You are on page 1of 12

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah

Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215


Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN


PEMBELIAN IMPULSIF KONSUMEN
(Studi Kasus Konsumen Indomaret dan Alfamart di Kecamatan
Karanganyar Tahun 2017)

Anwar Tulus Dwi Saputro1), Kun Ismawati2)


1)
Mahasiswa Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi UNSA
2)
Dosen Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA

ABSTRACT

The purpose of this research was to knowing the: (1) effect of price discount on impulse
buying customer’s, (2) effect of bonus pack on impulse buying customer’s, (3) effect of
product display on impulse buying customer’s, (4) effect of store atmosphere on impulse
buying customer’s, (5) effect of packaging on impulse buying customer’s, (6) effect of
positive emotion on impulse buying customer’s, (7) effect of price discount, bonus pack,
product display, store atmosphere, packaging and positive emotion on impulse buying
customer’s. This research was conducted based on associative research, with population of
this research were consumer’s of minimarket Karanganyar regency. Purposive sampling
was used as a sampling methode with the total sample of 100 people. Data was collected
through questionnaire and was analysis with multiple regression. Results have show there
was: (1) negative effect of price discount on impulse buying customer’s, (2) negative effect
of bonus pack on impulse buying customer’s, (3) positive effect of product display on
impulse buying customer’s, (4) negative effect of store atmosphere on impulse buying
customer’s, (5) positive effect of packaging on impulse buying customer’s, (6) positive effect
of positive emotion on impulse buying customer’s, (7) there was positive effect of price
discount, bonus pack, product display, store atmosphere, packaging and positive emotion on
impulse buying customer’s.

Keywords: Decision, Buying, Impulse

PENDAHULUAN kebutuhan sehari-hari baik dalam bentuk


Dewasa ini perkembangan bisnis ritel di produk dan jasa yang ditujukan pada
Indonesia sudah semakin pesat. Hal ini konsumen untuk kegunaan pribadi atau
ditandai dengan keberadaan pasar tradisional keluarga (Desrayudi dalam Brian, 2016).
yang mulai tergeser oleh munculnya berbagai Dalam pengambilan keputusan
jenis pasar modem, sehingga berbagai macam pembelian konsumen itu sendiri dapat
pusat perbelanjaan eceran bermunculan dilakukan dengan perencanaan (planned) dan
dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. tanpa terencana (unplanned). Terdapat dua
Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan faktor utama yang mempengaruhi perilaku
modern seperti minimarket, supermarket, konsumen, yaitu faktor sosial-budaya yang
department store, shopping center, mall dan terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas
hypermarket. Bisnis ritel adalah salah satu sosial, kelompok sosial, kelompok referensi
aktivitas useiha yang menjual barang-barang dan keluarga. Faktor yang lain adalah faktor

