Professional Documents
Culture Documents
Kandungan Timbal Pada Air, Sedimen, Dan Rumput Laut Sargassum sp.
Di Perairan Jepara, Indonesia
Ria Azizah, Rotua Malau*, AB Susanto, Gunawan Widi Santosa,Retno Hartati, Irwani
dan Suryono
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang 50275 Indonesia
Email: puputmalau@gmail.com
Abstract
Concentration of Lead in the Seawater, Sediment, and the Seaweed Sargassum sp.
in Jepara Waters, Indonesia
The increasing human activities led to an increase in waste disposal which eventually
accumulates and decrease the water quality of rivers and seas. One of the pollutant r e s u l t e d
b y human activities is heavy metal. The presence of heavy metals in the waters could directly
harm the bioorganisms and indirectly affect human health by food chains. The purpose of this
research is to investigate the lead content (Pb) in the water, sediment, and seaweed Sargassum
sp., as well as to determine the status of pollution in Teluk Awur waters, Jepara. The research was
conducted in November 2017 and January 2018 using descriptive method. Sampling sites were
decided by Purposive Sampling Method. Analysis of lead content was conducted using AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry). The results showed that the lead content of seawater in
Teluk Awur, Jepara, was within 0.003 mg/L and not on the level of concern, according to KepMen
LH No. 51/2004. The range of lead content in the sediment was 47 68,35 mg/kg and considered
as polluted, according to NRCC GBW07313. The range of lead content in the seaweed Sargassum
sp. was 0.220.79 mg/kg and has exceeded the quality standard specified by PerBPOM No.
23/2017.
Abstrak
dengan tepi pantai banyak ditumbuhi oleh Perairan Teluk Awur, Jepara pada sampling
rumput laut. Salah satu jenis rumput laut pertama pada bulan November 2017
yang ditemukan di Perairan Teluk Awur maupun sampling kedua pada bulan Januari
ialah Sargassum sp. Sargassum sp. 2018, berada pada kisaran yang sama yaitu
biasanya dimanfaatkan sebagai obat atau 0,003 mg/L di setiap stasiunnya.
bahan pembuat keripik. Perairan ini
termasuk daerah yang memiliki sumberdaya Kandungan logam berat Pb dalam air
perikanan yang melimpah. Karenanya, di Perairan Teluk Awur yang diamati selama
banyak masyarakat yang menjadikan penelitian rata-rata memiliki nilai yang masih
perairan ini sebagai tempat mencari ikan berada dibawah baku mutu yang telah
dan melakukan kegiatan budidaya untuk ditetapkan oleh KepMen LH No. 51/2004
memenuhi kebutuhannya. tentang baku mutu air laut untuk logam
berat pada biota laut yaitu sebesar 0,008
Kandungan Logam Berat Pb Pada Air Laut mg/L. Kandungan logam berat Pb tersebut
masih tergolong rendah menurut Rochyatun
Logam berat di Perairan Teluk Awur, et al. (2006). Rendahnya kandungan logam
Jepara, diduga berasal dari aktivitas
berat Pb di kolom perairan disebabkan
manusia dari darat yang bermuara ke laut
logam berat Pb yang masuk ke dalam
dengan bantuan aliran sungai. Adanya
perairan mengalami pengenceran akibat
industri meubel yang memakai cat dengan
pengaruh pasang surut dan arus. Hal ini
kandungan logam berat Pb diperkirakan ikut
diperkuat oleh pernyataan Wardani et al.
menyumbangkan logam berat Pb di
(2014), bahwa logam berat Pb pada air laut
perairan. Samantha (2013), menjelaskan
masih bisa bergerak bebas akibat pengaruh
bahwa logam berat Pb sering digunakan
arus dan pasang surut sehingga terjadinya
dalam campuran cat untuk tujuan
pengenceran.
menghasilkan warna-warna cerah.
berat yang dalam sedimen lebih tinggi akumulasi logam berat Pb di sedimen.
dibanding dalam air (Priyanto et al., 2008). Rachmawatie (2009), menyatakan bahwa
kenaikan suhu air akan mengurangi
Sedimen adsorpsi senyawa logam berat pada
Logam berat Pb yang masuk ke dalam partikulat. Sedangkan penurunan suhu akan
perairan akan mengalami kelarutan di meningkatkan adsorpsi logam berat ke
kolom air, tetapi apabila logam berat Pb partikulat untuk mengendap di dasar.
