You are on page 1of 16

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 1

Volume IX No.1 April 2009

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSIFDI SD NEGERI 03


ALAI PADANG UTARA KOTA PADANG
(Studi Pelaksanaan Pendidikan di Sekolah Ujicoba Sistem Pendidikan Inklusif )
Oleh Tarmansyah
Universitas Negeri Padang

Abstract
This study is aimed to give description about the implementation of
inclusive education in SDN 03 Alai Padang. The problems encountered in
the field are: there is gep between the concept of inclusive education and
application in the field, both viewed from the personal aspect of school
community and supporting external factors in the implementation of
inclusive education in there. Then, the problems are formulated as follow:
How is the inclusive education in SD Negeri 03 Alai Padang implemented?
The formulation of the problem is then made in three research
questions: 1) Haw is the inclusive education implemented? 2) What barriers
is faced in the implementation of inclusive education? 3) What the efforts
done to overcome the barriers?. The kind of study is descriptive that uses
qualitative approach. The subyect of study are community of school and
education official.
The result of study show the implementation of inclusive education has
been yet as expected. The implementation of education in school still
oriented on intrgrated education concept. The problems are bureaucracy of
managemen, modification of curriculum, teacher, material/pre material and
cooperation parents and society.
The effort has been done in stages, for example, there are specific
counselor teachers, socialization of inclusive education in environment
school.
Recommendation that is given are : school have to make the
atmosphere more friendly, the curriculum have to be appropriate with the
students’ needs, cooper

Keywords: pendidikan inklusif

PENDAHULUAN memandang kondisi fisik, intelektual,


Fenomena Pendidikan Inklusif sosial-emosional, linguistik atau kondisi
merujuk pada kebutuhan pendidikan untuk lainnya (Tarmansyah, 2003)
semua anak (Education for All) dengan Sekolah reguler dengan orientasi
fokus spesifik pada mereka yang rentan inklusif adalah lembaga yang paling efektif
terhadap marjinalisasi dan pemisahan. untuk mengatasi diskriminasi, menciptakan
Pendidikan inklusif berarti sekolah harus komunitas ramah, membangun suatu
mengakomodasi semua anak tanpa masyarakat inklusif dan mencapai

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 2
Volume IX No.1 April 2009

pendidikan untuk semua. Perlunya evaluasi belajar telah dilaksanakan dengan


perhatian bagaimana sekolah-sekolah dapat hasil yang kurang memuaskan. Nilai rapor
dimodifikasi atau disesuaikan untuk ke dua anak tersebut berada di bawah rata-
meyakinkan bahwa pendidikan inklusi rata.
relevan dengan konteks lokal, memasukkan Orang tua dari salah satu anak
dan mendidik semua peserta didik dengan tersebut cenderung menyalahkan SLB yang
ramah dan pleksibel, sehingga mereka mengirim anak mereka ke sekolah reguler,
dapat berpartisipasi ( Hildegun, 2002) ketika orang tua tersebut menghadapi
Penerapan sisitem pendidikan inklusi berbagai kendala selama anaknya
ditujukan untuk pengembangan kebijakan, mengikuti kegiatan di sekolah tersebut.
pengembangan kurikulum, pelatihan guru, Ada beberapa orang guru di sekolah
kapasitas bangunan atau lokal, dan tersebut yang masih belum dapat menerima
keterlibatan masyarakat serta kerjasama kehadiran anak tunanetra di kelasnya,
dengan pihak-pihak terkait. dengan alasan mengganggu kegiatan
Salah satu sekolah yang ditetapkan belajar anak-anak lainnya. Sementara pihak
sebagai sekolah uji coba pendidikan inklusi birokrasi masih belum sepenuhnya
yang ditunjuk Dinas Pendidikan Propinsi memperhatkan mekanisme jalannya
Sumatera Barat adalah Sekolah Dasar pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah
Negeri 03 Alai, kecamatan Padang Utara. tersebut.
Berdasarkan hasil identifikasi dan Masalah yang dihadapi dalam
asesmen pihak SLB YPAC Sumatera pelaksanaan pendidikan inklusi di SD
Barat, ditetapkan dua orang anak Negeri 03 Alai antara lain:
tunanetra dianggap mampu untuk 1. Guru dalam melaksanakan kegiatan
mengikuti pendidikan di SD reguler, maka belajar mengajar mengacu kepada
selanjutnya bekerjasama adengan pihak SD Kurikulum yang digunakan di sekolah
Negeri 03, kedua anak tersebut dapat tersebut tanpa menyesuaikan dengan
dicobakan untuk mengikuti pendidikan kebutuhan khusus anak tunanetra
inklusi bersama anak-anak lainnya di 2. Latar belakang pendidikan guru
sekolah tersebut. pembimbing khusus tidak sesuai
Kegiatan belajar mengajar telah dengan Spesialisasi yang diambilnya,
berlangsung sejak Februari 2003 dan

