You are on page 1of 8

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN SCABIES

(Sarcoptes scabiei varian hominis) DI PANTI ASUHAN KOTA PALEMBANG


DAN SUMBANGSIHNYA PADA MATERI ANIMALIA DI SMA/MA
KELAS X

Rika Lutfyani1)* , Jhon Riswanda2), Dini Afriansyah3)

1)*,2,)3)Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,


UIN Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No. 1A KM 3.5,
Palembang 30126, Indonesia

*E-mail: lutfyanirika@gmail.com

ABSTRACT
Scabies is a contagious disease caused by the infestation of Sarcoptes scabiei hominis variant on
the skin which is characterized by itching and skin eruptions. The cause of scabies is usually due to the
density of residents in the house, low education levels, limited clean water, and poor hygiene behavior.
Fatmawati kec. Sako and the Asy-syifa orphanage, kec. Sematang Borang has the highest scabies rate,
namely 40 cases in 2021. Based on these data, the most cases are women, students or children of
orphanages who live in the Fatmawati Kec. Sako. The purpose of this study was to determine the effect of
the physical environment which includes; temperature, humidity, and light. With the Scabies incident at
the Palembang City Orphanage.The design of this study used a cross sectional approach. By using a
purposive sampling technique sample. Samples were taken as many as 80 respondents. Assessing the
influence between the level of the physical environment (Temperature, Humidity, and Light) on the
population of the Asy-syifa and Fatmawati orphanages both measured simultaneously at one time. Based
on the bivariate analysis using the Chi-Square test, all variables had an effect on the incidence of scabies
in the Asy-syifa and Fatmawati orphanage in Palembang City, namely temperature p = 0.00 <0.05,
humidity p = 0.00 <0.05, and light p value = 0.00 <0.05. The conclusion of this study is that all variables
are risk factors for scabies. Researchers hope that all parties in the Asy-syifa and Fatmawati orphanages
to always protect the physical environment and for the orphanage administrators are expected to pay more
attention to environmental conditions. Health workers are expected to provide education about a good
environment for the Asy-syifa and Fatmawati orphanages and the procedures for conducting or
maintaining a good physical environment.

Keywords: Physical Environment, Temperature, Humidity, Light, Scabies

ABSTRAK
Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei varian hominis
pada kulit yang ditandai dengan rasa gatal dan erupsi kulit. Penyebab penyakit scabies biasanya
dikarenakan kepadatan penghuni rumah, tingkat pendidikan rendah, keterbatasan air bersih, dan perilaku
kebersihan yang buruk. Panti asuhan Fatmawati kec. Sako dan panti asuhan Asy-syifa kec. Sematang
Borang memiliki angka scabies tertinggi yaitu 40 kasus pada tahun 2021. Berdasarkan data tersebut
penderita terbanyak dialami oleh perempuan, pelajar atau anak-anak panti asuhan yang tinggal di panti
asuhan Fatmawati Kec. Sako. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Fisik
yang meliputi; suhu, kelembaban, dan cahaya. Dengan Kejadian Scabies di Panti Asuhan Kota
Palembang.Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Dengan menggunakan sampel
teknik purposive sampling. Sampel diambil sebanyak 80 responden. Menilai pengaruh antara tingkat
lingkungan fisik (Suhu, Kelembaban, dan Cahaya) pada populasi panti asuhan Asy-syifa dan Fatmawati
keduanya diukur secara bersamaan dalam satu waktu.Berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji Chi-
Square semua variabel berpengaruh terhadap kejadian scabies di panti asuhan Asy-syifa dan Fatmawati
Kota Palembang yaitu suhu nilai p = 0,00 < 0,05, kelembaban nilai p = 0,00 < 0,05, dan cahaya nilai p =
0,00 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah semua variabel merupakan faktor resiko terjadinya scabies.
Peneliti berharap kepada semua pihak yang berada di panti asuhan Asy-syifa dan Fatmawati agar selalu
menjaga lingkungan fisik dan untuk pengurus panti asuhan diharapkan lebih memperhatikan kondisi
lingkungan. Bagi petugas kesehatan diharapkan memberikan penyuluhan mengenai lingkungan yang baik
untuk panti asuhan Asy-syifa dan Fatmawati dan tata cara melakukan atau menjaga lingkungan fisik yang
baik.

