You are on page 1of 8

JEP | Volume 2 | Nomor 1| Mei 2018

e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol2-iss1/140

Analisis Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa Pendidikan Fisika Dalam Rangka


Mengembangkan Bahan Ajar Statistika Pendidikan Fisika Menggunakan
Model Problem Solving

Wahyuni Satria Dewi1), Renol Afrizon1)


1)
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Padang
Email: wahyunisatria@fmipa.unp.ac.id1), afrizon@fmipa.unp.ac.id1)

ABSTRACT

This research is important as a solution to the problems faced by most students in the Physics
Education Statistics course. The problem in this study is that students have not been able to solve the
statistical problems correctly, becausetheir ability in solving the statistical problems given by
lecturers in the class is low. This is also caused by abstract and difficult material to understand by
students. In addition, the source books used in lectures are only in the form of a reference books and
have not been oriented to problem-solving steps related to daily life such as educational issues. This
study aims to analyze the needs in developing teaching materials of Physics Education Statistics with
Problem Solving model. This research is an early stage of research and development using ADDIE
model in the form of analysis phase. Data collected by using questionnaire given to physics education
students listed on semester July-December 2017. Data analysis technique used in the form of
descriptive statistical analysis. The results show several things; 1) The teaching materials used by the
lecturers in the course have not been entirely appealing for the students to be reviewed independently,
2) the task that has been given by the lecturer are able to motivate the students to solve it, 3) lecturers
have provided guidance to students in solving problems, but not yet using varied method, 4) the
material presented in the lecture has not been fully understood by the students, as some of the material
is still abstract, 5) Only a small percentage of students can answer statistical problems quickly and
correctly, 6) Students have enough basic math skills, but only some students can use the statistical
formula correctly, and 7) Students who are able to correctly depict distribution and graphic curves
are sufficient. The conclusion of this study is the need of development of teaching materials Statistics
of Physics Education using problem solving model.

Keywords :Teaching Materials, Physics Education Statistics, Problem Solving


This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN membelajarkan mahasiswa untuk bertanggung


jawab mengambil keputusan yang tepat.
Pembelajaran dalam mata kuliah
Namun, kenyataannya belum ada
Statistika Pendidikan Fisika sudah selayaknya
peningkatan kemampuan yang signifikan dari
mengacu kepada tujuan pembelajaran
mahasiswa, baik dalam hal pengetahuan, sikap
berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional
dan keterampilan. Pencapaian yang diharapkan
Indonesia (KKNI) di Perguruan Tinggi. Tujuan
dalam mata kuliah Statistika Pendidikan
yang dimaksud adalah pembelajaran menuntut
Fisikaini belum sesuai dengan apa yang
mahasiswa memiliki kemampuan yang
ditemukan dalam pembelajaran. Dari hasil
memenuhi kriteria dalam aspek sikap dan tata
wawancara penulis dengan mahasiswa dapat
nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengeta
digambarkan bahwa materi perkuliahan
huan, serta tanggung jawab (Dirjendikti, 2014).
Statistika Pendidikan Fisika ini masih bersifat
Untuk memenuhi keempat kriteria ini diperlukan
abstrak, sehingga mahasiswa kesulitan dalam
proses pembelajaran yang tepat khususnya
memahami dan menerapkan pengetahuan yang
dalam mata kuliah Statistika Pendidikan Fisika,
sudah dipelajari untuk menyelesaikan permasa
yaitu pembelajaran yang bermakna bagi
lahan-permasalahan statistik yang ada.
mahasiswa, menghasilkan perubahan sikap ke
Keberadaan bahan ajar sangatlah penting
arah yang lebih baik, mampu mengasah
di dalam membangun pemahaman, karena
kemampuan menyelesaikan permasalahan dan

