You are on page 1of 18

Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

PENGARUH PENGGANTIAN SIRUP GLUKOSA DENGAN SIRUP SORBITOL


DAN PENGGANTIAN BUTTER DENGAN SALATRIM TERHADAP
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KEMBANG GULA KARAMEL

Thomas Indarto Putut Suseno 1), Nita Fibria 2) dan Netty Kusumawati 1)

1
Staf Pengajar Tetap Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya
2
Alumni Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya

Abstract
Caramel soft candy is one of noncrysytalline candy, with soft and chewy texture. Sorbitol as
known low calories sweetener agent with 2/3 Calorie content of sucrose. Salatrim is a one of fat
replacer with lipid base was classified as triglyceride. The advantages of the salatrim usage is 5
Calories/gram compared with 9 Calories/gram on ordinary lipid together give physical characteristic
with conventional lipid. This objective of this is to find out about the effect of the changing glucose
syrup with sorbitol syrup and butter with salatrim toward chemical physics and organoleptic of
caramel soft candy to know the usage of both to produce most favorable caramel soft candy.
This study were doing with making caramel soft candy with replacement variation of glucose
syrup with sorbitol syrup (20%:80%; 10%:90%; and 0%:100%) and replacement variation of butter
with salatrim (10%:90 and 0%:100%). The study design are using Factorial Group Randomly Design
and Factorial Complete Randomly Design with 6 treatment combination, each 4 replications.
Based on statistic evaluation, there are interaction effect between replacement glucose syrup
with sorbitol syrup and replacement butter with salatrim toward hardness, tensile strength and pan-
elist preference to colour and texture caramel soft candy, but not effecting in water content, reducing
sugar content, lightness, redness, yellowness and panelist preference to taste of caramel soft candy.
Replacement glucoce syrup with sorbitol syrup would effecting in water content, reducing sugar
content, lightness, redness and yellowness caramel soft candy. The taste preference effected by each
of treatment but not effected by interaction of both treatment. The best product based on weighing
technique was caramel soft candy with replacement glucose syrup with sorbitol syrup 100% and
replacement butter with salatrim 100% (A3B2) that consists of 8,87% water content, 10,79 gram/
100gram material, 487,25 Newton hardness, 10,13 Newton tensile strength, 41,48 lightness, 13,25
redness and 26,40 yellowness.The colour preference score was 5,04, texture was 5,07 and taste was
4,97 which classified on netral to likely enough.

Key words : caramel soft candy, glucose syrup, sorbitol syrup, butter, salatrim

PENDAHULUAN (tidak berpasir), misalnya caramel, lollipops,


Kembang gula secara umum dibagi atas dua marshmallow, dan gumdrops (Vail; Jean; Rust;
kelompok besar yaitu kembang gula yang berkristal Griswold & Justin,1978).
(crystalline candy) dan kembang gula tidak Kembang gula lunak karamel (caramel soft
berkristal (noncrystalline candy). Kembang gula candy) merupakan salah satu jenis kembang gula
berkristal (crystalline candy) mempunyai struktur yang tidak berkristal (noncrystalline candy),
kristal yang jelas, misalnya fondant dan fudge. memiliki tekstur yang lunak dan terbuat dari gula
Sedangkan kembang gula tidak berkristal (non- (sukrosa), sirup jagung/glukosa (corn/glucose
crystalline candy) mempunyai tekstur yang halus syrup), lemak dan produk susu sebagai sumber

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 1


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

protein dengan atau tanpa penambahan flavor penggunaan yang inovatif dari bahan yang
(Nakai dan Modler, 2000; Hui, 1992). Menurut dikembangkan secara umum dan lebih baru. Fat
Stansell (1995), kembang gula karamel dapat replacer dikembangkan untuk membantu
dengan sengaja diharapkan terjadi pengkristalan menghasilkan produk pangan dengan rasa, nutrisi
sehingga kembang gula karamel yang dihasilkan dan penampilan yang baik dan sesuai keinginan
berkristal. Kembang gula ini disebut grained cara- konsumen (International Food Information Council,
mel. Dalam penelitian ini dikaji mengenai kembang 2000; Cooper dan Michaelides, 2004).
gula lunak karamel yang tergolong noncrystalline Produk kembang gula reduced sugar atau
candy. sugar free saat ini dikembangkan dengan
Karakteristik kembang gula lunak karamel menggunakan pemanis pengganti yang memiliki
tergantung dari suhu pemasakan, reaksi kelebihan dalam penurunan kalori. Sorbitol adalah
pencoklatan, dan bahan-bahan lain dalam gula alkohol yang secara alami banyak ditemukan
campuran kembang gula lunak karamel yang dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Sorbitol
membantu mencegah kristalisasi atau senyawa yang dikenal sebagai pemanis dengan kandungan kalori
terbentuk dari sukrosa akibat pemanasan suhu dua per tiga dari sukrosa dan tingkat kemanisan
tinggi (Vail et al, 1978). Karamel dapat 60% dari sukrosa. Sorbitol sangat cocok untuk
diklasifikasikan berdasarkan tekstur yang diatur memproduksi berbagai produk rendah kalori dan
melalui kadar air sisa, sebagai karamel keras telah terbukti aman digunakan hampir setengah
(kadar air 6%), sedang (kadar air 8%), dan lunak abad. Sorbitol juga mempunyai sifat yang dapat
(kadar air 10%) (Buckle, Edwards, Fleet & menjaga keseimbangan kandungan air dan tekstur
Wootton, 1987). sehingga cocok untuk produk-produk permen dan
Butter dapat digunakan dalam pembuatan sejenisnya. FDA telah menetapkan sorbitol sebagai
kembang gula lunak karamel karena memberikan GRAS (Calorie Control Council, 2004).
flavor yang khas dan lebih cepat teremulsi (Minifie, Produk pangan rendah lemak (low fat), re-
1970). Butter adalah emulsi cair dalam minyak duced fat, dan bebas lemak (fat free) beberapa
dengan komposisi kira-kira 85% lemak susu, 13% tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan untuk
air, 1% protein dan 1% garam (Ketaren, 1986). membantu seseorang pada rencana makan yang
Butter digunakan untuk mendapatkan rasa lebih sehat. Produk pangan reduced fat tidak
yang spesifik. Jika butter dihilangkan maka hanya membantu mengurangi konsumsi lemak,
produk yang dihasilkan akan menjadi keras, tetapi kalori juga (International Food Information
mudah melekat, dan sulit untuk menjadi kenyal Council, 2000). Penggantian lemak secara
(chewy), selain itu juga berpengaruh terhadap fla- keseluruhan melibatkan kerja dengan sejumlah
vor. Butter ditambahkan 2-3ÚC sebelum suhu komposisi untuk mengatur air, struktur, warna,
akhir tercapai untuk mendapatkan hasil yang lebih karakteristik proses, flavor dan penampilan (Con-
baik (Meiners & Joike, 1984; Peckham, 1974). fectionery News, 2003).
Menurut Kurtzweil (1996), lemak memiliki Fat replacer (pengganti lemak) merupakan
banyak fungsi penting. Sebagai komponen pangan, bahan yang menggantikan beberapa atau semua
lemak penting karena memberikan rasa, fungsi lemak dan mungkin tidak menghasilkan
konsistensi, stabilitas, penerimaan rasa dan energi atau menghasilkan energi dalam jumlah yang
membantu seseorang merasa kenyang. sedikit (Kaur, 2005). Fat replacer dapat
Mengurangi lemak dalam produk pangan dikembangkan dari karbohidrat, protein atau
dan menjaga karakteristik sensorik merupakan lemak. Fat replacer dikenalkan untuk membantu
tantangan utama dari produk rendah lemak dan dalam menghasilkan produk pangan rendah lemak,
reduced-fat, dan sering membutuhkan reduced fat, bebas lemak dan tetap memberikan

