You are on page 1of 10

EFEKTIVITAS METODE SMALL GROUP DISCUSSION

DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


TENTANG COVID-19
Yoki Saputra1), Oktavianis2), Lydia Mardison3)
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Email : yokisaputra1@gmail.com

Abstract

The number of Covid-19 cases in Jambi Province on June 28, 2021 was reported 12,631 cases with
a total death toll of 253 cases. It was recorded that 6.55% of COVID-19 cases occurred in Bungo
Regency and had increased since December 2019 and it was also declared a pandemic until now.
One of the health promotion efforts to the community about Covid-19 is through Small Group
Discussions. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the SGD method in
increasing public knowledge and attitudes about Covid-19 in the Rantau Pandan District, 2021. The
type of this study was Pre Experimental design with One Group Pretest-Postest design. The
population was people at 30-40 years old at Rantau Pandan Community Health Center. By using
purposive sampling, 10 people were chosen as the samples. Then, the data were collected through a
questionnaire. It was analyzed by univariate and bivariate. The results showed that the average
value of knowledge increased from 8.40 to 13.90 and the average value of attitudes increased from
34.70 to 40.60. The results of the t-test obtained p = 0.000 <0.05 for knowledge and p = 0.000
<0.05 for attitude. It can be concluded that there was the effectiveness of health promotion with the
Small Group Discussion (SGD) method on people's knowledge and attitudes about Covid-19. It is
suggested that the Community Health Center ro promote health to the community with the Small
Group Discussion (SGD) method because this method is effective in increasing public knowledge
and attitudes about Covid-19.

Keywords : Health Promotion, Small Group Discussion (SGD) method,


Knowledge, Attitude, Covid-19

Abstrak

Kasus Covid-19 di Provinsi Jambi per 28 Juni 2021 dilaporkan sebanyak 12.631 dengan kematian
sebanyak 253 kasus. Tercatat 6,55% kasus COVID-19 terjadi di Kabupaten Bungo dan telah
meningkat sejak Desember 2019 dan dinyatakan sebagai pandemi hingga saat ini. Upaya promosi
kesehatan kepada masyarakat tentang Covid-19 salah satunya dengan Small Group Discussion.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode SGD dalam meningkatkan pengetahuan
dan sikap masyarakat tentang Covid-19 di Dusun Rantau Pandan Tahun 2021. Desain penelitian ini
adalah Pre Experimental design dengan rancangan One Group Pretest-Postest. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat Rantau Pandan berumur 30-40 tahun. Metode penarikan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang. Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil
penelitian didapatkan peningkatan nilai rata-rata pengetahuan dari 8,40 meningkat menjadi 13,90
dan nilai rata-rata sikap 34,70 meningkat menjadi 40,60. Hasil uji-t didapatkan nilai p=0,000<0,05
untuk pengetahuan dan p=0,000<0,05 untuk sikap. Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu ada
efektivitas promosi kesehatan dengan metode Small Group Discussion (SGD) terhadap Pengetahuan
dan Sikap masyarakat tentang Covid-19. Disarankan kepada Puskesmas untuk melakukan promosi
kesehatan kepada masyarakat dengan menggunakan metode Small Group Discussion (SGD) karena
metode ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang Covid-19.

