You are on page 1of 6

Indonesian Nursing Scientific Journal Artikel Penelitian

DOI: 10.33221/jiiki.v9i04.355
Volume 09, Nomer 04, 2019

Efektifitas Simulasi Resusitasi Jantung Paru Terhadap Kemampuan Pe-


natalaksanaan Resusitasi Jantung Paru Anggota Brimob
Prima Dewi Kusumawati1, Adetya Wahyu Dwi Jaya2
1,2,
Stikes Mitra Husada Kediri Indonesia
Jl. Manila, No. 37, Sumberece, Tosaren, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133
Email: prima.lppmstrada@gmail.com1, Adetyawahyu@strada.ac.id2,

Abstrak Abstract
Pendahuluan: Kurangnya kemampuan Introduction: Lack of community's ability to do
masyarakat dalam melakukan pertolongan first aid to victims who experience cardiac arrest
pertama pada korban yang mengalami henti is due to the short of knowledge that is owned by
jantung disebabkan karena masih kurang the community, especially about how to perform
pengetahuan yang dimiliki masyarakat khususnya lung heart resuscitation so that the death rate due
tentang cara melakukan resuistasi jantung paru to cardiac arrest increases.
sehingga angka kematian akibat henti jantung Objective: The aim of the study was to determine
meningkat. the effectiveness of the simulation of pulmonary
Tujuan: mengetahui tingkat efektifitas simulasi resuscitation on the ability to manage pulmonary
resusitasi jantung paru terhadap kemampuan resuscitation in Brigade Mobile Members.
penatalaksanaan resusitasi jantung paru Anggota Method: The study design was pre-experimental
Brimob with a one-group pre post test approach. Respond-
Metode: desain penelitian adalah pra eksperi- ents were taken by accidental sampling technique.
mental dengan pendekatan one-group pre test post The population of all members of Brigade Mobile
test. Responden. Populasi semua anggota Brimob in Company 1 Battalion C Pioneer of Brigade Mo-
di Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda bile Unit of Regional Police East Java as many as
Jatim sebanyak 100 orang, dengan teknik acci- 100 people, a sample of 25 respondents.
dental sampling didaptkan sampel sebanyak 25 re- Result: The results showed that all Brigade Mo-
sponden. bile Members had the ability with the category of
Hasil: penelitian menunjukan seluruh Anggota less skilled in performing pulmonary resuscitation
Brimob memiliki kemampuan dengan kategori before simulating 25 (100%) Respondents, almost
kurang terampil dalam melakukan resusitasi jan- all Brigade Mobile members had the ability with
tung paru sebelum dilakukan simulasi yaitu skilled categories in performing cardiac pulmo-
sebanyak 25 (100%) responden, Hampir seluruh nary resuscitation after simulation, which was 22
Anggota Brimob memiliki kemampuan dengan (88.0%). The results of data analysis showed that
kategori terampil dalam melakukan resusitasi jan- the significance level of p-value = 0,000.
tung paru setelah dilakukan simulasi yaitu Conclusion: there was an effect on the simulation
sebanyak 22 (88,0%). Hasil analisis data menun- of Pulmonary Resuscitation on the ability to man-
jukan bahwa tingkat signifikansi nilai p = 0,000 age Pulmonary Resuscitation (RJP) of Brigade
sehingga H1 diterima. Mobile Members in Company 1 Battalion C Pio-
Kesimpulan: ada pengartuh simulasi Resusitasi neer of Brigade Mobile Unit of East Java Regional
Jantung Paru terhadap kemampuan penatalaksa- Police. The more often simulations are carried
naan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Anggota out, the more skilled is the ability of Brigade Mo-
Brimob di Kompi 1 Batalyon C Pelopor Sat- bile members to carry out basic life support, be-
brimob Polda Jatim. Ketrampilan seseorang perlu cause by providing simulations Brigade Mobile
diasah agar semakin trampil dalam melakukan members not only can hear but also see firsthand
bantuan hidup dasar bagi Anggota Brimob. the actions that can be taken when finding victims
Dengan diberikannya simulasi anggota brimob with cardiac arrest.
bukan hanya mendengar tetapi juga dapat melihat
secara langsung tindakan yang dapat dilakukan
ketika menemukan korban dengan henti jantung.
.
Kata Kunci: Simulasi, Kemampuan, Resusitasi Keywords: simulation, ability, pulmonary re-
Jantung Paru suscitation

