You are on page 1of 17

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkpp
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018. Hal. 158-174
P-ISSN 2337-7623 E-ISSN 2337-7615

ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR


NEGERI DI PULAU GILI IYANG KABUPATEN SUMENEP

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq*, Mohammad Syaifuddin


Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
*Email: rofieq@umm.ac.id

Abstract: This study was qualitative study using descriptive approach. The data of study
was obtained through interview, researcher observation, and documents study. The interview
data was collected from state elementary schools’ headmasters and teachers in Bancamara,
Gili Iyang island. The observation sheets were based on researcher’ direct participation
during classroom activities held by teachers. While the data of document study was taken
from teachers’ and students’ number and attendance list, syllabus, and also lesson plan. Then
the data was analyzed using the interactive model, a concept from Miles and Huberman.
This study used sources triangulation for its validity checking. While the results showed
that teaching plan, which consisted of planning, implementing, and evaluating process, was
arranged and applied. In general, the learning problems happened in Gili Iyang island were
the teachers’ work-placement; imbalance number of teachers; public transportation issues;
number of schools; and also, the teachers’ salary issues. The strategies applied to overcome
those problems were maintaining good relationship and way of communicating among
teachers; recruiting fresh graduates; applying a family-friendly approach to comfort those
honorary teachers; making a regular schedule to keep teachers attending school; applying
a working day of 50 percent plus 1 day from total number of effective days in a month;
applying an internal policy in school in terms of allocating the school fund for honorary
teachers’ welfare; and having the teachers familiar teaching more than one class at the same
day.
Keywords: Learning Problems; State Elementary Schools; Island.

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis (1) problematika pembelajaran yang terjadi
pada sekolah dasar negeri di pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep? (2) mendeskripsikan
strategi yang diterapkan untuk mengatasi problematika pembelajaran pada sekolah dasar
negeri di pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep? Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Data wawancara diperoleh dari kepala sekolah dan guru-guru di sekolah dasar negeri di
Desa Bancamara pulau Gili Iyang sebagai informan. Lembar observasi didasarkan pada
pengamatan langsung peneliti terkait proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data
untuk studi dokumen diperoleh dari data jumlah guru, jumlah siswa, presensi kehadiran guru
dan siswa, silabus dan juga RPP. Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif
dari Miles and Huberman. Kemudian untuk menguji keabsahan data, digunakan teknik
triangulasi. Jenis triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa problematika pembelajaran, secara umum, yang terjadi di pulau Gili
Iyang adalah distribusi guru yang belum merata, ketimpangan jumlah guru honorer dan
pegawai negeri, faktor transportasi, jumlah sekolah, dan tunjangan kesejahteraan. Strategi
yang diimplementasikan guna mengatasinya adalah menjaga baik komunikasi antar guru,
merekrut fresh graduate yang merupakan penduduk asli pulau Gili Iyang, mengupayakan
pendekatan secara kekeluargaan untuk membuat nyaman para guru honorer sehingga
memperkecil niat untuk berhenti mengajar, membuat piket masuk secara bergantian guna
mengupayakan tetap ada guru yang hadir ke sekolah, memberlakukan hari kerja sebanyak 50
persen plus 1 hari dari jumlah total hari efektif dalam satu bulan, memberlakukan kebijakan
internal sekolah sehubungan dengan alokasi dana BOS untuk kesejahteraan guru honorer,
dan membiasakan para guru berstatus honorer dan pegawai negeri untuk siap mengajar lebih
dari satu kelas.
Kata kunci: Problematika Pembelajaran; Sekolah Dasar Negeri; Pulau.

158
159

PENDAHULUAN disebutkan bahwa guru adalah pendidik


Indonesia merupakan negara kepulauan profesional dengan tugas utama mendidik,
terbesar di dunia. Berdasarkan United Nation mengajar, membimbing, mengarahkan,
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
1982, luas wilayah laut Indonesia totalnya didik. Dalam proses belajar mengajar,
adalah 5,9 juta km2, yang terdiri atas 3,2 juta guru memegang peranan sebagai sutradara
km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan sekaligus aktor dan merupakan faktor
Zona Ekonomi Ekslusif. Luas tersebut belum yang sangat dominan dalam menentukan
termasuk landas kontinen (Lasabuda, 2013). keberhasilan proses belajar mengajar di
Kepulauan adalah sebutan untuk kumpulan kelas (Sutarmanto, 2015).
pulau-pulau atau gugusan beberapa buah Seorang guru harus mengacu pada
pulau. Negara kepulauan adalah negara standar ketentuan yang telah ditetapkan
yang wilayahnya terdiri dari satu atau ketika menjalankan tugasnya. Standar
lebih kepulauan. Terdapat 45 negara yang Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
digolongkan sebagai negara kepulauan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
dari 193 negara berdaulat yang telah diakui mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
oleh Internasional dan menjadi anggota Standar Proses dikembangkan mengacu pada
PBB. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Kondisi negara yang pulaunya tersebar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan
luas, besar kemungkinan akan menghadapi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
masalah dalam hal distribusi. Terkait Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
dengan bidang pendidikan, distribusi guru Nasional Pendidikan, yang telah diubah
yang belum merata merupakan persoalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
penting yang ada di Indonesia. Distribusi Tahun 2013.
guru SD, misalnya. Jumlah guru di daerah- Terdapat beberapa tahapan yang
daerah dengan kondisi kecil, sulit, dan dilakukan oleh seorang guru dalam proses
terpencil berbeda dengan guru di kota. pembelajaran. Tahapan tersebut termuat
Padahal, jumlah guru SD tidaklah sedikit. dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Berdasarkan Pangkalan Data Perguruan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Tinggi (PDPT) Kemenristekdikti pada Standar Proses Pendidikan Dasar dan
tahun 2015, dari 37 Lembaga Pendidikan Menengah. Standar Proses yang dimaksud,
dan Tenaga Kependidikan (LPTK) negeri meliputi perencanaan proses pembelajaran,
dan 378 LPTK swasta, tercatat sebanyak pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
91.247 lulusan yang dihasilkan. Perbedaan hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
tersebut berimbas pada proses belajar pembelajaran (Depdiknas, 2006).
mengajar (Kementerian Riset Teknologi Kabupaten Sumenep merupakan satu
dan Pendidikan Tinggi, 2015). Lebih jauh dari empat kabupaten yang ada di pulau
lagi, problematika yang terjadi selama Madura. Dilansir dari laman pemerintah
proses pembelajaran berlangsung, akan Kabupaten Sumenep, terdapat 126 pulau
mempengaruhi hasil belajar siswa. Rata- di kabupaten yang terletak di ujung timur
rata hasil belajar siswa SD di kota besar Madura tersebut. Satu diantaranya adalah
umumnya jauh lebih tinggi daripada siswa pulau Gili Iyang. Secara administratif, pulau
di daerah terpencil. ini termasuk dalam kecamatan Dungkek.
Kehadiran seorang guru di kelas Ada dua desa yang terdapat di pulau ini,
sangat penting artinya, apalagi di tingkat yakni desa Banraas dan desa Bancamara.
sekolah dasar. Dalam Undang-undang Guru Terdapat lima sekolah dasar negeri di
dan Dosen (UU No 14 Tahun 2005, 2005) pulau tersebut. Dua sekolah berlokasi di
Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
160

desa Banraas dan sisanya berada di desa konsekuensinya pemenuhan jam mengajar
Bancamara. Berdasarkan pengamatan awal tidak berjalan sebagaimana mestinya.
peneliti pada tahun 2012, akses menuju Persentase ketidakhadiran guru akan
pulau Gili Iyang bisa ditempuh selama menimbulkan problematika pembelajaran.
kurang lebih satu jam perjalanan darat dari Salah satunya, jumlah kehadiran guru
pusat kota Sumenep dengan jarak 28 km. dalam satu sekolah yang tidak sebanding
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan dengan jumlah kelas yang harus menerima
menggunakan transportasi air selama 50 pelajaran, akan membuat seorang guru
menit. Lama tempuh selama menggunakan harus mengajar lebih dari satu kelas dalam
transportasi air bergantung pada kondisi waktu yang bersamaan. Bila hal tersebut
cuaca yang terjadi. terjadi, maka tahapan proses pembelajaran
Guru berstatus pegawai negeri yang seperti yang termuat dalam Peraturan
ditempatkan di pulau Gili Iyang hampir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
sebagian besar berasal dari luar pulau. Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Selama hari kerja, para guru bermukim Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
di rumah sewa dan tinggal berjauhan terutama dalam hal perencanaan dan
dari keluarga. Karenanya, para guru akan pelaksanaan proses pembelajaran juga akan
membutuhkan lebih dari sehari untuk bisa menimbulkan problematika tersendiri.
bertemu dengan keluarga. Tidak hanya Problematika pembelajaran pada umumnya
itu, jam operasional transportasi air yang bersifat kompleks, sedangkan kompleksitas
ada juga terbilang belum mendukung. tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor
Berdasarkan pengamatan awal peneliti utama, yakni: pengaruh budaya, pengaruh
pada tahun 2012, perahu motor sebagai sejarah, hambatan praktis, karakter guru
satu-satunya sarana menuju ke pulau sebagai pembelajar, karakter siswa, dan
Gili Iyang, beroperasi sebanyak dua kali. proses belajar (Budyartati, 2014).
Keberangkatan pertama pada sekitar jam Berdasarkan kondisi tersebut, maka
06.00 WIB dari Gili Iyang, dan bertolak dari dapat dikemukakan rumusan masalah
pelabuhan di kecamatan Dungkek sekitar sebagai berikut: (1) Bagaimana problematika
jam 12.00 WIB. Sedangkan perahu motor pembelajaran yang terjadi pada sekolah
pada jam operasional kedua berangkat dasar negeri di pulau Gili Iyang Kabupaten
pada jam 11.00 WIB, dan bertolak pada Sumenep? (2) Apa strategi yang diterapkan
jam 14.00 WIB dari pelabuhan yang untuk mengatasi problematika pembelajaran
sama. Di luar jam tersebut, masyarakat pada sekolah dasar negeri di pulau Gili Iyang
dikenai biaya yang lebih tinggi untuk Kabupaten Sumenep?
bisa menumpang perahu motor. Kondisi Penelitian ini bertujuan untuk
ini tidak memungkinkan bagi para guru menganalisis problematika pembelajaran
di pulau Gili Iyang untuk bisa berangkat sekolah dasar negeri di pulau Gili Iyang
dan bertolak pada hari yang sama untuk Kabupaten Sumenep dan strategi yang
mengajar dan kembali ke rumah. diterapkan untuk mengatasinya. Problematika
Seorang guru yang ditugaskan di pembelajaran yang diteliti didasarkan
sebuah pulau akan dihadapkan pada dua pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
pilihan, memenuhi jam kerja sebagaimana Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
mestinya dengan konsekuensi tinggal Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
berjauhan dan jarang bertemu keluarga, atau
bisa bertemu keluarga setiap minggunya METODE
tetapi meninggalkan siswanya. Bila pilihan Jenis penelitian ini adalah penelitian
kedua yang menjadi prioritas seorang guru, kualitatif. Pendekatan penelitian yang