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 7


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi, keseluruhan sistem yang berhubungan
proses belajar, kepercayaan dan sikap serta dengan kegiatan-kegiatan usaha yang
faktor-faktor eksternal lainnya seperti bertujuan merencanakan, menentukan
potongan harga dan bonus pembelian sehingga harga, hingga mempromosikan dan
mampu mendorong dan mempengaruhi mendistribusikan barang-barang atau jasa
konsumen untuk melakukan (impuls buying) yang akan memuaskan kebutuhan pembeli
atau pembelian impulsif, yaitu pembelian atas baik yang aktual maupun potensial (Husein
dasar sugesti dan tanpa perencanaan dalam Brian, 2016). Sedangkan menurut
sebelumnya (Brian, 2016). Rittik (2011), mendefinisikan bahwa
Berdasarkan uraian diatas, penulis marketing is a total system of interacting
memilih judul : “ANALISIS FAKTOR YANG business activities designed to plan,
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN promote and distribute need satisfying
PEMBELIAN IMPULSIF KONSUMEN products and services to existing and
(Studi Kasus Konsumen Indomaret dan potential customers (marketing/ pemasaran
Alfamart di Kecamatan Karanganyar Tahun adalah keseluruhan sistem dari rancangan
2017). aktivitas hubungan bisnis untuk
merencanakan, mempromosikan dan
PERUMUSAN MASALAH menyalurkan kebutuhan akan barang dan
1. Apakah potongan harga berpengaruh jasa agar memperoleh kepuasan atas
terhadap keputusan pembelian impulsif pelanggan yang potensial).
konsumen? 2. Pengertian Potongan Harga
2. Apakah bonus pembelian berpengaruh Haryono (2012) berpendapat bahwa
terhadap keputusan pembelian impulsif potongan harga merupakan pengurangan
konsumen? harga dari suatu produk tertentu yang
3. Apakah display produk berpengaruh ditujukan kepada konsumen dengan tujuan
terhadap keputusan pembelian impulsif penghematan atas harga reguler produk.
konsumen? Potongan harga biasanya ditempatkan di
4. Apakah suasana toko berpengamh terhadap label/kemasan baik berupa kemasan tunggal
keputusan pembelian impulsif konsumen? yang dijual dengan harga yang ditawarkan
5. Apakah kemasan berpengaruh terhadap atau dua produk yang berhubungan yang
keputusan pembelian impulsif konsumen? diikatkan bersama. Kemasan dengan
6. Apakah emosi positif berpengaruh terhadap potongan harga sangat efektif, bahkan lebih
keputusan pembelian impulsif konsumen. efektif daripada pembelian dalam
7. Apakah potongan harga, bonus pembelian, merangsang pembelian langsung (impulsif)
display produk, suasana toko, kemasan dan konsumen jangka pendek.
emosi positif berpengaruh secara bersama- 3. Pengertian Bonus Pembelian
sama terhadap keputusan pembelian Belch dalam Brian (2016)
impulsif konsumen? mendefinisikan bahwa bonus pembelian
(bonus pack) menawarkan kepada
LANDASAN TEORI konsumen sebuah muatan ekstra dari
1. Pengertian Manajemen Pemasaran sebuah produk dengan harga normal.
Manajemen pemasaran meliputi Mishra dalam Brian (2016) mendefinisikan

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 8


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

bahwa bonus pack merupakan strategi adalah suasana terencana yang sesuai
promosi penjualan berbasis kuantitas di dengan pasar sasarannya dan yang dapat
mana pelanggan ditawarkan produk dengan menarik konsumen untuk membeli (Kotler
kuantitas lebih dengan harga yang sama. dalam Wicaksono, 2014). Store atmosphere
Boyd Harper dalam Brian (2016) mempengaruhi keadaan emosi pembeli
mendefinisikan bonus pack adalah upaya yang menyebabkan atau mempengaruhi
untuk menarik pembelian dengan pembelian. Keadaan emosional akan
menawarkan produk atau jasa gratis dengan membuat dua perasaan yang dominan yaitu
harga yang sudah dikurangi untuk perasaan senang dan membangkitkan
mendorong pembelian produk lain. keinginan. Seiring dengan pasar yang
4. Pengertian Display Produk semakin kompetitif, pelaku pasar dituntut
Haryono (2012) mendefinisikan untuk pintar menwarkan hal lain, tak hanya
bahwa display produk merupakan salah satu selalu dengan potongan harga, tetapi juga
alat promosi yang menghubungkan pengalaman membeli suatu produk.
produsen dengan konsumen atau pelanggan. Penggunaan dan pengaturan store
Produsen atau pengecer dapat atmosphere yang tepat akan menimbulkan
menggunakan sebagian ruangan atau kesan estetika dan membantu memperbaiki
etalase guna untuk mengadakan peragaan, citra toko /ritel didalam persepsi pelanggan,
sering istilah peragaan ini disamakan yang tentunya akan mendorong minat beli
dengan istilah demohstrasi yang yang besar.
memamerkan barang-barang pada waktu, 6. Pengertian Kemasan
tempat dan situasi tertentu. Display sering Hubungan antara keragaman produk
disebut dengan silent promotion karena dan perilaku konsumen dalam melakukan
cukup menggunakan media patung, etalase, keputusan tercantum dalam belanja barang.
meja kaca dsb. Jadi display produk dapat Keanekaragaman produk adalah kondisi
diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh yang tercipta dari ketersediaan barang
penjual (grosir/ toko) untuk dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif,
memperkenalkan barang-barang yang dijual sehingga menimbulkan banyaknya pilihan
tanpa hams berkomunikasi secara langsung dalam proses belanja konsumen (Asep
dengan konsumen tapi cukup dengan dalam Jenni, 2016). James F. Engels dalam
mendisplay (menata) barang-barang yang Jenni (2016) menjelaskan bahwa
dijual dengan rapi dan menarik di rak, keanekaragaman produk adalah
etalase dan media letak lain yang kelengkapan produk yang menyangkut
memungkinkan konsumen untuk mudah kedalaman, luas dan kualitas produk yang
melihat dan tertarik untuk membeli. ditawarkan juga ketersediaan produk
5. Pengertian Suasana Toko tersebut setiap saat di toko.
Haryono (2012) mendefinisikan store 7. Pengertian Emosi Positif
atmosphere (suasana toko) adalah Laros dan Steenkamp dalam Brian
lingkungan yang dikemas untuk (2014) menjelaskan bahwa “emotion is
menciptakan atau memperkuat reaction asssesment (positive or negative)
kecendemngan konsumen untuk membeli of a complex nervous system of a person
produk. Store atmosphere (suasana toko) towards external or internal stimuli and