Submited:25/08/19 Accepted: 10/12/19


Review: 04/11/19 Published:30/12/19
667
Artikel Penelitian
Prima Dewi K., et al (2019)
DOI: 10.33221/jiiki.v9i04.355

Pendahuluan Kepolisian Negara Republik Indonesia


Salah satu kondisi kegawatdaruratan atau yang sering disingkat dengan Polri dalam
yang dapat mengancam jiwa dan membutuhkan kaitannya dengan Pemerintahan adalah salah
penanganan segera adalah cardiacarrest atau satu fungsi pemerintahan negara di bidang
henti jantung.1 Kondisi kegawatdaruratan henti pemeliharaan keamanan dan ketertiban
jantung dapat terjadi dimana saja dan kapan masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
saja. Salah satu tugas petugas kesehatan adalah pengayoman, dan pelayanan kepada masyara-
menangani masalah tersebut. Walaupun begitu kat, yang bertujuan untuk mewujudkan kea-
tidak menutup kemungkinan kondisi kegawat- manan dalam negeri yang meliputi terpeli-
daruratan tersebut dapat terjadi di luar rumah haranya keamanan dan ketertiban masyarakat,
sakit atau di daerah yang sulit dijangkau oleh tertib dan tegaknya hukum, terselenggranya
petugas kesehatan sehingga peran serta petugas perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
keamanan seperti satuan brimob menjadi hal kepada masyarakat, serta terbinanya ketentra-
penting yang dibutuhkan dalam kondisi tersebut man masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
karena brimob merupakan petugas keamanan azasi manusia.5
yang selalu berada di masyarakat ketika terjadi Berdasarkan Pasal 2 Undang-undang
suatu peristiwa yang berbahaya ataupun ketika Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
terjadi suatu bencana sehingga brimob dapat Negara Republik Indonesia (selanjutnya
membantu korban yang mengalami henti disingkat UU No. 2 Tahun 2002), maka fungsi
jantung sebelum ditemukan oleh petugas kepolisian adalah salah satu fungsi
kesehatan, oleh sebab itu satuan brimob harus pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang keamanan dan ketertiban masyarakat,
cukup untuk menangani korban yang penegakan hukum, perlindungan, pengayoman,
mengalami henti jantung.2 dan pelayanan kepada masyarakat.6
Sebagian besar kejadian henti Dalam menjalankan fungsi dan perannya
jantungterjadi di luar rumah sakit. Out of brimob rentan menemui kasus kegawatdarutan
Hospital Cardiac Arrest (OHCA) merupakan yang memerlukan tindakan bantuan hidup
kejadian henti jantung mekanis yang ditandai dasar, karena ketika terjadi suatu bencana
dengan tidak adanya tandatanda sirkulasi dan brimob selalu turut ambil bagian dalam
terjadi di luar rumah sakit. Salah satu penyebab memberikan bantuan, sehingga brimob perlu
utama kematian dikalangan orang dewasa di memiliki kemampuan dalam memberikan
Amerikan Serikat adalah OHCA dengan jumlah bantuan hidup dasar. Minimnya pelatihan
kejadian mencapai sekitar 300.000 setiap tahun dalam hal kesehatan membuat anggota brimob
dan sekitar 92% orang meninggal karena enggan untuk melakukan tindakan bantuan
OHCA.3 Di Indonesia sendiri belum didapatkan hidup dasar, dan jika ada yang berani
data yang jelas mengenai jumlah prevalensi melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru
kejadian henti jantung di kehidupan seharihari (RJP) itu pun tidak sesuai dengan prosedur
atau di luar rumah sakit, namun diperkirakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Oleh sebab itu
sekitar 10.000 warga per tahun yang berarti 30 anggota brimob perlu memiliki pengetahuan
orang per hari mengalami henti jantung. dan kemampuan yang baik dalam menangani
Kejadian terbanyak dialami oleh penderita korban henti jantung sehingga dapat membantu
jantung koroner. Kematian yang disebabkan menyelamatkan nyawa korban yang mengalami
oleh penyakit jantung pembuluh darah, henti jantung.
terutama penyakit jantung koroner dan stroke Kasus henti jantung dapat terjadi
diperkirakan akan terus meningkat mencapai dimanapun, di masyarakat, di luar rumah
23,3 juta kematian pada tahun 2030(3) sakit maupun di dalam rumah sakit.
Sedangkan kejadian henti jantung di Provinsi Kemungkinan bertahan hidup pada penderita
Jawa Timur sebesar 0,09%.4 henti jantung di luar rumah sakit atau pre-