93
Wahyuni Satria Dewi, Renol Afrizon 94

melalui bahan ajar mahasiswa dapat memahami untuk menghilangkan perbedaan atau
kembali materi perkuliahan yang diberikan ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang
dosen. Namun kenyataannya belum ada bahan diperoleh dengan yang diinginkan (Pranata,
ajar Statistika Pendidikan Fisika yang mudah 2005 : 3). Senada dengan pendapat tersebut,
dipahami dan relevan dengan kemampuan yang Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem
ingin mereka capai. Selain memperoleh materi solving merupakan sebuah cara yang digunakan
Statistika Pendidikan Fisika dari penjelasan dalam penyelesaian masalah, dimana cirinya
dosen di kelas, mahasiswa hanya menggunakan adalah penekanan pada solusi penyelesaian
bahan ajar berupa buku paket. Menurut mereka masalah secara bernalar.
buku paket yang tersedia memuat materi Langkah-langkah Pembelajaran Problem
statistik yang masih abstrak dan sulit dipahami. Solving menurut Polya (1973:5-6) adalah:
Selain itu contoh-contoh permasalahan serta 1. Understand The Problem (memahami
tugas yang tersedia dalam buku paket belum masalahnya). Pada tahap ini mahasiswa
sesuai dengan bidang pendidikan. Jadi, bahan meyakinkan diri bahwa masalah sudah
ajar yang digunakan mahasiswa belum dapat dipahami dengan baik, dengan cara membaca
membantu mahasiswa untuk memahami statistik masalah secara berulang. Dengan cara
dengan baik dan benar. membaca berulang kali mahasiswa dapat
Berdasarkan wawancara dan observasi memahami hal-hal berikut, yaitu apa yang
yang telah dilakukan, permasalahan lain yang dipahami dan apa yang tidak dipahami,
juga sangat penting diperhatikan di dalam bagaimana keterkaitan antara yang dipahami
perkuliahan Statistika Pendidikan Fisika ini dan apa yang tidak dipahami tersebut.
adalah kemampuan mahasiswa dalam menye 2. Make a Plan (menyusun rencana penyele
lesaikan masalah yang masih sangat rendah. Hal saian masalah). Pada tahap ini mahasiswa
ini bisa dilihat dari rendahnya kemampuan diarahkan untuk dapat mengidentifikasi
mahasiswa dalam menganalisis dan masalah dengan baik, selanjutnya mencari
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah
dosen. Pada umumnya mahasiswa kesulitan tersebut.
dalam melakukan analisis yang tepat terhadap 3. Carry Out Our Plan (menjalankan rencana
permasalahan-permasalahan statistik yang di penyelesaian itu). Langkah yang ketiga,
munculkan dalam tugas terstruktur, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan masalah
tugas terstruktur tersebut belum mampu dengan menemukan contoh fenomena di
membantu mahasiswa dalam memahami materi kehidupan sehari-hari, mendapatkan infor
dan mengaplikasikannya. masi dari buku, dan melakukan tanya jawab
Solusi untuk mengatasi permasalahan- dengan dosen. Mahasiswa harus memeriksa
permasalahan tersebut adalah mengembangkan tiap langkah dalam rencana dan menulis
suatu bahan ajar Statistika Pendidikan Fisika kannya secara detail untuk memastikan
yang di dalamnya memuat konsep-konsep fisika bahwa tiap langkah sudah benar.
yang mudah dipahami, menarik untuk dipelajari 4. Look Back At The Completed Solution
dan sesuai dengan kemampuan berfikir (memeriksa kembali penyelesaian yang telah
mahasiswa. Bahan ajar yang akan dikembang dilaksanakan), terakhir mahasiswa mengu
kan memuat langkah-langkah pembe-lajaran lang kembali atau memeriksa jawaban yang
menggunakan model problem solving, karena telah dikerjakan, setiap jawaban ditinjau
model pembelajaran iniakan dapat meningkat ulang apakah solusi yang diguna kan
kan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan sudah tepat. Kemudian mahasiswa bersama
masalah dengan proses yang tepat. dosen dapat menyimpulkan tentang penyele
Bahan ajar yang dikembangkan saian masalah tersebut. Langkah akhir
mempunyai karakteristik yang relevan dengan mahasiswa mempresentasikan hasil di depan
cara belajar mahasiswa, memuat konsep, prinsip kelas.
dan aplikasi konsep secara berimbang. Bahan Dengan langkah-langkah pemecahan
ajar ini juga akanmemuat tugas-tugas terstruktur masalah oleh Polya ini, diharapkan peserta didik
yang bisa dikerjakan mahasiswa untuk latihan dapat lebih terstruktur dan teliti dalam
pemecahan masalah. memecahkan masalah dalam perkuliahan
Problem solving merupakan suatu Statistika Pendidikan Fisika.
langkah yang dilakukan dalam pembelajaran

