You are on page 1of 26

DOKUMEN K3

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT

DI SUSUN OLEH:

NAMA : KOMALA PUTRI


NIM : E1B118065

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. Kebijakan K3 Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau
pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional. Kebijakan K3 dibuat melalui proses
konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan dan
disebarluaskan kepada semua tenaga kerja,pemasok dan pelanggan. Kebijakan K3 bersifat
dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam rangka peningkatan kinerja K3.

Tempat kerja yang aman dan sehat membutuhkan keterlibatan dankomitmen semua pihak
serta melibatkan kemitraan yang sedang berlangsung antara manajemen, dan tenaga kerja atau
perwakilannya. Hal ini harus dinyatakan dalam kebijakan umum yang menyatakan komitmen
organisasi terhadap K3 dan bagaimana cara untuk mencapai komitmen tersebut. Kebijakan
tersebut harus juga memuat tujuan untuk membuat tempat kerja yang bebas dari cedera dan
penyakit.

Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti
serta diketahui oleh seluruh karyawan rumah sakit. Manajemen rumah sakit mengidentifikasi
dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk
terlaksananya program K3 di rumah sakit. Kebijakan K3 di rumah sakit diwujudkan dalam
bentuk wadah K3RS dalam struktur organisasi rumah sakit (Menkes RI, 2007).

Penentu kebijakan tidak cukup dengan sekedar menetapkan peraturan tertulis mengenai
kebijakan yang diberlakukan, akan tetapi harus pula dipaparkan secara detail tentang aturan
dan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan. Agar hal tersebut dapat
berjalan dengan baik, maka diperlukan sarana untuk mengevaluasi setiap metode dan
prosedur-prosedur yang dijalankan, untuk melihat efektifitas penggunaan metode dan
prosedur tersebut (Ridley, 2006: 43).

Kebijakan yang ditetapkan seharusnya menyatakan tujuan penerapannya dengan jelas untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan orang-orang yang terlibat atau terkait dengan kegiatan
perusahaan, misalnya pekerja, kontraktor, tamu, perusahaan tetangga, masyarakat sekitar dan
sebagainya. Kebijakan perlu didiskusikan kepada setiap pekerja, mengindikasikan sumber-
sumber pakar keselamatan kerja, disosialisasikan serta menyebutkan bagian-bagian penting
yang dapat dilakukan untuk mencapai kondisi kerja yang aman (Ridley, 2006: 43-44).

Keputusan WHO di Ottawa Kanada tentang promosi kesehatan tahun 1986 (Ottawa Charter)
menekankan bahwa advokasi di bidang kesehatan harus dilakukan oleh pimpinan organisasi
kesehatan sehingga lembaga pemerintah nonkesehatan akanlebih menyadari perannya untuk
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya masing-masing
(Muninjaya, 2004: 15).

Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 RS, perlu disusun strategi antara lain
(Menkes RI, 2007):
a. Advokasi sosialisasi program K3 RS.
b. Menetapkan tujuan yang jelas.

c. Organisasi dan penugasan yang jelas.

d. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 RS pada setiap unit kerja di

lingkungan RS.
e. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak.

f. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif.

g. Membuat program kerja K3RS yang mengutamakan upaya peningkatandan

pencegahan.
h. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.
2. Perencanaan K3

1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

JENIS / TYPE IDENTIFIKASI JENIS PENGENDALIAN


NO. PEKERJAAN BAHAYA & RESIKO K3 RESIKO K3

1. Terperosok lubang galian 1. Memakai Alat


akibat licin karena hujan. Pelindung Diri(APD)
2. Tertimpa bongkaran beton seperti helm dan
atau material lainnya. sepatubot, sarung
3. Tergores/Luka terkena alat, tangan, masker.
1 Pekerjaan Persiapan Material dan Bahan. 2. Pengukuran harus
4. Terluka akibat kondisi dilakukan
dan penggunaan meteran denganmenggunak
yang salah an meteran yang
sesuai dengan
standar.

1. Tertimbun longsoran galian 1. Buat Pagar Pelindung.


Tanah. 2. Buat Turap Penahan
2. Terjatuh ke lubang, Resiko Tanah.
Luka ringan/sedang/ berat. 3. Memakai Alat
2 Galian Tanah
3. Tergores/Luka terkena alat, Pelindung Diri(APD)
Material dan Bahan. seperti helm dan
sepatubot, sarung
tangan, masker.
1. Pastikan Crane dan
Tiang Bor Layak Pakai
dan bekerja dengan
1. Tertimpa Alat Berat. baik.
2. Terbentur Tiang Pancang dan 2. Buat Landasan dengan
Bore. sedatar mungkin
Pekerjaan Pondasi 3. Terjatuh ke lubang, Resiko sehingga
Bored Pile Luka ringan/sedang/ berat. tidak mengalami koleps
3
4. Tertimpa material cor. pada peralatan pancang
5. Kulit gatal karena terkena maupun bore.
adukan Cor-an. 3. Memakai Alat
6. Debu Adukan terhisap . Pelindung Diri(APD)
seperti helm dan
sepatubot, sarung
tangan, masker.

