Professional Documents
Culture Documents
1)
Poltekkes Depkes Jurusan Gizi Banjarmasin
2)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya
*Penulis Korespondensi: Email rahmani_1978@yahoo.co.id
ABSTRACT
Dried and salted snakehead fish is a product that processed by salting and drying.
Fish salting depends on salt concentration and salting duration. The aim of the research
was to know the effect of salt concentration and salting duration on physical, chemical,
and organoleptic characteristics of salted snakehead fish.
The research used Randomized Block Design (RBD), which consisted of two factors.
The first factor was salt concentration that consisted of three levels: 20%, 30% and 40%
(w/v). Second factor was salting time that consisted of three levels: 12, 24 and 34 hours.
Data was analyzed by variance analysis (ANOVA) and followed by LSD or DMRT test
(α=5%). The best treatment was selected by De Garmo method supported by t-test to
compare best treated sample to commercial salted snakehead.
The results showed that salt concentration and salting duration has no significant
effect (α=5%) on chemical parameters, including protein content, salt content, water
content, ash content, TVB value and water activity (AW). However, organoleptic
parameters showed significant effect (α=5%) on hedonic scale of taste. The interaction of
both treatments had no significant effect on all parameters.
Based on the results, the best treatment was obtained at the application of 20% salt
concentration and 24 hours salting time, which had physicochemical parameters as
follow: 52,74% protein content, 7,93% salt content, 24,02% water content, 0,19% ash
content, 12,74 mg N/100 g TVB value and 0,73 Aw. The results of the microbiological
analysis showed that salted snakehead fish that stored for 30 days contained total fungi
of 1,9X104 colony/ml, and also total halophilic bacteria of 2,9X105 colony/ml.
142
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 142-152
sehingga menjadi medium yang sangat baik Alat-alat yang digunakan dalam
untuk pertumbuhan jasad renik, terutama penelitian ini meliputi timbangan digital
bakteri (Anonymous, 2003). (Denver Instrumen M-310), oven,
Pengawetan ikan tradisional di desikator, tanur pengabuan, Aw meter
Indonesia meliputi pengasinan, Rotronic Hygroscop DT, labu destruksi,
pemindangan, pembuatan peda, terasi, dan tabung kjeldhal, botol timbang,
petis. Pembuatan ikan asin merupakan penetrometer, cawan petri, bunsen,
pengawetan yang paling sederhana dengan buret, statif, ose, peralatan gelas,
biaya yang murah (Anonymous, 2003). kompor listrik (Maspion S-300 220V),
Proses penggaraman ikan secara autoklaf (HL 36AE Hirayama, Jepang),
basah dapat menurunkan kadar protein inkubator (WTC Binder), dan colony
dengan besar penurunan bergantung pada counter.
kadar garam dan lama penggaraman
(Opstvedt, 1998). Adapun keuntungan Metode Penelitian
penggaraman basah adalah oksidasi lemak Penelitian dilaksanakan dalam 2
dapat dihindari, penetrasi garam seragam tahap, yaitu tahap pertama pembuatan
merata, dan konsentrasi larutan garam larutan garam dan tahap kedua adalah
mudah diatur. Apabila konsentrasi larutan pembuatan ikan asin gabus
garam menurun maka dapat ditambahkan (Ophiocephalu striatus). Penelitian ini
lagi garam ke dalam larutan (Djarijah, menggunakan Rancangan Acak
1995). Kelompok (RAK) yang disusun secara
Penelitian ini bertujuan untuk faktorial dengan dua faktor.
mengetahui konsentrasi garam dan lama Faktor I adalah konsentrasi garam,
perendaman yang menghasilkan ikan asin terdiri dari tiga level, yaitu 20%, 30%,
gabus dengan kualitas terbaik secara fisik, dan 40% (b/v). Faktor II adalah lama
kimia, dan hedonik. perendaman, terdiri dari tiga level, yaitu
Penelitian ini diharapkan dapat 12, 24, dan 36 jam
menjadi sumber informasi bagi Ikan asin gabus hasil perlakuan terbaik
masyarakat/industri pengolah ikan asin kemudian disimpan selama 30 hari.
