You are on page 1of 24

Decent Work

and
Occupational
Health and
Safety

Riani Rachmawati
Decent Work and Job Quality

Job quality and decent work is important for employee


that not just measured among ‘standard’ but also ‘non-
standard’ workers (Ashford et al., 2007).

ILO ‘Decent Work’ framework:


1. Freedom
2. Equity Decent work sums up the aspirations
3. Security all people have for their working lives.
4. Human dignity
Do they have freedom in determining when to join
and when to withdraw?

Simple questions to 278 online ojek drivers in seven


cities in Indonesia:
‘If you could choose, would you want to keep your
work as an online ojek drivers?’ More than 90 per cent
respondents answered ‘NO”

Fact:

Online ojek riders often experience sudden partnership


termination, work long hours and being unable to voice
their concerns.
Reason of joining
It is already difficult to find ‘decent job’

It was very easy to join the platform


It is misleading to clasify
online driver as
company as online driver
‘Independent Contractors’

Tightly controlled by the no age, nor education restriction


platform company
without
any right to claim employee Being an online driver is the least they
benefit (such as BPJS) and
bear all the risk from their could do to have source of income
Age Average Range of
range work average
Phase City Method
(years hours/day income
old) (hours) (USD)
Phase 1 71.5-428.5 Phase 2
(Sept - / (April - Jakarta IDI 33-48 12 0-3/day
Dec 2019) Jakarta FGD 26 - 48 12 month Septemb
Before er 2020) Surabaya IDI 40-53 12 0-3/day
71.5-200/
Covid-19 Post
Surabaya FGD 20 - 53 11 month
Covid-19 Bandung IDI 19-39 12 3-7/day
133-400/
Bandung IDI 20 - 31 12 month
Yogyakarta IDI 26-46 12 4/day
71.5-286/
Yogyakarta FGD 19-56 12 month
Palembang IDI 19 - 21 8 0-7/day
71.5-200/
Palembang IDI 19-21 10 month 14.2 -
71.5-286/ 21.3/
Bogor FGD 19-46 12 month Bogor IDI 30 - 47 12 week
71.5-357 /
Depok FGD 26-56 12 month Depok IDI 26 - 46 10 2-5/day
Things are getting difficult…

● At the early stage of the pandemic, it was very difficult to get an order.
● The drivers who used to take an order for people mobility cannot easily
switch and get an order for food delivery.
● Some of them activate their application 24 hours and take any orders at
any time.
● Their income falls far under the minimum wage; they rely on charities and
government programs for daily needs.
● But they cannot switch jobs or get another job as many people around
them are laid off by their companies
Gig workers and Covid-19
For drivers who usually took passengers, getting orders
was difficult because they have to ‘switch’ to take food
and packages where these activities were not recorded
in ‘the algorithm’.

Their income fell significantly even after the LSSR was


removed.

Some of them tried to get side jobs or tried to look for


another job.

Some of them activate their application 24 hours and take


any orders at any time.

“I work everyday with the similar duration as before this pandemic started. I only got three orders in a week but
sometimes I got no orders at all in a week although I have been online all day and use the gasoline like for
nothing.” (Male, FGD participant 2, Bogor).
“My income falls by eighty percent currently…”(Male, FGD participant 1, Depok)
The status of ‘independent contractors’ or
‘partners’ has made the online ojek riders difficult
to form and join trade unions. However, some
riders sometimes try to express their grievances
but they perceived that their voices have not been
heard; the company keeps making new policies
which are not favourable for the riders. Some
participants stated that the industrial actions were
just wasting their time as they could not take
orders and no positive results from the action.
Isu kecelakaan/kesehatan
kerja apa yang pernah
kamu dengar/lihat?

Mentimeter
9/4/20XX Presentation Title 9
Why is OSHA important?

10
9/4/20XX Presentation Title 11
9/4/20XX Presentation Title 12
Iceberg Theory (Bird,
1974)
13
Landasan Hukum (1)

• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


• Agar tenaga kerja dan setiap orang lain di tempat kerja selalu selamat dan sehat
• Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai secara efisien
• Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan lancar

• Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


• Pasal 35 ayat 3: pemberi kerja wajib memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan,
keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun fisik
• Pasal 86 ayat 1: setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta nilai nilai agama
• Pasal 87 ayat 1: setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja

• Undang-Undang No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 81 mengenai
Pengawasan Ketenagakerjaan