1. Tertimpa batu belah hitam. 1. Buat Pagar Pelindung.


2. Tangan dan Kaki terkena batu 2. Memakai Alat
belah hitam. Pelindung Diri(APD)
4 Pekerjaan Pondasi 3. Tergores/Luka terkena alat, seperti helm dan
Material dan Bahan. sepatubot, sarung
tangan, masker.

1. Buat Pagar Pelindung.


2. Memakai Alat
1. Tertimpa tanah timbunan.
Pek. Timbunan Pelindung Diri(APD)
5 2. Terjatuh ke lubang, Resiko
Tanah seperti helm dan
Luka ringan/sedang/ berat.
sepatubot, sarung
tangan, masker.
1. Buat Perancah yang
Baik.
2. Memakai Alat
Pelindung Diri(APD)
1. Tertabrak truk mixer.
seperti Safety Belt,
2. Tertimpa material cor.
helm dan sepatu bot,
Pekerjaan Beton 3. Kulit gatal karena terkena
sarung tangan, masker,
(Kolom, Balok, adukan .
Safety Belt..
6 Pelat Lantai) 4. Debu adukan terhisap .
3. Truk mixer harus
5. Terjatuh dari ketinggian saat
dipasang alarm bunyi
pengecoran Kolom, Balok
pada waktu mundur.
dan Pelat Lantai.
4. Menyiapkan petugas
helper dan Memasang
rambu-rambu pembatas
area pekerjaan.

Memakai APD (sepatu


Pekerjaan pasangan 1. Terjatuh saat mendorong
kerja, sarung tangan,
dan pelapis dinding, gerobak
masker, kacamata dan
7. pekerjaan pelapis 2. Tertimpa material, terjatuh
helm), menyediakan
lantai keramik, 3. Sesak napas akibat debu
kotak P3K
pekerjaan plafond material

1. Mata kemasukan debu


Memakai APD (Sepatu
material
kerja, sarung tangan,
Pekerjaan Pintu dan 2. Tertimpa material dan
8. masker, kacamata,
Jendela terkena alat potong
helm, menyediakan
3. Tergores
kotak P3K
1. Memakai APD
(sepatu kerja, sarung
tangan, masker,
1. Tertimpa material dan alat kacamata, helm)
Pekerjaan instalasi kerja 2. Mematuhi
listrik, lampu 2. Tersengat aliran listrik keselamatan dan
9.
penerangan, panel 3. Terjatuh kesehatan kerja
induk MDP 4. Menghirup bahan material 3. Mentaati prosedur
berbahaya pekerjaan kelistrikan
4. Memasang label
kelistrikan pada
phanel instrument

Pekerjaan
1. Memakai APD
penyediaan air
sepatu kerja, sarung
bersih, berupa
1. Tertimpa material dan alat tangan, masker,
pembuatan sumur
kerja kaca mata, helm,
10. bor, pembuatan
2. Terjatuh 2. Menyediakan kotak
menara air, instalasi
P3K
saluran air bersih,
3. Menyediakan
pembuatan ground
scaffolding
tank

1. Memakai APD
Pekerjaan saluran sepatu kerja, sarung
air limbah berupa 1. Tertimpa material dan alat tangan, masker,
pembuatan IPAL, kerja kaca mata, helm,
11.
Biofil instalasi 2. Terjatuh 2. Menyediakan kotak
lengkap, instalasi P3K
saluran limbah 3. Menyediakan
scaffolding

1. Memakai APD
1. Terjatuh saat pemasangan sepatu kerja, sarung
Pekerjaan penangkal alat tangan, masker,
12.
petir 2. Tertimpa material kaca mata, helm,
3. Terkena alat kerja body hardnes,
2. Kotak P3K
Menggunakan sepatu
Pekerjaan saluran 1. Terjatuh/terpeleset
13. safety, helm, kacamata,
drainase 2. Terkena alat kerja
sarung tangan

1. Memakai APD
1. Tertimpa atau terkena
sepatu safety,
material berbahaya dan alat
Pekerjaan masker, kacamata,
14. kerja
pengecatan sarung tangan,
2. Terjatuh dari ketinggian
scaffolding
2. Kotak P3K

1. Terjatuh saat melakukan


Memakai APD sepatu
pekerjaan
15. Pekerjaan atap kerja, sarung tangan,
2. Material terjatuh saat
kacamata, helm
dipasangkan

1. Terjatuh saat melakukan


Memakai APD sepatu
Pekerjaan batu pekerjaan
16. kerja, sarung tangan,
tempel 2. Material terjatuh saat
kacamata, helm
dipasangkan

1. Terjatuh saat melakukan


Memakai APD sepatu
Pekerjaan pagar dan pekerjaan
17. kerja, sarung tangan,
plat deuker 2. Material terjatuh saat
kacamata, helm
dipasangkan
2) Regulasi Perundang-Undangan

Daftar Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dan dipenuhi dalam melaksanakan Paket
Pekerjaan ini adalah :