gabus dalam menggunakan konsentrasi
garam dan lama perendaman/penggaraman Pengamatan dan Analisis Data
yang tepat. Pengamatan dilakukan terhadap
bahan baku ikan gabus segar dan garam
yaitu: kadar protein (AOAC dalam
BAHAN DAN METODE
Sudarmadji et al., 1997), kadar air
Bahan dan Alat (AOAC dalam Sudarmadji et al., 1997),
Bahan yang digunakan adalah ikan Total Volatile Base Nitrogen/TVB
gabus segar yang didapat dari daerah (Djatmiko, 1993) serta analisis kadar
Bangil Pasuruan dan garam dapur (garam garam (dalam Fardiaz dkk, 1989) dan
kasar), serta bahan-bahan untuk analisis kadar air (AOAC dalam Sudarmadji et al.,
yang meliputi aquades, kapas, kertas 1997. Analisis ikan asin gabus meliputi
payung, alkohol dan spritus yaitu medium kadar garam (Fardiaz dkk, 1989), kadar
PDA (Potato Dextrose Agar), larutan abu (AOAC dalam Sudarmadji et al.,
peptone 1%, larutan TCA (Tri Chloro 1997), kadar air (AOAC dalam
Acetate) 7% dan 5%, larutan asam borat Sudarmadji et al., 1997), nilai aktifitas air
3%, K2CO3 jenuh, larutan HCl 0,1 N dan (Yuwono dan Susanto, 1998), kadar
0,02 N, tablet Kjeldahl, H2SO4 pekat, NaOH protein (AOAC dalam Sudarmadji et al.,
45%, indikator metil merah dan indikator 1997), dan Total Volatil Base
tser tosiro Nitrogen/TVB (Djatmiko, 1993). Analisis
143
Pengaruh Metode Penggaraman Basah terhadap Ikan Asin Gabus (Rahmani, dkk)
K ad ar G ara m (% )
12
Kadar Abu
Analisis Fisik-
Fisik-Kimia Ikan Asin Gabus
Kadar abu ikan asin gabus akibat
perlakuan konsentrasi garam dan lama
Kadar Garam
perendaman berkisar antara 0,15–
Kadar garam ikan asin gabus akibat
0,22%. Rerata kadar abu tertinggi
perlakuan konsentrasi garam dan lama
diperoleh pada perlakuan konsentrasi
perendaman berkisar 7,52–12,51%.
garam 40% dengan lama perendaman 36
Rerata kadar garam tertinggi diperoleh
jam yaitu 0,22%, sedangkan kadar abu
pada perlakuan konsentrasi garam 40%
terendah diperoleh pada perlakuan
dengan lama perendaman 36 jam yaitu
konsentrasi garam 20% dengan lama
12,51%, sedangkan rerata kadar garam
perendaman 12 jam yaitu 0,15% (Gambar
terendah diperoleh pada perlakuan
2). Sedangkan syarat kadar abu
konsentrasi garam 20% dengan lama
maksimal untuk layak dikonsumsi
perendaman 12 jam yaitu 7,52% (Gambar
menurut SNI adalah 1,5% (b/b). Hal ini
1).
144
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 142-152
dapat disimpulkan bahwa ikan asin gabus pada perlakuan konsentrasi garam 40%
masih layak untuk dikonsumsi. dengan lama perendaman 36 jam yaitu
19,71% (Gambar 3).
Kadar Abu Ikan Asin Gabus
0.25 Kadar Air Ikan Asin Gabus
27
K a d a r A b u (% )
0.20
25
Kadar Air (% )
0.15 23
0.10 21
19
0.05
17
0.00
15
12 Jam 24 Jam 36 Jam 12 Jam 24 Jam 36 Jam
Lama Perendaman Lama Perendaman
Konsentrasi Garam 20 % Konsentrasi Garam 20%
Konsentrasi Garam 30% Konsentrasi Garam 30%
Konsentrasi Garam 40% Konsentrasi Garam 40%
Gambar 2. Grafik rerata kadar abu (%) ikan Gambar 3. Grafik rerata kadar air (%)
asin gabus ikan asin gabus
Rerata kadar abu ikan asin gabus Rerata kadar air ikan asin gabus
cenderung meningkat dengan cenderung menurun dengan
meningkatnya konsentrasi garam dan lama bertambahnya konsentrasi garam yang
perendaman. Peningkatan kadar abu digunakan pada larutan perendam.
sangat erat kaitannya dengan faktor Semakin besar konsentrasi garam maka
penambahan garam sebagai senyawa semakin banyak pula molekul air yang
anorganik. Semakin tinggi kadar garam ditarik keluar oleh ion hidrat, karena
maka semakin tinggi pula kadar abu ikan dalam bahan pangan garam terionisasi
asin gabus. Menurut Harmayani (2000), dan menarik sejumlah air (Desrosier,
pemberian garam menyebabkan 1988). Selain itu, kecenderungan kadar
pertambahan jumlah mineral (terutama air yang menurun dengan semakin
natrium) di dalam daging ikan sehingga tingginya proporsi garam yang digunakan
kadar abu juga meningkat. juga dapat dipengaruhi proses difusi air.