Kata kunci : Lingkungan Fisik, Suhu, Kelembaban, Cahaya, Scabies


PENDAHULUAN Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa dizaman
Panti asuhan di Indonesia pada umumnya Rasulullah pernah terjadi wabah atau tha’un. “
dikaitkan dengan kesederhanaan dan Jika kalian mendengar penyakit Tha’un
kekompakan. Anak-anak setiap hari mewabah disuatu daerah, maka jangan masuk
bertemu,berkumpul, dalam waktu yang lama, kedaerah itu. Apabila kalian berada di daerah
belajar bersama. Tinggal bersama di panti tersebut, jangan hengkang (lari) dari Tha’un.”
asuhan dapat menyebabkan risiko mudah tertular
penyakit menular. Kebersihan merupakan suatu Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-
perilaku yang dianjurkan dalam kehidupan Anbiya ayat 83-84 yang menyatakan :
manusia untuk mencegah timbulnya penyakit,
karena pengaruh lingkungan serta membuat
kondisi lingkungan agar terjaga kesehatannya.
Penyakit menular yang sering ditularkan di
tempat padat penduduk antara lain diare,
penyakit cacingan, Demam Berdarah (DBD),
dan scabies atau penyakit kudis (Khusnuddin K,
2020).
Artinya :
Scabies atau kudis adalah penyakit yang
Dan (ingatlah kisah) Ayyub,
menular disebabkan oleh tungau yang disebut
ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “
Sarcoptes scabiei varian hominis. Penyakit ini
(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah
sering ditemukan di tempat-tempat dengan
ditimpa penyakit, padahan Engkau
kepadatan penduduk yang tinggi, tinggal dengan
Tuhan Yang Maha Penyayang dari
kondisi yang berkelompok secara bersama-sama
semua yang penyayang.” “Maka Kami
dengan kondisi kebersihan yang buruk dan dapat
kabulkan (doa)nya lalu Kami lenyapkan
menyerang siapa saja, dari segala umur baik
penyakit yang ada padanya dan Kami
dewasa maupun anak-anak. Penularan penyakit
kembalikan keluarganya kepadanya,
kudis dapat melalui kontak langsung dengan
dan (Kami lipat gandakan jumlah
penderita maupun kontak tidak langsung
mereka) sebagai suatu rahmat dari
(Cahyanti et all., 2020).
Kami, dan untuk menjadi peringatan
Dalam jangka waktu yang lama dapat
bagi semua yang menyembah Kami.”
memungkinkan tertular scabies (kudis), panti
(Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 83-
asuhan merupakan salah satu tempat yang
84).
memudahkan penyakit menular termasuk
penyakit scabies (kudis) dengan anak-anak yang
Berdasarkan Al Quran dan hadist
banyak dan keadaan panti asuhan yang kurang
tersebut tentang wabah penyakit jelas bisa
sehat. Hal yang harus diperhatikan agar tidak
menimpa siapa saja, penyakit yang menyerang
tertular scabies (kudis) adalah menjaga
fisik. Islam mengajarkan untuk selalu menjaga
kebersihan diri dan menjaga lingkungan dengan
kebersihan, maka akan terhindar dari penyakit.
baik (Riskika et all., 2019).
Cahaya matahari mempengaruhi
Tungau akan bergerak lambat, tidak
kelembaban ruangan, jika matahari tidak masuk
diketahui gerakannya oleh penderita serta
maka kelembaban ruangan tersebut cenderung
menggunakan gradien bau dan suhu untuk
lebih tinggi dari pada ruangan dengan cahaya
transfer patogen pada kulit ke kulit secara
matahari. Ini yang perlu kita perbaiki, terkadang
ekstensif, berkepanjangan, dan berkelanjutan
manusia selalu meremehkan hal-hal kecil
yang membuat pederita sadar ketika tubuhnya
padahal hal kecil membantu untuk
terasa gatal, perih dan pedih hal ini terjadi di
menghindarkan diri dari penyakit. Ada pengaruh
seluruh dunia, dan menyerang siapa saja dari
signifikan antara pencahayaan di suatu ruangan
segala usia. Kudis ini merupakan penyakit trofis
dengan kejadian scabies karena scabies tidak
yang terabaikan. Scabies (kudis) Sarcoptes
akan datang jika udara, suhu ruangan terlalu
scabiei varian hominis merupakan nama
panas, alat untuk mengukur cahaya yaitu
penyakit kulit pada manusia sedangkan tungau
menggunakan luxmeter. Menurut Keputusan
adalah nama hewan yang menyebabkan penyakit
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
tersebut terjadi (Kim JH et all., 2019).
829/Menkes/SK/VII/1999 standar pencahayaan
yang memenuhi syarat kesehatan berkisar antara
intensitas cahaya 60 - 120 lux tidak menyilaukan Hygiene, dan Lingkungan Fisik Terhadap
(Nurohmah, P. I. 2018). Kejadian Skabies.
Suhu merupakan faktor yang Dari beberapa penelitian tersebut
mempengaruhi populasi tungau dan berperan didapatkan perbedaan dengan penelitian yang
penting dalam menentukan kelangsungan hidup akan dilakukan ini yaitu pada penelitian Hasna
dan perkembangan tungau. Ketika suhu Ibrahim yang menggunakan kelembaban udara
meningkat maka umur perkembangan tungau dengan kelembaban 40-70%. Pada penelitian ini
berlangsung lebih singkat, suhu yang tinggi kelembaban mengikuti kepmenkes yaitu