Submited:25/08/19 Accepted: 10/12/19


Review: 04/11/19 Published:30/12/19
668
Artikel Penelitian
Efektifitas Simulasi Resusitasi Jantung Paru…
DOI: 10.33221/jiiki.v9i04.355

hospital menurun 7-10% tiap menit sejak Metode


dimulainya henti jantung.7 Desain penelitian adalah pra eksperi-
Pertolongan yang tepat dalam menangani mental dengan pendekatan one-group pre test
kasus kegawatdaruratan dalam hal ini yaitu car- post test. Populasi semua anggota Brimob di
diac arrest adalah Basic Life Support atau yang Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda
dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Jatim sebanyak 100 orang Responden diambil
Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) atau dengan teknik accidental sampling.,di dapatkan
yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru sampel sebanyak 25 responden. Varibel inde-
(RJP) adalah sekumpulan intervensi yang ber- penden pemberian simulasi Resusitasi Jantung
tujuan untuk mengembalikan dan memper- Paru, variabel dependen kemampuan pe-
tahankan fungsi vital organ pada korban henti natalaksanaan Resusitasi Jantung Paru,
jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri kemudian dianalisis dengan uji statistik Wil-
dari pemberian kompresi dada dan bantuan coxon.
nafas.8 Resusitasi jantung paru (RJP) yang efek- Hasil
tif adalah dengan menggunakan kompresi dan Karakteristik Subyek
dilanjutkan dengan ventilasi.9 Komponen pent- Tabel 1. Karakteristik responden dalam
ing dalam melakukan RJP adalah kedalaman penelitian ini meliputi usia, pendidikan dan
kompresi, kecepatan kompresi, ventilasi, return kemampuan resusitasi jantung paru
of spontaneus circulation (ROSC) dan memini- sebelum dan sesudah dilakukan simulasi.
malisas interupsi.10 Hal ini sesuai dengan No Karakteristik Σn Σ%
penelitian dari fatmawati mengenai pengaruh 1 Usia (th)
edukasi Basic Life Support terhadap tingkat <25 7 28
pengetahuan mahasiswa Program Studi Ilmu 25-35 12 48
Keperawatan didapatkan hasil bahwa ada >35 6 24
pengaruh di antara keduanya.11 2 Pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara kepada 8 SMA 21 84
anggota brimob golongan I tentang tindakan Sarjana 4 16
Resusitasi Jantung Paru (RJP), didapatkan hasil 3 Kemampuan resusitasi jantung
bahwa tidak ada satupun brimob yang mengerti paru sebelum dilakukan simulasi
dan memahami tentang bantuan hidup dasar Kurang 25 100
Cukup 0 0
khsusnya tentang prosedur dari Resusitasi
Baik 0 0
Jantung Paru (RJP). Mereka mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui cara untuk 4 Kemampuan resusitasi jantung
memberikan resisitasi jantung paru, merka juga paru setelah dilakukan simulasi
mengatakan bahwa apabila menemui orang Kurang 0 0
Cukup 3 12
dengan henti jantung mereka tidak mampu
Baik 22 88
memberikan bantuan hidup dasar Resusitasi Total 25 100
Jantung Paru (RJP) karena mereka tidak
mengetahui apa yang harus dilakukan, salah
satu tindakan yang dapat mereka lakukan yaitu Berdasarkan dari tabel 1 diatas diketahui
meminta bantuan kepada petugas kesehatan bahwa dari total 25 responden yang berusia
Tujuan Penelitian ini adalah untuk 25–35 tahun yaitu sebanyak 12 responden
mengetahui tingkat Efektifitas simulasi (48%), berpendidikan SMA yaitu sebanyak 21
Resusitasi Jantung Paru terhadap kemampuan responden (84%), memiliki kemampuan
penatalaksanaan Resusitasi Jantung Paru dengan kategori kurang dalam melakukan
Anggota Brimob Di Kompi 1 Batalion C resusitasi jantung paru sebelum dilakukan
Pelopor Satbrimob POLDA Jatim. simulasi yaitu sebanyak 25 (100%)

