You are on page 1of 5

Journal on Education

Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 6928-6932


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Strategi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Amini1, Charisa Jupni Hadifina2, Maya Chintiya Devi3, Muhammad Rafiqi4


1,2,3,4
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate, Deli Serdang, Sumatera Utara
amini@umsu.ac.id

Abstract
Elementary School (SD) as one of the formal and tiered educational institutions at the basic education level, is
quite strategic in realizing the government's mandate in the field of education. The problem in the field of
education faced is the continuation of education that is less meaningful for the personal development and
disposition of students, which results in the loss of personality and awareness of the true meaning of life.
Morality and morality-oriented subjects as well as religious education are less given in the form of experiential
exercises to become the pattern of daily life. The low learning outcomes achieved by students are caused by
various factors from within the student as learners and environmental factors. Environmental factors, especially
the school environment, are the learning process. A quality learning process can influence, in the sense of
improving student learning achievement. These two factors (student ability and learning quality) have a
straight relationship with student learning outcomes. This means that the higher the student's ability and the
quality of learning, the higher the learning outcomes achieved by students. To improve the quality of learning
in order to achieve educational goals, teachers occupy a very important position.
Keywords: Elementary School, Learning Strategis, IPS

Abstrak
Sekolah Dasar (SD) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal dan berjenjang pada tingkat pendidikan
dasar, cukup strategis dalam mewujudkan amanat pemerintah di bidang pendidikan. Permasalahan di
bidang pendidikan yang dihadapi adalah berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagi
pengembangan pribadi dan watak siswa, yang berakibat hilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna
hakiki kehidupan. Mata pelajaran yang berorientasi akhlak dan moralitas serta pendidikan agama kurang
diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengalaman untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari. Rendahnya
hasil belajar yang dicapai siswa disebabkan oleh berbagai faktor dari dalam siswa sebagai pebelajar dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan terutama lingkungan sekolah yaitu proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang berkualitas dapat mempengaruhi, dalam arti meningkatkan prestasi belajar siswa. kedua faktor tersebut
(kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran) mempunyai hubungan yang lurus dengan hasil belajar siswa.
Artinya semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran, semakin tinggi pula hasil belajar yang
dicapai siswa. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan guru menempati
posisi yang sangat penting.
Kata Kunci: Sekolah Dasar, Strategi Pembelajaran, IPS

Copyright (c) 2023 Amini, Charisa Jupni Hadifina, Maya Chintiya Devi, Muhammad Rafiqi
Corresponding author: Amini
Email Address: amini@umsu.ac.id (Jl. William Iskandar Ps. V, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara)
Received 27 January 2023, Accepted 02 February 2023, Published 04 February 2023

PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bagian integral dari kurikulum pembelajaran di
persekolahan, selayaknya disampaikan secara menarik dan penuh makna dengan memadukan seluruh
komponen pemebalajaran secara efektif. Selain itu, IPS sebagai disiplin ilmu yang memiliki
sensitivitas tinggi terhadap dinamika perkembangan masyarakat. Dalam praktek pembelajarannya
harus senantiasa memperhatikan konteks yang berkembang. Pendekatan-pendekatan pembelajaran
efektif yang di ramu dari teori pendidikan modern menjadi salah satu intrumen penting untuk
diperhatikan agar pembelajaran tetap menarik bagi peserta didik serta senantiasa relevan dengan
konteks yang berkembang.
Strategi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, Amini, Charisa Jupni Hadifina, Maya Chintiya Devi, Muhammad Rafiqi
6929

Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan di
atas, diperlukan strategi yang memadukan setiap komponen pembelajaran secara integrated dan
koheren. Penentuan materi yang tepat, metode yang efektif, media dan sumber pembelajaran yang
relevan serta proses evaluasi yang dapat mengukur tingkat pencapaian proses dan hasil terhadap
tujuan pembelajaran menjadi pekerjaan utama para aktor pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penekanan terhadap komponen program
pengajaran antara lain berpusat pada pengajar (guru), peserta didik (siswa), teknik yang digunakan
ceramah diskusi, dan teknik team teaching.

HASIL DAN DISKUSI


Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi
juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu .
Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dari pendapat tersebut, Dick and Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu
strategi, baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun
sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Dari batasan di atas, dapat digambarkan bahwa ada empat pokok masalah yang sangat penting
yang dapat dan harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan strategi belajar
6930 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6928-6932

mengajar agar dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, dapat dilihat bahwa apa yang
dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah,
oleh karena itu maka tujuan dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga
mudah dipahami oleh anak didik. Tujuan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh
peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yaitu
bimbingan, pengajaran dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan utama
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
untuk mencapai sasaran. Dan disini dapat dilihat bahwa bagaimana cara seorang guru memandang
suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus digunakan oleh seorang guru dalam
memecahkan masalah suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
IPS merupakan ilmu yang berangkat dari fenomena keseharian, dan tidak bisa dilepaskan dari
dinamika perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah, dinamika dan perubahan tersebut
memiliki kekhasan sesuai dengan lingkungan masyarakat berada. Oleh karenanya, pembelajaran IPS
bagi anak menjadi keniscayaan untuk selalu dihubungkan dengan konteksnya, sehingga apa yang
diperoleh anak tidak hanya berada dalam wilayah kognisi, melainkan sampai kepada tataran dunia
nyata yang ia jalani sehari-hari. Apa yang ia dapatkan di sekolah merupakan apa yang ia jalani dan
butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak demikian, maka apa yang diperolehnya di sekolah
hanya akan menjadi barang kadaluarsa yang tidak bernilai guna.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran IPS terdapat
dua jenis pendekatan, yaitu:
1. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan
2. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Metode merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu. Dewasa ini, keaktifan
siswa belajar mendapat tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan guru, guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah metode yang digunakan lebih
Strategi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, Amini, Charisa Jupni Hadifina, Maya Chintiya Devi, Muhammad Rafiqi
6931

menekankan pada kegiatan guru diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada
kegiatan siswa.
Beberapa metode pengajaran yang dikenal secara umum menekankan keaktifan siswa, antara
lain sebagai berikut:
1. Metode situasional dan kondisional dalam pembelajaran.
2. Metode kebermaknaan, yaitu menjadikan anak bergairah belajar dengan menyadarkan bahwa
pengetahuan itu bermakna dalam hidupnya.
3. Metode dialog, melahirkan sikap saling terbuka antara guru dan murid.
4. Metode pemberian contoh keteladanan yang baik, yang akan mempengaruhi tingkah laku dan
sikap mental anak didik.
5. Metode diskusi, memantapkan pengertian dan sikap anak terhadap suatu masalah.
6. Meode induktif dan deduktif.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai
pegangan yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-
tugas yang telah dilakukannya. Sehingga suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah
dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi
yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.
Evaluasi terdiri atas evaluasi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar
adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran,
dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Secara
sistematik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen sistem pembelajaran yang meliputi:
1. komponen input, yaitu perilaku awal (entry behavior) siswa,
2. komponen input instrumental, yaitu kemampuan profesional guru/tenaga kependidikan,
3. komponen kurikulum (program studi, metode, dan media),
4. komponen administratif (alat, waktu, dan dana);
5. komponen proses, yaitu prosedur pelaksanaan pembelajaran; dan
6. komponen output, yaitu hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.

KESIMPULAN
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk
juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran ada empat pokok masalah yang sangat
penting yang dapat dan harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar agar dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, yakni : Pertama, tujuan/sasaran
pembelajaran yang hendak dicapai. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap
6932 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6928-6932

paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif . Keempat, evaluasi.

REFERENSI
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung: Rosda
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Iskandarwassid, Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

You might also like