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174
161

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai hasil interaksi individu dengan
pendekatan deskriptif. Metode kualitatif lingkungannya. Perubahan perilaku hasil
digunakan untuk mendapatkan data yang belajar sifatnya berkelanjutan, fungsional,
mendalam. Makna adalah data yang positif, aktif, dan juga terarah. Proses
sebenarnya. Maka, hasil pada penelitian perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam
kualitatif lebih menekankan pada makna, berbagai kondisi berdasarkan penjelasan
bukan pada generalisasi (Sugiyono, 2013). dari ahli Pendidikan dan psikologi (Hanafy,
Permasalahan penelitian telah 2014).
dirumuskan sebelumnya, dengan fokus Proses pembelajaran seringkali
penelitian pada analisis problematika dihadapkan pada permasalahan yang
pembelajaran sekolah dasar negeri di pulau terjadi. Permasalahan tersebut dikenal
Gili Iyang Kabupaten Sumenep, didasarkan sebagai problematika pembelajaran.
pada Standar Proses sesuai Permendikbud Problematika pembelajaran merupakan
Nomor 22 tahun 2016 sebagai acuannya. berbagai permasalahan yang mengganggu,
Melalui metode ini, peneliti diharapkan menghambat, mempersulit, atau bahkan
bisa mendeskripsikan dan menganalisis mengakibatkan kegagalan dalam
problematika pembelajaran yang terjadi mencapai tujuan pembelajaran. Problematika
dan strategi yang diterapkan dalam pembelajaran pada umumnya bersifat
mengatasinya, dengan mengacu pada kompleks. Kompleksitas tersebut bisa terjadi
Peraturan Menteri Pendidikan dan karena beberapa faktor utama, yakni: pengaruh
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang budaya, pengaruh sejarah, hambatan praktis,
Standar Proses Pendidikan Dasar dan karakter guru sebagai pembelajar, karakter
Menengah. Teknik pengumpulan data yang siswa, dan proses belajar (Budyartati, 2014).
digunakan adalah wawancara, observasi, Belum banyaknya penelitian yang
dan studi dokumen. Sedangkan instrumen mengkaji permasalahan yang ada pada
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekolah-sekolah di daerah kepulauan, mungkin
lembar wawancara, lembar observasi, dan disebabkan karena akses menuju lokasi
lembar studi dokumen. yang tidak mudah. Seringkali permasalahan
Analisis data yang digunakan pendidikan di kepulauan dianggap sama
adalah analisis model interaktif. Analisis dengan permasalahan pendidikan pada
ini mengikuti konsep dari Miles and umumnya sehingga luput dari perhatian
Huberman, yang mengemukakan bahwa (Adlim, Gusti, & Zulfadli, 2016).
aktivitas dalam analisis data kualitatif Pulau Gili Iyang secara administrasi
dilakukan secara interaktif dan berlangsung berada dalam kecamatan Dungkek Kabupaten
secara terus menerus pada setiap tahapan Sumenep. Di pulau yang memiliki luas
penelitian hingga tuntas, hingga data jenuh wilayah 921,2 Ha tersebut, terdapat dua desa,
(Sugiyono, 2011). Analisis dimulai dengan yakni desa Banraas dan desa Bancamara.
reduksi data, penyajian data, dan kemudian Desa Bancamara memiliki wilayah yang lebih
penarikan kesimpulan. luas yakni 514,92 Ha dan penduduk yang
lebih banyak, dibandingkan desa Banraas. Di
HASIL DAN PEMBAHASAN desa Bancamara juga terdapat lebih banyak
Problematika Sekolah Dasar Negeri di sekolah dasar berstatus negeri. Desa
Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep Banraas memiliki dua sekolah dasar negeri,
Belajar dan pembelajaran merupakan sedangkan di desa Bancamara terdapat tiga
dua konsep yang saling berhubungan dan sekolah dasar negeri, ditambah satu sekolah
tidak bisa dipisahkan. Belajar dimaknai dasar Islam dan tiga madrasah ibtidaiyah.
sebagai proses perubahan perilaku Penelitian difokuskan pada tiga sekolah

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
162

dasar negeri yang ada di desa Bancamara, Berdasarkan hasil penelitian, data guru
yakni SDN Bancamara 1, SDN Bancamara sekolah dasar negeri di Desa Bancamara
2, dan SDN Bancamara 3. Di sekolah yang berstatus pegawai negeri dan honorer,
dasar negeri tersebut, dua dari tiga kepala Jurnal Kebijakan
baik yang berasal dan Pengembangan
dari pulau maupun luarPendidikan
Volume x, Nomor x, xxxxxx
sekolahnya merupakan penduduk asli dan pulau Gili Iyang
Jurnaldisajikan
Kebijakan dalam
ISSN: dan Tabel 1.Pendidikan
Pengembangan
xxxx-xxxx; EISSN: xxxx-xxxx
berdomisili di pulau Gili Iyang. Volume x, Nomor x, xxxxxx
ISSN: xxxx-xxxx; EISSN: xxxx-xxxx
Tabel 1. Data Guru Desa Bancamara
Keterangan SDN Bancamara
Tabel 1
1. Data Guru Desa SDN Bancamara 2
Bancamara SDN Bancamara 3
Kepala Sekolah Bukan penduduk asli Penduduk asli pulau Penduduk asli
Keterangan SDN
pulauBancamara
Gili Iyang.1 SDNGili
Bancamara
Iyang. 2 SDN
pulauBancamara
Gili Iyang.3
Kepala Sekolah Bukan penduduk asli Penduduk asli pulau Penduduk asli
Jumlah guru berstatus pulau3 Gili
orangIyang. Gili Iyang.
2 orang pulau4 Gili
orangIyang.
pegawai negeri
Jumlah guru
(termasuk berstatus
kepala 3 orang 2 orang 4 orang
pegawai
sekolah) negeri
(termasuk kepala
sekolah)guru berstatus
Jumlah 4 orang 7 orang 4 orang
honorer
Jumlah guru berstatus 4 orang 7 orang 4 orang
honorerguru berasal
Jumlah 4 orang (1 orang berstatus 8 orang (1 orang 5 orang (1 orang
dari pulau pegawai negeri dan 3 berstatus pegawai berstatus pegawai
Jumlah guru berasal 4orang
orangberstatus
(1 orang honorer)
berstatus 8 orang
negeri dan(17orang
orang 5 orang
negeri dan(14orang
orang
dari pulau pegawai negeri dan 3 berstatus honorer)
berstatus pegawai berstatus honorer)
berstatus pegawai
orang berstatus honorer) negeri dan 7 orang negeri dan 4 orang
Jumlah guru berasal 3 orang (2 orang berstatus berstatus honorer)
1 orang (berstatus berstatus honorer)
3 orang (berstatus
dari luar pulau pegawai negeri dan 1 pegawai negeri) pegawai negeri)
Jumlah guru berasal 3orang
orangberstatus
(2 orang honorer)
berstatus 1 orang (berstatus 3 orang (berstatus
dari luarjumlah
Total pulau guru pegawai negeri dan 1
7 orang pegawai negeri)
9 orang pegawai negeri)
8 orang
(termasuk kepala orang berstatus honorer)
Total
sekolah)jumlah guru 77orang*
orang 79orang*
orang 68orang*
orang
(termasuk kepala
sekolah) 7 orang* 7 orang* 6 orang*
Perbedaan total jumlah guru di SDN terutama untuk data jumlah guru dan siswa,
Perbedaan total jumlah guru di SDN Bancamara 2 dan SDN Bancamara 3, sebagaimana terlihat pada
Bancamara 2 dan SDN Bancamara 3, belum diperbaharui sepenuhnya. Untuk
Tabel 1, diakui oleh kepala sekolah masing-masing karena belum semua guru dimasukkan dalam program
sebagaimana
Perbedaan total terlihat padadiTabel
jumlah guru SDN 1, diakui 2itu,
Bancamara dan sebagaimana
SDN Bancamara disajikan dalam terlihat
3, sebagaimana Tabel pada
data. Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan peneliti, papan yang berisi data guru maupun siswa
Tabeloleh kepala
1, diakui sekolah
oleh kepalamasing-masing karena karena
sekolah masing-masing 2, perbandingan
belum semua gurujumlah guru dan
dimasukkan siswa
dalam program
yang dipajang di dinding kantor sekolah, terutama untuk data jumlah guru dan siswa, belum diperbaharui
data. belum semua guru dimasukkan dalam dalam satu sekolah serta kurikulum yangsiswa
Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan peneliti, papan yang berisi data guru maupun
sepenuhnya. Untuk itu, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2, perbandingan jumlah guru dan siswa dalam
yang program
dipajang di data.
dindingBerdasarkan
kantor sekolah, observasi
terutama untuk digunakan,
data jumlahdiperoleh
guru dan melalui wawancara
siswa, belum diperbaharui
satu sekolah serta kurikulum yang digunakan, diperoleh melalui wawancara dengan masing-masing kepala
langsung yang dilakukan peneliti, papan dengan masing-masing kepala sekolah
sepenuhnya. Untuk itu, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2, perbandingan jumlah guru dan siswa dalam
sekolah dasar negeri di desa Bancamara Gili Iyang.
satu sekolah serta kurikulum
yang berisi data guruyang maupun
digunakan,siswa
diperolehdasar
melalui wawancara
negeri di desa dengan masing-masing
Bancamara Gili Iyang.kepala
sekolah
yangdasar negeri dididesa
dipajang Bancamara
dinding kantor
Tabel Gilisekolah,
Iyang. Jumlah Guru dengan Siswa
2. Perbandingan
Keterangan SDN
Tabel Bancamara 1 Jumlah GuruSDN
2. Perbandingan Bancamara
dengan Siswa 2 SDN Bancamara 3
Jumlah guru (termasuk 7 orang 9 orang 8 orang
Keterangan
kepala sekolah) SDN Bancamara 1 SDN Bancamara 2 SDN Bancamara 3
Jumlah guru (termasuk 7 orang 9 orang 8 orang
kepala sekolah)
Jumlah siswa 32 orang 62 orang 39 orang