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 3
Volume IX No.1 April 2009

yaitu spesialisasi pendidikan anak 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi


tunarungu SD Negeri 03 dalam melaksanakan
3. Guru pembimbing khusus belum kegiatan pendidikan inklusi?
mempunyai keterampilan dalam 3. Usaha-usaha apakah yang telah
menulis dan membaca huruf braille. dilakukan SD Negeri 03 dalam
4. Orang tua dari anak tunanetra masih mengatasi kendala pelaksanaan
belum dapat menerima sepenuhnya pendidikan inklusi?
anaknya mengikuti pendidikan di Tujuan penelitian ini adalah untuk
sekolah reguler. mendeskripsikan secara obyektif tentang
5. Masih ada guru di sekolah reguler pelaksanaan pendidikan inklusi, kendala-
yang belum menerima kehadiran anak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
tunanetra di sekolahnya. pendidikan inklusi, dan usaha-usaha apakah
6. Orang tua anak-anak di sekolah yang telah dilakukan sekolah dalam
terebut tidak setuju dengan kehadiran mengatasi kendala pelaksanaan pendidikan
anak tunanetra belajar bersama anak inklusi di SD Negeri 03 Alai Padang Utara.
mereka di sekolah tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat
7. Kepala sekolah dan pihak birokrasi berguna bagi pengembangan pendidikan
belum memahami sepenuhnya visi, inklusif di Sumatera Barat, antara lain
misi, tujuan dan tatalaksana sistem adalah:
pendidikan inklusif. 1. Sebagai bahan informasi untuk
8. Belum terbinanya kerjasama pengembangan kebijaksanaan
kemitraan antara sekolah tersebut birokrasi dalam pelaksanaan sistem
dengan Sekolah Luar Biasa yang pendidikan inklusi di daerah
mengirim anak tersebut. 2. Sebagai bahan acuan dalam
Berdasarkan fokus penelitian yang pengembangan kurikulum yang
berorientasi pada pelakanaan pendidikan fleksibel sehingga dapat digunakan
inklusif, maka pertanyaan penelitian yang sesuai dengan kemampuan anak
diajukan adalah: tunanetra dalam sistem pendidikan
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan inklusi.
pendidikan inklusi di SD Negeri 03? 3. Sebagai bahan acuan dalam
meningkatkan sumber daya tenaga

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 4
Volume IX No.1 April 2009

kependidikan dalam sistem tahukah kamu barangkali ia ingin


membersihkan dirinya (dari dosa), (4)
pendidikan inklusi.
atau dia (ingin) mendapatkan
4. Sebagai bahan acuan dalam upaya pengajaran, lalu pengajaan itu
bermanfaat kepadanya...”
pengembangan pasilitas, sarana dan
prasarana serta bangunan yang Orang buta itu bernama Abdullah bin
representati sebagai lembaga Ummi Maktum. Dia datang kepada
pendidikan yang inklusi. Rasullah SAW meminta ajaran-ajaran
5. Sebagai bahan acuan dalam tentang Islam, lalu Rasullah SAW
pengembangan pola kerjasama berpaling dan bermuka masam
kemitraan dalam pengembangan daripadanya, karena beliau sedang
sistem pendidikan inklusi di daerah. menghadapi pembesar Quraisy dengan
6. Sebagai bahan acuan dalam pengahrapan agar pembesar Quraisy
menyusun pedoman pelayanan sistem tersebut masuk Islam. Maka turunlah surat
pendidikan inklusi di daerah. tersebut sebagai teguran Allah kepada
KAJIAN PUSTAKA RasulNya.
Sebagai dasar pengembangan Sistem Selanjutnya konsep hak azasi
Pendidikan Inklusi di sumatera Barat manusia yang tertuang dalam kitab suci
mengacu kepada akar budaya “Adat Alqur’an, dengan tidak membeda-bedakan
basandi sara, sara basandi Kitabullah” antara mereka yang cacat dengan yang
dengan melibatkan unsur-unsur tokoh normal dalam kehidupan sehari-hari. Surat
masyarakat yang tergabung dalam tiga An Nur (cahaya): ayat 61:
tungku sajarangan. Ninik Mamak, Cerdik “Tidak ada halangan bagi orang
Pandai, dan Alim Ulama buta, tidak (pula)bagi orang pincang,
Beberapa Surat dalam Al Qur’an tidak (pula) bagi orang sakit dan tidak
yang memberikan konsep dasar keyakinan (pula) bagi dirimu sendiri, makan
dalam pelaksanaan Sistem Pendidikan (bersama-sama mereka) di rumah
Inklusif: kamu sendiri atau di rumah bapak-
Dalam Alqur’an: Surat Abasa (Ia bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di
bermuka masam) rumah saudara-saudaramu....,
“ (1) Dia (Muhammad) bermuka Demikian Allah menjelaskan ayat-
masam dan berpaling, (2) karena telah
datang seorang buta kepaanya, (3)