Kata Kunci : Promosi Kesehatan, Metode Small Group Discussion (SGD),


Pengetahuan, Sikap, Covid-19
PENDAHULUAN cepat dan luas ke berbagai negara.
Coronavirus merupakan keluarga besar Dilansir dari WHO, COVID-19
virus yang menyebabkan penyakit pada dinyatakan sebagai pandemi pada tanggal
manusia dan hewan. Pada manusia 12 maret 2020. Per 28 Juni 2021 jumlah
biasanya menyebabkan penyakit infeksi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di
saluran pernapasan, mulai flu biasa seluruh dunia mencapai 179.686.071 jiwa
hingga penyakit yang serius seperti dengan kematian sebanyak 3.899.172 jiwa
Middle East Respiratory Syndrome (WHO, 2021).
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut
Berat/ Severe Acute Respiratory Indonesia melaporkan kasus pertama
Syndrome (SARS) (WHO, 2021). COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020.
Kasus terus bertambah dan menyebar di
Seperti penyakit pernapasan lainnya, 34 Provinsi di Indonesia. Menurut data
COVID-19 dapat menyebabkan gejala yang dirilis Gugus Tugas Percepatan
ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, Penanganan COVID-19 Republik
batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi
dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. positif hingga tanggal 28 Juni 2021
Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin tercatat sebanyak 2.135.998 jiwa positif
akan menderita sakit yang parah, seperti COVID-19 dengan kasus kematian
disertai pneumonia atau kesulitan sebanyak 57.561 jiwa. Tingkat kematian
bernafas, yang biasanya muncul secara (case fatality rate) akibat COVID-19
bertahap. Walaupun angka kematian adalah sekitar 2,7% (Gugus Tugas RI,
penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), 2021).
namun bagi orang yang berusia lanjut,
dan orang-orang dengan kondisi medis Provinsi Jambi berada pada zona orange
yang sudah ada sebelumnya (seperti hingga tanggal 28 Juni 2021 telah
diabetes, tekanan darah tinggi dan melaporkan 12.631 Jumlah Kasus Positif
penyakit jantung), mereka biasanya lebih (0.6% dari jumlah terkonfirmasi nasional)
rentan untuk menjadi sakit parah dengan jumlah kematian 253 Jumlah
(Kemenkes, 2020). Kasus (1.9% dari jumlah terkonfirmasi
provinsi). Tercatat 6,55% kasus COVID-
Penyakit ini dapat menyebar melalui 19 terjadi di Kabupaten Bungo, yaitu
tetesan kecil (droplet) dari hidung atau sebanyak 828 kasus dengan kasus
mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet kematian sebanyak 8 jiwa dan kasus
tersebut kemudian jatuh pada benda di sembuh sebanyak 753 jiwa (Gugus Tugas
sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain Prov. Jambi, 2021).
menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, Berdasarkan data dari Puskesmas Rantau
lalu orang itu menyentuh mata, hidung Pandan per tanggal 28 Juni 2021, terdapat
atau mulut (segitiga wajah), maka orang 29 orang kasus positif COVID-19 dengan
itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa kasus kematian 2 orang di Kecamatan
juga seseorang terinfeksi COVID-19 Rantau Pandan. Lebih dari 86% kasus di
ketika tanpa sengaja menghirup droplet Kecamatan Rantau Pandan berada di
dari penderita (Kemenkes, 2020). Dusun Rantau Pandan, yaitu 25 kasus dan
2 kasus kematian.
Jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan
kepada WHO 2020 telah meningkat sejak Hingga saat ini masih belum ada
laporan pertama COVID-19 pada bulan pengobatan khusus untuk pasien COVID-
Desember 2019 dari kantor WHO di Cina. 19. Selain itu, seseorang yang terinfeksi
COVID-19 kemudian menyebar secara COVID-19 tetapi tidak menunjukkan
gejala masih bisa menularkan virus. metode ceramah disebabkan metode
Pengetahuan seperti penyebab, gejala, diskusi lebih mampu mempengaruhi
transmisi, dan faktor komorbid COVID- pengetahuan dan sikap. Dengan diskusi
19 juga perlu diketahui masyarakat kelompok tidak hanya mendengar
(Kemenkes, 2020). penjelasan secara sepihak dari penyuluh
tapi juga dapat berperan aktif untuk
Berdasarkan survei awal yang dilakukan bersama- sama belajar.
di wilayah kerja Puskesmas Rantau
Pandan, sebagian besar masyarakat sudah Penelitian ini dilakukan untuk
terpapar informasi mengenai COVID-19, mengetahui adanya efektifitas promosi
hanya saja sikap dan perilaku masyarakat kesehatan dengan metode Small Group
dalam pencegahan COVID-19 masih Discussion (SGD) dalam meningkatkan
kurang. Selain itu masih ada masyarakat pengetahuan dan sikap masyarakat
yang mempercayai berita-berita hoax. Ini tentang COVID-19 di Dusun Rantau
menunjukkan bahwa pengetahuan Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
mayarakat masih kurang. Tahun 2021.

