You are on page 1of 9

PROSIDING: SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

“Penguatan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0”

POTENSI PENERAPAN MHEALTH DALAM MENANGGULANGI


PTSD (POST TRAUMATIC STRESS DISORDER) PASCA BENCANA
ALAM DI INDONESIA, SEBUAH REVIEW NON-SISTEMATIK

Viktorinus Alfred Saptiono Mulana

Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan


Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali
Jl. Seroja, Gang Jeruk Kelurahan Tonja Denpasar-Bali 80239
Email: alfredsaptiono@iikmpbali.ac.id

ABSTRACT
Overcoming the psychological impact of natural disasters victim’s seems still lack serious attention from the
policy maker. Post-Traumatic Stress Disorders (PTSD) is one of psychological case that is often experienced
by natural disasters victims. This is a challenge for psychologist and psychiatrists to provide the right
intervention, to help the victim’s psychological recovery and increased the quality of life after the disaster.
Intervention models that rely solely on face-to-face psychotherapy appear to be insufficient in both advanced
and low middle-income countries so other methods are needed to support them. The high penetration of
technology, internet access and smart phone devices, into the many aspect of our lives including the health
sector is a potential that can be used to support the PTSD patients healing process. Through this paper, the
author explores the application of mHealth in dealing with PTSD after natural disasters in several regions of
the world and the potential for their application in Indonesia. This study is non-systematic literature review.
The relationship and integration between technologies, motivators and professional autonomy are important.
While the implementation of mHealth in low-middle income countries still faces some classic challenges such
as funding and infrastructure. The implementation of mHealth in tackling PTSD in Indonesia is very promising,
although it is still a bit constrained by a number of things, such as funding, infrastructure, patient privacy
aspects and data security. However, it requires collaboration from all elements to realize the comprehensive
and contextual mHealth implementation for the PTSD patient.
Keywords: Advanced Countries, Low Income Countries, Mental Disorders, m-Health, Middle Income Countries,
PTSD.

ABSTRAK
Penanggulangan dampak psikologis individu korban bencana tampaknya masih kurang mendapat perhatian
serius dari stakeholder pemangku kebijakan. Padahal dampak psikologis, jika tidak ditanggulangi dengan baik
akan berpengaruh buruk terhadap kualitas hidup individu korban bencana alam tersebut dalam jangka panjang.
Post-Traumatic Stress Disorders (PTSD) merupakan salah satu kasus psikologis yang sering dialami oleh individu
korban bencana alam. Hal ini menjadi tantangan para psikolog ataupun psikiater untuk memberikan intervensi
yang tepat, guna membantu pemulihan kejiwaan korban bencana alam ini sehingga kualitas hidupnya bisa pulih
bahkan meningkat pasca bencana. Dalam konteks kebutuhan kesehatan mental yang sangat ekstensif ini (terkait
pemulihan PTSD), model intervensi yang hanya mengandalkan psikoterapi tatap muka tampaknya masih belum
mencukupi baik itu di negara maju ataupun di negara dengan pendapatan menengah sehingga diperlukan metode
lain untuk menunjangnya. Sekitar 40% dari populasi global memiliki akses terhadap Internet. Tingginya penetrasi
teknologi dan akses internet serta perangkat telepon pintar, ke dalam banyak sendi kehidupan kita seperti dalam
aktivitas belanja, bersosialisasi, aktivitas perbankan bahkan bidang kesehatan merupakan potensi yang bisa
dimanfaatkan untuk menunjang proses penyembuhan penderita PTSD. Melalui paper ini, penulis mengeksplorasi
penerapan mHealth dalam menanggulangi gangguan mental pasca bencana alam di beberapa wilayah di dunia
dan potensi penerapannya di Indonesia.
Kata kunci: Gangguan Mental, mHealth, Negara Maju, Negara Berpendapatan Menengah dan Rendah PTSD.

31
PROSIDING: SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
“Penguatan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0”