Jumlah siswa
Kurikulum yang dipakai Kurikulum322013
orang
untuk kelas 62 orang2013
Kurikulum 39 orang2013
Kurikulum
1-4 sejak tahun 2018. Kelas 5
Kurikulum yang dipakai Kurikulum 2013 untuk
dan 6 menggunakan kelas
KTSP. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013
1-4 sejak tahun 2018. Kelas 5
dan 6 menggunakan KTSP.
Berdasarkan Tabel 2, dilihat dari jumlah siswa dalam satu sekolah dasar negeri, tidak banyak jumlah
guru yang dibutuhkan. Akan tetapi, bila dilihat dari jumlah tingkatan kelas yang ada, dibutuhkan setidaknya
Berdasarkan Tabel 2, dilihat dari jumlah siswa dalam satu sekolah dasar negeri, tidak banyak jumlah
satu orang guru untuk mengajar satu tingkatan kelas. Latar belakang kebutuhan ini didasarkan pada persiapan
guru yang dibutuhkan. Akan tetapi, bila dilihat dari jumlah tingkatan kelas yang ada, dibutuhkan setidaknya
guru untuk mengajar, sehingga berimbas pada kelancaran proses pembelajaran yang akan dilalui. Seorang
satu orang
Jurnalguru untukdan
Kebijakan mengajar satu tingkatan
Pengembangan kelas. Latar belakang
Pendidikan,Volume 6, Nomor kebutuhan
2, Juli 2018,ini
haldidasarkan
158-174 pada persiapan
guru diharapkan dapat mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
guru untuk mengajar, sehingga berimbas pada kelancaran proses pembelajaran yang akan dilalui. Seorang
guru diharapkan dapat mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
163

Berdasarkan Tabel 2, dilihat dari dan RPP adalah acuan bagi guru dalam
jumlah siswa dalam satu sekolah dasar melaksanakan tugasnya. Walaupun dalam
negeri, tidak banyak jumlah guru yang proses penyusunannya, diakui oleh salah
dibutuhkan. Akan tetapi, bila dilihat dari satu kepala sekolah, dilakukan oleh pihak
jumlah tingkatan kelas yang ada, dibutuhkan luar sekolah.
setidaknya satu orang guru untuk mengajar Silabus dan RPP wajib dimiliki
satu tingkatan kelas. Latar belakang oleh setiap guru. Ketika sewaktu-waktu
kebutuhan ini didasarkan pada persiapan ada kunjungan dari dinas terkait, guru
guru untuk mengajar, sehingga berimbas diharapkan bisa menunjukkan RPP yang
pada kelancaran proses pembelajaran yang dimiliki, walaupun terkadang dalam proses
akan dilalui. Seorang guru diharapkan dapat pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan isi
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan RPP tersebut. Disadari oleh kepala sekolah
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tersebut, ketidaksesuaian pelaksanaannya
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan dikarenakan kondisi di sekolah yang memang
Menengah dalam melaksanakan tugasnya mengharuskan seperti itu.
di kelas. Salah satu isi Standar Proses Pada saat penelitian dilakukan, pihak
tersebut adalah mengenai kesiapan guru sekolah sedang mempersiapkan proses
terkait dengan tahapan pembelajaran yang akreditasi yang akan dilaksanakan pada
akan dilakukan. Tahapan tersebut yakni waktu yang bersamaan. Berdasarkan hasil
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan studi dokumen melalui RPP yang dimiliki
pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan oleh ketiga sekolah dasar negeri tersebut,
pengawasan pembelajaran. didapatkan bahwa RPP sudah sesuai dengan
Tahap perencanaan pembelajaran ketentuan yang termuat dalam Peraturan
ditujukan untuk melihat persiapan seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
guru dalam proses pembelajaran di kelas. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan KD atau subtema,
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap yang komponennya terdiri dari: (a) Identitas
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP sekolah; (b) Identitas mata pelajaran atau tema/
tersebut dikembangkan dari silabus untuk subtema; (c) Kelas/semester; (d) Materi pokok;
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta (e) Alokasi waktu; (f) Tujuan pembelajaran yang
didik dalam upaya mencapai Kompetensi dirumuskan berdasarkan KD; (g) Kompetensi
Dasar (KD). Berdasarkan Peraturan Menteri dasar dan indikator pencapaian kompetensi; (h)
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun Materi pembelajaran; (i) Metode pembelajaran;
2016 tentang Standar Proses, disebutkan bahwa (j) Media pembelajaran, berupa alat bantu
setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban proses pembelajaran untuk menyampaikan
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis materi pelajaran; (k) Sumber belajar, dapat
(Depdiknas, 2006). Tujuan penyusunan RPP berupa buku, media cetak dan elektronik,
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, relevan; (l) Langkah-langkah pembelajaran
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi inti, dan penutup; dan (m) Penilaian hasil
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai pembelajaran (Depdiknas, 2006).
dengan bakat, minat, dan perkembangan Setelah tahap perencanaan pembelajaran
fisik serta psikologis peserta didik. Data dilakukan, guru akan masuk pada tahap
yang dihimpun peneliti melalui wawancara pelaksanaan pembelajaran. Tahap pelaksanaan
dengan kepala sekolah di tiga sekolah dasar pembelajaran merupakan implementasi
negeri pada desa Bancamara, silabus dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
164