Submited:25/08/19 Accepted: 10/12/19


Review: 04/11/19 Published:30/12/19
669
Artikel Penelitian
Prima Dewi K., et al (2019)
DOI: 10.33221/jiiki.v9i04.355

responden dan sesudah dilakukan digunakan, maka semakin banyak dan semakin
simulasi memiliki kemampuan dengan jelas pula pengertian atau pengetahuan yang
kategori baik yaitu sebanyak 22 (88%) diperoleh.13 Penelitian yang dilakukan Ikhsan
responden. Sodiq dengan judul gaya hidup dan penyakit
jantung koroner menyatakan bahwa lemak ber-
kontribusi terhadap terjadinya aterosklerosis
Tabel 2. Efektivitas simulasi RJP terhadap pada pasien dengan gangguan jantung.15
kemampuan penatalaksanaan RJP Hasil penelitian menjukan bahwa
Test Statisticsb seluruh responden dalam penelitian ini
kemampuan_sesudah - ke- memiliki kemampuan yang kurang dalam
mampuan_sebelum
melakukan Resusitasi Jantung Paru sebelum
Z -4.772a dilakukan simulasi Resusitasi Jantung Paru,
Asymp. Sig. (2- yang dimaksud dengan kemampuan kurang
.000
tailed)
dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru yaitu
a. Based on negative ranks.
responden hanya mengetahui bahwa apabila
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
menemukan korban dengan henti napas dan
henti jantung tindakan yang diberikan yaitu
Berdasarkan hasil uji statistik yang resusitasi Resusitasi Jantung Paru sedangkan
telah dilakukan diketahui bahwa nilai p = langkah-langkah dari tindakan Resusitasi
0,000 sehingga H1 diterima yang artinya ada Jantung Paru responden tidak mengetahuinya.
simulasi Resusitasi Jantung Paru (RJP) efektif Kurangnya kemampuan responden dalam
terhadap kemampuan penatalaksanaan melakukan Resusitasi Jantung Paru disebabkan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Anggota Brimob karena responden yang digunakan dalam
di Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob penelitian ini yaitu responden yang belum
Polda Jatim. pernah mengikuti pelatihan tentang Resusitasi
Jantung Paru dan responden tidak memiliki
Pembahasan latar belakang dari kesehatan, serta responden
Kemampuan Anggota Brimob hanya mendengarkan informasi tentang resusi-
Melakukan Resusitasi Jantung Paru tasi jantung paru dari media sosial seperti tele-
Sebelum Dilakukan Simulasi visi dan internet sehingga pengetahuan re-
Seluruh Anggota Brimob Di Kompi 1 sponden tentang Resusitasi Jantung Paru masih
Batalyon C Pelopor Satbrimob POLDA Jatim kurang yang menyebabkan kemampuan re-
memiliki kemampuan dengan kategori kurang sponden dalam melakukan Resusitasi Jantung
dalam melakukan resusitasi jantung paru Paru masih kurang.
sebelum dilakukan simulasi yaitu sebanyak 25
(100%) responden dari total 25 responden. Kemampuan Anggota Brimob Melakukan
Menurut International Organization for Migra- Resusitasi Jantung Paru Setelah Dilakukan
tion (IOM) simulasi adalah metode pembelaja- Simulasi
ran atau pendampingan yang memperagakkan Hampir seluruh Anggota Brimob Di
sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob
keadaan yang sesungguhnya. Metode ini POLDA Jatim memiliki kemampuan dengan
menggunakan gambaran dari suatu situasi yang kategori baik dalam melakukan resusitasi
nyata tanpa harus mengalaminya. Simulasi jantung paru setelah dilakukan simulasi yaitu
memberikan latihan dalam situasi tiruan.12 sebanyak 22 (88,0%) responden dari total 25
Menurut Mais mengatakan, bahwa responden.Penelitian ini sejalan dengan teori
tingkat kemampuan yang ada pada setiap orang yang jelaskan bahwa untuk mendorong sebuah
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilki pelayanan kesehatan publik yang berkualitas,
yang diterima atau ditangkap melalui masyarakat harus memiliki banyak informasi
pancaindera, semakin banyak pancaindera yang dan aktif terlibat di dalamnya sehingga mereka

