You are on page 1of 9

Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No.

2086-9681

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK


MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENJASKES DI KELAS X-1 SMA NEGERI 12 MEDAN T.A 2012/2013

Oleh :

Drs. Arbin Karo-Karo*)


*)
Guru Mata Pelajaran Penjaskes SMA Negeri 12 Medan

Abstract

This study directly apply learning model as an effort to increase the activity of playing basketball and
middle distance running class X-1 SMA Negeri 12 North Sumatera. The application of the model of
action research carried out in two cycles with two meetings (KBM) in each cycle. So the data in this
study is the result of student learning and the learning activity after applying the direct instructional
model. With the research subjects were all students of class X-1 SMA Negeri 12 Medan, Academic
Year 2012/2013, amounting to 46 students.
Data obtained from tests of learning outcomes of each end of the cycle and the data obtained from
observations of student activity for each cycle. The results showed; 1). (A). Student activity data
observed in Cycle I such as observers demonstrated (29%), asking fellow friends (27%), ask the
teacher (18%), and are not relevant to teaching (27%). (B). Student activity data observed in Cycle II
such as demonstrated (51%), asking fellow friends (32%), ask the teacher (13%), and are not relevant
to teaching (5%). Can be concluded that increasing student activity in each cycle. Can be concluded
that increasing student activity in each cycle; 2). Learning with direct instructional model has a
positive impact in improving student achievement is marked by an increase in mastery learning
students in each cycle, i.e. the first cycle (54%) experienced an increase until thoroughly classical in
Cycle II (89%).

Keywords: Learning activities, Models Direct Learning, Learning Outcome


I. Pendahuluan
terarah serta terprogram, sehingga tujuan
Sumber daya alam yang banyak dan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai.
melimpah pada suatu negara belum merupakan Salah satu pendukung utama tercapainya
jaminan bahwa negara tersebut akan makmur, tujuan pendidikan adalah suasana kelas yang
bila pendidikan sumber daya manusianya baik dalam arti seluas-luasnya. Di kelaslah
ditelantarkan. Suatu negara yang mempunyai segala aspek pengajaran bertemu dan
sumber daya alam yang banyak, bila tidak berproses, sehingga diharapkan di kelas akan
ditangani oleh sumber daya manusia yang terwujud suasana belajar mengajar yang efektif
berkualitas, pada suatu saat pasti akan dan menyenangkan serta dapat memotivasi
mengalami kekecewaan. siswa untuk belajar dengan baik sesuai
Upaya meningkatkan kualitas sumber kemampuan.
daya manusia merupakan tugas besar dan Berbagai cara digunakan untuk
berjangka waktu yang panjang karena meningkatkan mutu lembaga pendidikannya
masalahnya menyangkut pendidikan bangsa. dari Kurikulum sampai ke hal yang
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia menyangkut tata tertib sekolahnya, dari kelas
harus melalui proses pendidikan yang baik dan yang dilaksanakan di lingkup ruangan yang
dibatasi tembok sampai kelas yang dilakukan