dengan kelembaban yang rendah mengakibatkan kelembaban yang memenuhi syarat 40-60%.
tungau lebih aktif bergerak mencari tempat yang Pada penelitian Iin Indah Sari menghasilkan
sesuai untuk berkembangbiak dan mencari pencahayaan yang memenuhi syarat yaitu 70,9
makanan. Alat yang digunakan untuk mengukur lux. Pada penelitian ini pencahayaan yang
suhu yaitu menggunakan termometer. memenuhi syarat yaitu 60 lux dan tidak
Persyaratan untuk suhu ruangan menurut menyilaukan.
kepmenkes RI NO 829/MENKES/SK/VI/1999
tentang persyaratan perumahan adalah suhu Metode Penelitian
udara yang ditentukan yaitu berkisar 18º C 1. Pengolahan Sampel
sampai 30º C ( Cahyani, A 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah
Kelembaban sangat berperan penting dua panti asuhan dengan kecamatan yang
dalam pertumbuhan kuman penyakit. berbeda yaitu, Kecamatan Sako pada Panti
Kelembaban yang tinggi dapat menjadi tempat asuhan Fatmawati dengan jumlah 50 orang anak
yang disukai oleh kuman untuk pertumbuhan dan kec. Sematang Borang pada Panti asuhan
dan perkembangannya. Keadaan yang lembab Asy-syifa dengan jumlah 30 orang anak.
dapat mendukung terjadinya penularan Pengumpulan data dilakukan selama
penyakit, termasuk scabies. Gejala scabies kurang lebih 1 bulan dengan mendatangkan
terasa diwaktu malam karena tungau akan responden secara langsung di panti asuhan
membuat lubang di pori-pori kulit manusia Fatmawati dan panti asuhan Asy-syifa yang
sehingga menyebabkan penderita merasa gatal. sudah dikoordinir oleh pengasuhnya. Setelah
Kondisi fisik lingkungan yang dilakukan, yang selesai mengisi lembar observasi peneliti
berkaitan dengan keberadaan Sarcoptes scabiei mengumpulkan lembar observasi, kemudian
varian hominis yaitu kondisi suhu, memeriksa jumlah lembar observasi yang harus
kelembaban, dan cahaya yang tidak memenuhi disesuaikan dengan jumlah responden yang
syarat, alat untuk mengukur kelembaban yaitu tersedia. Pengukuran kondisi fisik lingkungan
menggunakan hygrometer. Menurut Keputusan scabies (kudis) yang ditemukan dan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor pengambilan sampel dengan alat dan bahan yang
829/Menkes/SK/VII/1999 standar kelembaban digunakan pada saat diperlukan.
ruangan adalah 40-60%. (Saleha Sungkar, Pengukuran kondisi fisik lingkungan
2016). tersebut dilakukan dengan menggunakan alat
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dan bahan seperti kamera untuk dokumentasi
akan melakukan pengaruh lingkungan fisik hewan scabies, hygrometer untuk mengukur
dengan kejadian scabies (Sarcoptes scabiei tingkat kelembaban tempat sampel temuan,
varian hominis) di panti asuhan termometer untuk mengukur suhu kondisi
Beberapa penelitian yang berkaitan dan habitat sampel temuan, luxmeter untuk
dijadikan referensi oleh penulis mengenai mengamati pencahayaan kondisi temuan dan alat
pengaruh lingkungan fisik dengan kejadian tulis untuk mencatat data hasil temuan, dan
scabies (Sarcoptes scabiei varian hominis) di kantong plastik sebagai wadah sampel diambil
panti asuhan . diantaranya adalah penelitian dari agar tetap terjaga dengan baik (jika diperlukan).
Hasna Ibadurrahmi (2016) yang berjudul Faktor-
faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Prosedur Kerja Pengukuran Suhu
Penyakit Skabies Pada Santri di Pondok Tempatkan termometer pada daerah
Pesantren Qotrun Nada Cipayung Depok yang akan diukur,Tunggu tiga sampai lima
Febuari Tahun 2016. Selanjutnya penelitian dari menit, amati skala yang tertera pada layar
Iin indah Sari (2020) yang berjudul Apakah Ada (persen untuk kelembaban dan derajat celcius
Hubungan Antara Intrapersonal, Personal untuk suhu), catat hasil pengukuran.
Prosedur Kerja Pengukuran Cahaya Tabel 4. Distribusi Frekuensi suhu di Panti
Arahkan pengukur ke cahaya Asuhan Fatmawati Kota Palembang
matarari, ukur lumen tepat dibawah sinar dengan No. Variabel Kategori Rata-
ketinggian 0,5 m dari lantai, cahaya minimal 60 (Suhu) rata
lux dan tidak menyilaukan, catat hasil 1. Kamar Tidak 31 ºC
pengukuran. Laki-laki Memenuhi
Syarat
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Kamar Memenuhi 24 ºC
Hasil Penelitian Perempuan Syarat
Penelitian ini dilakukan selama 6 hari.
pada tanggal 22 – 27 Febuari 2021. Hasil dari
penelitian yang telah dilakukan mengenai
Tabel 5. Distribusi Frekuensi kelembaban di
pengaruh lingkungan fisik dengan kejadian
Panti Asuhan Asy-syifa Kota Palembang
scabies (Sarcoptes scabiei varian hominis) di
No. Variabel Kategori Rata-
panti asuhan. Hasil penelitian yang telah
(Kelembaban) rata
dilakukan meliputi karakteristik responden dan
data khusus meliputi Suhu, Kelembaban, dan 1. Kamar Laki-laki Memenuhi 58%
Cahaya. Syarat

