Professional Documents
Culture Documents
Decent Work and OSH
Decent Work and OSH
and
Occupational
Health and
Safety
Riani Rachmawati
Decent Work and Job Quality
Fact:
● At the early stage of the pandemic, it was very difficult to get an order.
● The drivers who used to take an order for people mobility cannot easily
switch and get an order for food delivery.
● Some of them activate their application 24 hours and take any orders at
any time.
● Their income falls far under the minimum wage; they rely on charities and
government programs for daily needs.
● But they cannot switch jobs or get another job as many people around
them are laid off by their companies
Gig workers and Covid-19
For drivers who usually took passengers, getting orders
was difficult because they have to ‘switch’ to take food
and packages where these activities were not recorded
in ‘the algorithm’.
“I work everyday with the similar duration as before this pandemic started. I only got three orders in a week but
sometimes I got no orders at all in a week although I have been online all day and use the gasoline like for
nothing.” (Male, FGD participant 2, Bogor).
“My income falls by eighty percent currently…”(Male, FGD participant 1, Depok)
The status of ‘independent contractors’ or
‘partners’ has made the online ojek riders difficult
to form and join trade unions. However, some
riders sometimes try to express their grievances
but they perceived that their voices have not been
heard; the company keeps making new policies
which are not favourable for the riders. Some
participants stated that the industrial actions were
just wasting their time as they could not take
orders and no positive results from the action.
Isu kecelakaan/kesehatan
kerja apa yang pernah
kamu dengar/lihat?
Mentimeter
9/4/20XX Presentation Title 9
Why is OSHA important?
10
9/4/20XX Presentation Title 11
9/4/20XX Presentation Title 12
Iceberg Theory (Bird,
1974)
13
Landasan Hukum (1)
• Undang-Undang No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 81 mengenai
Pengawasan Ketenagakerjaan
14
Biaya tidak langsung
Bahaya Bahaya
Bahaya fisik
keselamatan biologi
• Saluran pernafasan
• Saluran pencernaan
• Stress dan burnout
Supono et al. 2007:
Sesi VI - Lingkungan Kerja 49 17
•
1. Turbekolosis (TBC)
Para pekerja di bidang kesehatan memiliki risiko untuk terkena penyakit berbahaya ini. Hal
ini berbahaya karena mereka bisa saja tertular dari pasien yang memiliki penyakit ini tapi
belum terdeteksi atau belum mendapat penanganan yang tepat.
5. Contact Dermatitis
Salah satu jenis penyakit kulit paling umum yang ditemukan pada mereka yang bekerja
dalam bidang kosmetik, perawatan kesehatan, pelayanan makanan serta bangunan.
Penyakit ini dikenal sebagai eksim, kondisi peradangan kulit akibat paparan zat kimia
berbahaya secara berulang. Selain itu bentuk umum lainnya dari contact dermatitis akibat
pekerjaan ialah, kanker kulit, infeksi kulit dan dermatitis kontak alergi.
6. Kanker
Selain sejarah kesehatan keluarga dan kebiasaan diet yang salah, ternyata risiko terkena
kanker juga bisa didapatkan dari lingkungan serta tempat kerja seseorang. Kanker ditandai
dengan adanya kondisi kesehatan yang tidak terkendali akibat sel-sel tak normal, dan dapat
dipicu dari faktor tempat kerja. Misalnya debu, kulit kayu, bahan kimia seperti benzena
serta radiasi industri atau medis tertentu.
7. Bahaya Reproduksi
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Shanghai, paparan radiasi
dan bahan kimia telah terbukti memiliki hubungan dengan sejumlah gangguan pada
kehamilan. Misalnya, aborsi, kematian dini, kelahiran prematur dan cacat lahir. Pekerjaan
yang membutuhkan waktu lama seperti perawat atau tukang masak, mungkin terlalu berat
jika dikerjakan oleh wanita hamil.
• Pemerintah:
• Pengawasan & pembinaan K3: menetapkan kebijakan K3, menyediakan tenaga ahli K3, melakukan inspeksi, pelatihan
• Merumuskan sistem pencegahan kecelakaan
• Penyediaan sarana umum: kesehatan, pemadam kebakaran, dll
• Menetapkan kebijakan tata ruang untuk menghindari kecelakaan
• Manajemen:
• Membangun perusahaan dan instalasi yang aman
• Menyusun perkiraan potensi kecelakaan & rencana tindakan darurat
• Menyediakan sarana pencegahan kecelakaan & menyertakan pekerjanya dalam Jamsostek
• Menyebarluaskan informasi K3
• Menyediakan tenaga ahli K3
• Menyampaikan laporan periodik K3 kepada pemerintah
• Pekerja:
• Mengoperasikan mesin dan alat & memakai alat pengaman sesuai petunjuk K3
• Melaporkan kepada manajemen jika ada deviasi pada mesin/ alat yang diduga dapat menimbulkan kecelakaan
• Mengetahui informasi mengenai unsur berbahaya/ berpotensi menimbulkan kecelakaan
Simanjuntak, 2009,
Sesi VI - Lingkungan Kerja 139-143 20
Sumber Kecelakaan Kerja
• Peledakan bejana:
• Peningkatan tekanan dan temperatur dalam suatu bejana melebihi batas maksimum
• Contoh: ledakan tangki karbit di PT Great Pineapple, Lampung (1982), tangki apung di galangan kapal Balikpapan
(1989)
• Kebocoran:
• Kebocoran unsur kimia sehingga konsentrasi partikel kimia dalam udara melebihi ambang batas sampai radius 5 km
• Contoh: kebocoran amonia di PT Pupuk Iskandar Muda, Aceh (1987)
• Kebakaran:
• Kebakaran akibat nyala api, percikan api mengenai bahan yang mudah terbakar, arus listrik, ledakan cairan atau uap
bersuhu atau bertekanan tinggi, ledakan unsur kimia
• Contoh: kebakaran kebakaran solvent di PT Popo Chemical Jakarta (1990), kebakaran nitroselulosa di PT Isamu Raya
Paint, Tangerang (1992)
• Sumber lain:
• Sumber bahaya mekanik (benda berputar, bergerak, getaran, dll)
• Sumber bahaya listrik (percikan listrik, sengatan listrik)
• Sumber bahaya termal, biologis, kimiawi, radiasi
• Alat pelindung yang tidak berfungsi baik
• Kelalaian manusia (tidak memakai alat pengaman, tidak mengetahui/ lalai terhadap bahaya)
Simanjuntak, 2009,
Sesi VI - Lingkungan Kerja 133-135 21
Tips Mengurangi Stres di Tempat Kerja
• Pegawai dapat mengobrol dengan rekan kerjanya
• Kurangi konflik personal
• Beri pegawai keleluasaan untuk menentukan cara mereka mengerjakan
tugasnya
• Pastikan anggaran dan jumlah pekerja yang cukup
• Berbicara terbuka dengan pegawai
• Dukung upaya pegawai
• Berikan tunjangan pegawai yang kompetitif (kesehatan, liburan, pensiun,
dll)
• Kurangi jumlah pekerjaanred tape
• Berikan penghargaan
Milkovich & Boudreau 1997: 619
Supono et al.
Sesi VI - Lingkungan Kerja 23
2007:2-3
Weekly assignment