1
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 206-9681

di alam terbuka, semua demi meningkatkan Faktor-faktor yang berpengaruh di


mutu pendidikan maupun menarik perhatian antaranya pendekatan pembelajaran, metode,
calon peserta didik. media, atau sumber pembelajaran. Jika kondisi
Begitu juga dengan mata pelajaran pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, larut, bukan tidak mungkin kemampuan
tidak hanya identik dengan mata pelajaran lari- aktifitas jasmani dikalangan siswa akan terus
lari atau mengeluarkan tenaga saja tetapi sudah berada pada tataran yang rendah. Para siswa
saatnya Pendidikan jasmani harus sejajar akan terus-menerus mengalami kesulitan
dengan mata pelajaran yang lain. Dalam hal dalam mengekspresikan kemampuan
ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut menimang bola. Begitu juga dengan KBM di
untuk lebih kreatif dalam mengemas paket SMA Negeri 12 Medan siswa kurang aktif
mata pelajaran pendidikan jasmani, termasuk dalam bergerak khususnya saat mengikuti mata
berusaha untuk memberdayakan dan pelajaran olahraga pokok bahasan permainan
mengoptimalkan penggunaan sarana dan bola basket. Dengan berbagai alasan
prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan khususnya siswa perempuan yang sangat malas
jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan bergerak, alasannya kalau berkeringat nanti
sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang bau. Dan untuk itu perlu solusi yang tepat,
sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang salah satunya dengan cara memodifikasi
semenarik mungkin, sehingga anak didik akan alatnya, sehingga upaya untuk mengatasi
merasa senang mengikuti pelajaran penjas permasalahan dalam pencapaian hasil belajar
yang diberikan. bola basket tersebut mudah-mudahan dapat
Banyak hal-hal sederhana yang dapat teratasi. Maka perlu dikaji dan diteliti lebih
dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk mendalam baik secara teoritik maupun praktik
kelancaran jalannya pendidikan jasmani, melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai
diantaranya dengan menggunakan model subyek yang akan diteliti dalam penelitian ini
pembelajaran Langsung. Dengan model adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 12 Medan
pembelajaran Langsung ini dimaksudkan agar Tahun Ajaran 2012/2013.
materi yang ada dalam kurikulum dapat Guna mewujudkan harapan yang
disajikan sesuai dengan tahap-tahap diinginkan oleh peneliti seperti di atas maka
perkembangan kognitif, afektif dan peneliti menerapkan model pembelajaran aktif
psikomotorik anak. Proses pendidikan dapat dengan menggunakan teknik pembelajaran
berjalan dan berhasil dengan baik seperti yang kelompok besar dan pembelajaran kelompok
diharapkan juga ditentukan oleh banyak faktor kecil. Setelah mendemonstrasikan langsung
baik internal maupun eksternal yang harus langkah-langkah bermain basket. Peneliti ingin
didukung oleh semua pihak baik sekolah, membagi siswa kedalam kelompok kecil
pemerintah, maupun masyarakat, terutama dengan membagi siswa yang heterogenitas
dalam penyampaian materi yang diberikan kemampuannya dalam berolahraga menjadi
oleh pendidik terhadap anak didiknya dengan beberapa kelompok agar siswa dapat belajar
baik. Sesuai dengan hal tersebut bahwa bersama dan melatih keterampilan mereka
seorang pendidik (guru) setidaknya harus dalam berolahraga khususnya dalam bermain
menggunakan suatu model pembelajaran basket.
pendidikan jasmani yang tepat agar peserta Salah satu model yang dapat diterapkan
didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dalam upaya penguasaan keterampilan
dengan tingkat karakteristiknya. olahraga adalah model pembelajaran langsung
Kenyataan di lapangan, saat pembelajaran agar siswa dapat melihat langsung langkah-
pendidikan jasmani masih saja ditemui langkah bermain basket dan lari jarang
kegiatan belajar mengajar yang hasil menengah yang benar yang diperagakan
pembelajarannya kurang maksimal. Paling langsung oleh peneliti selaku guru bidang studi
tidak ada dua macam faktor yang yang kemudian dipelajari secara seksama oleh
menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam bentuk berkelompok.
siswa yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Model Pengajaran langsung adalah salah
Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya satu pendekatan mengajar yang dirancang
pengaruh lingkungan dan faktor internal khusus untuk menunjang proses belajar siswa

