You are on page 1of 8

Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No.

1:13-20 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3901
EISSN : 2528-6021
AMPLIFIKASI DNA KANDIDAT GEN KUDA PACU SUMBA

(DNA Amplifications of Candidate Gene Sumba’ Racing Horses)

Cynthia Dewi Gaina1*, Frits B.H. Francis2


1
Departemen Klinik Reproduksi Patologi dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran He-
wan Universitas Nusa Cendana Kupang
2
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang
*Korespondensi e-mail: cynthia.gaina@staf.undana.ac.id

ABSTRACT

The Sumba horse is one of the local horses in Indonesia which is known as
racing horse Several candidate genes are known to influence the outward charac-
teristics of the Sumba racehorse, which play main role in the development of the
horse's muscles from embryo to adulthood. This research aims to identify candi-
date genes for the Sumba racehorse in stallion and mares. Blood samples from 5
stallions and 5 mares were collected and analyzed. The method used in this re-
search was by using polymerase chain reaction (PCR), electrophoresis and DNA
sequencing. The results of DNA amplification fragments at a temperature of 600c
showed a fragment size of 463 bp. A total of 10 samples were sequenced on the
PCR machine. The forward primer was 5'-
TATTCTTCTTGGGAGGGAGGACTACT-3 'and reverse primer was 5'-
GCAAGTAATTAGCACAAAAATTTGAATG-3'. The obtained data was analyzed
using the Basic Local Alignment Sealing Tool (BLAST). Result of this study could
be used as an initial identification of candidate genes for racing activity in stal-
lion and mares that can complement the selection of racing horses.

Keywords: Amplification; Gene; Horse; Racing; Sumba

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki berbagai kuda pacuan tersebut (Rooney et al


ras kuda lokal, termasuk kuda sum- 2018). Jenis-jenis kuda pacu ini san-
ba, kuda gayo, kuda sumbawa, kuda gat potensial untuk dikembangkan
flores, kuda timor dan beberapa jenis (Gaina dkk, 2020). Akan tetapi,
kuda lainnya. Adapun sebagian besar sampai saat ini upaya seleksi dan
kategori kuda-kuda lokal Indonesia pengembangan yang efisien tersebut
adalah untuk kuda pacuan (Gaina belum sampai pada pemanfaatan
dan Nancy, 2018). Selama ini, pem- teknologi molecular (Aiello et al,
ilihan karakteristik kuda pacu hanya 2018; Cothran et al, 2005).
berdasarkan tampilan mor- Teknologi bertujuan untuk
fometriknya saja, sedangkan aspek melakukan seleksi dini kategori kuda
genotip sangat menentukan kualitas pacu sumba berdasarkan marka mo-

13
Gaina et al Jurnal Kajian Veteriner

lecular kandidat gen kuda pacu (Kim kasi genotip kandidat gen kuda pacu,
et al, 2013; Kumar, 2015). Seleksi dalam hal ini gen myostatin telah
yang berdasarkan pada genotip kuda dilaporkan pada beberapa jenis he-
bersamaan dengan seleksi fenotipnya wan (Batubara, 2017; Martinez,
akan menghasilkan kuda pacu yang 2016; Haruna et al, 2020; Węglarz et
berkualitas. Pengujian variabilitas al, 2020). Akan tetapi, belum ada
genetik serta karakteristik kandidat data yang melaporkan tentang kandi-
gen kuda pacu dapat dilakukan me- dat gen kuda pacu sumba.
lalui penggunaan marka molecular Penggunaan marka molekular kandi-
(Castejón, 1994; Hill et al, 2019). dat gen untuk membantu seleksi ku-
Teknologi ini membantu mengek- da pacu dilapangan akan membantu
splorasi informasi yang terdapat da- proses seleksi penampilan fisiknya.
lam setiap region dari genom, tanpa Berdasarkan latar belakang diatas,
mempertimbangkan ekspresi gennya permasalahan penelitian ini adalah
(McGivney et al, 2012). tentang profil hasil ampifikasi dna
Adanya polimorfisme dalam untuk mengetahui kandidatgen kuda
gen merupakan bentuk marka mole- pacu sumba terkait dengan ke-
kular yang bertujuan memperlihatkan cepatannya. Hasil amplifikasi DNA
adanya munculnya kandidat gen kandidat gen kuda pacu dapat dijadi-
dengan sifat-sifat tertentu yang di- kan tahapan awal untuk menganalisis
harapkan (Viluma, 2012; Petersen, kandidat gen pada kuda pacu sumba.
2014; Pereira, 2016). Hasil identifi-