Submited:25/08/19 Accepted: 10/12/19


Review: 04/11/19 Published:30/12/19
670
Artikel Penelitian
Efektifitas Simulasi Resusitasi Jantung Paru…
DOI: 10.33221/jiiki.v9i04.355

mampu untuk melakukan pencegahan sejak dini atau yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru
terhadap timbulnya suatu penyakit. Adapun un- (RJP) adalah sekumpulan intervensi yang ber-
tuk petugas kesehatan tetap melakukan pen- tujuan untuk mengembalikan dan memper-
dampingan dan pemantauan secara rutin pula tahankan fungsi vital organ pada korban henti
kegiatan health education tersebut.14 jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri
Hasil penelitian menunjukan hampir dari pemberian kompresi dada dan bantuan
seluruh Anggota Brimob Di Kompi 1 Batalyon nafas.8 Resusitasi jantung paru bermanfaat un-
C Pelopor Satbrimob POLDA Jatim memiliki tuk menjaga oksigenasi darah dan perfusi jarin-
kemampuan dengan kategori baik dalam gan yang bertujuan untuk memperbaiki jantung
melakukan resusitasi jantung paru setelah sehingga dapat meningkatkan kesempatan
dilakukan simulasi Resusitasi Jantung Paru. hidup pasien. Komponen penting dalam
Adapun tindakan yang disimulasikan yaitu cara melakukan RJP adalah kedalaman kompresi,
mengamankan lokasi kejadian, mengkaji re- kecepatan kompresi, ventilasi, return of sponta-
spon korban, cek nadi carotis, langkah-langkah neus circulation (ROSC) dan meminimalisas
melakukan resusitasitasi jantung paru serta cara iinterupsi.10
memberikan posisi recovery kepada korban. Berdasarkan fakta dan teori yang telah
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemam- dibahas peneliti berpendapat hasil peneliti yang
puan responden meningkat setelah dilakukan ditemukan dilapangan sejalan dengan teori
simulasi, dan berdasarkan pengamatan yang dil- yang telah dijelaskan diatas, dimana simulasi
akukan oleh peneliti sebagaian besar responden resusitasi jantung paru efektif terhadap
mampu melakukan prosedur resusitasi jantung peningkatan kemampuan anggota brimob
paru dengan baik dan benar setelah dilakukan dalam melakukan resusitasi jantung paru, hal
simulasi.16 ini disebabkan karena dengan diberikan
simulasi maka anggota brimob akan terpapar
Efektifitas Simulasi Resusitasi Jantung Paru dengan informasi mengenai resusitasi jantung
Terhadap Kemampuan Penatalaksanaan paru yang menyebabkan kemampuan anggota
Resusitasi Jantung Paru Anggota Brimob brimob dalam melakukan resusitasi jantung
Berdasarkan hasil uji statistik yang paru meningkat mejadi lebih baik karena
telah dilakukan diketahui bahwa nilai p-value anggota brimob sudah menguasai langkah-
= 0,000 sehingga H1 diterima yang artinya lngkah resusitasi jantung paru dan hal apa saja
simulasi Resusitasi Jantung Paru (RJP) efektif yang harus dilakukan ketika ingin memberikan
terhadap kemampuan penatalaksanaan pertolongan pertama pada saat menemukan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Anggota Brimob korban dengan henti jantung.
di Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob
Polda Jatim. Hasil tabulasi silang kemampuan Kesimpulan
sebelum dan sesudah simulasi menunjukan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
hampir seluruh Anggota Brimob Di Kompi 1 oleh peneliti maka didapatkan hasil usia re-
Batalyon C Pelopor Satbrimob POLDA Jatim sponden yang paling banyak berusia antara 25-
yang memiliki kemampuan dengan kategori 35 tahun dengan pendidikan SMA dengan ke-
kurang melakukan resusitasi jantung paru mampuan sebelum diberikan pengetahuan ten-
sebelum diberikan simulasi memiliki tang resusitasi adalah sangat kurang. Setelah
kemampuan dengan kategori baik sesudah dilakukan uji statistik didapatkan bahwa setelah
dilakukan simulasi yaitu sebanyak 22 (88,0%) dilakukan penelitian didapatkan kemampuan
responden dari total 25 responden. yang baik dalam pelaksanaan RJP sehingga
Pertolongan yang tepat dalam me- sesuai dengan uji statistik bivariat yang menya-
nangani kasus kegawatdaruratan dalam hal ini takan terdapat efektivitas simulasi RJP terhadap
yaitu cardiac arrest adalah Basic Life Support kemampuan penatalaksanaan RJP.
atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar
(BHD). Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) Daftar Pustaka