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100


(Analisis Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa Pendidikan Fisika……..) 95

Selanjutnya, langkah-langkah yang ditem menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan
puh dalam menerapkan model pembela jaran kebutuhan mahasiswa dalam perkuliahan
problem solving ini menurut Abdul Majid Statistika Pendidikan Fisika. Namun, sebelum
(2009:142-143) adalah: memasuki tahap perancangan dan pengem
1. Terdapat permasalahan atau persoalan yang bangan bahan ajar Statistika Pendidikan Fisika
jelas untuk diselesaikan. Masalah ini harus menggunakan model problem solving, perlu
berasal dari mahasiswa sesuai dengan tingkat adanya analisis yang mendalam terhadap kondisi
berfikirnya. awal perkuliahan Statistika Pendidikan Fisika.
2. Aktif menemukan data atau informasi- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
informasi untuk memecahkan masalah secara jelas kondisi perkuliahanStatistika
tersebut, contohnya melalui kegiatan mem Pendidikan Fisika yang berlangsung saat ini.
baca sumber-sumber yang relevan, menga Analisis ini meliputi tinjauan terhadap bahan
mati keadaan lingkungan sekitar, bertanya ajar yang telah digunakan dosen dan bahan ajar
kepada teman atau dosen, berdiskusi dalam lain yang tersedia sebagai sumber belajar.
kelompok kecil, dan lain-lain. Analisis ini memberi gambaran tentang bahan
3. Menentukan solusi sementara dari masalah ajar seperti apa yang dapat menunjang
tersebut. Solusi sementara ini didasarkan pemahaman mahasiswa di dalam perkuliahan
pada data-data yang sudah didapatkan. sehingga kemampuan pemecahan masalah
4. Menguji kebenaran solusi sementara meningkat. Selain itu analisis terhadap kondisi
tersebut. Pada langkah ini mahasiswa harus awal ini juga bertujuan untuk melakukan
mampu memecahkan masalah dengan tepat tinjauan terhadap tugas-tugas yang diberikan
dan meyakini diri dan orang lain bahwa dosen, analisis terhadap materi perkuliahan,
solusi tersebut memang cocok untuk analisis terhadap pelaksanaan perkuliahan, dan
menyelesaikan masalah. analisis karakteristik mahasiswa.
5. Mengambil kesimpulan. Pada tahapan ini Menurut Molenda (2003), tahapan
mahasiswa harus sampai kepada kesimpulan analisis kondisi awal ini merupakan langkah
terakhir tentang solusi dari permasalahan. awal dari lima langkah model pengembangan
Karakteristik khusus model pemecahan bahan ajar yang digunakan. Lima langkah
masalah menurut Sumardyono (2010:8) : tersebut adalah analisis, design, pengembangan,
1. Adanya interaksi antar peserta didik dan dan implementasi. Pengembangan bahan ajar
interaksi antara pendidik dan peserta didik. diawali dengan langkah analisis terhadap
2. Adanya dialog matematis antar peserta didik. permasalahan perkuliahan Statistika Pendidikan
3. Pendidik menyediakan informasi yang Fisika, termasuk bagaimana permasalahan bahan
banyak mengenai masalah, dan peserta didik ajar yang sudah ada sebelumnya. Permasalahan
mengklarifikasi, menginterprestasi, dan men muncul karena bahan ajar yang sudah ada
coba penyelesaiannya. sekarang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
4. Pendidik menerima jawaban “ya” atau dan karakteristik mahasiswa, lingkungan belajar
“tidak” dan bukan untuk mengevaluasi. mahasiswa, teknologi yang berkembang, dan
5. Pendidik membimbing, melatih dan menanya kemutakhiran materi perkuliahan.Informasi
kan dengan pertanyaan-pertanyaan berwawa yang diperoleh dari hasil analisis akan dijadikan
san dan berbagi dalam proses pemecahan dasar dalam mengembangkan bahan ajar
masalah. Statistika Pendidikan Fisika menggunakan
6. Sebaiknya pendidik mengetahui kapan model pembelajaran problem solving untuk
campur tangan dan kapan mundur meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
membiarkan peserta didik menggunakan pemecahan masalah.
caranya sendiri.
7. Karakteristik lanjutan adalah bahwa METODE PENELITIAN
pendekatan problem solving dapat Penelitian ini termasuk ke dalam
menggiatkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (research and the
generalisasi aturan dan konsep, sebuah development). Sukmadinata (2009) menyebut
proses sentral dalam matematis. kan bahwa, “Penelitian dan pengembangan
Bahan ajar yang dikembangkan dengan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mempertimbangkan karakteristik khusus dari mengembangkan suatu produk baru atau
model problem solving ini diharapkan dapat menyempurnakan produk yang telah ada yang

