You are on page 1of 13

1

Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisika, Volume xx, No. x,2019,


Hal. xx-xx

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM


SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA
KELAS X SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG

Ridho Pahlawan1, Sardianto Markos Siahaan2, Zulherman3,


1,2,3Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
*1
ridhopahlawaan@gmail.com, 2mr_sardi@yahoo.com 3zulherman@yahoo.com

ABSTRACT

This research aim to determine the effect of creative problem solving learning model towards
critical thinking skills in class X of Senior High School Srijaya Negara Palembang on work and
energy subject. This research use quasi-experimental method with non equivalen control group
design. This research is conducted at Senior high School Srijaya Negara Palembang in the first
semester of the academic year 2016/2017. The population in this research were all students of
class XSenior high School Srijaya Negara Palembang.The sampling technique that used is total
sampling which X MIA 2 Plus as an experimental class and X MIA 1 Plus as the control class.
The data were taken using written tests with essay questions based on critical thinking indicators
that have been validated. Data analysis in this research is using the z-test on 5% of significance
level and dk = 33 with the prerequisite test of normality and homogeneity. The results of
analysis and statistical calculations showed that Zcount is 4.02 and Ztable is 1.96. The value of Zcount
> Ztable, so it can be concluded that there is the effect of creative problem solving learning model
towards critical thinking skills in class X of Senior highSchool Srijaya Negara Palembang.

Keywords:Creative Problem SolvingLearning Model, Critical Thinking Skills.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem
solving terhadap kamampuan berpikir kritis pada siswa kelas X SMA Srijaya Negara
Palembang pada materi usaha dan energi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design. Penelitian
dilaksanakan di SMA Srijaya Negara Palembang pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Srijaya Negara Palembang.
2

Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan kelas X MIA 2 Plus sebagai
kelas eksperimen dan kelas X MIA 1 Plus sebagai kelas kontrol. Data diambil menggunakan tes
tertulis dengan bentuk soal essai sesusai dengan indikator berpikir kritis yang telah divalidasi.
Analisis data menggunakan uji-z pada taraf signifikansi 5% dan dk = 33 dengan uji prasyarat
normalitas dan homogenitas. Hasil Analisa dan perhitungan statistik menunjukkan bahwazhitung
sebesar 4,02 dan harga ztabel sebesar 1,96. Harga zhitung >ztabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap kamampuan berpikir kritis
pada siswa kelas X SMA Srijaya Negara Palembang.

Kata kunci: Model Pembajaran Creative Problem Solving, Kemampuan berpikir kritis

Sitasi: Pahlawan, R., Sardianto, M.S., & Zulherman,. (2017). Pengaruh model pembelajaran
creative problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas x sma srijaya
negara Palembang. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, nomor volume (nomor issue),
halaman.

proses, serta meningkatkan kreativitas dan


PENDAHULUAN
sikap ilmiah (Sutarto:2005). Proses
Fisika adalah bidang ilmu yang
pembelajaran fisika menekankan pada
membahas tentang alam dan gejalanya, dari
pemberian pengalaman langsung untuk
yang bersifat real (terlihat secara nyata)
mengembangkan kompetensi agar
hingga yang bersifat abstrak atau bahkan
menjelajahi dan memahami alam secara
hanya berbentuk teori yang pembahasannya
ilmiah (Depdiknas, 2006:12).
melibatkan kemampuan imajinasi dan
Pelaksanaan kegiatan inti dalam
keterlibatan gambaran secara mental yang
pembelajaran fisika merupakan proses
kuat. Pembelajaran fisika adalah salah satu
pembelajaran untuk mencapai Kompetensi
bentuk pelaksanaan pendidikan fisika di
Dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif,
sekolah. Dalam pembelajaran fisika terdapat
inspiratif, menyenangkan, menantang dan
kegiatan penyadaran dan penguasaan ilmu
memotivasi peserta didik untuk
fisika pada peserta didik melalui interaksi
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
pengajaran atau proses belajar
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
mengajar.Tujuan pembelajaran fisika di
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
sekolah menengah secara umum adalah
perkembangan fisik serta psikologis peserta
memberikan bekal pengetahuan tentang
didik (Permen Diknas Nomor 41,2007).
fisika, kemampuan dalam keterampilan
3