MATERI DAN METODE

Koleksi sampel telah mendapat persetujuan dari


Sampel darah diambil secara Panitia Etik Penelitian Hewan
acak dari 5 ekor kuda jantan dan 5 Fakultas Kedokteran Hewan
ekor kuda sandelwood yang Universitas Nusa Cendana dengan
dipelihara secara liar di padang pulau nomor urut
Sumba, NTT dan disimpan pada KEH/FKH/NEPH/014/2019.
suhu -200C untuk dianalisis lebih
lanjut. DNA genom diisolasi dengan Amplifikasi DNA
kit mini darah DNA (Geneaid). Pen- Pengambilan sampel yan te-
gujian kemurnian DNA dilakukan lah dirancang sebelumnya bertujuan
melalui penambahan isolate DNA untuk memilik marka kandidat gen
dengan TE sampai 20 ml dan di- kuda pacu sumba diantara kelompok
masukkan dalam cuvet quart. kuda. Untuk melacak gen ini
Kualitas dan kuantitas DNA yang digunakan polymerase chain reaction
diisolasi diukur dengan metode (PCR). Dengan menggunakan urutan
spektrofotometer dan elektroforesis primer. Fragmen DNA dari kandidat
gel agarosa. Adapun penelitian ini gen kuda pacu diamplifikasi dari

14
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:13-20 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3901
EISSN : 2528-6021
DNA genom yang diperoleh dari 10 12,5 PCR (Geneaid). Kondisi siklus
ekor kuda jantan dan betina secara PCR adalah langkah denaturasi awal
random dari peternakan kuda di 950C (3 menit); diikuti oleh 35 siklus
sumba, NTT. Primer untuk gen kuda 980C (15 detik), 550C (30 detik) dan
pacu, dalam hal ini gen miostation ekstensi akhir pada 680C (45 detik).
yang digunakan berturut-turut Elektroforesis produk PCR dilakukan
sebnayak 2 buah primer. Urutan dalam gel agarosa 1% TBE dan
primer adalah forward primer, 5’- divisualisasikan dengan trans-
TATTCTTCTTGGGAGGGAGGAC iluminator UV. Analisis sekuensing
TACT-3 ’dan reverse primer, 5’- digunakan untuk mengidentifikasi
GCAAGTAATTAGCACAAAAAT variasi gen miostation pada semua
TTGAATG-3 '. Dengan sampel, baik pada kuda jantan
menggunakan primer ini, ukuran maupun kuda betina. Hasil
produk PCR yang diharapkan adalah sekuensing DNA dianalisis
sekitar 463 pasang basa (bp). PCR menggunakan Mega versi 6.0
dilakukan dalam 25μl larutan, yang (Tamura et al, 2013). Data yang di-
mengandung 10 pmol pada setiap peroleh dianalisis dengan Basic
primer dengan sampel sebanyak Alignment Local Search Tool
10gDNA, dengan campuran master (BLAST).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel darah sebagai sumber baliknya jika nilainya lebih kecil dari
DNA dikoleksi dari vena jugularis 1.8 maka diduga terjadi kontaminasi
dengan menggunakan tabung veno- protein pada saat isolasi DNA
ject yang mengandung bahan antiko- (Saunders and Parkes, 1999).
agulan sebanyak 3 ml dari setiap Pada penelitian ini, semua
ekor kuda. Untuk mengetahui keber- hasil isolasi DNA yang diperoleh
hasilan isolasi DNA dilakukan dielektroforesis pada gen agarose 1%
pengamatan secara kuantitatif (Gambar 1). DNA total kuda pacu
dengan menggunakanspektrofotome- sumba yang dielektroforesis mem-
ter dan pengamatan secara kualitatif perlihatkan band terang didekat
denga menggunakan elektroforesis lubang sumuran. Band terang terse-
agarose. Kemurnian DNA yang but menunjukkan DNA hasil isolasi
diketahui dari rasio A260/A280 di- (Lee, 2017). Semakin tebal dan ter-
peroleh nilai sekitar 1.86-1.93. DNA ang maka menunjukkan semakin
yang diperoleh dikatakan murni jika banyak DNA yang diperoleh.
memenuhi rasio lebih dari 1.8, se-

15
Gaina et al Jurnal Kajian Veteriner

Gambar 1. DNA total sapi yang dielektrofores pada gel agarose 1%

Gambar 2. Gambaran elektroforesis amplifikasi DNA hasil PCR 1% dalam gel


agarose. (M:1kb DNA ladder; 1-10: fragmen dengan Panjang 463 bp).