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 5
Volume IX No.1 April 2009

ayat(Nya) bagimu, agar kamu Pendidikan inklusif di Indonesia


memahami,” mengacu kepada kebutuhan belajar untuk
semua (education for all), dengan suatu
Makna yang tersurat pada ayat fokus spesifik yang rentan terhadap
tersebut, bahwa Allah tidak membedakan marjinalisasi dan pemahaman. Prinsip
kondisi, keadaan dan kemampuan pendidikan inklusif pertama kali diadopsi
seseorang, yang Allah bedakan adalah pada konverensi dunia di Salamanca
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah tentang pendidikan kebtuhan khusus tahun
SWT. 1994:
Kadang kala rasa kawatir apabila Hildegun Olsen (2002:3)
menerima mereka yang lemah (cacat) di mengemuka-kan : “ Inclusive
sekolah reguler karena dianggap merugikan education means that schools should
ditinjau dari hakekeat duniawi, dengan accommodate all children regardless
alasan apabila sekolah normal menerima of physical, intelletual, social
anak cacat, maka peringkat sekolah akan emotional, linguistic or other
menjadi turun dan tidak populer. condition. This should include
Surat An Nisa, ayat 9: disabled and gifted children, street
“Dan hendaklah takkut kepada Allah and working children, children from
orang-orang yang seandainya rewmote or nomadic population,
meninggalkan di belakang mereka anak- children from linguistic, ethnic or
anak yang lemah, yang mereka khawatir cultural minorities and childen from
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh other disavantage or marginalised
sebab itu hendaklah mereka bertaqwa areas or group “ (The Salamca
kepada Allah da hendaklah mereka Statement and Framework for Action
mengucapkan perkataan yang benar” on Special Need Education, para. 3)
Dalam hal ini sistem pendidikan Pendidikan inklusif berarti sekolah
inklusif sudah tidak diragukan lagi untuk harus mengakomodasikan semua anak
dilaksanakan dan bagi personal yang tanpa memandang kondisi fisik, intelektual,
melaksanakannya dengan ikhlas tugas ini sosial, emosional, linguistik atau kodisi
akan menjadi ladang ibadah (Moch Sholeh, lainnya. Ini harus menckup anak-anak
2002) penyandang cacat dan berbakat, anak-anak

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 6
Volume IX No.1 April 2009

jalanan dan pekerja, anak yang berasal dari bagi anak cacat yang diselenggarakan
popolasi terpencil atau yang berpindah- bersama anak normal di lembaga
pindah, anak dari kelompok etnis minoritas, pendidikan umum dengan
linguistik atau buaya dan anak-anak dari menggunakan kurikulum yang
area atau kelompok yang kurang beruntung berlaku di lembaga pendidikan yang
atau termarjinalisasi. bersangkutan.
Inti pendidikan inklusif adalah hak Dalam Rancangan Peraturan
azasi manusia atas pendidikan yang Pemerintah tahun 2003, tentang
dituangkan pada Deklarasi Hak Azasi pendidikan khusus dan pendidikan layanan
manusia tahun 1949 yang sama pentingnya khusus (RPP-PK dan PLK) Bab I, pasal 1
adalah hak anak agar tidak ayat (7): Pendidikan Inklusi adalah
didiskriminasikan, hal ini dimuat dalam pendidikan reguler yang disesuaikan
artikel 2 Konvensi Hak Anak (PBB, 1989). dengan kebutuhan peserta didik.
Suatu konsekwensi logis dari hak ini adalah Tujuan pendidikan inklusif mengacu
bahwa semua anak mempunyai hak untuk kepada UU No 20, tahun 2003, Sisdiknas
menerima pendidikan yang tidak Pasal 1, ayat 1 : Pendidikan adalah usaha
didiskriminasikan dengan dasar kecacatan, sadar dan terencana untuk mewujudkan
etnis, agama, bahasa, jenis kelamin, suasana belajar dan proses pembelajaran
kemampuan dan lain lain. agar peserta didik secara aktif
Dokumen-dokumen tersebut meng- mengembangkan potensi pribadinya untuk
gambarkan konsensus masyarakat dunia memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
mengenai arah masa depan pendidikan bagi pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
individu yang membutuhkan layanan akhlak mulya dan keterampilan yang
khusus. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Acuan formal yang sudah ada di negara.
Indonesia adalah: Keputusan Menteri Sementara tujuan pendidikan bagi
Pendidikan dan Kebudayaan No. peserta didik berkebutuhan khusus yang
002/U/1968, tentang Pendidikan Terpadu tertuang dalam peraturan pemerintah tahun
bagi anak cacat, Bab I, pasal 1: 2003, tentang pendidikan khusus dan
(a) Pendidikan Terpadu ialah model pendidikan layanan khusus (RPP-PK dan
penyelenggaraan program pendidikan PLK) Bab II, pasal 2 : Tujuan Pendidikan :

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 7
Volume IX No.1 April 2009