• Undang-Undang No. 14 Tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan
Pembinaan Norma Keselamatan Kerja.
• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
• Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi.
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
• Peraturan Menteri PU No.09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
• SNI 19-0231-1987 Kegiatan Konstruksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.
• SNI 19-3994-1995 Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan.
• SNI 191957-1990 Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja
• SNI 19-1961-1990 Peraturan Khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
• Permenkes No. 66 Tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit
• Kepmenkes No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit
• Kepmenkes No. 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Standar Pedoman Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
• Undang-Undang N0.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit .
• PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
• Undang-undang 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja
3) Sasaran dan Program K3
Sasaran Umum
a) Nihil kecelakaan kerja yang fatal (Zero Fatal Accident) pada pekerjaan konstruksi
b) Menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman (bebas dari kecelakaan dan bahaya)
c) Menciptakan keseimbangan antara kenyamanan bekerja dengan produktifitas pekerja
d) Kebijakan K3 yang diimplementasikan secara menyeluruh pada tiap unit
e) Meminimalisir peluang terjadinya PAK

Sasaran Khusus
a) Melaksanakan Rencana K3 secara berkelanjutan dengan menyediakan kebutuhan
sarana K3 (APD, rambu-rambu, spanduk, pagar pengaman) secara konsisten
b) Melakukan inspeksi secara berkala dan terus menerus untuk menjamin pelaksanaan
K3 berjalan sesuai dengan rencana
c) Memastikan semua pekerja dan untuk mematuhi peraturan K3
d) Menjamin adanya perbaikan pada setiap temuan

Program K3
a) Membentuk struktur organisasi K3
b) Identifikasi dan pengendalian sumber bahaya ditempat kerja
c) Pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman ditempat kerja
d) Menyediakan sarana dan prasarana K3 ditemapat kerja
e) Melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
f) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
g) Pengobatan pekerja yang menderita sakit
h) Identifikasi, pemantauan dan pengendalian dampak lingkungan

4) Pengendalian Operasional K3
Uraian Tanggung Jawab:

• Tim Tanggap Darurat


a) Siaga
b) Memantau pelaksanaan K3, misalnya pengecekan terhadap penandaan di proyek dan
penggunaan APD
c) Melakukan koordinasi untuk mengatasi situasi / kondisi darurat
d) Menghubungi instansi terkait apabila diperlukan
e) Membuat laporan-laporan terjadinya situasi / kondisi darurat ke atasan maupun ekstrem
apabila diperlukan
f) Membuat evaluasi penyebab terjadinya situasi dan kondisi darurat
g) Mengadakan simulasi dan scenario keadaan darurat did proyek
• Unit Proyek K3
a) Memberikan penjelasan mengenai K3
b) Mengevaluasi pelaksanaan K3 secara perodik
c) Memberikan penyuluhan / pembinaan dan pengembangan mengenai mengenai
pelaksanaan K3 did proyek
d) Konsultasi dan komunikasi K3
• Koordinator Tim Tanggap Darurat
a) Membatu P2K3 dalam menjalankan manajemen K3
b) Mengkoordinir bagian-bagian dibawahnya dan melakukan pengawasan bahwa
manajemen K3 dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan.
c) Mempelaari, menganalisa dan melaksanakan semua perencanaan yang diterima dari
P2K3
d) Memonitor kondisi dan siatuasi fisik dan personil yang ada di lingkungan proyek
e) Melakukan koordinasi dengan aparat setempat
f) Menghentukan pelaksanaan pekerjaan bilamana dinilai hal tersebut dapat membahayakan
keselamatan pekerja
g) Membuat dan mengajukan jadwal pelatihan-pelatihan
h) Menyusun metrics kompetensi
i) Mengkoordinir petugas-petugas evakuasi, pemadaman kebakaran, P3K dan anti huru hara
j) Memerintahkan petugas teknis dan mekanik untuk memutuskan atau mematikan aliran
listrik bila terjadi ekbakaran, gempa bumi, kecelakaan kerja yang diakibatkan listrik.
• Koordinator Evakuasi
a) Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen K3
b) Mempelajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan evakuasi
c) Melaksanakan evakuasi bila terjadi keadaan darurat, kecelakaan kerja, bahaya kebakaran,
ancaman bom dan huru hara
d) Selalu mendahulukan keselamatan jiwa daripada barang
• Koordinator Pemadaman Kebakaran
a) Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen k3
b) Mempelajari situasi dan kondisi bila ada bahaya kebakaran
c) Melakukan pemeriksaan atas alat pemadam api ringan
d) Melaksanakan tindakan pemadaman api bila terjadi indikasi kebakaran
e) Membarikan tanda bahaya kepada seluruh personil yang berada di sekitar lokasi
kebakaran
• Koordinator P3K
a) Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen k3
b) Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan
c) Membuat hubungan yang baik dengan pihak terkait seperti rumah sakit, dokter dan tim
medis
d) Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai kondisi korban
• Koordinator Anti Huru-Hara
a) Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen k3
b) Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan
pengamanan atas terjadi nya huru hara
c) Melokalisir tindakan huru hara agar tidak meluas
d) Menyidik tindakan persuasive untuk meredakan huru hara tersebut
e) Siaga dan tanggap atas kondisi yang ada
• Koordinator Lingkungan
a) Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan pengendalian
pencemaran lingkungan
b) Mempelajari situasi dan kondisi bila terjadi saat diperlukan untuk melakukan
pengamanan atas terjadinya pencemaran lingkungan
c) Mengidentifikasi area-area yang rawan terhadap pencemaran lingkungan
d) Menyelidiki timbulnya pencemaran lingkungan
e) Melaporkan kepada atasan kejadian pencemaran lingkungan, baik kronologis terjadinya
pencemaran maupun kondisi akhir lingkungan Siaga dan tanggap atas kondisi yang ada.

