Professional Documents
Culture Documents
DOI: 10.22435/kespro.v9i1.890.37-47
Naskah masuk 29 Juli 2017; review 25 April 2018; disetujui terbit 20 Juni 2018
Abstract
Background: Kalibuntu Health Center is one of the health centers in the region of Cirebon District with a target
of 86.5 percent to achieve skilled birth attendance and the remaining 13.5 percent is still assisted by TBAs. This
condition causes some complications such as bleeding, cord infection and others. Based on the results of REK in
2014, one of culture that allows to be adopted is oyog. Oyog is a massage in pregnant women who are generally
performed by TBAs by giving a little wobble according to the ideal position of the fetus.
Objective: This study aimed to improve midwife’s empathy through Leopold’s manuever with interpersonal
communication (oyog modifications) in Kalibuntu Health Center of Cirebon District.
Method: The research method was experimental non-randomized pre and post test with control group design.
Results: The results showed the majority of midwives aged between 20 and 35 years old, with working period
of 5-10 years and had an education background of midwifery academy. There was a difference of midwife’s
empathy with IRI ((Interpersonal Reactivity Indeks) questionnaire between the intervention and control groups
(p value = 0.040 and 0.032, respectively).
Conclusion: There is an increase in midwife’s empathy through Leopold’s manuever with interpersonal
communication (oyog modification). This method is expected to be used as an effort to bring the relationship
between the midwife and the patient to improve better acceptance.
Abstrak
Latar belakang: Puskesmas Kalibuntu merupakan salah satu puskesmas di wilayah kerja Kabupaten Cirebon,
dengan cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan (linakes) sebesar 86,5 persen dan 13,5 persen masih ditolong oleh
tenaga tradisional. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi tali pusat dan lain lain.
Hasil Riset Etnografi Kesehatan Tahun 2014 di tempat yang sama, salah satu budaya yang memungkinkan untuk
diadop sebagai upaya untuk meningkatkan linakes adalah oyog. Oyog adalah pijatan pada ibu hamil yang
umumnya dilakukan oleh dukun bayi untuk memberikan sedikit goyangan sesuai posisi ideal janin.
Tujuan: untuk meningkatkan empati bidan melalui pemeriksaan Leopold dengan modifikasi oyog di Puskesmas
Kalibuntu Kabupaten Cirebon.
Metode: penelitian ini adalah experimental non randomized pre and post test with control group design. Sampel
penelitian adalah bidan masing-masing 10 orang untuk kelompok kontrol dan kasus. Intervensi adalah pelatihan
pemeriksaan Leopold dengan komunikasi internal. Empati bidan diukur dengan kuesioner IRI (Interpersonal
Reactivity Indeks)
Hasil: Ada perbedaan empati pada bidan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p-value 0,040 dan
0,032).
Kesimpulan: Terdapat peningkatan empati bidan melalui pemeriksaan Leopold dengan modifikasi oyog.
Metode ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan hubungan antara bidan
dengan pasien sehingga penerimaan pasien terhadap bidan menjadi lebih baik.
Kata kunci: persalinan, layanan kesehatan ibu, pemeriksaan Leopold, empati bidan
Peningkatan empati bidan melalui pemeriksaan Leopold... (Suharmiati, Suratmi, Elit Pebryatie)
______________________________
*
Corresponding author
(Email: suharmiatie@gmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)
Pelatihan pada daerah intervensi memiliki sesuai standar Kementerian Kesehatan selama
output adanya peningkatan pengetahuan dan 3 bulan yaitu pada kehamilan 7, 8 dan 9 bulan.
dimilikinya keterampilan pemeriksaan Leopold Setiap satu bidan juga akan melakukan
dengan komunikasi interpersonal (modifikasi pemeriksaan pada 4 ibu hamil, sehingga total
oyog). Modifikasi yang dilakukan dalam jumlah ibu hamil yang diperiksa pada daerah
penelitian ini adalah memasukan unsur afirmasi kontrol juga 40 orang.