2
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681

yang berakitan dengan pengetahuan deklaratif pembelajaran langsung yakni diantaranya


dan pengetahuan prosedur yang terstruktur training model, active teaching model, mastery
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola teaching, and explicit instructions.
kegiatan yang bertahap, selangkah demi Pembelajaran langsung diharapkan dapat
selangkah (Arends, 1997). Istilah lain yang meningkatkan keterampilan siswa dalam
biasa dipakai untuk menyebutkan model pembelajaran Penjaskes. Karena tiga dari lima
pembelajaran langsung yakni diantaranya tahap dalam pembelajaran ini adalah aktivitas
training model, active teaching model, mastery praktik yang jelas melibatkan siswa untuk aktif
teaching, and explicit instructions. secara langsung. Dengan pembelajaran
Oleh karena itu penulis melakukan langsung diharapkan pula keterampilan siwa
penelitian berjudul Penerapan Model dalam berolahraga akan meningkat, baik
Pembelajaran Langsung Untuk keterampilan kognitif, afektif, dan
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada psikomotorik.
Mata Pelajaran Penjaskes Di Kelas X-1
SMA Negeri 12 Medan T.A 2012/2013. Tahapan Pembelajaran Langsung
Untuk memperjelas masalah yang akan Langkah-langkah atau tahapan
dibahas, maka yang menjadi rumusan-rumusan pembelajaran langsung menurut Joyce, dkk
dalam penelitian ini adalah: (2009:427) terdiri atas lima tahap aktivitas,
1. Apakah aktivitas belajar penjaskes siswa yakni, orientasi, presentasi, praktik yang
meningkat dengan menerapkan model terstruktur, praktik di bawah bimbingan dan
pembelajaran langsung di kelas X-1 SMA praktik mandiri. Lebih lanjut Joyce, dkk
Negeri 12 Medan? menambahkan, penerapan model ini harus
2. Apakah kemampuan bermain bola basket didahului dengan memastikan bahwa siswa
siswa meningkat (Hasil belajar siswa) memiliki pengetahuan dan skill yang cukup
dengan penerapan model pembelajaran untuk menapaki proses pembelajaran baru
langsung di kelas X -1 SMA Negeri 12 terutama saat menapaki level praktik.
Medan? a. Tahap-1 : Orientasi
Setelah menetapkan rumusan masalah di Pada tahap awal ini, kerangka kerja
atas maka, dapat ditentukan tujuan pembelajaran dibangun. Selama tahap ini guru
penelitian ini, antaralain: menyampaikan harapan dan keinginannya,
1. Mengetahui apakah aktivitas belajar menentukan tugas-tugas yang ada dalam
penjaskes siswa meningkat dengan pembelajaran, dan menentukan tanggung
penerapan model pembelajaran langsung di jawab siswa. Ada tiga langkah yang sangat
kelas X-1 SMA Negeri 12 Medan. penting agar tahap ini berhasil, yakni:
2. Mengetahui apakah kemampuan bermain (1) guru memaparkan maksud dari pelajaran
bola basket siswa meningkat (Hasil belajar dan tingkat-tingkat performa dalam praktik; (2)
siswa) dengan penerapan model guru menggambarkan isi pelajaran dan
pembelajaran langsung di kelas X-1 SMA hubungannya dengan pengetahuan atau
Negeri 12 Medan. pengalaman sebelumnya; (3) guru
. mendiskusikan prosedur-prosedur
II. Kajian Pustaka pembelajaran, yakni bagian yang berbeda
antara pelajaran dan tanggung jawab siswa
Model Pembelajaran Langsung (Direct selama aktivitas-aktivitas ini berlangsung.
Instruction) (Joyce, dkk, 2009: 428).
Model Pengajaran langsung adalah salah b. Tahap-2 : Presentasi
satu pendekatan mengajar yang dirancang Presentasi yang dimaksud adalah
khusus untuk menunjang proses belajar siswa presentasi oleh guru kepada siswa, yakni guru
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif menjelaskan konsep atau kecakapan baru dan
dan pengetahuan prosedural yang terstruktur memberikan pemeragaan serta contoh. Dalam
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola melakukan presentasi guru harus menganalisis
kegiatan yang bertahap, selangkah demi keterampilan yang kompleks menjadi
selangkah (Arends, 1997). Istilah lain yang keterampilan yang lebih sederhana dan
biasa dipakai untuk menyebutkan model

