You are on page 1of 13

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.

1 April 2014, 21-33

OPTIMISME KESEMBUHAN PADA PENDERITA MIOMA UTERI

A.M. Setyana Mega Cahyasari, Hastaning Sakti

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Sudharto SH, Tembalang, Semarang 50275

sakti.hasta@gmail.com

Abstract
Uterine myoma (or uterine fibroid) is the most common tumour in female reproductive structure. It can bring
physical impact, such as pain, abdominal discomfort, and abnormal bleeding. To cope with uterine myoma,
optimism is needed to improve the psychological well-being of the affected women. Optimism was defined as a
positive attitude in which person can achieve the expected normal health condition after suffering from uterine
myoma. This study aims to describe the optimism of women diagnosed with a uterine myoma. This qualitative
study used a phenomenological method. Two women diagnosed with uterine myoma participated in this study.
Interview and observation were used to collect data. The findings showed that women affected uterine myoma
had optimism and pessimism fluctuated. Optimism happened after they experienced particular events that
changed their perscpective. Optimism empowered subjects to cope with uterine myoma. Factors that influence
their optimism were social support received from family and others, sharing similar experience from other
affected women, and religiosity. Optimism was also shown through their coping strategies in dealing with uterine
myoma: seeking information, following treatment, applying nutrition diet, and maintaining health status.

Keywords: optimism, uterine myoma, uterine fibroid, phenomenology

Abstrak
Mioma uteri merupakan tumor terbanyak pada organ reproduksi wanita, dan dapat menimbulkan dampak
fisik berupa rasa nyeri, efek tekanan, serta pendarahan abnormal. Dalam menghadapi penyakit mioma uteri,
diperlukan optimisme kesembuhan untuk meningkatkan kesehatan psikologis penderitanya. Optimisme
kesembuhan diartikan sebagai sikap positif bahwa individu dapat mencapai harapan untuk kembali pada kondisi
kenormalan kesehatan setelah menderita mioma uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami optimisme
kesembuhan pada penderita mioma uteri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. Subjek penelitian adalah dua orang penderita mioma uteri. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita mioma uteri
mengalami fluktuasi psikologis antara optimisme dan pesimisme. Optimisme kesembuhan muncul setelah subjek
mengalami peristiwa tertentu yang menyebabkan perubahan pola pikir. Optimisme kesembuhan menjadikan
subjek memiliki kekuatan dan keyakinan untuk mengatasi mioma uteri. Faktor-faktor yang mempengaruhi
optimisme kesembuhan subjek ialah dukungan keluarga dan lingkungan, pengalaman orang lain, serta
religiusitas. Optimisme kesembuhan yang dimiliki subjek dapat dilihat dari coping strategy yang dilakukan
untuk mengatasi penyakit mioma uteri, yaitu berupa mencari informasi, melakukan pengobatan, menjalankan
pola diet makanan, serta menjaga stamina tubuh.

Kata kunci: optimisme kesembuhan, mioma uteri, fenomenologi

PENDAHULUAN jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan


disebut juga leiomioma, fibriomioma, atau
Mioma uteri merupakan salah satu penyakit fibroid (Mansjoer, dkk., 2009). Neoplasma
yang tumbuh di bagian organ reproduksi ialah pertumbuhan jaringan baru yang tidak
pada wanita. Mioma uteri ialah neoplasma normal pada tubuh, dan dikenal juga
jinak yang berasal dari otot uterus dan dengan istilah tumor (Dirckx, 2005).