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 9


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

often conceptualized as a general 8. Pengertian Pembelian Impulsif


dimension, such as the positive and Menurut Mowen & Minor dalam
negative influences” bahwa emosi adalah Brian (2016) defmisi pembelian impulsif
reaksi penilaian (positif dan negatif) dari (impulse buying) adalah tindakan membeli
sistem saraf seseorang terhadap rangsangan yang dilakukan tanpa memiliki masalah
eksternal atau internal dan sering sebelumnya atau maksud/niat membeli
dikonseptualisasikan sebagai sebuah yang terbentuk sebelum memasuki toko.
dimensi yang umum, seperti adanya Menurut Park dalam Brian (2016) impulse
pengaruh positif dan negatif Seorang buying seringkali muncul secara tiba-tiba,
konsumen yang memiliki emosi positif cepat, spontan, lebih mengarah pada
cenderung akan melakukan pembelian emosional dari pada rasional, lebih sering
impulsif. Hal ini berbanding terbalik dianggap sebagai sesuatu yang buruk
dengan konsumen yang memiliki emosi daripada sesuatu yang baik, dan konsumen
negatif, dimana mereka tidak dapat cenderung merasa “out-of-control” ketika
melakukan pembelian yang tidak terencana membeli barang secara impulsif.
pada kondisi emosi tersebut.
KERANGKA PEMIKIRAN

Potongan Harga
(X1)

Bonus Pembelian
(X2)

Display Toko
(X3)

Keputusan
Suasana Toko Pembelian
(X4) (Y)

Kemasan
(X5)