Rerata kadar abu ikan asin gabus Air berdifusi dari jaringan ikan gabus
cenderung meningkat dengan menuju larutan garam jenuh. Garam juga
meningkatnya lama perendaman. Hal ini menyebabkan denaturasi dan koagulasi
disebabkan osmosis dan jika berlangsung protein sehingga terjadi pengerutan
lama mengakibatkan mineral (terutama daging ikan. Akibatnya air akan terperas
Natrium) semakin banyak masuk ke dalam keluar (Anonymous, 2003).
jaringan daging ikan. Rerata kadar air ikan asin gabus
cenderung turun dengan meningkatnya
Kadar Air lama perendaman. Semakin lama daging
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan direndam dalam larutan garam maka
kadar air ikan asin gabus akibat perlakuan air yang keluar dari bahan semakin
berkisar antara 19,71–25,30%. Ada banyak. Selain itu penurunan kadar air
kecenderungan penurunan kadar air juga disebabkan penurunan kelarutan
dengan meningkatnya konsentrasi garam protein pada konsentrasi garam tinggi
dan lama perendaman. Rerata kadar air sehingga protein terpisah sebagai
tertinggi diperoleh pada perlakuan endapan (salting out). Hal ini
konsentrasi garam 20% dengan lama menyebabkan penurunan kemampuan
perendaman 12 jam yaitu 25,30%, protein dalam mengikat air.
sedangkan kadar air terendah diperoleh
145
Pengaruh Metode Penggaraman Basah terhadap Ikan Asin Gabus (Rahmani, dkk)
K a d a r Pro te in (% )
0.74 57
N ilai A w
55
0.72
53
0.70 51
49
0.68
47
0.66 45
12 jam 24 jam 36 jam 12 Jam 24 Jam 36 Jam
146
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 142-152
15
Uji mikrobiologi hanya dilakukan
10 pada perlakuan terbaik yaitu pada
perlakuan konsentrasi garam 40%
5
dengan lama perendaman 12 jam.
0 Pengujian dilakukan pada hari ke-0 dan
12 Jam 24 Jam 36 Jam
-30. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Lama Perendaman
Konsentrasi Garam 20%
total kapang pada hari ke-0 sebesar
4
Konsentrasi Garam 30% 1,3x10 koloni/ml, sedangkan pada hari
Konsentrasi Garam 40% 4
ke-30 sebesar 1,9x10 koloni/ml.
Gambar 6. Grafik rerata kadar TVB (mg Analisis total bakteri halofilik hari ke-0
5
N/100 g) ikan asin gabus menunjukkan 2,3X10 koloni/ml,
sedangkan pada hari ke-30 didapatkan
5
Gambar 6 menunjukkan kadar TVB total halofilik sebesar 2,9x10 koloni/ml
cenderung menurun dengan meningkatnya (Gambar 7).
konsentrasi garam dan lama perendaman. Total kapang cenderung meningkat
Rerata kadar TVB tertinggi diperoleh pada setelah dilakukan penyimpanan selama
perlakuan konsentrasi garam 20 % dengan 30 hari. Hal ini disebabkan ikan asin
lama perendaman 12 jam yaitu 16,40 mg gabus disimpan pada suhu ruang,
N/100 g. Kadar TVB terendah diperoleh sehingga Aw ikan asin gabus meningkat.
pada perlakuan konsentrasi garam 40 % Aw minimum untuk pertumbuhan kapang
berkisar antara 0,6–0,7% (Winarno,
147
Pengaruh Metode Penggaraman Basah terhadap Ikan Asin Gabus (Rahmani, dkk)
2002). Nilai Aw ikan asin gabus sebesar diperoleh pada perlakuan konsentrasi
0,73%, kondisi ini memungkinkan garam 40% dengan lama perendaman 36
pertumbuhan kapang. Selain itu, kapang jam (Gambar 8).
