You are on page 1of 7

Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

AKUMULASI MERKURI (Hg) PADA IKAN DI TELUK MANADO


(Mercury Accumulation (Hg) in Fish of Manado)

Alen Angelina Narasiang1*, Markus T. Lasut1, Nikson J. Kawung1


1. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
Ratulangi, Manado
*
e-mail: alenangelinanarasiang@yahoo.com

Harmful heavy metals in waters directly to living organisms, as well as indirect effects
on human health. This study aims to measure and compare the concentrations of mercury (Hg)
in several species of fish, as well as determining the accumulation of mercury in fish that live in
the waters of the Bay of Manado. Sampling was conducted in fish at two locations, namely the
Southern and Northern parts of the waters in the Bay of Manado. Samples obtained from the
fishermen catch fish by means capture directly. Samples were taken from each of every location
has 9 individual, which consists of 3 types of fish with 3 replications. Samples of fish were
chosen to have the same relative size range for each type of fish. Samples are identified and
analyzed further to the Research and Industrial Standards (Baristand) Manado. Inspection
method using Atomic Absorption Spectrometer instrument (SSA). The highest mercury found in
fish Gora (Myripritis hexagona) with an average value of 0:43 ppm, and the second highest
value is on Capungan fish (Apogon compresseus) with an average value of 0.3 ppm, while the
lowest value contained in the yellow baronang fish (Siganus virgatus) with an average value of
0.1 ppm. The concentration of mercury (Hg), the highest found in fish from Southern locations
(Bay of Manado), compared to the same type of the Northern (Bay of Manado).

Keywords : Levels mekuri (Hg), bioaccumulation, food chain, fish Gora (Myripritis hexagona),
Baronang fish (Siganus virgatus), Capungan fish (Apogon compressus)

Logam berat di perairan berbahaya secara langsung terhadap kehidupan organisme,


maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengukur dan membandingkan konsentrasi merkuri (Hg) pada beberapa jenis ikan, serta
menentukan akumulasi merkuri pada ikan yang hidup di perairan Teluk Manado. Pengambilan
sampel ikan dilakukan di 2 (dua) lokasi, yaitu bagian Selatan dan bagian Utara dari perairan
Teluk Manado. Sampel ikan diperoleh dari tangkapan nelayan dengan cara menangkap
langsung. Sampel yang diambil dari masing-masing dari setiap lokasi berjumlah 9 individu, yang
terdiri atas 3 jenis ikan dengan 3 ulangan. Sampel ikan yang dipilih memiliki kisaran ukuran
yang relatif sama untuk masing-masing jenis ikan. Sampel diidentifikasi dan dianalisis lanjut ke
Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Manado. Metode pemeriksaan menggunakan
alat Spektrometer Serapan Atom (SSA). Merkuri tertinggi ditemukan pada ikan Gora (Myripritis
hexagona) dengan nilai rata-rata 0.43 ppm, dan nilai tertinggi kedua yaitu pada ikan Capungan
(Apogon compresseus) dengan nilai rata-rata 0.3 ppm, sedangkan nilai terendah terdapat pada
ikan Baronang kuning (Siganus virgatus) dengan nilai rata-rata 0.1 ppm. Konsentrasi merkuri
(Hg) tertinggi ditemukan pada ikan dari lokasi bagian Selatan (Teluk Manado), dibandingkan
pada jenis yang sama dari bagian Utara (Teluk Manado).

Kata kunci : Kadar mekuri (Hg), bioakumulasi, rantai makanan, ikan Gora (Myripritis
hexagona), ikan Baronang (Siganus virgatus), ikan Capungan (Apogon
compressus)

