You are on page 1of 4

Hasil Telusur

Hasil Terjemahan

Inggris

Indonesia

Low birth weight (LBW) baby is one of the causes of high infant mortality rate, especially in
the first one month of
birth, in Indonesia. LBW babies are vulnerable to hypothermia. The kangaroo mother care
method can be used to
prevent hypothermia in LBW babies. This method is not only replacing the incubator, but
also giving the chance for
babies to adapt well with extra-uterine environment. The aim of this descriptive
phenomenology study is to explore
the mothers’ experience in performing the kangaroo mother care method. Eight participants
were chosen using
purposive method and fulfilled criteria of having LBW baby and has been performing the
kangaroo mother care
method in the hospital and continuing this method of care at home. The data were collected
twice through in-depth
interview in the mothers’ house or elsewhere that has been agreed by participants. The
interview is recorded and then
transcribed verbatim and analyzed using Colaizzi method. The result shows that the baby,
who was born with LBW,
caused positive and emotional expression for the mothers. The reason and motivation that is
expressed by participants
are maintaining the baby survival, giving the warmth for the baby, and doing the best for her
baby. The mothers
followed the kangaroo method as shown in the hospital which is continuous kangaroo mother
care method in prone
position. The mothers perceived that they have received support in terms of educational,
emotional and physical.
The mother are hoping that there will be improvement in health care service quality,
socialization of kangaroo mother
care method, and monitoring of LBW babies’ development .This study can be used to give
information to promote
lateral decubitus position that could improve mothers’ psychological condition as well as
improve neuromotor of
babies , to improve the counseling service, and to facilitate the establishment of support
group for kangaroo method.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian
bayi, terutama pada satu bulan pertama
kelahiran, di Indonesia. Bayi BBLR rentan terhadap hipotermia. Metode perawatan ibu
kanguru dapat digunakan untuk
mencegah hipotermia pada bayi BBLR. Metode ini tidak hanya menggantikan inkubator,
tetapi juga memberi peluang
bayi beradaptasi dengan baik dengan lingkungan ekstra rahim. Tujuan dari penelitian
fenomenologi deskriptif ini adalah untuk mengeksplorasi
pengalaman para ibu dalam melakukan metode perawatan ibu kanguru. Delapan peserta
dipilih menggunakan
metode purposive dan memenuhi kriteria memiliki bayi BBLR dan telah melakukan
perawatan ibu kanguru
metode di rumah sakit dan melanjutkan metode perawatan ini di rumah. Data dikumpulkan
dua kali melalui kedalaman
wawancara di rumah ibu atau di tempat lain yang telah disepakati oleh peserta. Wawancara
direkam dan kemudian
ditranskripsi kata demi kata dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasilnya
menunjukkan bahwa bayi itu, yang dilahirkan dengan BBLR,
menyebabkan ekspresi positif dan emosional bagi para ibu. Alasan dan motivasi yang
diungkapkan oleh peserta
menjaga kelangsungan hidup bayi, memberikan kehangatan untuk bayi, dan melakukan yang
terbaik untuk bayinya. Para ibu
mengikuti metode kanguru seperti yang ditunjukkan di rumah sakit yang merupakan metode
perawatan ibu kanguru terus menerus di rawan
posisi. Para ibu merasa bahwa mereka telah menerima dukungan dalam hal pendidikan,
emosi dan fisik.
Sang ibu berharap akan ada peningkatan kualitas layanan kesehatan, sosialisasi ibu kangguru
metode perawatan, dan pemantauan perkembangan bayi BBLR. Studi ini dapat digunakan
untuk memberikan informasi untuk promosi
posisi dekubitus lateral yang dapat meningkatkan kondisi psikologis ibu serta meningkatkan
neuromotor
bayi, untuk meningkatkan layanan konseling, dan untuk memfasilitasi pembentukan
kelompok pendukung untuk metode kangguru.