Oleh karena itu, pembelajaran fisika di Srijaya Negara Palembang pada bulan
sekolah menengah harus menekankan pada September 2016 didapatkan proses
aktivitas siswa, membiasakan siswa aktif pembelajaran fisika masih berpusat pada
memecahkan masalah dalam kegiatan guru (teacher center) dan siswa cukup
eksperimen melalui kegiatan pengamatan, bersifat pasif, hal ini tidak selaras dengan
merumuskan masalah, merencanakan penerapan kurikulum 2013 yang
penyelidikan, melakukan percobaan, menitikberatkan proses pembelajaran yang
menggunakan perangkat untuk berpusat pada siswa (student center)
mengumpulkan data, menganalisis data, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa,
menemukan jawabandan melakukan selain itu pembelajaran yang berpusat pada
prediksi serta mengomunikasikan hasil yang guru di SMA Srijaya Negara Palembang
diperoleh. Kegiatan itu dilakukan siswa mempunyai kelemahan-kelemahan yang
melalui eksperimen dan praktikum yang menyebabkan kurang tercapainya tujuan
melibatkan keaktifan berpikir maupun pembelajaran fisika. Kelemahan-kelemahan
keaktifan secara mental dalam pembelajaran tersebut antara lain: 1.Siswa hanya meghafal
fisika. rumus dan kurang mampu menggunakan
Berdasarkan tujuan tersebut, konsep yang terkandung dalam rumus
diperlukan pembelajaran yang tepat dalam tersebut, hal ini terjadi karena kurangnya
mengajarkan fisika di sekolah agar siswa kemampuan pemecahan masalah yang
dapat memahami konsep fisika secara menyebabkan siswa bingung ketika
mendasar sehingga tujuan pembelajaran dihadapkan dengan situasi yang berbeda. 2.
fisika tercapai. Salah satu usaha yang dapat Kurangnya keterampilan berpikir kritis
dilakukan oleh guru untuk memperbaiki, siswa menyebabkan materi yang diajarkan
memperbaharui dan membantu siswa dalam oleh guru tidak bisa diserap dengan baik
memahami konsep-konsep fisika adalah sehingga pembelajaran kurang efektif.
melalui penerapan model pembelajaran yang 3.Siswa cenderung lebih pasif dan
sesuai dengan karakteristik dan hakikat bergantung pada guru yang menyebabkan
pembelajaran fisika. siswa hanya menerima saja sehingga tidak
Berdasarkan hasil observasi dalam memiliki kesempatan untuk
pengalaman kegiatan pengembangan dan mengembangkan pengetahuan dan
penerapan perangkat pembelajaran di SMA kemampuan berpikirnya.Untuk itu guru
4

harus mempunyai solusi untuk mengatasi yang melakukan pemusatkan pada


permasalahan tersebut salah satunya dengan pengajaran dan keterampilan dalam
menerapkan model pembelajaran yang pemecahan masalah serta melatih siswa
menintikberatkan keaktifan siswa dalam dalam mengembangkan kemampuan
proses pembelajaran fisika yang sesuai berpikir kreatif dan alternatif pemecahan
dengan tujuan pembelajaran fisika. Dalam masalah dalam berbagai macam ragam.
hal ini model pembelajaran yang dapat Solihin (2014) menuliskan langkah-langkah
diterapkan adalah creative problem model creative problem solving yaitu
solvingdimana dalam proses pembelajaran klasifikasi masalah, pengungkapan
fisikamenitikberatkan keaktifan siswa dalam pendapat, evaluasi dan implementasi.
pemecahan masalah baik secara kognitif Pratiwi (2015)model pembelajaran
maupun secara mental. creative problem solving mampu
Dalam proses belajar mengajar, meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
model pembelajaran memegang peranan siswa dalam memecahkan permasalahan
penting dalam keberhasilan proses fisika.Sedangkan menurut Andini (2016)
pembelajaransangat tergantung bagaimana creative problem solving merupakan model
guru menggunakan model pembelajaran pembelajaran yang digunakan untuk
yang tepat. Menurut Karen (dalam Budiana, menyelesaikan masalah dengan cara yang
2013) Model pembelajaran creative problem kreatif untuk menghasilkan tindakan yang
solving adalah suatu model pembelajaran efektif dalam pembelajaran fisika. Menurut
yang berpusat pada keterampilan pemecahan Hariawan (2014) penerapan model
masalah yang diikuti dengan penguatan pembelajaran creative problem solving
kreativitas.Selajutnya menurut Husnawati, mampu meningkatkan kemampuan
dkk(2014) mengemukanan bahwa “creative pemecahan masalah dalam proses
problem solving merupakan variasi dari pembelajaran fisika dibandingkan dengan
pembelajaran yang berpusat pada proses pembelajaran secara konvensional
keterampilan pemecahan masalah yang
METODE PENELITIAN
diikuti dengan penguatan kreativitas”. Dari
Penelitian ini merupakan penelitian
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
eksperimen semu (Quasi Eksperiment).
model pembelajaran creative problem
Desain ini mempunyai kelompok kontrol,
solving adalah suatu model pembelajaran
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
5

