You are on page 1of 6

ISSN 1829-9407 (Print)

ISSN 2581-0898 (Online)

Volume 18, No. 1, Januari 2021


DOI: https://doi.org/10.31964/jkl.v18i1.263
Page: 7-12

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG


PENYAKIT KECACINGAN BERPENGARUH TERHADAP
KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN

Saidatina Hadijah, Abdul Khair, Noraida


Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
Jl. H. Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
e-mail: saidatina_hadijah@yahoo.com

Abstract: The Level of Knowledge and Attitudes of The Public About Helminthiasis
Effects With The Incidence of Helminthiasis. Worm disease is an infectious disease
caused by parasites in the form of worms. The cause is soil-transmitted helminthiases
(STH), which are intestinal worms that are transmitted to humans through soil
contaminated by feces. STH infection can cause people to experience malnutrition. Severe
infections can interfere with physical growth and cognitive development of sufferers. The
purpose of this study was to determine the correlation between the level of knowledge and
people's attitudes about helminthiasis with helminthiasis. This type of research was
analytic with the research design using the case control method. The sample in this study
was 38 respondents consisting of 19 people with helminthiasis and 19 did not suffer from
helminthiasis. Data analysis using chi-square test. Chi-square test results showed the p-
value for the correlation of the variable level of knowledge of 0,312> alpha (0,05) and the
correlation of the attitude variable of 0,501> alpha (0,05) it can be stated that there is no
relationship between the level of knowledge and attitudes of the community about the
disease helminthiasis with the incidence of helminthiasis in the working area of cempaka
puskesmas. If this research is to be continued, in order to be better, then the research
sample should be expanded and other possible factors become one of the causes of STH
infection such as clean and healthy life behavior, latrine quality, water quality, soil quality
and others.

Keywords: Knowledge; attitude; helminthiasis

Abstrak: Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit


Kecacingan Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Kecacingan. Kecacingan
disebabkan oleh parasit yaitu cacing merupakan penyakit infeksi. Penyebab kecacingan
yaitu soil transmitted helminthiases (STH), merupakan cacing usus yang menular ke
manusia yang terkontaminasi tinja melalui tanah. Masyarakat yang terinfeksi STH akan
mengalami malnutrisi. Jika infeksi yang di derita berat maka pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif penderitanya akan terganggu. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang
penyakit kecacingan dengan kejadian kecacingan. Jenis penelitian ini bersifat analitik
dengan desain penelitian menggunakan metode kasus kontrol (case control). Sampel pada
penelitian ini sebanyak 38 responden yang terdiri dari 19 penderita kecacingan dan 19
tidak menderita kecacingan. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil uji chi-
square menunjukkan nilai p-value untuk hubungan variabel tingkat pengetahuan sebesar
0,737 > alpha (0,05) dan hubungan variabel sikap sebesar 0,737 > alpha (0,05) dapat
dinyatakan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
tentang penyakit kecacingan dengan kejadian kecacingan di wilayah kerja Puskesmas
Cempaka. Penelitian selanjutnya agar lebih baik maka sampel penelitian sebaiknya lebih
diperbanyak dan faktor-faktor lain yang memungkinkan menjadi salah satu penyebab
penyebaran infeksi STH seperti perilaku hidup bersih dan sehat, kualitas jamban, kualitas
air, kualitas tanah dan lain-lain.

Kata Kunci: Pengetahuan; sikap; kecacingan

Article history: Received August 11, 2020, Received in revised form August 12, 2020, Accepted January 01, 2021
8 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 18 No. 1, Januari 2021