Sebagaimana tercantum dalam Peraturan maka tiga orang guru mengajar enam kelas
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di sekolah tersebut.
Nomor 22 Tahun 2016 mengenai Standar Kondisi yang serupa juga terjadi di
Proses, pelaksanaan pembelajaran tersebut SDN Bancamara 1. Karena ketidakhadiran
mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan beberapa orang guru, mengharuskan guru
juga penutup (Depdiknas, 2006). yang hadir pada saat itu untuk mengajar
Pada kegiatan pendahuluan, seorang dua kelas. Namun, berbeda halnya dengan
guru menyiapkan peserta didik secara SDN Bancamara 2. Berhubung sebagian
psikis dan fisik untuk mengikuti proses guru di sekolah tersebut berasal dari pulau
pembelajaran, memberi motivasi belajar, Gili Iyang, maka jumlah guru yang hadir
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih banyak dibandingkan kehadiran
terkait pengetahuan sebelumnya dengan guru pada dua sekolah lainnya. Perbedaan
materi yang akan dipelajari, menjelaskan antara ketiga sekolah ini membuat tahapan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan
yang akan dicapai, dan menyampaikan sesuai dengan yang sudah ditetapkan
cakupan materi dan penjelasan uraian dalam RPP.
kegiatan sesuai silabus. Kemudian guru Secara garis besar, di SDN Bancamara 1
akan masuk pada kegiatan inti. Kegiatan dan SDN Bancamara 3, kegiatan pendahuluan
inti menggunakan model pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran sudah
metode pembelajaran, media pembelajaran, dilakukan berdasarkan RPP yang telah tersedia.
dan sumber belajar yang disesuaikan RPP disusun untuk digunakan di masing-
dengan karakteristik peserta didik dan masing tingkat kelas. Ketimpangan jumlah
mata pelajaran. guru yang hadir dengan jumlah siswa dan
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan tingkatan kelas yang ada, membuat seorang
penutup. Dalam kegiatan penutup, guru guru harus mengajar lebih dari satu kelas.
bersama peserta didik baik secara individual Maka tidak jarang RPP tidak sepenuhnya
maupun kelompok melakukan refleksi dijadikan acuan ketika proses pembelajaran.
untuk mengevaluasi. Hal-hal yang masuk Guru harus bisa berimprovisasi terkait dengan
dalam evaluasi adalah: (a) seluruh rangkaian seberapa banyak waktu yang akan digunakan.
aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang Dalam proses pembelajaran, hambatan
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama praktis yang seringkali ditemui adalah guru
menemukan manfaat langsung maupun dibatasi waktu, sumber, fasilitas, undang-
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang undang, dan aturan yang harus diindahkan.
telah berlangsung; (b) memberikan umpan Terkadang guru juga dibatasi idealismenya
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dalam belajar dan pembelajaran oleh
(c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam kekakuan birokrasi dan manajemen
bentuk pemberian tugas, baik tugas individual (Budyartati, 2014).
maupun kelompok; dan (d) menginformasikan Ketika seorang guru diharuskan
rencana kegiatan pembelajaran untuk mengajar dua kelas namun dengan alokasi
pertemuan berikutnya. waktu yang terbatas, tidak jarang akan
Berdasarkan observasi langsung yang ada bagian-bagian dalam RPP yang akan
dilakukan oleh peneliti di SDN Bancamara terlewati. Mata pelajaran, dua tingkatan
3, jumlah guru yang hadir sebanyak empat kelas, dan juga materi yang disampaikan
orang. Terdiri dari satu kepala sekolah, menjadi alasan utama mengapa alokasi
dua guru berstatus pegawai negeri, dan waktu berjalan tidak sesuai dengan RPP.
satu guru berstatus honorer. Karena kepala Sementara itu di SDN Bancamara 2,
sekolah tidak mendapat tugas mengajar, proses pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174
165

dengan RPP yang disusun. Faktor jumlah sekolah dasar negeri di desa Bancamara
guru yang lebih banyak dibandingkan melakukan penilaian pembelajaran selama
dua sekolah dasar negeri lainnya, dan proses pembelajaran dan di akhir proses
juga delapan dari sembilan guru SDN pembelajaran. Penilaian pembelajaran
Bancamara 2 berasal dari pulau Gili Iyang, didapat dari tes tulis berupa ulangan harian,
bisa dipastikan hampir setiap harinya yang pelaksanaannya menyesuaikan
masing-masing kelas terisi seorang guru. dengan kondisi dan kebutuhan.
Tidak ada kendala terkait alokasi waktu Berdasarkan hasil studi dokumen,
dalam tahapan kegiatan pendahuluan, berupa RPP dari ketiga sekolah dasar
inti, maupun penutup. Ketiga tahapan negeri tersebut, di bagian penilaian
kegiatan tersebut juga dilalui sebagaimana pembelajaran memuat beberapa komponen.
RPP yang disusun sebagai acuan. Setelah Hal ini sesuai dengan yang tercantum
proses pelaksanaan pembelajaran dilalui, dalam Peraturan Menteri Pendidikan
selanjutnya akan masuk pada penilaian dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016
proses pembelajaran. mengenai Standar Proses Pendidikan Dasar
Penilaian proses pembelajaran dan Menengah, yang didalamnya memuat
menggunakan pendekatan penilaian otentik tentang penilaian pembelajaran. Penilaian
yang menilai kesiapan peserta didik, proses, proses pembelajaran didasarkan pada
dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaiannya Indikator Pencapaian Kompetensi. Teknik
digunakan guru untuk merencanakan program penilaiannya berupa tes lisan dan tes tulis,
perbaikan pembelajaran, pengayaan, atau dengan bentuk instrumennya menggunakan
pelayanan konseling. Hasil tersebut juga uraian ataupun isian. Kriteria penilaian
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki diperoleh dari tiga hal, yakni produk
proses pembelajaran sesuai dengan Standar (hasil diskusi yang mencakup konsep),
Penilaian Pendidikan. performansi (mencakup kerjasama dan
Penilaian pembelajaran yang dilakukan partisipasi), dan lembar penilaian. Nilai
saat proses pembelajaran menggunakan: lembar siswa diperoleh dari jumlah skor, yang
pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan dibagi dengan jumlah skor maksimal,
anekdot, dan refleksi. Sedangkan penilaian kemudian dikalikan 10 (Depdiknas, 2006).
pembelajaran yang dilakukan saat proses Problematika yang terjadi di sekolah
pembelajaran dan di akhir proses pembelajaran dasar negeri di desa Bancamara terletak
menggunakan metode dan alat: tes lisan/ bukan hanya pada penyusunan RPP yang
perbuatan, dan tes tulis. Hasil penilaian akhir dilakukan oleh pihak luar sekolah, tetapi
diperoleh dari gabungan penilaian proses juga pada pelaksanaan isi RPP. Pelaksanaan
dan penilaian hasil pembelajaran. Penilaian pembelajaran cenderung mengabaikan alokasi
pembelajaran tersebut tercantum dalam waktu. Hal tersebut terjadi karena seorang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan guru bisa jadi mengajar lebih dari satu kelas.
Nomor 22 tahun 2016 mengenai Standar Proses Kondisi tersebut dilatarbelakangi oleh jumlah
Pendidikan Dasar dan Menengah. guru yang ada dalam satu sekolah.
Melalui penilaian pembelajaran, siswa Ketidakhadiran guru disebabkan oleh
terdorong untuk belajar lebih giat, sedangkan banyak hal. Misalnya, jarak tempuh dari
guru terdorong untuk lebih meningkatkan tempat asal ke sekolah. Tidak semua guru
kualitas proses pembelajaran dan mendorong merupakan penduduk asli desa Bancamara.
sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas Berdasarkan data yang termuat di Tabel 1
dan kualitas manajemen sekolah (Widoyoko Data Guru Sekolah Dasar Negeri di Desa
Tayibnapis, 2000). Bancamara Gili Iyang, menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil wawancara, tiga 2/3 dari total jumlah guru berstatus pegawai

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
166

negeri di desa tersebut, tidak berdomisili guru yang masuk, minimal 3-4 orang.
di pulau Gili Iyang. Para guru tersebut Konsekuensinya memang seorang guru
memiliki suami atau istri yang bekerja dan mengajar akan dua kelas. Prinsip HS,
menetap di daratan. sekolah harus tetap berjalan, bagaimanapun
Kehadiran seorang guru di kelas kondisinya.
sangat penting artinya, apalagi di tingkat Permasalahan lain yang muncul
sekolah dasar. Dalam proses belajar adalah ketidakhadiran guru honorer yang
mengajar, guru memegang peranan sebagai sebagian besar merupakan penduduk asli
sutradara sekaligus aktor. Guru juga pulau Gili Iyang. Kepala sekolah SDN
merupakan faktor yang sangat dominan Bancamara 1 mengakui bahwa kesejahteraan
dalam menentukan keberhasilan proses guru honorer belum sepenuhnya terjamin.
pembelajaran di kelas (Sutarmanto, 2015). Alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah
Ketidakhadiran para guru karena untuk gaji guru honorer hanya 15 persen
faktor jarak tempat tinggal ke sekolah, untuk setiap tiga bulan. Kalau dikalkulasikan,
seyogyanya menjadikan guru merefleksi dengan tanggungan keluarga, bisa jadi
kembali tanggung jawab yang berkaitan kurang mencukupi. Ini yang menyebabkan
dengan profesinya. Guru adalah pendidik guru honorer mencari tambahan pendapatan
yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi lainnya (di luar).
para peserta didik dan lingkungannya. Oleh Di satu sisi, kepala sekolah SDN
karenanya, seorang guru harus memiliki Bancamara 1 berharap pembelajaran bisa
standar kualitas pribadi tertentu yang berjalan optimal. Tapi dengan pendapatan
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, guru honorer yang hanya sekian, kepala
dan disiplin (Mulyasa, 2009). sekolah tidak bisa mengharapkan hal yang
Seorang guru yang menjalankan lebih. Distribusi guru di pulau Gili Iyang
tugasnya dengan baik disebut guru yang memang terlihat kurang. Ditinjau dari segi
profesional. Profesionalisme guru adalah jumlah guru yang ada dan total jumlah
sikap profesional yang berarti melakukan siswa, pertimbangan pemerintah (terkait)
sesuatu sebagai pekerjaan, sebagai profesi, mungkin didasarkan pada dua hal. Pertama,
dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau satu orang guru untuk satu kelas. Kedua,
sebagai hobi belaka (Tilaar dan Nugroho, satu guru untuk 20 orang siswa.
2008). Profesionalisme juga diarti kan Banyaknya jumlah guru honorer
sebagai komitmen para anggota suatu di SDN Bancamara 2 membuat kepala
profesi untuk meningkatkan kemampuan sekolah harus bijak dalam mengelola dana
profesionalnya dan terus menerus BOS, terutama untuk alokasi kesejahteraan
mengembangkan strategi-strategi yang guru honorer. Diakui ID, hal tersebut adalah
digunakannya dalam melakukan pekerjaan hal yang berat. Bila diharuskan mengikuti
sesuai dengan profesinya (Ali Muhson, aturan BOS, akan terasa dilematis karena
2004). guru honorer juga harus mendapat perhatian.
Berkenaan dengan ketidakhadiran Selayaknya juga dijadikan pertimbangan,
guru di sekolah, kebijakan harus diambil apakah jumlah gaji honorer yang diterima
para kepala sekolah dasar negeri di desa manusiawi atau tidak.
Bancamara pulau Gili Iyang. Salah satu Keberhasilan proses pembelajaran
upaya yang ditempuh HS, kepala sekolah terletak pada kepiawaian guru. Guru tidak
SDN Bancamara 1, adalah dengan menjaga akan mampu memberikan proses belajar
komunikasi antar guru apabila ada yang mengajar yang optimal apabila manajemen
tidak bisa hadir di sekolah. Hal penting sekolah tidak memberikan dukungan
lainnya adalah mengupayakan tetap ada yang memadai terhadap pelaksanaannya.