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 2


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

karakteristik sensorik yang diinginkan konsumen yang akan dimetabolisme melalui jalur fruktosa 1-
(Cooper dan Michaelides, 2004). fosfat dan jalur tersebut tidak membutuhkan insu-
Fat replacer berbasis lemak terbuat dari lin untuk metabolismenya.
lemak alami sehingga memiliki sifat fisik seperti Keamanan konsumsi sorbitol telah didukung
lemak termasuk rasa, tekstur dan mouthfeel oleh berbagai studi sehingga dalam regulasi U. S.
(kesan di mulut). Salatrim merupakan salah satu Food and Drug, sorbitol dinyatakan sebagai
fat replacer berbasis lemak (International Food GRAS (Generally Recognized as Safe). U. S.
Information Council, 2007). Salatrim tergolong Food and Drug juga mengeluarkan peraturan yang
trigliserida yang terdiri dari asam lemak rantai mengatur bahwa produk pangan yang mengandung
pendek (asam lemak asetat, propionat, dan butirat) lebih dari 50 gram sorbitol untuk konsumsi per
dan asam lemak rantai panjang (asam lemak harinya harus disertai label yang berbunyi
stearat) (Danisco, 2003). Keunggulan dari ’konsumsi sorbitol secara berlebihan dapat
pemakaian salatrim adalah dengan kalori 5 Kalori menyebabkan laxative effect” (Calorie Control
per gram dibanding 9 Kalori per gram pada lemak Council, 2004).
biasa dan disaat yang bersamaan memberikan Sorbitol adalah pengganti gula yang sering
kemiripan dalam rasa, tekstur, mouthfeel pada digunakan dalam diet (makanan dan minuman) dan
produk pangan dengan lemak konvensional permen karet bebas gula. Sorbitol juga mengacu
(Danisco, 2003). Selain itu, tidak menimbulkan sebagai pemanis bernutrisi karena menghasilkan
efek samping yang merugikan atau berbahaya bagi kalori atau energi pada makanan 2,6 Kalori (11
tubuh, seperti laxative effect dan menghambat KJ per gram dibandingkan rata-rata 4 Kalori (17
penyerapan vitamin-vitamin yang larut lemak. KJ) gula dan pati (Wikipedia, 2007).
Salatrim telah mendapat persetujuan dari FDA U. S. Food and Drug Administration (1994),
sebagai GRAS pada 30 Juni 1994 (Kurtzweil, menyatakan kriteria produk pangan reduced calo-
1996; Danisco, 2003). rie memiliki presentase penurunan kalori minimal
Penggunaan sirup sorbitol dan salatrim untuk 25% per saji dibanding produk konvensional.
menggantikan sirup glukosa dan butter, Salatrim merupakan salah satu fat replacer
diharapkan dapat menghasilkan produk kembang berbasis lemak. Salatrim merupakan lemak ana-
gula lunak karamel reduced calorie. Sorbitol log yang berguna untuk menggantikan lemak dalam
dengan berat molekul sebesar 182, 17 memiliki makanan dengan menawarkan keamanan dan
titik lebur pada suhu 96-97°C dan bersifat sangat keefektifan dalam pemrosesan makanan untuk
higroskopis. Kelarutan sorbitol sangat tinggi yaitu meningkatkan profil nutrisi dalam pangan tanpa
sebesar 235 gram/100 gram air pada suhu 25°C. mempengaruhi rasa, dimana nilai kalorinya adalah
Sorbitol memiliki mouthfeel (kesan di mulut) satu per-tiga lebih rendah dari lemak pada
dengan rasa yang manis dan memberikan sensasi umumnya, yaitu menghasilkan 5 Kalori per gram
dingin di mulut. Sorbitol sangat stabil dan secara dibanding 9 Kalori per gram pada lemak biasa
kimiawi tidak reaktif sehingga sorbitol memiliki (Confectionery News, 2003; Cooper&
ketahanan yang sangat tinggi terhadap temperatur Michaelides, 2004).
dan tidak mengalami rekasi maillard ( Dwivedi, Salatrim merupakan trigliserida yang terdiri
1991; Calorie Control Council, 2004). dari asam lemak jenuh rantai panjang (dimana yang
Mc Williams (1997), menjelaskan bahwa dominan adalah asam stearat) dan asam lemak
dibandingkan dengan sukrosa, penyerapan sorbi- rantai pendek (asetat C-2, propionat C-3, dan
tol oleh tubuh lebih lambat sehingga sorbitol butirat C-4) yang teresterifikasi pada molekul
menjadi salah satu pemanis alternatif bagi penderita gliserol. Salatrim mempunyai sifat fisik (rasa,
diabetes melitus. Sorbitol diubah menjadi fruktosa tekstur dan mouthfeel) yang sama dengan lemak

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 3


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

pada umumnya, tetapi dengan 45% kalori lebih Treadwell, Pronczuk dan Hayes (2002),
sedikit ( hanya 55% dari salatrim yang terserap menjelaskan bahwa asam stearat merupakan asam
ke dalam tubuh sebagai lemak). Prinsip dari lemak rantai panjang yang dipilih dalam lemak
pemotongan kalori yang dihasilkan dari lemak ini penurun energi seperti yang telah ditunjukkan
berdasarkan atas dua hal, yaitu adanya asam-asam secara jelas pada tikus, asam stearat sedikit
lemak rantai pendek yang menghasilkan lebih terserap dan tidak berakibat merugikan pada profil
sedikit Kalori per unit berat dibanding asam lemak plasma lipida pada kebanyakan spesies termasuk
rantai panjang. Kedua, asam lemak stearat sedikit manusia.
diserap dalam tubuh (Smith, Finley & Leveille, Keamanan mengkonsumsi salatrim telah
1994). didukung oleh berbagai studi sehingga dalam
Finley, Klemann, Leveille, Otterburn dan regulasi U. S. Food and Drug, sorbitol dinyatakan
Walchak (1994), mengatakan bahwa asam stearat sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe)
yang terestrifikasi pada posisi 1 dan 3 molekul pada tanggal 30 Juni 1994 (Federal register 59,
gliserol bioavailabilitasnya terbatas, karena alasan 125, 33774). Selain itu salatrim juga telah diuji
tersebut asam lemak rantai pendek dan asam lemak oleh EU Scientific Commitee on Food dan UK’s
tidak jenuh cenderung ditempatkan pada posisi 2 advisory Committe on Novel Foods and Pro-
molekul gliserol sedangkan asam stearat dan asam cesses, dimana hasil pengujian tersebut
lemak jenuh rantai panjang lainnya cenderung menunjukkan tidak ada ketidaknyamanan yang
ditempatkan pada posisi 1 dan 3 molekul gliserol terlacak pada konsumsi 30 gram per hari, hal ini
(Hayes, Pence, Scheinbach, D’Amelia, Klemann, yang mendasari konsumsi rata-rata salatrim
Wilson & Finley, 1994). (Danisco, 2003).
Rasio asam lemak rantai pendek dan asam
lemak rantai panjang pada salatrim mempengaruhi BAHAN DAN METODOLOGI
sifat fisiknya sehingga lemak tersebut memiliki sifat Bahan-bahan yang digunakan adalah :
yang mirip dengan lemak konventional (Smith et sukrosa, sirup glukosa, sirup sorbitol, susu skim,
al., 1994). air mineral , Salatrim merk ”Benefat”, Butter ,
Salatrim dihasilkan dengan interesterifikasi Pati Elastigel 1000J, dan susu kental manis merk
lemak nabati yang terhidrogenasi dengan ”Frisian Flag”.
kandungan asam stearat yang tinggi dengan Rancangan penelitian yang akan digunakan
trigliserida yang terdiri dari asam-asam lemak untuk hasil analisa (kadar gula reduksi, kadar air,
rantai pendek (asetat, propionat dan butirat), serta tekstur dan warna) adalah Rancangan Acak
pada struktur trigliseridanya sedikitnya Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor, yaitu
mengandung satu atau dua asam lemak rantai faktor A (penggantian sirup glukosa dengan sirup
pendek (asetat, propionat dan butirat) dan satu sorbitol) terdiri dari 3 level yaitu A1 = Sirup sor-
asam lemak rantai panjang, yaitu dominan asam bitol : sirup glukosa = 80% : 20%, A2= Sirup sor-
stearat ( Hayes, Finley dan Leveille,1994; bitol : sirup glukosa = 90% : 10%, A3= Sirup
Benford, Grieg, Lupton dan Leclereq, 1999). sorbitol : sirup glukosa = 100% : 0% dan faktor B
Komposisi salatrim terdapat lima macam (penggantian butter dengan salatrim ) terdiri dari
struktur trigliserida, yaitu LSS, SLS, LLS, LSL 2 level yaitu B1 = Salatrim : butter = 90% :
dan LLL, dimana S mengacu pada posisi asam 10% dan B2 = Salatrim : butter = 100% : 0%.
lemak rantai pendek sedangkan L mengacu pada Diagram alir jalannya penelitian pada Gambar 1.
posisi asam lemak rantai panjang pada molekul
gliserol (Klemann, Finley dan Leveille, 1994).