Pendidikan bagi peserta didik (7) Pelaksanaan ketentuan


berkelainan bertujuan
sebagaimana dimaksud dalam
mengembangkan potensi pesertan
didik yang memiliki kelainan fisik, ayat (1) sampai dengan ayat (7)
emosional dan atau sosial agar
diatur oleh Menteri dan atau
menjadi menusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Pemerintah Daerah.
Esa, berakhlak mulya, sehat, berilmu,
cekap, kratif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokrasi serta Pendidikan inklusi merupakan proses
bertanggung jawab.
menciptakan lingkungan yang ramah
Pasal 12 Pendidikdn Terpadu dan
Inklusi : terhadap pembelajaran, dengan
(1) Pendidikan Terpadu dan Inklusi
memanfaatkan semua sumber yang ada
bertujuan memberi kesempatan
kepada peserta didik berkelainan untuk memberikan kesempatan belajar
untuk mengikuti pendidikan secara
dalam mempersiapkan mereka untuk dapat
terintegrasi melalui sistem
persekolahan reguler dalam rangka menjalani hpaidup dan kehidupan.
memenuhi tuntutan kebutuhan
Peranan sekolah dalam pendidikdn
pendidikan.
(2) Pendidikan Terpadu dan Inklusi inklusif. Agar inklusi menjadi kenyataan,
dapat diselenggarakan pada satuan
maka pendidikdn inklusif harus mempu
pendidikan dasar, menengah dan
tinggi. merubah dan menjamin semua pihak untuk
(3) Penyelengaraan Pendidikan
membuktikan keberasilan penyelenggaraan
Terpadu dan Inklusi dapat
melibatkan satu atau beberapa pendidikan. Maka tugas dan kewajiban
jenis peserta didik berkelainan
sekolah yang menyelenggarakan
sesuai dengan kemampuan
sekolah. pendidikan inklusi adalah, seperti yang
(4) Sekolah yang menyelenggarakan
dikemukakan Anupan Ahuya (2003) :
Pendidikan Terpadu dan Inklusi
perlu menyediakan tenaga serta 1.Mengubah sikap siswa, guru, orang
sarana dan prasarana khusus yang tua dan masyarakat
diperlukan peserta didik 2.Menjamin semua siswa mempunyai
berkelainan. akses terhadap pendidikan dan
(5) Peserta didik yang mengikuti mengikutinya secara rutin
Pendidikan Terpadu dan Inklusi 3.Menjamin semua siswa diberi
brhak mendapat penilaian secara kurikulum penuh yang relevan dan
khusus sesuai dengan kemampuan menantang
dan kebutuhan khusus peserta 4.Membuat rencana kelas untuk
didik yang bersangkutan seluruhny
(6) Pemerintah mengupayakan 5.Menjamin dukungan dan bantuan
insentif bagi sekolah yang yang tersedia (teman sebaya, guru,
menyelengarakan Pendidikan spesialis, orang tua dan masyarakat)
Terpadu dan Inklusi.

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 8
Volume IX No.1 April 2009

6.Menjamin semua siswa Kompetensi guru untuk pendidikan


menyelesaikan sekolah dan mereka
inklusif, mengacu kepada karakteristik
yang putus sekolah diberikan
kesempatan untuk meneruskan inklusi dengan anak yang berusia sama
sekolah.
menjadi anggo kelas yang sama, saling
7.Memperbaiki pencapaian dan
kesuksesan semua siswa pada semua tolong menolong dan berbagi pengalaman,
level
mereka mempunyai rasa memikili
8.Menjamin pelatihan aktif berbsis
sekolah penglaman keberhasilan, sehinggan mampu
9.Menggunakan metode yang pleksibel
mengembangkan sikap toleransi dan sikap
dan mengubah kelompok belajar
10. Menjamin terlaknanya pembelajaran empati.
yang aktif
Dalam kegiatan pembelajaran, guru
11. Menjamin adanya skspektasi yang
sebagai pasilitator dan motivator, sehingga
tinggi bagi semua siswa
dapat menyehkan tugas dan tanggung
Sekolah inklusif harus didasari oleh
jawab kepada anak itu sendiri dan
keyakinan bahwa semua anak dapat belajar,
mendorong terjadinya pembelajaran aktig
semua anak berbeda satu sama lain.
untuk semua anak.
Perbedaan yang terjadi harus dihargai,
Miriam D Skjorten (2003 :4)
dengan demikian dalam pembelajaran
mengemukakan beberapa hal yang harus
dilaksanakan melalui kerjasama guru,
diupayakan guru dalam pelaksnaan
orang tua dan masyarakat.
pendidikan inklusi ramah terhadap
Sementara menurut PP No.
pembalajaran:
002/U/1986 tentang Pendidikan Terpadu
1.Menunjukan perasaan positif,
bagi anak cacar, yang dimaksud anak cacat
tunjukkan bahwa anda menyayangi
pada Bab I, pasal 1 (b) sebagai berikut: semua anak
2.Menysuaikan dengn kondisi anak
Anak cacat ialah anak yang
dan ikuti keinginan mereka, bahas
mempunyai kelainan jasmani dan atau dengan anak terebut tentang hal-hal
yang berkaitan dengannya dan
rohani yang terdiri dari cacat netra,
upayakan untuk bisa berdialog
cacat rungu, cacat grahita , cacat dengan skspresi, pearasaan, teratur
dan suara yang ramah.
daksa, cacat laras dan oleh karenanya
3.Berikan pujian dan pengakuan dari
dapat mengganggu pertubuhan dan hal-hal yang bisa dilakukan anak,
bantu anak untuk memfokuskan
perkembangan baik jasmani, rohani
perhatiannya sehingga anda dapat
dan atau sosial sehingga tidak dapat bersama-sama berkembang di
dalam lingkungn sendiri.
mengikuti pendidikan dengan wajar.