untuk mengontrol variabel–variabel luar Negara Palembang yang terdiri dari dua
yang mempengaruhi pelaksanaan kelas dengan jumlah seluruh siswa 64 orang.
eksperimen Desain penelitian yang
Sampel pada penelitian ini terdiri
dikembangkan adalah Pretest-postest
dari dua kelas yaitu kelas XMIA 1 sebagai
Control Group Design. Design penelitian
kelas kontrol yang dibelajarkan dengan
disajikan dalam tabel berikut:
metodekonvensional dan kelas X MIA 2
Tabel 1. Desain penelitian sebagai kelas Eksperimen yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving.
Teknik pegumpulan data yang
digunakan adalah lembar observasi
keterlaksanaan RPP untuk mengetahui
(Sugiyono, 2012)
sejauhmana keterlaksanaan proses
Keterangan: pembelajaran didalam kelas dan metode tes
untuk mengetahui sejaumana tingkat
O1 : Pre-test kelas eksperimen dan kelas
kemampuan berpikir kritis matematika
kontrol (pemberian tes sebelum perlakuan) siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini ada instrumen pendukung
O2 : Post-test yang diberikan pada kelas
daninstrumen pengukuran, instrument
eksperimen dan kelas kontrol pendukung berupa silabus, RPP dan lembar

(pemberian tes setelah perlakuan) keterlaksanaan RPP. Sedangkan instrumen


pengukuran yang digunakan untuk
X :Perlakuan pada kelas eksperimen
mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis
(model pembelajaran Creative
matematika adalah tes kemampuan berpikir
Problem Solving).
kritis yang berupa tes uraian. Tes uraian
Y :Perlakuan yang diberikan pada kelas
bertujuan agar siswa tidak hanya sekedar
kontrol (metode konvensional/
menjawab, melainkan harus menggunakan
ceramah, tugas).
keterampilan berpikirnya untuk
Populasi dalam penelitian ini mengungkap alasan jawaban yang mereka
adalahseluruh siswa kelas X SMA Srijaya buat.
6

Penskoran terhadap kemampuan varians kedua kelompok, uji homogenitas


berpikir kritis matematika siswa dapat kedua kelompok menggunakan uji Fisher
dilakukan dengan pemberian skor sesuai (F) dengan kaidah pengujiannya adalah jika
dengan aspek yang dinilai. Tujuan diberikan Fhitung > Ftabel maka data kedua
penskoran ini adalah untuk mengurangi kelompok tidak homogeny dan apabila
subjektivitas. Kriteria penilaiannya Fhitung ≤ Ftabel maka data kedua
didasarkan pada rubrik penilaian yang kelompok homogen.digunakan untuk
dirancang sendiri oleh peneliti dengan nilai menguji apakah terdapat perbedaan
maksimum setiap setiap item soal adalah 4 kemampuan berpikir kritis siswa yang
dan nilai minimum adalah 0. Skor dibelajarkan dengan model pembelajaran
kemampuan berpikir kritis fisika siswa Creative Problem Solving terhadap
dihitung dengan menggunakan persamaan kemampuan berpikir kritis matematika siswa
berikut. yang dibelajarkan dengan metode
(x) = Skor yang diperoleh x 100 konvensional maka data yang diperoleh
Skor Maksimal dianalisis menggunakan uji t tetapi dengan
Keterangan: asumsi bahwa data tersebut harus
(x): Nilai siswa berdistribusi normal dan homogen, apabila
Sebelum dilakukannya prngujian guna data tersebut tidak berdistribusi normal
mendapatkan simpulan maka data yang maka data dianalisis dengan menggunakan
diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji uji u. Dengan kriteria pengujian jika nilai sig
normalitas dan uji homogenitas terhadap < α ; maka Ho ditolak dan Ha diterima dan
data pretest dan data postest kemampuan jika nilai sig . α; maka Ho diterima dan Ha
berpikir kritis fisika siswa kelompok ditolak.
eksperimen maupun kelompok kontrol.
Pengujian normalitas menggunakan uji Chi HASIL DAN PEMBAHASAN
2
Square (X ) pada taraf signifikansi 5%.
A. HASIL
dengan kaidah pengujian adalah jika
Deskripsi Data Hasil Penelitian
X2hitung > X2tabel , maka data tidak
Berdasarkan hasil pre-test dan post-
berdistribusi normal dan jika X2hitung ≤
test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X2tabel maka data berdistribusi normal. Uji
diketahui bahwa nilai rata-rata pre-test pada
homogenitas untuk mengetahui kesamaan
kelas eksperimen didapat nilai sebesar 46,86
7

