakat agency SPG rokok. 05/07/20).
yang menganggap bahwa cantik itu putih,
tubuh langsing dan sebagainya itu sangat “Cewekkan keliatan cantik kalau
dipengaruhi oleh kekuatan iklan maupun tinggi mas, jadi ngga gemukan gitu,
media massa dalam mengkonstruksi dipakein seragam nyambung aja…
kecantikan. (wawancara dengan Mia, SPG mobil
Honda. 12/07/2020).
2. Usia 18-24 tahun
Usia 18 – 24 tahun dianggap menjadi Kategori ukuran tinggi badan
usia produktif bekerja. Alasan tersebut perempuan sebagaimana dijelaskan di atas
diharapkan dapat bekerja untuk mengejar ternyata menjadi poin penting ketika berada
target pemasaran. Disamping itu, sebagai di tempat umum, terutama perempuan
seorang perempuan, usia 18 – 24 tahun berpostur tinggi semampai memiliki pesona
adalah usia matangnya bentuk tubuh secara tersendiri dari sudut pandang laki-laki.
proporsional dan mempesona. Kondisi ini Sebuah riset yang dilansir melalui
pada gilirannya diharapkan dapat menjadi (http://health.liputan6.com. diakses,
daya tarik bagi konsumen terhadap produk 20/10/17), menjelaskan bahwa, wanita
yang dijajakan oleh SPG. berkaki panjang terlihat lebih seksi dan pria
“Umur segitukan ideal, masih muda, lebih memilih wanita dengan kaki yang
badan masih bagus terawat, saat itu lebih panjang. Para peneliti mengukur
jugak masih semangat-semangat panjang kaki, panjang tangan, panjang paha,
kerja…” (wawancara by. Phone dan pinggul lebar pada 60 wanita,
dengan Mas Robet Irawan, agency menyesuaikan setiap pengukuran untuk
SPG rokok. 05/07/20). memperhitungkan perbedaan individu.
Untuk setiap pengukuran yang berbeda, para
peneliti memilih delapan wanita dengan kaki pemberi kerja maupun dengan perusahaan
terpendek dan terpanjang dibandingkan penyalur (Agency), melainkan dengan pola
dengan penampilan mereka. Setelah hubungan kerja harian lepas.
ditetapkan, para peneliti memilih 77 pria
yang yang paling menarik. Kesimpulan dari 5.2 Saran
penelitian tersebut, para pria ternyata bisa Adapun saran yang bisa penulis
berpikir delapan kali untuk berpikir seberapa sampaikan di dalam penelitian ini adalah
panjang atau jenjang kaki wanita. para pemangku kepentingan harus lebih
memperhatikan dan mengelurkan kebijakan
KESIMPULAN DAN SARAN terhadap para pelanggar regulasi terkait
5.1 Kesimpulan eksploitasi SPG oleh para perusahaan-
Dari hasil penelitian yang sudah perusahaan yang tidak bertangung jawab.
penulis paparkan di atas maka penelitian ini Pemerintah harus memberikan
dapat disumpulkan dengan seperti yang tindakan tegas jika ditemukan perusahaan
banyak orang ketahui, SPG merupakan yang menggunakan SPG untuk kepentingan
pramuniaga wanita yang menawarkan jasa yang lain-lain di luar dari promosi barang
pelayanan untuk melayani pelanggan. dan jasa yang ada pada suatu perusahaan.
Adapun penggunaan SPG didasari adanya
persaingan yang ketat antara produk sejenis.
REFERENSI
Katakanlah seperti produk rokok menjadi
Angipora, Marius .P., 2002, Dasar-Dasar
salah satu produk yang selalu memakai jasa
Pemasaran, Jakarta, PT. Raja
SPG, karena tingkat konsumerisme
Grafindo Persada,.
masyarakat terhadap rokok sangat tinggi
Kurniawan, A. Habibi, 2011, Analisis
maka produsen rokok pun mulai membuat
sensual marketing pada SPG
beberapa varian produk rokok untuk
terhadap keputusan pembelian
meningkatkan daya beli produk rokok
studi pada dealer resmi motor
tersebut. Keberadaan sales promotion girl
Honda PT. Lumenindo gilang
sangat membantu untuk memperkenalkan
cahaya Surabaya. (Skrifsi).
produk rokok tersebut, dengan
Universitas Islam Negeri Maulana
menggunakan sistem “jemput bola”
Malik Ibrahim Malang
mempermudah konsumen untuk mengetahui
Asplund, Knut D, 2008, Hukum Hak Asasi
produk atau varian terbaru rokok tersebut.