1. Analisis Univariat 2. Kamar Perempuan Tidak 80%


Memenuhi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penyakit Scabies Syarat
Panti Asuhan Asy-syifa Kota Palembang
Tabel 6. Distribusi Frekuensi kelembaban di
Scabies Jumlah(N) Presentase(%) Panti Asuhan Fatmawati Kota Palembang
(Variabel) No. Variabel Kategori Rata-
(Kelembaban) rata
Scabies 15 50.0 1. Kamar Laki-laki Tidak 79,33%
Tidak Scabies 15 50.0 Memenuhi
Syarat
Total 30 100.0 2. Kamar Memenuhi 58,6%
Perempuan Syarat

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyakit Scabies


Panti Asuhan Fatmawati Kota Palembang Tabel 7. Distribusi Frekuensi cahaya di Panti
Asuhan Asy-syifa Kota Palembang
Scabies Jumlah(N) Presentase(%) No. Variabel Kategori Rata-
(Variabel) (Cahaya) rata
1. Kamar Laki- Memenuhi 61 lux
Scabies 25 50.0
laki Syarat
Tidak Scabies 25 50.0
2. Kamar Tidak 45 lux
Total 50 100.0 Perempuan Memenuhi
Syarat
Tabel 3. Distribusi Frekuensi suhu di Panti
Asuhan Asy-syifa Kota Palembang
No. Variabel Kategori Rata-
(Suhu) rata
1. Kamar Memenuhi 23,6 ºC
Laki-laki Syarat