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit METODE PENELITIAN


COVID-19 merupakan hal yang sangat Jenis Penelitian ini adalah penelitian
penting agar tidak menimbulkan eksperimen dengan desain Pre
peningkatan jumlah kasus penyakit Experimental design dengan rancangan
COVID-19 yang terlalu cepat. One Group Pretest-Postest. Metode
Pengetahuan masyarakat mengenai penelitian One-Group Pretest-Posttest
COVID-19 dapat diartikan sebagai hasil Design ini dilakukan terhadap satu
tahu mengenai penyakit ini, memahami kelompok tanpa adanya kelompok
penyakit ini, dan cara pencegahannya. kontrol. Penelitian ini disesuaikan dengan
Pengetahuan yang dimiliki seseorang tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk
akan memengaruhi bagaiamana ia melihat akibat dari suatu perlakuan. Di
bertindak. Perilaku yang diperoleh dari dalam rancangan ini dilakukan tes
pengetahuan akan lebih baik daripada sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberi
perilaku yang tidak berasal dari perlakuan disebut pretest dan sesudah
pengetahuan (Sari, D. P., & 'Atiqoh, N. diberi perlakuan disebut posttest.
S., 2020).
Kuesioner yang sama diteskan (diujikan)
Salah satu upaya memberikan kepada sekelompok responden sebanyak
pengetahuan kepada masyarakat tentang dua kali. Waktu tes antara pre-test dan
COVID-19 yang dapat dilakukan adalah post-test tidak terlalu jauh maupun terlalu
promosi kesehatan. Promosi kesehatan dekat, selang waktu antara 15- 30 hari
dapat dilakukan dengan menggunakan sudah cukup memenuhi syarat
berbagai metode dan media yang (Notoatmodjo, 2012). Selang waktu yang
disesuaikan dengan sasaran. Cara efektif terlalu pendek berpengaruh terhadap daya
dalam pendekatan kelompok adalah ingat responden karena kemungkinan
dengan metode diskusi. Pada metode responden masih mengingat pertanyaan
diskusi dapat menumbuhkan dan yang diajukan pada saat pre- test,
mengembangkan cara berpikir dan sikap sebaliknya jika selang waktu terlalu
ilmiah. panjang kemungkinan pada responden
sudah terjadi perubahan dalam variabel
Hasil penelitian (Ribka Nova Sartika yang diukur.
Sembiring, 2015) menunjukkan bahwa
metode diskusi lebih efektif dibandingkan
Lokasi penelitian ini adalah di Dusun 30-32 5 50
Rantau Pandan, Kecamatan Rantau 33-35 1 10
Pandan, Kabupaten Bungo, Propinsi 36-38 1 10
Jambi yang dilakukan sejak bulan 39-40 3 30
Oktober s/d Desember 2021. Pekerjaan
Populasi dalam penelitian ini adalah ASN 2 20
Honorer 1 10
masyarakat Dusun Rantau Pandan yang
IRT 1 10
berumur 30-40 tahun dengan besaran Petani 1 10
sampel yang digunakan adalah 10 orang. Swasta 3 30
Teknik pengambilan sampel yang Tidak Bekerja 2 20
digunakan adalah Purposive Sampling Pendidikan
dengan kriteria inklusi Berada di Dusun SMP 1 10
Rantau Pandan, bersedia menjadi SMA 5 50
responden, umur 30-40 tahun, bisa baca D3 2 20
tulis. S1 2 20