Manusia 2008, Yogjakarta: Pusham
Keberadaan SPG dalam kegiatan UII dan University of Oslo
promosi dapat menjadi pencipta brand Burns, N, dan Grove, S. K., 1997, The
awareness sehingga dibutuhkan Practice of Nursing Research (3rd
pembentukan citra yang positif dari produk ed.), Philadelphia, Saunders
dan keberadaan SPG itu sendiri. Basu, Swasta dan Irawan., 2008,
Sebagaimana diterangkan oleh Mas Manajemen Pemasaran Modern,
Robet Irawan selaku TL dari CV. Q&D Yogyakarta Liberty
(Agency SPG Rokok), SPG dalam kategori Brown, Ane, 2002, Human Rights And The
freelance ini berbeda dengan SPG reguler. Borders Of Suffering, Manchester:
Secara umum hubungan kerja SPG tidak Manchester University Press
bersifat kontak baik dengan perusahaan
Cowan. Jane K. (Eds), 200, Culture and Philip and Gary Armstrong, 2008., Prinsip-
Rights, Cambridge: Cambridge prinsip Pemasaran. Edisi. 12. Jilid
University Press Dine 1., Jakarta, Erlangga
Diokno, Maria Socorro I, 2004, Human Ritzer, G dan Goodman. D J, 2010, Teori
Rights Centered Development, Sosiologi : Dari Teori Sosiologi
Quezon City: The University of the Klasik Sampai Perkembangan
Philippines Press Muktahir Teori Sosiologi
Elias, Robert, 1986, The Politics of Postmodern, (Terjemahan Oleh :
Victimization,Victim, Victimology Nurhadi, Edisi ke 5), Bantul, Kreasi
and Human Rights, New York, Wacana
Oxford University Press, Inc Raharti, Mujiasih, 2001.,Manajemen
Eagleton, Terry, 2011, Why Marx Was Penjualan
Right, Connecticut: Yale University
Press dan
Erlina, Nina 2016, Islam Melindungi Pemasaran,Yogyakarta, Andi
Perempuan dari Eksploitasi. (http//: Offset
suskaonline.com/7380/2016/03 Rambat, Lupiyoadi, dan A. Hamdani, 2006.,
Cahyaningrum, Evi, 2004, Analsis Manajemen Pemasaran Jasa.
Pengaruh Sensual Advertising di Edisi. Kedua, Jakarta, Salemba
Media Televisi Terhadap Motivasi Empat
Pembelian Produk Sabun Lux. Sahetapy, J.E, 1995, Bungan Rampai
(Skrifsi). Universitas Brawijaya Viktimisasi (Kumpulan Karangan),
Malang Bandung, Eresco
Fattah, Ezzat A, 1991, Understanding Sahetapy, J.E, 1987, Viktimologi Sebuah
Criminal Victimization, Canada, Bungan Rampai, Jakarta, Pustaka
Prentue-HALL Sinar Harapan
Gosita, Arief, 2004, Masalah Korban Sayekti, 2002., Dunia Pemasaran dan
Kejahatan (Kumpulan Karangan), Keberhasilan Promosi, Jakarta,
Jakarta, Buana Ilmu Populer Salemba Empat
Kotler, Philip., 2001, Manajemen Suryajaya, Martin, 2012., Materialisme
Pemasaran : Analisis, Dialektis: Kajian tentang
Perencanaan, Implementasi, dan Marxisme dan Filsafat
Kontrol, Jakarta, PT. Prehallindo Kontemporer, Yogyakarta: Resist
Kotler, Philip., 2005, Manajamen Book
Pemasaran, Jilid 1 dan 2, Jakarta, Shimp, Terence A, J Craig Andrews, 2012.,
PT. Indeks. Kelompok Gramedia Advertising Promotion and Other.
Masdiana, Erlangga, 2001, Modul Aspects of Integrated Marketing
Viktimologi, Departemen Communications, South-West.,
Kriminologi-UI, Depok USA
Purnama, Lingga, 2002., Strategic Yin, R. 1994, Case Study Research : Design
Marketing Plan, Jakarta, PT and Methods (2nd ed), Beverly
Gramedia Pustaka Utama Hills, CA: Sage Publishing
Wei Zhou, 1998, Marxism And Human
Rights : Theroritical Perspective,
Creative Commons Attribution 3.0
Hong Kong License: Hong Kong
University.
http://health.liputan6.com/read/466360/wani
ta-sempurna-di-mata-pria-itu-yang-
seperti-ini diunduh pada tanggal 5
september 2020 pukul 13.40 WIB

You might also like