Submited:25/08/19 Accepted: 10/12/19


Review: 04/11/19 Published:30/12/19
671
Artikel Penelitian
Prima Dewi K., et al (2019)
DOI: 10.33221/jiiki.v9i04.355

1. Pusbankes 118. Penanggulangan Penderita 09.016


Gawat Darurat (PPGD). Edisi X. Yogyakarta: 11. Fatmawati BR, Suprayitna M, Prihatin K.
Tim Pusbankes 118 – PERSI DIY; 2013. Efektifitas Edukasi Basic Life Support dengan
2. Sartono. Buku Panduan BTCLS_Sartono. Media Audiovisual dan Praktik Terhadap
Jakarta: CV Sagung Seto; 2011. 217 p. Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan
3. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
tahun 2013. 2014; Jenjang D . III Stikes Yarsi Mataram Tahun
4. Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan 2018. 2018;7:6–12.
Dasar (Riskesdas) Indonesia. Badan Penelitian 12. Susanti Budi Pratiwi. Peran simulasi bencana
dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. terhadap kesiapsiagaan siswa kelas VII dalam
2013; menghadapi bencana banjir di SMP Negeri 1
5. Ulfah M, Soetoprawiro K, Garna YPP, Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten
Prasetyo AD. Sistem Pertanggung jawaban Sukohardjo. 2013;
hukum kepolisianNegara Republik Indonesia 13. Mais PR, Mulyadi mulyadi, Lolong J.
secara organisasional maupun personal. 2013; Pengaruh penyuluhan bahaya gunung berapi
6. Priyantoko G, Daerah K, Utara S. Penerapan terhadap kesiapsiagaan siswa SMP Kristen
diskresi kepolisian dalam penanganan unjuk Kakaskasen kota Tomohon menghadapi
rasa. 2016;I(9):109–36. bencana gunung berapi. ejoural Keperawatan
7. Robert H. Eckel. Wiley. Metabolic risk for (e-Kep). 2015;3.
cardiovascular disease edited. Blackwell 14. Kardinah, Sri Indiyastuti. Pelibatan
Publishing; 2011. Masyarakat dalam deteksi dini kanker
8. Hardisman hardisman. Gawat Darurat Medis Payudara. YAPPIKA. 2007;
Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2014. 15. Sodik, Ikhsan. "Gaya Hidup Pasien Penyakit
9. Kaliammah Ganthikumar. Indikasi dan Jantung Koroner." Jurnal Ilmiah Ilmu
Keterampilan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Keperawatan Indonesia 7.04 (2017): 332-338.
Intisari Sains Medis [Internet]. 2016;6:58–64. 16. Muniarti S, Herlina S, Test WS, Taruna K.
Available from: Pengaruh simulasi pelatihan bantuan hidup
http://intisarisainsmedis.weebly.com/ dasar (BHD)terhadap motivasi dan skill
10. Infinger AE, Vandeventer S, Studnek JR. Resusitasi Jantung Paru (RJP)pada karang
Introduction of performance coaching during taruna RW 06 Kampung Utan Kelurahan
cardiopulmonary resuscitation improves Krukut. J Keperawatan Widya Gantari
compression depth and time to defibrillation in Indones. 2019;3(2).
out-of-hospital cardiac arrest ଝ. Resuscitation
[Internet]. 2014;85(12):1752–8. Available
from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.resuscitation.2014.

Submited:25/08/19 Accepted: 10/12/19


Review: 04/11/19 Published:30/12/19
672

You might also like