You are on page 1of 2

CASE 1 – Asset Part 1

You are an audit senior in an accounting firm, KAP Bertha & Rekan. It is February 2022 and you are currently reviewing the draft of financial statements of the PT Juri which has recently become a client of your firm. The
shares of PT Juri is listed on the Indonesia stock exchange. There was an issue that arisen in respect of the audit of PT Juri for the year ended 31 December 2021. The audit manager, Mr. Oyo, has requested that you review
these issues and send him a memorandum with your observations and recommendations

Issue 1 - Revaluation of land


PT Juri purchased one lot of land for Rp25 billion in 2019 for storage of the building supplies. In 2020 the area adjacent to the land was identified as the development site for a new shopping center. PT Juri revalued the land
to Rp90 billion at 31 December 2020 due to its newly acquired development potential. Ignore the deferred tax effect on this transaction. During 2021 a protest campaign by local residents resulted in the local council
withdrawing permission for the commercial development, and at 31 December 2021 the land was revalued to Rp50 Billion. At that time, most of the area was being utilized for storage, with small section being fenced off for
parking by personnel.

Required:
1. Explain the correct accounting treatment of the land since its purchased in 2019
PSAK 16 Paragraf 32
Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai
dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.

PSAK 47 Paragraf 10
Komponen Biaya
Biaya perolehan tanah antara lain meliputi:
Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan diatasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan. Bila tidak dimusnahkan, menggunakan paragrap 10. Harga tanah berasal dari sumbangan
a) diatur pada paragraf 13.

b) Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan


c) Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.
d) Biaya pembelian tanah lain sebagai pengganti.
e) Biaya komisi perantara jual beli tanah
f) Biaya pinjaman terkapitalisasi kedalam tanah
g) Biaya pematangan tanah
Beban Tangguhan untuk pengurusan legal Hak Atas Tanah antara lain meliputi:
a) Biaya legal audit seperti pemeriksaan keaslian sertifikat tanah, rencana tata kota.
b) Biaya pengukuran-pematokan- pemetaan ulang.
c) Biaya notaris, biaya jual beli & PPAT
d) Pajak terkait pada jual - beli tanah.
e) Biaya resmi yang harus dibayar ke Kas Negara, untuk perolehan hak, perpanjangan atau pembaharuan Hak baik status maupun peruntukan

PSAK 47 Paragraf 8
Pengakuan Tanah
Biaya perolehan Aktiva Tetap Tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh biaya perolehan dan pengembangan tanah, berupa biaya pematangan tanah, di luar Beban Tangguhan akibat biaya legal
pengurusan hak.
PSAK 47 Paragraf 8
Pengakuan Awal Aktiva Tetap Tanah
Pengakuan Awal Aktiva Tetap Tanah. Pengeluaran untuk memperoleh tanah diakui secara terpisah dari pengeluaran legal hak atas tanah. Apabila tanah diperoleh cuma-cuma, pengakuan awal terdiri dari harga wajar
sesuai paragraf 13 Standar ini, ditambah unsur biaya legal saja

PSAK 16 Paragraf 59
Penyustan Aset tanah dan bangunan
Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah meskipun keduanya diperoleh sekaligus. Pada umumnya tanah memiliki umur manfaat tidak terbatas sehingga tidak disusutkan,
kecuali entitas meyakini umur manfaat tanah terbatas misalnya tanah yang ditambang dan tanah digunakan untuk tempat pembuangan akhir*. Bangunan memiliki umur manfaat terbatas sehingga merupakan aset yang
disusutkan. Peningkatan nilai tanah dengan bangunan diatasnya tidak memengaruhi penentuan jumlah yang dapat disusutkan dari bangunan tersebut

PSAK 47 Paragraf 17
Penyustan Aset tanah dan bangunan
Tanah tidak disusutkan, kecuali:
a) Kondisi kualitas tanah tak layak lagi untuk digunakan dalam operasi utama entitas

b) Sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan begitu saja apabila proyek selesai. Sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan begitu saja apabila proyek selesai.

c) Sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan begitu saja apabila proyek selesai.