3
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 206-9681

dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil dan sowasono (2003) dalam Wena (2009:179)
selangkah demi selangkah. menyatakan:
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan Dalam kegiatan praktikum siswa dapat
dalam penyampaian informasi atau presentasi berlatih lebih banyak tentang keterampilan
menurut Joyce, dkk (2009:428) yaitu: laboratorium, berlatih semua komponen proses
Jika materi yang ada merupakan konsep sains yaitu mulai dari mengamati (observasi),
baru, maka guru harus mendiskusikan mengukur, mengendalikan variable,
karakteristik-karakteristik dari konsep tersebut, menggolongkan, membuat grafik,
aturan pendefinisian dan beberapa contoh. Jika menyimpulkan, memprediksi, dan
materinya merupakan kecakapan baru, maka mengomunikasikan.
hal yang harus disampaikan guru adalah Pada tahap ini perangkat penuntun
langkah-langkah untuk memiliki kecakapan pembelajaran praktikum seperti LKS mulai
tersebut dengan menyajikan contoh disetiap digunakan, namun penjelasan tentang langkah-
langkahnya. langkah kegiatan praktikum masih diberikan
Pada banyak kasus, akan sangat oleh guru dimana siswa tetap mengamati
memebantu jika guru dalam menyampaikan contoh praktik yang diberikan guru dan
materi maupun kecakapan baru menggunakan merespon dengan melakukan apa yang
visualisasi dari konsep maupun kecakapan dilakukan guru. Pada tahap ini adalah penting
yang dimaksud selain hanya melakukan bahwa instruksi langkah kerja diberikan oleh
penyampaian secara lisan. Penyampaian visual guru mengingat siswa baru mulai menapaki
yang dimaksud adalah berupa demonstrasi kegiatan praktikum sehingga tindakan
tentang konsep maupun kecakapan yang preventif untuk menjamin praktikum berjalan
diharapkan akan dicapai siswa. Selain itu, aman dan lancar. Ini akan mengurangi resiko
demonstrasi juga akan memberikan kecelakaan praktikum baik manusia maupun
pengetahuan awal representasi visual sebagai peralatan.
referensi dalam awal pembelajaran. Pengujian penguasaan siswa terhadap
Pengajaran langsung sendiri berpegang kecakapan baru dari praktikum dapat
teguh pada asumsi bahwa sebagian besar dilakukan oleh guru dengan melihat respon
pengetahuan yang dipelajari berasal dari siswa. Selanjutnya guru dapat melakukan
pengamatan terhadap orang lain. Tingkah laku respon balik dan memberikan pengutan atau
orang lain yang baik maupun yang buruk pembenahan pada performa yang diberikan
merupakan acuan siswa, sehingga perlu diingat siswa. Joyce, dkk (2009:428) menyatakan
bahwa belajar melalui pemodelan dapat bahwa peran guru dalam tahap ini adalah
mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang member respon balik terhadap respon siswa,
kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena baik untuk menguatkan respon yang sudah
itu, agar dapat mendemonstrasikan suatu tepat maupun untuk memperbaiki kesalahan
keterampilan atau konsep dengan berhasil, dan mengarahkan siswa pada performa praktik
guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau yang tepat.
keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan d. Tahap-4 : Praktik di bawah bimbingan guru
berlatih melakukan demonstrasi untuk Salah satu tahap penting dalam pengajaran
menguasai komponen-komponennya. langsung adalah cara guru mempersiapkan dan
Untuk memastikan siswa dapat menapaki melaksanakan praktikum terbimbing.
proses berikutnya yakni praktikum, maka guru Keterlibatan siswa secara aktif dalam
harus menguji apakah siswa telah memahami praktikum dapat meningkatkan retensi,
konsep atau menguasai kecakapan yang membuat belajar berlangsung dengan lancar,
diberikan dalam pembelajaran sebelumnya. dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/
c. Tahap-3 : Praktik yang terstruktur keterampilan pada situasi yang baru atau yang
Mulai pada tahap ini dan berikutnya, penuh tekanan. Beberapa prinsip yang dapat
kegiatan utama siswa adalah melakukan digunakan sebagai acuan bagi guru dalam
kegiatan praktikum secara berkelompok yang menerapkan dan melakukan pelatihan adalah
tentu saja dirancang menggunakan perangkat seperti berikut menurut Kardi dan Nur
sedemikianrupa sehingga terbentuk kecakapan (2000:34) dalam Kholil (2009). Tugas siswa
kognitif dan terutama psikomotorik. Sutarman melakukan latihan singkat dan bermakna.