Upaya melacak kandidat gen TACT-3’ dan reverse primer: 5’-


kuda pacu pada DNA yang telah di- GCAAGTAATTAGCACAAAAAT
peroleh digunakan 2 macam primer TTGAATG-3') yang terlihat pada
yaitu: primer gen myostatin (forward gambar 2. Panjang fragmen DNA
primer :5’- hasil amplifikasi terlihat pada Tabel
TATTCTTCTTGGGAGGGAGGAC 1.

Tabel 1. Hasil amplifikasi panjang fragmen DNA


Nama Panjang
No Sekuen Primer DNA
Primer Fragmen
forward primer
:5’-TATTCTTCTTGGGAGGGAGGACTACT-
3’dan
1. Myostatin 463 bp
Reverse primer:
5’GCAAGTAATTAGCACAAAAATTTGAATG-
3'

16
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:13-20 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3901
EISSN : 2528-6021
Hasil amplifikasi pada gen 2009). Selain itu, ketepatan kondisi
kuda pacu, dalam hal ini gen myo- PCR juga mempengaruhi hasil reaksi
statin menghasilkan satu pita yang PCR yang didasarkan pada ketepatan
berukuran 463 bp. Munculnya satu pencampuran reaksi dan ketepatan
pita ini menunjukkan bahwa primer kondisi suhu pada masing-masing
DNA yang digunakan dalam siklus (Beuzen et al, 2000). Produk
penelitian ini adalah spesifik untuk PCR spesifik yang terbentuk dengan
kuda pacu dalam mendeteksi potensi adanya satu pita DNA yang tampak
kekuatan otot pada saat pacuan. Hasil menunjukkan adanya ketepatan
PCR yang baik dipengaruhi oleh reaksi PCR beriringan dengan
faktor-faktor sebagai berikut kemur- ketepatan primer yang dgunakan
nian DNA hasil isolasi dan ekstraksi, sesuai dengan prediksi optimum ke-
ketepatan pemilihan primer dan cepatan kuda pacu (Hill et al, 2010).
ketepatan kondisi siklus PCR. Primer Hasil penelitian ini menunjukkan
merupakan bagian penting dalam bahwa primer yang digunakan meru-
PCR karena primer berguna dalam pakan primer yang sesuai untuk
menginisiasi pembentukan target mengamplifikasi gen kuda pacu
DNA (Ye et al, 2012), dimana untuk sumba dalam hal ini gen myostatin
Menyusun suatu primer harus terdiri karena hasil amplifikasi menunjuk-
dari 18-20 basa dengan perbandigan kan satu pita.
G/C adalah 50% (Apte and Daniel,

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, melengkapi proses seleksi kuda pac-


data disimpulkan hasil amplifikasi uan yang selama ini hanya berdasar-
DNA dengan ukuran 463 bp dapat kan morfometrik tubuh.
dijadikan penanda genetika untuk

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih kepada Timur dan peternak yang sudah


Dinas Peternakan Kabupaten Sumba membantu jalannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aiello, D., Patel, K., & Lasagna, E. Apte, A., & Daniel, S. (2009). PCR
(2018). The myostatin gene: primer design. Cold Spring
an overview of mechanisms Harbor Protocols, 2009(3),
of action and its relevance pdb-ip65.
to livestock animals. Animal Batubara, A. (2017). Ekspresi gen
genetics, 49(6), 505-519. myostatin dan aplikasinya