3. Struktur Organisasi K3

PENANGGUNG JAWAB
HR MANAGER

SEKRETARIS
AHLI K3 UMUM

KOORDINATOR
HR SUPERVISOR

EVAKUASI KEAMANAN TRANSPORTASI


KETUA KETUA KETUA

PEMADAMAN P3K LOGISTIK


KETUA KETUA KETUA

Tugas dan Wewenang


➢ HR MANAGER
a) Memimpin semua rapat pleno P2K3 ataupun menunjuk anggota untuk memimpin
rapat pleno.
b) Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan programprogram
P2K3.
c) Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan K3 di Perusahaan ke Disnakertrans
Kabupaten/Kota setempat melalui Pimpinan Perusahaan.
d) Mempertanggung-jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada
Direksi.
e) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya program-program K3 di Perusahaan

➢ SEKRETARIS
a) Membuat undangan rapat dan notulen.
b) Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
c) Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
d) Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya
program-program K3.
e) Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain yang bersangkutan
dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.

➢ KOORDINATOR
a) Memimpin dan bertanggung jawab seluruh kegiatan pada saat terjadi keadaan darurat.
b) Membuat laporan tertulis kronologis kejadian, setelah tanggap darurat dinyatakan
selesai.
c) Meminta bantuan ke Unit Pemadam Kebakaran dan Polisi.
d) Mengumumkan Kondisi darurat dan Evakuasi dilaksanakan.
e) Menetapkan dan Mengeluarkan biaya dalam kondisi darurat.
f) Memastikan rujukan ke Rumah Sakit terdekat.
g) Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan.
h) Menghubungi Instansi penting terkait SAR, RS, Dinas Damkar.
i) Memutuskan dan mengumumkan kondisi sudah aman kembali

➢ TIM EVAKUASI
a) Bertanggung jawab terhadap keberadaan rambu petunjuk evakuasi.
b) Bertanggung jawab terhadap jumlah pegawai yang berada didalam gedung/tempat
kerja.
c) Pada saat alarm berbunyi, kepala regu evakuasi segera mengkoordinir anggotanya
untuk mengevakuasi karyawan menuju ketempat berhimpun (Muster Point).
d) Melakukan penyisiran semua ruangan untuk meyakinkan bahwa semua ruangan telah
dikosongkan.
e) Melakukan absensi di tempat berhimpun (Muster Point) untuk meyakinkan bahwa
semua orang telah meninggalkan kantor

➢ TIM P3K
a) Memantau semua karyawan yang sedang dievakuasi di tempat berhimpun.
b) Memberikan pertolongan / pengobatan bila ada karyawan yang luka.
c) Memberikan pertolongan / pengobatan bila ada pengguna jalan yang luka.
d) Memimpin tindakan pertolongan pertama pada korban yang ada di tempat berhimpun
(muster point).
e) Mengirim korban ke Rumah Sakit bila diperlukan.
f) Menyiapkan obat-obatan (P3K).

➢ TIM KEBAKARAN
a) Bertanggung jawab terhadap jumlah dan kondisi APAR yang ada di tempat kerja.
b) Bertanggung jawab terhadap penempatan APAR di area lokasi tempat kerja.
c) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pemadaman api (kecil).
d) Melakukan cek list secara berkala terhadap Apar.
e) Memimpin regu pemadam untuk memadamkan api yang ada dan mematikan aliran
listrik.
f) Meminta tambahan Apar bila dirasa kurang.
g) Mengkoordinir regu pemadam, bila titik api ada di beberapa tempat.
h) Menempatkan APAR di lokasi yang strategis, sehingga mudah digunakan saat terjadi
kondisi darurat.
i) Bekerja sama dengan anggota regu pemadam untuk memadamkan api di lokasi yang
paling dekat dengan tempat kerjanya saat itu.
j) Pada saat alarm berbunyi segera menuju lokasi kebakaran dan memadamkan api
sesuai jenis api yang timbul.