dan nilai rata-rata pre-test kelas kontrol Hasil Uji Normalitas Data
sebesar 32,73 sedangkan nilai post-test kelas Uji normalitas dilakukan untuk
eksperimen sebesar 78,14 dan nilai rata-rata mengetahui apakah hasil yang didapat dari
kelas kontrol sebesar 69,38 dapat dilihat penelitian terdistribusi normal atau tidak.
pada tabel 1 sebagai berikut: Penggujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat (𝟀2).
Tabel 1 Hasil pre-test dan post-test kelas Berikut hasil analisi uji normalitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol eksperimen dan kelas kontrol.
Data pre-test Data post-test
Tabel 2 Hasil uji normalitas data pre-test
Kelas Kelas Kelas Kelas
Keterangan dan post-test
Eksperi Kontrol Eksperi Kontrol
men men Data pre-test Data post-test
Nilai
70 52 93 84
Tertinggi Kelas 𝟀2hitung 𝟀2tabel 𝟀2hitung 𝟀2tabel
Eksperimen 3,52 11.070 3,611 11.070
Nilai
23 17 60 54
Terendah Kontrol 7,79 11,070 7,233 11.070

Rata-rata 46,86 32,73 78,14 69,38

Pertama uji normalitas dilakukan untuk

Dari hasil analisa data pre-test dan mengetahui apakah data tersebut

post-test antara kelas eksperimen yang terdistribusi normal atau tidak, uji

menggunakan model creative problem normalitas dilakukan menggunakan rumus

solving dan kelas kontrol menggunakan Chi Kuadrat dimana jika 𝟀2hitung˂ 𝟀2tabel

model pembelajaran secara konvensional maka data terdistribusi normal. Dari hasil

menunjukan bahwa terdapat perbedaan perhtungan diperoleh 𝟀2hitung pada kelas

kondisi ini dapat diasumsikan bahwa ekperimen adalah3,611 dan diperoleh 𝟀2hitung

sebelum dan sesudah diperlakukan pada kelas kontrol yaitu 7,233. Dengan taraf

pembelajaran memilki penigkatan dk=6-1=5 dan taraf kesalahan 5%, maka

kemampuan berpikir kritis bedasarkan uji diperoleh 𝟀2tabel yaitu 10,070 dapat dilihat
statistik pada tabel 4.2. Dapat disimpulkan dari data
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
bahwa data terdistribusi normal.
8

Hasil Uji Homogenitas data Penelitian Dalam penelitian ini uji hipotesis
Adapun hasil uji homogenitas pada yang digunakan adalah statistik parametris
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat yaitu uji-z. Data yang digunakan untuk
dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: menguji hipotesis adalah hasil data post-test
berdasarkan uji normalitas dan uji
Tabel 3 Hasil uji data homogenitas data pre- homogenitas dapat dilihat pada tabel 4
test dan post-test
sebagai berikut :
Data pre- Data post-
test test
Tabel 4 Hasil uji hipotesis data post-test
Keterangan
Fhitung Ftabel Fhitung Ftabel zhitung ztabel Keterangan
4,02 1,96 Ha diterima :
1,69 1,84 1,21 1,84 Homogen
zhitung ˃ ztabel

Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji


Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji z
Fisher (uji-F). Pada uji F data dapat
dengan kriteria pengujian, H0 diterima dan
dikatakan homogenitas jika Fhiung < Ftabel .
Ha ditolak jika zhitung < ztabel. dan H0 ditolak
Dari perhitungan nilai post test diperoleh
dan Ha diterima jika zhitung > ztabel. Dari hasil
varians pada kelas eksperimen yaitu 92,11
perhitungan diperoleh zhitung sebesar 4,02
sedangkan varians pada kelas kontrol yaitu
dan ztabel yaitu 1,96 dengan demikian dapat
67,76. Kemudian varians terbesar
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
dibandingkan dengan varians terkecil untuk
diterima yang bearti ada pengaruh dari
mendapatkan nilai Fhitung, maka diperoleh
model creative problem solving terhadap
Fhitung sebesar 1,21 dengan derajat kebebasan
kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas
pembilang (33-1=32) dan untuk derajat
X SMA Srijaya Negara Palembang pada
penyebut (34-1=33) dengan taraf kesalahan
materi usaha dan energi.
(ɑ) = 5% maka diperoleh nila Ftabel = 1,84.
Karena Fhiung < Ftabel yaitu 1,21 < 1,84 maka
B. PEMBAHASAN
data dapat dikatakan homogen.
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat apakah ada pengaruh model
Hasil Uji hipotesis
pembelajaran creative prolem solving
terhadap kemampuan berpikir kritis pada
9

siswa kelas X SMA Srijaya Negara temukan pada lembar kerja peserta didik
Palembang pada materi usaha dan energi. (LKPD), sedang siswa melakukan tanya
Data yang digunakan dibagi dua kelompok jawab dikelompoknya untuk menidentifikasi
yaitu kelas X MIA 2 Plus sebagai kelas sebanyak mungkin masalah pada kondisi
eksperimen yang berjumlah 33 siswa dan tersebut. Pada tahap ketiga yaitu penemuan
kelas X MIA 1 Plus sebagai kelas kontrol gagasan, peneliti memberikan kesempatan
yang terdiri dari 34 siswa. Pelaksanaan kepada siswa dalam kelompok
pembelajaran dikelas eksperimen dan kelas menyampaikan tanggapan atau pendapat
kontrol awalnya diberikan soal pre-test untuk memecahkan masalah dan menuliskan
untuk melihat kemampuan awal kriteria penyelesaian pada lembar kerja
siswa,kemudian diterapkan model creative peserta didik (LKPD). Tahap ke empat
problem solving pada kelas eksperimen dan adalah menemuan jawaban yaitu peneliti
model pembelajaran secara konvensional mengajak siswa untuk berpikir dan mencari
pada kelas kontrol, pada akhir pertemuan alternatif jawaban yang benar dalam
diberikan soal post-test dikelas eksperimen memecahkan masalah dengan cara terbaik
dan kelas kontrol untuk melihat kemampuan berdasarkan kriteria yang telah dibuat,
berpikir kritis siswa. melakukan perbandingan dan menganalisi
Pada kelas eksperimen diberikan kriteria penyelesaian masalah untuk mencari
perlakuan model pembelajaran creative jawaban yang relatif benar. Pada tahap
problem solving yang memiliki lima tahap terakhir penentuan jawaban adalah peneliti
pembelajaran. Tahap pertama adalah memberi masukan terhadap pendapat anak
penemuan fakta pada tahap ini peneliti dan memberikan pengertian tentang
memberikan pertanyaan pemandu, bercerita penyelesain yang benar serta siswa
dan meminta siswa mengemukakan melakukan penyaringan konsep yang benar
tanggapan untuk menanamkan pengetahuan dan salah serta mengungkapkan kelemahan
dan pemahaman siswa pada suatu konsep dan kelebihan dalam proses pemecahan
dalam proses pembelajaran. Tahap kedua masalah pada pembelajaran. Selanjutnya
adalah penemuan masalah, peneliti peneliti meminta siswa melakukan
menanggapi pertanyaan, mengemukakan pengulangan dan menyimpulkan materi
pengetahuan dan pemahaman yang yang dibimbing oleh peneliti dalam proses
berhubungan dengan konsep yang mereka pembelajaran.
10