Emosi Positif
(X6)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 10


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

Keterangan : berpengaruh signifikan


Variabel independen terhadap keputusan pembelian
X1 : Potongan Harga impulsif konsumen.
X2 : Bonus Pembelian Ha : β4 ≠ 0, Diduga suasana toko
X3 : Display Toko berpengaruh signifikan
X4 : Suasana Toko terhadap keputusan pembelian
X5 : Kemasan impulsif konsumen.
X6 : Emosi Positif 5. Ho : β5 = 0, Diduga kemasan tidak
Variabel dependen berpengaruh signifikan
Y : Volume Penjualan terhadap keputusan pembelian
____
: variabel independen berpengaruh secara impulsif konsumen.
parsial terhadap variabel dependen. Ha : β5 ≠ 0, Diduga kemasan berpengaruh
___
: variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
simultan/ bersama-sama terhadap pembelian impulsif konsumen.
variabel dependen. 6. Ho : β6 = 0, Diduga emosi positif tidak
berpengaruh signifikan
HIPOTESIS terhadap keputusan pembelian
1. Ho : β1 = 0, Diduga potongan harga tidak impulsif konsumen.
berpengaruh signifikan Ha : β6 ≠ 0, Diduga emosi positif
terhadap keputusan pembelian berpengaruh signifikan
impulsif konsumen. terhadap keputusan pembelian
Ha : β1 ≠ 0, Diduga potongan harga impulsif konsumen.
berpengaruh signifikan 7. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0, Diduga
terhadap keputusan pembelian potongan harga, bonus
impulsif konsumen. pembelian, display produk,
2. Ho : β2 = 0, Diduga bonus pembelian tidak suasana toko, kemasan dan
berpengaruh signifikan emosi positif secara bersama-
terhadap keputusan pembelian sama (simultan) tidak
impulsif konsumen. berpengaruh signifikan
Ha : β2 ≠ 0, Diduga bonus pembelian terhadap keputusan pembelian
berpengaruh signifikan impulsif konsumen.
terhadap keputusan pembelian Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ 0, Diduga
impulsif konsumen. potongan harga, bonus
3. Ho : β3 = 0, Diduga display produk tidak pembelian, display produk,
berpengaruh signifikan suasana toko, kemasan dan
terhadap keputusan pembelian emosi positif secara bersama-
impulsif konsumen. sama (simultan) berpengaruh
Ha : β3 ≠ 0, Diduga display produk signifikan terhadap keputusan
berpengaruh signifikan pembelian impulsif konsumen.
terhadap keputusan pembelian
impulsif konsumen.
4. Ho : β4 = 0, Diduga suasana toko tidak

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 11


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

METODE PENELITIAN ketika peristiwa terjadi.


1. Lokasi Penelitian b. Data Sekunder
Tempat dan waktu penelitian Adalah data yang digunakan oleh
merupakan wilayah geografis dan peneliti merupakan data yang
kronologis keberadaan populasi penelitian dikumpulkan oleh individu atau lembaga
(Purwanto, 2010). Dalam penelitian ini, lain (Purwanto, 2010). Sedangkan
penulis memilih lokasi penelitian pada menurut Silalahi (2012) sumber
masyarakat konsumen minimarket di sekunder adalah data yang dikumpulkan
kecamatan Karanganyar dengan ketentuan dari tangan kedua atau dari sumber-
pernah berbelanja minimal sekali pada smber lain yang telah tersedia sebelum
periode penelitian bulan Juli s/d September penelitian dilakukan, yang meliputi
2017 di seluruh minimarket yang ada di komentar, interprestasi, atau pembahasan
kecamatan Karanganyar dengan tentang materi original.
pertimbangan tersedianya unit-unit analisa 4. Teknik Pengumpulan Data
dan data yang diperlukan untuk masing- a. Interview
masing variabel. Yaitu metode pengumpulan data yang
2. Populasi dan Sampel dilakukan dengan mengadakan tanya
Berdasarkan rumus Rao Purba dalam jawab secara langsung dengan konsumen
penelitian yang dilakukan oleh Putra yang ditemui disekitar lokasi penelitian
(2014), teknik pengambilan sampel mengenai hal-hal yang berhubungan
ditentukan dengan rumus: dengan tujuan penelitian (Silalahi,
𝑍2 2012).
𝑛=
𝑀𝑜𝑒 2 b. Kuesioner
Keterangan Yaitu metode pengumpulan data dengan
n= Jumlah sampel membuat daftar pertanyaan yang
Z= Tingkat distribus normal pada taraf berbentuk tulisan kepada responden
sig 5% dengan pemberian skor sesuai jawaban
Moe = Margin of Error, yaitu tingkat dari responden dengan pedoman skala
kesalahan maksimal pengambilan likert (Bryman dalam Silalahi, 2012)
sampel yang masih dapat ditoleransi adalah sebagai berikut:
atau diinginkan sebesar 10% atau 1) Sangat setuju diberi nilai 5.
0,10. 2) Setuju diberi nilai 4.
3. Data yang Diperlukan 3) Cukup setuju diberi nilai 3.
a. Data Primer 4) Kurang setuju diberi nilai 2.
Adalah data yang dikumpulkan sendiri 5) Tidak setuju diberi nilai 1.
secara langsung baik oleh individu atau Untuk angket atau pertanyaan yang
lembaga (Purwanto, 2010). Sedangkan bersifat negatif atau kebalikannya,
menurut Silalahi (2012) sumber primer dengan skor sebagai berikut:
adalah suatu objek atau dokumen 1) Sangat setuju diberi nilai 1.
original (material mentah) dari pelaku 2) Setuju diberi nilai 2.
yang disebut "first-hand information” 3) Cukup setuju diberi nilai 3.
yang dikumpulkan dari situasi aktual 4) Kurang setuju diberi nilai 4.