merupakan mikrob yang tahan terhadap
pemanasan dan keadaan kering (Zubaidah, 7
K es u k aa n W a rn a
R era ta R a n k in g
6
2006) sehingga kondisi selektif ini 5
4
memungkinkan kapang dapat tumbuh 3
2
dengan baik. 1
0
12 jam 24 jam 36 jam
Total Kapang dan Bakteri Halofilik Lama Perendaman
2.50
Total Halofilik
Gambar 8. Rerata tingkat kesukaan
2.00
1.50
Total Kapang panelis terhadap warna ikan
1.00 asin gabus
0.50
0.00
Hari ke - 0 Hari ke- 30 Perlakuan konsentrasi garam dan
Lama Penyimpanan lama perendaman tidak memberikan
perbedaan yang nyata terhadap tingkat
Gambar 7. Grafik total kapang dan bakteri
kesukaan warna ikan asin gabus. Hal ini
halofilik (koloni/ml) ikan asin karena warna ikan asin gabus pada
gabus
semua perlakuan tidak jauh berbeda
walaupun tingkat kesukaan panelis
Total bakteri halofilik juga cenderung
terhadap warna ikan asin gabus
meningkat setelah dilakukan penyimpanan
4 cenderung semakin menurun dengan
selama 30 hari yaitu sebesar 2,3x10 semakin meningkatnya konsentrasi
5
menjadi 2,9x10 koloni/ml. Hal ini
garam dan lama perendaman. Semakin
disebabkan konsentrasi tinggi
tinggi konsentrasi dan semakin lama
menghasilkan tekanan osmosis yang tinggi
perendaman menyebabkan pengaruh
dan aktivitas air (Aw) yang rendah.
pengotoran yang terdapat dalam garam
Kondisi ekstrim ini menyebabkan mikrob semakin tinggi.
tidak dapat hidup. Sehingga pada kondisi Menurut Afrianto dan Liviawaty
selektif ini memungkinkan hanya mikrob
(1989) garam yang mengandung
tahan garam yang dapat tumbuh
senyawa Fe dan Cu dapat mengakibatkan
(Zubaidah, 2006).
ikan asin berwarna coklat kotor atau
kuning.
Uji Hedonik
Aroma
Warna
Hasil uji hedonik menunjukkan
Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa
bahwa rerata tingkat kesukaan panelis
rerata tingkat kesukaan panelis terhadap terhadap aroma ikan asin gabus berkisar
warna ikan asin gabus berkisar antara 3,90
antara 4,05 (netral-agak menyukai)
(agak tidak menyukai-netral) sampai 5,85
sampai 5,73 (agak menyukai-menyukai).
(agak menyukai-menyukai).
Pada Gambar 9 menunjukkan
Perlakuan konsentrasi garam 20%
perlakuan konsentrasi garam 20%
dengan lama perendaman 12 jam dan 30% dengan lama perendaman 12 jam
dengan lama perendaman 12 jam memiliki
memiliki rerata tingkat kesukaan panelis
rerata kesukaan panelis terhadap warna
tertinggi terhadap aroma, sedangkan
tertinggi, sedangkan rerata terendah
148
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 142-152
7
K e s uk a a n A rom a
R e ra t a R a n k in g
7 6
6 5
5 4
4 3
3
2 2
1 1
0 0
12 jam 24 jam 36 jam 12 jam 24 jam 36 jam
Lama Perendaman
Lama Perendaman
Konsentrasi Garam 20%
Konsentrasi Garam 20% Konsentrasi Garam 30%
Konsentrasi Garam 30% Konsentrasi Garam 40%
Konsentrasi Garam 40%
Gambar 10. Rerarta tingkat kesukaan
Gambar 9. Rerata tingkat kesukaan panelis
panelis terhadap tekstur
terhadap aroma ikan asin gabus
ikan asin gabus
Tidak adanya perbedaan yang nyata
Rasa
terhadap tingkat kesukaan aroma ikan asin
Hasil uji hedonik menunjukkan
gabus dari perlakuan konsentrasi garam
bahwa rerata kesukaan terhadap rasa
dan lama perendaman tersebut disebabkan
ikan asin gabus antara 4,05 (netral –
garam tidak mempengaruhi aroma ikan
agak menyukai) sampai 6,30 (menyukai –
asin gabus.
sangat menyukai).
Pada Gambar 11 menunjukkan
Tekstur
perlakuan konsentrasi garam 20%
Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa
dengan lama perendaman 24 jam
rerata tingkat kesukaan panelis terhadap
memiliki rerata tertinggi kesukaan
tekstur ikan asin gabus berkisar antara
panelis terhadap rasa, sedangkan rerata
3,80 (agak tidak menyukai–netral) sampai
kesukaan terendah diperoleh pada
5,80 (agak menyukai – menyukai).
perlakuan konsentrasi garam 40%
Perlakuan konsentrasi garam 40%
dengan lama perendaman 24 jam.
dengan lama perendaman 36 jam memiliki
7
rerata rangking kesukaan tekstur tertinggi,
6
R e ra ta R a n k in g
K esu kaan R asa
149
Pengaruh Metode Penggaraman Basah terhadap Ikan Asin Gabus (Rahmani, dkk)
150
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 142-152
151
Pengaruh Metode Penggaraman Basah terhadap Ikan Asin Gabus (Rahmani, dkk)
152