Apabila disusutkan, tanah disajikan berdasar nilai perolehan atau nilai terbawa lain sesuai revaluasi tanah atau PSAK tentang penurunan nilai aset, dikurangi akumulasi penyusutan

The Journal entry when purchase of land


2019 Dr. Land Rp 25,000,000,000.00
Cr. Cash Rp 25,000,000,000.00

Berdasarkan dari beberapa informasi dari PSAK 16 dan 47 dan soal di atas dapat disimpulkan bahwa pengakuan tanah saat berdasarkan harga perolehan saat terjadinya transaksi, dan dalam kasus di atas tidak ada
perlakuan penyusutan atas tanah, karena tidak termasuk ke dalam hal-hal yang dikecualikan sesuai psak 47 par 17.

2. Set out the journal entries required to reflect your recommended accounting treatment

Year Fair Value


2019 Rp 25,000,000,000.00
31 Des 2020 Rp 90,000,000,000.00
31 Des 2021 Rp 50,000,000,000.00

The Journal entry when purchase of land


2019 Dr. Land Rp 25,000,000,000.00
Cr. Cash Rp 25,000,000,000.00

The Journal entry for revaluation on land in 2020


31 Des 2020 Dr. Land Rp 65,000,000,000.00
Cr.Accumulated other comprehensive income Rp 65,000,000,000.00

(Unrealized gain on revaluation : fair value land on 31 Des 2020- fair value land on 2019)
: (Rp 90.000.000,00-Rp 25.000.000,00)

The Journal entry for revaluation on land in 2021


31 Des 2021 Dr. Accumulated other comprehensive income Rp 40,000,000,000.00
Cr. Land Rp 40,000,000,000.00

3. the necessary journal entries

Year Fair Value


2019 Rp 25,000,000,000.00
31 Des 2020 Rp 20,000,000,000.00
31 Des 2021 Rp 50,000,000,000.00

The Journal entry when purchase of land


2019 Dr. Land Rp 25,000,000,000.00
Cr. Cash Rp 25,000,000,000.00

The Journal entry for revaluation on land in 2020


31 Des 2020 Dr. loss on revaluation Rp 5,000,000,000.00
Cr. Land Rp 5,000,000,000.00

(Unrealized gain on revaluation : fair value land on 31 Des 2020- fair value land on 2019)
: (Rp 20.000.000,00-Rp 25.000.000,00)

The Journal entry for revaluation on land in 2021


31 Des 2021 Dr. Land Rp 30,000,000,000.00
Cr. gain on revaluation Rp 5,000,000,000.00
Cr.Accumulated other comprehensive income Rp 25,000,000,000.00
Issue 2 – Inventory
Leather is a primary material used by PT Juri for the manufacture of shoes. Leather inventory at 31 December 2021 had cost Rp50 million to purchase, but only had a net realizable value of Rp30 million. On the basis that PT
Juri does not intend to dispose of the leather, the inventory has been included in the financial statements at a value Rp35 million. It is believed that this partially reflects the fall in value of the leather, but also takes account
of the intention to retain the inventory for use in the production process. It is expected that the finished shoes, into which the leather will be incorporated, can be sold at reasonable profit margin

Required:
1. Advice correct accounting treatment of the leather inventory of the company at 31 December 2021. Explain
PSAK 14 Paragraf 5
Pengukuran Persediaan
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value)
PSAK 14 Paragraf 6
Biaya Persediaan
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang
siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).

PSAK 14 Paragraf 22 dan 23


Nilai Realisasi Bersih

Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali (recoverable) bila barang rusak, seluruh atau sebagian barang telah usang atau bila harga penjualan menurun. Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh
kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya penjualan meningkat. Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih konsisten dengan pandangan bahwa aktiva seharusnya
tidak dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi melalui penjualan atau penggunaan. bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih konsisten dengan pandangan bahwa aktiva seharusnya tidak dinyatakan
melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi melalui penjualan atau penggunaan.Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali (recoverable) bila barang rusak, seluruh atau sebagian barang telah usang
atau bila harga penjualan menurun. Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya penjualan meningkat. Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya
menjadi nilai realisasi bersih konsisten dengan pandangan bahwa aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi melalui penjualan atau penggunaan.

Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi bersih secara terpisah untuk setiap barang dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi,
penurunan nilai persediaan mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok barang serupa atau yang berkaitan. Misalnya barang-barang yang termasuk dalam lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir
yang serupa, diproduksi dan dipasarkan di wilayah yang sama, dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari barangbarang lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai persediaan tidak tepat jika dihitung berdasarkan
klasifikasi persediaan, misalnya, barang jadi, atau seluruh persediaan dalam suatu industri atau segmen geografis tertentu. Perusahaan jasa pada umumnya mengakumulasikan biaya dalam hubungannya dengan setiap
jasa agar dapat menetapkan harga jual jasa tersebut. Dengan demikian, masing-masing jenis jasa tersebut dibukukan tersendiri.

Penjelasan :
Perlakuan akuntansi berdasarkan soal dan perhitungan/jurnal transaksi pada jawaban no 2 yaitu nilai persediaan di turunkan kenilai bersih karena nilai realisasi bersih yang dijadikan dasar dalam pencatatan persediaan
setelah menentukan (the lower of cost and net realizable value). dalam kasus di atas juga terdapat selisih antara nilai realisasi bersih yang tercatat dengan yang seharusnya sehingga diperlukan jurnal penyesuai terkait
selisih nilai tersebut (detail pada jawaban no.2)

2. Provide relevant journal entries.

Description amount
Inventory on Dec, 31, 2021(Cost) Rp 50,000,000.00 nilai persedian akhir (keseluruhan)
Inventory on Dec, 31, 2021 (NRV) Rp 35,000,000.00 Recorded Nilai Perolehan dari kulit dan bahan baku
Inventory on Dec, 31, 2021 (NRV)* Rp 30,000,000.00 Actual

(untuk bahan baku tidak diterapkan)

The Journal entry for Recording NRV instead at cost (loss Method)
31 Dec 21 Dr. Loss due to decline to NRV Rp 15,000,000.00 "tidak perlu diturunkan ke nilai bersih" jadi hanya perlu di naikan
Cr. Inventory Rp 15,000,000.00
Jadi jurnal :
Dr. Inventory Rp 15,000,000.00
adj. entry for difference Net Realible value (between recorded and amount realized ) Cr. COGS Rp 15,000,000.00
Dr. Loss due to decline to NRV Rp 5,000,000.00
Cr. Inventory Rp 5,000,000.00 Dr. Inventory Rp 15,000,000.00
Cr Loss due to decline to NRV Rp 15,000,000.00

The Journal entry for Recording NRV instead at cost (Cogs Method)
31 Dec 21 Dr. COGS Rp 15,000,000.00 Persediaan jadi 50 jt merupakan Nilai Perolehan dari Kulit (bukan by perolehan dari sepatu)
Cr. Inventory Rp 15,000,000.00 (PSAK 14 par 32) nRV berlaku untuk barang jadi (kulit dan bahan baku lainnya)
(bahan baku kulit tidak diterapkan karena value added blm ada, karena kulit tidak di jual langsung)
adj. entry for difference Net Realible value (between recorded and amount realized ) jadi sikulit tidak perlu dilakukan pencatatan atas NRV
Dr.COGS Rp 5,000,000.00 maka karena 35 jta merupakan hanya bahan baku, artinya ada kesalahan pencattn sehingga perlu di lakukan jurnal koreksi
Cr. Inventory Rp 5,000,000.00 atau jurnal adj untuk
Dr. Inventory 15,000,000.00
Cr Loss due to decline to NRV 15,000,000.00
(catatan : 50 dan 35 bukan persediaan barang jadi, tpi hanya persediaan bahan baku, sehingga metode NRV tidak bisa diterapkan)

You might also like