Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research aim to determine the effect of creative problem solving learning model towards
critical thinking skills in class X of Senior High School Srijaya Negara Palembang on work and
energy subject. This research use quasi-experimental method with non equivalen control group
design. This research is conducted at Senior high School Srijaya Negara Palembang in the first
semester of the academic year 2016/2017. The population in this research were all students of
class XSenior high School Srijaya Negara Palembang.The sampling technique that used is total
sampling which X MIA 2 Plus as an experimental class and X MIA 1 Plus as the control class.
The data were taken using written tests with essay questions based on critical thinking indicators
that have been validated. Data analysis in this research is using the z-test on 5% of significance
level and dk = 33 with the prerequisite test of normality and homogeneity. The results of
analysis and statistical calculations showed that Zcount is 4.02 and Ztable is 1.96. The value of Zcount
> Ztable, so it can be concluded that there is the effect of creative problem solving learning model
towards critical thinking skills in class X of Senior highSchool Srijaya Negara Palembang.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem
solving terhadap kamampuan berpikir kritis pada siswa kelas X SMA Srijaya Negara
Palembang pada materi usaha dan energi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design. Penelitian
dilaksanakan di SMA Srijaya Negara Palembang pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Srijaya Negara Palembang.
2
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan kelas X MIA 2 Plus sebagai
kelas eksperimen dan kelas X MIA 1 Plus sebagai kelas kontrol. Data diambil menggunakan tes
tertulis dengan bentuk soal essai sesusai dengan indikator berpikir kritis yang telah divalidasi.
Analisis data menggunakan uji-z pada taraf signifikansi 5% dan dk = 33 dengan uji prasyarat
normalitas dan homogenitas. Hasil Analisa dan perhitungan statistik menunjukkan bahwazhitung
sebesar 4,02 dan harga ztabel sebesar 1,96. Harga zhitung >ztabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap kamampuan berpikir kritis
pada siswa kelas X SMA Srijaya Negara Palembang.
Kata kunci: Model Pembajaran Creative Problem Solving, Kemampuan berpikir kritis
Sitasi: Pahlawan, R., Sardianto, M.S., & Zulherman,. (2017). Pengaruh model pembelajaran
creative problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas x sma srijaya
negara Palembang. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, nomor volume (nomor issue),
halaman.
Oleh karena itu, pembelajaran fisika di Srijaya Negara Palembang pada bulan
sekolah menengah harus menekankan pada September 2016 didapatkan proses
aktivitas siswa, membiasakan siswa aktif pembelajaran fisika masih berpusat pada
memecahkan masalah dalam kegiatan guru (teacher center) dan siswa cukup
eksperimen melalui kegiatan pengamatan, bersifat pasif, hal ini tidak selaras dengan
merumuskan masalah, merencanakan penerapan kurikulum 2013 yang
penyelidikan, melakukan percobaan, menitikberatkan proses pembelajaran yang
menggunakan perangkat untuk berpusat pada siswa (student center)
mengumpulkan data, menganalisis data, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa,
menemukan jawabandan melakukan selain itu pembelajaran yang berpusat pada
prediksi serta mengomunikasikan hasil yang guru di SMA Srijaya Negara Palembang
diperoleh. Kegiatan itu dilakukan siswa mempunyai kelemahan-kelemahan yang
melalui eksperimen dan praktikum yang menyebabkan kurang tercapainya tujuan
melibatkan keaktifan berpikir maupun pembelajaran fisika. Kelemahan-kelemahan
keaktifan secara mental dalam pembelajaran tersebut antara lain: 1.Siswa hanya meghafal
fisika. rumus dan kurang mampu menggunakan
Berdasarkan tujuan tersebut, konsep yang terkandung dalam rumus
diperlukan pembelajaran yang tepat dalam tersebut, hal ini terjadi karena kurangnya
mengajarkan fisika di sekolah agar siswa kemampuan pemecahan masalah yang
dapat memahami konsep fisika secara menyebabkan siswa bingung ketika
mendasar sehingga tujuan pembelajaran dihadapkan dengan situasi yang berbeda. 2.