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174
167

Kurang optimalnya proses pembelajaran Dengan total tujuh sekolah dasar di


juga disebabkan oleh faktor kurikulum desa Bancamara, seyogyanya menjadi
tidak siap, sarana dan prasarana tidak pertimbangan apakah sudah memenuhi
memadai, atau bahkan mungkin guru yang syarat atau tidak.
kurang piawai dalam menyampaikan ilmu Walaupun tidak menampik bahwa
(Budyartati, 2014) setiap tahunnya ada persaingan guna
Kebutuhan ekonomi setiap orang mendapatkan siswa baru, kepala sekolah
berbeda. Kebutuhan guru honorer yang SDN Bancamara 2 berpendapat bahwa
sudah berkeluarga berbeda dengan yang memilih lokasi belajar itu hak setiap
belum berkeluarga. Ketika gaji guru wali siswa. Dengan banyaknya jumlah
honorer dirasa belum mencukupi, pasti sekolah dasar di pulau Gili Iyang,
memunculkan alasan untuk berhenti kepala sekolah yang dulunya pernah
mengajar. Dukungan dari sekolah diperlukan mengajar di SDN Bancamara 4 tersebut
guna kelancaran proses pembelajaran mengungkapkan bahwa tampilan yang
yang optimal. Untuk itu, perlu adanya ditunjukkan pada masyarakat menjadi
pendekatan kekeluargaan, agar guru honorer nilai tersendiri. Tampilan yang dimaksud
membatalkan niatnya. Kepala sekolah SDN berupa transparansi maupun kegiatan-
Bancamara 2 menuturkan, upaya tersebut kegiatan sekolah, misalnya pramuka dan
ditempuh demi siswa. keikutsertaan dalam lomba seni.
Kegiatan pembelajaran merupakan Dibandingkan dengan SDN
proses komunikasi. Komunikasi yang Bancamara 1 dan SDN Bancamara 3, rata-
efektif dalam proses belajar mengajar bisa rata guru SDN Bancamara 2 merupakan
terjadi apabila pesan yang disampaikan bisa penduduk asli pulau Gili Iyang. Hal
diterima dengan baik oleh penerima pesan tersebut memperkecil kemungkinan bagi
(Azis, 2014). Untuk bisa menyampaikan para guru untuk tidak hadir mengajar ke
pesan dengan baik, seorang guru harus sekolah, kecuali karena latar belakang
mengacu pada peraturan. Peraturan ekonomi sebagai guru honorer.
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Lebih lanjut, kepala sekolah SDN
Guru terdiri dari 9 Bab dan 68 pasal. Pada Bancamara 2 menambahkan bahwa guru
bab IV, tercantum penjabaran mengenai honorer di pulau Gili Iyang tidak sama
Beban Kerja Guru yang mencakup dengan guru honorer di kota. Guru honorer
beberapa kegiatan pokok. Kegiatan pokok di kota sifatnya membantu guru pegawai
guru tersebut adalah beban kerja guru negeri. Guru honorer di sekolah pulau Gili
yang dilaksanakan minimal 24 jam tatap Iyang tugasnya sekaligus sebagai guru
muka dan maksimal 40 jam tatap muka kelas. Jadi, bukan lagi sekedar membantu
per minggu. Sekolah dengan jumlah guru guru pegawai negeri. Bila kepala sekolah
berlebihan akan mengakibatkan guru tidak diwajibkan mengikuti aturan, misalnya
dapat memenuhi kewajiban mengajarnya. guru honorer tidak hadir ke sekolah selama
Sedangkan sekolah dengan jumlah guru tiga hari, sanksinya harus bersedia dilepas.
yang kurang akan mengakibatkan beban Hal itu yang dirasa kepala sekolah SDN
mengajar guru semakin berat (Sudarsono, Bancamara 2 tidak bisa diberlakukan di
2015). sekolah tersebut.
Faktor kekurangan guru menjadi Selain itu, menurut kepala sekolah
penyebab ditutupnya SDN Bancamara 4. SDN Bancamara 2, masih ada orangtua yang
Selain itu, secara umum, permasalahan kurang sadar akan pentingnya pendidikan
yang terjadi di pulau Gili Iyang adalah bagi anak. Contoh kasus, ketika orangtua
jumlah sekolah dasar yang cukup banyak. berdagang ke luar provinsi, terkadang

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
168

anak juga dibawa. Resikonya, pasti anak berbeda dengan sekolah lain, pernah
tidak masuk sekolah. Akan dimaklumi ditempuh SDN Bancamara 3 terhadap guru
kalau durasi tidak masuk sekolah hanya berstatus pegawai negeri yang presensi
beberapa hari saja. Biasanya, hal tersebut kehadirannya sedikit. Guru berstatus
berlangsung selama sebulan atau bahkan pegawai negeri yang berhalangan hadir,
lebih. dikenakan kontribusi setiap harinya.
Kondisi yang demikian, diakui kepala Besarnya nominal kontribusi tersebut sudah
sekolah SDN Bancamara 3, menyebabkan disepakati bersama. Kontribusi tersebut
keberadaan RPP hanya terkesan sebagai dialokasikan bagi guru honorer yang hadir
pajangan saja. RPP tetap ada dan dijadikan di sekolah. Diakui oleh kepala sekolah SDN
acuan, rambu-rambunya tetap diperhatikan. Bancamara 3, kebijakan tersebut sempat
Karena diburu waktu, yang terjadi di berjalan lancar. Namun, pasti tersimpan
lapangan memang banyak kekurangan. kekurangan dibalik setiap kebijakan yang
Akan ada bagian-bagian yang terlampaui diterapkan. Salah satunya adalah fakta
(terlewati). bahwa besarnya sisa gaji yang diterima
Selain itu, jumlah siswa baru yang guru berstatus pegawai negeri, ternyata
mendaftar sekolah merosot tiap tahunnya. masih jauh lebih besar daripada sejumlah
Penyebab yang pertama, karena ada nominal yang harus dibayarkan sebagai
beberapa orang tua yang mampu secara kontribusi pengganti ketidakhadiran. Hal
finasial untuk menyekolahkan anaknya ke ini menyebabkan kebijakan internal SDN
luar pulau Gili Iyang, ke sekolah-sekolah Bancamara 3 tersebut tidak diterapkan lagi.
yang dirasa lebih maju daripada di pulau Ada kesepakatan dan ketentuan
Gili Iyang. Yang kedua, faktor jumlah tersendiri terkait kontribusi tersebut.
lembaga yang setara dengan sekolah dasar Ketentuannya adalah guru pegawai negeri
negeri ada banyak. Persaingan terbilang harus memenuhi 50 persen plus 1 hari dari
ketat untuk mendapatkan siswa setiap jumlah total hari efektif dalam satu bulan.
tahunnya. Kalau tidak bisa memenuhi jam kerja
Kaitannya dengan dana BOS yang tersebut, baru ada kontribusi yang diberikan.
dialokasikan untuk gaji honorer, secara Jadi tidak serta-merta gaji dipotong untuk
aturan seharusnya hanya 15 persen saja. kontribusi begitu saja. Secara garis besar,
Tetapi di SDN Bancamara 3, kepala dari hasil penelitian yang dilakukan,
sekolah menetapkan sebanyak 20 persen. problematika pembelajaran yang terjadi
Anggarannya untuk tiga bulan, tetapi di tiga sekolah dasar negeri di pulau Gili
penyalurannya untuk tiap bulan. Maka, Iyang adalah sebagai berikut:
ada pos lainnya yang dikurangi. Memang a) Distribusi guru di pulau Gili Iyang
menyalahi aturan, diakui oleh kepala sekolah masih kurang. Terutama guru yang
SDN Bancamara 3, tetapi menurutnya ini berstatus pegawai negeri. Jumlah
demi kesejahteraan guru honorer. Dengan guru dalam satu sekolah berpengaruh
begitu, diharapkan guru honorer tetap mau pada kelancaran proses pembelajaran
masuk dan mengajar. di dalam kelas.
Dana BOS yang dikeluarkan jumlahnya b) Ketidakhadiran guru yang tidak
tetap, hanya saja alokasinya lebih banyak berdomisili di pulau Gili Iyang juga
diberikan pada guru honorer yang lebih mempengaruhi kelancaran proses
rajin masuk dan mengajar di sekolah. Jadi, pembelajaran. Hal tersebut berkaitan
kebijakan tersebut diharapkan bisa memotivasi dengan tanggung jawab dan kedisplinan
guru untuk lebih rajin. guru. Seorang guru yang mengajar
Pemberlakuan kebijakan yang lebih dari satu kelas, merupakan hal

