You are on page 1of 10

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

(Studi Kasus : Gardu Induk Maximangando PT. PLN Persero AP Cikokol


Tangerang)
Naskah Publikasi Jurnal

Disusun oleh :

IKHSAN TRI JANUAR

5115131450

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

(Studi Kasus : Gardu Induk Maximangando PT. PLN Persero AP Cikokol Tangerang)

Yang Diajukan Oleh :

IKHSAN TRI JANUAR

5115131450

Telah Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I

Dr. Daryanto, M.T Tanggal ...................


NIP. 196307121992031002

Dosen Pembimbing II

Aris Sunawar, M.T Tanggal ...................


NIP. 198206282009121003
EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

(Studi Kasus : Gardu Induk Maximangando PT. PLN Persero AP Cikokol Tangerang)

Ikhsan Tri Januar1, Dr. Daryanto, M.T2, Aris Sunawar, M.T3.


1
Mahasiswa Teknik Elektro, 2 Dosen Teknik Elektro UNJ, 3 Dosen Teknik Elektro UNJ
Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220, Indonesia
Email : ikhsantrijanuar@gmail.com

ABSTRACT

Ikhsan Tri Januar. RELIABILITY ANALYSIS OF 20 KV DISTRIBUTION SYSTEM (Case


Study: GI Maximangando PT.PLN Persero AP Cikokol Tangerang) Dr. Daryanto, MT, Aris
Sunawar, M.T

Currently the reliability level of a distribution system is essential to ensure continuity of the supply of
electricity to the consumer. Therefore, this study was made with the aim of calculating the reliability index of
the 20 kV GI Maximangando distribution system.
The method used is the RIA (Reliability Index Assessment) in which the index failure of each major
equipment distribution system is calculated in search of the overall system reliability index and using ETAP
12.6 software by including the parameter index of failure of each equipment. A number of case studies were
conducted to see the index of system reliability throughout the GI maximangando area.
The results show that the smallest SAIFI Reliability Index is in area 7 with the values of 0.119 and 0.196
and the largest SAIFI Reliability Index is in area 9 with values of 0.80 and 0.85. While the smallest smallest
Reliability Index SAIDI also contain diarea 7 with the value of 0.220 and 0.279 and the largest SAIDI
Reliability Index also exist in area 9 with the value of 1.303 and 1.2831. Based on the index it can be concluded
that the whole area is said to be reliable because it is still in accordance with standards owned by PLN Cikokol
in 2017 that is SAIFI 0.89 and SAIDI 1.334.

Keywords : Distribution System, SAIDI, SAIFI, RIA, ETAP 12.6 software

ABSTRAK

Ikhsan Tri Januar. ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV.(Studi Kasus : GI


Maximangando PT.PLN Persero AP Cikokol Tangerang) Dr.Daryanto, M.T, Aris Sunawar,
M.T
Saat ini tingkat keandalan dari suatu sistem distribusi sangat penting guna menjamin kontinuitas suplai
tenaga listrik kepada konsumen. Karena itu, penelitian ini dibuat dengan tujuan menghitung indeks keandalan
dari sistem distribusi 20 kV GI Maximangando.
Metode yang digunakan adalah RIA (Reliability Index Assesment) di mana indeks kegagalan dari setiap
peralatan utama sistem distribusi diperhitungkan dalam mencari indeks keandalan sistem secara menyeluruh dan
menggunakan software ETAP 12.6 dengan memasukkan parameter indeks kegagalan setiap peralatan. Sejumlah
studi kasus dilakukan guna melihat indeks keandalan sistem seluruh area di GI maximangando.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Keandalan SAIFI terkecil terdapat di area 7 dengan nilai
0.119 dan 0.196 dan Indeks Keandalan SAIFI terbesar terdapat di area 9 dengan nilai 0.80 dan 0.85. Sedangkan
Indeks Keandalan SAIDI terkecil terkecil juga terdapat diarea 7 dengan nilai 0.220 dan 0.279 dan Indeks
Keandalan SAIDI terbesar pun terdapat di area 9 dengan nilai 1.303 dan 1.2831. Berdasarkan indeks tersebut
dapat disimpulkan bahwa seluruh area dikatakan andal karena masih sesuai dengan standar yang dimiliki PLN
Cikokol pada tahun 2017 yaitu SAIFI 0.89 dan SAIDI 1.334.