14
Biaya tidak langsung

• Biaya Kerusakan bangunan


• Biaya Kerusakan alat/mesin yang digunakan
• Biaya perbaikan peralatan
• Biaya karena terhentinya produksi
• Biaya karena banyaknya pekerja lain yang terhenti mengikuti investigasi
• Biaya dari pengawas yang juga ikut investigasi
• Akomodasi lainnya
• Biaya lembur karyawan
• dan lain-lain

Sesi VI - Lingkungan Kerja 15


Bahaya-bahaya di tempat kerja

Bahaya Bahaya
Bahaya fisik
keselamatan biologi

Bahaya Bahaya Bahaya


Kimia Ergonomi psikologi
9/4/20XX Presentation Title 16
Penyakit terkait kerja di Indonesia

• Kehilangan kemampuan mendengar


• Nyeri punggung
• Kulit

• Saluran pernafasan
• Saluran pencernaan
• Stress dan burnout
Supono et al. 2007:
Sesi VI - Lingkungan Kerja 49 17

1. Turbekolosis (TBC)
Para pekerja di bidang kesehatan memiliki risiko untuk terkena penyakit berbahaya ini. Hal
ini berbahaya karena mereka bisa saja tertular dari pasien yang memiliki penyakit ini tapi
belum terdeteksi atau belum mendapat penanganan yang tepat.

2. HIV atau Hepatitis B & C


Jika Anda memiliki pekerjaan dalam bidang kesehatan atau gigi, disarankan untuk
mengambil langkah-langkah pencegahan tertentu untuk menghindari adanya
kemungkinan terkena infeksi yang ditularkan melalui darah. Misalnya seperti, HIV atau
hepatitis (B dan C). Penyakit ini dapat terjadi akibat adanya kontak dengan darah atau
cairan tubuh lain milik pasien atau rekan kerja.

3. Carpal Tunnel Syndrome


Gangguan kesehatan dengan gejala kesemutan dan nyeri pada tangan, terutama pada 3
jari pertama (ibu jari, telunjuk, dan jari tengah). Gejala itu disebabkan adanya
pembengkakan saraf yang melewati terowongan karpal di pergelangan tangan. Penyakit
ini kerap diderita oleh mereka yang sering menggunakan pergelangan tangan dalam
jangka waktu lama. Cara mengobatinya, cukup lakukan gerakan peregangan tangan
seperti, mutarkan pergelangan tangan sebanyak 10 kali searah jarum jam.
• 4. Asma dan Alergi
Asma akibat Pekerjaan adalah asma yang disebabkan atau diperburuk situasi di tempat
kerja seperti iritasi, uap kimia, gas atau debu. Seperti jenis asma lain, pekerjaan dapat
menyebabkan gejala asma, seperti dada sesak, mengi dan sesak napas. Penyakit ini terjadi,
kemungkinan ada hubungannya dengan warisan sifat-sifat (genetika) atau karena zat-zat
tertentu di lingkungan kerja yang terakumulasi dari waktu ke waktu.

Sesi VI - Lingkungan Kerja 18


5. Contact Dermatitis
Salah satu jenis penyakit kulit paling umum yang ditemukan pada mereka yang bekerja
dalam bidang kosmetik, perawatan kesehatan, pelayanan makanan serta bangunan.
Penyakit ini dikenal sebagai eksim, kondisi peradangan kulit akibat paparan zat kimia
berbahaya secara berulang. Selain itu bentuk umum lainnya dari contact dermatitis akibat
pekerjaan ialah, kanker kulit, infeksi kulit dan dermatitis kontak alergi.

6. Kanker
Selain sejarah kesehatan keluarga dan kebiasaan diet yang salah, ternyata risiko terkena
kanker juga bisa didapatkan dari lingkungan serta tempat kerja seseorang. Kanker ditandai
dengan adanya kondisi kesehatan yang tidak terkendali akibat sel-sel tak normal, dan dapat
dipicu dari faktor tempat kerja. Misalnya debu, kulit kayu, bahan kimia seperti benzena
serta radiasi industri atau medis tertentu. 

7. Bahaya Reproduksi
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Shanghai, paparan radiasi
dan bahan kimia telah terbukti memiliki hubungan dengan sejumlah gangguan pada
kehamilan. Misalnya, aborsi, kematian dini, kelahiran prematur dan cacat lahir. Pekerjaan
yang membutuhkan waktu lama seperti perawat atau tukang masak, mungkin terlalu berat
jika dikerjakan oleh wanita hamil.