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100


Wahyuni Satria Dewi, Renol Afrizon 96

dapat dipertanggung jawabkan”. Penelitian ini


menggunakan model penelitian dan pengem
bangan berupa model ADDIE.
ADDIE adalah singkatan dari lima
tahapan yaitu; Analysis, Design, Development
or Production, Implementation or Delivery and
Evaluations yang dikembangkan oleh Dick
and Carry (1996). Model ADDIE terdiri atas 5
langkah atau tahapan kegiatan, yaitu : analisis,
rancangan, pengembangan, implementasi, dan
evaluasi. Skema rancangan ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 2. Diagram Prosedur Pengembangan


Bahan Ajar Statistika Pendidikan
Fisika Menggunakan Model Problem
Solving (dimodifikasi dari Trianto,
2012: 94)
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa
analisis yang dilakukan mencakup kurikulum,
mahasiswa dan konsep/materi perkuliahan.
1. Analisis kurikulum
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan
kurikulum Pendidikan Fisika, sehingga
Gambar 1. Skema Pengembangan Model didapatkan gambaran perencanaan proses
ADDIE ( Molenda, 2003). pembelajaran, pelaksanaan proses pembela
Penelitian ini merupakan penelitian tahap jaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
awal dari rangkaian penelitian dan pengem pengawasan proses pembelajaran. Dari hasil
bangan bahan ajar statistika pendidikan fisika analisis ini diperoleh informasi mengenai
menggunakan model problem solving. Tahap bahan ajar yang bagaimana yang cocok untuk
awal yang dimaksud adalah tahap analisis. Pada memenuhi tuntutan kurikulum untuk mata
tahap ini dilakukan penelitian pendahuluan kuliah Statistika Pendidikan Fisika.
untuk melihat gambaran kondisi awal 2. Analisis Mahasiswa
perkuliahan Statistika Pendidikan Fisika Analisis mahasiswa bertujuan untuk
sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengem melakukan telaah terhadap karakteristik
bangan bahan ajar statistika pendidikan fisika. mahasiswa seperti motivasi terhadap
Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada prosedur perkuliahan Statistika Pendidikan Fisika dan
pengembangan bahan ajar Statistika Pendidikan bahan ajar seperti apa yang sangat dibutuh
Fisika menggunakan model problem solving kan oleh mahasiswa. Analisis mahasiswa ini
yang tertera pada Gambar 2. akan berpengaruh terhadap proses pemilihan
dan perancangan pengembangan bahan ajar
perkuliahan yang akan dilaksanakan agar
bahan ajar yang dihasilkan sesuai dengan
karakteristik mahasiswa.

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100


(Analisis Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa Pendidikan Fisika……..) 97

3. Analisis Konsep
Analisis materi perkuliahan bertujuan untuk
mengidentifikasi, merinci, dan menyusun
secara sistematis konsep-konsep utama dari
materi Statistika Pendidikan Fisika yang
dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar,
sehingga tergambar bahan ajar yang
bagaimana yang sesuai untuk perkuliahan
Statistika Pendidikan Fisika.