Tahap persiapan pada penelitian ini Dari tabel 1 terlihat bahwa responden
adalah mempersiapkan media yang paling banyak berjenis kelamin
digunakan untuk intervensi (kuesioner perempuan (60%), Usia responden paling
dan Buku Saku). Sebelum penelitian banyak antara 30-32 tahun (50%),
dilaksanakan, peneliti melakukan Pekerjaan responden terbanyak adalah
koordinasi dengan petugas untuk swasta (30%), dan pendidikan terbanyak
membantu mengumpulkan masyarakat responden adalah SMA (50%).
yang menjadi sampel penelitian. Pada
tahap penelitian dilakukan pre test untuk Rata-rata Pengetahuan tentang
mengetahui kondisi awal masyarakat COVID-19 Sebelum Intervensi (Pretest)
(pengetahuan dan sikap tentang COVID- Tabel 2. Rata-rata Pengetahuan
19) kemudian kelompok ini diintervensi Responden Sebelum Intervensi
dengan metode diskusi sebanyak 2 kali.
Kemudian dilakukan Post test untuk Min-
Pengetahuan N Mean SD
mengetahui kondisi masyarakat Max
(pengetahuan dan sikap tentang COVID- Pre test 10 8,40 2,271 6-12
19) setelah dilakukan intervensi. Setelah
penelitian selesai dilakukan, peneliti Berdasarkan Tabel 2 tentang rata-rata
dapat mengolah data yang diperoleh pengetahuan responden tentang COVID-
kemudian melakukan analisis Univariat 19 sebelum intervensi (pretest) pada
dan Bivariat terhadap data tersebut kelompok terlihat bahwa nilai rata-rata
dengan menggunakan paired samples t adalah 8,40 dengan standar deviasi 2,271
test. dan skor pengetahuan terendah sebelum
intervensi adalah 6 dan tertinggi 12.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2012)
kegiatan promosi kesehatan merupakan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
suatu proses yang mempunyai masukan
Karakteristik Responden
(input) dan keluaran (output). Promosi
Variabel f % kesehatan pada hakikatnya ialah suatu
Jenis Kelamin kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
Laki-Laki 4 40 kesehatan kepada masyarakat, kelompok
Perempuan 6 60 atau individu. Dengan adanya pesan
Usia tersebut maka diharapkan masyarakat,
kelompok, atau individu dapat
memperoleh pegetahuan tentang Berdasarkan penelitian Ribka Nova
kesehatan yang lebih baik. Sartika Sembiring (2015) dengan judul
efektifitas metode diskusi dan metode
Penelitian ini juga sejalan dengan ceramah dalam meningkatkan
penelitian yang dilakukan oleh Fizran pengetahuan dan sikap remaja tentang
(2019) dengan judul efektivitas metode HIV/AIDS di SMPN 10 Kota
diskusi dalam meningkatkan pengetahuan Pematangsiantar tahun 2015 didapatkan
dan sikap remaja tentang PMS dan HIV di hasil pengukuran sikap 30 orang sampel
SMAN 4 Kota Bukitinggi tahun 2019 sebelum metode diskusi pada kelompok
dengan 20 sampel, didapatkan bahwa didapatkan sikap responden pada katagori
rata-rata pengetahuan responden sebelum cukup sebelum diberikan metode diskusi
intervensi 9,45. sebanyak 27 orang (90,0%) dan kurang
sebanyak 3 orang (10,0%).
Nilai rata-rata pengetahuan responden
sebelum intervensi rendah. Peneliti Menurut asumsi peneliti, sebelum
mengasumsikan bahwa hal ini terjadi intervensi rata-rata responden telah
karena responden berada di daerah yang menunjukkan respon sikap yang cukup
sama, yang mana informasi hoax tentang dan baik tentang COVID-19, dimana rata-
covid-19 di masyarakat masih rata skor sikap responden sebelum
berkembang. Selain itu pengalaman intervensi adalah 34,70. Sebelum
responden dalam menerima informasi intervensi diketahui bahwa sebagian besar
tentang covid-19 berbeda-beda. responden menyatakan mencuci tangan,
memakai masker dan pembatasan keluar
Rata-rata Sikap tentang COVID-19 negeri dapat mencegah penyebaran
Sebelum Intervensi (Pretest) COVID-19.
Tabel 3. Rata-rata Sikap Responden
Rata-rata Pengetahuan tentang
Sebelum Intervensi
COVID-19 Sesudah Intervensi (Posttest)
Min-
Sikap N Mean SD Tabel 4. Rata-rata Pengetahuan
Max
Responden Sesudah Intervensi
Pre test 10 34,70 6,651 24-43
Min-
Pengetahuan N Mean SD
Berdasarkan Tabel 3 tentang rata-rata skor Max
sikap masyarakat tentang COVID-19 Post test 10 13,90 1,101 12-15
sebelum intervensi (pretest) pada
kelompok terlihat bahwa nilai rata-rata Berdasarkan Tabel 4 tentang rata-rata skor
adalah 34,70 dengan standar deviasi pengetahuan responden tentang COVID-
6,651. Skor sikap terendah sebelum 19 setelah intervensi (posttest) pada