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 12


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

5) Tidak setuju diberi nilai 5. X2 = Bonus Pembelian


5. Metode Analisa Data X3 = Display Produk
a. Uji Validitas X4 = Suasana Toko
Validitas adalah kemampuan alat ukur X5 = Kemasan
dalam mengukur secara tepat atas X6 = Emosi Positif
keadaan yang diukurnya. Dalam uji e = Error
validitas akan menghasilkan indeks d. Uji T
validitas, dimana angka indeks validitas Pengujian hipotesis menggunakan uji T
menunjukkan kualitas instrumen valid digunakan untuk mengetahui tingkat
atau tidak setelah dikonfirmasikan pengaruh variabel bebas terhadap
dengan kriteria pembanding (Purwanto, variabel terikat secara parsial atau
2010). sendiri-sendiri. Pengujian dilakukan
b. Uji Realibilitas dengan lebih dulu menghitung koefisien-
Reliabilitas menunjukan kemampuan t menggunakan rumus t-hitung. Angka t-
memberikan hasil pengukuran yang hitung selanjutnya dikonfirmasikan
relatif tetap. Dalam uji reliabilitas akan dengan t-tabel pada derajad kebebasan
menghasilkan indeks reliabilitas, dimana dan taraf kesalahan tertentu. Bila t-
angka indeks reliabilitas yang diperoleh hitung lebih besar dari t-tabel maka
dari hasil menghitung yang mempunyai dapat disimpulkan bahwa kelompok
arti untuk memaknai reliabilitas yang dibandingkan memang berbeda
instrumen dengan apabila dihubungkan secara signifikan, begitu sebaliknya
dengan kriteia uji coba (Purwanto,2010). (Purwanto, 2010).
Suatu instrumen dikatakan reliabel bila e. Uji F
hasil perhitungan reliabilitas dengan Uji keseluruhan dilakukan untuk
rumus Alpha Cornbach menunjukan mengetahui tingkat pengaruh variabel
angka minimal 0,65 (Aiken dalam bebas terhadap variabel terikat secara
Purwanto, 2010). bersama-sama. Kelompok-kelompok
c. Analisis Regresi Linier Berganda yang dibandingkan secara keseluruhan
Menurut Silalahi (2012) adalah analisis menunjukan perbedaan pengujian
yang digunakan untuk menguji seberapa hipotesis menggunakan uji F dilakukan
besar pengaruh satu atau lebih variabel dengan lebih dulu dengan menghitung
bebas dengan variabel terikat dengan koefisien-F. Angka F-hitung selanjutnya
bentuk persamaan sebagai berikut: dikonfirmasikan dengan F tabel pada
Y = a + bl X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + derajad kebebasan dan taraf kesalahan
b5 X5 + b6 X6 + e tertentu. Bila F-hitung lebih besar dari F-
Dimana; tabel maka dapat disimpulkan bahwa
Y = Tingkat keputusan kelompok yang dibandingkan secara
pembelian impulsif keseluruhan memang berbeda secara
konsumen signifikan, begitu sebaliknya (Purwanto,
a = Konstanta 2010).
b1 b2 dst = Koefisien Regresi f. Koefisien Determinas
X1 = Koefisien Regresi Analisa ini menunjukan besarnya