Penelitian ini dilakukan di kampus


FMIPA UNP dengan sampel mahasiswa Gambar 3. Hasil Analisis bahan Ajar
pendidikan fisika angkatan 2017 yang telah
terdaftar pada mata kuliah Statistika Pendidikan Berdasarkan Gambar 3, bahan ajar yang
Fisika Semester Juli-Desember 2017. Instrumen digunakan dosen di dalam perkuliahan belum
penelitian yang dikembangkan untuk sepenuhnya menarik bagi mahasiswa untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dipelajari kembali secara mandiri, hal ini terlihat
instrumen dalam bentuk angket tertutup pada dari persentase yang diperoleh sekitar 70%.
kondisi awal selama perkuliahan Statistika Masih terdapat 30% mahasiswa yang merasakan
Pendidikan Fisika. Skala penilaian yang bahwa bahan ajar yang ada kurang menarik
digunakan terhadap item angket adalah skala untuk dipelajari. Kemudian dari data yang
Guttman. Sugiyono (2017:96) menyatakan diperoleh informasi bahwabahan ajar yang
bahwa penelitian menggunakan skala Guttman digunakan didominasi oleh buku teks sebesar
digunakan untuk mendapatkan jawaban yang 69,44%, sedangkan bahan ajar berupa modul
tepat mengenai sebuah permasalahan. memiliki persentase kurang dari 30%.
Teknik analisis data yang digunakan b. Hasil Analisis Tugas
adalah teknik analisis statistik deskriptif. Hasil analisis terhadap tugas yang
statistik deskriptif adalah statistik yang diberikan dosen terdapat pada Gambar 4.
digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum (Sugiyono: 2017:147).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh berdasarkan
analisis terkait angket perkuliahan Statistika
Pendidikan Fisika pada akhir perkuliahan
semester Juli-Desember 2017 kepada mahasiswa
yang mengambil matakuliah tersebut sebanyak
144 orang mahasiswa. Hasil penelitian ini berisi Gambar 4. Hasil Analisis Tugas
tentang hasil analisis kebutuhan yang terdiri dari
Dari Gambar 4 di atas terlihat bahwa 90,28%
analisis jenis dan bentuk bahan ajar yang di
mahasiswa menyatakan bahwa tugas yang
gunakan, pelaksanaan tugas perkuliahan,
diberikan dosen sudah memotivasi mahasiswa
pemahaman mahasiswa terhadap materi,
untuk menyelesaikannya. Kemudian tugas
pelaksanaan perkuliahan, dan karakteristik
tersebut sudah dibahas kembali oleh dosen dan
mahasiswa.
mahasiswa di kelas, tugas sudah bisa membantu
mahasiswa dalam memahami materi perku
a. Hasil Analisis Bahan Ajar
liahan. Tugas yang diberikan berupa tugas
Hasil analisis terhadap bahan ajar yang
terstruktur dan telah diberikan secara rutin
digunakan oleh dosen tersaji seperti pada
kepada mahasiswa.
Gambar 3.