dan sugesti positif kepada ibu dan bayi. Hal
tersebut diperoleh jika bidan melakukan Dalam rangka mendukung data utama hasil
komunikasi interpersonal kepada ibu hamil. penelitian, dilakukan wawancara mendalam
Daftar penilaian observasi keterampilan terhadap dokter obstetri ginekologi untuk
pemeriksaan Leopold digunakan untuk menilai mengetahui pendapat pakar yang melakukan
keterampilan bidan. Bidan akan melakukan observasi terhadap paraji dalam melakukan
pemeriksaan tersebut sampai mahir/kompeten pemijatan. Di samping itu juga dilakukan
setelah 3-4 kali melakukan keterampilan wawancara terhadap bidan dan ibu hamil
tersebut. Selain itu aspek empati juga akan setelah bidan melakukan pemeriksaan terhadap
diukur dengan melakukan pre-test and post-test ibu hamil.
menggunakan skala Interpersonal Reactivity
Index (IRI) dan telah dilakukan uji validitas dan Setelah selesai melakukan pengambilan data
uji reliabilitas terhadap skala IRI tersebut pada daerah intervensi dan daerah kontrol
dengan 26 item pertanyaan dan memiliki nilai kemudian dilakukan analisis. Analisis yang
r = 0,632 dengan alpha = 0,784. Selanjutnya digunakan adalah analisis univariat dan bivariat
bidan diminta untuk melakukan pemeriksaan dengan uji independen t-test untuk mengetahui
Leopold dengan komunikasi interpersonal efek pelatihan modifikasi oyog dalam
kepada ibu hamil selama 3 bulan. Pemeriksaan pemeriksaan Leopold terhadap empati bidan.
dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Tabel 1. Karakteristik bidan yang mengikuti pelatihan tentang pemeriksaan Leopold dengan
modifikasi oyog di Puskesmas Kalibuntu dan Astanalanggar Kabupaten Cirebon, 2015
Tabel 2. Skor empati bidan yang mengikuti pelatihan tentang pemeriksaan Leopold dengan
modifikasi oyog di Puskesmas Kalibuntu dan Astanalanggar Kabupaten Cirebon, 2015
Tabel 3. Pengaruh pemeriksaan Leopold dengan modifikasi oyog terhadap empati bidan
Dalam penelitian ini juga diminta kesediaan “Pengalaman saya setelah ada
salah seorang dokter spesialis kandungan yang penelitian tentang oyog ke paraji, waktu
ada di Kabupaten Cirebon untuk mengamati itu saya hanya melihat dan waktu itu
secara langsung pelaksanaan oyog oleh paraji sedikit kurang menerima, tapi waktu
saya melihat oyog itu begini begini
(dukun bayi). Setelah mengamati, beliau
ternyata manfaatnya begitu banyak.