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 4


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Sukrosa, sirup glukosa, sirup sorbitol, butter, salatrim, larutan susu skim & pati,
 susu kental manis

Penimbangan dan Preparasi bahan


Pencampuran dan Pemanasan sampai 121°C ,30 detik

Pendinginan sampai suhu 90°C

Pencetakan

Pemadatan

Kembang gula lunak karamel Analisa:

- Tekstur (kekerasan &


daya putus)
- Warna
- Kadar gula reduksi
- Kadar air
- Organoleptik (warna,
tekstur & rasa)

Gambar 1. Diagram Alir Jalannya Penelitian


Sumber: Ensminger, 1994 dengan modifikasi

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 5


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

HASIL DAN PEMBAHASAN air antar molekul glukosa dan sorbitol.


Kadar Air Kembang Gula Lunak Karamel Menurut Winarno (2002), air terikat kuat
Kadar air kembang gula lunak karamel yang adalah molekul air yang terikat pada molekul-
paling tinggi pada perlakuan penggantian sirup molekul lain melalui suatu ikatan hidrogen yang
glukosa dengan sirup sorbitol 100% dan berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat
penggantian butter dengan salatrim 90% (A3B1) dengan molekul-molekul lain yang mengandung
yaitu 8,91%, sedangkan kadar air yang paling atom-atom O dan N seperti karbohidrat, protein
rendah adalah perlakuan penggantian sirup glukosa dan garam.
dengan sirup sorbitol 80% dan penggantian but- Air yang diserap sorbitol tergolong dalam air
ter dengan salatrim 90% (A1B2) yaitu 6,97% tipe III yaitu air yang secara fisik terikat dalam
Hasil analisis statistik menunjukkan ada beda nyata jaringan matriks bahan seperti membran kapiler
pada kadar air kembang gula lunak karamel akibat dan lain-lain. Air tipe III ini yang sering disebut
pengaruh penggantian sirup glukosa dengan sirup dengan air bebas dimana pada saat dikeringkan
sorbitol (pada ± = 5%), sedangkan pengaruh akan mudah sekali teruapkan (Furia, 1992 dan
penggantian butter dengan salatrim serta interaksi Winarno, 2002).
kedua perlakuan tidak berbeda nyata terhadap
kadar air kembang gula lunak karamel. Uji DMRT Warna Kembang Gula Lunak Karamel
yang dilakukan menunjukkan perbedaan Warna kembang gula lunak karamel dianalisa
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol dengan alat colorimeter dimana hasil yang terbaca
menyebabkan perbedaan kadar air yang nyata berupa angka yang menunjukkan tingkat lightness
pada kembang gula lunak karamel seperti terlihat (L), redness (a) dan yellowness (b). Lightness
pada Tabel 1. menunjukkan tingkat kecerahan, redness
menunjukkan tingkat/intensitas warna merah dan
Tabel 1. Kadar Air Kembang Gula Lunak Karamel yellowness menunjukkan tingkat/intensitas warna
pada Berbagai Perlakuan Penggantian kuning yang terbaca pada sampel.
Sirup Glukosa dengan Sirup Sorbitol
Lightness
Nilai L yang semakin tinggi menunjukkan
2GTNCMWCP 4CVCTCVC
  tingkat kecerahan kembang gula lunak karamel
# C yang semakin tinggi. Lightness kembang gula lunak
# D karamel yang paling tinggi pada perlakuan
# E penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
100% dan penggantian butter dengan salatrim
100% (A3B2) yaitu 41,48, sedangkan lightness
Peningkatan kadar air kembang gula lunak
terendah pada perlakuan penggantian sirup glukosa
karamel akibat penggantian sirup glukosa dengan
dengan sirup sorbitol 80% dan penggantian but-
sirup sorbitol dikarenakan gugus hidroksil pada
ter dengan salatrim 90% (A1B1) yaitu 33,50.
sorbitol lebih banyak jumlahnya dibandingkan
Hasil analisis statistik menunjukkan lightness
dengan glukosa sehingga kadar air kembang gula
kembang gula lunak karamel berbeda nyata akibat
lunak karamel akan semakin meningkat dengan
perbedaan penggantian sirup glukosa dengan sirup
adanya peningkatan penggantian sirup glukosa
sorbitol, sedangkan penggantian butter dengan
dengan sirup sorbitol. Sesuai dengan pendapat
salatrim dan interaksi kedua perlakuan tidak
Chinachoti (1993) dan Tranggono (1989),
memberikan perbedaan yang nyata terhadap light-
perbedaan jumlah dan letak gugus hidroksil
ness kembang gula.
mengakibatkan perbedaan kemampuan mengikat

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 6


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Uji DMRT yang dilakukan menunjukkan kembang gula lunak karamel, disumbangkan oleh
perbedaan penggantian sirup glukosa dengan sirup sirup glukosa dan laktosa pada susu kental manis.
sorbitol menyebabkan perbedaan tingkat lightness Sukrosa bukan merupakan gula reduksi, tetapi jika
yang nyata pada kembang gula lunak karamel terhidrolisis oleh adanya air dan panas menjadi
seperti pada Tabel 2. Nilai L rata-rata tertinggi glukosa dan fruktosa maka dapat terlibat dalam
40,96, pada kembang gula lunak karamel dengan reaksi Maillard.
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol Sorbitol bukan merupakan gula reduksi
sebesar 100% dan nilai L rata-rata terendah 33,66 melainkan alkohol polihidrat sehingga tidak terlibat
pada kembang gula lunak karamel dengan dalam reaksi Maillard (Furia, 1992 dan Dwivedi,
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol 1991), dan dengan semakin tinggi penggantian
sebesar 80%. sirup glukosa dengan sirup sorbitol maka semakin
cerah warna kembang gula lunak karamel yang
Tabel 2. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa dihasilkan, hal ini dikarenakan semakin sedikit
dengan Sirup Sorbitol terhadap Light- gugus pereduksi yang bereaksi dengan gugus
ness Kembang Gula Lunak Karamel amino dari protein sehingga reaksi Maillard
terbatas dan warna coklat yang dihasilkan terbatas.
Sebaliknya semakin rendah penggantian sirup
glukosa dengan sirup sorbitol kembang lunak
karamel yang dihasilkan semakin gelap.

Redness
Nilai a (redness) yang semakin tinggi
2GTNCMWCP 4CVCTCVC
menunjukkan tingkat/intensitas warna merah
#Warna coklat yang menjadi karakteristik
C kembang gula lunak karamel yang semakin tinggi.
kembang
# gula lunak karamel dikarenakan reaksi
D Redness kembang gula lunak karamel yang paling
pencoklatan
# non enzimatis,
E reaksi Maillard.
yaitu
tinggi pada perlakuan penggantian sirup glukosa
Reaksi Maillard merupakan reaksi antara gugus
dengan sirup sorbitol 80% dan penggantian but-
amino primer atau bebas dari protein dengan
ter dengan salatrim 90% (A1B1) yaitu 16,18,
aldehida atau keton dari gula pereduksi dan
sedangkan redness yang paling rendah pada
menghasilkan senyawa berwarna coklat. Reaksi
perlakuan penggantian sirup glukosa dengan sirup
pembentukan warna coklat melalui reaksi amadori
sorbitol 100% dan penggantian butter dengan
dan kondensasi aldol membentuk melanoidin
salatrim 100% (A3B2) yaitu 13,25. Hasil analisis
(Winarno, 2002).
statistik menunjukkan redness kembang gula lunak
Susu skim dan susu kental manis merupakan
karamel berbeda nyata akibat perbedaan
bahan penyusun kembang gula lunak karamel yang
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol,
menyumbangkan gugus amino primer. Pada susu,
sedangkan perbedaan penggantian butter dengan
asam amino yang utama yang terlibat dalam reaksi
salatrim dan interaksi kedua perlakuan tidak
Maillard adalah lisin, alanin, sistin. Menurut Food
menunjukkan perbedaan yang nyata. Uji DMRT
Colourant (2006), dari semua asam amino, lisin
yang dilakukan menunjukkan perbedaan
yang paling reaktif menghasilkan warna coklat
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
dalam reaksi Maillard, sedangkan asam amino
menyebabkan perbedaan tingkat redness yang
sistein menghasilkan warna yang kurang dalam
nyata pada kembang gula lunak karamel seperti
reaksi Maillard. Gula reduksi dari bahan penyusun
pada Tabel 3.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 7