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 9
Volume IX No.1 April 2009

4.Jelaskan secara logis dan prkatis 5. Menjediakan tempat yang sesuai


tentang pengalaman anak di dunia di kelas untuk anak berkebutuhan
luar dengan mengambarkan hal-hal khusus dan menjamin kondisi
yang dialami bersama-sama dan untuk mendengar dan melihat
tunjukkan perasaan dan antusias. dengan baik, sehingga guru bisa
5.Jabarkan dan jelaskan tentang hal- dengan mudah membantu mereka.
hal yang anda alami bersama-sama 6. Memelihara atmosfir tenang dan
anak, bantu anak untuk mengontrol bermanfaat dimana guru dan anak
sendiri dengan menetapkan batasan tidak terbebani atau stres.
dengan cara positif 7. Menjamin anak berkebutuhan
mengarahkannya, memberikan khusus untuk tidak diabaikan tapi
alternatif dan dengan merencanakan menjadi bagian integral kelas
berbagai hal secara bersama-sama. tersebut.
8. Suatu kelas yang berjalan secara
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kooperatif dengan tingkat
kompetensi yang sewajarnya
dalam menciptakan lingkungan inklusif
9. Menciptakan suatu atmosfir
yang ramah terhadap pembelajaran, dimana semua anak menawarkan
dan menerima bantuan satu sama
khususnya guru yang ramah dalam
lain. Anak yang berkebutuhan
pembelajaran “wellcoming teachers” dalam khusus juga memberi dan
menerima bantuan.
pelaksanaan pendidikan inklusif, seperti
10. Suatu komunikasi dimana semua
yang dikemukakan Hildegum Olsen (2002): anak berpartisipasi di kelas dan
memberikan kontribusi kepada
1. Menghargai anak tidak dilihat dari
mata pelajaran dengan
kecacatan atau kebutuhan
sewajarnya.
pendidikan khususnya, namun
11. Adanya peng pengakuan dari
dilihat dari kemampuan ata
perguruan tinggi/universitas
potensi yang bisa dikembangkan
bahwa beberapa anak yang
pada diri anak.
diharuskan melaksanakan
2. Persamaan yang ada pada siswa
sejumlah tugas dengan standar
lebih penting daripada perbedaan,
yang berbeda. Perbandingan
hinga menggunakan pendekatan
dengan anak lain tidak diberikan
pembelajaran dan pengajaran
standar terlalu tinggi
yang sesuai dengan kebutuhan
12. Menggunakan bermacam-macam
siswa.
metode termasuk seluruh
3. Memberikan kurikulum utama
pekerjaan kelas dan jenis kerja
termasuk sain dan sain terapan,
kelompok yang berbeda-beda
kelas-kelas praktik, matematika
13. Merespon dengan positif terhadap
dan bidang akademik lainnya
pembelajaran di kelas dan tidak
dengan membuat modifikasi yang
mengikuti bahan kurikulum secara
sederhana dan rendah biaya.
kaku.
4. Hak yang sama untuk anak
14. Menawarkan bantuan tambahan
berkebutuhan khusus dengan
jika diperlukan kepada tiap
tujuan konsist ensi karir, minat
individu dan kelompok kecil,
dan kemampuan
tetapi bantuan dibatasi hanya pada

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 10
Volume IX No.1 April 2009