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100


Wahyuni Satria Dewi, Renol Afrizon 98

c. Hasil Analisis Materi Perkuliahan belum begitu bervariasi. Hal ini dikarenakan
Hasil analisis terhadap materi perkuliahan pemberian bahan ajar dalam perkuliahan belum
terlihat pada Gambar 5. optimal.
e. Hasil Analisis Karakteristik Mahasiswa
Analisis terhadap karateristik mahasiswa
juga perlu dilakukan untuk mendapatkan
gambaran tentang potensi dan kendala yag
dihadapi mahasiswa selama perkuliahan. Hasil
analisis terhadap karakteristik mahasiswa yang
mengikuti perkuliahan Statistika Pendidikan
Fisika ditunjukkan oleh Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan tiga kelompok hasil
analisis. Hasil analisis pertama menunjukkan
bahwa 97,22% mampu mengerjakan tugas
Gambar 5. Hasil Analisis Materi Perkuliahan apabila sudah diberikan contoh soal oleh dosen.
83,33% mahasiswa senang mempelajari
Gambar 5 menjelaskan bahwa materi yang Statistika Pendidikan Fisika. 97,92% mahasiswa
disampaikan oleh dosen sudah sesuai dengan senang apabila dapat menyelesaikan perma
target yang ada pada RPS dengan persentase salahan yang diberikan. 54,86% mahasiswa aktif
97,22% dan sudah disajikan secara runtut dari bertanya jika ada materi yang belum dipahami.
yang sederhana sampai yang kompleks. Namun 64,58% mahasiswa memiliki ide atau gagasan
materi yang disajikan dalam perkuliahan masih dalam memecahkan masalah yang diberikan
dalam kategori cukup bisa dipahami oleh sehingga berdampak pada pemberian contoh
permasalahan yang relevan dengan materi
mahasiswa dengan persentase 77,08%, karena
perkuliahan cukup optimal. 31,94% mahasiswa
beberapa materi masih bersifat abstrak. dapat menjawab persoalan statistik dengan cepat
d. Hasil Analisis Pelaksanaan Perkuliahan dan benar. Hal ini berdampak mahasiswa merasa
Hasil analisis terhadap pelaksanaan cemas dalam menghadapi ujian statistika
perkuliahan tersaji seperti pada Gambar 6. pendidikan fisika.
Hasil analisis kedua terlihat bahwa lebih
dari 76% mahasiswa melakukan kesalahan
dalam memahami simbol-simbol sehingga
berdampak pada kesulitan mahasiswa dalam
memahami rumus-rumus statistik. 79,17% maha
siswa sering melakukan kesalahan dalam
menggunakan rumus-rumus statistik sehingga
memberi dampak bahwa hanya 50% mahasiswa
yang dapat memahami rumus statistik dengan
baik. Meskipun, 70.14% mahasiswa telah
memiliki kemampuan dasar matematika yang
baik.
Hasil analisis ketiga menunjukkan bahwa
75,69% mahasiswa mampu menggu nakan tabel
Gambar 6. Hasil Analisis Pelaksanaan statistik dengan mudah dan benar. Tetapi, hanya
Perkuliahan 54% mahasiswa yang mampu menggambarkan
kurva distribusi dan grafik dengan benar dan
Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa dosen
mudah. Hal ini memberi dampak pada kemam
sudah optimal memberikan bimbingan terhadap puan mahasiswa dalam mengambil keputusan
mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan. dalam pengujian hipotesis secara mudah belum
Penggunaan berbagai referensi di dalam penye optimal. Meskipun, 82,64% mahasiswa telah
lesaian permalahan juga telah dianjurkan oleh mampu mengambil kesimpulan dari hasil
dosen. Namun yang menjadi permasalahan analisis data yang telah dilakukan.
adalah metode yang digunakan oleh dosen