Kata kunci : Sistem Distribusi, SAIDI, SAIFI, RIA, software ETAP 12.6
I. PENDAHULUAN listrik ini prosesnya melalui beberapa tahap, pertama dari
pusat pembangkit yang menghasilkan energi listrik,
PT. PLN (Persero) merupakan satu-satunya disalurkan ke jaringan transmisi (SUTET/SUTT)
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang langsung ke gardu induk. Kedua dari gardu induk, tenaga
sistem tenaga listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari listrik disalurkan ke jaringan distribusi primer (SUTM).
beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Dan terakhir melalui gardu distribusi langsung kejaringan
Distribusi. Proses penyaluran tenaga listrik melalui distribusi sekunder (SUTR), tenaga listrik disalurkan ke
jaringan transmisi dan distribusi dari pembangkit ke konsumen.
beban/konsumen tidak terpisahkan dari gardu induk.
Sistem distribusi merupakan bagian jaringan
listrik yang paling dekat dengan masyarakat. Semakin
tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat, maka semakin
tinggi pula tingkat ketergantungan pada ketersediaan
energi listrik yang memadai dan berkualitas.
Atas dasar pertimbangan tingginya tingkat
pertumbuhan kelistrikan tersebut, maka PLN tidak hanya
berusaha memenuhi permintaan daya yang meningkat,
akan tetapi juga harus memperbaiki tingkat keandalan
pelayanan. Sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah
No.17 tahun 1972, tentang Perusahaan Listrik Negara
(PLN) yang ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Gambar 1. Sistem pendistribusian tenaga listrik
Ketenagalistrikan (PKUK) di Indonesia, harus mampu
B. Jaringan Distribusi Sistem Spindel
menyediakan tenaga listrik yang bermutu dan berkualitas
Jaringan Distribusi yang digunakan oleh PT.
tinggi bagi kepentingan umum.
PLN Persero di pusat-pusat kota memiliki kerapatan
Keandalan sistem distribusi tenaga listrik merupakan
beban yang cukup tinggi. Alasan digunakannya
ukuran yang menggambarkan tingkat ketersediaan energi
sistem spindel karena membantu peningkatan
listrik dari sistem ke konsumen. Dalam sistem penyaluran
keandalan atau kontinuitas pelayanan sistem
tenaga listrik tidak menutup kemungkinan untuk terjadi
ditambah lagi dengan pengaturannya yang dapat
gangguan yang dapat mempengaruhi tingkat keandalan ,
dilakukan dari pusat kontrol yang dilengkapi dengan
terutama gangguan yang disebabkan oleh alam. Gangguan
peralatan komputer, sehingga kehandalan sistem
yang sering terjadi antara lain kawat penghantar putus,
menjadi lebih optimal.
kerusakan pada pembangkit, gangguan pada saluran
transmisi akibat petir serta gangguan hubung singkat, dan
C. Definisi dan Teori Dasar Keandalan
lainnya.
Keandalan merupakan kemungkinan
Agar dapat memberikan pelayanan yang
kelangsungan pelayanan beban dengan kualitas pelayanan
memuaskan terhadap pelanggan, maka PLN harus bekerja
listrik yang baik untuk suatu periode tertentu dengan
efektif dan efisien dalam setiap program kerjanya,
kondisi operasi yang sesuai. Dan keandalan merupakan
sehingga dapat terus berkembang di masa yang akan
salah satu syarat yang tidak boleh diabaikan dalam sistem
datang. Maka selanjutnya muncul suatu konsekuensi yang
tenaga listrik. Keandalan sistem tenaga listrik sangat
harus dijalani oleh PT. PLN guna memberikan pelayanan
tergantung pada keandalan peralatan pendukung sistem.
yang efektif dan efisien, yaitu pendataan data gangguan
harus dilakukan sebaik-baiknya, sehingga perhitungan
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks
keandalan sistem atau bagian-bagian dapat dilakukan
Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik
dengan mudah. Ada beberapa indeks yang dapat
Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik, tingkat
digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu
keandalan adalah hal yang sangat penting dalam
sistem distribusi, diantaranya yaitu SAIFI (System
menentukan kinerja sistem tersebut. Hal ini dapat dilihat
Average Interruption Frequency Index), SAIDI (System
dari sejauh mana supply tenaga listrik dilaksanakan secara
Average Interruption Duration Index), CAIDI (Customer
kontinyu dalam satu tahun ke konsumen. Beberapa faktor-
Average Interruption Duration Index). Penetapan nilai
faktor yang mempengaruhi indeks keandalan dalam suatu
SAIFI dan SAIDI sendiri tergantung PLN pusat, jadi
sistem distribusi sesuai standar antara lain :
setiap nilai SAIFI dan SAIDI yang ada di setiap area
1. Pemadaman/Interruption of Supply.
cabang memiliki ketetapan atau standar yang berbeda.
2. Keluaran/Outage.
3. Lama keluaran/Outage Duration.
II. KAJIAN PUSTAKA 4. Lama pemadaman/interruption Duration.
5. Jumlah total konsumen terlayani
A. Konsep Dasar Jaringan Distribusi 6. Periode laporan. Periode laporan diasumsikan
Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit sebagai satu tahun atau dirumuskan dengan 24
tenaga listrik ke konsumen (beban) merupakan hal jam dikali dengan 365 hari.
penting untuk dipelajari, mengingat penyaluran tenaga
E. Metode Reliability Index Assesment (RIA) λi = sustained failure rate dari komponen i
Metode Reliability Index Assesment (RIA) adalah (failure/year)
sebuah pendekatan yang digunakan untuk memprediksi Si = jumlah konsumen yang mengalami sustained
gangguan pada sistem distribusi berdasarkan topologi interruption karena kegagalan komponen i;
sistem dan data-data mengenai component reliability. n = jumlah total konsumen
m = jumlah dari komponen. (Li, 2005).
2. SAIDI (System Average Interruption Duration
Index)
Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
SAIDI=