PENDAHULUAN mamiliki perilaku atau tindakan yang


Kecacingan disebabkan oleh baik. Status kecacingan berpengaruh
parasit yaitu cacing merupakan penyakit terhadap pengetahuan dan berperan
infeksi. Penyebab kecacingan yaitu soil- sangat penting dalam mencegah penyakit
transmitted helminthiases (STH), merupa- kecacingan, oleh karena itu resiko
kan cacing usus yang menular ke manusia seseorang terinfeksi cacing akan
yang terkontaminasi tinja dari tanah. meningkat apabila memiliki pengetahuan
Masyarakat yang terinfeksi STH akan yang rendah[1].
mengalami malnutrisi. Jika infeksi yang di Dari penjelasan yang sudah
derita berat maka pertumbuhan fisik dan diuraikan, jika masyarakat memiliki
perkembangan kognitif penderitanya tingkat pengetahuan dan sikap yang baik
akan terganggu. Masyarakat akan menga- terhadap penyakit kecacingan maka
lami penurunan dalam memproses infor- resiko terinfeksi kecacingan dapat
masi baru dan kemampuan belajar dicegah. Untuk itu, menarik untuk dilaku-
apabila sudah lama terinfeksi STH, hal itu kan penelitian mengenai mengetahui
menjadi penyebab seseorang sulit me- hubungan antara tingkat pengetahuan
ngembangkan daya pikirnya[1]. dan sikap masyarakat tentang penyakit
Untuk wilayah Indonesia preva- kecacingan pada masyarakat Kecamatan
lensi kecacingan tahun 2012 berada pada Cempaka.
angka diatas 20 persen dengan prevalensi
paling tinggi mencapai 76,67 persen, BAHAN DAN CARA PENELITIAN
infeksi kecacingan mulai menurun pada Jenis penelitian ini bersifat analitik
tahun 2011 dilakukan survei di seluruh yaitu dengan menghubungkan pengetahu-
Provinsi. Prevalensi di Nusa Tenggara an dan sikap masyarakat tentang penyakit
Barat 92 persen, Jawa barat 90 persen, kecacingan dengan kejadian kecacingan.
Kalimantan 79 persen, Sumatera 78 Desain pada penelitian ini menggunakan
persen, dan Sulawesi 8 persen[2]. metode kasus kontrol (case control)
Dari data yang di dapatkan dari menggunakan pendekatan retrospektif,
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun yaitu dengan membandingkan antara
2019 untuk penyakit kecacingan dari 9 kelompok kasus dengan kelompok kon-
Puskesmas yang ada di Kota Banjarbaru trol[4].
tercatat jumlah penderita kecacingan di Metode pengumpulan data pada
Puskesmas Cempaka sebesar 19 orang penelitian ini dengan wawancara meng-
penderita dari jumlah penduduk 32.706 gunakan kuesioner untuk mendapatkan
jiwa. data responden. Data yang diperoleh
Penambangan intan di Kecamatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
Cempaka Banjarbaru merupakan penam- distribusi frekuensi untuk mengetahui
bangan tradisional dengan menggunakan hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
sistem dumping atau cara penambangan masyarakat tentang penyakit kecacingan
dengan cara mengupas tanah permukaan dengan kejadian kecacingan, dianalisis
lalu kemudian dilanjutkan dengan dengan menggunakan perhitungan statis-
penggalian secara manual tanpa menggu- tik yaitu dengan Chi-Square.
nakan mesin. Sistem kerja tradisional ini
membuat pekerja harus bersentuhan HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung dengan tanah sepanjang hari, hal Hasil data distribusi tingkat
inilah yang menjadi risiko pekerja pengetahuan dan sikap masyarakat
terinfeksi kecacingan[3]. tentang penyakit kecacingan dengan
Hal yang paling penting untuk kejadian kecacingan.
membentuk tindakan seseorang adalah Tingkat Pengetahuan Masyarakat
pengetahuan. Untuk mengurangi resiko Tentang Penyakit Kecacingan
terkena penyakit maka seseorang harus
Saidatina Hadijah, Abdul Khair, Noraida. Tingkat Pengetahuan dan Sikap 9
Masyarakat Tentang Penyakit Kecacingan Berpengaruh Terhadap
Kejadian Penyakit Kecacingan

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Masyarakat Tentang Penyakit Kecacingan