menyatakan bahwa oyog merupakan prosedur Trus dengan penelitian sekarang
yang sederhana, ringan dan tidak manfaatnya begitu banyak buat saya
membahayakan, seperti pernyataan beliau pribadi, buat pribadi saya dalam
sebagai berikut: menghadapi situasi persalinan saya
punya trauma jadi dengan adanya begini
“berdasarkan pengamatan saya adalah semuanya ini hilang ya sedikit
oyog merupakan prosedur yang terobatilah trus untuk modifikasi ini
sederhana, ringan dan tidak banyak manfaatnya buat pasien, karena
membahayakan. Dalam melakukan oyog, apa ibu merasa nyaman dan pengalaman
dukun bayi melakukan dengan ringan saya selama ini saya dalam persalinan
sehingga perilaku tersebut tidak saya tdk pernah melibatkan bayinya tapi
membahayakan. Secara medis saya tidak dengan adanya penelitian ini bayi kita
melihat manfaat yang khusus kecuali ajak komunikasi, ibunya juga kita
sedikit ada relaksasi untuk otot-otot ajarkan komunikasi cara menghadapai
pinggang atau sekitarnya. Tetapi secara nyeri dalam persalinan jadi mengajari
psikologis mungkin banyak manfaat yang ibu tentang relaksasi tersebut ibu akan
diperoleh, dari cara pendekatan paraji merasakan nyaman dan rasa sakit juga
terhadap pasien sangat bagus, tanpa hilang.” (Bidan N, 25 tahun)
jarak, hubungan antara provider dan klien
terlihat sangat menentramkan, dan selama Hal yang sama juga diungkapkan oleh bidan
ini pasien merasa senang, merasa nyaman Di, ia mengatakan bahwa sejak mengikuti
dengan sentuhan pijatan-pijatan ringan.” pelatihan ini ia merasa semakin berempati
(Dokter DS, 58 tahun)”
dengan pasien dan selalu melibatkan bayi
dalam komunikasi selama pemeriksaan
Hasil wawancara mendalam dengan bidan
kehamilan. Bukan hanya bidan yang
yang telah melakukan pemeriksaan Leopold
merasakan manfaat pemeriksaan Leopold
dengan komunikasi interpersonal (modifikasi
dengan modifikasi oyog karena pasien juga
oyog) yang merasakan sendiri manfaat
merasakan perbedaan saat bidan melakukan
prosedur tersebut sejak belum mengenal oyog,
pemeriksaan dengan prosedur seperti biasa
kemudian mengenal oyog bahkan sampai
dibandingkan dengan pemeriksaan modifikasi
melakukan pemeriksaan Leopold dengan
ini. Keberanian bertanya merupakan
modifikasi oyog, seperti disampaikan oleh
komponen yang penting dalam interaksi bidan
bidan N:
dengan pasien (ibu hamil). Keberanian
bertanya terutama tentang hasil pemeriksaan,
kenapa dan ada apa dengan diri dan bayinya
dapat digunakan sebagai pintu masuk untuk dan Fantasy, sedangkan komponen afektif
memberikan edukasi yang baik bagi pasien. meliputi Empathic Concern (EC) dan Personal
Komunikasi jenis ini adalah komunikasi Distress (PD).
interpersonal. Hal tersebut sesuai dengan teori
komunikasi menurut Yulifah dan Yuswanto Pada penelitian ini kriteria inklusi dan ekslusi
bahwa ibu hamil merasakan lebih dekat berupaya untuk membuat responden sebelum
dengan bidan, tidak canggung lagi dan berani intervensi dalam kondisi homogen, maksudnya
bertanya.7 Seperti yang diungkapkan salah satu adalah memiliki empati yang sama. Hal
pasien di bawah ini: tersebut terbukti dengan uji homogenitas
(Levene’s test, p-value 0,213) yang berarti
“Dengan kedekatan saya dengan bidan bahwa tidak ada perbedaan empati bidan
saat masa relaksasi saya menjadi mudah antara kelompok intervensi dan kelompok
saat menyampaikan keluhan yang saya kontrol pada tahap pre-intervensi.
alami ketika hamil misalkan sakit
pinggang itu bagaimana, kencing terus Masih berdasarkan hasil penelitian ini, empati
itukan keluhan keluhan yang saya alami bidan yang dinilai dengan skor IRI juga pada
jadi saya ga cangguang ketika ngomong intervensi tahap I belum menunjukkan
dengan bidan.” (Ny. M, 26 tahun).
perubahan. Antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol tidak ada perbedaan skor
empati, dengan p-value 0,198. Hal yang
PEMBAHASAN mungkin menyebabkan situasi ini adalah
intervensi tahap 1 dilakukan dalam waktu yang
Telah dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan
dekat. Namun demikian pada intervensi tahap
oyog adalah tradisi yang turun temurun dan
II dan III didapatkan hasil bahwa terdapat
masih diminati oleh ibu hamil di Desa
pengaruh pemeriksaan Leopold dengan
Kalibuntu. Pada tahun 2014, budaya oyog
modifikasi oyog dengan empati bidan, dengan
telah diteliti dalam REK 2014.
nilai p-value adalah tahap II (P-value 0,040)
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dan intervensi tahap III (P-value 0,032).
sebagian besar bidan di kedua puskesmas Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi
sudah berpengalaman sebagai bidan dan pemeriksaan Leopold dengan modifikasi oyog
mempunyai latar belakang pendidikan D3 akan meningkatkan empati bidan.