tidak larut dalam air, maka selanjutnya akan Kandungan logam berat dalam sedimen
terendapkan di dasar perairan (Priyanto et yang diamati memiliki nilai yang berada
al., 2008). Pengendapan yang terjadi pada diatas baku mutu untuk sedimen laut yang
sedimen mengakibatkan kandungan logam telah ditetapkan oleh NRCCRM GBW07313
berat Pb menjadi meningkat. Pada Tabel 1 di China yaitu sebesar 29,3 mg/kg. Adanya
dapat dilihat bahwa kandungan logam akumulasi logam berat dalam sedimen
berat Pb dalam sedimen di Perairan Teluk dapat menimbulkan akumulasi pada tubuh
Awur pada bulan November 2017 berkisar biota yang hidup dan mencari makan di
antara 49,92 mg/kg sampai dengan 58,80 sekitar sedimen atau dasar perairan seperti
mg/kg sedangkan bulan Januari 2018 udang, rajungan serta kerang, dan akan
berkisar antara 51,12 sampai 58,18 mg/kg. mencemari kehidupan biota laut yang pada
akhirnya akan berbahaya bagi manusia
Kandungan logam berat Pb yang mengkonsumsinya.
mengalami penurunan dan kenaikan di
setiap stasiunnya (Gambar 3). Kandungan Rumput Laut Sargassum sp.
logam berat pada stasiun A pada bulan
November 2017 berkisar antara 57,12 mg/kg Logam berat Pb yang masuk dan
sampai dengan 60,47 mg/kg, sedangkan larut ke dalam perairan Teluk Awur Jepara
pada bulan Januari 2018 mengalami akan diserap oleh organisme air baik di
penurunan berkisar antara 50,79 mg/kg kolom perairan maupun yang hidup di dasar
sampai dengan 51,44 mg/kg. Kandungan perairan. Mirawati et al. (2016), menyatakan
logam berat Pb pada stasiun B di bulan bahwa logam berat Pb yang diabsorbsi dari
November 2017 berkisar antara 47 mg/kg perairan akan diserap oleh biota air. Rumput
sampai dengan 52,84 mg/kg, sedangkan laut merupakan salah satu biota air yang
pada bulan Januari 2018 mengalami hidup di dasar perairan dan memiiki peranan
kenaikan berkisar antara 48,01 mg/kg sampai sebagai biofilter yang dapat menyerap
dengan 68,35 mg/kg. senyawa yang ada di kolom perairan
(Rahmaningsih, 2012). Kandungan logam
Kadar logam berat dalam sedimen berat Pb dalam rumput laut Sargassum sp.
lebih tinggi dibandingkan dalam air laut. Hal menunjukkan nilai yang berbeda yaitu pada
ini menunjukkan adanya akumulasi logam bulan November 2017 berkisar antara 0,23
berat dalam sedimen. Menurut Harahap mg/kg sampai dengan 0,28 mg/kg dan
(1991), hal ini disebabkan karena logam pada bulan Januari 2018 berkisar antara
berat mempunyai sifat yang mudah 0,73 mg/kg sampai dengan 0,76 mg/kg
(Tabel 1).