………………………… (2.5)
dimana:
Di = durasi sustained interruption yang dialami
konsumen karena kegagalan
Gambar 2 Input dan Output dari RIA komponen
Si = jumlah konsumen yang terganggu
1. Laju Kegagalan Komponen (λ) n = jumlah total konsumen
Kegagalan komponen adalah keadaan suatu m = jumlah dari komponen. (Brown, 1997).
komponen atau sistem yang tidak dapat melaksanakan SAIFI merupakan indeks keandalan yang
fungsinya akibat satu atau beberapa kejadian yang digunakan untuk mengkarakteristikkan frekuensi
berhubungan secara langsung dengan komponen atau pemadaman rata-rata untuk tiap konsumen dalam
sistem tersebut. kurun waktu setahun pada suatu area yang
𝑵 dievaluasi.
λ=∑𝒏 gangguan / tahun….,..………….(2.1)
𝒊=𝟏 𝑻𝒊 3. CAIDI (Customer Average Interruption
Dimana : Duration Index)
λ = laju kegagalan peralatan konstan (Failure Rate) Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼
N = jumlah kegagalan selama selang waktu (Total CAIDI =
𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼
number of failure) 𝑆𝑖 . 𝑟𝑖
∑ Ti = jumlah selang waktu pengamatan atau waktu =∑𝑚
𝑖=1 …………… (2.6)
𝑛
yang dibutuhkan peralatan beroperasi selama setahun dimana:
(tahun 2017 = 8760 jam – lama terjadinya gangguan) ri = durasi sustained interruption yang dialami
2. Durasi Perbaikan Rata-rata ( r) konsumen karena kegagalan
Durasi keluaran rata-rata (r) adalah waktu rata- komponen
rata yang diperlukan oleh sistem atau pembangkit untuk Si = jumlah konsumen yang terganggu
melakukan perbaikan selama terjadinya gangguan. n = jumlah total konsumen
𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒂𝒏 (𝒋𝒂𝒎)𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 m = jumlah dari komponen. (Li, 2005).
r=
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
jam/gangguan …………………………(2.2) Tabel 3 Standar indeks keandalan SAIDI dan SAIFI
3. Durasi Gangguan Tahunan / Annual Outage
Duration (U) SAIDI SAIFI
Standar
Annual outage duration (durasi keluaran (hours/year (fault/year/
Berdasarkan
tahunan) merupakan waktu kegagalan rata-rata yang /customer) customer)
terjadi pada sistem atau peralatan yang terjadi selama SPLN no. 59 tahun
21 3.2
periode tertentu (satu tahun). 1985
𝑈𝑖=𝜆𝑖.𝑟𝑖 jam/tahun …………… (2.3)
Target PLN menuju
Dimana : WCS
Ui = Annual outage duration (jam/tahun) (World Customer
λi = Laju kegagalan pada titik tertentu (frekuensi/tahun) Service) 1.67 3
ri = waktu rata-rata perbaikan selama terjadi dan WCC
gangguan(jam) (World Class
Pada metode RIA ada indeks keandalan yang Company)
dihitung, yaitu SAIFI, SAIDI, CAIDI. SAIFI (System Target PLN
Average Interruption Frequency Index) Cikokol Tahun 1.334 0.89
Secara matematis dituliskan sebagai berikut: 2017
1. SAIFI=
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
…………..…………….(2.4) Penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) AP
dimana: Cikokol Tangerang, rentang waktu dilakukannya
penelitian pada bulan Desember-Januari 2018. Subjek
yang akan diteliti yaitu Keandalan Sistem Distribusi 20
KV dengan software ETAP 12.6 dan metode RIA
dilakukan melalui penelitian.