intervensi adalah 24 dan tertinggi 43. kelompok terlihat bahwa nilai rata-rata
adalah 13,90 dengan standar deviasi
Theodore Newcomb dalam Notoatmodjo 1,101. Skor pengetahuan terendah setelah
(2012), salah seorang ahli psikologi sosial intervensi adalah 12 dan tertinggi 15.
menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak Menurut Windasari dalam (Fizran, 2019)
dan bukan merupakan pelaksanaan motif salah satu metode pendidikan atau
tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk promosi kesehatan yang efektif dilakukan
beraksi terhadap objek dilingkungan untuk peningkatan pengetahuan, sikap
tertentu sebagai penghayatan terhadap dan perilaku individu adalah metode
objek. diskusi kelompok. Diskusi kelompok
adalah percakapan yang direncanakan adalah 40,60 dengan standar deviasi
atau dipersiapkan di antara tiga orang atau 5,621. Skor sikap terendah setelah
lebih tentang topik tertentu dengan intervensi adalah 34 dan tertinggi 49.
seseorang pemimpin, metode ini memiliki
keunggulan tertentu dalam pemberian Sikap merupakan predisposisi dalam
pendidikan kesehatan, dimana pada memberikan respon dalam bentuk suka
metode ini memberikan kemungkinan atau tidak suka terhadap objek tertentu.
untuk saling mengemukakan pendapat, Sikap itu mempunyai tiga komponen
berupa pendekatan yang demokratis, pokok yaitu komponen kognisi yang
memperluasa pandangan dan wawasan berhubungan dengan biliefs, ide atau
serta menjadikan topik bahasan lebih konsep. Afeksi yang menyangkut
menarik. kehidupan emosional seseorang, kognisi
yang merupakan kecenderungan untuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan bertingkah laku, atau yang disebut niat
penelitian Aris Ardila (2014) dengan atau intensi. Selain itu sikap juga
judul penelitian efektifitas metode diskusi intensitas perasaan yang ada dalam diri
kelompok dan metode ceramah terhadap seseorang (individu) baik yang bersifat
peningkatan pengetahuan dan sikap negatif maupun yang bersifat positif
remaja tentang perilaku seks pranikah (Notoatmodjo, 2012).
didapatkan hasil tingkat pengetahuan nya
meningkat menjadi baik pada saat pos-test Hasil penelitian ini sejalan dengan
setelah dilakukan penyuluhan dengan penelitian Emmy Yustina (2015) dengan
persentase 83,3% pada kelompok metode judul efektivitas metode diskusi dengan
diskusi kelompok dan 70% pada menggunakan media leaflet dan modul
kelompok metode ceramah. terhadap peningkatan pengetahuan dan
sikap tokoh masyarakat tentang
Peneliti mengasumsikan bahwa semua pencegahan malaria di kecamatan
responden mampu menjawab pertanyaan kutambaru kabupaten langkat tahun 2015
dengan benar setelah dilakukan intervensi, didapatkan hasil pada 18 orang sampel
karena pada saat intervensi beberapa bahwa sebagian besar responden bersikap
pertanyaan pada kuesioner di diskusikan baik dengan jumlah 11 orang (61,1%) dan
kembali oleh kelompok. Dan mereka yang terjadi peningkatan nilai rata-rata sikap
memiliki pengetahuan yang tertinggi setelah intervensi menjadi 58,12 pada post
mengetahui informasi tambahan melalui test.
internet, televisi dan informasi dari
berbagai sumber. Menurut asumsi peneliti setelah intervensi
rata-rata skor sikap responden tentang
Rata-rata Sikap tentang COVID-19 COVID-19 lebih tinggi jika dibandingkan
Sesudah Intervensi (Posttest) dengan sebelum intervensi, setelah
dilakukan intervensi sebanyak dua kali
Tabel 5. Rata-rata Sikap Responden
kepada kelompok responden didapatkan
Sesudah Intervensi
nilai rata-rata capaian skor sikap
Min- responden adalah 40,60 dimana secara
Sikap N Mean SD
Max keseluruhan responden menunjukkan
Post test 10 40,60 5,621 34-49 respon sikap yang positif tentang COVID-
19 yaitu bertambahnya responden yang
Berdasarkan Tabel 5 tentang rata-rata skor setuju melakukan pencegahan dengan
sikap masyarakat tentang COVID-19 menggunakan masker, mencuci tangan
setelah intervensi (posttest) pada dan menjauhi kerumunan, selain itu
kelompok terlihat bahwa nilai rata-rata responden juga menunjukkan sikap siap
untuk di vaksin dan akan mencari tahu
kebenaran berita tentang COVID-19 agar
terhindar dari berita hoax. Hal ini
menandakan bahwa informasi yang
disampaikan kepada responden melalui
metode diskusi dapat dipahami dan
diterima oleh responden.