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Tabel 3. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa menunjukkan perbedaan yang nyata. Uji DMRT
dengan Sirup Sorbitol terhadap Redness yang dilakukan menunjukkan perbedaan
Kembang Gula Lunak Karamel penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
menyebabkan perbedaan tingkat yellowness yang
nyata pada kembang gula lunak karamel seperti
terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa


dengan Sirup Sorbitol terhadap Yellow-
ness Kembang Gula Lunak Karamel
Warna coklat pada kembang gula lunak
karamel merupakan gabungan warna merah, 2GTNCMWCP 4CVCTCVC
kuning, dan biru. Semakin besar penggantian sirup
glukosa dengan sirup sorbitol, redness kembang # C
gula lunak karamel semakin menurun, hal ini # D
dikarenakan semakin sedikit pigmen coklat # E
melanoidin yang terbentuk melalui reaksi Maillard
antara gula reduksi dengan asam amino, sehingga Penggantian sirup glukosa dengan sirup sor-
intensitas warna merah pada kembang gula lunak bitol yang semakin tinggi akan menghasilkan
karamel semakin menurun, hal ini dikarenakan kembang gula lunak karamel dengan warna yang
sorbitol tidak memiliki gugus reduksi sehingga tidak lebih muda dan mengarah ke warna kuning, hal ini
terlibat dalam reaksi Maillard. Semakin banyak dikarenakan sorbitol bukan merupakan gula
pigmen coklat melanoidin yang terbentuk melalui reduksi sehingga semakin banyak sirup glukosa
reaksi Maillard, intensitas warna merah yang yang digantikan dengan sirup sorbitol akan
dihasilkan semakin tinggi. menurunkan jumlah gugus pereduksi yang bereaksi
dengan gugus amino protein, sehingga pigmen
Yellowness warna coklat yaitu melanoidin yang dihasilkan
Nilai b (yellowness) yang semakin tinggi semakin rendah dan warna kembang gula lunak
menunjukkan tingkat warna kuning kembang gula karamel berwarna kuning serta pengujian
lunak karamel yang semakin tinggi. Yellowness menunjukkan nilai b yang lebih besar. Sebaliknya
yang paling tinggi terdapat pada kembang gula semakin rendah penggantian sirup glukosa dengan
lunak karamel dengan perlakuan penggantian sirup sirup sorbitol akan menunjukkan nilai b yang lebih
glukosa dengan sirup sorbitol 100% dan kecil, hal ini dikarenakan warna kuning yang lebih
penggantian butter dengan salatrim 100% rendah akibat lebih banyak pigmen melanoidin
(A3B2) yaitu 26,40, sedangkan yellowness yang dihasilkan melalui reaksi Maillard.
terendah pada perlakuan penggantian sirup glukosa
dengan sirup sorbitol 80% dan penggantian but- Kadar Gula Reduksi Kembang Gula Lunak
ter dengan salatrim 90% (A1B1) yaitu 21,03. Karamel
Hasil analisis statistik menunjukkan yellowness Penentuan kadar gula reduksi kembang gula
kembang gula lunak karamel berbeda nyata akibat lunak karamel dilakukan dengan alat
perbedaan penggantian sirup glukosa dengan sirup Spektrofotometer dengan metode Nelson-
sorbitol, sedangkan penggantian butter dengan Somogyi. Kadar gula reduksi kembang gula lunak
salatrim dan interaksi keduanya tidak karamel yang paling tinggi pada perlakuan

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 8


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol Tekstur Kembang Gula Lunak Karamel
80% dan penggantian butter dengan salatrim Salah satu parameter mutu penentu kualitas
100% (A1B2) yaitu 27,87 gram/100gram bahan, kembang gula lunak karamel adalah tekstur.
sedangkan terendah perlakuan penggantian sirup Tekstur yang diharapkan pada kembang gula lunak
glukosa dengan sirup sorbitol 100% dan karamel adalah lunak dan chewy (dapat dikunyah
penggantian butter dengan salatrim 90% (A3B1) dan dapat diputus tanpa kembali ke bentuk
yaitu 10,39 gram/100gram bahan. Hasil analisa semula).
statistik menunjukkan ada beda nyata pada kadar
gula reduksi kembang gula lunak karamel akibat Kekerasan Kembang Gula Lunak Karamel
pengaruh penggantian sirup glukosa dengan sirup Kekerasan (Hardness) adalah kerja yang
sorbitol, sedangkan pengaruh penggantian butter diperlukan agar mampu menimbulkan deformasi
dengan salatrim serta interaksi kedua perlakuan pada suatu bahan. Data hasil kekerasan
tidak berbeda nyata terhadap kadar gula reduksi diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu lunak (soft),
kembang gula lunak karamel. Uji DMRT yang kokoh (firm), dan keras (hard) (Lawless dan
dilakukan untuk menunjukkan perbedaan Heymann, 1999).
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol Kekerasan kembang gula lunak karamel diuji
menyebabkan perbedaan kadar gula reduksi yang dengan alat autograph, dimana satuan yang
nyata pada kembang gula lunak karamel seperti digunakan adalah Newton, yaitu besarnya daya
terlihat pada Tabel 5. tekan yang dibutuhkan untuk menekan kembang
gula lunak karamel tersebut. Kekerasan yang tinggi
Tabel 5. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa ditunjukkan dengan besarnya daya tekan yang
dengan Sirup Sorbitol terhadap Kadar dibutuhkan untuk menekan kembang gula lunak
Gula Reduksi Kembang Gula Lunak karamel. Semakin lunak sampel kembang gula
Karamel lunak karamel yang diuji maka daya tekan yang
dibutuhkan juga semakin kecil, ini berarti sampel
2GTNCMWCP 4CVCTCVC
IIDCJCP  permen tersebut memiliki tingkat kekerasan yang
rendah.
# C Kekerasan kembang gula lunak karamel
# D yang paling tinggi pada perlakuan penggantian sirup
# E glukosa dengan sirup sorbitol 80% dan
penggantian butter dengan salatrim 100%
(A1B2), dengan daya tekan paling kecil yaitu 771
Penggantian sirup glukosa dengan sirup sor- Newton. Kekerasan kembang gula lunak karamel
bitol yang semakin tinggi akan menurunkan kadar yang paling rendah pada perlakuan penggantian
gula reduksi pada kembang gula lunak karamel sirup glukosa dengan sirup sorbitol 100% dan
hal ini dikarenakan sorbitol bukan merupakan gula penggantian butter dengan salatrim 90% (A3B1),
reduksi melainkan alkohol polihidrat (Furia, 1992). dengan daya tekan paling besar yaitu 466,00 New-
Sorbitol tidak memiliki gugus karbonil bebas karena ton.
sorbitol dibuat dari glukosa dengan cara Hasil analisis statistik menunjukkan ada beda
dihidrogenasi dengan tekanan yang tinggi, dengan nyata kekerasan kembang gula lunak karamel
alasan tersebut maka sorbitol tidak tergolong gula akibat pengaruh interaksi penggantian sirup
reduksi (Dwivedi,1991) glukosa dengan sirup sorbitol dan penggantian
butter dengan salatrim, selain itu pengaruh dari