B. Metode dan Rancangan Penelitian


Metode yang relevan dengan tujuan penelitian
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
metode studi kasus. Jenis penelitian ini memusatkan pada
deskripsi data yang berupa kalimat-kalimat yang memiliki
arti mendalam yang berasal dari informan dan perilaku
yang di amati. Data hasil penelitian ini berupa fakta-fakta
yang ditemukan pada saat di lapangan oleh peneliti
(Sugiyono, 2016:38).

Gambar 4 Flowchart analisis menggunakan


software ETAP

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2016: 117).
Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud
adalah Gardu Induk yang ada di area cikokol yaitu Gardu
Induk Tangerang, Gardu Induk New Tangerang,Gardu
Induk Ciledug, Gardu Induk Maximangando, Gardu
Induk Cengkareng, Gardu Induk Jatake, dan Gardu
Induk Pasar Kemis. Jumlah kumparan adalah 9
buah. Nilai ini didapatkan dari besarnya jumlah magnet
pada rotor, agar keliling stator menyesuaikan keliling
rotor. Pertimbangan lain adalah agar kumparan dapat
sepenuhnya tersapu oleh fluks magnetik.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2016: 60). Variabel yang terkait dengan
penelitian ini adalah tingkat keandalan jaringan distribusi
20 KV sebagai variabel terikat karena variabel ini
merupakan hasil yang timbul sebagai akibat langsung dari
Gambar 3 Tahapan flowchart penelitian manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Sedangkan
jumlah pelanggan, waktu perbaikan, dan laju kegagalan
Adapun Flowchart Analisis menggunakan peralatan sebagai variabel bebas, karena variabel ini
software ETAP 12.6 yaitu mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat.
D. Teknik Pengumpulan Data Dengan menggunakan data gangguan yang ada pada
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam lampiran hal 97-111. Maka didapat hasil laju kegagalan
penelitian ini yaitu : dengan menggunakan rumus (2.1) dan laju kegagalan
1. Dokumentasi. dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa 1. Kabel SUTM atau SKTM
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental Data diambil berdasarkan data equipment berupa
dari seorang. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini jointing, MV cell, kabel
berupa data data yang telah dimiliki PLN berupa data N = 22 kali
jumlah pelanggan tahun 2017 GI maximangando, data Lama terjadi nya gangguan selama setahun =
panjang saluran, data single line diagram, data gangguan 45.72 jam
yang terjadi pada tahun 2017 dan data peralatan-peralatan 1 tahun = 8760 jam
di tahun 2017. ∑ Ti = 8760 jam - 45.72 jam = 8714.28 jam
2. Wawancara (interview) selama satu tahun
𝑵 𝟐𝟐
Menurut Moh. Nazir (2014:170-171) yang dimaksud λ =∑𝒏 = = 0.0025 gangguan/tahun
𝒊=𝟏 𝑻𝒊 𝟖𝟕𝟏𝟒.𝟐𝟖
dengan wawancara adalah proses memeperoleh 2. Trafo dan CB
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya Data diambil berdasarkan pemeliharaan
jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau N = 67 kali
pewawancara dengan yang ditanya atau responden Lama terjadi nya gangguan selama setahun =
dengan menggunakna alat yang dinamakan interview 126.39 jam
guide (panduan wawancara). 1 tahun = 8760 jam
∑ Ti = 8760 jam – 126.39 jam = 8633.61jam
E. Teknik Analisis Data selama satu tahun
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini 𝑵 𝟔𝟕
λ =∑𝒏 = = 0.00776 gangguan/tahun