mengikat dan mengendap di dasar perairan
dan bersatu dengan sedimen, oleh karena
Kandungan logam berat Pb dalam
itu kadar logam berat dalam sedimen lebih
Sargassum sp. mengalami kenaikan pada
tinggi dibandingkan dalam air. Salah satu bulan Januari 2018 (Gambar 4). Kandungan
faktor yang mempengaruhi akumulasi dalam logam berat Pb di stasiun A pada bulan
sedimen adalah salinitas. Hal ini diperkuat November 2017 berkisar antara 0,26 mg/kg
oleh Eshmat et al. (2014) yang menjelaskan sampai dengan 0,31 mg/kg, sedangkan
bahwa apabila terjadi penurunan salinitas, pada bulan Januari 2018 mengalami
maka akan menyebabkan peningkatan kenaikan kisaran menjadi 0,74 mg/kg sampai
daya toksik logam berat dan tingkat dengan 0,79 mg/kg. Kandungan logam berat
akumulasi logam berat semakin besar. Pb di stasiun B pada bulan November 2017
berkisar antara 0,22 mg/kg sampai dengan
Suhu di perairan dapat mempengaruhi 0,25 mg/kg sedangkan pada bulan Januari
Tabel 1. Hasil Kandungan Logam Berat Pb Pada Air Laut, Sedimen, dan Rumput Laut Sargassum
sp. di Perairan Teluk Awur, Jepara Baku Mutu
Gambar 2. Rerata Kandungan Logam Berat Pb Pada Air Laut di Perairan Teluk Awur, Jepara
Gambar 3. Rerata Kandungan Logam Berat Pb Pada Sedimen di Perairan Teluk Awur, Jepara
Gambar 4. Rerata Kandungan Logam Berat Pb Pada Sedimen di Perairan Teluk Awur, Jepara
dimana perairan yang memiliki arus yang logam berat Pb pada rumput laut
Kuat cenderung kandungan logam Sargassum sp. yang berada di dasar
beratnya tidak tinggi hal ini karena logam perairan karena logam berat akan
berat di perairan terdistribusi merata. mengendap ke dasar perairan dan tidak
larut dengan air laut. Vieira et al. (2007),
Penurunan suhu dapat berpendapat bahwa pH merupakan
m empengaruhi logam berat di perairan. parameter terpenting dari biosorpsi oleh
Penurunan suhu di perairan dapat Sargassum sp. karena semakin tinggi nilai pH
membuat logam berat tidak larut di kolom di perairan maka semakin meningkat pula
air yang menyebabkan logam berat
pengikatan ion logam berat terhadap
mengendap ke dasar perairan (Sari et al.,
Sargassum sp.
2017). Penurunan suhu diikuti dengan salinitas
yang turun. Salinitas yang turun merupakan
salah satu faktor meningkatnya bioakumulasi Tingginya bioakumulasi logam berat Pb
pada Sargassum sp. di bulan Januari 2018. pada Sargassum sp., menyebabkan
Hal ini diperkuat oleh Yudiati et al. (2009) meningkatnya biokonsentrasi logam berat Pb
yang mengatakan bahwa salinitas yang di dalam thallus Sargassum sp. Bioakumulasi
menurun dapat menyebabkan akumulasi logam berat dalam organisme air merupakan
logam berat menjadi meningkat. Selain itu, dampak negatif dari masuknya bahan
kelarutan logam berat Pb dipengaruhi oleh pencemar dalam suatu ekosistem.
oksigen terlarut. Penurunan oksigen terlarut
di perairan ini menyebabkan meningkatnya Faktor biokonsentrasi atau
kandungan logam berat. Hal ini diperkuat bioconcentration factor (BCF) dari Sargassum
oleh Abidin (2016) yang menyatakan sp. terhadap logam berat Pb pada bulan
kandungan oksigen terlarut berbanding November 2017 diperoleh hasil 78,3 sampai
terbalik dengan konsentrasi logam yang dengan 95 dengan kategori rendah,
berada di perairan. sedangkan pada bulan Januari 2018
diperoleh hasil 245 sampai dengan 255
Kenaikan pH di perairan dengan kategori sedang (Tabel 3). Faktor
mempengaruhi biosorpsi (penyerapan) biokonsentrasi Sargassum sp. di Stasiun A dan
Stasiun B mengalami kenaikan pada bulan
Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kandungan Logam Berat (Hg, Pb, Cd,
Ngemboh Kabupaten Gresik Jawa Timur. dan Cu) Pada Ikan, Air, dan Sedimen di
J. Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Waduk Cirata, Jawa Barat. J. Pasca.
6(1):101-108. Bioteknol. Kel. Perikan. 3(1): 69-78.
Hadi, S. 1979. Metodologi Research: Penulis Rachmawatie, Hidayah, Z. & Abida, I.W.
Paper, Skripsi, Thesis dan Disertasi. 2009. Analisis Konsentrasi Merkuri (Hg) dan
Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi, Cadmium (Cd) di Muara Sungai Porong
Yogyakarta. 75 hlm. Sebagai Buangan Limbah Lumpur
Harahap, S. 2001. Tingkat Pencemaran Air Kali Lapindo. J. Kelautan. 2(2): 125-134.
Cakung Ditinjau Dari Sifat Fisika- Kimia Rahmadani, T., Sabang, S.M. & Said, I.
Khususnya Logam Berat dan 2015. Analisis Kandungan Logam Zinc
Keanekaragaman Jenis Hewan Benthos (Zn) dan Timbal (Pb) Dalam Air Laut Pesisir
Makro. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Pantai Mamboro Kecamatan Palu Utara.