Frekuensi
No. Tingkat Pengetahuan
Jumlah %
1. Kurang 14 36,8
2. Baik 24 63,2
Total 38 100

Berdasarkan Tabel dapat diketa- dari informasi, sosial budaya dan


hui bahwa tingkat pengetahuan masya- lingkungan.
rakat tentang penyakit kecacingan paling Masyarakat yang memiliki penge-
banyak yaitu pada kategori Baik sebanyak tahuan tentang suatu hal tidak hanya
24 responden (63,2%). melalui jenjang pendidikan saja, tetapi
Berdasarkan penelitian masyara- juga di tambahkan dari terpapar infor-
kat di wilayah kerja Puskesmas cempaka masi sedangkan Faktor internal terdiri
paling banyak memiliki tingkat pendidi- dari pendidikan, motivasi dan persepsi[5].
kan SD dan SMP ini membuktikan bahwa Teori tersebut sesuai dengan hasil
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dari wawancara yang dilakukan peneliti
Cempaka sudah memiliki pendidikan yang dengan masyarakat yang menjelaskan jika
dasar maka memungkinkan masyarakat- informasi yang mereka terima lebih
nya untuk memiliki tingkat pengetahuan banyak didapatkan dari petugas keseha-
yang baik. tan dari puskesmas dan dari media cetak
Ada beberapa faktor yang berpe- ataupun elektronik.
ngaruh pada tingkat pengetahuan faktor Sikap Masyarakat Tentang Penyakit
tersebut adalah faktor eksternal dan Kecacingan
faktor internal. faktor eksternal terdiri

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Masyarakat


Tentang Penyakit Kecacingan

Frekuensi
No. Sikap Masyarakat Jumlah %
1. Negatif 14 36,8
2. Positif 24 63,2
Total 38 100

Berdasarkan Tabel dapat diketa- dipengaruhi oleh ajaran dari lembaga


hui bahwa sifat responden tentang pendidikan.
panyakit kecacingan paling banyak ada Dari hasil wawancara yang dilaku-
pada kategori positif yaitu sebanyak 24 kan peneliti dengan responden pada saat
responden (63,2%). Pengalaman pribadi, penelitian, faktor yang sangat berpe-
kebudayaan, orang lain yang dianggap ngaruh pada sikap responden dalam pe-
penting, media massa, institusi atau nelitian ini adalah pengalaman pribadi
lembaga pendidikan dan lembaga agama, responden yang pernah menderita keca-
faktor emosi dalam diri individu merupa- cingan. Dari pengalaman itu menjadikan
kan bebrapa faktor yang berpegaruh responden bersikap positif agar terhindar
dalam pembentukan sebuah sikap[6]. Oleh dari penyakit kecacingan.
karena itu semakin tinggi jenjang Tingkat Pengetahuan dan Kejadian
pendidikan seseorang maka akan semakin Kecacingan
matang sikap yang dimilikinya karena
10 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 18 No. 1, Januari 2021

Tabel 3. Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Masyarakat dengan Kejadian Kecacingan

Kejadian Kecacingan
Kecacingan Tidak
No Tingkat Pengetahuan (Kasus) Kecacingan Jumlah
(Kontrol)
n % n %
1. Kurang 8 42,1 6 31,6 14
2. Baik 11 57,9 13 68,4 24
Total 19 100 19 100 38
P = 0,737 α = 0,05

Hasil analisis data dengan meng- Hasil penelitian ini tidak berhubu-
gunakan uji chi-square diperoleh nilai p- ngan disebabkan oleh sudah baiknya
value sebesar 0,737 > alpha (0,05) maka tingkat pengetahuan masyarakat yang ada
Ho diterima sehingga dapat di-katakan di Wilayah kerja puskesmas Cempaka
bahwa tidak ada hubungan anta-ra baik itu karena tingkat pendi-dikan yang
tingkat pengetahuan masyarakat ten-tang sudah mendasar dan dari infomasi-
penyakit kecacingan dengan kejadian informasi yang diperoleh mela-lui media
kecacingan di wilayah kerja Puskesmas lain.
Cempaka. Sikap Masyarakat dan Kejadian
Kecacingan