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 9


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

masing-masing perlakuan berbeda nyata terhadap dalam membentuk kristal dipengaruh kesimetrisan
kekerasan kembang gula lunak karamel. Uji trigliserida penyusunnya. Salatrim terbuat dari
DMRT yang dilakukan menunjukkan perbedaan asam-asam lemak rantai pendek dan asam lemak
perlakuan penggantian sirup glukosa dengan sirup rantai panjang melalui proses interesterifikasi
sorbitol dan penggantian butter dengan salatrim sehingga trigliserida yang terbentuk tersusun acak.
menyebabkan perbedaan tingkat kekerasan yang Adanya trigliserida yang asimetris pada salatrim
nyata pada kembang gula lunak karamel seperti menghambat molekul lemak untuk berikatan
terlihat pada Tabel 6. Dari data hasil analisis dapat membentuk kristal sehingga jaringan kristal lemak
disimpulkan pada ada perbedaan parameter salatrim yang terbentuk kecil, noncrystalline,
kekerasan pada faktor perlakuan penggantian sirup memiliki inti kristal yang translucent,
glukosa (A) dengan level penggantian butter (B) berdiameternya sekitar 10 ¼m dan jaringan yang
yang berbeda. terbentuk rapuh dan tersusunacak. Lemak coklat
yang memliki sifat brittle dan lebih keras
Tabel 6. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa dibandingkan salatrim, hal ini dikarenakan 80%
dengan Sirup Sorbitol dan Penggantian trigliserida pada lemak coklat merupakan
Butter dengan Salatrim terhadap trigliserida simetris. Menurut Wainwright (1996),
Kekerasan Kembang Gula Lunak trigliserida pada lemak coklat dominan tersusun
Karamel atas asam lemak palmitat, stearat dan oleat dimana
oleat teresterifikasi pada posisi no 2 sedangkan
palmitat dan stearat menempati posisi 1 dan 3.
Akibat dari trigliserida yang tersusun simetris ini
menyebabkan semakin banyak molekul lemak
yang berikatan membentuk kristal, kemudian
terbentuk agregat dengan jarak antara elemen
microstructural simetris(karena berdekatan) dan
interaksinya kuat sehingga memicu terbentuknya
jaringan tiga dimensi dengan elemen microstruc-
Faktor penting dalam pembuatan kembang tural yang memiliki jarak hampir sama, sedangkan
gula lunak karamel tidak hanya mengenai jumlah salatrim memiliki jaringan kristal lemak yang lebih
lemak yang digunakan tetapi juga kekerasan dari lemah dikarenakan keberadaan trigliserida yang
lemak yang akan berdamapak pada kualitas asimetris dan ketidakmampuan trigliserida tersebut
produk akhir. Sifat rheologi dari lemak plastis dapat untuk membentuk interaksi yang cukup kuat untuk
ditentukan dari jaringan kristal lemak yang meneruskan pertumbuhan inti kristal (Narine &
terbentuk (Narine dan Marangoni, 1999). Menurut Marangoni, 1999). Dengan alasan tersebut dapat
Winarno (2002), kristal lemak dapat terbentuk dikatakan salatrim lebih lunak dan cocok
dikarenakan hilangnya panas akibat proses digunakan dalam pembuatan soft candy.
pendinginan lemak yang memperlambat gerak Sedangkan butter memiliki kristal lemak yang kecil
molekul-molekul dalam lemak, sehinggan jarak (5 ¼m) dan tidak membentuk struktur yang kuat,
antara molekul-molekul lebih kecil dan timbul gaya selain itu globula lemak pada lemak susu
tarik-menarik antar molekul yang disebut gaya Van menghalangi pertumbuhan kristal lemak (Hettinga,
der Walls. Akibat gaya ini, molekul lemak akan 1996). Semakin besar kristal lemak yang terbentuk
tersusun berjajar dan saking bertumpuk serta maka struktur lemak akan semakin keras dan
berikatan membentuk kristal. Kemampuan lemak brittle (Hettinga, 1996).

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 10


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Hasil pengujian menunjukkan perbedaan menghalangi molekul-molekul kristal untuk


efek perlakuan penggantian butter dengan bergabung akibatnya pertumbuhan kristal
salatrim pada masing-masing level penggantian terhambat. Semakin meningkat penambahan sirup
sirup glukosa dengan sirup sorbitol. Semakin besar sorbitol, kristalisasi glukosa dan sukrosa akan
penggantian butter dengan salatrim, maka daya semakin terhambat sehingga tekstur kembang gula
digunakan untuk menekan kembang gula lunak cenderung lebih lunak.
karamel semakin besar, hal ini menandakan
kembang gula lunak karamel yang terbentuk Daya Putus Kembang Gula Lunak Karamel
semakin keras. Daya putus kembang gula lunak karamel diuji
Kekerasan kembang gula lunak karamel juga dengan alat autograph, dimana satuan yang
dipengaruhi oleh kadar air dari kembang gula digunakan adalah Newton, yaitu besarnya daya
tersebut. Semakin besar konsentrasi penggantian yang dibutuhkan untuk menarik kembang gula
sirup glukosa dengan sirup sorbitol, semakin lunak lunak karamel sampai putus. Daya putus yang
kembang gula lunak karamel yang dihasilkan, hal rendah ditunjukkan dengan kecilnya daya tarik
ini dikarenakan semakin banyak sorbitol yang yang dibutuhkan untuk menarik kembang gula
ditambahkan akan menyebabkan semakin banyak lunak karamel sampai putus. Semakin besar daya
air yang terserap oleh sorbitol sebagai air bebas tarik yang dibutuhkan menunjukkan sampel lebih
sehingga semakin lunak kembang gula yang sulit untuk diputus. Semakin tinggi daya putus
dihasilkan. Sorbitol terbuat dari glukosa yang kembang gula lunak karamel menunjukkan bahwa
dihidrogenasi dengan tekanan yang tinggi, sehingga kembang gula tersebut semakin keras.
komposisi sirup sorbitol hanya terdiri dari Daya putus kembang gula lunak karamel yang
komponen sorbitol sendiri, sedangkan untuk sirup paling tinggi pada perlakuan penggantian sirup
glukosa komponen penyusunnya dipengaruhi oleh glukosa dengan sirup sorbitol 80% dan
DE (dekstrosa equivalen) dimana semakin rendah penggantian butter dengan salatrim 100%
DE semakin rendah konversi asam yang telah (A1B2), dengan daya tarik paling besar yaitu
dilakukan, hal ini mengakibatkan masih banyak 21,13 Newton. Daya putus kembang gula lunak
komponen-komponen dengan rantai panjang karamel yang paling rendah pada perlakuan
seperti maltotriosa dalam sirup glukosa yang penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
memiliki kemampuan penyerapan air yang lebih 100% dan penggantian butter dengan salatrim
rendah dibanding glukosa sendiri namun memiliki 90% (A3B1), dengan daya tarik paling kecil yaitu
kemampuan pengikatan yang lebih kuat. Sirup 7,50 Newton.
glukosa dengan DE yang rendah akan menurunkan Hasil analisis statistik menunjukkan ada beda
higroskopitas, meningkatkan viskositas, nyata daya putus kembang gula lunak karamel
chewiness dan toughness sehingga cocok sebagai akibat pengaruh interaksi penggantian sirup
bahan pembentuk body (Hawling, 1992; Jackson, glukosa dengan sirup sorbitol dan penggantian
1995). Adapun sirup glukosa yang digunakan butter dengan salatrim, selain itu pengaruh dari
dalam pembuatan kembang gula lunak karamel masing-masing perlakuan berbeda nyata terhadap
memiliki DE 42. Menurut Dziedzic (1984), sirup daya putus kembang gula lunak karamel. Uji
glukosa dengan DE terusun atas dekstrosa (19%), DMRT yang dilakukan menunjukkan perbedaan
maltosa (14%), maltotriosa (12%), maltotetrosa perlakuan penggantian sirup glukosa dengan sirup
(10%), maltopentosa (8%), maltoheksosa (7%), sorbitol dan penggantian butter dengan salatrim
maltoheptosa (5%) dan gula-gula yang lebih menyebabkan perbedaan daya putus yang nyata
kompleks (25%). Sorbitol juga mempunyai pada kembang gula lunak karamel seperti terlihat
kemampuan untuk menghambat kristalisasi dengan pada Tabel 7.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 11


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Tabel 7. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa Uji Kesukaan Terhadap Warna


dengan Sirup Sorbitol dan Penggantian Pada uji kesukaan terhadap warna, panelis
Butter dengan Salatrim terhadap Daya diminta memberikan penilaian kesukaannya
Putus Kembang Gula Lunak Karamel terhadap warna kembang gula lunak karamel.
Tingkat kesukaan panelis terhadap warna
4CVCTCVC kembang gula lunak karamel yang paling tinggi
2GTNCMWCP

