You are on page 1of 10

LAPORAN TUTORIAL FARMAKOTERAPI II

KASUS PENYAKIT GOUT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas tutorial mata kuliah Farmakoterapi II
Dosen Pengampu: Apt. Yedi Purwandi, M.Si

Disusun oleh :
Ardianes Firmansya 31118184
Dina Lestari 31118193
Fahmi Kamil 31118164
Mentari Kiki Noerzaqiah 31118165
Muhammad Ihsan 31118153
Nita Agustina 31116179
Widia Danisa 31118167
Yeni Maelani 31118147

Kelompok 2
4D Farmasi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2021
KASUS

Tn. Rahmat, berusia 66 tahun BB 78 kg, TB 152 cm mengeluh nyeri pada paha.
Hasil anamnesa menyatakan pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi primer.
Pasien menyatakan tidak memiliki alergi terhadap obat apapun. Pasien didiagnosis
mengalami Gout.

R/ Allopurinol 300mg No. X


S 1x1

Vitamin B6 No. X

S 2x1

Amlodipine No. X

S 1x1

Meloxicam No. X

S 2x1

Ranitidin No. VI

S 2x1

Hasil Pemeriksaan Fisik


TD : 160/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit, suhu 36,5 ℃
Hasil Laboratorium
- Asam urat 9,5 mg/dL
- Kreatinin 0,9 mg/dL
TERMINOLOGI

Istilah Keterangan
Anamnesa Anamnesis adalah pengambilan data
yang dilakukan oleh seorang dokter
dengan cara melakukan serangkaian
wawancara dengan pasien atau
keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong/pendamping
pasien (Zein, 2012).
Hipertensi Primer Hipertensi primer yang disebut juga
hipertensi esensial adalah tekanan
darah tinggi primer yang terjadi tanpa
penyebab yang pasti. Masalah ini
terjadi saat tekanan darah tinggi lebih
besar dari 130 sistolik dan 80
diastolik. Faktanya, gangguan ini
termasuk umum terjadi pada seseorang
yang mengidap hipertensi dengan
kasus lebih dari 90 persen .
Asam Urat Asam urat adalah asam bentuk kristal
yang merupakan produk akhir dari
metabolism atau pemecahan purin,
yaitu salah satu komponen asam
nukleat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh (Dalimartha, 2008).
Kreatinin Kreatinin merupakan metabolit kreatin
yang diekskresikan seluruhnya
kedalam urin melalui filtrasi
glomerulus. Peningkatan kadar
kreatinin dalam darah dan jumlah
kreatinin dalam urin dapat digunakan
untuk memperkirakan laju filtrasi
glomerulus (Kramer, 2004).
Respirasi Pernafasan atau pertukaran oksigen
dengan karbon dioksida didalam paru-
paru

ANALISIS S.O.A.P

A. SUBJEKTIF
Tn. Rahmat mengeluh nyeri pada paha dan memiliki riwayat penyakit hipertensi
primer.
B. OBJEKTIF
1. Hasil pemeriksaan fisik
- BB : 78 kg
- TD : 160/80 mmhg (Normal : 90/60-120/80 mmHg)
- Nadi : 80 kali/menit (Normal : 6-100 denyut per menit)
- Respirasi : 20x/menit
- Suhu : 36,5 ℃
2. Hasil laboratorium
- Asam urat : 9,5 mg/dL
- Kreatinin : 0,9 mg/dL
3. Pasien didiagnosis mengalami Gout.
C. ASSESMENT
a. Penlilaian

Parameter Hasil Satuan Normal Keterangan

Kreatinin 0,9 mg/dL 0,80-13,0 Normal

Asam urat 9,5 mg/dL 3,5-7,2 Tinggi

- Asam urat tinggi = Hiperurisemia


Hasil Lab Dan
Hasil Rentang normal
Pemeriksaan Fisik Keterangan

Tinggi
TD 160/80 mmHg 90/60-120/80 mmHg
(Hipertensi)

Nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal

Tinggi
Asam urat 9,5 mg/dL 3,5-7,2 mg/dL
(hiperurisemia)

b. Analisis DRP

N
DRP Keterangan
o
1. Indikasi tanpa obat Hiperurisemia
2. Obat tanpa indikasi Ranitidine
Underdose/
3. -
Subterapeutik
4. Overdosis -
Pemilihan obat tidak
5. -
tepat
Reaksi obat yang
6. -
tidak diinginkan
Amplodipine x Meloxicam (Moderete)
Kombinasi tersebut dapat menyebabkan
tekanan darah Anda meningkat. Anda mungkin
memerlukan penyesuaian dosis atau tekanan
darah Anda diperiksa lebih sering. Juga, jika
Anda sudah menggunakan kombinasi dan
berhenti minum meloxicam, tekanan darah
Anda bisa turun.
7. Interaksi Obat
8. Duplikasi Obat -
D. PLANING