21
22 Cahyasari & Sakti

Mioma uteri merupakan tumor yang Pengobatan penyakit mioma uteri ter-
terbanyak pada organ reproduksi wanita gantung gejala yang dialami pasien, usia,
(Tulandi, 2003). Di Indonesia, mioma uteri status kehamilan, rencana reproduksi,
diderita oleh 2,39 – 11,7 % wanita penderita kesehatan umum, serta ukuran dan lokasi
penyakit organ reproduksi yang dirawat dari mioma (DeCherney & Nathan, 2003).
(Wiknjosastro, Saifuddin, & Rachimhadhi, Pembedahan merupakan pengobatan utama
2009). Mioma uteri jarang ditemukan pada mioma uteri. Miomektomi merupakan
wanita yang berusia 20 tahun, dan paling pengambilan sarang mioma tanpa peng-
banyak ditemukan pada wanita usia 35-45 angkatan uterus/rahim (Wiknjosastro,
tahun. Penyebab utama penyakit ini belum Saifuddin, & Rachimhadhi, 2009). Mio-
diketahui secara pasti (Mansjoer dkk, mektomi merupakan pilihan untuk pasien
2001). Meskipun demikian, kemungkinan yang ingin mempertahankan fertilitasnya
untuk memiliki mioma uteri dapat (DeCherney & Nathan, 2003).
meningkat apabila ditemukan riwayat
keluarga yang menderita mioma uteri, Pengobatan mioma uteri menimbulkan
wanita dengan tingkat kesuburan yang efek pada penderita, yang dapat berdampak
rendah dan pada wanita yang belum pernah pada timbulnya permasalahan seksual,
melahirkan (Wiknjosastro, Saifuddin, & ketakutan akan kekambuhan penyakit, dan
Rachimhadhi, 2009). mengurangi rasa feminin karena kehi-
langan organ reproduksi. Perubahan fungsi
Mioma uteri menimbulkan gejala-gejala seksual pada pasien wanita yang menjalani
yang hanya dirasakan oleh 35-50% dari operasi organ reproduksi, merupakan hal
penderita mioma uteri. Gejala yang yang memprihatinkan. Beberapa wanita
ditimbulkan berupa pendarahan abnormal, merasa takut kehilangan feminitasnya
rasa nyeri, dan rasa adanya tekanan di setelah kehilangan organ reproduksinya
daerah sekitar panggul yang dapat men- (DeCherney & Nathan, 2003). Hal ini
ciptakan rasa sakit hingga menjalar ke berkaitan dengan kemampuan untuk
punggung. Pendarahan abnormal rahim memiliki keturunan yang dianggap sebagai
merupakan gejala yang paling sering bentuk kesempurnaan wanita (Stotland &
dialami oleh 30% penderita mioma uteri Stewart, 2001).
(DeCherney & Nathan, 2003).
Pengobatan penyakit mioma uteri dapat
Perubahan fisik yang terjadi akibat gejala menyebabkan dampak psikologis berupa
mioma uteri membuat penyakit ini ditakuti tingginya level kecemasan sebelum dan
oleh kaum wanita. Perubahan fungsi sesudah operasi. Pengobatan dengan
seksual merupakan perubahan yang berarti operasi juga dapat meningkatkan
bagi seorang wanita dikaitkan dengan kegelisahan, depresi, marah, dan bosan.
fungsi dan perannya dalam keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan penderita
Sebagai istri, perubahan fungsi seksual yang hendak melakukan operasi merasa
akan mempengaruhi kehidupan seksual khawatir dengan hasil akhir operasi (Ayers
individu dengan pasangan. Pasangan dkk, 2007).
penderita dapat merasa takut melukai
pasangan mereka ketika melakukan Hasil wawancara awal terhadap dua orang
hubungan seksual (Burt & Hendrick, 2005). penderita mioma uteri di Semarang
Mioma uteri dapat mempengaruhi menunjukkan bahwa kedua subjek
kehamilan seperti mening-katkan risiko mengalami gejala berupa pendarahan
keguguran (Wiknjosastro, Saifuddin, & abnormal, rasa nyeri, dan adanya tekanan
Rachimhadhi, 2009). pada perut bagian bawah. Gejala-gejala