4
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681

Berikan pelatihan sampai benar-benar III. Metodelogi Penelitian


menguasai konsep atau keterampilan yang
dipelajari. Hati-hati terhadap kelebihan dan A. Subjek Penelitian
kelemahan latihan berkelanjutan (massed
Subjek dalam penelitian ini adalah 1 kelas
practice) dan latihan terdistribusi (distributed
yakni siswa kelas X-1 sebanyak 46 orang.
practiced). Perhatikan tahap-tahap awal
Dipilihnya kelas ini menjadi kelas penelitian
pelatihan.
karena menurut peneliti sebagai guru
e. Tahap-5 : Praktik mandiri
Penjaskes, kelas tersebut lebih komunikatif
Praktik ini dimulai saat siswa telah
dibanding dengan kelas lainnya dan memiliki
mencapai level akurasi 85 hingga 90 persen
potensi yang belum tergali dan dikembangkan
dalam praktik di bawah bimbingan (Joyce,
secara optomal oleh guru.
dkk, 2009:429). Ini berarti untuk
melaksanakan pembelajaran pada tahap ini B. Alat Pengumpul Data
guru harus benar-benar memastikan bahwa
siswa telah memiliki kecakapan dasar yang Alat pengumpul data dalam penelitian ini
adalah; 1) tes hasil belajar; 2) lembar observasi
mendukung praktikumnya secara mandiri. Hal
aktivitas siswa.
ini karena pada praktik mandiri siswa
melakukan praktik dengan caranya sendiri C. Jenis dan Desain Penelitian
tanpa bantuan dari guru. pada saat ini penuntun
pembelajaran berupa LKS berfungsi penuh. Penelitian ini berbentuk Penelitian
Lebih lanjut Joyce menyatakan bahwa Tindakan Kelas (PTK). PTK pertama kali
tujuan dari praktik mandiri adalah memberikan diperkenalkan oleh psikologi sosial Amerika
materi baru untuk memastikan dan menguji yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946
pemahaman siswa terhadap praktik-praktik (Aqib, 2006 :13).
sebelumnya. Praktik mandiri harus ditinjau Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan yang dilakukan oleh guru di kelas atau di
seluruh proses, hal ini dilakukan untuk sekolah dengan penekanan pada
mengetahui apakah level akurasi siswa stabil penyempurnaan atau peningkatan proses
atau tidak, serta memberikan respon balik yang pembelajaran. Menurut Lewin dalam Aqib
sifatnya korektif di akhir praktik terhadap (2006 : 21) menyatakan bahwa dalam satu
siswa yang membutuhkan. Siklus terdiri atas empat langkah, yaitu
Model pembelajaran langsung sangat perencanaan (planning), tindakan (acting),
cocok untuk mengatasi masalah ini. Model ini observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
memberikan tindakan yang preventif untuk D. Teknik Analisis Data
meminimalisasi terjadinya kesalahan prosedur
kerja/praktik yang terus berlanjut, guru Metode Analisis Data pada penelitian ini
membuat pengelompokkan dan memaparkan digunakan metode deskriptif dengan
beberapa langkah tertentu pada siswa untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum
bisa terhindar dari masalah (Joyce, 2009:426). tindakan dengan hasil belajar siswa setelah
Suatu fase di mana gerakan-gerakan tindakan.
keterampilan sudah mampu dilakukan hampir Langkah-langkah pengolahan data sebagai
secara otomatis. Dalam tahap awal belajar berikut:
keterampilan gerak pemain harus mengetahui 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum
dan memahami gerak yang benar dari tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan
informasi dan bayangan. Dalam fase kognitif, siklus II.
gerakan yang akan dilakukan terkonsep di 2. Menghitung nilai rerata atau persentase
dalam pikiran. Dalam tahap asosiatif pemain hasil belajar siswa sebelum dilakukan
telah menguasai gerak yang benar, tetapi tindakan dengan hasil belajar setelah
belum menjadi gerak otomatis. Dengan praktek dilakukan tindakan pada siklus I dan
berulang-ulang suatu gerakan makin dapat siklus II untuk mengetahui adanya
dikuasai. peningkatan hasil belajar.