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174
169

yang biasa terjadi di pulau tersebut. banyak daripada guru pegawai negeri,
c) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sedangkan dana BOS yang didapat
(RPP) tetap dijadikan acuan dalam tergantung pada jumlah siswa, maka
melaksanakan tugas guru. Akan setiap guru honorer mendapatkan
tetapi, ada bagian-bagian yang tunjangan kesejahteraan dengan
terlewati karena kondisi guru yang kisaran Rp 200.000 – Rp 250.000
diharuskan mengajar dua kelas, untuk per bulannya. Ini termasuk
bahkan lebih. kebijakan kepala sekolah, dengan
d) Lebih banyak guru berstatus honorer tidak berpatokan pada aturan
daripada guru pegawai negeri dalam pengalokasian dana BOS.
satu sekolah. Kepala sekolah membuat j) Karena alasan pada poin (i), guru
kebijakan dengan merekrut guru honorer biasanya mencari tambahan
honorer yang merupakan penduduk pendapatan lainnya di luar sekolah,
sekitar, guna memenuhi kebutuhan salah satunya dengan berdagang.
akan jumlah guru. Perekrutan Aktivitas berdagang inilah yang
penduduk sekitar dimaksudkan agar kerapkali membuat guru tidak hadir
tetap ada guru yang bisa hadir ke di sekolah. Guru biasanya berdagang
sekolah, tanpa alasan faktor cuaca ke luar provinsi.
maupun keterbatasan transportasi air. k) Selama tahun 2014-2016 ada
e) Belum memadainya jam operasional tunjangan kepulauan bagi para guru
transportasi air yang tersedia honorer. Besarannya Rp 1.500.000
menyebabkan guru non-penduduk per bulan, dan dicairkan untuk periode
pulau terkadang tidak hadir ke tiga bulan sekali. Semenjak tunjangan
sekolah. kepulauan dicabut, melatarbelakangi
f) Dengan luas administrasi 514,92 Ha, alasan guru honorer untuk berdagang.
terdapat tiga sekolah dasar berstatus Tunjangan kepulauan dicabut karena
negeri, satu sekolah dasar Islam, pulau Gili Iyang dianggap bukan
dan tiga madrasah ibtidaiyah di termasuk daerah kepulauan lagi.
desa Bancamara. Bila dibandingkan Pulau Gili Iyang dikategorikan
dengan rasio jumlah penduduk dan sebagai daratan. Secara geografis
luasnya desa, total jumlah sekolah dan kehidupan masyarakatnya, pulau
dasar negeri dan swasta terlalu Gili Iyang belum bisa dimasukkan
banyak. dalam kategori daratan, karena belum
g) Jumlah sekolah dasar yang terlalu terdapat fasilitas layaknya di daratan,
banyak, mempengaruhi jumlah siswa seperti bank, kantor pos, puskesmas,
yang masuk ke sekolah dasar negeri dan kantor pemerintahan lainnya.
setiap tahunnya.
h) Jumlah siswa baru setiap tahunnya Problematika pembelajaran dapat
berpengaruh pada dana Bantuan ditelusuri dari jalannya pembelajaran.
Operasional Sekolah (BOS) yang Sementara keberhasilan pembelajaran
15 persennya dialokasikan untuk dapat ditelusuri dari faktor-faktor yang
kesejahteraan guru honorer per tiga mempengaruhinya. Keberhasilan pembelajaran
bulan sekali. Semakin banyak jumlah ditentukan oleh faktor-faktor, yakni input,
siswa dalam satu sekolah, maka proses, dan output. Komponen input terdiri
semakin besar pula dana BOS yang dari Dinas Pendidikan, guru, siswa,
didapat. Begitu juga sebaliknya. manajemen sekolah, dan lingkungan.
i) Karena jumlah guru honorer lebih Lingkungan adalah kondisi masyarakat

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
170

sekitar sekolah. Selain karena alasan akses menuju lokasi


Merujuk pada hasil penelitian, yang tidak mudah, seringkali permasalahan
problematika pembelajaran yang terjadi yang terjadi di daerah kepulauan dianggap
di pulau Gili Iyang dapat dikelompokkan sebagai permasalahan umum yang juga
berdasarkan sumbernya. Problematika terjadi di daerah daratan lainnya. Hal ini
yang bersumber dari Dinas Pendidikan yang membuat permasalahan di daerah
antara lain: (a) Distribusi guru di pulau Gili kepulauan luput dari perhatian (Adlim et
Iyang masih kurang; (b) Lebih banyak guru al., 2014).
berstatus honorer daripada guru pegawai Beberapa penelitian yang berkaitan
negeri dalam satu sekolah; (c) Total jumlah dengan permasalahan pendidikan di
sekolah dasar negeri dan swasta terlalu daerah adalah kekurangan guru berkualitas
banyak; (d) Jumlah siswa baru yang masuk (Mulkeen & Chen, 2008), faktor kemiskinan
ke sekolah dasar negeri setiap tahunnya; dan latar belakang orang tua siswa (Lyson
dan (e) Dicabutnya tunjangan kepulauan et al., 2006), sikap metrosentrik yang
bagi guru honorer. Sementara problematika dimiliki oleh beberapa guru (Campbell &
yang bersumber dari guru, adalah: (a) Yates, 2011). Sikap metrosentrik adalah
Ketidakhadiran guru yang tidak berdomisili sikap yang selalu berorientasi pada hidup
di pulau Gili Iyang; (b) Beberapa bagian di perkotaan dan menolak untuk hidup di
dalam RPP terlewati pelaksanaannya; dan pedesaan (Campbell & Yates, 2011).
(c) Guru tidak hadir ke sekolah karena kerap Penelitian mengenai permasalahan
berdagang ke luar provinsi. pendidikan yang terjadi daerah kepulauan
Sedangkan problematika yang penah dilakukan oleh Adlim, Helida Gusti,
bersumber dari manajemen sekolah, dan Zulfadli sebagaimana termuat dalam
antara lain: (a) Ketidakhadiran guru yang Jurnal Pencerahan terbitan September
tidak berdomisili di pulau Gili Iyang; (b) 2016. Dari penelitian tersebut, didapatkan
Guru mengajar lebih dari satu kelas; (c) hasil bahwa permasalahan yang terjadi di
Beberapa bagian dalam RPP terlewati pulau Nasi Aceh adalah sebagian besar guru
pelaksanaannya; (d) Jumlah siswa baru berdomisili di Banda Aceh, sehingga guru
yang masuk ke sekolah dasar negeri setiap yang ditugaskan mengajar tidak setiap hari
tahunnya; dan (e) Alokasi dana BOS untuk bisa hadir di sekolah. Ketidakhadiran guru
kesejahteraan guru honorer. Dan problematika di sekolah menyebabkan materi pelajaran
yang bersumber dari lingkungan adalah tidak dapat disampaikan seluruhnya selama
belum memadainya jam operasional per semester.
transportasi air yang tersedia. Tidak jauh berbeda dengan yang
Problematika pembelajaran terjadi terjadi di desa Bancamara pulau Gili
karena beberapa faktor utama, yakni: pengaruh Iyang, selain karena distribusi guru yang
sejarah, pengaruh budaya, hambatan praktis, kurang merata, faktor ketidakhadiran guru
karakter guru, karakter siswa, dan proses di sekolah juga menjadi problematika
belajar (Budyartati, 2014). Berdasarkan hasil selama proses pembelajaran. Distribusi
penelitian yang diperoleh melalui wawancara guru yang kurang merata ditandai dengan
dengan kepala sekolah di desa Bancamara Gili adanya ketimpangan jumlah guru berstatus
Iyang Sumenep, tidak muncul problematika pegawai negeri antara SDN Bancamara 1,
pembelajaran yang bersumber dari pengaruh SDN Bancamara 2, dan SDN Bancamara
sejarah, pengaruh budaya, serta karakter siswa. 3. Sebagaimana yang disajikan dalam
Penelitian yang mengangkat Tabel 3, yang datanya diperoleh dari hasil
permasalahan pendidikan yang terjadi di wawancara dengan masing-masing kepala
daerah kepulauan belum banyak ditemui. sekolah dasar negeri tersebut.

