Professional Documents
Culture Documents
TEKNIS
PEKERJAAN :
BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN – PENGADAAN
BANGUNAN GEDUNG INSTALASI (BELANJA MODAL GEDUNG
INSTALASI PENGOLAH LIMBAH PUSKESMAS BANGLI UTARA)
LOKASI :
PUSKESMAS BANGLI UTARA
KABUPATEN BANGLI
KONSULTAN PERENCANA :
PT. MAHA WIDYA KONSULTAN
TAHUN, 2018
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN - PENGADAAN BANGUNAN
GEDUNG INSTALASI (BELANJA MODAL INSTALASI PENGOLAH LIMBAH
PUSKESMAS BANGLI UTARA)
LOKASI :
PUSKESMAS BANGLI UTARA
KABUPATEN BANGLI
===================================================================
o Anaerobic Equalizatiton
- proses : anaerobic (tertutup), sludge digester
pre treatment phosphat, equalization
- waktu tinggal : minimal 4 jam
- konstruksi : fiberglass, tahan bahan kimia air limbah medis
- posisi : underground
o Post Treatment
- sistem proses : scum and solid handling
- sistem operasi : semi otomatis
- safety unit : anti overflow, anti flowback
- material : fiberglass tahan bahan kimia air limbah medis
- sistem drain : manual by stop kran
- posisi : upground
o Effluent Tank
- volume : min. 1 m3
- type : cylinder
- manhole : min.1 buah
- material : fiberglass
- posisi : underground
o Transfer Pump
- type : submersible pump
- kapasitas : 50 lpm
- head :6m
- power : 0,3 HP
- jumlah : 2 unit
o Effluent Pump
- type : submersible pump
- kapasitas : 50 lpm
- head :6m
- power : 0,3 hp
- jumlah : 1 unit
o Jet Ejector
- pressure : 1,5 m
- power : 0,5 HP, 220 V
- pipa konektor : 50 mm
- type pipa : PVC AW
- material casing : fiberglass
- type : outdoor
- jumlah : 1 set
o Chlorination System
- sistem : inline contact
- disenfectan : kaporit
- material feeder : PVC / fiberglass
- jumlah : 1 paket
o Flow meter
- Type : Horizontal flow
- Pipa inlet : 1,5”
- Jumlah : 1 Paket
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Pondasi IPAL
- konstruksi : beton bertulang
- tebal : 150 mm
- lantai / permukaan : dikeramik
- jumlah : 1 paket
IV. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar dari RKS ini, yang terdiri dari :
a. Gambar denah, tampak dan potongan.
b. Gambar detail konstruksi.
c. Gambar detail khusus yang disyaratkan
VII.PERSIAPAN DILAPANGAN
1. Kontraktor harus menyediakan kantor dan fasilitasnya ditempatkan sedemikian rupa
sesuai dengan apa yang telah disetujui dalam lokasi umum / daerah kerja, dimana
penempatannya harus ± 5 km dari daerah kerja
2. Bangunan untuk penyimpanan bahan-bahan harus diberi bahan pelindung yang
bahannya harus dipilih sedemikian rupa, sehingga bahan-bahan yang disimpan tak
akan mengalami kerusakan
3. Bahan-bahan peralatan dan perlengkapan yang dipakai dalam bangunan dapat berupa
benda baru sama sekali atau bekas pakai, tapi dengan syarat harus dapat berfungsi
4. Perlengkapan Kantor / Direksi keet :
a. Meja Tulis dan Kursi
b. Meja dan Kursi untuk Tamu
c. Satu Papan Tulis
d. Papan untuk menempelkan gambar
e. Meja gambar
f. Buku Tamu, Buku Direksikeet/ Pengawas
g. Dan hal lain yang dianggap perlu
5. Kontraktor harus membuat barak kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan
barang-barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian untuk Pondasi, Saluran air hujan, Drainase
pembuang, pengupasan (Cut) perataan tanah dan penimbunan (Fill) untuk perataan
permukaan tanah serrta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi yang telah
ditentukan.
3. Pekerjaan Penggalian
a. Semua galian harus mencapai kedalaman yang harus disyaratkan dalam gambar
rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawas sehubungan dengan keadaan
lapangan dari peil tanah.
b. Pelaksanaan harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran.