5
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 206-9681

E. Kriteria Keberhasilan Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Siklus I


Penelitian menggunakan indikator Nilai Frekuensi Rata-rata
ketercapaian yakni KKM Penjaskes SMA 100 25
untuk kelas X-1 sebesar 75 untuk individu 67 16
siswa. Artinya siswa dikatakan tuntas belajar 81
jika nilainya dalam formatif mencapai KKM 33 5
ini. Sedangkan kelas dikatakan tuntas atau Jumlah 46
penelitian berhasil jika paling tidak 85% dari
jumlah siswa dalam kelas subjek memperoleh b. Tahap Refleksi dan Revisi I
nilai mencapai KKM. Pada siklus I, secara garis besar kegiatan
belajar mengajar dengan model pembelajaran
IV. Hasil dan Pembahasan langsung sudah dilaksanakan dengan cukup
baik, walaupun peran guru masih cukup
A. Analisis data Penelitian Persiklus dominant untuk memberikan penjelasan dan
Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti arahan karena model tersebut masih dirasakan
melakukan pengujian kemampuan baru oleh siswa, sehingga kondisi
psikomotorik awal siswa untuk permainan bola pembelajaran belum dapat dikendalikan
basket dan lari jarak menengah. Hasilnya dengan baik oleh guru. Kondisi ini berdampak
diperoleh rata-rata kemampuan siswa dalam pada nilai kemampuan siswa yang rendah
permainan bola basket dan lari jarak menengah dimana hanya 35% siswa yang lulus secara
sebesar 19 orang dengan nilai terendah 33 dan klasikal, sehingga siklus I masih dikatakan
tertinggi 83 hanya 4 orang yang tuntas dari 46 gagal. Aktivitas siswa yang tidak relevan
orang siswa yang memperoleh diatas KKM, dengan KBM juga sangat tinggi yakni 27%.
dengan demikian ketuntasan secara klasikal Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
hanya mencapai 8,7 % atau kemampuan awal mengajar diperoleh informasi dari hasil
siswa sangat rendah. aktivitas siswa dan dokumentasi penelitian
sebagai berikut:
B. Data Siklus I 1. Guru memberikan tujuan pembelajaran
a. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan praktek yang kompleks.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 2. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa
untuk siklus I dilaksanakan pada hari Kamis dan saat menyampaikan tujuan
tanggal 21 dan 28 Februari 2013 di kelas X-1 pembelajaran.
dengan jumlah siswa 46 siswa. Adapun proses 3. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
belajar mengajar mengacu pada rencana 4. Siswa kurang antusias selama pembelajaran
pembelajaran yang telah dipersiapkan. berlangsung.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan Setelah melaksanakan refleksi, peneliti
bersamaan dengan pelaksanaan belajar kemudian mendiskusikan hasil refleksi yang
mengajar. Berikut rekaman pembelajaran meliputi data formatif 1 siswa dan juga data
siklus I KBM 1 dan 2. aktivitas belajar siswa dengan nara sumber dari
Berdasarkan siklus I diperoleh data LPMP, observer, serta guru sejawat yang
aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun data mengajar mata pelajaran yang sama dengan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I peneliti. Pelaksanaan kegiatan belajar
seperti pada tabel 1 dan 2 berikut: mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya tindakan
Tabel 1. Aktivitas Siswa Pada Siklus I perbaikan untuk dilakukan pada siklus
No Aktivitas Skor Persentase berikutnya. Adapun tindakan perbaikan
1 Memperagakan 17,5 29% pelaksanaan yang akan dilakukan yakni:
2 Bertanya pada teman 16 27% 1. Guru perlu lebih terampil dalam
3 Bertanya pada guru 10,5 18% memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
4 Yang tidak relevan 16 27% menyampaikan tujuan pembelajaran.
Jumlah 60 100% Dimana siswa diajak untuk terlibat