Insiden bayi berat badan lahir rendah (BBLR) Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo
Semarang (Rumah Sakit) pada tahun 2012 sebanyak 212 bayi BBLR, bayi dengan berat
badan lahir rendah adalah tempat dirawat dengan inkubator yang dirawat. Perawatan
inkubator sangat mahal dan memisahkan bayi dari ibunya. Metode perawatan kanguru
intermiten adalah salah satu cara merawat bayi dengan berat lahir rendah bayi yang
menjalani perawatan untuk metode kanguru frekuensi pernapasan terputus, suhu tubuh, dan
saturasi oksigen yang lebih baik, dapat membuat bayi nyaman dan tenang sehingga kalori
dapat diperoleh untuk meningkatkan berat badan BBLR, dibandingkan dengan bayi yang
tidak melakukan metode perawatan kangguru berselang. Penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan perubahan berat badan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang dilakukan dengan
metode perawatan kangguru yang dilakukan secara intermiten dengan perawatan
inkubator. Penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif yang digunakan adalah
penelitian pra-eksperimental (pra Eksperimen) yang mengklasifikasikan anggota sampel
dalam kelompok eksperimental (pengobatan) dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini
adalah semua bayi BBLR lahir dan dirawat di rumah sakit Tugurejo berjumlah 20 bayi,
sampel diambil dari bayi BBLR yang memenuhi kriteria inklusi adalah 14 bayi. Menggunakan
teknik sampling gigi. Pengumpulan data dengan mengukur penurunan berat badan
dilakukan setelahnya. Hasilnya berarti kenaikan berat badan BBLR dilakukan metode
perawatan kanguru intermiten yaitu 2,7 gram, kenaikan berat badan rata-rata BBLR yang
melakukan perawatan inkubator 3,1 gram. Sehingga tidak ada perbedaan perubahan berat
badan BBLR bayi yang melakukan metode perawatan kanguru dengan perawatan inkubator
intermiten (asymp-sign (2-tailed) adalah 0,444. Dengan demikian nilai p> 0,05). Metode
perawatan kanguru intermiten sekali sehari selama tiga hari belum memberikan hasil
maksimal dalam peningkatan berat badan BBLR. Disarankan agar penerapan metode
perawatan kangguru lebih sering terputus-putus dilakukan setiap hari agar memberikan hasil
yag maksimal.

Latar Belakang: Bayi berat lahir rendah (BBLR) bayi membutuhkan lebih banyak nutrisi
untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dan penambahan berat badan merupakan
parameter keberhasilan pertumbuhan bayi BBLR.Pijat bayi untuk bayi BBLR adalah bentuk
rangsangan / stimulasi kinestetik sentuhan sebagai komunikasi verbal kepada bayi yang
dapat meningkatkan daya tahan tubuh, aktivitas fungsi pencernaan dan aktivitas saraf
vagus. Asupan nutrisi yang baik akan dapat membantu penambahan berat badan pada bayi
BBLR. Tujuan: Untuk mengetahui manfaat pijat bayi sebagai metode untuk menambah berat
badan bayi BBLR. Metode: Ini adalah penelitian eksperimental dengan desain kelompok
kontrol pretest dan posttest dan desain kontrol acak melalui pendekatan kuantitatif. Sampel
adalah 60 bayi berat lahir rendah dengan berat badan antara 1500-2499 gram. Kelompok
perlakuan diberi pijat bayi selama 10 hari oleh ibu mereka tiga kali sehari dan kelompok lain
tidak diberi perawatan. Analisis data dilakukan secara bertahap dari univariabel dengan
karakteristik distribusi frekuensi responden, bivariabel menggunakan independent t-test dan
RR, dan multivariabel menggunakan regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan
efek pijat bayi pada kenaikan berat badan yang dibuktikan dengan nilai uji-t 0,001 ≤
0,05. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa OR = 2.68. Ini berarti bahwa pijat bayi
mempengaruhi kenaikan berat badan sebesar 2,68. Kesimpulan: Penambahan berat badan
bayi BBLR, yang diobati dengan pijatan selama 10 hari, lebih tinggi dibandingkan bayi yang
tidak mendapatkan perlakuan tersebut.Analisis data dilakukan secara bertahap dari
univariabel dengan karakteristik distribusi frekuensi responden, bivariabel menggunakan
independent t-test dan RR, dan multivariabel menggunakan regresi logistik. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan efek pijat bayi pada kenaikan berat badan yang dibuktikan dengan
nilai uji-t 0,001 ≤ 0,05. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa OR = 2.68. Ini berarti
bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat badan sebesar 2,68.Kesimpulan:
Penambahan berat badan bayi BBLR, yang diobati dengan pijatan selama 10 hari, lebih
tinggi dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut. Analisis data
dilakukan secara bertahap dari univariabel dengan karakteristik distribusi frekuensi
responden, bivariabel menggunakan independent t-test dan RR, dan multivariabel
menggunakan regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan efek pijat bayi pada
kenaikan berat badan yang dibuktikan dengan nilai uji-t 0,001 ≤ 0,05. Analisis regresi logistik
menunjukkan bahwa OR = 2.68. Ini berarti bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat
badan sebesar 2,68. Kesimpulan: Penambahan berat badan bayi BBLR, yang diobati
dengan pijatan selama 10 hari, lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan
perlakuan tersebut. Ini berarti bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat badan
sebesar 2,68. Kesimpulan: Penambahan berat badan bayi BBLR, yang diobati dengan
pijatan selama 10 hari, lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan perlakuan
tersebut. Ini berarti bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat badan sebesar
2,68. Kesimpulan: Penambahan berat badan bayi BBLR, yang diobati dengan pijatan
selama 10 hari, lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut.

You might also like