adalah Teknik analisis data deskriptif. Menurut Sugiyono 𝒊=𝟏 𝑻𝒊 𝟖𝟔𝟑𝟑.𝟔𝟏
(2010:9) teknik analisis data deskriptif merupakan teknik
analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan 2. Perhitungan Durasi perbaikan rata-rata (r)
mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang
sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat Data diambil berdasarkan data gangguan pada
generalisasi dari hasil penelitian. Penelitian akan lampiran data gangguan. .Perhitungan ini terbagi menjadi
melakukan penarikan kesimpulan secara deskriptif beberapa area yang terdiri beberapa penyulang. Dengan
mengenai apakah seluruh area GI maximangando sudah menggunakan rumus (2.2) maka didapat :
sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh PLN AP 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒂𝒏 (𝒋𝒂𝒎)𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
Cikokol Tangerang. r= jam/gangguan
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
untuk perhitungan area 1 penyulang gurinda yaitu :
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN lama gangguan (jam) = 16.23 jam
jumlah gangguan = 11 kali
A. HASIL PENELITIAN 16.23
r= = 1.475 jam/gangguan
Secara geografis Gardu Induk Maximangando 11
letaknya berada di Jalan Palem Manis, desa Tabel 4 Perhitungan nilai r sistem area 01
Gandasari, kecamatan Jatiuwung, kabupaten Penyulang r sistem (hours / fault)
Tangerang, provinsi Banten. Ditinjau dari peralatannya
Gurinda 1.475
Gardu Induk Maximangando merupakan Gardu Induk
pasangan luar. Gardu Induk Maximangando Turbin 1.425
mempunyai tegangan kerja 150/20 kV, yaitu tegangan Cerobong 0.12
150 kV merupakan tegangan sisi primer transformator
yang diturunkan menjadi 20 kV pada sisi sekunder Arsitek 2.255
transformator untuk selanjutnya di distribusikan ke Insinyur 1.543
pelanggan melalui penyulang-penyulang yang ada di
Gardu Induk Maximangando 3. Perhitungan Nilai Indeks keandalan SAIFI
Gardu Induk Maximangando mempunyai dua buah menggunakan Metode RIA
transformator daya, yaitu Trafo I dan Trafo II, dengan Untuk mendapat nilai SAIFI pertama-tama
kapasitas masing-masing trafo 60 MVA yang yang indek kegagalan per km (sustained failures rate)
berada di wilayah kerja PT. PLN (persero) Area dikalikan dengan panjang saluran udara maupun
Cikokol. Gardu Induk Maximangando sendiri kabel bawah tanah. Hasil perhitungan indeks
memiliki 29 penyulang dengan terbagi menjadi 6 Area kegagalan komponen sustained failures rate
yaitu area 01,area 04, area 06, area 07, area 08, area terlampir dalam Lampiran hasil perhitungan dan
09. Tabel 4.10 merupakan contoh perhitungan jumlah
1. Perhitungan laju kegagalan (λ) sustained failure rate area 01.
Tabel 5 Perhitungan jumlah sustained failures rate load point yang ditinjau akan menghasilkan U pada
area 01 load point (ULP).

Tabel 7 Perhitungan SAIDI dan CAIDI per load point

Dari Tabel 7 di atas besarnya nilai SAIDI pada


Area 01 adalah 0.752560482 hours/year. Besarnya nilai
Tabel 6 Perhitungan SAIFI per load point SAIDI pada setiap load point diperoleh dari perkalian
antara durasi pemadaman pada setiap load point dalam
kurun waktu satu tahun (ULP) dengan jumlah pelanggan
load point (NLP) dibagi jumlah keseluruhan pelanggan
penyulang (N), dan besarnya nilai indeks SAIDI
penyulang merupakan penjumlahan dari total nilai SAIDI
tiap Load Point.