PENDAHULUAN pendapatan menengah (Kazdin & Blase, 2011). Hal


ini disebabkan karena keterbatasan akses terhadap
Setiap tahun, bencana alam hampir selalu melanda
layanan kesehatan mental yang prima. Keterbatasan
Indonesia, mulai dari letusan gunung berapi, gempa,
akses ini bisa berupa karena keterbatasan personel
angin topan dsb. 2.372 kejadian bencana, 377 tewas
ahli kesehatan jiwa ataupun keterbatasan sarana
dan 3,5 juta jiwa mengungsi dan menderita akibat
prasarana pelayanan kesehatan yang mampu
bencana di Tahun 2017 (BNPB, 2017a, 2017b).
memberikan pelayanan kesehatan jiwa bagi korban
Bahkan hingga Februari 2018, telah terjadi 513
bencana alam.
kejadian bencana (belum termasuk dengan gempa
Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi model intervensi
Palu dan Donggala di bulan September 2018 serta
psikoterapi baru demi memenuhi kebutuhan
banjir di Sentani, Jayapura, provinsi Papua pada
pelayanan kesehatan mental yang berkualitas
Maret 2019). Kerugian yang dialami oleh para
untuk para penyintas bencana alam ini. Internet,
korban bencana inipun sangat tinggi, terutama
menawarkan harapan demi tercapainya peningkatan
sisi ekonomis dan psikologis. Kerugian ekonomis
kualitas layanan ini. Dengan sekitar 48% dari
mencapai puluhan triliun, hanya untuk bencana
populasi global memiliki akses terhadap Internet
yang terjadi di awal 2018 (BNPB, 2018) sedangkan
(ITU (International Telecommunications Unions),
untuk kerugian psikologis yang berhasil tercatat
2018) serta penetrasinya yang sudah mencakup
diantaranya adalah timbulnya trauma dan depresi
ke banyak sendi kehidupan seperti dalam aktivitas
pasca bencana, misalkan karena kehilangan anggota
belanja, bersosialisasi, aktivitas perbankan bahkan
keluarga (BNPB, 2018).
bidang kesehatan, maka keberadaan internet
Pada anak-anak dan remaja, dapat timbul gejala-
merupakan potensi besar yang bisa dipakai untuk
gejala gangguan cemas dan hilangnya kepercayaan
menerapkan mhealth dalam melayani dan mengobati
pada orang dewasa dalam melindungi mereka.
pasien-pasien PTSD.
Adapula masalah-masalah lain yang muncul
Beberapa mode penerapan mHealth dengan
pasca bencana biasanya adalah urusan pernikahan,
menggunakan teknologi komunikasi dan internet
penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku agresif,
ini antara lain layanan telepon dan sms konvensional,
keluhan tentang kesehatan fisik. Misalnya sakit
telekonferensi video, intervensi berbasis daring,
kepala, sakit perut, detak jantung cepat, sesak napas,
intervensi berbasis telepon pintar/smartphone-based
dan masalah pencernaan.
interventions (Josef I. Ruzek et al., 2016). Melalui
Berdasarkan prosedur penanganan dampak bencana
artikel ini, penulis mengeksplorasi penerapan
yang ada saat ini, penanggulangan dampak psikologis
mHealth dalam menanggulangi PTSD pasca bencana
individu korban bencana tampaknya belum mendapat
alam di beberapa wilayah di dunia dan potensi
perhatian serius dari stakeholder pemangku kebijakan
penerapannya di Indonesia.
(Josef I. Ruzek, Eric Kuhn, Jaworski, Owen, &
Ramsey, 2016) Padahal jika tidak ditanggulangi
dengan baik, dampak psikologis akan berpengaruh METODE
buruk terhadap kualitas hidup individu penyintas
1. Metode Pencarian Literatur
bencana alam tersebut dalam jangka panjang. Post-
traumatic stress disorders (PTSD) merupakan salah Metode pencarian literatur dalam paper ini
satu kasus psikologis yang sering dialami oleh menggunakan 2 cara:
individu korban bencana alam dan menjadi perhatian a. Menggunakan beberapa situs indexing di
utama dalam kesehatan masyarakat (Miner et al., dalam e-resources perpustakaan Nasional
2016). Republik Indonesia, google scholar dengan
Hal ini menjadi tantangan para psikolog ataupun kata kunci “natural disaster ptsd mhealth”,
psikiater untuk memberikan intervensi yang tepat, “ptsd mhealth”, “ptsd and low middle
guna membantu pemulihan kesehatan jiwa korban income country”, “ptsd LMIC”
bencana alam ini sehingga kualitas hidupnya bisa b. Menelusuri referensi pada literatur yang
meningkat. Dalam konteks kebutuhan kesehatan terpilih dari hasil seleksi yang didapat
mental yang sangat ekstensif ini (terkait pemulihan melalui situs indexing.
gangguan mental pasca bencana), model intervensi 2. Kata Kunci Pencarian Literatur
yang hanya mengandalkan psikoterapi tatap
muka tampaknya masih belum mencukupi baik Kata kunci yang digunakan dalam pencarian
itu di negara maju ataupun di negara dengan literatur dengan mengetikkan kata kunci