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 13


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

sumbangan pengaruh variabel bebas HASIL PENELITIAN DAN


kedalam variabel terikat atau digunakan PEMBAHASAN
untuk mengetahui seberapa besar 1. Uji Instrumen Penelitian
pengaruh yang diberikan variabel bebas a. Uji Validitas
terhadap variabel terikat yang Uji validitas dalam penelitian ini
ditunjukkan dengan presentase bertujuan untuk menguji tingkat
(Purwanto, 2010). Adapun rumus yang ketepatan instrumen dalam mengukur
digunakan adalah sebagai berikut: variabel potongan harga, bonus
𝑏1 ∑ 𝑋1 𝑌 + 𝑏2 ∑ 𝑋2 𝑌 pembelian, display produk, suasana toko,
𝑅2
∑ 𝑌2 kemasan dan emosi positif pada
Dimana: konsumen minimarket di kecamatan
R2 = Koefisien determinasi Karanganyar. Keputusan mengenai butir
b1, b2 = Koefisien Regresi item yang dinyatakan valid dengan
Y = Variabel Terikat membandingkan rhitung dengan rtabel, jika
X = Vaariabel Bebas rhitung > rtabel, maka butir item tersebut
dinyatakan valid.

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 14


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 15


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

b. Uji Realibilitas dinyatakan memiliki reliabilitas yang


Reliabilitas adalah merupakan tingkat tinggi jika alat ukur tersebut mantap
keandalan item kuesioner dari daftar dapat diandalkan dan dapat diramalkan.
pertanyaan yang akan disebar kepada Untuk mengetahui reliabilitas angket
responden. Hal ini mengandung digunakan rumus Alpha Cronbach.
pengertian bahwa “Instrumen cukup Adapun basil uji reliabilitas untuk semua
dipercaya untuk digunakan sebagai alat variabel dalam penelitian ini dapat
pengumpul data karena instrumen dilihat dalam tabel sebagai berikut:
tersebut sudah cukup baik. Alat ukur

2. Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan program SPSS versi 16,


Analisis regresi linier berganda dalam sehingga diperoleh hasil print out sebagai
penelitian ini dilakukan dengan berikut

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 16


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

a. Uji t model regresi terhadap variabel


Analisis ini digunakan untuk mengetahui dependen (Y) dengan menggunakan
ada atau tidak pengamh antara variabel rumus:
independen yang terdiri dari potongan 𝐽𝐾𝑅
𝑅2 =
harga, bonus pembelian, display produk, 𝐽𝐾𝑇
suasana toko, kemasan dan emosi positif
berpengaruh terhadap keputusan Keterangan:
pembelian impulsif konsumen secara R2 : Koefisien Determinasi
parsial. JKR : Jumlah Kuadrat Residual
b. Koefisien Determinasi JKT : jumlah Kuadrat Tengah
Untuk mengukur proposi sumbangan Adapun hasil uji koefisien
dari seluruh variabel independen (X1, X2, determinasi dalam penelitian ini dapat
X3, X4, X5 dan X6) yang terdapat dalam dilihat pada tabel berikut:

KESIMPULAN 4. Secara parsial, faktor suasana toko tidak


Berdasarkan analisis data dan berpengaruh secara signifikan terhadap
pembahasan diatas, maka penelitian ini dapat keputusan pembelian impulsif konsumen.
disimpulan sebagai berikut: 5. Secara parsial, faktor kemasan tidak
1. Secara parsial, faktor potongan harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif konsumen.
keputusan pembelian impulsif konsumen. 6. Secara parsial, faktor emosi positif terbukti
2. Secara parsial, faktor bonus pembelian berpengaruh secara signifikan terhadap
tidak berpengaruh secara signifikan keputusan pembelian impulsif konsumen.
terhadap keputusan pembelian impulsif 7. Secara simultan, faktor potongan harga,
konsumen. bonus pembelian, display produk, suasana
3. Secara parsial, faktor display produk tidak toko, kemasan dan emosi positif
berpengaruh secara signifikan terhadap berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian impulsif konsumen. keputusan pembelian impulsif konsumen.

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 17


Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah
Fakultas Ekonomi ISSN 2085-2215
Universitas Surakarta Vol.17 No.2 April 2019

REFERENSI Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2012,


Allan Dwi Tsana, 2013, Skripsi “Analisis Marketing Management 13, New
Pengaruh Display Produk, Promosi Jersey, Pearson Prentice Hall, Inc.
Below The Line dan Emosi Positif Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Internasional, Jakarta: Bumi Aksara.
Impulsif Pada Konsumen Sri Ratu Machfoedz, Mahmud, 2010, Komunikasi
Pemuda Department Store Semarang”, Pemasaran, Yogyakarta: Cakra llmu.
Semarang, Universitas Diponegoro. Muclisin, 2016, Blog, “Pengertian, Fungsi,
Brian Vicky Prihastama, 2016, Skripsi Tujuan dan Jenis-Jenis Kemasan”,
“Pengaruh Price Discount dan Bonus www.kaiianpustaka.com. diakses tgl
Pack terhadap Impulse Buying pada 30/08/2017 jam 06:20.
Pelanggan Minimarket” (Studi pada Priscilla, Christy, 2014, Skripsi “ Pengaruh
Pelanggan Minimarket Indomaret Jl. Desain Kemasan (Packaging) pada
Demangan Baru, Depok, Sleman, Impuls Buying, Fakultas Ekonomi,
Yogyakarta), UNY. Universitas Atmajaya.
Chandra, Rittik, 2011, Marketing Purwanto, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif
Management, Kolkata: Rittik Untuk Psikologi dan Pendidikan,
Publication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fuad, M dkk, 2010, Pengantar Bisnis, Jakarta: Putra, Brian Permana, 2014, Skripsi “Analisis
Gramedia Pustaka Utama. Pengaruh Promosi, Emosi Positif dan
Haryono, Tulus, 2012, Manajemen Promosi, Store Environment Terhadap Perilaku
Solo, UNS Press. Impuls Buying Konsumen (Studi Pada
Indra Dwi Wicaksono, 2015, Skripsi “Analisis Pelanggan Swalayan Tong Hein
Pengaruh Promosi dan Store Semarang)”, Semarang, Universitas
Atmosphere Terhadap Impuls Buying Diponegoro.
Melalui Emotional Response (Studi Silalahi, Ulber, 2012, Metode Penelitian
Kasus Pada Matahari Dept Store Sosial, Bandung Refika Aditama.
Cabang Paragon Mall Semarang)”, Simamora, Bilson, 2008, Panduan Riset
Semarang, Universitas Diponegoro. Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia
Jenni Anggraeni, dkk, 2016, Journal Of Pustaka Utama.
Management, Volume 2 No. “Pengaruh Suradi, 2012, Statistik 1, Surakarta:
Keanekaragaman Produk, Kualitas Universitas Surakarta.
Pelayanan dan Store Atmosphere Tjiptono, 2008, Perilaku Konsumen
Terhadap Impulse Buying di Butik Internasional, Yogyakarta: BPFE.
Cassanova Semarang, Fakultas Umar, Husein, 2005, Riset Pemasaran Dan
Ekonomika dan Bisnis Universitas Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia
Pandanaran Semarang. Pustaka Utama.

Analisis Faktor yang………. Karanganyar Tahun 2017) | 18

You might also like