perubahan terkecil dan dengan penyediaan bantuan guru pembimbing


cara yang tidak mengganggu dan
khusus.
menarik diri jika anak tidak
memerlukan bantuan. METODE PENELITIAN
15. Menemukan cara kreatif untuk
Lokasi Sekolah Dasar Negeri 03 Alai
menjamin semua anak ambil
bagian dalam semua aktifitas. Kecamatan Padang Utara, tepat dipinggir
16. Menawarkan pilihan-pilihan jika
jalan raya JI. Gaja Mada. Sekolah ini
diperlukan
17. Menawarkan berbagai pilihan jika adalah gabungan dari lima buah SD Negeri
diperlukan
termasuk SD Regrouping. Kondisi
18. Mengidentifikasi berbagai cara
untuk menganalisis dan mencatat gedungnya cukup representatif. Sekolah ini
kemajuan anak
dijadikan sekolah ujicoba Pendidikan
19. Merencanakan program bersama-
sama Inklusi di kota Padang, yang dilatar
20. Mengetahui kekuatan satu sama
belakangi dengan adanya SLB YPAC
lain
21. Bertindak sebagai moderator, Sumatera Barat yang menyelenggarakan
saling berkonsultasi dan
pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan
bernegoisasi
22. Membangun konsensus khusus, diantaranya ada dua anak dengan
23. Bergiliran ketika bekerja sama
gangguan penglihatan (tunanetra).
Jenis penelitian yang akan dilakukan
Kurikulum dalam pendidikan inklusif
adalah Deskriptif dengan pendekatan
hendaknya disesusikan dengan kebutuhan
Kualitatif, hal ini didukung oleh: Suharsimi
anak. Selama ini anak dipaksakan harus
Arikunto (1993:309) yang
mengikuti kurikulum. Oleh sebab itu
mengemukakan:”Penelitian deskriptif
sekolah hendaknya memberikan
merupakan penelitian yang dimaksudkan
kesempatan untuk menyesuaikan
untuk mengumpulkan informasi mengenai
kurikulum dengan anak yang memiliki
status sesuatu gejala yang ada, yaitu
berbagai kemampuan, bakan dan minat.
keadaan gejala yang menurut apa adanya
Bagi anak yang membutuhkan
pada saat penelitian dilakukan”.
layanan khusus disediakan dukungan
Penelitian kualitatif menurut
berkesinambungan yang berkisar dari
Rochman Natawidjaya (1995:57) adalah:
bantuan minimal di kelas reguler hingga
“Penelitian yang bermaksud
progam pelajaran tambahan di sekolah itu
menggambarkan atau menerapkan
dan bila diperlukan diperluan dengan
fenomena sebagaimana adanya dengan

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 11
Volume IX No.1 April 2009

menggunakan klasifikasi untuk menata terhadap tujuan penelitian yang


fenomena tersebut dalam suatu keseluruhan dilaksanakan. Dalam hal ini Suharsimi
yang bermakna”. Arikunto (1993) mengemukakan bahwa
Subyek dalam penelitian ini adalah analisis data merupakan proses menyeleksi,
personal yang ada di lingkungan SD Negeri menyederhanakan, memfokuskam,
03 Alai yang meliputi: Kepala sekolah, mengabstraksikan, mengorganisasikan data
guru kelas, guru pembimbing khusus, guru secara sistematis dan rasional untuk
bidang studi, orang tua, anak tunanetra menampilan bahan-bahan yang dapat
yang mengikuti pendidikan inklusi, tenaga digunakan dalam menyusun jawaban
tata usaha, kepala cabang dinas pendidikan, terhadap tujuan penelitian.
dan pihak-pihak lain yang terkait dengan Keabsahan data yang akan dihasilkan
pelaksanaan Pendidikan Inklusi di ditempuh dengan beberapa langkah seperti
lingkungan SD Negeri 03 Alai Padang. dikemukakan oleh Lexi. J. Moleong (1998),
Teknik pengumpulan data dilakukan bahwa keabsahan data yang diperoleh dari
dengan wawancara untuk mengumpulkan lapangan diperiksa melalui kriteria dan
data penelitian ini Moh. Nazir (1983) teknik tertentu. Maka dalam menetapkan
mengemukakan bahwa” Wawancara keabsahan data diperlukan teknik
merupakan proses memperoleh keterangan pemeriksaan data. Lexi Moleong
dengan cara tanya jawab sambil bertatap (1998:178).
muka antara sipenanya dengan PEMBAHASAN
menggunakan pedoman wawancara. Pembahasan hasil penelitian
Menurut Imron Arifin (1996:69) didasarkan atas pertanyaan yang
bahwa Observasi adalah suatu upaya dikemukakan dalam penelitian adalah
pengamatan baik langsung maupun tidak sebagai berikut :
langsung dengan tujuan memperoleh 1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan
konstruksi yang terjadi sekarang tentang inklusi di SD Negeri 03 Alai Padang?
orang, kejadian, aktifitas organisasi, 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi
perasaan, mnotivasi, pengakuan, kerisauan oleh SD Negeri 03 dalam pelaksanaan
dan sebagainya”. pendidikan inklusi?
Teknik analisis data mengacu kepada 3. Usaha-usaha apakah yang telah
tujuan penelitian yaitu menyusun jawaban dilakukan oleh SD Negeri 03 dalam