32
Viktorinus Alfred Saptiono Mulana. Potensi Penerapan Mhealth Dalam Menanggulangi PTSD...

“natural disaster ptsd mhealth” atau “ptsd a. Jurnal dipublikasikan antara tahun 2009
mhealth” untuk mencari literatur yang sampai dengan 2019.
berhubungan dengan penerapan mHealth dalam b. Jurnal merupakan review ataupun berupa
penanggulangan PTSD pada korban bencana studi cross sectional, case control, cohort,
alam, kata kunci “ptsd LMIC” untuk mencari and randomized control trial (RCT) atau
literatur yang berhubungan kejadian dan meta-analysis.
penanggulangan PTSD di negara berpendapatan c. Jurnal membahas tentang intervensi
rendah atau menengah (LMIC= Low-Middle mHealth pada penderita gangguan mental,
Income Country). intervensi mHealth pada penderita PTSD
akibat bencana alam, dan implementasi
3. Database Pencarian Literatur mHealth di Low Middle Income Country.
Literatur yang digunakan dalam paper ini Adapun kriteria eksklusinya, yakni
merupakan literatur yang diambil dari publikasi a. Jika jurnal yang didapat berupa surat dan
internet, e-resources perpustakaan nasional abstrak saja
Republik Indonesia, dan Google Scholar dengan b. Jika eksperimen di dalam jurnal tidak
pencarian yang mendalam menggunakan kata dilakukan pada manusia
kunci seperti di atas. c. Artikel tidak berbahasa Inggris atau
4. Pendekatan penelitian: Indonesia
a. Proses seleksi 6. Diagram Alir Penelusuran Literatur
Literatur utama yang digunakan adalah 3 Hasil pencarian hingga tanggal 10 Maret
literatur yang telah direview, sementara 2019
literatur penunjang adalah literatur-literatur (jumlah artikel: 7410)
yang berhubungan dengan mHealth dan • E-Resources Perpustakaan
Nasional RI (jumlah artikel
PTSD.
1355)
b. Jumlah Literatur yang didapat • Google Scholar (jumlah artikel:
6055)
Sumber Jumlah
pencarian Kata Kunci Hasil
literatur Pencarian
Artikel diseleksi
natural disaster ptsd 286 dengan melihat
mhealth judul dan abstrak
berdasar kriteria
“ptsd mhealth” 5
Google inklusi dan eksklusi
ptsd LMIC 574
Scholar
“ptsd and low middle 5190
income country”
TOTAL 6055 Jumlah artikel yang terpilih, total: 16
artikel
natural disaster ptsd 414 • E-Resources Perpustakaan
E-Resources mhealth Nasional RI (jumlah: 8 buah)
Perpustakaan “ptsd mhealth” 3 • Google Scholar (jumlah: 8 buah)
Nasional
ptsd LMIC 938
Republik
Indonesia “ptsd and low middle 0
(RI) income country”
TOTAL 1355 Pengelompokkan artikel berdasar
pembahasan:
5. Kriteria inklusi dan eksklusi 1. Gambaran penerapan mHealth di
negara maju (jumlah artikel: 8)
a. Kriteria inklusi/eksklusi 2. Gambaran penerapan mHealth di
Dari literatur jurnal yang didapat, penulis negara LMIC (jumlah artikel: 8)
menerapkan beberapa kriteria inklusi untuk
menyeleksinya, yakni:

33 33
PROSIDING: SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
“Penguatan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0”