Untuk itu di pelaksana harus membuat penyangga/penahan tanah jika diperlukan
selama penggalian, karena stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian
merupaka tanggung jawab perencana.
c. Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau
tembok/ pondasi, pipa-pipa yang tidak terpakai atau halangan lain yang dijumpai
pada saat penggalian harus dikeluarkan dan dibuang
d. Pada saat penggalian pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang
masih berfungsi harus diamankan dan di jaga agar jangan sampai rusak atau cacat,
apabila hal tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera memberitahukan
kepada pengawas atau pimpinan kegiatan untuk mendapatkan interupsi lebih
lanjut.
e. Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang tersebut diatas, maka pelaksana
harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan
pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakan tersebut atas biaya
sendiri.
f. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum
melaksanakan pengawasan selanjutnya, pelaksana harus mendapat ijin/persetujuan
tertulis dari pengawas.
g. Apabila penggalian dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam
gambar rencana tanpa interuksi tertulis dari pengawas, maka bagian yang tergali
tersebut ahrus diisi beton 1 : 3 : 5
5. Pekerjaan penyelesaian
a. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daderah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
b. Seluruh lapisan akhir ( finshih grade ) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar, bila diakibatkan oleh penurunan , timbunan
memerlukan tambahan material yang tidak lebih dari 3 cm, maka bagian atas
timbunan tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan
tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi
dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/
timbuanan, seluruh puing-puing, reruntuhan dan smapah-sampah harus
disingkirkan dalam lokasi.
4. Bahan :
a. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen
Indonesia 1972 (NI – 8) atau British Standart No. 12 tahun 1965. Semen harus
sampai ditempat pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
semen asli pabrik. Merk semen PC dianjurkan buatan dalam negeri. Semen harus
disimpan dalam gudang kedap air, berventilasi baik diatas lantai beralaskan
papan. Kantong – kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
b. Agregat (Pasir dan kerikil)
Agregat halus dan kasar, dapat dipakai agregat alami atau batu pecah dan
memenuhi standart PBI 1971 (NI -2) pasal 3.3.3.4 dan 3.5. Agregat tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap
karat. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan
tugas Pengawasan, tidak terkontaminasi bahan yang dapat merusak/menggangu.
c. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan memakai air yang bersih dan tidak
mengandung zat – zat yang dapat merusak mutu beton. Air tersebut juga
memenuhi standart menurut PBI 1971 (NI -2) padal 3.6
1. Material
a. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Indonesia
1972 (NI – 8) atau British Standart No. 12 tahun 1965. Semen harus sampai ditempat
pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli pabrik. Merk
semen PC dianjurkan buatan dalam negeri. Semen harus disimpan dalam gudang
kedap air, berventilasi baik ± 30 cm diatas lantai beralaskan papan. Kantong – kantong
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk
setiap pengiriman
b. Agregat (Pasir dan kerikil)
Agregat halus dan kasar, dapat dipakai agregat alami atau batu pecah dan memenuhi
standart PBI 1971 (NI -2) pasal 3.3.3.4 dan 3.5 atau SNI, Peraturan beton 1989.
Agregat memenuhi syarat :
- Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet, atau kerikil sungai alam atau
kerikil dan pasir dari sumber yang disaring dan semua agregat alam harus di cuci
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang
bebas minimum di antara batang-batang tulangan dan antara batang tulangan dan
cetakan (acuan).
- Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh pertikel lolos saringan 4,75 cm
- Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah bahan organic dan jika diminta
demikian oleh Direksi harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan
pengujian kolorimetrik dan setiap agregat yang gagal pada tes warna harus ditolak.
- Pasir laut tidak dapat dipergunakan
- Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan Portland cement, jika
agregat ternyata kotor, sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu
- Agregat yang akan dipakai terlihat terlalu kering, maka sebelum digunakan
dibasahi dengan air secukupnya sehingga mencapai kondisi SSD (Saturated
Surfuace Dry)
- Agregat yang dipakai agregat alami atau buatan berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan
mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm
- Agregat kasar terdiri dari butir – butir yang kasar, keras tidak berpori dan
berbentuk kubus, bila ada butir yang pipih maka tidak boleh melebihi 20% dari
Value.
- Persyaratan gradasi Agregat :
(% berat lolos)
Ukuran saringan
(mm) (inchi) Agregat Agregat kasar
halus
50 2 100
37 1½ 95 – 100 100
25 1 - 95 – 100 100
19 ¾ 35 – 70 - 90 – 100 100
13 ½ - 25 – 60 - 90 – 100
10 3/8 100 10 – 30 - 20 – 55 40 – 70
4,75 #4 95-100 0–5 0 – 10 0 – 10 0 – 15
2,36 #8 - 0–5 0–5 0–5
1,18 #16 45 – 80
0,3 #50 10 – 30
0,15 #100 2 – 10
- Agregat bahan-bahan yang berukuran sama dari berbagai sumber harus ditimbun
dalam timbunan terpisah dan hanya akan digunakan dalam struktur yang terpisah.
c. Air
- Air yang digunakan harus bersih dan jernih, bebas dari bahan-bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam basa, gula atau zat organic.