Bogor. Jurnal Akad. Kimia., 4(4):197-203.
Hartini, E. 2011. Kadar Plumbum (Pb) Dalam Rahmaningsih, S. 2012. Penerapan Teknologi
Umbi Bawang Merah di Kecamatan Penggunaan Rumput Laut Sebagai
Kersana Kabupaten Brebes. J. Visikes. Biofilter Alami Air Tambak Untuk
10(1): 69-75. Mengurangi Tingkat Serangan Penyakit
Hasyim, U.H. 2016. Review: Kajian Adsorbsi Udang Vannamei (Litopenaeus
Logam dalam Pelumas Bekas dan vannamei). Jurnal Teknologi Perikanan
Prospek Pemanfaatannya Sebagai dan Kelautan., 3(1): 11-16
Bahan Bakar. J.Konversi. 5(1):11-16. Rochyatun, E., Kaisupy, M.T. & Rozak, A.
Ihsan, Y.N., Aprodita, A., Rustikawati, I., & 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air
Pribadi, T.D.K. 2015. Kemampuan dan Sedimen di Perairan Muara Sungai
Gracilaria sp. Sebagai Agen Bioremediasi Cisadane. Jurnal Makara. 10(1): 35-40.
Dalam Menyerap Logam Berat Pb. J. Samantha, G. 2013. Cat Rumah Masih
Kelautan. 8(1):10-18. Mengandung Timbal Berlebih.
Kadi, A. 2005. Beberapa Catatan Kehadiran http://nationalgeographic.co.id/beri
Marga Sargassum di Perairan Indonesia. ta/2013/08/cat-rumah-masih-mengan
J. Oseana., 30(4):19-29. dung -timbal-berlebih (15 April 2018).
Kristianingrum, S. 2012. Kajian Berbagai Sari, S.H.J., Kirana, J.F.A. dan Guntur. 2017.
Proses Destruksi Sampel dan Efeknya. Analisis Kandungan Logam Berat Hg dan
Dalam: Prosiding Seminar Nasional Cu Terlarut di Perairan Pesisir Wonorejo,
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Pantai Timur Surabaya. J. Pendidikan
MIPA di Yogyakarta Tanggal 2 Juni 2012. Geografi.,22(1): 1-9.
195-201. Supriyantini, E., Azizah, R. & Dewi, C.P. 2017.
Mirawati, F., Supriyantini, E . & Azizah, R. Daya Serap Mangrove Rhizopora sp.
2016. Kandungan Logam Berat Timbal Terhadap Logam Berat Timbal (Pb) di
(Pb) Pada Air, Sedimen, dan Kerang Perairan Mangrove Park, Pekalongan. J.
Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo Kel. Trop., 20(1):16-24.
dan Mangunharjo Semarang. Buletin Syafitri, E. 2012. Pertumbuhan, Konsentrasi
Oseanografi Marina. 5(2): 21-126. Klorofil-A, dan Struktur Makroalgae
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Salemba Gracillaria edulis Pada Media
Empat, Jakarta. 63 hlm. Mengandung Cu. [Tesis]. Institut
Nugraha, W.A. 2009. Kandungan Logam Pertanian Bogor, Bogor.
Berat Pada Air dan Sedimen di Perairan Vieira, R.H.S.F. & Volesky, B. 2007.
Socah dan Kwanyar Kabupaten Biosorption: a Solution To Pollution. Int.
Bangkalan. Jurnal K. 2(2):158-164 Microbiol. 3:17-24.
Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Wardani, D.A.K., Dewi, N.K. & Utami, N.R.
Logam Berat. Rieneka Cipta, Jakarta. Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) Pada
Priyanto, N., Dwiyitno & Ariyani, F.. 2008. Daging Kerang Hijau (Perna viridis) di
Muara Sungai Banjir Kanal Barat yang Berbeda Terhadap Mortalitas dan
Semarang. J. Biologi. 3(1):1-8. Kerusakan Jaringan Insang Juvenile
Yudiati, E., Sedjati, S., Enggar, I. & Udang Vaname (Litopeneus vannamei).
Hasibuan, I. 2009. Dampak Pemaparan J. Ilmu Kelautan. 14(4):29-35.
Logam Berat Kadmium Pada Salinitas