➢ TIM LOGISTIK
a) Mensuplay perlengkapan pertolongan pertama
b) Membawa segala obat darurat yang diperlukan
c) Menyediakan keperluan darurat yang diperlukan korban

➢ TIM TRANSPORTASI
a) Bertugas memastikan jumlah dan jalur kendaraan penyelamatan
b) Mengatur arah dan lajur penyelamatan
c) Menentukan pasien yang dibawa degan rumah sakit yang ada

➢ TIM KEAMANAN
a) Mengamankan lokasi kejadian dari pihak yang tidak berkepentingan
b) Mengatur para wartawan yanv hendak meliput
c) Memastikan jalur evakuasi aman dari bahaya susulan dan terbebas dari kerumunan
orang

4. Maksud dan Tujuan

• Maksud
a. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini hanya berlaku pada paket pekerjaan pembangunan rumah sakit oleh PT adalah
perusahaan yang didirikan berdasarkan pada komitmen untuk turut serta dalam pembangunan melalui
jasa konstruksi.

b. Definisi
• Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangunan rumah sakit. Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah untuk memberikan suatu dasasr dalam bekerja yang menuju kearah tujuan akhirnya,
yakni mencegah terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan karena kejadian
dan keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
• Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan ringan atau pada
prinsipnya tidak membutuhkan perawat I rawat inap di rumah sakit.
• Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan sedang/korban luka
berat atau membutuhkan ruang inap di rumah sakit.
• Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan berat/ korban
meninggal dunia.
c. Ketentuan Umum
• Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan maupun pimpinan
perusahaan.
• Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA (Quality Assurance),
dengan memastikan melakukan inspeksi secara berkala.
• Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang sesuai dengan lingkup
dan tugasnya.
• Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan terjadinya bahaya, harus
menyediakan petunjuk - petunjuk / informasi - informasi yang tepat cara penanganan dan
pencegahan bahaya - bahaya yang mungkin terjadi. (gbr 1.1 – 1.2)
• Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri, dilatih bagaimana
cara menggunakan, dan digunakan tempat yang seharusnya.
• Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat dan diperlakukan
sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari kemungkinan terjadinya kebakaran.
• ALat-alat penyelamat harus tersedia di areal atau tempat-tempat yang membutuhkan
• Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan keselamatan, seperti
pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau dan diketahui oleh pegawai yang berada
dilokasi tersebut.
• Peralatan/Kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu kelayakannya.
• Pihak menajemen proyek harus melakukan tinjauan menajemen mengenai safety secara
berkala
• Setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara berkelompok
• Masing-masing kelompok harus disediakan sarana untuk berkomunikasi
• Pada saat bekerja pegawai disarankan mengenakan identitas pengenal
• Semua pegawai dari pihak penyedia jasa untuk pekerjaan pembangunan rumah sakit
diasuransikan kesehatannya oleh perusahaan.

4.2. Tujuan

Tujuan dari tugas dokumen K3 ini adalah untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan
dilaksanakan di Satuan Kerja PT BITTEGROUP, telah mencakup atau menjamin hal-hal tentang:
a. Pemakaian peralatan atau perlengkapan yang memadai
b. Dapat mengidentifikasi sumber-sumber bahaya
c. Melaksanakan metode yang benar (menyediakan tempat-tempat khusus untuk material yang
memerlukan penanganan khusus, bongkar muat).
4.3. Pengalaman Operasi dan Kemampuan Pengendalian Resiko K3

Adapun yang termaksud dalam pengalaman operasi dan kemampuan pengendalian resiko K3
yang memiliki informasi tentang, persyaratan- persyaratan fasilitas dan peralatan; persyaratan
pelatihan; persyaratan pengembangan dan pengendalian resiko; dan persyaratan pemantauan dan
pengukuran untuk memastikan efektifitas implementasi adalah sebagai berkut :