8
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

PENDAHULUAN perairan yang memiliki tingkat aktivitas


manusia yang cukup tinggi, misalnya:
Masalah lingkungan hidup penangkapan ikan, transportasi, dan
merupakan prioritas mutlak dipecahkan parawisata. Kondisi perairan Teluk
bagi semua Negara, termasuk Indonesia. Manado berpotensi terkontaminasi
Seiring dengan perkembangan teknologi dengan bahan-bahan pencemar seperti
dan industri, selain membawa logam merkuri (Hg) yang sangat
keuntungan dengan peningkatan berbahaya bagi biota-biota yang hidup
kesejahteraan manusia, juga membawa dalam perairan tersebut, bahkan secara
masalah yakni dampak lingkungan dari tidak langsung mempengaruhi kesehatan
limbah yang dihasilkan. Padahal, manusia. Mengingat pengaruh toksik
lingkungan mempunyai peran penting yang dapat ditimbulkan oleh logam
bagi kehidupan manusia. Menurut merkuri (Hg) dan belum tersedianya
Ridhowati (2013), proses pencemaran informasi mengenai keberadaan logam
dapat terjadi secara langsung maupun merkuri (Hg) pada beberapa jenis ikan
tidak langsung. Secara langsung, yaitu sebagai bioindikator pencemaran di
bahan pencemar langsung berdampak wilayah perairan Teluk Manado, maka
meracuni sehingga mengganggu penelitian ini dilakukan. Penelitian ini
kesehatan manusia, hewan, dan bertujuan untuk mengukur dan
tumbuhan atau mengganggu membandingkan konsentrasi merkuri
keseimbangan ekologis air, udara, pada beberapa jenis ikan, serta
maupun tanah. Proses tidak langsung, menentukan akumulasi merkuri pada
yaitu beberapa zat kimia bereaksi di ikan yang hidup di perairan Teluk
udara, air, maupun tanah, sehingga Manado.
menyebabkan pencemaran. Berdasarkan
sifat kimia dan fisik, tingkat atau daya METODE PENELITIAN
racun logam berat terhadap hewan air
secara berurutan adalah merkuri (Hg), Pengambilan sampel ikan
kandium (Cd), seng (Zn), timah hitam dilakukan di 2 (dua) lokasi, yaitu bagian
(Pb), krom (Cr), nikel ((Ni), dan kobalt Selatan (Malalayang) dan bagian Utara
(Co). Apabila merkuri masuk ke (Bailang) dari perairan Teluk Manado.
lingkungan perairan akan berikatan Sampel ikan diperolah dari tangkapan
dengan klor yang ada dalam air laut nelayan dengan cara menjubi atau/
membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk menangkap langsung. Sampel yang
tersebut Hg mudah masuk ke dalam diambil dari masing-masing dari setiap
plankton dan berpindah ke biota lain lokasi berjumlah 9 individu, yang terdiri
(Widowati dkk., 2008). atas 3 jenis ikan dengan 3 ulangan.
Manusia dapat terakumulasi Sampel ikan yang dipilih memiliki kisaran
merkuri melalui konsumsi makanan yang ukuran yang relatif sama untuk masing-
tercemar, ikan dan kerang. Senyawa masing jenis ikan. Ikan-ikan yang
merkuri yang ditemukan dalam jaringan diperoleh disimpan dalam cool box yang
ikan adalah Me-Hg yang berkonsentrasi telah berisi es batu, selanjutnya sampel
tinggi, yang merupakan hasil dari diidentifikasi dan dianalisis lanjut ke Balai
biomaknifikasi melalui interaksi tingkat Riset dan Standarisasi Industri
tropik dalam rantai makanan. Jumlah (Baristand) Manado.
merkuri yang terakumulasi dalam ikan Penentuan kandungan merkuri
atau kerang tergantung pada siklus Hg dengan mengacu Standar Nasional
geokimia yang ada (Fahruddin, 2010). dan panduan Indonesia (SNI) 01-2896-
Perairan Teluk Manado merupakan 1992 dan panduan Balai Riset dan