Sesi VI - Lingkungan Kerja 19


Tanggung Jawab Pelaksanaan K3

• Pemerintah:
• Pengawasan & pembinaan K3: menetapkan kebijakan K3, menyediakan tenaga ahli K3, melakukan inspeksi, pelatihan
• Merumuskan sistem pencegahan kecelakaan
• Penyediaan sarana umum: kesehatan, pemadam kebakaran, dll
• Menetapkan kebijakan tata ruang untuk menghindari kecelakaan

• Manajemen:
• Membangun perusahaan dan instalasi yang aman
• Menyusun perkiraan potensi kecelakaan & rencana tindakan darurat
• Menyediakan sarana pencegahan kecelakaan & menyertakan pekerjanya dalam Jamsostek
• Menyebarluaskan informasi K3
• Menyediakan tenaga ahli K3
• Menyampaikan laporan periodik K3 kepada pemerintah

• Pekerja:
• Mengoperasikan mesin dan alat & memakai alat pengaman sesuai petunjuk K3
• Melaporkan kepada manajemen jika ada deviasi pada mesin/ alat yang diduga dapat menimbulkan kecelakaan
• Mengetahui informasi mengenai unsur berbahaya/ berpotensi menimbulkan kecelakaan

Simanjuntak, 2009,
Sesi VI - Lingkungan Kerja 139-143 20
Sumber Kecelakaan Kerja
• Peledakan bejana:
• Peningkatan tekanan dan temperatur dalam suatu bejana melebihi batas maksimum
• Contoh: ledakan tangki karbit di PT Great Pineapple, Lampung (1982), tangki apung di galangan kapal Balikpapan
(1989)
• Kebocoran:
• Kebocoran unsur kimia sehingga konsentrasi partikel kimia dalam udara melebihi ambang batas sampai radius 5 km
• Contoh: kebocoran amonia di PT Pupuk Iskandar Muda, Aceh (1987)
• Kebakaran:
• Kebakaran akibat nyala api, percikan api mengenai bahan yang mudah terbakar, arus listrik, ledakan cairan atau uap
bersuhu atau bertekanan tinggi, ledakan unsur kimia
• Contoh: kebakaran kebakaran solvent di PT Popo Chemical Jakarta (1990), kebakaran nitroselulosa di PT Isamu Raya
Paint, Tangerang (1992)
• Sumber lain:
• Sumber bahaya mekanik (benda berputar, bergerak, getaran, dll)
• Sumber bahaya listrik (percikan listrik, sengatan listrik)
• Sumber bahaya termal, biologis, kimiawi, radiasi
• Alat pelindung yang tidak berfungsi baik
• Kelalaian manusia (tidak memakai alat pengaman, tidak mengetahui/ lalai terhadap bahaya)

Simanjuntak, 2009,
Sesi VI - Lingkungan Kerja 133-135 21
Tips Mengurangi Stres di Tempat Kerja
• Pegawai dapat mengobrol dengan rekan kerjanya
• Kurangi konflik personal
• Beri pegawai keleluasaan untuk menentukan cara mereka mengerjakan
tugasnya
• Pastikan anggaran dan jumlah pekerja yang cukup
• Berbicara terbuka dengan pegawai
• Dukung upaya pegawai
• Berikan tunjangan pegawai yang kompetitif (kesehatan, liburan, pensiun,
dll)
• Kurangi jumlah pekerjaanred tape
• Berikan penghargaan
Milkovich & Boudreau 1997: 619

Sesi VI - Lingkungan Kerja 22


Permasalahan K3
• Kesadaran terhadap K3 rendah tingkat pendidikan formal rendah > 60% SD
• Kesempatan kerja terbatas pekerja menerima pekerjaan dengan kondisi K3
di bawah standar
• Keterbatasan pengawas K3: 70% pengawas K3 mendu-duki jabatan manajerial
lemahnya penegakan hukum
• Keterbatasan jumlah dan mutu standar/ sarana K3
• Keterbatasan tenaga kerja K3 (ahli K3, paramedis/ dokter perusahaan): 10 ribu
orang untuk 200 ribu perusahaan
• Paradigma manajemen yang kurang memperhatikan K3

Supono et al.
Sesi VI - Lingkungan Kerja 23
2007:2-3
Weekly assignment

• Carilah berita atau laporan tentang penyakit/kecelakaan


terkait kerja:
• Bisa terjadi di Indonesia atau negara lain
• Bisa merupakan penyakit fisik atau mental
• Lakukan analisis:
• Penyebabnya/sumber bahaya
• Akibatnya
• Saran mitigasi
9/4/20XX Presentation Title 24

You might also like