17
Gaina et al Jurnal Kajian Veteriner

pada program pemuliaan G. (2020). Genetic varia-


kambing. Jurnal Wartazoa, tions and haplotypic diversi-
27, 89-94. ty in the Myostatin gene of
Beuzen, N. D., Stear, M. J., & New Zealand cattle breeds.
Chang, K. C. (2000). Mo- Gene, 740, 144400.
lecular markers and their Hill, E. W., McGivney, B. A., Gu, J.,
use in animal breeding. The Whiston, R., & MacHugh,
Veterinary Journal, 160(1), D. E. (2010). A genome-
42-52. wide SNP-association study
Castejón, F., Rubio, D., Tovar, P., confirms a sequence variant
Vinuesa, M., & Riber, C. (g. 66493737C> T) in the
(1994). A comparative study equine myostatin (MSTN)
of aerobic capacity and fit- gene as the most powerful
ness in three different horse predictor of optimum racing
breeds (Andalusian, Arabian distance for Thoroughbred
and Anglo‐Arabian). Jour- racehorses. BMC genomics,
nal of Veterinary Medicine 11(1), 1-10.
Series A, 41(1‐10), 645-652. Hill, E. W., McGivney, B. A.,
Cothran, E., Juras, R., & Mac- Rooney, M. F., Katz, L. M.,
ijauskiene, V. (2005). Mito- Parnell, A., & MacHugh, D.
chondrial DNA D-loop se- E. (2019). The contribution
quence variation among 5 of myostatin (MSTN) and
maternal lines of the additional modifying genet-
Zemaitukai horse breed. ic loci to race distance apti-
Genetics and Molecular Bi- tude in Thoroughbred hors-
ology, 28(4), 677-681. es racing in different geo-
Gaina, C. D., & Foeh, N. D. (2018). graphic regions. Equine vet-
Studi Performa Umum erinary journal, 51(5), 625-
Tubuh dan Status Fisiologis 633.
Kuda Sumba. Jurnal Kajian Kim, H., Lee, T., Park, W., Lee, J.
Veteriner, 6(2), 38-44. W., Kim, J., Lee, B. Y.,&
Gaina, C. D., Widi, A. Y., & Saputra, Kim, H. (2013). Peeling
A. (2020). Age-Sex Related back the evolutionary layers
in Hematological Values of of molecular mechanisms
Sandalwood Pony Horses responsive to exercise-stress
(Equus caballus) in East in the skeletal muscle of the
Sumba, NTT. Journal of racing horse. DNA research,
Veterinary and Animal Sci- 20(3), 287-298.
ences, 3(2). Kumar, V. (2015). Physiological re-
Haruna, I. L., Ekegbu, U. J., Ullah, sponses and molecular sig-
F., Amirpour-Najafabadi, natures of exercise in hors
H., Zhou, H., & Hickford, J.

18
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:13-20 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3901
EISSN : 2528-6021
es. Sci Works Ser C Vet Pereira, G. L., de Matteis, R., Re-
Med, 61, 201-210. gitano, L. C., Chardulo, L.
Lee, P. L. (2017). DNA amplifica- A. L., & Curi, R. A. (2016).
tion in the field: move over MSTN, CKM, and DMRT3
PCR, here comes LAMP. gene variants in different
Martinez, R., Rocha, J. F., Bejarano, lines of Quarter Horses.
D., Gomez, Y., Abuabara, Journal of Equine Veteri-
Y., & Gallego, J. (2016). nary Science, 39, 33-37.
Identification of SNPs in Rooney, M. F., Hill, E. W., Kelly, V.
growth-related genes in Co- P., & Porter, R. K. (2018).
lombian creole cattle. The “speed gene” effect of
Genet. Mol. Res, 15(3), myostatin arises in Thor-
gmr15038762. oughbred horses due to a
McGivney, B. A., Browne, J. A., promoter proximal SINE in-
Fonseca, R. G., Katz, L. M., sertion. PLoS One, 13(10),
MacHugh, D. E., Whiston, e0205664.
R., & Hill, E. W. (2012). Saunders, G. C., & Parkes, H. C.
MSTN genotypes in Thor- (1999). Quality in the ana-
oughbred horses influence lytical molecular biology
skeletal muscle gene ex- laboratory. Analytical Mo-
pression and racetrack per- lecular Biology: quality and
formance. Animal genetics, validation, 9-28.
43(6), 810-812. Tamura, K., Stecher, G., Peterson,
Othman, O. E., Mahrous, K. F., & D., Filipski, A., & Kumar,
Shafey, H. I. (2017). Mito- S. (2013). MEGA6: molecu-
chondrial DNA genetic var- lar evolutionary genetics
iations among four horse analysis version 6.0. Molec-
populations in Egypt. Jour- ular biology and evolution,
nal of Genetic Engineering 30(12), 2725-2729.
and Biotechnology, 15(2), Węglarz, A., Balakowska, A., Kułaj,
469-474. D., & Makulska, J. (2020).
Petersen, J. L., Valberg, S. J., Mick- Associations of CAST,
elson, J. R., & McCue, M. CAPN1 and MSTN genes
E. (2014). Haplotype diver- polymorphism with slaugh-
sity in the equine myostatin ter value and beef quality.
gene with focus on variants Annals of Animal Science,
associated with race dis- 1(ahead-of-print).
tance propensity and muscle Viluma, A. (2012). Polymorphism in
fiber type proportions. Ani- myostatin gene and athletic
mal genetics, 45(6), 827- performance in Nordic
835. horse breeds (Master's the

19
Gaina et al Jurnal Kajian Veteriner

sis, Norwegian University mer-BLAST: a tool to de-


of Life Sciences, Ås). sign target-specific primers
Ye, J., Coulouris, G., Zaretskaya, I., for polymerase chain reac-
Cutcutache, I., Rozen, S., & tion. BMC bioinformatics,
Madden, T. L. (2012). Pri- 13(1), 1-11.

20

You might also like