HASIL populasi studi setelah 1 bulan mengikuti


perawatan dengan website ini. Pemanfaatan
1. Gambaran di Negara Maju: website ini juga memproduksi perbaikan yang
Penerapan mHealth untuk penanggulangan signifikan terhadap outcomes kesehatan mental
PTSD di negara maju telah dilakukan melalui yang lain, seperti post-traumatic cognitive
beberapa aplikasi telepon pintar seperti PTSD changes, kerusakan fungsi sosial, dan depresi
Coach dan PE Coach (Erbes et al., 2014; (Wang et al., 2013).
Miner et al., 2016) dan Aplikasi Bounce Back Media sosial, seperti Facebook dan Twitter juga
Now (Ruggiero, Davidson, et al., 2015). PTSD dipergunakan untuk penanggulangan PTSD,
Coach dirancang untuk mengedukasi user kebanyakan dipergunakan untuk menyampaikan
mengenai PTSD, mulai dari penilaian mandiri materi-materi-materi edukasi terkait PTSD
(self-assessment) terkait gejala PTSD, proses self-management yang menjangkau populasi
manajemen mandiri yang meliputi coping yang lebih luas seperti pada kasus gempa
tools, pemanfaatan social support dan sumber Haiti (Merchant, Elmer, & Lurie, 2011).
daya komunitas. Berdasarkan studi oleh Miner Penggunaan media sosial akan lebih banyak
et al (Miner et al., 2016) aplikasi PTSD Coach bermanfaat untuk memberikan social support
feasible untuk diterapkan serta diterima dengan kepada penderita PTSD (J I Ruzek & Yeager,
baik oleh user, tetapi efektivitas dari aplikasi 2017). Clinical Video Teleconferencing (CVT)
masih belum terdokumentasi dengan jelas. merupakan model intervensi yang memanfaatkan
Penggunaan PTSD Coach di negara lain seperti komunikasi face to face, real time, dan interaktif
Australia, Kanada, Belanda, Jerman, Swedia, antara penderita PTSD dengan pemberi layanan
dan Denmark menunjukkan penerimaan yang kesehatan mental.
cukup baik (Kuhn et al., 2018). Aplikasi Bounce
Back Now (BBN) yang didesain berdasarkan Model intervensi ini telah memberi manfaat
websitenya, masih belum memiliki pengukuran yang sangat baik bagi penderita PTSD, di
tingkat feasibility, acceptance dan efficacy nya. antaranya terjadi penurunan gejala klinis PTSD
(Tuerk, Yoder, Ruggiero, Gros, & Acierno,
Selain dalam bentuk aplikasi, Web-based 2010). Belum ada penelitian yang spesifik
Intervention juga telah diterapkan seperti terkait feasibility, jangkauan dan daya serap,
misalnya Bounce Back Now (BBN) website penerimaan serta efektivitas penggunaan media
dan My Trauma Recovery Website. Studi sosial dan Clinical Video Teleconferencing
oleh Ruggiero et al (Ruggiero, Price, et al., (CVT).
2015) memaparkan bahwa terjadi penurunan
gejala-gejala depresif pada orang dewasa 2. Gambaran di LMIC (Low-Middle Income
muda penderita PTSD yang menggunakan Country)
website BBN dibandingkan dengan yang Sebuah penelitian dari Knaevelsrud dkk
tidak memakai (kontrol), Pendekatan web- (Knaevelsrud, Brand, Lange, Ruwaard, &
based memiliki daya manfaat yang sangat Wagner, 2015) terkait PTSD pada penyintas
baik setelah kejadian bencana. My trauma perang Iraq, memakai media SMS (Text
recovery website (Steinmetz, Benight, Bishop, Messaging), untuk memonitor gejala-gejala
& James, 2012) adalah sebuah website yang PTSD. Hasilnya, gejala-gejala menurun secara
dikembangkan untuk mengurangi dampak signifikan pasca perawatan relative terhadap
negatif dan meningkatkan coping skills self grup kontrol. Selain itu, text messaging juga
efficacy pada penyintas bencana Hurricane Ike. dipakai sebagai pengingat agar user memakai
Hasil penelitian dari Wang, dkk memaparkan aplikasi untuk menangani PTSD (ex: PTSD
bahwa didapatkan penuruan yang signifikan Coach) (Price et al., 2014).
terhadap gejala kecemasan dan depresi pada Pemakaian text messaging ini menjadi efektif
penyintas. Adapula adaptasi untuk versi sebatas sebagai pengingat dan pemonitor
Tiongkok dari My trauma recovery website timbulnya gejala-gejala PTSD. Pemanfaatan
(Wang, Wang, & Maercker, 2013). Akses mHealth, difokuskan pada masyarakat
terhadap website ini memberikan manfaat yang tidak mampu mengakses pelayanan
jangka pendek berupa penurunan kderajat kesehatan mental formal (Amstadter, Broman-
keparahan dari gejala PTSD pada partisipan Fulks, Zinzow, Ruggiero, & Cercone, 2009).

