Professional Documents
Culture Documents
Muhamad Mahmud
SDN Ujung Piring Bngkalan
Abstrack
Abstrak
6
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
1. Pendahuluan
7
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Belajar akan lebih bermakna jika anak bisa mengalami tentang apa yang
dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target
penguasaan materi terbukti hanya berhasil dalam kompetisi mengingat jangka
pendek, tetapi gagal dalam membekali anak untuk memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. Untuk mengubah hal demikian pembelajaran yang
tepat adalah Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual atau
biasa disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL). Wina Sanjaya
dalam bukunya Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi menjelaskan bahwa : Pembelajaran Kontekstual adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu
diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna, karena
siwa mengalaminya sendiri apa yang dipelajarinya.(Wina Sanjaya, 2006 : 109)
Kondisi riil yang terjadi di UPTD SDN Ujung Piring, belum semua guru
sepenuhnya dapat menerapkan model pembelajaran kontekstual lebih dari 50%
guru-guru mengajar secara konvensional. Pembelajaran berorientasi pada materi
dan bahkan Sangat sering dijumpai siswa diberi tugas untuk mencatat ke papan
tulis yang dipandu oleh siswa yang lain. Kondisi yang demikian jelas akan
merugikan siswa alokasi waktu banyak dihabiskan untuk menulis di papan tulis
tanpa ada kebebasan bagi siswa untuk berkreativitas. Masih jarang guru yang
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata atau lingkungan siswa.
Padahal pembelajaran yang mengaitkan dengan lingkungan anak atau siswa secara
alamiah akan meningkatkan kebermaknaan pembelajaran bagi siswa.
Belum lagi ketika siswa harusmenguasai materi yang nota bene bersandar
pada hafalan, maka tingkatan berfikir yang digunakan tentunya berfikir tingkat
rendah. Tuntutan di abad 21 dengan kebijakan pemerintah agar siswa harus dilatih
untuk dapat menerapkan ketrampilan berfikir tingkat tinggi atau yang dikenal
dengan Higher Order Thinking Skills. Dalam kondisi yang demikian selaku
kepala sekolah bermaksud untuk melakukan pembinaan kepada guru agar dapat
menerapkan pembelajaran HOTS yang kontekstual dengan cara melakukan
pendampingan dalam pembelajaran.
II Metode Penelitian
8
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Persiapan Penelitian
A. Siklus Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan oleh karenanya dalam
pelaksanaannya menggunakan model silkus bukan hanya sekedar mengumpulkan
data lalu dianalisa kemudian disimpulkan. Dalam penelitian ini Kepala Sekolah
bertindak sebagai peneliti sekaligus observer dan guru yang ditunjuk sebagai
kolaborator.
Pada setiap siklus dilakukan empat tahapan yakni (1) Tahap Perencanaan,
(2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Pengamatan, (4) Tahap Refleksi . Sebelum
diadakan perencanaan peneliti melakukan refleksi awal untuk mengidenfikasi
masalah, memilih, dan memilah masalah. Permasalahan yang berupa kekurang
mampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran maupun dalam
menerapkan pembelajaran kontekstual dibahas, dipelajari, dan dicermati oleh
peneliti untuk dapat menemukan penyebabnya.
9
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
10
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
E. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan ini dilaksanakan selama tiga bulan Kriteria
F. Keberhasilan Penelitian
a. Siklus Pertama
Pada siklus pertama ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan yang
dijelaskan pada bab III metode penelitian yakni dilakukan melalui empat tahap.
1. Perencanaan Tindakan.
Hasil pengamatan secara rinci dalam bentuk tabel bisa dilihat pada
lampiran laporan penelitian ini. Dalam penelitian ini ada dua hal yang dinilai
yakni rencana pembelajaran yang disusun guru dan pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru. Tabel 4.1 di bawah ini merupakan hasil rekapitulasi
penilaian rencana pembelajaran pada Siklus I.
Tabel 4.1
Berdasar tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa masíh ada 5 orang guru yang
belum mencapai nilai ketuntasan/ keberhasilan artinya 62,50% guru belum
mencapai keberhasilan dan yang mendapatkan nilai sama atau diatas 28 sebanyak
3 orang atau taraf keberhasilannya mencapai 37,50%.
11
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Tabel 4.2
Jumlah Dalam
No Rentang Nilai Keterangan
Guru Persen
4. Refleksi.
Pada kegiatan refleksi dibahas tentang kekurangan pada siklus petama baik
yang dilakukan guru maupun yang dilakukan pengawas dalam melakukan
supervisi. Pada refleksi ini ditemukan solusi untuk menyelesaikan masalah
sebagai berikut:Perlu perbaikan dalam membuat kerangka rencana
pembelajaran;Perlu perbaikan dalam membuat langkah-langkah
pembelajaran;Perlu perbaikan dalam mengefektifkan penggunaan media.
12
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
b. Siklus Kedua
Pada siklus kedua ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan yang
dilakukan pada siklus pertama yakni mencakup perencanaan tindakan,pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi,. Peneliti menilai, baik rencana pembelajaran
maupun pelaksanaan pembelajarannya dengan menggunakan instrumen yang
sama dengan isntrmen yang digunakan pada siklus pertama, yakni instrumen
penilaian rencana pembelajaran (IPKG 1) dan instrumen tentang pelaksanaan
pembelajaran (IPKG 2).
Hasil pengamatan secara rinci dalam bentuk tabel bisa dilihat pada
lampiran laporan penelitian, sedangkan rekap hasil penelitian tindakan pada siklus
kedua dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.3
Berdasar tabel tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada seorang gurupun
yang mencapai nilai di bawah 28, artinya semua guru telah mencapai nilai 28
keatas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan dalam
penyusunan Rencana Pembelajaran pada siklus kedua adalah 100%.
Tabel 4.4.
Jumlah Dalam
No Rentang Nilai Keterangan
Guru Persen
13
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Tabel 4.5
JUMLAH GURU
NO RENTANG NILAI KETERANGAN
SIKLUS I SIKLUS II
1 Rencanaan Pembelajaran
2 a. Kurang dari 80
b. Sama atau lebih dari 80
2 0 Belum berhasil
6 8 Tuntas
14
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
100
50 RPP
PEMBEL.
0
SIKLUS 1
Berdasarkan perbandingan nilai pada tabel 4.5 dan gambar 4.1 grafik
persentase keberhasilan persiklus tersebut di atas dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:Pada siklus pertama masih terdapat 6 orang guru yang hasil/nilai
penyusunan rencana pembelajarannya kurang 28, artinya terdapat 6 orang guru
belum mencapai nilai minimal keberhasilan dalam menyusun rencana
pembelajaran. Sedangkan pada siklus kedua semua guru hasil/nilai penyusunan
rencana pembelajarannya lebih besar atau sama dengan 28, artinya semua guru
telah tuntas atau berhasil dalam menyusun rencana pembelajaran. b. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pendampingan pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. c.
Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama masih terdapat 3
guru yang mendapatkan hasil kurang dari 80, artinya terdapat 3 orang guru belum
mencapai nilai minimal keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan pada siklus kedua terdapat satu orang guru yang mendapatkan hasil
dibawah 80, artinya tidak ada seorang gurupun yang belum mencapai nilai
minimal keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran . d.Prosentase
keberhasilan rencana pembelajaran pada siklus kedua mencapai 100 % dan
prosentase keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua mencapai
100 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru telah mencapai kriteria
keberhasilan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Hots yang
kontekstual.
IV Kesimpulan
15
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” Halaman 06-16
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
DAFTAR RUJUKAN
16