Tabel 4. Tabel Silang Sikap Masyarakat dengan Kejadian Kecacingan

Kejadian Kecacingan
Tidak
No. Sikap Masyarakat Kecacingan Jumlah
Kecacingan
(Kasus)
(Kontrol)
n % N %
1. Negatif 6 31,6 8 42,1 14
2. Positif 13 68,4 11 57,9 24
Total 19 100 19 100 38
p = 0,737 α = 0,05

Hasil analisis data dengan kan adanya hubungan antara sikap


menggunakan uji chi-square diperoleh masyarakat tentang penyakit kecacingan
nilai p-value sebesar 0,737 > alpha (0,05) dengan kejadian kecacingan.
maka Ho diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak ada hubungan KESIMPULAN DAN SARAN
antara sikap masyarakat tentang penyakit Dari penelitian yang sudah
kecacingan dengan kejadian kecacingan di dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Cempaka. Cempaka maka dapat disimpulkan bahwa
Sikap adalah respon seseorang Tidak terbukti secara statistik hubungan
yang tertutup terhadap objek tertentu antara tingkat pengetahuan tentang
atau stimulus. Pengetahuan adalah faktor penyakit kecacingan dengan kejadian
yang sangat berperan penting dalam kecacingan dan tidak terbukti secara
menentukan sikap. Sikap merupakan statistik hubungan antara sikap masya-
keinginan untuk bertindak. Tindakan atau rakat tentang penyakit kecacingan dengan
aktifitas belum merupakan fungsi dari kejadian kecacingan. Untuk saran apabila
sikap[5]. Oleh sebab itu, tindakan yang penelitian ini teruskan, untuk lebih baik
nyata dari seseorang belum tentu mem- maka sampel penelitian agar lebih
punyai sikap yang baik. Itu memung- diperbanyak dan faktor- faktor lain yang
kinkan menjadi penyebab tidak ditemu- memungkinkan menjadi salah satu
Saidatina Hadijah, Abdul Khair, Noraida. Tingkat Pengetahuan dan Sikap 11
Masyarakat Tentang Penyakit Kecacingan Berpengaruh Terhadap
Kejadian Penyakit Kecacingan

penyebab penyebaran infeksi STH seperti Skripsi Fak Kesehat Masy Univ
pelaksanaan atau praktik mencegah Sumatera Utara Medan 2018. 2018;
kecacingan dalam kehidupan sehari- hari, 3. Sari W, Giri R. Hubungan kejadian
perilaku hidup bersih dan sehat, kualitas infeksi cacing tambang dengan anemia
jamban, kualitas air, kualitas tanah dan pada pekerja tambang intan tradisional
lain-lain. Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru tahun 2014
KEPUSTAKAAN The relationship of hookworm
1. Lestari TW. Hubungan Tingkat infection and anemia on the traditional
Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku diamond mine workers in Sungai
Pencegahan Kecacingan Dengan Status Tiung Village of Cempaka Sub-District
Kecacingan Siswa Sdn 03 Pontianak Banjarbaru City 2014. 2016;(1):27–31.
Timur Kotamadya Pontianak Tahun 4. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan
2014. J Mhs PSPD FK Univ dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Tanjungpura. 2014;(Vol 1, No 1 Rineka Cipta; 2012.
(2014): Jurnal Mahasiswa PSPD FK 5. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan
UNTAN Tahun 2014). dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
2. Tambak R. Pengaruh Penyuluhan Cipta; 2007.
Kesehatan Menggunakan Media Video 6. Azwar. Sikap Manusia Teori dan
Tentang Kecacingan Terhadap Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta:
Pengetahuan Dan Sikap Siswa Sdn Pustaka Belajar; 2013.
122375 Pematangsiantar Tahun 2017.
12 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 18 No. 1, Januari 2021

You might also like