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


Optimisme kesembuhan pada penderita mioma uteri 23

tersebut berpengaruh pada kehidupan interpretasi secara positif kejadian dan


kedua subjek, yaitu subjek merasa kesa- pengalaman dalam kehidupannya. Opti-
kitan dan tidak dapat melakukan akti- misme membuat individu untuk tetap
vitasnya sehari-hari. Subjek pertama percaya bahwa individu dapat mencapai
(berinisial AA) juga memiliki ketakutan tujuan yang diinginkan, sedangkan
untuk melakukan operasi walaupun telah pesimisme ragu akan kemampuannya
diharuskan menjalani operasi oleh dokter. (Baumgardner & Crothers, 2010).
Hal ini dikarenakan subjek AA merasa Individu yang selalu berpengharapan baik
khawatir penyakitnya akan kambuh lagi dalam menghadapi segala hal disebut
setelah operasi. Berbeda dengan subjek AA, dengan optimis (Sugiono, 2008).
subjek kedua (berinisial JS) tidak menjalani
operasi dikarenakan faktor ekonomi. Carver dan Scheier (dalam Snyder &
Lopez, 2002) mendefinisikan optimisme
Subjek AA menyatakan bahwa terkadang sebagai sikap individu yang selalu memiliki
subjek yakin bahwa penyakitnya dapat harapan-harapan positif walaupun sedang
disembuhkan, namun terkadang subjek dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
tidak yakin dapat sembuh dari penyakitnya. Optimisme membuat individu mengetahui
Di sisi lain, subjek JS memiliki keyakinan apa yang diinginkan dan cepat mengubah
untuk sembuh. Keyakinan tersebut didu- diri agar mudah menyelesaikan masalah
kung dengan adanya motivasi pada diri yang tengah dihadapi (Ghufron & Rini,
subjek untuk merawat anak- anaknya, 2010). Individu yang memiliki optimisme
sehingga subjek berupaya melakukan merupakan individu yang mengharapkan
berbagai pengobatan untuk mengatasi hal-hal baik terjadi pada mereka, sedangkan
penyakit yang diderita. individu yang pesimis adalah individu yang
mengharapkan hal buruk terjadi atas
Perubahan fisik yang dialami oleh penderita mereka (Snyder & Lopez, 2002).
mioma uteri akibat dari gejala-gejala
penyakit mioma uteri, serta dampak dari Pesimis memiliki lebih banyak pandangan
pengobatan yang harus dijalani oleh negatif dan memfokuskan pada apa yang
penderita mioma uteri dapat mempengaruhi hilang, sementara optimis memiliki pan-
kesehatan psikologis individu. Kesehatan dangan positif, dan melihat apa yang
psikologis merupakan hal yang tersedia. Psikologi melihat optimisme atau
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pesimisme sebagai perbedaan individual
kesehatan fisik (Nevid, Rathus, & Greene, yang mendeskripsikan harapan positif atau
2005). Hal tersebut menjadikan optimisme negatif mengenai masa depan. Setiap
kesembuhan diperlukan dalam mening- individu memiliki tingkat optimisme atau
katkan kesehatan psikologis penderita pesimisme yang berbeda; dan perbedaan ini
mioma uteri. mempengaruhi aktivitas dan pilihan hidup
(Baumgardner & Crothers, 2010).
Seligman (dalam Ghufron & Rini, 2010)
mengatakan bahwa optimisme adalah suatu Seligman (2006) mengemukakan bahwa
pandangan secara menyeluruh, melihat hal optimisme dan pesimisme mempengaruhi
baik, berpikir positif, dan mudah mem- kesehatan. Optimisme dapat membantu
berikan makna bagi diri. Optimisme ialah meningkatkan kesehatan secara psikologis,
salah satu emosi positif yang berhubungan sehingga diharapkan akan mempengaruhi
dengan masa depan (Seligman dalam Carr, perilaku individu ke arah yang positif.
2004). Optimisme merupakan kemampuan Carver dan Scheier (dalam Wade & Tavris,
yang dimiliki individu untuk meng- 2007) menyatakan bahwa optimisme