1. Terapi Farmakologi
a. Pengobatan Goat
Obat yang menghambat aktivitas xanthine oksidase (Xanthine oxidase
inhibitor / XOI). Obat yang termasuk golongan ini adalah allopurinol dan
metabolitnya oksipurinol, menghambat enzim untuk mengonversi hipoxantin
menjadi xanthine dan xanthine menjadi asam urat. Allopurinol juga
menurunkan konsentrasi Phosphoribosyl pyrophosphate (PRPP) synthetase.
Metabolit allopurinol bekerja lambat sehingga pemberiannya sekali dalam
sehari. Merupakan obat pilihan bagi orang yang memiliki sejarah adanya batu
urat atau adanya gangguan fungsi renal, kelainan mieloproliferatif dan
limfoproliferatif. Efek samping yang perlu diwaspadai adalah kemerahan
pada kulit, leukopenia, toksis saluran cerna, dan peningkatan serangan artritis.
Gejala hipersensitivitasnya menyebabkan demam, eusinofilia, dermatitis,
vaskulitis, dan disfungsi hati serta ginjal
Pengobatan farmakologi pada gout yang dilakukan biasanya ditambah
dengan AINS untuk mengurangi gejala nyeri terutama pada artritis. Obat
AINS yang digunakan pada kasus ini yaitu Meloxicam. Untuk pasien yang
kontraindikasi dengan obat AINS dapat diberikan colchicine. Pemberian
secara oral menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan, oleh sebab itu
penggunaannya lebih baik secara intravena. Apabila kedua jenis obat tersebut
tidak memberikan respon yang baik, terapi dilanjutkan menggunakan
kortikosteroid seperti prednison, triamsinolon, serta dapat digunakan hormon
adenokortikotropik.
b. Pengobatan Hipertensi
Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg dapat menurunkan risiko
kardiovaskuler sampai 50%. Akan tetapi, sampai saat ini hanya sekitar 50%
pasien hipertensi dewasa mendapat pengobatan. Pada pasien ini sudah sesuai
diberikan pengobatan amlodipin dengan dosis 5 mg per hari (Muhadi, 2020).
2. Terapi Non Farmakologi
a. Diet purin, mengurangi minuman fruktosa (BMI > 25)

Sumber : Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2018

b. Mengurangi aktivitas fisik


c. Latihan fisik secara rutin 3 – 5 kali seminggu selama 30 – 60 menit yang
bertujuan untuk menjaga berat badan ideal serta menghindari terjadinya
gangguan metabolisme yang menjadi komorbid gout
d. Modifikasi gaya hidup
e. Latihan aerobic (low impact aerobic fitness exercises) (Level of Evidence :
I)
f. Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan
otot-otot (quadrisep atau pangkal paha) dan alat bantu gerak (assistive
devices for ambulation) (Level of Evidence : II)
g. Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi energi,
menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-
hari (Level of Evidence : II)

Sumber : American Collage of Rhematology, 2020

3. Monitoring Follow Up
a. Beritahu pasien untuk segera kembali sebelum obat habis
b. Pasien untuk check up dengan melakukan anamnesa terkait rasa nyeri dan
dilakukan cek kadar asam urat
c. Tujuan terapi kadar asam urat <6 mg/dL, lakukan titrasi dosis minimal 2
minggu, bila tidak ada perubahan kadar asam urat maka ditambah dosis
menjadi 300 mg/hari (1x1), bila kadar didapatkan tetap selama 5 minggu,
maka dapat diturunkan kembali dosis menjadi 100 mg/hari, setelah diberi
pengobatan selama 3-6 bulan kadar telah tercapai tujuan terapi dapat
dihentikan pengobatan asam urat dan di monitoring selama 2-5 minggu
dan 6-12 bulan bila tidak terjadi kenaikan pengobatan dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. (2008). Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat. Jakarta :


Penebar Swadaya.

Fraenkel, Liana, Joan M. Bathon, Bryant R. England, E. William St.Clair,


Thurayya Arayssi, Kristine Carandang, Kevin D. Deane, et al. 2021. “2021
American College of Rheumatology Guideline for the Treatment of
Rheumatoid Arthritis.” Arthritis Care and Research 73 (7): 924–39.
https://doi.org/10.1002/acr.24596.

Kramer. (2004). Overview of the application of transcription profiling using


selected nephrotoxicants for toxicology assessmen. Environmental Health
Perspectives. 112, 460–464.

Muhadi. (2020). Tatalaksana Hipertensi Terkini di Fasilitas Kesehatan Tingkat


Pertama ( FKTP ). November.

Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014. Rekomendasi IRA Untuk Diagnosis


Dan Penatalaksanaan Osteoartritis. Divisi Reumatologi Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI/RSCM.

Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2018. Rekomendasi Pedoman Diagnosis


Dan Pengelolaan Gout.

Zein, U. (2012). Buku Saku Anamnesis. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Prima Indonesia, 7–9.

You might also like