Perbedaan Rata-rata Pengetahuan Responden tentang COVID-19 Sebelum dan


Sesudah Intervensi
Tabel 6. Perbedaan rata-rata pengetahuan responden tentang COVID-19 sebelum
intervensi (pretest) dan sesudah intervensi (posttest)
Pengetahuan N x SD MD P value
Pretest 10 8,40 2,271
-5,500 0,000
Posttest 10 13,90 1,101

Berdasarkan Tabel 6 didapatkan hasil


yang menujukkan terjadi perubahan nilai metode ceramah dan diskusi kader
rata-rata pengetahuan sebelum dengan kesehatan untuk meningkatkan
sesudah diberikan metode Small Group pengetahuan tentang kesehatan ibu dan
Discussion (SGD) tentang COVID-19 anak di Puskesmas I Baturraden dengan
yaitu 8,40 menjadi 13,90. Hasil analisis 30 sampel dimana penelitian
dengan menggunakan paired samples t- menunjukkan terjadi peningkatan nilai
test didapatkan nilai Md (-5,500) dengan rata-rata pengetahuan 3,13 meningkat
nilai p=0,000<0,05, maka dapat menjadi 5,85. Hasil uji beda dengan
disimpulkan bahwa ada efektivitas menggunakan uji statistik Paired t test
promosi kesehatan dengan metode Small menunjukkan ada beda antara hasil pre
Group Discussion (SGD) terhadap test dan post test dengan nilai p value nya
pengetahuan responden tentang COVID- adalah 0,0001< 0,05.
19.
Meneurut asumsi peneliti, penyampaian
Ada beberapa bentuk metode yang dapat informasi kepada responden pada
membuat agar peserta lebih aktif dalam penelitian ini menggunakan metode Small
pelaksanaan pendidikan kesehatan selain Group Discussion (SGD). Metode ini
metode diskusi diantaranya metode dapat meningkatkan pengetahuan
diskusi kelompok, bola salju, buzz group, masyarakat tentang COVID-19. Pada saat
memainkan peran serta simulasi. Semua pelaksanaan diskusi kelompok kecil ini,
metode diatas diharapkan dapat setiap responden diberi kesempatan untuk
meningkatkan pengetahuan peserta didik mengemukakan pendapat dan ide
melebihi metode yang hanya terdapat satu mengenai pertanyaan yang muncul saat
arah (Notoatmodjo, 2012). pelaksanaan diskusi, saling berpartisipasi
aktif dan bertukar pendapat tentang hal-
Penelitian ini sejalan dengan penelitian hal yang berkaitan dengan COVID-19 saat
yang dilakukan oleh Arif Kurniawan ini. Kegiatan tersebut dapat menambah
(2017) dengan judul efektivitas pelatihan pengetahuan masyarakat tentang COVID-
19.
Perbedaan Rata-rata Sikap Responden tentang COVID-19 Sebelum dan Sesudah
Intervensi
Tabel 7. Perbedaan rata-rata sikap responden tentang COVID-19 sebelum intervensi
(pretest) dan sesudah intervensi (posttest)
Sikap N x SD MD P value
0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan nilai pretest dan posttest sikap
pada kelompok eksperimen.