a. Penyediaan air bersih dan air minum


Merupakan air yang mempunyai kualitas minimal sebagaimana yang terlampir dalam
PERMENKES no. 416 tahun 1990. Pemantauan air bersih dan air minum dilakukan dengan cara :
• Memeriksa dan menjamin ketersediaan air bersih dan air minum yang dilakukan setiap hari
pada penampungan air bersih dan gudang air minum.
• Mengirimkan sampel air minum da air bersih ke laboratorium BTKL dengan frekuensi
pengiriman sebanyak 4 kali setahun dengan parameter bekteriologi dan kimia dan merujuk
pada keputusan Dirjen P2MPLP Nomor : HK.00.06.6.44 tahun 1993 tentang persyaratan dan
petunjuk teknis tata cara penyehatan lingkungan rumah sakit dengan hasil yang segera
dievaluasi dan ditindaklanjuti.
b. Pengelolaan limbah Pengelolaan terhadap semua air buangan dan tinja
Hasil kegiatan operasional Rumah Sakit sehingga memenuhi persyaratan yang terdapat dalam
SK Gubernur DKI No. 528 tahun 1995 tentang penetapan dan baku mutu air sungai / badan air serta
baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta. Pengelolaan air limbah ini diolah dalam instalasi
pengolahan air limbah dengan sistem aerob dan anaerob bio filter system. Pemantauan pengelolaan
air limbah dilakukan dengan cara :
• Pemeriksaan setiap hari terhadap fungsi IPAL dengan memperhatikan parameter fisik dan
bau.
• Pemeriksaan setiap hari tempat penyimpanan limbah B3
• Mengirimkan sempel air limbah dari outlet IPAL ke BPLHD sebanyak 4 kali setahun dengan
parameter sesuai SK Gubernur DKI Jakarta No. 582 tahun 1995 dengan hasil segera
dievaluasi dan ditindaklanjuti.
c. Pengelolaan sampah
Pengelolaan terhadap semua sampah baik sampah medis maupun sampah non medis yang
dihasilkan dalam kegiatan operasional RSIA Hermina Podomoro sehingga memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam SK Dirjen P2MPLP NO. 281-II/PD.03.04.LP tahun 1989 tentang persyaratan
kesehatan pengelolaan sampah dan SK Dirjen P2MPLP NO. HK.00.06.6.44 tahun 1993 tentang
persyaratan dan petunjuk teknis tata cara penyehatan lingkungan rumah sakit. Untuk kategori sampah
non medis dilakukan pengelolaan dengan cara dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam.
Untuk kategori medis, pengelolaan sampah dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning.
Pemantauan pengelolaan sampah dilakukan dengan cara :
• Pemeriksaan kebersihan TPS non Medis dan Medis setiap hari dengan lembar kontrol.
• Pengawasan dan pemeriksaan terhadap proses pemisahan sampah medis dengan sampah non
medis.
• Wawancara dengan pegawai, pengunjung serta warga sekitar tentang pengelolaan sampah.
d.Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Kegiatan yang bertujuan menekan kepadatan populasi serangga, tikus, kucing, cacing, rayap
atau hewan yang menjadi perantara menularkan penyakit tertentu. Pemantauan pengendalian
serangga dan binatang pengganggu dilakukan dengan cara :
• Melakukan pemantauan terhadap kebersihan baik dalam gedung maupun luar gedung setiap
haridengan alat bantu checklist.
• Melakukan uji sampling kepadatan lalat, kecoa, dan nyamuk setiap 3 bulan sekali dengan
parameter : lalat adalah 8 ekor/flygrill (100 x 100 cm) per menit, parameter kecoa adalah 2
ekor/plate (20 x 20 cm) per 24 jam. Parameter nyamuk adalah angka Container Index ≤ 5 %.
• Pemantauan tingkat kepadatan tikus dengan parameter tingkat kepadatan tikus mendekati
angka 0 setiap 3 bulan sekali.
e. Sanitasi makanan
Upaya memantau faktor makanan, petugas, tempat dan perlengkapan yang mungkin dapat
menimbulkan penyakit terhadap pasien dan pegawai Rumah Sakit. Kegiatan dilakukan di dapur dan
pantry sebagai tempat pengolahan dan pengelolaan makanan. Pemantauan terhadap sanitasi makanan
dilakukan dengan cara :
• Pemantauan terhadap pelaksanaan 6 prinsip hygiene sanitasi makanan dengan mengisi lembar
kontrol yang tersedia setiap bulan.
• Pemeriksaan Kesehatan khusus terhadap tenaga penjamah makanan minimal sekali dalam
setahun yang hasilnya segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
• Pemeriksaan sampel makanan ke BTKL setiap 3 bulan sekali dengan hasil segera dievaluasi
dan ditindaklanjuti.
• Pengukuran suhu dan kelembaban ruang dapur setiap 1 bulan sekali, segera dievaluasi dan
ditindaklanjuti.
f. Penyehatan ruang laundry
Upaya penyehatan tehadap tempat dan sarana pencucian linen hingga linen siap dipakai dalam
kegiatan operasional Rumh Sakit. Pemantauan terhadap ruang laundry meliputi :
• Proses pencucian dan penghalusan sesuai standar yang telah ditentukan.
• Penggunaan APD di ruang laundry
• Pengukuran suhu dan kelembaban setiap bulan dan dilakukan evaluasi serta tindak lanjut dari
hasil pengukuran.
g. Infeksi nosokomial
Kegiatan pemantauan Infeksi Nosokomial dilakukan dengan cara :
• Terhadap proses tindakan bagi pasien dengan standar yang telah ditentapkan
• Pemeriksaan bakteriologis terhadap kualitas udara ruangan, usap peralatan medis, usap linen,
usap tangan dan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yang kemudian dievaluasi dan
ditindaklanjuti.
• Terhadap kepadatan serangga dan binatang pengganggu.
h. Desinfeksi Pemantauan
Proses desinfeksi dilakukan dengan cara :
• Usap peralatan medis/instrument setiap 3 bulan sekali ke BTKL yang hasilnya dievaluasi dan
ditindaklanjuti.
• Uji sampling larutan desinfektan setiap 6 bulan sekali ke laboratorium AKL DepKes Jakarta
yang hasilnya segera dievaluasi dan ditindaklanjuti.
i. Penyuluhan kesehatan lingkungan
Upaya memberikan penyuluhan mengenai menyehatkan dan memelihara lingkungan Rumah
Sakitdan pengaruhnya terhadap masyarakat sekita RS dari PK3RS yang dilaksanakan oleh petugas
kesling rumah sakit kepada karyawan, pengunjung, pasien serta masyarakat setiap 6 bulan sekali