Keterlaksaan model pembelajaran menurut ennis ranah kognitif berpikir kritis


creative problem solving pada kelas menggunakan C4 dan C5.
eksperimen ditinjau dari kegiatan yang Pada kelas eksperimen dalam proses
dilakukan oleh peneliti dan kegiatan yang belajar siswa dituntut lebih aktif
dilakukan siswa melalui lembar observasi menemukan masalah sampai menyelesaikan
dan lembar kerja peserta didik masalah dengan cara membiasakan siswa
(LKPD).Kegiatan ini dilakukan oleh aktif memecahan masalah dalam kegiatan
observer yaitu guru mata pelajaran untuk eksperimen seperti melakukan pengamatan,
melihat keterlaksaan model pembelajaran merumuskan masalah, melakukan
dan observer yang mengamati kegiatan percobaan, menganalisis data dan
siswa untuk melihat indikator kemampuan mengomunikasikan hasil percobaan
berpikir kritis pada siswa pada kelas sehingga melibatkan siswa secara tidak
eksperimen pada kegiatan pembelajaran. langsung dalam berpikir baik secara kognitif
Penerapan model pembelajaran maupun secara mental dalam upaya
creative problem solving sangat baik mendapatkan pemahaman baru pada proses
digunakan pada materi usaha dan energi pembelajaran, hal tersebut didukung dengan
karena dalam proses pembelajaran diberikan oleh beberapa teori belajar kontruktivisme,
suatu masalah secara kontekstual dalam vigotsky dan S.Bruner yang menyatakan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan siswa harus aktif dalam penemuan dan
materi usaha dan energi agar mensitumulus membangun pengetahuan secara sendirinya
siswa untuk berpikir kritis dalam dalam upaya mendapatkan pemahaman
menyelesaikan permasalahan, dalam proses baru.
pembelajaran diberikan beberapa pertanyaan Pada kelas kontrol siswa cukup pasif
pada awal pembelajaran dan pada Lembar dan cenderung hanya menerima informasi
Kerja Peserta Didik (LKPD). Instrumen soal serta kurang mau terlibat aktif dalam
pada pretest dan posttest yang dibuat kegiatan pembelajaran, siswa harus
berdasarkan indikator berpikir kritis didorong terlebih dahulu agar mau ikut aktif
munurut Taksonomi Bloom tingkatan untuk dalam kegiatan pembelajaran hal tersebut
melihat kemampuan berpikir kritis terdapat menyebabkan siswa kurang dalam
pada ranah kognitif C4,C5 dan C6 sedang mengembangkan kemampuan berpikirnya
sehinga kondisi ini tidak mendukung
11

kemampuan pemecahan masalah siswa. dibandingkan dengan hasil rata-rata post-


Berdasarkan penjelasan di atas peneliti test mengalami peningkatan dan nilai rata-
menyimpulkan bahwa kemampuan rata posttest kelas eksperimen lebih besar
pemecahaman masalah dan kemampuan dari nilai rata-rata post-test kelas kontol,
berpikir kritis siswa lebih tinggi pada kelas artinya dengan memberikan perlakuan
eksperimen yang menerapakan model model pembelajaran creative problem
pembelajaran creative problem solving solving mampu menyelesaikan soal
dibandingkan kelas kontrol yang melakukan indikator berpikir kritis lebih baik dibanding
pembelajaran secara konvensional. dengan pelakuan model pembelajaran secara
konvensional pada kelas kontrol
SIMPULAN
Saran
Berdasarkan tujuan dari hasil
Penelitian ini dibatasi pada materi
penelitian dan pembahasan yang telah
usaha dan energi, maka sebaiknya ada
dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada
penelitian lanjutan untuk materi lain sesuai
pengaruh model pembelajaran Creative
dan memungkinkan untuk diterapkannya
Problem Solving terhadapkemampuan
model pembelajran creative problem
berpikir kritis pada siswa kelas X SMA
solving.Kendala-kendala dalam pelaksanaan
Srijaya Negara Palembang” pada materi
model pembelajaran Creative Problem
usaha dan energi. Hal ini ditunjukkan dari
Solving perlu diantisipasi oleh guru. Peneliti
hasil uji z diperoleh nilai zhitung sebesar 4,02
menyarankan agar guru membimbing siswa
dan ztabel 1,96 dengan taraf signifikansi
dalam menyelesaikan masalah dengan
ɑ=5%. Karena zhitung> ztabel maka terdapat
memberikan petunjuk-petunjuk yang
pengaruh signifikan model creative problem
menghubungkan pengetahuan awal siswa
solving terhadap kemampuan berpikir kritis
dengan masalah yang dihadapi sehingga
pada siswa kelas X SMA Srijaya Negara
dapat membantu siswa menyelesaikan
Palembang. Hasil rata-rata nilai pretest
masalah tersebut dan kepada peneliti yang
yang diperoleh dari siswa kelas ekperimen
akan datang diharapkan agar
adalah 46,86 dan nilai rata-rata pretest kelas
dapatmengembangkan pengetahuan
kontrol adalah 32,73 sedangkan nilai rata-
penelitian yang berkaitan dengan
rata post-tes kelas eksperimen sebesar 78,14
pesertadidik. Hal ini dimaksudkan agar
dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 67,38.
peserta didik mudah memahami
Hasil rata-rata nilai pretest jika
12

danmengerti materi pelajaran dengan baik. Diakses dari http://www.scirus.com .