34
Viktorinus Alfred Saptiono Mulana. Potensi Penerapan Mhealth Dalam Menanggulangi PTSD...

Penggunaan mHealth juga bermanfaat dalam 2. Proposed Model, Layanan Terpadu mHealth
mengatasi tantangan stigma sosial, seperti dalam Penanggulangan PTSD di Indonesia
misalnya ketakutan akan konsekuensi proses Thomas Wetter (Wetter, 2016) menawarkan
help seeking. 4 level layanan kesehatan untuk pasien (yang
selanjutnya disebut sebagai klien), yaitu sebagai
PEMBAHASAN berikut:
Level 0, sebagai level paling dasar, di mana
1. Analisis dengan kondisi Indonesia dan Po- penyedia layanan kesehatan (tenaga kesehatan
tensi Penerapannya profesional) hanya menyediakan sumber
Indonesia berpotensi untuk menerapkan informasi bagi pasien, dalam rupa situs daring,
mHealth, karena sudah didukung dengan artikel-artikel dalam internet dan sebagainya.
infrastruktur yang cukup baik serta memiliki Pasien (Wetter, 2016) mencari sendiri dan
penetrasi teknologi komunikasi (minimal mendapatkan informasi hanya dari membaca
teknologi SMS) yang cukup baik. Namun, perlu sumber-sumber informasi tersebut dan
diperhatikan beberapa hal (J I Ruzek & Yeager, kemudian membuat keputusan sendiri terkait
2017) yakni: pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya tanpa
a. Faktor Sosiokultural perancangan mHealth ada campur tangan dari tenaga profesional
hendaknya memperhatikan tradisi dan kesehatan mental. Contoh membuat website
kearifan lokal setempat misalkan tradisi tentang PTSD.
ngemong di Jawa Tengah (Subandi, 2008); Level 1, di mana penyedia layanan kesehatan
manyama braya (hidup bersaudara dan berinteraksi dengan konsumen, melalui media
bergotong royong) dan tat tvam asi di Bali komunikasi terkini (seperti media sosial/layanan
(Bai, Eppert, Vokey, & Nguyen, 2015) sms). Contoh untuk PTSD, bisa berupa layanan
b. Kondisi Geografis dan Sosiopolitis. sesi konseling dengan aplikasi chat (psikiater/
Perancangan dan pemanfaatan mHealth psikolog dengan penderita).
sebaiknya difokuskan pada daerah-daerah
Level 2, di mana penyedia layanan kesehatan
yang kekurangan ataupun yang sulit
menyiapkan sarana pelayanan kesehatan untuk
dijangkau tenaga profesional kesehatan
dimanfaatkan klien, tanpa harus mengadakan
mental seperti misalnya daerah konflik
interaksi langsung dengan konsumen. Seperti
(Knaevelsrud et al., 2015) atau daerah-
Bergstrӧm et al (Bergström et al., 2010),
daerah yang kekurangan tenaga profesional
membuat layanan CBT yang disebarluaskan
kesehatan mental.
melalui internet, dikemas dalam 10 modul di
c. Pemanfaatan mHealth difokuskan pada
mana konsumen bisa mengaksesnya. Di akhir
mass trauma untuk menjembatani
ketimpangan jumlah tenaga profesional modul, disediakan assessment yang dikerjakan
kesehatan mental dengan penyintas konsumen secara mandiri, tanpa campur
bencana yang beresiko terkena PTSD. tangan dari penyedia layanan kesehatan. Untuk
penanggulangan PTSD, bisa juga meniru model
Selain 3 faktor di atas, tingkat literasi digital dari seperti ini. Kuhn et al dengan PTSD Coach
user yang akan diintervensi dengan mHealth sudah melakukan hal yang sama. Indonesia pun
juga perlu mendapat perhatian. Literasi digital bisa mengadopsi ini, tetapi perlu disesuaikan
berbanding lurus dengan utilisasi mHealth dari segi kultur user nya (Josef I. Ruzek et al.,
(Choi & DiNitto, 2013). Jika target populasi 2016). Penyesuaian kultur sangat diperlukan
intervensi mHealth memliki tingkat literasi untuk meningkatkan adherence dan engagement
digital yang tinggi, maka utilisasi mHealth juga user terhadap layanan PTSD (Kuhn et al., 2018)
akan tinggi begitu pula sebaliknya. Utilisasi Level 3, bisa disebut sebagai layanan yang
yang tinggi diharapkan, mampu berkontribusi sifatnya crowd wisdom, di mana penyedia
maksimal terhadap penanganan PTSD. Dengan layanan kesehatan menyediakan media atau
mengetahui, tingkat literasi digital dari target forum (dengan bantuan teknologi informasi)
intervensi mHealth, diharapkan dapat membantu bagi para konsumen untuk “bertemu” dan
proses perancangan yang sesuai dengan target saling berbagi satu sama lain. Untuk PTSD,
user (Jensen, King, Davis, & Guntzviller, 2010). bisa dengan membuat grup media sosial sesama

35
PROSIDING: SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
“Penguatan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0”