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100


(Analisis Kondisi Awal Perkuliahan Mahasiswa Pendidikan Fisika……..) 99

Tabel 1. Hasil Analisis Karakteristik Mahasiswa 2. Pembahasan


Jawaban Hasil penelitian menggambarkan analisis
No. Pernyataan Responden kebutuhan perancangan bahan ajar meng
(%)
gunakan model problem solving dengan
1. Sumber belajar yang digunakan buku
85,42 indikator: 1) analisis kurikulum berisi analisis
teks, artikel, internet dan sumber lainnya
2. Mampu menjelaskan kembali materi terhadap bahan ajar, tugas dan pelaksanaan
69,44
yang sudah dipelajari perkuliahan; 2) analisis karakteristik mahasiswa;
3. Mempelajari Statistika Pendidikan 3) analisis konsep yang bekaitan dengan analisis
63,19
Fisika di rumah ketika akan ujian saja
materi perkuliahan. Analisis kebutuhan sangat
4. Mempelajari Statistika Pendidikan
Fisika hanya dari penjelasan dosen
54,86 penting dilakukan sebelum merancang bahan
5. Mampu mengerjakan tugas apabila ajar perkuliahan.
97,22
sudah diberikan contoh oleh dosen Analisis kurikulum memberi gambaran
6. Senang mempelajari Statistika hasil dari beberapa indikator yang dimiliki.
Pendidikan Fisika sehingga tertarik 83,33 Bahan ajar yang digunakan dosen di dalam
untuk mempelajari materi berikutnya
7. Bersemangat mengikuti perkuliahan perkuliahan belum sepenuhnya menarik bagi
86,81 mahasiswa untuk dipelajari kembali secara
meskipun tidak mengerti dengan materi
8. Aktif bertanya jika ada materi yang
54,86
mandiri. Bahan ajar yang tersedia hanya berupa
belum dipahami buku teks. Sehingga perlu dikembangkan bahan
9. Mampu mengkoreksi jawaban yang ajar yang sesuai dengan learning outcome pada
72,92
telah ditampilkan teman di depan kelas
10 Memiliki ide atau gagasan dalam
RPS.
64,58 Selain itu, analisis terhadap tugas terlihat
memecahkan masalah yang diberikan
11 Mampu membuat jawaban sementara bahwa tugas yang sudah diberikan dosen sudah
83,33
terhadap permasalahan yang diberikan mampu memotivasi mahasiswa untuk menye
12 Mampu memberikan contoh lesaikannya. Kemudian tugas yang sudah
permasalahan yang relevan dengan 63,89
materi yang diajarkan diberikan sudah dibahas kembali di kelas, sudah
13 Merasa senang apabila dapat menyele cukup jelas dan sesuai dengan kemampuan
97,92
saikan permasalahan yang diberikan berfikir mahasiswa. Tugas berupa tugas
14 Menjawab persoalan statistik dengan terstruktur dan telah diberikan secara rutin
31,94
cepat dan benar kepada mahasiswa. Oleh sebab itu tugas tugas
15 Merasa cemas dalam menghadapi
ujian Statistika Pendidikan Fisika
76,39 yang sudah memotivasi mahasiswa sebaiknya
16 Memiliki kemampuan dasar perlu dipadukan dengan bahan ajar yang akan
matematika yang baik ketika 70,14 dikembangkan.
mengikuti perkuliahan Analisis terhadap pelaksanaan perku
17 Sering melakukan kesalahan dalam liahan sebagi bagian dari analisis kurikulum
76,39
memahami simbol-simbol
18 Sulit mengingat rumus-rumus statistik
memberi gambaran bahwa pemberian
89,58 bimbingan terhadap mahasiswa dalam menye
yang akan digunakan
19 Sering melakukan kesalahan dalam lesaikan persoalan. Namun yang menjadi
79,17
menggunakan rumus-rumus statistik permasalahan adalah metode yang digunakan
20 Memahami rumus statistik dengan baik 50,00 oleh dosen belum begitu bervariasi. Hal ini
21 Menggunakan rumus statistik yang
71,53 dikarenakan pemberian bahan ajar dalam
sesuai untuk menyelesaikan persoalan
22 Melakukan analisis terhadap soal-soal perkuliahan belum optimal. Agar metode yang
statistik untuk menentukan 87,50 digunakan dosen bervariasi, maka perlu
parameter/statistik digunakan suatu model pembelajaran yang
23 Mampu menggunakan tabel statistik sesuai dengan aktivitas mahasiswa.
75,69
dengan mudah dan benar
Analisis terhadap konsep berkaitan
24 Mampu menggambarkan kurva
54,86 dengan materi perkuliahan Statistika Pendidikan
distribusi dan grafik dengan mudah
25 Mampu menggambarkan kurva Fisika, dimana hasilnya menunjukkan bahwa
54,17
distribusi dan grafik dengan benar materi yang disajikan di perkuliahan cukup bisa
26 Mampu merumuskan hipotesis dipahami oleh mahasiswa, karena beberapa
dengan benar berdasarkan 75,69
materi masih bersifat abstrak. Untuk mengatasi
permasalahan yang diberikan
27 Mampu mengambil keputusan dalam permasalahan materi yang masih abstrak
68,75 tersebut, perlu disajikan permasalahan-
pengujian hipotesis dengan mudah
28 Mampu mengambil kesimpulan
82,64
permasalahan nyata di bidang pendidikan dlam
terhadap analisis data perkuliahan dan dalam bahan ajar.