2. Kamar Tidak 31 ºC
Perempuan Memenuhi
Syarat
Tabel 8. Distribusi Frekuensi cahaya di Panti Tabel 11. Pengaruh Cahaya dengan Kejadian
Asuhan Fatmawati Kota Palembang Scabies
No. Variabel Kategori Rata-
(Cahaya) rata Cahaya
1. Kamar Laki- Tidak 57 lux
laki Memenuhi Status Scabies Memenuhi Tidak Memenuhi
Syarat Syarat Syarat
2. Kamar Memenuhi 61 lux n % n %
Perempuan Syarat
Tidak Scabies 8 23,5% 32 69,6%
Scabies 26 76,5% 14 30,4%
2. Analisis Bivariat
Total 34 100% 46 100%
Hasil Uji Chi-Square
P(value) = 0,00
Tabel 9. Pengaruh Suhu dengan Kejadian
Scabies
Pembahasan
Berdasarkan analisis univariat dan
Suhu
bivariat, variabel yang terbukti merupakan
faktor risiko terhadap kejadian penyakit scabies
Status Scabies Memenuhi Tidak Memenuhi
adalah suhu, kelembaban dan cahaya. Ketiga
Syarat Syarat
variabel tersebut memenuhi syarat dengan hasil
n % n %
p(value) 0,00 dengan demikian ada pengaruh
antara suhu, kelembaban dan cahaya terhadap
Tidak Scabies 8 23,5% 32 69,6%
kejadian scabies di panti asuhan Asy-syifa dan
Scabies 26 76,5% 14 30,4%
panti asuhan fatmawati.
Total 34 100% 46 100%
a.Suhu
Berdasarkan analisis bivariat
P(value) = 0,00
menggunakan uji Chi-square untuk
mengetahui pengaruh antara variabel suhu
dengan kejadian penyakit scabies di panti
Tabel 10. Pengaruh Kelembaban dengan
asuhan Asy-syifa dan panti asuhan
Kejadian Scabies
Fatmawati diperoleh nilai p= 0,00 < 0,05
yang diartikan bahwa ada pengaruh antara
Kelembaban
suhu terhadap kejadian penyakit scabies.
Rata-rata suhu keseluruhan pada kamar anak
Status Scabies Memenuhi Tidak Memenuhi
panti asuhan asy-syifa anak laki-laki 23,6 ºC,
Syarat Syarat
dan rata-rata suhu keseluruhan pada kamar
n % n %
anak perempuan 31 ºC. Dan anak panti
asuhan fatmawati rata-rata suhu keseluruhan
Tidak Scabies 8 23,5% 32 69,6%
pada kamar anak laki-laki 31 ºC, dan rata-
Scabies 26 76,5% 14 30,4%
rata suhu keseluruhan pada kamar anak
perempuan 24 ºC. suhu yang memenuhi
Total 34 100% 46 100%
syarat terdapat di kamar anak laki-laki untuk
panti asuhan asy-syifa dan kamar anak
P(value) = 0,00
perempuan untuk panti asuhan fatmawati.
Menurut kepmenkes Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 suhu yang
memenuhi syarat berkisar sekitar 18 ºC-30
ºC. Selain karena dukungan ventilasi dan
pencahayaan yang sebagian besar kamar
sudah sesuai, masing-masing kamar juga
dilengkapi dengan kipas angin lebih dari
satu, dan saat siang pintu lebih sering terbuka KESIMPULAN
sehingga ruangan sejuk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Gambaran
b.Kelembaban lingkungan fisik suhu di panti asuhan Asy-syifa
Berdasarkan analisis bivariat dan panti asuhan Fatmawati menyatakan bahwa
menggunakan uji Chi-square untuk sebesar 26 (76,5%) kategori memenuhi syarat
mengetahui pengaruh antara variabel dan sebesar 14 (30,4%) kategori tidak memenuhi
kelembaban dengan kejadian penyakit syarat. Gambaran lingkungan fisik kelembaban
scabies di panti asuhan Asy-syifa dan panti di panti asuhan Asy-syifa dan panti asuhan
asuhan Fatmawati diperoleh nilai p= 0,00 < Fatmawati menyatakan bahwa sebesar 26
0,05 yang diartikan bahwa ada pengaruh (76,5%) kategori memenuhi syarat dan sebesar
antara kelembaban terhadap kejadian 14 (30,4%) kategori tidak memenuhi syarat.
penyakit scabies. Rata-rata kelembaban Gambaran lingkungan fisik Cahaya di panti
keseluruhan di panti asuhan asy-syifa pada asuhan Asy-syifa dan panti asuhan Fatmawati
kamar anak laki-laki 58%, dan rata-rata menyatakan bahwa sebesar 26 (76,5%) kategori
kelembaban keseluruhan pada kamar anak memenuhi syarat dan sebesar 14 (30,4%)
perempuan 80%. Rata-rata kelembaban kategori tidak memenuhi syarat. Ada pengaruh