6
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681

langsung dalam setiap kegiatan yang akan b. Tahap Refleksi dan Revisi II
dilakukan. Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara terlaksana dengan baik maupun yang masih
baik dengan menambahkan informasi- kurang baik dalam proses belajar mengajar
informasi yang dirasa perlu dan memberi dengan penerapan pembelajaran langsung.
catatan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat diuraikan sebagai berikut:
dalam memotivasi siswa sehingga siswa 1. Selama proses belajar mengajar guru telah
lebih antusias. melaksanakan semua pembelajaran dengan
4. Guru harus memberikan metode baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
pembelajaran praktek yang simpel, praktis belum sempurna, tetapi persentase
dan bertahan. pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
C. Data Siklus II 2. Berdasarkan data hasil pengamatan
diketahui bahwa siswa aktif selama proses
a. Tahap Kegiatan dan pelaksanaan
belajar berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 14
sudah mengalami perbaikan dan peningkatan
dan 21Maret 2013 di kelas X-1 dengan jumlah
sehingga menjadi lebih baik.
siswa 46 siswa. Dalam hal ini peneliti
Hasil belajar siswa mengalami
bertindak sebagai pengajar. Adapun proses
peningkatan tiap siklusnya hingga pada siklus
belajar mengajar mengacu pada rencana
II mencapai ketuntasan yakni di atas 85%
pembelajaran dengan memperhatikan revisi
siswa tuntas secara klasikal.
pada siklus I, sehingga kesalahan atau
Pada siklus II guru telah menerapkan
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi
model pembelajaran langsung dengan baik dan
pada siklus II. Pengamatan (observasi)
dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar
belajar mengajar. Sebagai pengamat peneliti
sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
dibantu oleh dua orang guru.
diperlukan tindakan perbaikan terlalu banyak,
Adapun data yang diperoleh pada siklus II
tetapi yang perlu diperhatikan adalah
yakni data aktivitas belajar, hasil belajar dan
memaksimalkan dan mempertahankan apa
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
yang telah ada dengan tujuan agar pada
Penjaskes. Data aktivitas, hasil dan minat
pelaksanaan proses belajar mengajar
belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3,dan 4
selanjutnya penerapan pembelajaran
berikut ini:
keterampilan dapat meningkatkan proses
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran
Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
dapat tercapai.
No Aktivitas Skor Persentase
1 Memperagakan 28 51%
IV. Pembahasan
2 Bertanya pada teman 17,5 32%
3 Bertanya pada guru 7 13% Merujuk pada data-data yang dipaparkan
4 Yang tidak relevan 2,5 5% sebelumnya dapat diulas tiga data diantaranya:
Jumlah 55 100% 1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
Tabel 4. Deskripsi Data Hasil Tes Siklus II aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Nilai Frekuensi Rata-rata dengan model pembelajaran langsung paling
100 41 dominan adalah aktivitas memperagakan yaitu
29% pada siklus I naik menjadi 51% pada
67 5 96 siklus II. Aktivitas lain yang persentasenya
Jumlah 46 cukup besar adalah bertanya pada teman yaitu
27 % pada siklus I naik menjadi 32% pada
siklus II dan bertanya pada guru yaitu 18%
pada siklus I turun menjadi 13% pada siklus II