penderita PTSD dan atau keluarga penderita b. Penelitian yang mengukur tingkat
PTSD, dengan dimoderatori oleh tenaga literasi digital masyarakat Indonesia
kesehatan professional. (terutama masyarakat yang akan di-
intervensi dengan mHealth). Tingkat
Adapun proses integrasi, melibatkan konsep
literasi digital yang tinggi berpenga-
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang
ruh positif terhadap kepatuhan dan
diterjemahkan ke dalam 3 konsep seperti
engagement pasien terhadap terapi
dalam (Wetter, 2016): pertama, dengan
sehingga peluang sembuh menjadi
membangkitkan awareness penyintas bencana
lebih besar (Kreps, 2017)
terhadap kemungkinan menderita PTSD (aspek
c. Penelitian untuk mencari dan menen-
promotif dan preventif) kemudian dilanjutkan
tukan fokus model layanan yang tepat,
dengan Treatment Support (Augmentation
sesuai dengan demografi dan budaya
Clinician Delivered Care) dan terakhir dengan
Indonesia (Consumer Health Infor-
mengembangkan layanan di mana penyintas matics Level 0-3), misalkan dengan
bencana diajarkan agar mampu melakukan melakukan analisis kebutuhan untuk
Self-Help (and Assisted-Help) and Management membuat aplikasi intervensi PTSD
(aspek kuratif dan rehabilitatif). dengan metode User Centered Design
SMS (text messaging) dimanfaatkan untuk (ALFRED, Lazuardi, & Nugroho,
meningkatkan awareness terhadap gejala-gejala 2015)
PTSD pada penyintas bencana. Kemudian d. Penelitian untuk menggali dari para
dilakukan perancangan aplikasi untuk penyintas terkait kebutuhan informasi
meningkatkan level penyintas dari sekadar dalam rangka manajemen PTSD di
sadar (aware) menjadi tindakan-tindakan nyata kehidupan sehari-hari. Kebutuhan
berupa self management terhadap gejala yang informasi yang tergali dengan baik
mungkin timbul, contoh menyediakan modul akan meningkat engagement pasien/
BIT (Behavioral Internet Therapy) via aplikasi user terhadap teknologi yang dipakai
atau layanan chatting dengan sms atau aplikasi (Koopman et al., 2015)
chatting. Modul BIT ini disesuaikan dengan e. Proses implementasi layanan serta
konsep sosiokultural setempat. kemungkinan untuk scale up layanan
sehingga bisa diterapkan ke masyara-
3. Peluang dan Tantangan Riset dalam konteks kat yang memiliki kondisi yang serupa
Indonesia tetapi dengan tetap memperhatikan
a. Peluang konteks sosiokultural setempat.
Penerapan mHealth dalam proses b. Tantangan yang Muncul
penanganan pasien PTSD masih dalam
Ada beberapa isu yang juga harus menjadi
tahap “bayi”. Peluang masih sangat
perhatian dalam rangka penggunaan
terbuka. Sebagai langkah awal, penelitian
mHealth untuk PTSD ini di antaranya
bisa diarahkan kepada beberapa hal berikut:
terkait keamanan informasi dan privasi
a. Penelitian yang bertujuan mengukur pasien/user, keamanan transmisi informasi
tingkat literasi kesehatan mental user, serta peningkatan infrastruktur seperti
masyarakat Indonesia dengan tujuan kecepatan dan sinyal jaringan internet (Jain,
menilai sejauh mana tingkat aware- Singh, Koolwal, Kumar, & Gupta, 2015)
ness penyintas terhadap gejala-gejala serta server untuk menampung informasi
gangguan mental seperti PTSD, sep- pasien. Selain itu, penerapan mHealth
erti yang dilakukan oleh Alfred, dkk juga memerlukan kolaborasi semua pihak,
(Mulana, Sugiantara, & Laksmini, mulai dari kaum akademisi dan peneliti,
2017). Tingkat literasi kesehatan
pengembang teknologi, profesional
mental yang tinggi berbanding lurus
kesehatan dan pemangku kebijakan untuk
dengan peningkatan pemulihan pen-
mewujudkan implementasi intervensi
derita gangguan mental (Coles et al.,
mHealth untuk penderita PTSD yang
2016; Kelly, Jorm, & Wright, 2007;
komprehensif.
Kreps, 2017)

36
Viktorinus Alfred Saptiono Mulana. Potensi Penerapan Mhealth Dalam Menanggulangi PTSD...

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Penerapan mHealth untuk menanggulangi PTSD
sudah cukup baik di negara-negara maju. Hasilnya ALFRED, V., Lazuardi, M. L., & Nugroho, I. E.
(2015). Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
pun cukup menjanjikan, mampu membantu
Klinis Rawat Inap di Rumah Sakit Universitas
menangani dengan baik gejala-gejala PTSD
Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada.
yang timbul pada penyintas bencana. Adapun
di negara LMIC, termasuk Indonesia sendiri, Amstadter, A. B., Broman-Fulks, J., Zinzow, H.,
masih membutuhkan usaha yang lebih keras Ruggiero, K. J., & Cercone, J. (2009).
untuk memaksimalkan potensi mHealth untuk Internet-based interventions for traumatic
penanggulangan penderita PTSD meski sudah stress-related mental health problems: a
didukung infrastruktur yang memadai. Kesuksesan review and suggestion for future research.
implementasi mHealth dalam penanganan PTSD, Clinical Psychology Review, 29(5), 410–420.
sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak,
mulai dari pengambil keputusan, akademisi dan Bai, H., Eppert, C., Vokey, D., & Nguyen, T. (2015).
Intercultural philosophy and the nondual
peneliti, tenaga professional kesehatan sampai
wisdom of “basic goodness”: Implications for
calon pengguna demi mencapai hasil terapi yang
contemplative and transformative education.
maksimal.
Journal of Philosophy of Education. Retrieved
from http://summit.sfu.ca.proxy.lib.sfu.ca/
Aplikasi Telpon
item/15274
Pintar:
 Self-Help Bergström, J., Andersson, G., Ljótsson, B., Rück, C.,
 Self- Andréewitch, S., Karlsson, A., … Lindefors,
Management
N. (2010). Internet-versus group-administered
[LEVEL 2]
cognitive behaviour therapy for panic disorder
in a psychiatric setting: a randomised trial.
BMC Psychiatry, 10(1), 54.