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174
171
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Volume x, Nomor x, xxxxxx
ISSN: xxxx-xxxx; EISSN: xxxx-xxxx

Tabel 3. Distribusi Guru ke Sekolah pembelajaran sekolah dasar negeri yang


Keterangan SDN SDN SDN terjadi di pulau Gili Iyang Kabupaten
Bancamara 1 Bancamara 2 Bancamara 3
Sumenep, ada beberapa strategi yang
Jumlah guru
pegawai
3 orang 2 orang 4 orang ditempuh sekolah berdasarkan kebijakan
negeri yang diambil oleh kepala sekolah.
Jumlah siswa 32 orang 62 orang 39 orang Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah SDN Bancamara 1, SDN
Berdasarkan observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, walaupun distribusi guru pegawai yang Bancamara 2, dan SDN Bancamara 3,
negeri kurang
merata di pulau Gili Iyang, dilakukan peneliti,
tidak ada alokasi walaupun
penerimaan distribusi
calon pegawai negeri sipilstrategi tersebut diantaranya:
untuk formasi guru
ekolah dasar. Hal tersebut guru
bisa pegawai negeri
dipantau dari laman kurang merata didan
Badan Kepegawaian pulau
Pengembangan Sumber Daya
1) Menjaga baik komunikasi antar
Manusia Pemerintah Kabupaten Sumenep.tidak ada alokasi penerimaan
Gili Iyang,
Sementara itu, faktor ketidakhadiran guru di sekolah disebabkan karena guru tidak berdomisili guru, berkaitan
di dengan kehadiran
calon pegawai negeri sipil untuk formasi
ulau Gili Iyang. Guru tersebut bukan penduduk asli pulau, dan memiliki suami atau istri yang bekerja dan guru di sekolah guna kelancaran
guru sekolah dasar. Hal tersebut bisa
menetap di daratan. Dari wawancara dengan ketiga kepala sekolah dasar negeri di desaproses Bancamara, pembelajaran. Upaya ini
dipantau
erdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil dari
bahwalaman
2/3 dari Badan
total guruKepegawaian
pegawai negeri yang ditugaskan di desa
dimaksudkan untuk menghindari
ancamara Gili Iyang tidak danberdomisili
Pengembangan di pulau Gili Iyang. Daya
Sumber Sebagaimana
Manusia hasil penelitian yang pernah
ilaporkan oleh Campbell dan Yates (Campbell & Yates, 2011), salah satu keunikan guru di daerah kurangnya
adalah tenaga guru yang yang
Pemerintah Kabupaten Sumenep.
kap metrosentrik. Sikap metrosentrik adalah selalu berorientasi hidup di perkotaan dan menolak akan mengisi
tinggal di materi di setiap kelas.
edesaan (Campbell & Yates, 2011). Sementara
Rendahnyaitu, faktor
minat ketidakhadiran
guru mengajar di daerah, selain2) karenaMerekrut
faktor sikapfresh graduate menjadi guru
gurujuga
metrosentrik yang ditunjukkan, di disebabkan
sekolah oleh disebabkan
minimnya akses karena guru(Vito & Krisnani,
transportasi 2017). Fresh graduate atau lulusan
honorer.
tidak berdomisili di pulau Gili Iyang. Guru terbaru ini merupakan penduduk asli
trategi dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang
tersebut bukan penduduk asli pulau, dan pulau Gili Iyang. Upaya tersebut
Kabupaten Sumenep
memiliki suami atau istri yang bekerja dan
Mengatasi problematika yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, bisa ditempuh ditempuh
melalui kepala sekolah SDN
menetap
erbagai alternatif penyelesaian. di daratan.
Untuk mengatasiDari wawancara
problematika dengan
pembelajaran sekolah dasarBancamara
negeri yang 2. Dilatarbelakangi oleh
erjadi di pulau Gili Iyangketiga kepala
Kabupaten sekolah
Sumenep, dasar strategi
ada beberapa negeriyang di desa
ditempuh sekolah berdasarkan
ebijakan yang diambil oleh kepala sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN
hanya tersedianya dua orang guru
Bancamara, berdasarkan Tabel 1, diperoleh berstatus pegawai negeri di sekolah
ancamara 1, SDN Bancamara 2, dan SDN Bancamara 3, strategi tersebut diantaranya:
1) Menjaga baik komunikasi hasil antar
bahwaguru,2/3 dari dengan
berkaitan total kehadiran
guru pegawai guru di sekolah guna dasar tersebut, membuat kepala
kelancaran
proses pembelajaran.negeri yang
Upaya ini ditugaskan
dimaksudkan untukdimenghindari
desa Bancamarakurangnya tenaga guru sekolah masih menerapkan strategi
yang yang
akan mengisi materi Gili Iyang
di setiap kelas. tidak berdomisili di pulau Gili
ini. Diharapkan dengan ditempuhnya
2) Merekrut fresh graduate Iyang. menjadi guru honorer. hasil
Sebagaimana graduate atau yang
Fresh penelitian lulusan terbaru ini merupakan
penduduk asli pulau Gili Iyang. Upaya tersebut ditempuh kepala sekolah SDN Bancamara strategi tersebut,
2. bisa mengupayakan
pernah dilaporkan oleh Campbell dan
Dilatarbelakangi oleh hanya tersedianya dua orang guru berstatus pegawai negeri di sekolah tidak dasarada kelas yang tidak diisi
Yatessekolah
tersebut, membuat kepala (Campbell & Yates,
masih menerapkan 2011),
strategi salah dengan oleh
ini. Diharapkan seorang guru setiap harinya.
ditempuhnya
strategi tersebut, bisasatu keunikantidak
mengupayakan guru
ada di daerah
kelas adalah
yang tidak sikap
diisi oleh seorang guru setiap harinya.
Perekrutan lulusan terbaru yang
Perekrutan lulusan terbaru yang merupakan
metrosentrik. Sikappenduduk asli pulau, adalah
metrosentrik dimaksudkan untuk minimalisir
ketidakhadiran guru ke sekolah karena alasan cuaca dan terbatasnya jam operasional transportasi air.
merupakan penduduk asli pulau,
selalu berorientasi hidup di perkotaan
3) Mengupayakan pendekatan secara kekeluargaan. Strategi ini ditempuh oleh kepala sekolah
dan dimaksudkan
SDN untuk minimalisir
Bancamara 2 denganmenolaktujuan membuattinggal
nyamandipara
pedesaan
guru honorer.(Campbell
Di SDN Bancamara 2,ketidakhadiran
jumlah guru guru ke sekolah
& Yates,
honorer jauh lebih banyak 2011).
daripada Rendahnya
guru berstatus pegawai minat guru guru honorerkarena
negeri. Setiap di sekolah
alasan cuaca dan terbatasnya
tersebut juga sekaligusmengajar
merupakandi daerah,
guru selaingajikarena
kelas. Besaran faktor pada dana
honorer didasarkan BOS yang
jam operasional transportasi air.
diterima dan besarnya dana BOS tergantung pada jumlah siswa pada sekolah tersebut. SDN Bancamara
sikap metrosentrik yang ditunjukkan,
2 memang memiliki lebih banyak siswa dibandingkan SDN Bancamara 1 dan 3) Mengupayakan
SDN Bancamara 3. pendekatan secara
juga disebabkan oleh minimnya akses kekeluargaan. Strategi ini ditempuh
transportasi (Vito & Krisnani, 2017). oleh kepala sekolah SDN Bancamara
2 dengan tujuan membuat nyaman
Strategi dalam Mengatasi Problematika para guru honorer. Di SDN Banca
Pembelajaran Sekolah Dasar Negeri di mara 2, jumlah guru honorer jauh
Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep lebih banyak daripada guru berstatus
Mengatasi problematika yang terjadi pegawai negeri. Setiap guru honorer
selama proses pembelajaran berlangsung, di sekolah tersebut juga sekaligus
bisa ditempuh melalui berbagai alternatif merupakan guru kelas. Besaran gaji
penyelesaian. Untuk mengatasi problematika honorer didasarkan pada dana BOS

Nuris Syarifatul Imamiyah, Ainur Rofieq, Mohammad Syaifuddin, Analisis Problematika Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep
172

yang diterima dan besarnya dana BOS Kontribusi sebesar Rp 100.000,-


tergantung pada jumlah siswa pada per hari tidak hadir, dikenakan bagi
sekolah tersebut. SDN Bancamara 2 setiap guru pegawai negeri. Strategi
memang memiliki lebih banyak siswa ini pernah diberlakukan di SDN
dibandingkan SDN Bancamara 1 dan Bancamara 3, walaupun sudah tidak
SDN Bancamara 3. Namun, jumlah diterapkan lagi karena dirasa kurang
guru honorer di SDN Bancamara efektif.
2 juga lebih banyak daripada dua 7) Memberlakukan kebijakan internal
sekolah dasar negeri lainnya. sekolah sehubungan dengan alokasi
Besarnya jumlah gaji yang diterima dana BOS untuk kesejahteraan guru
guru honorer SDN Bancamara 2 honorer. Tiga sekolah dasar negeri
seringkali memunculkan niat untuk di desa Bancamara pulau Gili Iyang
berhenti mengajar dan mencari menerapkan hal yang sama terkait
pekerjaan lain. Pendekatan secara hal ini. Alokasi dana BOS yang
kekeluargaan ditempuh kepala seyogyanya 15 persen per tiga bulan
sekolah SDN Bancamara 2 agar para untuk semua guru honorer di setiap
guru honorer mengurungkan niatnya. sekolah, dirasa kurang menopang
4) Membuat piket masuk secara kesejahteraan guru honorer. Maka
bergantian. Strategi ini pernah kebijakan yang diambil oleh masing-
ditempuh SDN Bancamara 3 guna masing kepala sekolah dasar negeri
mengupayakan tetap ada guru yang tersebut adalah dengan menaikkan
hadir ke sekolah. Namun, strategi ini alokasi 15 persen menjadi 20 persen
tidak berlangsung lama, karena total per tiga bulannya, atau dua kali lipat
jumlah gurunya pun tidak memadai. setiap bulannya, untuk besaran gaji
5) Memberlakukan hari kerja sebanyak honorer yang diterima oleh sguru.
50 persen plus satu hari dari jumlah 8) Membiasakan para guru, baik yang
total hari efektif dalam satu bulan. berstatus honorer maupun pegawai
Strategi ini diberlakukan oleh kepala negeri, untuk siap mengajar lebih
sekolah SDN Bancamara 3 karena dari satu kelas setiap harinya. Strategi
strategi yang pernah ditempuh ini ditanamkan oleh masing-masing
sebelumnya, sebagaimana pada poin kepala sekolah dasar negeri di desa
(d), tidak berlangsung lama. Misal, Bancamara Gili Iyang sebagai upaya
pada satu bulan terdapat 26 hari terakhir, apabila strategi pada poin-
efektif. Maka setiap guru diwajibkan poin sebelumnya tidak berjalan
hadir ke sekolah sebanyak 50 sesuai dengan yang direncanakan.
persen plus satu hari, yakni 14 hari Strategi ini sebagai alternatif jika
kerja. Sama halnya dengan poin ternyata jumlah guru yang hadir tetap
(d), strategi ini dimaksudkan untuk saja tidak sesuai dengan banyaknya
mengupayakan tetap ada guru yang tingkatan kelas yang harus diisi.
hadir ke sekolah. Konsekuensi bagi
guru yang tidak memenuhi kehadiran Berdasarkan sumber problematika
50 persen plus satu hari ini, akan pembelajaran yang terjadi di pulau Gili
terkena kontribusi sebagaimana Iyang, strategi yang diterapkan oleh
termuat pada poin (f). kepala sekolah dikelompokkan menjadi
6) Menerapkan pengadaan kontribusi tiga. Strategi untuk problematika yang
bagi guru berstatus pegawai negeri bersumber dari dinas pendidikan adalah:
yang berhalangan hadir ke sekolah. (a) Merekrut fresh graduate menjadi guru