dengan materi menyangkut upaya peningkatan kualitas kesehatan dalam opersional kegiatan
Rumah Sakit. Pemantauan dilakukan dengan cara :
• Wawancara terhadap karyawan atau pasien atau pengunjung atau pendapat dari instansi
pemerintahan tentang upaya penyehatan lingkungan di Rumah Sakit.
• Pemantauan terhadap frekuensi keluhan terhadap masalah kesehatan lingkungan di Rumah
Sakit.
j.Pencahayaan ruangan
Adalah pengaturan jumlah penyinaran pada suatu ruang bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif dan produktif di semua bagian dalam dari gedung Rumah Sakit.
Pemantauan dilakukan dengan cara pengukuran kualitas pencahayaan setiap tahun sekali dengan
parameter yang telah ditentukan.
k. Penyehatan udara
Adalah upaya untuk melakukan penyehatan udara segar yang memadai untuk menjamin
kesehatan pemakai ruangan, diseluruh bagian gedung Rumah Sakit. Pemantauan dilakukan dengan
cara mengukur tingkat suhu dan kelembaban setiap hari dengan parameter yang telah ditentukan.
l. Kebisingan ruangan
Adalah upaya pengaturan tingkat kebisingan yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu
dan atau membahayakan kesehatan, di semua bagian dalam gedung Rumah Sakit. Pemantauan
dilakukan dengan cara pengukuran tingkat kebisingan setiap 1 tahun sekali dengan parameter
kebisingan ruangan adalah :
• Ruang perawatan, isolasi, radiologi, operasi maksimal 45 dBA.
• Poliklinik/poli gigi maksimum 80 dBA.
• Laboratorium maksimum 68 dBA.
• Ruang cuci, dapur, maksimum 78 dBA.
a. Instalasi listrik
Adalah pusat jaringan pengendalian listrik sebagai sumber tenaga pembangkit untuk
melakukan kegiatan operasional rumah sakit. Pemantauan instalasi listrik dilakukan dengan cara :
Memeriksa amper, tegangan dan tahanan pada panel induk setiap hari dengan parameter sesuai
dengan daya yang tersedia dari pihak PLN. Pengujian terhadap instalasi listrik secara keseluruhan
yang dilakukan oleh petugas kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Timur dengan
frekuensi setiap 5 tahun sekali.n. Instalasi pemadaman kebakaran Suatu sistem pendeteksian dini
terhadap ancaman terjadinya bahaya kebakaran dengan alat pendeteksi berupa Heat Detector dan
Smoke Detector yang dilengkapi dengan Fire Alarm yang akan berbunyi secara otomatis jika
terdeteksi adanya bahaya kebakaran. Pemantauan terhadap fungsinya sistem pendeteksian dini
ancaman kebakaran dilakukan dengan cara melakukan simulasi terjadinya ancaman dini bahaya
kebakaran setiap 6 bulan sekali.
n. Fasilitas toilet
Tempat yang disediakan oleh Rumah Sakit sebagai tempat pembuangan da atau keperluan lain
yang diperuntukkan bagi pasien, pengunjung dan karyawan. Pemantauan terhadap fasilitas toilet
dengan cara :
• Pemeriksaan terhadap kebersihan fasilitas toilet dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam 24
jam.
• Pemeriksaan terhadap fungsi peralatan bantu yang terdapat dalam fasilitas toilet yang
dilakukan setiap hari.
• Pemeriksaan terhadap fungsi saluran pembuangan dalam fasilitas toilet setiap 3 bulan sekali.
o. Ketenagaan
Upaya manajemen menjamin bahwa semua karyawan yang bekerja di Rumah Sakit aman
terhadap ancaman tertularnya penyakit akibat paparan yang diperoleh selama melaksanakan kegiatan
dinas di rumah sakit sehingga karyawan merasa aman bekerja dan tetap terjaga kesehatannya.
Pemantauan terhadap Kesehatan karyawan dilakukan dengan cara :
• Pemeriksaan pra pekerjaan bagi calon pegawai yang melamar di Rumah Sakit , meliputi
pemeriksaan fisik, rontgen, laboratorium rutin serta evaluasi psikologi.
• Pemeriksaan kesehatan berkala bagi pegawai dengan frekuensi minimal 1 tahun sekali,
meliputi pemeriksaan fisik, dan laboratorium lengkap.
• Pemeriksaan kesehatan khusu bagi karyawan yang bekerja pada tempat-tempat khusus,
karyawan berusia di atas 40 tahun, karyawan dengan penyakit-penyakit tertentu yang
dianggap beresiko tinggi oleh dokter, dengan frekuensi pemeriksaan minimal 1 tahun sekali.
p. Alat pelindung diri
Adalah alat yang dipergunakan untuk pengaman bagi pegawai dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya terhadap resiko terkontaminasi diri dari pasien, radiasi penyinaran, bahan
berbahaya dan beracun (B3), penggunaan peralatan, dll.
q. Sertifikasi peralatan medik dan umum
Bertujuan untuk menjamin berfungsinya peralatan medik dan non medik sebagaimana
mestinya sehingga tidak merugikan pengguna alat tersebut. Pemantauan kelayakan alat medik dan
non medik dengan cara : Uji Kalibrasi yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang telah
ditentukan.s. Penetapan Tempat-tempat beresiko Agar seluruh pegawai, pasien, keluarga pasien,
pengunjung dapat mengetahui tempat-tempat yang berbahaya di lingkungan Rumah Sakit maka
diberikan petunjuk-petunjuk yang ada pada tempattempat yang telah ditentukan. Tempat-tempat yang
dianggap beresiko ditetapkan oleh direktur rumah sakit, yaitu:
• Instalasi Radiologi
• Instalasi Laboratorium
• Instalasi Farmasi
Kamar operasi t. Fasilitas perlengkapan keamanan pasien Merupakan sarana yang berkaitan
dengan phisik gedung atau bangunan rumah sakit dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan
pasien, keluarga pasien, dan pengunjung Rumah Sakit. Fasilitas perlengkapan tersebut meliputi :
▪ Pegangan pada tepi tangga.
▪ Pegangan pengaman pada samping kloset dan bel panggil.
▪ Pintu dapat dibuka dari luar.
▪ Tempat tidur dilengkapi tralis penahan dibagian tepi.
▪ Sumber listrik (stop kontak) mempunyai pengaman.
▪ Pasokan Oksigen cukup di tempat-tempat penting, seperti Kamar Operasi, ICU/NICU, IGD.
▪ Tersedia suction/alat penghisap pada keadaan gawat darurat.
▪ Pasokan tenaga listrik 24 jam pengganti listrik PLN bilamana padam
5. Tabel Kebutuhan K3

