Professional Documents
Culture Documents
BRAIN CENTRE
OLEH:
NIM : PO714241151033
KELAS : III.A
D.IV FISIOTERAPI
Makassar, ............................................
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga laporan kasus ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak atas maupun bawah pada salah satu sisi
anggota tubuh yang biasa dikenal dengan sebutan hemiplegia dan hemiparese.
mortalitas 18 % sampai 37% untuk stroke pertama dan sebesr 62 % untuk stroke selanjutnya.
Terdapat kira-kira 2juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai beberapa
kecacatan; dari angka ini,40% memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-
penyebab kematian di United State. Akibatstroke pada setiap tingkat umur tapi yang
Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua
di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin
penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang.( Feigin, Valery. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan
Pemulihan Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2006.).
Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 20,5 juta
jiwa di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah
meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5
juta kasus stroke di dunia.( Sutrisno, Alfred. Stroke? You Must Know Before you Get
It!. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2007. Hal: 1-13)Di Amerika Serikat,
stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama yang menyebabkan kematian.
Posisi di atasnya dipegang penyakit jantung dan kanker. Di negeri Paman Sam ini,
setiap tahun terdapat laporan 700.000 kasus stroke. Sebanyak 500.000 diantaranya
kasus serangan pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa stroke berulang.
Sebanyak 75 persen penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan
pekerjaan.(Sutrisno, Alfred. Stroke? You Must Know Before you Get It!. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2007. Hal: 1-13) Di Indonesia penyakit ini menduduki
posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke
meninggal dunia. Sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15
persen saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. Gyrus pada Hemisferium Serebri dari sisi kiri (Putz, 1997)
Gambar 3. Gyrus pada Hemisferium Serebri dari medial (Putz, 1997)
c. Ganglia Basalis
Ganglia basalis adalah massa substantia grisea yang terletak dibagian
dalam hemisferium serebri. Massa yang berwarna kelabu dalam ganglion basalis
terbagi menjadi empat bagian, yaitu nukleus kaudatus, nukleus lentiformis,
korpusamygdala dan claustrum. Nukleus kaudatus dan nukleus lentiformis
bersama fasiculus interna membentuk korpus striatum yang merupakan unsur
penting dalam sistem extrapiramidal. Fungsi dari ganglia basalis adalah pusat
koordinasi dan keseimbangan.
d. Traktus Extrapiramidalis
Traktus extrapiramidalis tersusun atas korpus striatum, globus palidus,
thalamus, substantia nigra, formation lentikularis, cerebellum dan cortex
motorik. Traktus extrapiramidalis merupakan suatu mekanisme yang tersusun dari
jalurjalurdari korteks motorik menuju Anterior Horn Cell (AHC). Fungsi utama
daritraktus extrapiramidalis berhubungan dengan gerakan yang berkaitan
pengaturansikap tubuh dan integrasi otonom. Lesi pada setiap tingkat dalam
traktusextrapiramidalis dapat menghilangkan gerakan dibawah sadar.
e. Traktus Piramidalis
Traktus piramidalis berasal dari sel-sel betz pada lapisan ke lima korteks
serebri pada girus presentralis lobus frontalis ke kapsula interna masuk ke
diencephalon diteruskan ke mesencephalon, pons varolli sampai
medullaoblongata. Di perbatasan medulla oblongata dan medulla spinalis
sebagian besar traktus ini merupakan penyilangan di dekusasio piramidalis.
Fungsi dari system pyramidalis berhubungan dengan gerakan terampil dan
motorik halus.
4. Saraf Otak
5. Saraf otonom
a. Saraf Simpatis
b. Sistem Parasimpatis
Saraf cranial otonom adalah saraf cranial 3, 7, 9, dan 10. Saraf ini
merupakan penghubung, melalui serabut – serabut parasimpatis dalam perjalanan
keluar dari otak menuju organ – organ sebagian dikendalikan oleh serabut –
serabut menuju iris. Dan dengan demikian merangsang gerakan – gerakan saraf
ke -3 yaitu saraf okulomotorik.