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100


Wahyuni Satria Dewi, Renol Afrizon 100

Analisis terhadap karakteristik mahasiswa dapat menjawab persoalan statistik dengan cepat
memberikan tiga indikator. Pertama, hanya dan benar, 6) mahasiswa yang telah memiliki
sebagian kecil mahasiswa dapat menjawab kemampuan dasar matematika yang baik cukup
persoalan statistik dengan cepat dan benar. banyak, namun hanya sebagian mahasiswa saja
Akibatnya mahasiswa merasa cemas menjawab menggunakan rumus-rumus statistik, dan 7)
persoalan dalam ujian statistika pendidikan mahasiswa yang mampu menggambarkan kurva
fisika. Kedua, mahasiswa yang telah memiliki distribusi dan grafik dengan benar dan mudah
kemampuan dasar matematika yang baik cukup sudah cukup.
banyak, namun hanya sebagian mahasiswa saja
menggunakan rumus-rumus statistik. Ketiga, DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa yang mampu menggambarkan kurva Abdul Majid. 2009. Perencanaan
distribusi dan grafik dengan benar dan mudah Pembelajaran, Mengembangkan Standar
sudah cukup. Inilah yang memberikan dampak Kompetensi Guru. Bandung : PT.
pada kemampuan mahasiswa dalam mengambil Rosdakarya Offset.
keputusan terhadap permasalahan yang belum Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
optimal. Pengembangan Bahan Ajar dan Media.
Statistik sebagai bagian dari matematika Jakarta: Departemen Pendidikan
dijadikan alat dalam memecahkan masalah Nasional.
dalam kehidupansehari-hari. Hal ini sejalan Dick. W, Carey. L. Carey. J.O. 1996. The
dengan pendapat Taplin (2007) yang Systematic Design of Instruction.
menyatakan bahwa matematika sebagai “alat” Addison-Wesley Educational Publisher
untuk meningkatkan pengetahuan statistik dan Inc.
membantu memahami masalah sehari-hari. Jadi, Dirjendikti. 2014. Panduan Penyusunan
perlu diterapkan model problem solving di Capaian Pembelajaran Lulusan Program
dalam perkuliahan dan bahan ajar Statistika Studi. Jakarta: Permendikbud.
Pendidikan Fisika. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Adapun kelebihan model problem solving Jakarta: PT.Grafindo.
menurut Polya (1973:30) adalah: 1) dapat Molenda, M. 2003. In Search of the Elusive
membuat peserta didik menjadi lebih ADDIE Model. Indiana University.
menghayati kehidupan sehari-hari; 2) dapat [Online].http://www.comp.dit.ie/dgordon/
melatih dan membiasakan para peserta didik Courses/ILT/ILT0004/InSearchofElusive
untuk menghadapi dan memecahkan masalah ADDIE.pdf . Diakses 26 Februari 2018.
secara terampil; 3) dapat mengembangkan Polya, G.. 1973. How to Solve It. New Jersey:
kemampuan berfikir peserta didik secara kreatif; Pricenton University Press.
4) mahasiswa sudah mulai dilatih untuk Pranata. 2005. Pengertian Problem solving.
memecahkan masalahnya. http://phisiceducation09.blogspot.com.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
KESIMPULAN
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan hasil penelitian dan Sukmadinata, S, S. 2009. Model
pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh PenelitianPendidikan. Bandung: PT
beberapa kesimpulan; 1) Bahan ajar yang Remaja Rosdakarya.
digunakan dosen di dalam perkuliahan belum Sumardyono. 2010. “Pengertian Dasar
sepenuhnya menarik bagi mahasiswa untuk Problem Solving”. Diakses pada 26
dipelajari kembali secara mandiri, 2) tugas yang Februari 2018. http://p4tkmatematika.
sudah diberikan dosen sudah mampu Taplin, Margaret. 2007. Mathematics
memotivasi mahasiswa untuk menyelesai Through Problem solving. dalam
kannya, 3) pemberian bimbingan terhadap http://www.mathgoodies.com/articles/dia
mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan. kses 15 Desember 2017.
Namun yang menjadi permasalahan adalah Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu,
metode yang digunakan oleh dosen belum Konsep, Strategi dan Implementasinya
begitu bervariasi, 4) materi yang disajikan di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
perkuliahan cukup bisa dipahami oleh Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
mahasiswa, karena beberapa materi masih Aksara.
bersifat abstrak, 5) sebagian kecil mahasiswa

JEP| Volume 2| Nomor 1|Mei 2018| Page 93-100

You might also like