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 12
Volume IX No.1 April 2009

mengatasi kendala dalam pelaksanaan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut,


pendidikan inklusi? maka sekolah tersebut dalam
Dari deskripsi hasil penelitian pelaksanaannya menyelenggarakan
tersebut, selanjutnya secara berurutan akan pendidikan terpadu, belum
dibahas. Adapun pembahasan tersebut menyelenggarakan pendidikan inklusi
adalah sebagai berikut: sesuai dengan konsep yang ada. Pihak
Bahwa pendidikan inklusi berarti sekloah sekolah belum mempunyai pedoman atau
harus mengakomodasikan semua anak petunjuk pelaksanaan sistem pendidikan
tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, inklusi secara formal.
sosial, emosional, linguistik atau kondisi Tujuan pendidikan inklusi yang
lainnya.(Tarmansyah, 2003). tercantum dalam RPP.Pasal 12. Antara lain:
Di SD Negeri 03 Alai Padang sampai (1) pendidikan Terpadu dan Inklusi
saat ini baru satu jenis gangguan yang bertujuan memberi kesempatan kepada
diterima yaitu gangguan penglihatan peserta didik berkelainan untuk mengikuti
sebanyak dua orang. Sementara pihak pendidik secara terintegrasi melalui sistem
sekolah belum berupaya untuk menerima persekolahan reguler dalam rangka
anak dengan gangguan lainnya. memenuhi tuntutan kebutuhan pendidikan.
Kepmen No 002/U/1968 tentang (4) Sekolah yang menyelenggarakan
pendidikan terpadu bagi anak cacat. Bab 1 pendidikan inklusi perlu menyediakan
Pasal 1 : Pendidikan terpadu ialah model tenaga serta sarana dan prasarana khusus
penyelenggaraan pendidikan program yang diperlukan peserta didik berkelainan.
pendidikan bagi anak cacat yang Untuk peserta didik berkelainan yang
diselenggarakan bersama anak normal di mengikuti pendidikan di SD Negeri 03,
lembaga pendidikan umum dengan Tenaga yang disediakan adalah guru
menggunakan kurikulum yang berlaku di pembimbing khusus, permasalahannya guru
lembaga pendidikan yang bersangutan. tersebut berletar belakang pendidikan
Berdasarkan hal tersebut di atas, tunarungu, sehingga tidak memiliki
maka SD Negeri 03 Alai Padang dalam keterampilan dalam penanganan anak
kegiatannya memberikan layanan tunananetra, namun sudah berusaha
pendidikan kepada anak dengan gangguan mempelajari braille dan orientasi mobilitas,
penglihatan, dengan mengacu kepada selanjutnya pihak sekolah belum

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 13
Volume IX No.1 April 2009

menyediakan sarana, prasarana khusus, dan lingkungannya, merencanakan program


baik untuk kegiatan belajar mengajar, bersama-sama ( Miriam. D, 2002)
maupun untuk latiahn orientasi mobilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Namun sebuah ruangan khusus sudah kurikulum yang digunakan guru adalah
disediakan untuk memberikan layanan kurikulum reguler, guru masih belum
individual. memahami cara mengasesmen kemampuan
Kompetensi guru yang terlibat dalam anak dengan gangguan penglihatan,
sistem pendidikan inklusi, seperti adengan kurikulum belum domodifikasi oleh guru
kebutuhan anak, memberikan pujian dan sesuai dengan kebutuhan anak, demikian
pengakuan kepada anak, memberikan juga metode yang digunakan guru dalam
kesempatan kepada anak untuk mengajar sifatnya masih klasikal, belum
menyampaikan perasaan, tidak semua anak memberikan layanan individual.
terlibat, persamaan hak sesuai dengan Menurut Heldegum Olesn (2003) ;
kebutuhan. Bagi anak yang membutuhkan layanan
Dalam hal ini berdasarkan deskripsi pendidikan khusus disediakan dukungan
hasil penelitian menunjukkan guru-guru, yang berkesinambungan berupa bantuan
baik guru kelas maupun guru pembimbing minimal di kelas reguler. Untuk
khusus belum mencerminkan suasana guru pembelajaran diberikan secara individual
yang ramah (wellcoming school), mereka sesuai dengan kebutuhannya.
belum mendapatkan sosialisasi dan Anak tunanetra yang mengikuti
pelatihan tentang bagaimana menjadi guru pendidikan di sekolah tersebut, tidak
yang ramah. mendapatkan layanan latihan menulis
Menyediakan tempat yang sesuai di braille dan latihan orientasi mobilitas. Guru
kelas untuk anak berkebutuhan khusus dan pembimbing khusus yang ada tidak
menjamin kondisi anak mamapu menerima mempunyai keterampilan tersebut, karena
informasi dari guru. Menciptakan suatu latar belakang pendidikanya spesislisasi
atmosfir dimana semua anak menawarkan tunarungu.
dan menerima bantuan satu sama lain. Kaitannya dengan keberhasilan
Menggunakan berbagai macam metode manajemen Sekolah menurut Siagian
pendekatan sesuai dengan kebutuhan anak (1987 : 2) Kemampuan dan kemahiran
seorang pejabat pimpinan pengambil