Serta bagi peneliti lain hendaknyadapat Diakses pada 12 nopember 2016
Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian.
dijadikan sebagai dasar penelitian lebih
Jakarta: Kencana.
lanjut. Oktaviani., AN,. 2015. Penerapan Model
Creative Problem Solving Pada
Pembelajaran Kalor Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Meningkatkan Pemahaman Konsep
Andini, T. D. 2015. Pengaruh Model dan Keterampilan Komunikasi. Jurnal
Pembelajaran Creative Problem Pendidikan Fisika Universitas Negeri
Solving (CPS) Terhadap Hasil Belajar Semarang. Vol 4 No 1 : 27-31
Siswa Kelas X Di SMA Negeri 5 Pepkin, K.L. (1999). Creative Problem
Pagaralam.Skripsi. Palembang. FKIP Solving in Math.[Online].Tersedia
Unsri. di:http://hti.math.uh.edu/curriculum/un
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. its/2000/02/00.02.04.pdf. [28 Oktober
Jakarta : Rineka Cipta 2016].
Isrok’atun. 2012. Creative Problem Solving. Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang
Prosiding Universitas Pendidikan Standar Proses Untuk Satuan
Indonesia, ISBN :978-979-16353-8-7 PendidikanDasar dan Menengah
Depdiknas .2006.Permendiknas No 22 Pratiwi, T. P., Yulianti, L., & Suyudi, A.
Tahun 2006 Tentang Standar 2013.Pengaruh Penerapan Creative
Isi.Jakarta :Depdiknas. Problem Solving (CPS) Terhadap
Hariawan., Kamaluddin., &Wahyono. 2014. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Pengaruh Model Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas XI
Creative Problem Solving Terhadap IPA MAN 3 Malang. Universitas
Kemampuan Memecahkan Masalah Negeri Malang.
Fisika Pada Siswa Kela XI SMA Purwati,.2015. Efektivitas Pendekatan
Negeri 4 Palu. Jurnal Pendidikan Creative Problem Solving Terhadap
Fisika Tadulako. Vol 1 No 2 : 48-54 Kemampuan Pemecahan Masalah
Mujiono & Dimyati. 2013. Belajar Dan Matematika Pada Sisa SMA. Jurnal
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Ilmiah Edukasi Matematika. Vol 1 No
Cipta 1:39-55
Myrmel. M. K. 2003. Effect of Using Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran.
Creative Problem Solving In Eight Depok: PT.Rajagrafindo Persada
Grade Technology Education Class At Santyasa, W. I. 2007. Model-Model
Hopskin North Junior Hight Pembelajaran Inovatif.Disajikan
School.Research Paper To Submitted dalampelatihan guru PTK bagi guru
In Partial Fulfillment Of The SMP dan SMA di Nusa Penida 2007,
Requipments For Master Of Sains Gasesha.
Degree. The Graduate School
Univercity of Winconsin : Stout.
13

Setiawan, A,. Sutarto,.& Indrawati,.2013.


Jurnal Pembelajaran Fisika
Universtitas Jember. Vol 1 No 3 : 285-
290
Sudijono, A. 2015.Pengantar Evaluas
Pendidikan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sugiono. 2010. Statistika Untuk Penelitian.
Alfabeta: Bandung
Sukardi., 2013. Metedologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta :PT Bumi
Akrasa
Sutarto. 2005. Buku Ajar Fisika (BAF)
Dengan Tugas Analisis Foto Kejadian
Fisika (AFKF) Sebagai Alat Bantu
Penguasaan Konsep Fisika. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan no. 54,
tahun ke-11, Mei 2005.
Treffinger, D. J. 2006. Problem Solving An
Introduction 4th Edition. Waco, Texas
: Prufrock Press Inc.
Trianto.(2010) Model pembelajaran
Terpadu.Jakarta. PT Bumi Akrasa
Zainah,.2012. Metode Creative Problem
Solving (CPS) Dalam Pembelajaran
Matematika.Disajikan pada SEMNAS
HIMMA 2016. Unsri

You might also like