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174
173

honorer; dan (b) Memberlakukan kebijakan faktor dari Dinas Pendidikan, manajemen
internal sekolah sehubungan dengan sekolah, guru, dan juga lingkungan.
alokasi dana BOS untuk kesejahteraan Strategi yang diimplementasikan guna
guru honorer. mengatasi problematika pembelajaran
Sementara untuk problematika yang yang terjadi di sekolah dasar negeri di
bersumber dari guru, strategi yang diterapkan pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep,
antara lain: (a) Menjaga baik komunikasi antar antara lain: (a) Strategi untuk problematika
guru; (b) Mengupayakan pendekatan secara yang bersumber dari dinas pendidikan;
kekeluargaan; (c) Membuat piket masuk (b) Strategi untuk problematika yang
secara bergantian; (d) Memberlakukan hari bersumber dari guru; (c) Strategi untuk
kerja sebanyak 50 persen plus satu hari dari problematika yang bersumber dari
jumlah total hari efektif dalam satu bulan; manajemen sekolah
dan (e) Menerapkan pengadaan kontribusi Berdasarkan hasil penelitian dan
bagi guru berstatus pegawai negeri yang pembahasan, maka didapatkan beberapa
berhalangan hadir ke sekolah. saran untuk Dinas Pendidikan, manajemen
Sedangkan strategi yang diterapkan sekolah, dan juga guru, sehubungan
untuk problematika pembelajaran yang dengan problematika pembelajaran yang
bersumber dari manajemen sekolah, adalah: terjadi pada sekolah dasar negeri di
(a) Memberlakukan kebijakan internal pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep:
sekolah sehubungan dengan alokasi dana Menempatkan guru berstatus pegawai
BOS untuk kesejahteraan guru honorer; negeri secara merata. Data guru di setiap
dan (b) Membiasakan para guru untuk siap sekolah sudah diunggah dalam laman Data
mengajar lebih dari satu kelas setiap harinya. Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
Mengatasi problematika yang terjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
selama proses pembelajaran berlangsung, jadi kekurangan tenaga guru seyogyanya
bisa ditempuh melalui berbagai alternatif bisa tergambar jelas. Atau, mengangkat
penyelesaian. Berkaitan dengan penelitian guru honorer yang merupakan penduduk
sebelumnya yang dilakukan oleh Adlim asli pulau Gili Iyang untuk menjadi pegawai
(Adlim et al., 2016), didapatkan alternatif negeri sipil. Dengan demikian, kebutuhan
penyelesaian sebagai berikut: (1) akan guru bisa terpenuhi. Ketidakhadiran
Menyediakan perahu bermotor khusus guru di sekolah karena faktor kurang
dan gratis bagi para guru yang mengajar disiplinnya guru bisa diminimalkan
ke pulau; (2) Mempertegas peraturan atau dengan mempertegas kembali aturan yang
hukuman bagi para pelanggar disiplin; (3) berlaku. Alternatif lainnya bisa dengan
Mengirimkan tenaga pengajar berstatus mengupayakan penyediaan transportasi air
kontrak daripada PNS, karena lebih tepat yang jam operasionalnya memungkinkan
dan lebih efektif dalam hal penertibannya; bagi para guru non-penduduk pulau Gili
dan (4) Mengangkat guru kontrak asli Iyang bisa berangkat dan kembali ke
pulau menjadi guru berstatus PNS. rumah dalam waktu tempuh di hari yang
bersamaan.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang di DAFTA PUSTAKA
lakukan, maka didapatkan beberapa Adlim, Gusti, H., & Zulfadli. (2016).
kesimpulan: Problematika pembelajaran Pendidikan di daerah kepulauan (
di sekolah dasar negeri yang terdapat di Studi kasus di SMA Negeri 1 Pulau
pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep Aceh, Kabupaten Aceh Besar).
disebabkan oleh empat faktor, yakni Jurnal Pencerahan.

Siti Hanik Zubaidah, Nurul Zuriah, Sukarsono, Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah
di SMP Negeri 3 Malang
174

Adlim, M., S, S., Ali, H., Ibrahim, A., Communities: Legacy and Change.
Umar, H., Ismail, K., … Yasin, B. Contemporary Sociology. https://doi.
(2014). Assessing chemistry-learning org/10.2307/2074627
competencies of students in isolated Mulkeen, A., & Chen, D. (2008). Teachers
rural senior high schools by using for Rural Schools. Experiences in
the national examination: a case Lesotho, Malawi, Mozambique,
study of simeulue island, indonesia. Tanzania, and Uganda. In Teacher.
International Journal of Science and Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional
Mathematics Education. https://doi. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
org/10.1007/s10763-013-9440-x Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja
Ali Muhson. (2004). Meningkatkan Rosdakarya.
Profesionalisme Guru: Sebuah Sudarsono. (2015). Analisis Kebijakan
Harapan. Jurnal Ekonomi & Pemenuhan Beban Kerja Guru SMA
Pendidikan. Negeri di Tarakan. Jurnal Kebijakan
Azis, A. (2014). Kompetensi Guru Dan Pengembangan Pendidikan,
Dalam Penggunaan Media Dengan 3(1).
Mutu Pendidikan. Jurnal Pelopor Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan. Kuantitatif, kualitatif dan
Budyartati, S. (2014). Problematika R & D. Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran di SD. Yogyakarta: https://doi.org/10.1017/
Deepublish. CBO9781107415324.004
Campbell, A. M., & Yates, G. C. R. (2011). Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Want to be a country teacher? No, Pendidikan Pendekatan Kuantitaif,
I am too metrocentric. Journal of Kualitatif, dan R&D. https://doi.
Research in Rural Education. org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Depdiknas, 2006. (2006). Peraturan Sutarmanto. (2015). KOMPETENSI DAN
Menteri Pendidikan Nasional PROFESIONALISME GURU.
Republik Indonesia No 22 Tahun Jurnal Tabularasa.
2006. Kementerian Pendidikan Dan Tilaar, H,A,R.dan Nugroho, R. (2008).
Kebudayaan RI. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk
Hanafy, S. M. (2014). Konsep Belajar dan memahami Kebijakan Pendidikan
Pembelajaran. Lentera Pendidikan. sebagai Kebijakan Publik. Jakarta:
h t t p s : / / d o i . o rg / 1 0 . 1 0 1 6 / 0 0 2 0 - Pustaka.
7403(87)90047-6 UU No 14 Tahun 2005, R. (2005). Undang-
Kementerian Riset Teknologi dan undang Guru dan Dosen. Produk
Pendidikan Tinggi. (2015). Pangkalan Hukum. https://doi.org/http://dx.doi.
data perguruan tinggi. Retrieved org/10.1016/S0174-2991(08)63816-
from https://forlap.ristekdikti.go.id/ 1
Lasabuda, R. (2013). Pembangunan Vito, B., & Krisnani, H. (2017). Kesenjangan
Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam pendidikan desa dan kota. Prosiding
Perspektif Negara Kepulauan Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Republik Indonesia. Jurnal Maritime Masyarakat. https://doi.org/10.24198/
Economy. https://doi.org/10.1016/j. jppm.v2i2.13533
egypro.2016.11.209 Widoyoko Tayibnapis, F. Y. (2000).
Lyson, T. A., Flora, C. B., Flora, J. L., Spears, Evaluasi Program Pembelajaran.
J. D., Swanson, L. E., Lapping, M. Jurnal Ilmu Pendidikan.
B., & Weinberg, M. L. (2006). Rural

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 2, Juli 2018, hal 158-174

You might also like