9
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

Standarisasi Industri (Anonimous, 2011). analisis baik dalam bentuk tabel ataupun
Secara singkat prosedur pengukuran grafik.
tersebut didahului dengan proses
destruksi sampel dimana 0,5 g sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukan ke dalam labu ukur kemudian
ditambahkan Aquades sebanyak 2 ml Sampel ikan yang ditangkap di
dan 2 ml HNO3. HClO4 (1:1) dan 5 ml Selatan dan Utara dari perairan Teluk
H2SO4 kemudian dipanaskan di atas Manado setelah diseleksi dan
hotplate pada suhu 200 oC selama 30 diidentifikasi, terdiri dari 3 jenis ikan yaitu:
menit. Sampel didinginkan hingga Ikan Gora (Myripritis hexagona), ikan
temperatur ruangan dan kemudian Beronang kuning (siganus virgatus), dan
ditambahkan aquades sebanyak 50 ml ikan Capungan (Apogon compressus).
dan 5 ml SnCl2. Sampel dianalisis Data jenis ikan sampel yang ditangkap
menggunakan alat Spektrometer telah diidentifikasi, dan disajikan dalam
Serapan Atom (SSA). Analisis data Tabel 1. Tabel 2 menampilkan hasil
disajikan secara statistik deskriptif pengukuran konsentrasi merkuri (Hg)
dengan mengambarkan data hasil dari sampel ikan yang ditangkap dari
perairan Teluk Manado.

Tabel 1. Jenis Ikan Sampel yang diidentifikasi di Perairan Teluk Manado (TM).

Lokasi Panjang Posisi Dalam


Jumlah Berat Total
Jenis Ikan Pengambilan Total Rantai
Sampel (gram)
Sampel (cm) Makanan
13 105
Gora Selatan TM 3 16,2 114 Karnivora
13,5 55
20 184
Baronang
Selatan TM 3 20,5 184 Herbivora
kuning
20,4 185
12 21
Capungan Selatan TM 3 12,5 28 Karnivora
14,1 32
17,7 105
Gora Utara TM 3 17,7 114 Karnivora
13,6 55
20,4 184
Baronang
Utara TM 3 18,3 183 Herbivora
kuning
20,5 184
12,8 32
Capungan Utara TM 3 12,3 28 Karnivora
11 21

10
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

Tabel 2. Konsentrasi Merkuri Pada Ikan di Teluk Manado (TM).

Lokasi Jenis Ikan Ulangan Konsentrasi Hg (ppm)


1 0,42
Gora 2 Ttd
3 0.03
1 0.06
Selatan TM Baronang kuning 2 Ttd
3 Ttd
1 0.07
Capungan 2 0.19
3 0.12
1 Ttd
Gora 2 0.02
3 0.09
1 0.10
Utara TM Baronang kuning 2 Ttd
3 Ttd
1 Ttd
Capungan 2 0.05
3 0.09
Keterangan :
ttd : tidak terdeteksi

Dari hasil analisis laboratorium sangat tergantung pada ukuran dan sifat
pada ketiga jenis ikan yang ditangkap makan organisme. Perbandingan
mempunyai kandungan merkuri yang konsentrasi merkuri (Hg) yang diperoleh
bervariasi, yaitu; untuk ikan Gora (M. setelah analisis laboratorium, secara
hexagona) di bagian Selatan Teluk jelas ditampilkan dalam bentuk grafik
Manado nilainya mulai dari 0.03 ppm – batang seperti pada Gambar 1.
0.42 ppm; sedangkan bagian Utara Dalam Tabel 2 dan Gambar 1
mempunyai nilai mulai dari 0.02 ppm – diperlihatkan bahwa kandungan Hg
0.09 ppm. Untuk ikan Baronang kuning tertinggi ditemukan pada ikan Gora (M.
(S. virgatus) di bagian Selatan Teluk hexagona) (0.43 ppm) dan urutan
Manado yaitu 0.06 ppm, dan untuk tertinggi kedua terdapat pada ikan
bagian Utara mempunyai nilai 0.10 ppm. Capungan (A. compressus) (0.3 ppm).
Sedangkan pada ikan Capungan (A. Hal ini diduga dipengaruhi oleh sifat
compressus) di bagian Selatan Teluk makan karnivora dari kedua jenis ikan ini.
Manado mempunyai nilai mulai dari 0.07 Menurut Rudi dan Muchsin (2011),
ppm – 0.19 ppm, dan pada bagian Utara anggota dari family Holocintridae dan
TM mempunyai nilai 0.05 ppm – 0.09 Apogonidae termasuk ikan karang yang
ppm. Dari delapan belas ikan sampel, aktif mencari makan atau aktif beraktifitas
tujuh diantaranya tidak terdeteksi di malam hari. Konsentrasi Hg terendah
kandungan merkuri. Perbedaan ditemukan pada famili Siganidae, yaitu
kandungan Hg dalam tubuh hewan uji ikan Baronang kuning (S. virgatus) (0.1
disebabkan oleh kemampuan serapan ppm), yang tergolong herbivor dan juga
biota terhadap logam yang berbeda, dan ikan diurnal. Hasil analisis laboratorium,