BNPB. (2017a). Infografis Trend Bencana Indonesia.


Retrieved March 17, 2019, from https://
Situs Daring bnpb.go.id/publikasi/infografis/trend-
(website) Layanan bencana-2013-2017.html
 Informasi Konseling
dasar PTSD Real Time BNPB. (2017b). Kejadian Bencana Alam Tahun
 PTSD [LEVEL 1] 2017. Retrieved June 10, 2018, from https://
Symptom www.bnpb.go.id/2341-kejadian-bencana-
checker 377-tewas-dan-35-juta-jiwa-mengungsi-dan-
[LEVEL 0] menderita-akibat-bencana-tahun-2017

BNPB. (2018). 513 Kejadian Bencana 2018.


Retrieved June 12, 2018, from https://bnpb.
go.id/baru-2-bulan-sudah-513-kejadian-
bencana-selama-tahun-2018
Layanan Forum
Penyintas PTSD Choi, N. G., & DiNitto, D. M. (2013). The Digital
yang dimoderatori Divide Among Low-Income Homebound
Older Adults: Internet Use Patterns, eHealth
tenaga kesehatan
Literacy, and Attitudes Toward Computer/
mental profesional
Internet Use. Journal of Medical Internet
[LEVEL 3] Research, 15(5), e93. https://doi.org/10.2196/
jmir.2645

Coles, M. E., Ph, D., Ravid, A., Ph, D., Gibb,


Gambar 1.1. Contoh Usulan Model Penerapan
B., Ph, D., … Ph, D. (2016). Adolescent
Layanan Terpadu mHealth dalam
Mental Health Literacy : Young People ’ s
Penanggulangan PTSD.

37
PROSIDING: SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
“Penguatan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0”

Knowledge of Depression and Social Anxiety 28(3), 316–323.


Disorder. Journal of Adolescent Health,
58(1), 57–62. https://doi.org/10.1016/j. Kreps, G. L. (2017). The relevance of health literacy
jadohealth.2015.09.017 to mhealth. Health Literacy: New Directions
in Research, Theory and Practice. https://doi.
Erbes, C. R., Stinson, R., Kuhn, E., Polusny, M., org/10.3233/978-1-61499-790-0-347
Urban, J., Hoffman, J., … Thorp, S. R. (2014).
Access, utilization, and interest in mHealth Kuhn, E., van der Meer, C., Owen, J. E., Hoffman, J.
applications among veterans receiving E., Cash, R., Carrese, P., … Iversen, T. (2018).
outpatient care for PTSD. Military Medicine, PTSD Coach around the world. mHealth.
179(11), 1218–1222. https://doi.org/10.21037/mhealth.2018.05.01

ITU (International Telecommunications Unions). Merchant, R. M., Elmer, S., & Lurie, N. (2011).
(2018). Key 2005-2017 ICT Indicators for Integrating social media into emergency-
Developed and Developing Countries and the preparedness efforts. New England Journal
World. Retrieved from http://www.itu.int/en/ of Medicine, 365(4), 289–291.
ITU-D/statistics/pages/stat/default.aspx Miner, A., Kuhn, E., Hoffman, J. E., Owen, J.
Jain, N., Singh, H., Koolwal, G. Das, Kumar, S., & E., Ruzek, J. I., & Taylor, C. B. (2016).
Gupta, A. (2015). Opportunities and barriers Feasibility, acceptability, and potential
in service delivery through mobile phones efficacy of the PTSD coach app: A pilot
(mHealth) for Severe Mental Illnesses in randomized controlled trial with community
Rajasthan, India: A multi-site study. Asian trauma survivors. Psychological Trauma:
Journal of Psychiatry, 14, 31–35. https://doi. Theory, Research, Practice, and Policy, 8(3),
org/10.1016/j.ajp.2015.01.008 384–392. https://doi.org/10.1037/tra0000092