0 GY VQP  pada perlakuan penggantian sirup glukosa dengan
# $  C sirup sorbitol 100% dan penggantian butter
# $  D dengan salatrim 90% (A3B1) dengan nilai rata-
# $  D rata yaitu 5,32. Tingkat kesukaan panelis terhadap
# $  E
warna kembang gula lunak karamel yang paling
# $  E
rendah pada perlakuan penggantian sirup glukosa
# $  F
dengan sirup sorbitol 80% dan penggantian but-
ter dengan salatrim 90% (A1B1), dengan nilai
Daya putus kembang gula lunak karamel rata-rata yaitu 2,87.
dipengaruhi oleh kemampuan pengikatan air oleh Hasil analisis statistik menunjukkan
sirup glukosa dan sirup sorbitol, dimana sirup perbedaan yang nyata pada tingkat kesukaan
glukosa mampu mengikat air lebih kuat dibanding panelis terhadap warna kembang gula lunak
sirup sorbitol sedangkan air yang diserap oleh sirup karamel akibat pengaruh penggantian sirup glukosa
sorbitol diikat sebagai air bebas, hal ini sesuai dengan sirup sorbitol sedangkan penggantian but-
dengan data hasil pengujian kadar air kembang ter dengan salatrim tidak berpengaruh nyata pada
gula lunak karamel, semakin besar penggantian tingkat kesukaan terhadap warna tetapi ada
sirup glukosa dengan sirup sorbitol semakin tinggi pengaruh interaksi kedua perlakuan. Tabel 8.
kadar air kembang gula lunak karamel yang menunjukkan hasil uji DMRT kesukaan terhadap
dihasilkan. Sifat alami dari bahan-bahan penyusun warna pada α =5%.
kembang gula lunak karamel akan ikut
mempengaruhi karakteristik produk akhir Tabel 8. Kesukaan Panelis terhadap Warna
kembang gula yang dihasilkan. Butter digolongkan Kembang Gula Lunak Karamel
sebagai soft fat sedangkan salatrim memiliki sifat
plastis, sehingga semakin banyak penggantian but-
ter dengan salatrim, semakin besar daya putus,
hal ini berarti daya yang dibutuhkan untuk menarik
kembang gula sampai putus lebih besar.

Uji Organoleptik
Uji organoleptik yang dilakukan meliputi uji
kesukaan terhadap warna, tekstur dan rasa
kembang gula lunak karamel. Metode yang
digunakan adalah metode garis dengan kisaran Hasil pengujian menunjukkan perbedaan
penilaian 1-7, dimana semakin tinggi nilai yang efek perlakuan penggantian sirup glukosa dengan
diberikan oleh panelis menunjukkan warna, tekstur sirup sorbitol pada masing-masing level
dan rasa kembang gula lunak karamel yang penggantian butter dengan salatrim terhadap
semakin disukai kesukaan panelis pada warna kembang gula lunak
karamel, kesukaan panelis terhadap warna

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 12


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

kembang gula lunak karamel semakin menurun terhadap warna kembang gula lunak karamel
seiring dengan menurunnya konsentrasi cenderung meningkat, hal ini dikarenakan butter
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol mempunyai kenampakan opaque sedangkan
dan tidak berbeda nyata antara pada perlakuan salatrim memiliki kenampakan translucent,
penggantian butter dengan salatrim. Peningkatan sehingga dengan penambahan salatrim semakin
konsentrasi penggantian sirup glukosa dengan sirup besar kembang gula lunak karamel yang dihasilkan
sorbitol menyebabkan pigmen coklat yang lebih cerah dan mengkilat, dimana warna tersebut
terbentuk melalui reaksi Maillard menjadi terbatas. yang lebih disukai oleh panelis. Menurut Hettinga
Warna coklat yang lebih sedikit terbentuk akibat (1996), butter memiliki warna creamy white
meningkatnya penggantian sirup glukosa dengan sampai dark yellow creamy atau orange yellow.
sirup sorbitol menyebabkan warna kembang gula Hasil pengujian kenampakan keju mozzarella
lunak karamel lebih disukai oleh panelis. Pada menunjukkan penggantian lemak susu dengan
perlakuan penggantian sirup glukosa dengan sirup salatrim akan meningkatkan whiteness keju yang
sorbitol yang lebih sedikit, tingkat kesukaan dihasilkan, hal ini ditandai dengan peningkatan nilai
terhadap warna cenderung turun kemungkinan L pada keju yang disubstitusi dengan salatrim
karena terbentuknya warna coklat yang semakin (Rudan, et al., 1998).
banyak akibat peningkatan jumlah gugus pereduksi
dari sirup glukosa yang bereaksi dengan gugus Uji Kesukaan Terhadap Tekstur
amino dari protein melalui rekasi Maillard. Hal ini Pada uji kesukaan terhadap tekstur, panelis
juga dapat ditunjukkan dari hasil pengukuran light- diminta memberikan penilaian kesukaannya
ness kembang gula lunak karamel yang semakin terhadap tekstur kembang gula lunak karamel
rendah. ketika dikunyah di dalam mulut, yaitu kelunakan
Penggantian butter dengan salatrim pada dan kemudahan kembang gula lunak karamel untuk
level penggantian sirup glukosa dengan sirup sor- diputus (chewiness) ketika dikunyah di mulut.
bitol 80% (A1), kesukaan cenderung meningkat Chewiness didefinisikan sebagai energi yang
dengan peningkatan jumlah salatrim dan ada beda dibutuhkan untuk menghancurkan bahan makanan
nyata pada level penggantian butter dengan semi padat menjadi keadaan yang siap untuk
salatrim 90% (B1) dan 100% (B2), hal ini ditelan. Chewiness beruhungan dengan kekerasan,
dikarenakan warna kembang gula lunak karamel kelengketan dan elastisitas (Rosenthal, 1999).
pada level A1 lebih gelap dibanding A2 maupun Hasil analisis statistik menunjukkan
A3 sehingga dengan adanya penggantian butter perbedaan yang nyata pada tingkat kesukaan
dengan salatrim berdampak sangat nyata pada panelis terhadap tekstur kembang gula lunak
kembang gula tersebut. Pada level penggantian karamel akibat pengaruh penggantian sirup glukosa
sirup glukosa 90% (A2) terjadi peningkatan dengan sirup sorbitol serta adanya pengaruh
kesukaan warna akibat peningkatan jumlah interaksi penggantian jumlah sirup glukosa dengan
salatrim walaupun perbedaanya tidak nyata. sirup sorbitol dan penggantian butter dengan
Sedangkan pada level penggantian sirup glukosa salatrim, sedangkan penggantian butter dengan
dengan sirup sorbitol 100% terjadi penurunan salatrim tidak berpengaruh nyata.
kesukaan terhadap warna kembang gula lunak Penilaian organoleptik tekstur melibatkan
karamel akibat peningkatan jumlah salatrim tetapi proses pengunyahan dalam mulut yang meliputi tiga
perbedaannya tidak signifikan (antara A3B1 dan tahap yaitu initial phase, ditentukan pada gigitan
A3B2), dari hasil yang diperoleh ini dapat pertama sebelum saliva terlibat, masticatory
disimpulkan rata-rata semakin meningkat phase, ditentukan selama pengunyahan dan re-
penggantian butter dengan salatrim kesukaan sidual phase yang biasanya ditentukan setelah
produk ditelan.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 13


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Tabel 9. Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Uji Kesukaan Terhadap Rasa