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


24 Cahyasari & Sakti

menimbulkan dampak yang lebih baik bagi METODE


kesehatan dan kesejahteraan individu
dibandingkan dengan pesimisme. Pendekatan kualitatif fenomenologis
digunakan dalam penelitian ini. Perbedaan
Pada penderita mioma uteri, optimisme dan keunikan kondisi yang dialami oleh
kesembuhan dapat membantu individu tiap individu menjadikan penelitian
untuk meningkatkan kesehatan psikologis mengenai optimisme kesembuhan pada
sehingga lebih bersemangat dalam penderita mioma uteri dilakukan dengan
menjalani hidup. World Health Orga- meng-gunakan metode kualitatif
nization (dalam Ogden, 2007) men- fenomenologi.
definisikan kesehatan sebagai keadaan sehat
utuh secara fisik, mental dan sosial. Subjek terdiri dari dua orang yang dipilih
Kesembuhan merupakan perihal menjadi dengan teknik purposive, yaitu subjek
sehat kembali (Sugiono, 2008). dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang
sesuai dengan masalah dan tujuan
Optimisme membuat individu memiliki penelitian, yakni: (1) telah didiagnosa
kesehatan yang lebih baik, jarang meng- menderita penyakit mioma uteri oleh
alami depresi, serta memiliki produktivitas dokter; (2) belum melakukan pengobatan
kerja yang tinggi, apabila dibandingkan operatif namun sudah diharuskan
dengan individu yang cenderung pesimisme menjalani operasi oleh dokter; (3) bersedia
(Seligman, 2006). Optimisme menjadikan menjadi subjek penelitian dengan
individu memiliki energi tinggi, serta menandatangani informed consent.
bekerja keras untuk melakukan hal yang
penting demi mencapai kesembuhan yang Metode pengumpulan data yang digunakan
individu inginkan. adalah wawancara dan observasi. Analisis
data dilakukan dengan mengikuti prosedur
Optimisme kesembuhan pada penderita berikut: membuat dan mengatur data yang
mioma uteri merupakan sikap positif sudah dikumpulkan, membaca dengan
bahwa individu dapat mencapai harapan teliti data yang sudah diatur,
untuk kembali pada kondisi kesehatan mendeskripsikan pengalaman di lapangan,
normal setelah menderita mioma uteri. horisonalisasi, unit-unit makna, deskripsi
Ketika individu memiliki optimisme untuk tekstural, deskripsi struktural, makna /
sembuh, maka individu akan memiliki esensi terdalam (Creswell, 2007).
kesehatan psikologis, sehingga tetap
berusaha untuk melakukan hal-hal untuk
mencapai kesembuhan, tidak putus asa, HASIL DAN PEMBAHASAN
serta memiliki kepastian untuk
memandang masa depan. Subjek penelitian ini terdiri dari dua
orang penderita mioma uteri, yaitu AA
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan JS. Wawancara dengan subjek AA
optimisme kesembuhan pada penderita dilakukan sebanyak empat kali, sedangkan
mioma uteri. Pertanyaan yang diajukan wawancara dengan JS dilakukan sebanyak
dalam penelitian ini adalah bagaimana tiga kali. Unit makna diperoleh dari hasil
optimisme kesembuhan pada penderita horisonalisasi, yakni dari ucapan subjek
mioma uteri? yang telah dimaknai secara psikologis.
Unit makna yang diperoleh dari hasil
penelitian ini terdiri dari latar belakang,
persepsi, dampak, permasalahan yang