keseluruhan di panti asuhan fatmawati pada antara lingkungan fisik suhu di panti asuhan
kamar anak laki-laki 79,33%, dan rata-rata Asy-syifa dan panti asuhan Fatmawati. Uji
kelembaban keseluruhan pada kamar anak statistik digunakan Chi-Squre dan penentuan
perempuan 58,8%. Pada kelembaban yang Oods Ratio (OR) dengan taraf kepercayaan (CI)
memenuhi syarat terdapat di kamar anak laki- 95% dan tingkat kemaknaan 0,05, nilai p(value)
laki untuk panti asuhan asy-syifa dan kamar = 0,00 < 0,05. Ada pengaruh antara lingkungan
anak perempuan pada panti asuhan fisik kelembaban di panti asuhan Asy-syifa dan
fatmawati. Menurut kepmenkes Nomor panti asuhan Fatmawati. Uji statistik digunakan
829/Menkes/SK/VII/1999 kelembaban yang Chi-Squre dan penentuan Oods Ratio (OR)
memenuhi syarat berkisar sekitar 40-60%. dengan taraf kepercayaan (CI) 95% dan tingkat
kemaknaan 0,05, nilai p(value) = 0,00 < 0,05.
C. Cahaya Ada pengaruh antara lingkungan fisik
Berdasarkan analisis bivariat kelembaban di panti asuhan Asy-syifa dan panti
menggunakan uji Chi-square untuk asuhan Fatmawati. Uji statistik digunakan Chi-
mengetahui pengaruh antara variabel cahaya Squre dan penentuan Oods Ratio (OR) dengan
dengan kejadian penyakit scabies di panti taraf kepercayaan (CI) 95% dan tingkat
asuhan Asy-syifa dan panti asuhan kemaknaan 0,05, nilai p(value) = 0,00 < 0,05.
Fatmawati diperoleh nilai p= 0,00 < 0,05
yang diartikan bahwa ada pengaruh antara
cahaya terhadap kejadian penyakit scabies.
Rata-rata cahaya keseluruhan pada panti UCAPAN TERIMAKASIH
asuhan asy-syifa pada kamar anak laki-laki
61 lux dan rata-rata cahaya keseluruhan pada Penulis mengucapkan terimakasih
kamar anak perempuan 45 lux. Rata-rata kepada pihak Panti Asuhan Asy-syifa Kec.
cahaya keseluruhan pada panti asuhan Sematang Borang dan Panti Asuhan
fatmawati pada kamar anak laki-laki 57 lux Fatmawati Kec. Sako Kota Palembang,
dan rata-rata cahaya keseluruhan pada kamar dosen-dosen UIN Raden Fatah Palembang
anak perempuan 61 lux. Pada cahaya yang
dan berbagai pihak yang telah membantu
memenuhi syarat di panti asuhan asy-syif
terdapat pada kamar laki-laki. Pada cahaya sertan mendukung dalam pelaksanaan
yang memenuhi syarat pada panti asuhan penelitian ini.
fatmawati terdapat di kamar anak perempuan.
Menurut kepmenkes Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 cahaya yang
memenuhi syarat adalah 60 – 120 lux dan
tidak menyilaukan. Pencahayaan berkaitan
juga dengan ventilasi yang ada, yaitu sebagai
media cahaya alami masuk ke ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, A. (2017). Pengaruh Suhu terhadap


Biologi Tungau Predator Blattisocius
keegani dan Cheyletus eruditus (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).

Cahyanti, K. D., Joko, T., & Sulistiyani, S.


(2020). Factors Associated With Scabies
(Literature Study In Indonesian Islamic
Boarding Schools). International Journal of
Health, Education & Social (IJHES), 3(9),
81-96.

Khusnuddin, K., & Indarjo, S. (2020). E-Booklet


Personal Hygine terhadap Perilaku
Pencegahan Skabies Pada Santri Pondok
Pesantren. HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development), 4(3),
496-505.

Kim, J. H., & Cheong, H. K. (2019).


Epidemiologic Trends and Seasonality of
Scabies in South Korea, 2010–2017. The
Korean Journal of Parasitology, 57(4),
399.

Nurohmah, P. I. (2018). Kondisi Fisik


Lingkungan, Higiene Perorangan, Dan
Keberadaan Sarcoptes Scabiei Pada Kuku
Warga Binaan Pemasyarakatan (Wbp)
Penderita Skabies Di Blok A Lembaga
Pemasyarakatan Klas 1 Surabaya
(Doctoral Dissertation, Universitas
Airlangga).

You might also like