Kembang Gula Lunak Karamel Pada uji kesukaan terhadap rasa, panelis
diminta memberikan penilaian kesukaannya
2GTNCMW CP 4 CVCTCVC terhadap rasa kembang gula lunak karamel. Hasil
analisis statistik menunjukkan perbedaan yang
# $  C nyata pada tingkat kesukaan panelis terhadap rasa
# $  CD kembang gula lunak karamel akibat pengaruh
# $  DE
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
# $  EF
# $  EF
dan penggantian butter dengan salatrim, tetapi
# $  F  interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata.
Pada Gambar 5.15 dan 5.16 dapat dilihat
kesukaan panelis terhadap rasa kembang gula lunak
Hasil analisis statistik tingkat kesukaan karamel menurun seiring dengan meningkatnya
panelis terhadap tekstur kembang gula lunak penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
karamel menunjukkan adanya keragaman dan kesukaan panelis terhadap rasa kembang gula
kesukaan panelis terhadap tekstur kembang gula, lunak karamel meningkat pada level penggantian
dimana ada panelis yang lebih menyukai tekstur butter dengan salatrim.
kembang gula lunak karamel yang keras dan ada Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa
pula yang sebaliknya, hal ini dikarenakan pada kembang gula lunak karamel bervariasi pada level
kembang gula lunak karamel yang lunak teksturnya penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol.
selain lunak juga tidak terlalu lengket ketika Tingkat kesukaan terhadap rasa pada berbagai
dikulum di mulut sehingga memudahkan dalam perlakuan penggantian sirup glukosa dengan sirup
pengkonsumsian. Sedangkan pada kembang gula sorbitol pada Tabel 10.
lunak yang lebih keras, teksturnya lebih chewy
ketika dikunyah di mulut karena alasan tersebut Tabel 10. Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa
ada panelis yang menyukai tekstur kembang gula dengan Sirup Sorbitol terhadap
lunak karamel yang keras. Pada kembang gula Kesukaan Rasa Kembang Gula Lunak
lunak karamel dengan level penggantian sirup Karamel
glukosa dan sirup sorbitol 90% dan level
penggantian butter dengan salatrim 90% (A2B1) 2 G TNCM WC P  4 C VCTC VC
cenderung tidak disukai karena tekstur kembang
gula tersebut kurang chewy dan agak lengket #    C
ketika dikulum di mulut. #    C D 
Semakin meningkat level penggantian but- #    D 
ter dengan salatrim, semakin meningkat tingkat
kesukaan panelis terhadap tekstur kembang gula
Panelis lebih menyukai rasa kembang gula
lunak karamel hal ini terjadi pada semua level
lunak karamel dengan penggantian butter dengan
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
salatrim 100% (pada berbagai level penggantian
(A1, A2 dan A3), akan tetapi karena jumlah sirup
sirup glukosa dengan sirup sorbitol). Nilai yang
glukosa yang lebih tinggi dibanding butter dalam
diberikan adalah 4,86, sedangkan nilai rata-rata
formulasi pembuatan kembang gula lunak karamel
kesukaan panelis terhadap rasa kembang gula lunak
maka perlakuan penggantian sirup glukosa dengan
karamel dengan penggantian butter dengan
sirup sorbitol lebih berpengaruh dibandingkan
salatrim 90% sebesar 4,35. Kesukaan panelis
perlakuan penggantian butter dengan salatrim.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 14


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

terhadap rasa kembang gula lunak karamel kesukaan panelis terhadap rasa kembang gula lunak
berbeda nyata akibat penggantian butter dengan karamel. Hettinga (1996), menjelaskan bahwa
salatrim pada uji DMRT dengan α =5% pada butter memiliki lebih dari 40 komponen volatil,
Tabel 11. dimana yang dominan adalah lactones, ethyl es-
ters, keton, aldehide dan asam lemak bebas.
Tabel 11. Pengaruh Penggantian Butter dengan Diasetil dan dimetil sulfida juga berkontribusi pada
Salatrim terhadap Kesukaan Rasa flavor butter. Menurut Minifie (1970),
Kembang Gula Lunak Karamel mengatakan diasetil pada butter sekitar 1 ppm
dan merupakan komponen yang berpengaruh pada
flavor butter.
Selain itu salatrim dapat berfungsi sebagai
release agent untuk encapsulated flavors dan
penggunaan salatrim sebagai softener dalam
pembuatan chewing gum akan meningkatkan
kualitas flavor (Yatka et al., 1996). Salatrim akan
Hasil analisis statistik menunjukkan adanya memerangkap komponen flavor dan melepaskan
keragaman terhadap kesukaan panelis terhadap komponen tersebut ketika kembang gula dikulum
rasa kembang gula lunak karamel. Rata-rata di mulut.
kesukaan panelis pada kembang gula lunak
karamel akibat pengaruh penggantian sirup glukosa Uji Pembobotan
dengan sirup sorbitol terkonsentrasi pada level A1 Uji pembobotan dilakukan dengan
dan A3, sedangkan panelis cenderung tidak menggunakan teknik Additive Weighting dengan
2 G Tmenyukai
N C M W C Prasa
 kembang
4 C V C gula
T C V lunak
C  karamel pada
tujuan menentukan perlakuan terbaik hasil
level
$  A2,
 hal ini dikarenakan
     C penggantian sirup pengujian organoleptik, yaitu nilai rata-rata
glukosa
$ dengan sirup
 sorbitol
    D akan
 mempengaruhi kesukaan panelis dari ketiga parameter pengujian
kemanisan kembang gula lunak karamel yang (warna, tekstur dan rasa). Hasil analisis statistik
dihasilkan, dimana sirup glukosa dengan DE 42 menunjukkan kembang gula lunak karamel dengan
memiliki kemanisan sekitar 38% sukrosa, nilai tertinggi sebesar 0,97 adalah kembang gula
sedangkan sirup sorbitol memiliki kemanisan lunak karamel dengan perlakuan penggantian sirup
sekitar 50% sukrosa. Kembang gula lunak karamel glukosa dengan sirup sorbitol 100% dan
dengan level A3 lebih manis dibandingkan penggantian butter dengan salatrim 100%
kembang gula dengan level A1 dan A2, dengan (A3B2), sedangkan nilai terendah sebesar 0,12
demikian dapat disimpulkan keragamaan panelis adalah kembang gula lunak karamel dengan
terhadap kesukaan pada rasa kembang gula lunak penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbitol
karamel dikarenakan perbedaan kesukaan panelis 90% dan penggantian butter dengan salatrim
pada rasa manis dari kembang gula yang dihasilkan. 90% (A2B1), dari hasil ini dapat disimpulkan
Pada tingkat kesukaan panelis terhadap rasa bahwa kembang gula lunak karamel dengan
kembang gula lunak karamel akibat pengaruh penggantian sirup glukosa maupun butter 100%
penggantian butter dengan salatrim, terlihat merupakan perlakuan yang terbaik. Tabel 12.
bahwa semakin besar konsentrasi penggantian termuat nilai hasil uji pembobotan dari seluruh
butter dengan salatrim, semakin tinggi tingkat kombinasi perlakuan.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 15


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Tabel 13. Nilai Uji Pembobotan • Perlakuan terbaik adalah perlakuan dengan
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbi-
2GTNCMWCP 0KNCK tol 100% dan penggantian butter dengan
salatrim 100% (A3B2) dengan nilai hasil
#$ 
#$  perhitungan uji pembobotan 0,97 dan memiliki
#$  kadar air 8,87%, kadar gula reduksi 10,79
#$  gram/100 gram bahan, tekstur dengan
#$  kekerasan sebesar 487,25 Newton dan daya
#$  putus sebesar 10,13 Newton, warna dengan
kombinasi lightness sebesar 41,48, redness
sebesar 13,25 dan yellowness sebesar 26,40
KESIMPULAN Untuk nilai organoleptik meliputi kesukaan
• Interaksi antara penggantian sirup glukosa terhadap warna sebesar 5,04, kesukaan
dengan sirup sorbitol dan penggantian butter terhadap tekstur sebesar 5,07 dan kesukaan
dengan salatrim berpengaruh nyata terhadap terhadap rasa sebesar 4,97 dimana tergolong
kekerasan dan daya putus kembang gula lunak dalam kategori netral sampai agak disukai.
karamel dan kesukaan panelis terhadap warna • Penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbi-
dan tekstur kembang gula lunak karamel, tetapi tol dan penggantian butter dengan salatrim
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, secara optimal akan meningkatkan penerimaan
kadar gula reduksi, lightness, redness dan yel- konsumen terhadap warna, tekstur dan rasa.
lowness serta kesukaan panelis terhadap rasa
kembang gula lunak karamel. DAFTAR PUSTAKA
• Perbedaan perlakuan penggantian sirup glukosa Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, M.
dengan sirup sorbitol berpengaruh nyata Wootton 1987. Ilmu Pangan (Hari
terhadap kadar air, kadar gula reduksi, light- Purnomo dan Adiono, Penerjemah). Jakarta:
ness, redness dan yellowness kembang gula UI-Press.
lunak karamel. Calorie Control Council. 2004. Reduced Calo-
• Pada kesukaan panelis terhadap rasa kembang rie Sweeteners: Sorbitol. Available at: http:/
gula lunak karamel, ada pengaruh nyata dari /www.caloriecontrol.org/sorbitol.html. (30
masing-masing perlakuan. Maret 2007).
• Semakin meningkat penggantian sirup glukosa Carpenter, R.P., David, H.L. dan Terry, A.H.,
dengan sirup sorbitol maka menyebabkan 2000. Guidelines for Sensory Analysis in
peningkatan kadar air, lightness dan yellow- Food Product Development and Quality
ness, tetapi menurunkan kadar gula reduksi dan Control 2nd edition. Gaithersburg, Maryland
redness kembang gula lunak karamel. : An Aspen Publication.
• Kekerasan dan daya putus kembang gula lunak Chinachoti, P. 1993. Water Mobility and its Re-
karamel, semakin menurun dengan peningkatan lation to Functionality of Sucrose Con-
penggantian sirup glukosa dengan sirup sorbi- taining Food Systems dalam Food Tech-
tol dan penurunan penggantian butter dengan nology Vol. 47, No:11. Chicago: Institute of
salatrim. Food Technologists, The Society for Food
Science and Technology.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 16