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


Optimisme kesembuhan pada penderita mioma uteri 25

dihadapi, resiliensi, perubahan pola pikir, klinis yang paling utama dari mioma
optimisme kesembuhan, strategi coping, uteri, dan dialami oleh 30% penderita.
faktor yang mempengaruhi optimisme,
pesimisme, serta pemulihan. Selain mengalami pendarahan, AA dan JS
juga merasakan nyeri dan efek tekanan pada
AA dan JS menderita mioma uteri pada perut bagian bawah. Hal tersebut sesuai
rentang usia produktif. JS pertama kali dalam DeCherney dan Nathan (2003) yang
menderita miom pada tahun 1997, saat mengungkapkan bahwa tumor yang besar
berumur 30 tahun, sedangkan AA pertama dapat menghasilkan sensasi berat di daerah
kali pada tahun 2004 yaitu ketika berumur panggul, sehingga menekan saraf dan
39 tahun. Hal tersebut hampir serupa menciptakan rasa sakit yang menjalar ke
dengan pernyataan Wiknjosastro, punggung. Nyeri pada saat hubungan
Saifuddin, & Rachimhadhi (2009) bahwa seksual juga dapat terjadi, seperti yang
kelompok umur rata-rata munculnya dirasakan oleh AA.
simtom mioma uteri ialah umur 35 hingga
45 tahun. Mioma uteri ditemukan dalam 20- Setelah didiagnosis menderita mioma uteri,
25% dari perempuan pada masa reproduksi AA dan JS berada dalam masa krisis.
(DeCherney& Nathan, 2003). LeMaistre (1995) menyatakan bahwa pada
tahap krisis individu akan mengalami shock
Menjadi sakit merupakan kejadian yang dan ketakutan terhadap masa depannya.
penuh tekanan, ketika penyakit Walaupun pada saat pertama kali
memberikan dampak terhadap kesehatan terdeteksi mioma uteri ketika masa
individu tersebut (Ogden, 2007). Dampak kehamilan, JS merasa tidak begitu shock
ini dapat berupa dampak fisik, perubahan karena adanya dukungan suami, namun JS
aktivitas hidup, dan dampak psikologis. mencemaskan keadaan janin yang dikan-
Penyakit mioma uteri dapat menimbulkan dungnya. Setelah mengalami kekambuhan
permasalahan-permasalahan tersebut. De- munculnya miom kembali yaitu sepuluh
Cherney dan Nathan (2003) meng- tahun sesudah miom yang pertama, JS
ungkapkan bahwa gejala fisik mioma uteri merasa shock dengan keadaan tersebut.
hanya dialami oleh 35-50% dari penderita Begitu pula yang dialami AA ketika
mioma uteri. didiagnosis menderita mioma uteri. Kedua
subjek merasa shock karena diagnosa yang
Gejala fisik dari mioma uteri tergantung diberikan dokter merupakan hal yang tidak
pada lokasi, ukuran, keadaan perawatan, disangka sebelumnya (Greenberg, 2007).
dan apakah penderita hamil. Gejala yang AA dan JS juga merasa tidak percaya
dialami yaitu pendarahan abnormal pada dengan diagnosa tersebut. AA tidak
uterus, rasa nyeri, dan efek tekanan. Subjek menyangka akan terkena mioma uteri,
AA dan JS mengalami gejala-gejala sedangkan JS tidak menyangka akan
tersebut. Pendarahan dialami JS ketika mengalami kekambuhan pada saat itu.
pertama kali terkena mioma uteri pada saat
kehamilan anak pertamanya, dan pada saat Pada tahap krisis, individu akan
kekambuhan mioma uteri JS setiap mengalami ketakutan yang disebabkan
menstruasi mengalami pendarahan dalam oleh bayangan kematian (LeMaistre,
jumlah yang banyak. Di sisi lain AA 1995). Hal tersebut dialami pula oleh
mengalami keluarnya cairah putih yang subjek AA dan JS bahwa mereka memiliki
berlebihan pada vagina. DeCherney dan ketakutan dapat meninggal. Kognisi indi-
Nathan (2003) menyatakan bahwa per- vidu mengenai penyakitnya dapat mem-
darahan uterus abnormal adalah gejala pengaruhi cara individu dalam memahami