Menurut asumsi peneliti, pemberian


pendidikan kesehatan menggunakan
metode diskusi kelompok kecil efektif
terhadap peningkatan respon sikap
responden tentang COVID-19, dimana
Berdasarkan tabel 7 hasil yang didapatkan terjadi peningkatan skor sikap responden
terjadi perubahan nilai rata-rata sikap setelah intervensi. Sebelum intervensi
sebelum dengan sesudah diberikan diketahui bahwa sikap responden tentang
metode Small Group Discussion (SGD) COVID-19 pada dasarnya sudah baik
tentang COVID-19 yaitu 34,70 meningkat namun masih ditemukan responden
menjadi 40,60. Hasil analisis dengan dengan respon sikap kurang, yaitu masih
menggunakan paired samples t-test ada yang menganggap tidak perlu
didapatkan nilai Md (-5,900) dengan nilai pemakaian masker secara terus menerus
p=0,000<0,05, maka dapat disimpulkan jika keluar rumah. Namun semua respon
bahwa ada efektivitas promosi kesehatan sikap kurang tersebut tidak ditemukan
dengan metode Small Group Discussion lagi setelah intervensi, dimana responden
(SGD) terhadap Sikap masyarakat tentang telah memahami bahwa perlunya
COVID-19. pemakaian masker, cuci tangan pakai
sabun dan menghindari kerumunan untuk
Menurut Notoatmodjo (2012) pendidikan mencegah penyebaran COVID-19.
kesehatan bertujuan untuk mencapai
perilaku kesehatan (healthy behavior), Keterbatasan Penelitian
selain berubahnya masyarakat menjadi Adapun hambatan dan kelemahan dalam
masyarakat yang melek kesehatan (health penelitian ini antara lain :
literacy). Pada akhirnya pendidikan tidak 1. Dalam proses pengambian data,
hanya diketahui atau disadari (knowledge) informasi yang diberikan responden
tapi juga akan disikapi (attitude). Sesuai melalui kuesioner terkadang tidak
dengan keterangan tersebut, dengan menunjukkan pendapat responden
pelaksanaan diskusi kelompok kecil pada yang sebenarnya, hal ini terjadi karena
penelitian ini selain meningkatkan kadang perbedaan pemikiran,
pengetahuan responden juga anggapan dan pemahaman yang
meningkatkan sikap responden. berbeda tiap responden, juga faktor
lain seperti faktor kejujuran dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pengisian pendapat responden dalam
yang dilakukan oleh Mami Wijiastuti kuesionernya.
(2011) dengan judul efektivitas 2. Kesulitan untuk mengumpulkan
penyuluhan dengan metode diskusi masyarakat kembali untuk
kelompok dalam meningkatkan melaksanakan diskusi kelompok kecil.
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu Hal ini terjadi karena kesibukan dari
tentang pencegahan pneumonia pada masing- masing responden sehingga
balita dengan 20 orang sampel didapatkan waktu dan tempat pelaksanaan diskusi
hasil uji t berpasangan nilai pretest dan kelompok harus menyesuaikan.
posttest sikap yang telah dilakukan pada 3. Kurangnya minat baca responden,
kelompok eksperimen, diperoleh hasil sehingga buku modul yang diberikan
bahwa nilai p adalah 0,002. Hal tersebut tidak dibaca sepenuhnya oleh
menunjukkan bahwa nilai p kurang dari responden.
4. Sulitnya memotivasi responden untuk diberikan mandapat imbalan dari Yang
aktif dalam diskusi kelompok, yang Maha Kuasa.
hanya di dominasi beberapa orang saja.
5. Peneliti mengalami kesulitan dalam REFERENSI
menjelaskan beberapa pernyataan
karena responden memliliki tingkat
pendidikan yang berbeda-beda.