Jensen, J. D., King, A. J., Davis, L. A., & Guntzviller, Mulana, V. A., Sugiantara, P. W., & Laksmini, P.
L. M. (2010). Utilization of Internet A. (2017). Measurement of Mental Health
Technology by Low-Income Adults. Journal Literacy Among Institut Ilmu Kesehatan
of Aging and Health, 22(6), 804–826. https:// Medika Persada Bali Student, A Multi
doi.org/10.1177/0898264310366161 Component Approach. In Proceeding of 2nd
International Conference in Health Sciences
Kazdin, A. E., & Blase, S. L. (2011). Rebooting (p. 15). Purwokerto: Universitas Jenderal
Psychotherapy Research and Practice to Reduce Soedirman.
the Burden of Mental Illness. Perspectives on
Psychological Science, 6(1), 21–37. https:// Price, M., Ruggiero, K. J., Ferguson, P. L., Patel, S.
doi.org/10.1177/1745691610393527 K., Treiber, F., Couillard, D., & Fahkry, S. M.
(2014). A feasibility pilot study on the use of
Kelly, C. M., Jorm, A. F., & Wright, A. (2007). text messages to track PTSD symptoms after a
Improving mental health literacy as a strategy traumatic injury. General Hospital Psychiatry,
to facilitate early intervention for mental 36(3), 249–254.
disorders. Medical Journal of Australia,
187(7), S26. Ruggiero, K. J., Davidson, T. M., McCauley, J., Gros,
K. S., Welsh, K., Price, M., … Amstadter,
Knaevelsrud, C., Brand, J., Lange, A., Ruwaard, J., & A. B. (2015). Bounce back now! protocol of
Wagner, B. (2015). Web-based psychotherapy a population-based randomized controlled
for posttraumatic stress disorder in war- trial to examine the efficacy of a web-based
traumatized Arab patients: randomized intervention with disaster-affected families.
controlled trial. Journal of Medical Internet Contemporary Clinical Trials. https://doi.
Research, 17(3). org/10.1016/j.cct.2014.11.018

Koopman, R. J., Steege, L. M. B., Moore, J. L., Ruggiero, K. J., Price, M., Adams, Z., Stauffacher, K.,
Clarke, M. A., Canfield, S. M., Kim, M. S., McCauley, J., Danielson, C. K., … Resnick, H.
& Belden, J. L. (2015). Physician information S. (2015). Web Intervention for Adolescents
needs and electronic health records (EHRs): Affected by Disaster: Population-Based
time to reengineer the clinic note. The Journal Randomized Controlled Trial. Journal of the
of the American Board of Family Medicine, American Academy of Child & Adolescent

38
Viktorinus Alfred Saptiono Mulana. Potensi Penerapan Mhealth Dalam Menanggulangi PTSD...

Psychiatry, 54(9), 709–717. https://doi. Subandi, M. A. (2008). Ngemong: Dimensi keluarga


org/10.1016/j.jaac.2015.07.001 pasien psikotik di Jawa. Jurnal Psikologi,
35(1), 62–79.
Ruzek, J. I., Eric Kuhn, E., Jaworski, B. K., Owen,
J. E., & Ramsey, K. M. (2016). Mobile Tuerk, P. W., Yoder, M., Ruggiero, K. J., Gros, D.
mental health interventions following war and F., & Acierno, R. (2010). A pilot study of
disaster. mHealth. https://doi.org/10.21037/ prolonged exposure therapy for posttraumatic
mhealth.2016.08.06 stress disorder delivered via telehealth
technology. Journal of Traumatic Stress, n/a-
Ruzek, J. I., & Yeager, C. M. (2017). Internet and n/a. https://doi.org/10.1002/jts.20494
mobile technologies: addressing the mental
health of trauma survivors in less resourced Wang, Z., Wang, J., & Maercker, A. (2013).
communities. Global Mental Health, 4, e16. Chinese My Trauma Recovery, A Web-Based
https://doi.org/10.1017/gmh.2017.11 Intervention for Traumatized Persons in Two
Parallel Samples: Randomized Controlled
Steinmetz, S. E., Benight, C. C., Bishop, S. L., & Trial. Journal of Medical Internet Research,
James, L. E. (2012). My Disaster Recovery : a 15(9), e213. https://doi.org/10.2196/jmir.2690
pilot randomized controlled trial of an Internet
intervention. Anxiety, Stress & Coping, 25(5), Wetter, T. (2016). Consumer Health Informatics.
593–600. https://doi.org/10.1080/10615806.2 Cham: Springer International Publishing.
011.604869 https://doi.org/10.1007/978-3-319-19590-2

39

You might also like