Kebidanan. Meskipun hal tersebut menjadi
Empati adalah kapasitas afektif dalam
jaminan terkait kompetensinya dalam
memahami perasaan orang lain disertai
melakukan tugasnya di puskesmas, namun
kemampuan kognitif untuk memahami
masih diperlukan kemampuan bidan untuk
perspektif orang lain, berkomunikasi efektif
melakukan promotif dan preventif sesuai
dengan orang lain, baik secara verbal maupun
dengan kultur setempat yang menjadi faktor
non-verbal sesuai situasi yang ada,
penentu di samping faktor pendidikan dan
kemampuan mengembangkan sikap positif
pengetahuan pada masyarakatnya itu sendiri.8
seperti kesadaran sosial, sikap menolong dan
Pada penelitian ini tim peneliti tidak melihat mengasihi sesama.9 Pengukuran empati
lebih jauh tentang hubungan antara empati dilakukan dengan mengukur aspek
bidan yang meningkat dengan pilihan bersalin pembentuknya yaitu dengan melihat
padanya dengan bersalin pada dukun. bagaimana kemampuan individu untuk
Peningkatan empati bidan diperoleh dari hasil melakukan perspective taking, kepedulian
kuesioner IRI yang diisi oleh bidan secara empatik, personal distress serta
(Tabel 1 s.d. 3). Skor IRI adalah skor untuk kemampuan membayangkan.5
menilai empati bidan. Skala IRI dirancang oleh
Metode pemeriksaan Leopold dengan
Davis, tahun 1983 dan telah dilakukan uji
modifikasi oyog sangat mungkin dijadikan
validitas dan reliabilitas. Berdasarkan uji
sarana untuk meningkatkan empati bidan
validitas dan uji reliabilitas didapatkan
dikarenakan metode ini memfasilitasi adanya
26 item pertanyaan yang memiliki nilai r 0,632
komunikasi dua arah yang terkadang sulit
dengan alpha 0,784). Skala/skor IRI dalam
terjadi pada pemeriksaan rutin. Adanya
mengukur empati dengan memperhatikan
sentuhan yang lebih lama disertai adanya
4 aspek empati yang terdiri dari komponen
kontak non-verbal lainnya membuat ibu hamil
kognitif terdiri dari Perspective Taking (PT)
semakin nyaman. Kondisi ini sangat tinggi tidak akan melakukan tindakan-tindakan
memungkinkan membuat ibu hamil mudah yang menyakiti orang lain.11
untuk mengeluarkan keluhan, masalah dan
kekhawatiran lainnya. Hal tersebut didukung Interpersonal memiliki makna individu,
penelitian Yusnita yang menyimpulkan bahwa kekhususan yang mengena, berbeda antara satu
komunikasi terapeutik yang mengarah pada individu dengan individu yang lain.