7
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 206-9681

yang berarti ketergantungan siswa terhadap V. Kesimpulan


guru mulai berkurang. Sedangkan aktivitas
siswa yang lain adalah aktivitas tidak relevan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang
terhadap KBM yang turun dari siklus I sebesar telah dilakukan selama dua siklus dan
27% menjadi sebesar 5% pada siklus II. berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis
Sehingga secara umum penerapan model yang telah dilakukan dapat disimpulkan
pembelajaran langsung telah berhasil sebagai berikut:
memberikan kemampuan siswa secara tuntas (a). Data aktivitas siswa menurut pengamatan
dalam menguasai teknik bermain bola basket pengamat pada Siklus I antaralain
dan lari jarak menengah. memperagakan (29%), bertanya sesama
Namun terdapat beberapa kelemahan yang teman (27%), bertanya kepada guru
dapat dikemukakan dalam pembahasan hasil (18%), dan yang tidak relevan dengan
penelitian sebagai berikut: KBM (27%).
1. Faktor kesungguhan di antara subjek satu (b). Data aktivitas siswa menurut pengamatan
sama lain tidak dapat diketahui. pada Siklus II antara lain memperagakan
2. Kegiatan masing-masing sampel di luar (51%), bertanya sesama teman (32%),
kegiatan penelitian tidak dapat dikontrol. bertanya kepada guru (13%), dan yang
3. Bola yang digunakan oleh sampel tidak relevan dengan KBM (5%). Dapat
kualitasnya tidak sama, misalnya beratnya, diambil kesimpulan bahwa aktivitas siswa
kerasnya, merknya sehingga dapat semakin meningkat pada setiap siklus.
mempengaruhi hasil tes. (c). Pembelajaran dengan model pembelajaran
langsung memiliki dampak positif dalam
2. Ketuntasan Hasil belajar siswa meningkatkan prestasi belajar siswa yang
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan ditandai dengan peningkatan ketuntasan
bahwa model pembelajaran langsung memiliki belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
dampak positif dalam meningkatkan Siklus I (54%) mengalami kenaikan
kemampuan menguasai teknik bermain bola hingga tuntas klasikal pada Siklus II (89
basket dan lari jarak menengah pada siswa. Hal %).
ini dapat dilihat dari semakin baiknya
penampilan siswa tiap siklusnya (ketuntasan Daftar Pustaka
belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk
ranah psikomotor yaitu 54 % dan 89 %, Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian Suatu
sehingga pada siklus II ketuntasan belajar Pendekatan Praktik. Jakarta PT.
siswa secara klasikal telah tercapai. Rineksa Cipta.
Sehingga pada siklus II kegiatan belajar
Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta;
mengajar yang dilaksanakan oleh guru dengan
Erlangga.
menerapkan model pembelajaran langsung
menekankan pada beberapa aspek diantaranya: Ibrahim, R. dan Syaodikin, N. S., 1988.
memotivasi siswa, memberi penekanan pada Perencanaan Pengajaran, Penerbit
aspek yang paling lemah dikuasai siswa, Rineka Cipta, Jakarta
memodelkan (mendemonstrasikan)
membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ Joyce, B., W, M., dan Calhoun, 2009. Models
menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Of Teaching Edisi Kedelapan,
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.
atas dan penerapan model pembelajaran Purwanto, dkk, 2009. Theory and Application
langsung diharapkan siswa dapat menampilkan of Physics, Penerbit Tiga Serangkai,
dengan baik apa yang telah mereka pelajari Solo.
sehingga mereka akan lebih memaknai tentang
apa yang telah mereka lakukan. Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi Fisik,
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Slamet, S.R. 1994. Penjaskes 1. Jakarta; Tiga
Serangkai

8
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.02-Juni 2014 ISSN No. 2086-9681

Syarifuddin, Aib. 1997. Penjaskes 1,2,3,


Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara
Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga
Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

You might also like