fisika tercapai. Salah satu usaha yang dapat Kurangnya keterampilan berpikir kritis
dilakukan oleh guru untuk memperbaiki, siswa menyebabkan materi yang diajarkan
memperbaharui dan membantu siswa dalam oleh guru tidak bisa diserap dengan baik
memahami konsep-konsep fisika adalah sehingga pembelajaran kurang efektif.
melalui penerapan model pembelajaran yang 3.Siswa cenderung lebih pasif dan
sesuai dengan karakteristik dan hakikat bergantung pada guru yang menyebabkan
pembelajaran fisika. siswa hanya menerima saja sehingga tidak
Berdasarkan hasil observasi dalam memiliki kesempatan untuk
pengalaman kegiatan pengembangan dan mengembangkan pengetahuan dan
penerapan perangkat pembelajaran di SMA kemampuan berpikirnya.Untuk itu guru
4
untuk mengontrol variabel–variabel luar Negara Palembang yang terdiri dari dua
yang mempengaruhi pelaksanaan kelas dengan jumlah seluruh siswa 64 orang.
eksperimen Desain penelitian yang
Sampel pada penelitian ini terdiri
dikembangkan adalah Pretest-postest
dari dua kelas yaitu kelas XMIA 1 sebagai
Control Group Design. Design penelitian
kelas kontrol yang dibelajarkan dengan
disajikan dalam tabel berikut:
metodekonvensional dan kelas X MIA 2
Tabel 1. Desain penelitian sebagai kelas Eksperimen yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving.
Teknik pegumpulan data yang
digunakan adalah lembar observasi
keterlaksanaan RPP untuk mengetahui
(Sugiyono, 2012)
sejauhmana keterlaksanaan proses
Keterangan: pembelajaran didalam kelas dan metode tes
untuk mengetahui sejaumana tingkat
O1 : Pre-test kelas eksperimen dan kelas
kemampuan berpikir kritis matematika
kontrol (pemberian tes sebelum perlakuan) siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini ada instrumen pendukung
O2 : Post-test yang diberikan pada kelas
daninstrumen pengukuran, instrument
eksperimen dan kelas kontrol pendukung berupa silabus, RPP dan lembar
dan nilai rata-rata pre-test kelas kontrol Hasil Uji Normalitas Data
sebesar 32,73 sedangkan nilai post-test kelas Uji normalitas dilakukan untuk
eksperimen sebesar 78,14 dan nilai rata-rata mengetahui apakah hasil yang didapat dari
kelas kontrol sebesar 69,38 dapat dilihat penelitian terdistribusi normal atau tidak.
pada tabel 1 sebagai berikut: Penggujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat (𝟀2).
Tabel 1 Hasil pre-test dan post-test kelas Berikut hasil analisi uji normalitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol eksperimen dan kelas kontrol.
Data pre-test Data post-test
Tabel 2 Hasil uji normalitas data pre-test
Kelas Kelas Kelas Kelas
Keterangan dan post-test
Eksperi Kontrol Eksperi Kontrol
men men Data pre-test Data post-test
Nilai
70 52 93 84
Tertinggi Kelas 𝟀2hitung 𝟀2tabel 𝟀2hitung 𝟀2tabel
Eksperimen 3,52 11.070 3,611 11.070
Nilai
23 17 60 54
Terendah Kontrol 7,79 11,070 7,233 11.070
Dari hasil analisa data pre-test dan mengetahui apakah data tersebut
post-test antara kelas eksperimen yang terdistribusi normal atau tidak, uji
solving dan kelas kontrol menggunakan Chi Kuadrat dimana jika 𝟀2hitung˂ 𝟀2tabel
model pembelajaran secara konvensional maka data terdistribusi normal. Dari hasil
kondisi ini dapat diasumsikan bahwa ekperimen adalah3,611 dan diperoleh 𝟀2hitung
sebelum dan sesudah diperlakukan pada kelas kontrol yaitu 7,233. Dengan taraf
kemampuan berpikir kritis bedasarkan uji diperoleh 𝟀2tabel yaitu 10,070 dapat dilihat
statistik pada tabel 4.2. Dapat disimpulkan dari data
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
bahwa data terdistribusi normal.