11
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

0.5
0.45 0.43
0.4
Konentrasi Hg (ppm)

0.35
0.3
0.3
0.25 Selatan
0.2
Utara
0.15
0.1
0.1 0.08
0.05 0.06
0.05
0
Ikan Gora Ikan Baronang Ikan Capungan

Jenis

Gambar 1. Konsentrasi rata-rata merkuri dalam daging dari tiga jenis sampel ikan yang
ditangkap di Selatan dan Utara perairan Teluk Manado.

kandungan merkuri dalam daging ikan sistem rantai makanan. Sehingga biota
yang dijadikan sampel, yang ditangkap di seperti ikan-ikan besar yang telah
bagian Selatan dan Utara perairan Teluk memakan ikan-ikan yang lebih kecil yang
Manado dalam penelitian ini, masih telah terkontaminasi oleh metil merkuri,
berada dibawah konsentrasi yang disinyalir mempunyai kandungan merkuri
direkomendasikan WHO (0.5 ppm) untuk dalam jaringan biota perairan sesuai pula
makanan. Kandungan logam berat pada dengan proses biomaknifikasi yang
ikan bersumber dari lingkungan perairan terjadi dalam linkungan perairan. Namun
yang sudah terkontaminasi oleh logam hal ini tidak terjadi pada ketiga jenis ikan
berat. Kontaminasi lingkungan perairan yang diambil dari dua lokasi tersebut. Hal
tidak terlepas dari daratan aktifitas ini diduga disebabkan oleh kemampuan
manusia di darat maupun pada perairan absorbsi dan bioakumulasi dari ketiga
(Suyanto, 2010). jenis ikan ini berbeda.
Pada umumnya, potensi Menurut Rudi dan Muchsin
akumulasi menunjukkan bahwa semakin (2011), ikan Gora (M. hexagona) dan
tinggi rantai makanan maka akumulasi ikan Capungan (A. compressus)
organisme tersebut terhadap logam berat mempunyai sifat yang sama, dari sistem
semakin tinggi yang dihasilkan dengan rantai makanan kedua ikan ini termasuk
semakin tinggi konsentrasi logam yang ikan karnivora, sedangkan ikan Beronang
terkandung di dalam tubuh organisme kuning (S. virgatus) tergolong dalam ikan
tersebut. Hal tersebut dapat saja terjadi herbivor. Kandungan logam berat pada
karena bertambahnya waktu, Menurut ikan bersumber dari lingkungan perairan
(Palar, 2008) proses transformasi ion yang sudah terkontaminasi oleh logam
metil merkuri dalam sistem rantai berat. Kontaminasi lingkungan perairan
makanan mengalami pelipat-gandaan. tidak terlepas dari daratan aktifitas
Konsentrasi dari ion metil merkuri yang manusia di darat maupun pada perairan
masuk dan terakumulasi dalam jaringan (Suyanto, 2010).
biota terus meningkat seiring dengan