- Untuk adukan dan pemeliharaan beton, air yang dipakai harus bebas juga dari
bahan-bahan organic yang dapat mengurangi mutu beton.
- Air harus memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan Direksi
d. Bahan tambahan
- Penggunaan bahan pencampur (concrete admixture) tidak diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari pihak Direksi.
- Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus mengadakan
percobaan-percobaan perbandingan berat dan CW ratio dari penambahan bahan
camppuran tersebut, kubus beton yang berumur 7, 14 dan 21 hari harus dilaporkan
kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya.
e. Bekisting
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau plat
baja, dengan syarat – syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI
NI-2 1971.
Syarat utama untuk begisting adalah :
- Kuat menahan beban adukan tanpa menunjukkan perubahan bentuk
(menggelembung). Tahan terhadap perbedaan cuaca yang dapat mengakibatkan
bentuknya (melendut/melengkung)
- Harus diusahakan tidak terlalu banyak meloloskan air campuran (air semen), yang
dapat merusak kualitas beton
- Mempunyai bentuk yang rata/halus
- Sambungan di dempul, setara dengan Isamu
- Bagian dalam begisting dilapisi dengan solar / minyak begisting
- Untuk pekerjaan beton sloof, kolom, balok menggunakan bahan multiplek 9 mm
- Untuk semua struktur beton kolom, konsol, balok latei dan plat lantai
menggunakan begisting multiplek tebal 9 mm dengan rangka kayu minimal kelas
kuat II atau kelas kuat
- Begisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh, untuk mendapatkan
bentuk penampang, serta sesuai dengan gambar struktur
- Begisting yang telah digunakan, dapat digunakan kembali dengan persetujuan dari
pihak Direksi
f. Perancah / steiger :
- Perancah / steiger harus dipasang sedemikian rupa sehingga mampu menahan /
menyangga beton serta beban kerja di atasnya, tanpa mengalami penurunan
- Perancah / steiger struktur beton menggunakan scaffolding yang masih bagus
Macam Pekerjaan
Campuran / adukan beton dengan perbandingan volume antara PC (Portland Cement) : PS
(Pasir) : Kr (Kerikil) untuk pekerjaan dibawah ini :
a. Campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, digunakan untuk beton tak bertulang, misalnya lantai
kerja, rabat beton tanpa tulangan dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
b. Untuk pekerjaan beton sloof, kolom, ring balok, plat beton menggunakan campuran
beton K 225
Begisting/Acuan
Begisting harus dibuat berdasarkan dimensi yang tertera di dalam gambar rencana/bestek.
a. Sambungan begisting harus dibuat benar-benar rata, selalu diperiksa horizontal dan
vertical, untuk mencegah lendutan beton setelah begisting di bongkar
b. Rangka/penguat begisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kokohnya bekisting
c. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, bagian dalam begisting harus dalam keadaan
bersih dari semua kotoran maupun serpihan kayu
Persiapan Pengecoran
a. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah pemasangan tulangan dan
kelengkapannya telah diperiksa oleh pihak Direksi dan dianggap benar
b. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian yang akan dicor harus bersih dari kotoran,
apabila terdapat bagian yang ditanam dalam beton sudah harus terpasang.
c. Jika digunakan tambahan bahan addictive (pengeras beton), harus mendapat
persetujuan dari pihak Direksi / Konsultan pengawas
d. Cetakan atau pasangan dinding yang akan di hubungkan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
e. Segala izin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan
tanggung jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran
cetakan
f. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak
sesuai dengan gambar rencana, pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau
pembentukan kembali
Persyaratan Bahan
1. Jenis : Keramik Tile
Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar
material dan disetujui Direksi .
2. Warna :
- Untuk masing-masing warna harus seragam
- Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.
3. M u t u : Tingkat I (satu)
4. Ukuran/jenis dan pemakaian : sesuai ukuran yang tertera pada gambar / ketentuan
Konsultan Perencana. Dipasang sebagai finishing lantai pada seluruh detail yang
ditunjukan/ disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar
5. Bahan pengisi : Grout/ pengisi semen berwarna
6. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan tambahan penguat
berupa bahan perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah
daya lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat
bahan perekat tersebut.
7. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
8. Semen Portland yang digunakan dianjurkan produk dalam negeri yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana/Direksi Pengawas dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8,
9. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat juga dianjurkan produk dalam
negeri
Disetujui : Disetujui :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kepala Puskesmas Bangli Utara
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
Mengetahui : Mengetahui :
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Kepala Dinas Kesehatan
Ruang Perumahan dan Kawasan Kabupaten Bangli
Permukiman Kabupaten Bangli