8
Hasil Uji Homogenitas data Penelitian Dalam penelitian ini uji hipotesis
Adapun hasil uji homogenitas pada yang digunakan adalah statistik parametris
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat yaitu uji-z. Data yang digunakan untuk
dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: menguji hipotesis adalah hasil data post-test
berdasarkan uji normalitas dan uji
Tabel 3 Hasil uji data homogenitas data pre- homogenitas dapat dilihat pada tabel 4
test dan post-test
sebagai berikut :
Data pre- Data post-
test test
Tabel 4 Hasil uji hipotesis data post-test
Keterangan
Fhitung Ftabel Fhitung Ftabel zhitung ztabel Keterangan
4,02 1,96 Ha diterima :
1,69 1,84 1,21 1,84 Homogen
zhitung ˃ ztabel
siswa kelas X SMA Srijaya Negara temukan pada lembar kerja peserta didik
Palembang pada materi usaha dan energi. (LKPD), sedang siswa melakukan tanya
Data yang digunakan dibagi dua kelompok jawab dikelompoknya untuk menidentifikasi
yaitu kelas X MIA 2 Plus sebagai kelas sebanyak mungkin masalah pada kondisi
eksperimen yang berjumlah 33 siswa dan tersebut. Pada tahap ketiga yaitu penemuan
kelas X MIA 1 Plus sebagai kelas kontrol gagasan, peneliti memberikan kesempatan
yang terdiri dari 34 siswa. Pelaksanaan kepada siswa dalam kelompok
pembelajaran dikelas eksperimen dan kelas menyampaikan tanggapan atau pendapat
kontrol awalnya diberikan soal pre-test untuk memecahkan masalah dan menuliskan
untuk melihat kemampuan awal kriteria penyelesaian pada lembar kerja
siswa,kemudian diterapkan model creative peserta didik (LKPD). Tahap ke empat
problem solving pada kelas eksperimen dan adalah menemuan jawaban yaitu peneliti
model pembelajaran secara konvensional mengajak siswa untuk berpikir dan mencari
pada kelas kontrol, pada akhir pertemuan alternatif jawaban yang benar dalam
diberikan soal post-test dikelas eksperimen memecahkan masalah dengan cara terbaik
dan kelas kontrol untuk melihat kemampuan berdasarkan kriteria yang telah dibuat,
berpikir kritis siswa. melakukan perbandingan dan menganalisi
Pada kelas eksperimen diberikan kriteria penyelesaian masalah untuk mencari
perlakuan model pembelajaran creative jawaban yang relatif benar. Pada tahap
problem solving yang memiliki lima tahap terakhir penentuan jawaban adalah peneliti
pembelajaran. Tahap pertama adalah memberi masukan terhadap pendapat anak
penemuan fakta pada tahap ini peneliti dan memberikan pengertian tentang
memberikan pertanyaan pemandu, bercerita penyelesain yang benar serta siswa
dan meminta siswa mengemukakan melakukan penyaringan konsep yang benar
tanggapan untuk menanamkan pengetahuan dan salah serta mengungkapkan kelemahan
dan pemahaman siswa pada suatu konsep dan kelebihan dalam proses pemecahan
dalam proses pembelajaran. Tahap kedua masalah pada pembelajaran. Selanjutnya
adalah penemuan masalah, peneliti peneliti meminta siswa melakukan
menanggapi pertanyaan, mengemukakan pengulangan dan menyimpulkan materi
pengetahuan dan pemahaman yang yang dibimbing oleh peneliti dalam proses
berhubungan dengan konsep yang mereka pembelajaran.
10