Adapun tabel kebutuhan K3 berdasarkan pekerjaam masing-masing dalam pekerjaan pembangunan


rumah sakit adalah sebagai berikut:

No Jenis Pekerjaan Kebutuhan K3


Alat Pelindung Diri(APD) seperti helm dan
1 Pekerjaan Persiapan
sepatubot, sarung tangan, masker.
Pagar Pelindung, Turap Penahan Tanah, dan
2 Galian Tanah Alat Pelindung Diri(APD) seperti helm dan
sepatu bot, sarung tangan, masker.
Crane dan Tiang Bor Layak Pakai, Buat
Landasan dengan sedatar mungkin sehingga
Pekerjaan Pondasi Bored tidak mengalami koleps pada peralatan
3
Pile pancang maupun bore dan Memakai Alat
Pelindung Diri(APD) seperti helm dan
sepatubot, sarung tangan, masker.
Pagar Pelindung dan Alat Pelindung Diri(APD)
4 Pekerjaan Pondasi seperti helm dan sepatubot, sarung tangan,
masker.
Pagar Pelindung dan Alat Pelindung Diri(APD)
Pekerjaan Timbunan
5 seperti helm dan sepatubot, sarung tangan,
Tanah
masker.
Perancah yang Baik, Alat Pelindung
Diri(APD) seperti Safety Belt, helm dan
Pekerjaan Beton
sepatu bot, sarung tangan, masker, Safety
6 (Kolom, Balok, Pelat
Belt, Truk mixer, petugas helper, dan
Lantai)
Memasang rambu-rambu pembatas area
pekerjaan.
Pekerjaan pasangan dan
pelapis dinding, APD (sepatu kerja, sarung tangan, masker,
7 pekerjaan pelapis lantai kacamata dan helm), menyediakan kotak
keramik, pekerjaan P3K
plafond
Pekerjaan Pintu dan APD (Sepatu kerja, sarung tangan, masker,
8
Jendela kacamata, helm, menyediakan kotak P3K
Pekerjaan instalasi listrik, APD (sepatu kerja, sarung tangan, masker,
9 lampu penerangan, panel kacamata, helm) dan label kelistrikan pada
induk MDP phanel instrumen
Pekerjaan penyediaan air
bersih, berupa pembuatan
APD sepatu kerja, sarung tangan, masker,
sumur bor, pembuatan
10 kaca mata, helm, kotak P3K, dan
menara air, instalasi
scaffolding
saluran air bersih,
pembuatan ground tank
Pekerjaan saluran air
APD sepatu kerja, sarung tangan, masker, kaca
11 limbah berupa pembuatan
mata, helm, kotak P3K, dan scaffolding
IPAL, Biofil instalasi
lengkap, instalasi saluran
limbah
APD sepatu kerja, sarung tangan, masker,
12 Pekerjaan penangkal petir kaca mata, helm, body hardnes, dan Kotak
P3K
Pekerjaan saluran Sepatu safety, helm, kacamata, dan sarung
13
drainase tangan
APD sepatu safety, masker, kacamata,
14 Pekerjaan pengecatan sarung tangan, scaffolding,b dan Kotak
P3K
APD sepatu kerja, sarung tangan, kacamata,
15 Pekerjaan atap
dan helm
APD sepatu kerja, sarung tangan, kacamata,
16 Pekerjaan batu tempel
dan helm
Pekerjaan pagar dan plat APD sepatu kerja, sarung tangan, kacamata,
17
deuker dan helm

You might also like