Contoh perhitungan SAIDI pada load point KC 177


sebagai berikut :
𝑁𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 𝑥 𝑈𝐿𝑃 𝐾𝐶 177
SAIDI LP KC 177 =
𝑁𝑗
Dimana :ULP KC 177= 0.82316 jam/tahun
𝑁𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 = 856 pelanggan
Dari tabel 6 diatas, besarnya nilai SAIFI Area 01 Nj = 15496 pelanggan
Gardu Induk Maximangando adalah 0.55596 𝑁 𝐾𝐶 177 𝑥 𝑈𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 856 𝑥 0.82316
SAIDI LP KC 177 = 𝐿𝑃 = =
gangguan/tahun. Besarnya nilai SAIFI pada setiap load 𝑁𝑗 15496
point diperoleh dari perkalian antara sustained failure 0.045471444 jam/tahun
rate(λs) dengan jumlah load point dibagi jumlah Besarnya SAIDI Area 01 = ∑ SAIDI Loadpoint =
keseluruhan konsumen penyulang dan besarnya nilai 0.752560482 jam/tahun
indeks SAIFI penyulang merupakan penjumlahan dari Sedangkan besarnya nilai indeks CAIDI pada
total nilai SAIFI tiap load point. Contoh perhitungan Area 01 adalah 1.34862336 hours/failure. Untuk
SAIFI pada load point KC 177 sebagai berikut : mengetahui nilai indeks CAIDI yaitu dengan
menjumlahkan perkalian antara durasi rata-rata
𝑁𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 𝑥 𝜆𝑠 𝐾𝐶 177
SAIFI LP KC 177 = perbaikan akibat gangguan (r_LP) dengan jumlah
𝑁𝑗
konsumen terganggu (NLP) dibagi jumlah total
Dimana : 𝜆𝑠 𝐾𝐶 177 = 0.55596 gangguan/tahun konsumen (N).
𝑁𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 = 856 pelanggan
Nj = 15496 pelanggan Contoh perhitungan CAIDI pada load point KC 177
𝑁 𝐾𝐶 177 𝑥 𝜆𝑠 𝐾𝐶 177 856 𝑥 0.55596
SAIFI LP KC 177 = 𝐿𝑃 = = sebagai berikut :
𝑁𝑗 15496
0.03071126 gangguan/tahun 𝑁𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 𝑥 𝑟_𝐿𝑃 𝐾𝐶 177
CAIDI LP KC 177 =
𝑁𝑗
4. Perhitungan Nilai Indeks keandalan SAIDI dan Dimana :ULP KC 177= 1.475 jam/tahun
CAIDI menggunakan metode RIA 𝑁𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 = 856 pelanggan
Untuk mendapat nilai SAIDI dan CAIDI maka Nj = 15496 pelanggan
harus menentukan U, karena hasil r telah didapat dari 𝑁 𝐾𝐶 177 𝑥 𝑟_𝐿𝑃 𝐾𝐶 177 856 𝑥 1.475
CAIDI LP KC 177 = 𝐿𝑃 = =
tabel 4.4 sampai 4.9. U (hours/year) merupakan hasil 𝑁𝑗 15496
perkalian antara λs (fault/year) dengan r 0.08147909 jam/gangguan
(hours/fault), yang menyatakan durasi/lama Besarnya CAIDI Area 01 = ∑ CAIDI Loadpoint =
pemadaman dalam kurun waktu setahun akibat 1.34862336 jam/gangguan
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 0.752560482 jam/tahun
gangguan pada tiap komponen sistem distribusi. CAIDI = = = 1.34862336
𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼 0.55596 gangguan/tahun
Penjumlahan U tiap komponen sistem distribusi pada
jam/gangguan
B. PEMBAHASAN Kesesuaian SAIFI
Berdasarkan penjabaran hasil penelitian yang
dilakukan pada perhitungan metode RIA dan ETAP maka 1
didapat seluruh Area, yaitu :
0.8
Tabel 8 Perhitungan nilai indeks keandalan dengan
0.6
RIA dan ETAP
Gambar 4.12 Indeks keseluruhan keandalan 0.4