Saraf simpatis sacral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah
sacral. Saraf – saraf ini membentuk urat saraf pada alat – alat dalam pelvis dan
bersama saraf – saraf simpatis membentuk pleksus yang mempersarafi kolon
rectum dan kandung kemih.
Refleks miksi juga menghilang bila saraf sensorik kandung kemih
mengalami gangguan. System pengendalian ganda ( simpatis dan parasimpatis ).
Sebagian kecil organ dan kelenjar memiliki satu sumber persarafan yaitu
simpatis atau parasimpatis. Sebagian besar organ memiliki persarafan ganda
yaitu : menerima beberapa serabut dari saraf otonom sacral atau cranial. Kelenjar
organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf ( masing – masing bekerja
berlawanan ).
a. Thrombosis Cerebral
1). Atherosklerosis
b. Emboli
B. Anamnesis Khusus
Keluhan utama : Lumpuh badan sebelah kanan
Letak keluhan : Badan sebelah kanan
Riwayat penyakit : Hipertensi, diabetes tipe 2
Riwayat Mengkonsumsi obat : Ya
Rpp : Dialami sejak ± 15 hari yang lalu, secara tiba-tiba saat pasien
bangun pagi. Awalnya pasien hendak duduk dari posisi tidur, namun terjatuh
kembali ditempat tidur. Nyeri kepala saat itu ada, tepatnya sebelum kejadian
tersebut. Pasien lalu dibawah ke rumah sakit Elim Rantepao, dan diukut Tekanan
Darah 200mmHg. Kemudian pasien di rawat selama 2 hari, pasien masih dapat
berdiri dan berkomunikasi, namun hari ke-3 perawatan, pasien tampak berbicara
pelo dan seperti mengantuk sehingga pasien dirawat di ICU. Setelah 3 hari di
ICU, pasien dirujuk ke RS wahidin dengan diagnosa penurunan kesadaran
lateralisasi dextra suspeck ich. Pasien ada riwayat hipertensi dan diabetes
melistus.
C. Pemeriksaan Vital Sign
Tekanan Darah : 179/93 mmHg
Denyut Nadi : 96x/menit
Suhu : 36,2oC
D. Inspeksi/Observasi
Statis
1.Kesadaran pasien menurun dan pasien menderita afasia.
2.Pasien terpasang kateter, NGT, dan bantuan oksigen.
Dinamis
1. Pasien tidak dapat menggerakkan tungkai dan lengan sisi kanan
0 5
0 5
c. Pemeriksaan reflex
1). Reflex Patologis
Refleks Kanan Kiri
c. Edukasi
Pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami intervensi yang
diberikan dan dapat melakukan intervensi tersebut secara mandiri. Serta
memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
I. Evaluasi Fisioterapi
Setelah dilakukan intervensi beberapa hari pada pasien, kekuatan otot sudah
ada dan keadaan psikis pasien semakin membaik dan bertambah semangat untuk
latihan dan pasien sudah mulai merespon fisioterapis.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke atau cedera cerebrovaskeler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak yang menyebabkan
kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak atas maupun bawah pada salah satu sisi
anggota tubuh yang biasa dikenal dengan sebutan hemiplegia dan hemiparese.
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Muttaqin (2011) stroke
didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan peredarah
darahdiotak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik
localmaupun global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang dapat
menyebabkan kematian.
Hemiplegia adalah kerusakan pada seluruh korteks piramidalis sesisi,
menimbulkan kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) pada belahan tubuh sisi
kontralateral yang ringan sampai sedang.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang Hemiplegia dextra et cause
Non-hemoragic stroke dan dapat melakukan anamnesis dan pemeriksaan yang
sesuai. Mahasiswa juga diharapkan dapat melakukan intervensi fisioterapi serta
menentukan dosis treatment yang akan diberikan dengan mempelajari berbagai
jurnal serta referensi lain agar ilmu dapat diterapkan kepada masyarakat dan
terkhusus kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/22475411/KTI-Hemiparese-Post-Stroke-Non-Hemoragik
https://erepo.unud.ac.id/17414/3/1102106073-3-BAB%20II.pdf
http://seripayku.blogspot.co.id/2018/05/fisioterapi.html?m=1