bentuk komunikasi interpersonal yang Komunikasi interpersonal adalah penyampaian
dilakukan oleh bidan dapat mengurangi pesan dari seseorang kepada orang lain yang
kecemasan ibu dalam persalinan.10 Bagi bersifat dua arah, baik secara verbal maupun
seorang bidan interaksi ini sangat mungkin non-verbal.7 Penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan empatinya. Priyantoko menunjukkan komunikasi memiliki
peran penting dalam mencapai pengambilan
Salah satu teori yang nampaknya berkaitan keputusan pasien. Kesepahaman dapat dicapai
dengan hasil penelitian ini adalah salah satu dengan adanya dorongan spiritual/emosional
faktor pembentuk empati yaitu sosialisasi. melalui pendekatan-pendekatan kepada pasien
Semakin banyak dan semakin intensif dengan komunikasi, terutama pada nada
seseorang melakukan sosialisasi maka akan bicara, ekspresi wajah, bahasa tubuh,
semakin terasah kepekaannya terhadap orang menampilkan sikap yang rileks,
lain.4 Pemeriksaan Leopold dengan mempertahankan kontak mata, rasa empati,
komunikasi personal (modifikasi oyog) serta mempertahankan sikap terbuka, hal
memungkinkan seorang bidan bersosialisasi tersebut dapat mendukung proses
12
cukup lama dengan pasien sehingga kesepahaman pasien.
harapannya akan semakin meningkatkan
empati seorang bidan. Selanjutnya dijelaskan Definisi komunikasi interpersonal berdasarkan
kembali oleh Hoffman, bahwa beberapa hal hubungan diad (relational diadic) adalah
yang menjadikan sosialisasi sebagai komponen komunikasi yang terjadi di antara dua orang
yang berpengaruh terhadap empati adalah: (hubungan diad) atau dalam kelompok kecil,
1) sosialisasi membuat seseorang mengalami merupakan proses yang dinamis, sering
banyak emosi, 2) sosialisasi membuat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
seseorang dapat mengamati secara langsung sangat penting untuk kehidupan sosial, seperti
situasi internal orang lain, 3) sosialisasi bertukar pikiran, menyelesaikan masalah,
membuka terjadinya role taking dan membuat keputusan dan melakukan tindakan.
4) terdapat banyak afeksi sehingga seseorang Dengan demikian menurut komponennya,
akan menjadi lebih terbuka dengan afeksi komunikasi interpersonal mempunyai
orang lain. hubungan yang mantap dan jelas. Hal tersebut
karena dengan komunikasi interpersonal maka
Pada perkembangan selanjutnya empati dapat akan menimbulkan rasa percaya diri
mempengaruhi individu dalam pembentukan sebagaimana hasil penelitian dari Utami D
sikap, bahkan sangat mempengaruhi sikap. yang menyatakan ada hubungan antara percaya
Seperi yang terdapat dalam penelitian Cott, H, diri dengan kemampuan komunikasi
Empathy in healthcare settings, melalui interpersonal pada siswa kelas XI SMA
penelitian kualitatif dan kuantitatif ia Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh empati 2015/2016.13 Dengan hasil penelitian ini
terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang diharapkan bila diaplikasikan dapat
memiliki empati yang baik, tentunya akan memberikan hasil yang lebih baik sehingga
memiliki perilaku yang baik. masyarakat yang semula percaya dengan paraji
secara bertahap dapat menjalin komunikasi
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil dengan bidan sehingga hal ini menjadi pintu
penelitian Badriyah tentang Pengaruh Empati masuk tenaga kesehatan memberikan edukasi
dan Self-Control terhadap Agresivitas Remaja kepada masyarakat khususnya ibu hamil.
SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dengan
hasil terdapat pengaruh empati terhadap Provider atau tenaga kesehatan dengan
perilaku agresivitas remaja dengan nilai menampilkan empati yang baik, maka
p-value 0,001. Pada pengujian analisis regresi, pelayanan yang diberikannya pun akan
remaja yang memiliki tingkat empati yang memberikan hasil maksimal dengan indikator
kualitas pelayanan yang baik. Namun
sebaliknya, jika tenaga kesehatan tidak tersebut antara lain faktor psikologis yaitu
menampilkan empati maka kualitas pelayanan kenyamanan, faktor segan dengan paraji
yang dilakukannya belum memenuhi standar karena sering komunikasi. Dengan adanya
kualitas layanan. Hal tersebut sesuai dengan komunikasi yang baik antara ibu hamil dan
hasil penelitian Hubang, melalui penelitian tenaga kesehatan, bisa meningkatkan
kualitatif tentang Kualitas Pelayanan persalinan di tenaga kesehatan dan fasilitas
Kesehatan pada Puskesmas Kampung Baqa kesehatan.17 Hasil tersebut juga sesuai dengan
Kecamatan Samarinda Seberang Kota penelitian Factors Affecting Provision of
Samarinda yang menyebutkan bahwa Service Quality in the Public Health Sector: A
berdasarkan hasil observasi di lapangan, Case of Kenyatta National yang menunjukkan
empati petugas kesehatan di Puskesmas bahwa kualitas pelayanan dari berbagai
Kampung Baqa terdapat masyarakat yang komponen petugas kesehatan di Keyyata
mengatakan kurang baik sehingga rendah dengan p-value lebih dari 0,005 dan ini
menimbulkan citra yang kurang baik pada akan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas
Puskesmas Kampung Baqa. Hal ini juga yang pasien.18
menyebabkan jumlah pasien di Puskesmas
Kampung Baqa tiap tahunnya makin
berkurang atau lebih sedikit. 14
KESIMPULAN
Penelitian lain yang dilakukan Hutagaol di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Muara Penelitian ini menggambarkan bahwa sebagian
Siberut menunjukkan bahwa komunikasi besar responden bidan memiliki umur 20-35
interpersonal tenaga kesehatan dengan tahun, berpendidikan D3 Kebidanan dan
pengunjung posyandu tidak berjalan dengan memiliki pengalaman bekerja antara 5-10
baik, hal tersebut menyebabkan petugas tahun. Selain itu berdasarkan hasil uji statistik
kesehatan kesulitan mengajak masyarakat agar terlihat adanya peningkatan empati bidan
rajin ke Posyandu. Komunikasi interpersonal melalui pemeriksaan Leopold dengan
yang tidak baik ditandai dengan persepsi modifikasi oyog.
negatif terhadap komunikasi petugas,
komunikasi tidak memberi dampak yang baik
untuk masyarakat, gaya komunikasi satu arah, SARAN
serta interaksi menjadi hambatan
komunikasi.15 Komponen empati yang Metode pemeriksaan Leopold dengan
dimaksudkan dalam penelitian ini mengacu komunikasi interpersonal (modifikasi oyog)
kepada Parasuraman, Zeithaml dan Berry disarankan sebagai salah satu upaya untuk
dalam Tjiptono mengungkapkan bahwa mendekatkan hubungan antara bidan dengan
empati berkenaan dengan kepedulian dan pasien sehingga penerimaan bidan di
pemberian perhatian personal kepada para masyarakat menjadi lebih baik. Sedangkan
konsumen. Dimensi empati merupakan bagi kurikulum bidan pemeriksaan Leopold
gabungan dari tiga dimensi yang mengalami dengan komunikasi interpersonal (modifikasi
penyederhanaan, yaitu access, communication, oyog) dapat dilakukan sebagai upaya untuk
dan understanding the customer. Access meningkatkan empati bidan sehingga inovasi
dinyatakan sebagai kesanggupan melakukan ini dapat dimasukkan ke dalam salah satu
kontak dengan konsumen. Communication standar pemeriksaan kehamilan melalui
merupakan kemampuan untuk memberikan kurikulum institusional. Diharapkan Dinas
informasi sehingga konsumen mengerti dan Kesehatan memberikan kebijakan untuk
memahami maksud penyedia layanan. menerapkan pemeriksaan Leopold dengan
Understanding the customer dinyatakan modifikasi oyog sebagai kekhasan pelayanan
sebagai proses pengupayaan pemahaman Antenatal Care khususnya bagi bidan desa di
terhadap konsumen dan keperluannya.16 Kabupaten Cirebon.