KESIMPULAN
1. Rata-rata pengetahuan responden
tentang COVID-19 sebelum
intervensi adalah 8,40.
2. Rata-rata sikap responden tentang
COVID-19 sebelum intervensi
adalah 34,70.
3. Rata-rata pengetahuan responden
tentang COVID-19 setelah
intervensi adalah 13,90.
4. Rata-rata sikap responden tentang
COVID-19 setelah intervensi
adalah 40,60.
5. Promosi kesehatan dengan metode
Small Group Discussion (SGD)
efektif terhadap peningkatan
pengetahuan responden tentang
COVID-19, dimana terjadi
peningkatan rata-rata pengetahuan
responden sebelum dan sesudah
intervensi sebesar 5,500 dan p =
0,000.
6. Promosi kesehatan dengan metode
Small Group Discussion (SGD)
efektif terhadap peningkatan sikap
responden tentang COVID-19,
dimana terjadi peningkatan rata-
rata sikap responden sebelum dan
sesudah intervensi sebesar 5,900
dan p = 0,000.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kehadirat Allah SWT yang
telah mempermudah segala upaya peneliti
selama melakukan penelitian sehingga
terselesaikan penelitian ini, ucapan terima
kasih disampaikan kepada seluruh pihak
yang teribat dalam penelitian ini. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telah
Ardila, A. (2014). efektifitas metode diskusi kelompok dan metode ceramah terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seks pranikah. Jurnal
Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik, 76-91.
Fizran. (2019). Efektivitas Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Pms Dan Hiv. Ensiklopedia of Journal, 148-157.
Gugus Tugas Prov. Jambi. (2021, Juni 28). Data statistik covid-19 provinsi jambi. Retrieved
from https://corona.jambiprov.go.id/v2/
Gugus Tugas RI. (2021, Juni 28). Situasi Virus COVID-19 di Indonesia dan Dunia. Diambil
kembali dari Gugus Tugas RI: https://covid19.go.id/
Kemenkes. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-
19) Revisi ke- 5. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kurniawan, A. (2017). Efektivitas Pelatihan Metode Ceramah Dan Diskusi Kader
Kesehatan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Ibu Dan Anak Di
Puskesmas I Baturraden. Jurnal Kesmas Indonesia, 22-33.
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ribka Nova Sartika Sembiring. (2015). Efektifitas Metode Diskusi Dan Metode Ceramah
Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS. 1-101.
Sari, D. P., & 'Atiqoh, N. S. (2020). Hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan
kepatuhan penggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyakit COVID-19 di
Ngronggah. INFOKES Journal, 52-55.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
WHO. (2021, Juni 28). Overview Coronavirus disease (COVID-19). Diambil kembali dari
https://www.who.int/health-topics/coronavirus
Wijiastuti, M. (2011). Efektifitas Penyuluhan dengan Metode Diskusi Kelompok dalam
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu tentang Pneumonia pada Balita.
1-99.
Yustina, E. (2015). Efektivitas Metode Diskusi Dengan Menggunakan Media Leaflet Dan
Modul Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tokoh Masyarakat Tentang
Pencegahan Malaria Di Kecamatan Kutambaru. Jurnal Mutiara Ners, 90-97.

You might also like