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 14
Volume IX No.1 April 2009

keputusan yang rasional, logis, realstik dan d. Pengetahuan tentang apa yang harus
prgmatis merupakan salah satu tolok ukur dipertimbangkan ketika mebuat
utama dalam mengukur keberhasilan. penyesuaian.
Keberhasilan yang diperoleh sekolah belum e. Pengatahuan bagaimana kondisi
optimal, antara lain belum adanya aturan khusus dan kecacatan dapat
formal yang dijadikan dasar dalam mempengaruhi belajar
pelaksanaan pendidikan inklusif. f. Pengetahuan tentang pentingnya
SIMPULAN DAN SARAN melakukan penyesuaian lingkungan
Pelaksanaan pendidikan inklusif di pengetahuan yang diperoleh dari
SD Negeri 03 Alai Padang, masih belum hasil penelitian
terlaksanan dengan baik, yaitu; masih g. Kondisi lingkungan dan budaya
dalam bentuk sistem pendidikan terpadu. setempat
Kendala yarng dihadapi oleh warga sekolah 2. Kompetensi Guru
maupun pihak birokrasi, yaitu; belum a. Memahami visi, misi dan tujuan
adanya acuan formal tentang pelaksanaan pendidikan inklusif
pendidikan inklusif. Usaha warga sekolah b. Memahami dan terampil menenali
dan pihak birokrasi sudah ada yaitu; karakteristik anak
mengadakan guru pembimbing khusus di c. Mampu dan terampil
sekolah, mengikuti kegiatan sosialisasi melaksanakan asesmen, diagnosis
pendidikan inklusif. dan evaluasi bidang pendidikan
1. Adaptasi Kurikulum : dan pengajaran
Untuk mengadaptasi kurikulum antara d. Memahami, menguasai isi materi,
lain didasarkan pada: dan terampil praktek mengajar
a. Kebutuhan siswa secara individual. e. Memahami dan terampil
b. Pengetahuan tentang teori belajar menyusun perencanaan dan
secara umum. pengelolan pambelajaran
c. Pengetahuan tentang perlunya f. Terampil dalam pengelolaan
interaksi dan komunikasi untuk perilaku dan interaksi sosial siswa
pembelajaran. g. Mampu mengadakan komunikasi
dan kemitraan kolaborasi
3. Peranan Orangtua

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 15
Volume IX No.1 April 2009

a. Memberikan kesadaran kepada Asmar, Ali. 1998. Tugas Pokok dan Fungsi
Kepala Sekolah, Padang : Proyek
orang tua akan efek positif,
SMU Kanwil Depdikbud Sumatera
tentang bantuan yang diberikan Barat
orang tua di rumah, sehingga
Depdikbud. 1996. Petunjuk Administrasi
tidak ada perbedaan antara rumah SMU, Jakarta : Dirjen PDM
dan sekolah
Depdiknas. 2003. Undung-Undang Sistem
b. Bahwa apa yang dilakukan orang Pendidikan Nasional, Jakarta :
Depdiknas
tua berperan penting dalam
pembelajaran dan perkembangan Depdiknas. 2004. Rancangan Peraturan
Pemerintah PKKh dan PLH, Jakarta:
anak di rumah dan di sekolah
Depdiknas
c. Mengundang orang tua untuk
Hildegum Olsen. 2003. Pendidikan Inklusif
berdiskusi dan berpartisipasi
suatu Strategi manuju Pendidikan
tentang pekerjaan di sekolah, untuk Semua (Materi Lokakarya)
Mataram : Direktorat PSLB
pekerjaan rumah, dan cara yang
dapat dilakukan orang tua, Imron Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif
dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan
sehingga relevan dengan
Keagamaan, Malang : Kalimahat
kehidupan sehari-hari. Press
d. Membantu orang tua untuk
Lexi. J. Moleong. 1988. Metodologi
melihat cara anak berinteraksi Penelitian Kualitatif, Bandung :
Remaja Rosda Karya
dengan lingkungan akan
mempengaruhi perkembangan Miriam.D. Skjorten. 2002. Peran
Universitas dalam Mempromosikan
sosial dan akademik.
Pendidikan Untuk Semua dalam
e. Mengembangkan wawasan guru Laingkungan yang Akrab dan
Inklusif, Mataram : Direktorat PSLB
dan sekolah tentang kehidupan
anak sehari-hari, mengurangi Moh. Natsir. 1983. Metodologi Penelitian,
Jakarta : Ghalia Indonesia
masalah psikologis, sehingga
kerjasama orang tua, guru agar Moch Soleh. 2002. Proses Menciptakan
Pendidikan Inklusif dan Lingkungan
pengalaman anak terintegrasi
Pembelajaran yang Akrab di Sekolah
secara bermakna. Dasar, Mataram : Direktorat PSLB

Rochman Natawidjaya. 1995. Penelitian


DAFTAR PUSTAKAN Bagi Guru PLB, Jakarta: Depdikbud

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 16
Volume IX No.1 April 2009

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur


Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Siagian. 1997. Teori dan Praktik


Pengabilan Keputusan, Jakarta : CV
Haji Masagung

Tarmansyah. 2003. Penyiapan Tenaga


Kependidikan dalam Kerangka
Pendidikan Inklusif, Surabaya :
Makalah Temu Ilmiah Nasional

...................2003. Pendidikan Inklusif di


Sumatera Barat, Padang: Depdiknas Prop
Sumbar

PEDAGOGI. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

You might also like