0.2

0
Area 1 Area 4 Area 6 Area 7 Area 8 Area 9

SAIFI RIA
SAIFI ETAP
STANDAR PLN CIKOKOL 2017

Gambar 6 Kesesuaian SAIFI

Kesesuaian SAIDI
1.6
1.4
1.2
1
0.8
INDEKS KESELURUHAN 0.6
KEANDALAN 0.4
0.2
0
Area 1 Area 4 Area 6 Area 7 Area 8 Area 9
3
SAIDI RIA
2.5 SAIDI ETAP
2 STANDAR PLN CIKOKOL 2017

1.5
Gambar 7 Kesesuaian SAIDI
1
V. KESIMPULAN
0.5
Berdasarkan perhitungan indeks keandalan
0 menggunakan metode RIA dan running reliability ETAP
SAIFI SAIDI CAIDI SAIFI SAIDI CAIDI 12.6, berikut ini adalah kesimpulan yang didapatkan:
ETAP RIA
1. Pada perhitungan SAIFI, nilai indeks keandalan
menggunakan metode RIA maupun indeks
running reliability ETAP 12.6 didapat nilai
terendah adalah Area 7 dan tertinggi adalah Area
9. Nilai ini disebabkan karena pada area 7 GI
maximangando hanya memiliki satu penyulang
Area 1 Area 4 Area 6 Area 7 Area 8 Area 9 saja dan titik pembebanannya rendah yaitu 9 load
point, sedangkan pada area 9 GI maximangando
Gambar 5 Indeks Keseluruhan Keandalan memiliki titik pembebanan tertinggi dari area
yang lain yaitu sebanyak 62 load point. Untuk
perhitungan SAIDI, nilai indeks keandalan
menggunakan metode RIA maupun running Willis, H. Lee., (2004) : Power Distribution Planning
reliability ETAP 12.6, nilai terendah adalah Area Reference Book, Second
7 dan tertinggi adalah Area 9. Hal ini disebabkan
karena pada area 7 nilai U yang merupakan hasil
kali dari durasi perbaikan rata-rata memiliki nilai
yang mempengaruhi nilai SAIDI kecil dan juga
merupakan area dengan 1 penyulang saja,
sedangkan untuk area 9 nilai U tertinggi didapat
pada penyulang lippo 2 dan handel dan tentu saja
area ini memiliki load point yang cukup banyak
dibanding penyulang yang lain.
2. Berdasarkan hasi perhitungan nilai indeks
keandalan menggunakan metode RIA dan
running reliability ETAP 12.6, maka kesesuaian
dengan standar PLN Cikokol pada tahun 2017,
dapat dikatakan bahwa seluruh area pada Gardu
Induk Maximangando yaitu “andal”.

DAFTAR PUSTAKA

Allen Short, Thomas. 2014. Electric Power System


Distribution Handbook Second Edition. USA: CRC
Press.

Brown, Richard E., “Electric Power Distribution


Reliability Second Edition”, CRC Press Taylor &
Francis Group, United States of America, 2009.

Gaol, Saut Daniel Lumban. 2014. Analisis Sistem


keandalan distribusi 20 KV tahun 2013 (Studi kasus :
Gardu Induk Pegangsaan PLN Cempaka Putuh)
[skripsi]. Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta.

IEEE Std. 1366-2012. 2012. IEEE Guide for Electric


Power Distribution Reliability Indices. USA

Pansini, Anthony J., (1983), Electrical Distribution


Engineering, New York : Marcel Dekker, Inc.

PLN (Persero). 2010. Kriteria Disain Enjinering


Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.
Jakarta : PT PLN (Persero).

SPLN No.59 : 1985, “Keandalan Pada Sistem Distribusi


20 kV dan 6 kV”, Perusahaan Umum Listrik Negara,
Jakarta, 1985.

SPLN No.68-2 : 1986, “Tingkat Jaminan Sistem Tenaga


Listrik Bagian dua: Sistem Distribusi”, Perusahaan
Umum Listrik Negara, Jakarta, 1985.

Tanzil, F.. 2007. Evaluasi Pengaruh Peralatan Utama


Sistem Distribusi Tenaga Listrik Terhadap Keandalan
Sistem dengan Metode FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis). Studi Kasus: Sistem Distribusi Jawa
Timur Penyulang GI Waru. Surabaya: Universitas
Kristen Petra.

You might also like