12
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

Merkuri dapat masuk ke dalam kedua yaitu pada ikan Capungan (A.
tubuh organisme perairan melalui tiga compresseus) dengan nilai rata-rata
cara yaitu: melalui rantai makanan, difusi 0.3 ppm, sedangkan nilai terendah
permukaan kulit dan melalui insang. Dari terdapat pada ikan Beronang kuning
ketiga cara tersebut, yang paling besar (S. virgatus) dengan nilai rata-rata 0.1
kemungkinan untuk masuknya merkuri ppm. Konsentrasi merkuri (Hg)
ke dalam tubuh adalah melalui rantai tertinggi ditemukan pada ikan dari
makanan, karena hampir 90% dari bahan lokasi bagian Selatan (Teluk
beracun ataupun logam berat merkuri Manado), dibandingkan pada jenis
masuk ke dalam tubuh. Pada proses ini, yang sama dari bagian Utara (Teluk
fitoplankton memegang peranan penting Manado).
di mana fitoplankton akan menyerap 2. Kandungan merkuri pada ikan Gora
merkuri organik pada waktu (M. hexagona), Capungan (A.
berlangsungnya fotosintesis. Merkuri compresseus), dan Beronang kuning
merupakan zat yang lipofilik di mana (S. virgatus) di perairan Teluk
dengan sifat ini merkuri mudah berdifusi Manado, masih berada di bawah
melewati membran kulit kemudian masuk ambang batas maksimum yang
kedalam jaringan tubuh (Palar, 2012; ditetapkan WHO.
Akhadi, 2014).
Menurut Lodenius & Malm (1998)
dalam Simbolon dkk (2010) bahwa DAFTAR PUSTAKA
kandungan logam berat yang tinggi
ditemukan pada kelompok ikan karnivora Akhadi, M. 2014. Isu Lingkungan Hidup,
dan kemudian disusul oleh ikan pemakan Graha Ilmu Yogyakarta.
plankton (planktivora) dan omnivor. Hasil
Aninomous. 2011. Metode Ekstrasi dan
penelitian ini menujukkan nilai
Destruksi Sampel. Baristand
kandungan merkuri tertinggi pada ikan
Gora (M. hexagona), ikan Capungan (A.
Lasut, M.T. 2009. Proses Bioakumulasi
compressus) yang termasuk dalam ikan
Merkuri (Hg) Pada Organisme
karnivora, nilai terendah terdapat pada
Perairan di dalam Wadah
ikan Beronang kuning (S. virgatus) yang
Terkontrol, Jurnal Matematika
termasuk ikan herbivor. Nampak bahwa
dan Sains. Universitas Sam
akumulasi merkuri pada ikan karnivora
Ratulangi
secara bioakumulasi melalui rantai
makanan dapat terjadi di lingkungan Palar, H. 2008. Pencemaraan dan
perairan dari kelompok organisme Toksikologi Logam Berat, Rineka
produsen ke kelompok konsumen tingkat Cipta Jakarta
yang lebih tinggi. Bioakumulasi Hg pada
ikan merupakan proses yang rumit dan Palar, H. 2012. Pencemaraan dan
belum dipahami sepenuhnya (Paarvita, Toksikologi Logam Berat, Rineka
1991 dalam Lasut, 2009). Cipta Jakarta
KESIMPULAN Ridhowati, S. 2013. Mengenal
Pencemaran Ragam Logam,
Kesimpulan dari penelitian ini
Graha Ilmu Yogyakarta
adalah:
1. Merkuri tertinggi ditemukan pada ikan
Gora (M. hexagona) dengan nilai
rata-rata 0.43 ppm, dan nilai tertinggi

13
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

Rudi, Muchsin, 2011. Ikan Karang


Perairan Aceh dan Sekitarnya,
Lubuk Agung Bandung.

Simbolon, D.,. Simage., M.S.I.,


Wulandari, Y.S. 2010. Kandungan
Merkuri dan Sianida pada Ikan
yang Tertangkap dari Teluk Kao,
Halmahera Utara. Tesis, Program
Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor, Vol. 15. (3) 126-134.

Suyanto. 2010. Residu Logam Berat Ikan


Dari Perairan Tercemar Di Pantai
Utara Jawa Tengah. Jurnal
Pangan dan Gizi. Universitas
Muhamadiyah Semarang. vol 1.

Widowati, W., Sastiono. A., Rumampuk,


R.J. 2008. Efek Toksikologi
Logam, Andi Yogyakarta.

14

You might also like