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Confectionery News. 2003. Roll Out for Con- Hayes, J. R., J. W. Finley & G. A. Leveille. 1994.
fectionery Fat Replacers. Available at: http:/ In Vivo Metabolism of Salatrim Fats in
/www.cosmeticsdesign.com/news/ The Rat. Journal of Agricultural and Food
ng.asp?id=48136 (25 Maret 2007). Chemistry. Volume 42, Issue 2. Available at:
Cooper, K. & J. Michaelides. 2004. Filling in http://pubs.acs.org/cgi-bin/abstract.cgi/
for Fat- Redesigned Fat Replacers Cre- jafcau/1994/42/i02/f-pdf/ f_jf000038a047.
ate More Options. Available at: http://www. pdf (28 Mei 2007).
ffnmag.com/NH/ASP/strArticleID/498/ Hayes, J. R., D. H. Pence, S. Scheinbach, R. P.
strSite/FFNSite/articleDisplay.asp (25 Maret D’Amelia, L. P. Klemann, N. H. Wilson &
2007). J. W. Finley. 1994. Review of
Danisco, 2003. Low-Calorie Fats. Available at Triacylglycerol Digestion, Absorption, and
http://www.danisco.com (2 Maret 2007). Metabolism with Respect to Salatrim
Dwivedi, B. K. 1991. Sorbitol dalam L. O. Triacylglycerols. Journal of Agricultural and
Nabors & R. C. Gelardi (Ed). 1991. Alter- Food Chemistry. 42(2): 474-483.
native Sweeteners. 2nd edition. New York: Hawling, D. 1992. Glucose Syrups: Production,
Marcel Dekker, Inc. Properties & Applications dalam Schenck,
Edwards, W.P. 1995. Gums and Gelling Agents. F. W. and Hebeda, R. E. (Ed). 1992. Starch
dalam E.B. Jackson (Ed.). Sugar Confec- Hydrolisis Products World-Wide Technol-
tionery Manufacture .2nd edition. London : ogy, Production & Application. United
Blackie Academic & Professional. Kingdom: VCH Publishers, Inc.
Ensminger, A.H. 1994. Foods and Nutrition Hettinga, D. dalam Y. H. Hui (Ed.).1996. Butter
Encyclopedia .2nd edition. London : dalam Bailey’s Industrial Oil and Fat Prod-
CRC Press. ucts. 5th. Vol. 3. New York: John Wiley &
Finley, J. W., L. P. Klemann, G. A. Leveille, M. S. Sons, Inc.
Otterburn & C. G. Walchak. 1994. Caloric Hui, Y.H. 1992. Encyclopedia of Food Science
Availability of Salatrim in Rats and Hu- and Technology . Vol. 2. New York : John
mans. Journal of Agricultural and Food Wiley & Sons, Inc.
Chemistry. 42(2): 495-499. International Food Information Council. 2000.
Food Colourants. 2006. Maillard Reaction. Avail- Question and Answers About Fat Replac-
able at: http://web.archive.org/web/ ers. Available at: http://www.IFIC.org (30
20041029235215/http://www.agsci.ubc.ca/ Maret 2007).
cours es/fnh/410/colour/3_82.htm (17 Jackson, E.B. (Ed.). 1995. Sugar Confection-
September 2007) ery Manufacture. London : Blackie Aca-
Food info. 2006. Maillard Reactions. Available demic & Professional.
at: http://www.foodinfo.net/uk/ Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak
colour/maillard.htm (17 September 2007) dan Lemak Pangan. Jakarta : Penerbit
Furia, T. E. 1992. CRC Handbook of Food Ad- Universitas Indonesia.
ditives. Boston: CRC Press.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 17


Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa (Thomas Indarto Putut Suseno, dkk)

Klemann, L. P., J. W. Finley & G. A. Leveille. Smith, R. E., J. W. Finley & G. A. Leveille. 1994.
1994. Estimation of The Absorption Co- Overview of Salatrim, a Family of Low-
efficient of Stearic Acid in Salatrim Fats. Calorie Fats. Journal of Agricultural and
Journal of Agricultural and Food Chemistry. Food Chemistry. 42(2): 432-434
42(2): 484-488. Softly, B. J., A. S. Huang, J. W. Finley., M.
Kurtzweil, P. 1996. Taking the Fat Out of Food. Petersheim, R. G. Yarger, M. M. Chrysam,
Available at: http://cfsan.fda.gov/~dms/ R. L. Wieczorek, M. S. Otterburn, A. Manz
fdfatout.html (2 Maret 2007). & G. J. Templeman. 1994. Composition of
Lawless, H.T. dan H. Heymann. 1999. Sensory Representative Salatrim Fat Preparation.
Evaluation of Food : Principles and Prac- Journal of Agricultural and Food Chemistry.
tices. Gaithersburg, Maryland : An Aspen 42(2): 461-467.
Publication. Stansell, D. 1995. Caramel, Toffee and Fudge.
Meiners, K. K. & H. Joike. 1984. The New dalam E.B. Jackson (Ed.). Sugar Confec-
Handbook for The Confectionery Indus- tionery Manufacture. London : Blackie
try. Vol. 2. Germany: Fachbucherei. Academic & Professional.
Minifie, B. W. 1970. Chocolate, Cocoa and Tranggono, Sutardi, Haryadi, Suparmo, A.
Confectionery: Science and Technology. Murdiati, S. Sudarmadji, K. Rahayu,S.
Westport, Connecticut: The AVI Publishing Naruki, dan M. Astuti. 1989. Bahan
Company, Inc. Tambahan Pangan (Food Additives).
Nakai, S. & H.W. Modler (Ed.). 2000. Food Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan
Proteins : Processing Applications. New dan Gizi Universitas Gadjah Mada.
York : Wiley-VCH, Inc. Treadwell, R. M., A. Pronczuk & K. C. Hayes.
Narine, S. S. & A. G. Marangoni. 1999. The Dif- 2002. Glyceride Stearic Acid Content and
ference Between Cocoa Butter and Structure Affect the Energy Available to
Salatrim Lies in the Microstructure of the Growing Rats. Journal of Nutrition.
Fat Crystal Network. Journal of the Ameri- 22(2):3356-3362.
can Oil Chemists Society. 76(1). 7-13. U. S. Food and Drug Administration. 1994. A
Peckham, G.C. 1974. Foundation of Food Food Labeling Guide. Available at:
Preparation. 3th edition. Westport, Con- http://www.cfsan.fda.gov/~dms/flg-6a.html
necticut : Macmillan Publishing Company, (15 April 2007).
Inc. Vail, G. E., Jean A. P., L. O. Rust, R. M. Griswold,
Rosenthal, A.J. 1999. Food Texture Measure- dan M. M. Justin. 1978. Foods 7th ed. Bos-
ment and Perception. Maryland : An As- ton : Houghton Miffin Company.
pen Publication. Wikipedia. 2007. Sorbitol. Available at: http://
Rudan, M. A., D. M. Barbano, P. S. Kindstedt. en.wikipedia.org/wiki/Sorbitol (26 Maret
1998. Effect of Fat Replacer (Salatrim) 2007).
on Chemical Composition, Proteolysis, Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Functionality, Appearance, and Yield of Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Reduced Fat Mozzarella Cheese. Journal
of Dairy Science. 81(8): 2077-2088.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 18

You might also like