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


26 Cahyasari & Sakti

dan mengatasi penyakit (Ogden, 2007). AA nyaman pada tubuh. Adanya pengalaman
memandang bahwa mioma uteri merupakan orang lain juga mempengaruhi timbulnya
penyakit berbahaya sehingga AA memi- kekhawatiran bahwa akan mengalami
kirkan keadaan anak-anaknya apabila AA kekambuhan walaupun telah operasi.
meninggal. JS juga cemas dengan kondisi
anak-anaknya bila ia meninggal. Kecemas- LeMaistre (1995) mengungkapkan bahwa
an merupakan salah satu respon terhadap tahap yang dialami penderita penyakit
penyakit yang serius (Greenberg, 2007). serius setelah tahap krisis ialah tahap
Selain berkaitan dengan kehilangan fungsi, isolasi, yaitu ketika kecemasan yang di-
kecemasan juga berkaitan dengan kehi- alami individu mengakibatkan tergang-
langan kehidupan (Falvo, 2005). Kece- gunya hubungan sosial dengan orang lain.
masan yang dialami JS dikarenakan rasa Selama tahap isolasi, individu mengalami
takut apabila penyakitnya semakin perasaan negatif tentang diri mereka
berkembang. sendiri.Ketidakpastian mengenai masa
depan juga berpengaruh pada citra diri.
Saat menghadapi penyakit mioma uteri, AA
awalnya menganggap peristiwa tersebut Tahap isolasi tersebut dialami oleh AA.
sebagai beban yang mempengaruhi Adanya rasa sakit menjadikan nafsu
kehidupannya. AA memandang bahwa makan AA menurun sehingga berat badan
masalah yang dialaminya sulit untuk AA menjadi kurus. Hal tersebut
diatasi. Individu yang membuat penjelasan mengakibatkan AA malu, sehingga AA
universal untuk kegagalan, yaitu bahwa cenderung menarik diri dan tidak ingin
kegagalan sebagai musibah yang merusak bertemu dengan teman-temannya. Penyakit
segala aspek kehidupannya, individu yang diderita dapat menyebabkan individu
tersebut akan menyerah kepada segalanya, terisolasi dari lingkungannya (Llewelyn &
serta cenderung hancur di bawah tekanan Kennedy, 2003).
ketika kegagalan menimpa individu
(Seligman, 2008). Dalam menghadapi penyakit serius,
individu dapat mengalami kemarahan yang
Adanya mioma uteri mengharuskan AA ditujukan kepada diri sendiri (LeMaistre,
untuk melakukan operasi pengangkatan 1995). Kemarahan tersebut juga dapat
miom, namun demikian AA merasa down ditujukan kepada orang lain yang berkaitan
dengan keharusan operasi tersebut. Peng- dengan kondisi yang dialami (Falvo, 2005).
obatan dengan operasi dapat menimbulkan Penyakit mioma uteri yang diderita AA dan
kegelisahan yang tinggi serta depresi pada JS menyebabkan mereka marah karena
penderita penyakit (Ayers dkk, 2007). Rasa mereka terkena penyakit tersebut. AA
takut yang dialami AA disebabkan penga- merasa tidak pernah menyakiti orang lain,
laman traumatis ketika operasi kuret, sehingga AA merasa tidak adil dengan
yang membekas pada diri AA. Hal serupa kondisi yang menimpanya. JS marah
juga dialami JS bahwa pengalaman operasi setelah membandingkan kondisinya dengan
yang pernah dilakukannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengalami nasib
JS untuk tidak melakukan operasi. Seperti serupa.
yang dinyatakan Ayers dkk (2007) bahwa
penderita yang hendak melakukan operasi Kemarahan yang dialami individu dapat
akan merasa khawatir berkaitan dengan menjadi hal yang positif atau negatif
hasil akhir operasi. Begitu pula yang (LeMaistre, 1995). Untuk mengubah kema-
dialami JS; ia merasa takut bila daya tahan- rahan menjadi hal yang positif diperlukan
nya menurun dan timbul rasa tidak perubahan pola pikir menjadi pola pikir

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


Optimisme kesembuhan pada penderita mioma uteri 27

optimistis. Sebelum memasuki tahap Scheier dkk (dalam Baumgardner, 2010)


rekonstruksi, AA dan JS melewati suatu menyatakan bahwa orang yang optimis
resiliensi berupa kebangkitan yang mem- memiliki strategi penanganan masalah yang
bawa mereka pada optimisme untuk berbeda. Orang yang optimis cenderung
menghadapi penyakit mioma uteri. mencari informasi, aktif mengatasi dan
membuat perencanaan, mencari manfaat,
Peristiwa yang dialami AA dan JS dan menerima masalah. Saat menghadapi
menyebabkan perubahan pola pikir pada penyakitnya, AA dan JS berusaha untuk
diri mereka. Mereka berpikiran bahwa mengobati penyakitnya dengan melakukan
mereka harus melawan penyakit yang pengobatan medis dan alternatif. Apabila
dideritanya. JS menerapkan pikiran bahwa mereka mendapat informasi tentang suatu
JS mampu dan sanggup untuk menghadapi pengobatan alternatif, mereka akan
penyakitnya, sehingga dapat membesarkan mendatangi tempat tersebut. Meskipun
kedua anaknya. JS juga mengubah pola demikian, JS tetap memilah pengobatan
pikirnya bahwa tiap-tiap orang memiliki yang akan diikuti. Bagi JS, apabila tidak
kebahagiaannya masing- masing. yakin terhadap suatu pengobatan, maka
tidak dapat sembuh, sehingga JS hanya
AA dan JS berusaha untuk menerapkan memilih pengobatan yang diyakininya
optimisme pada diri mereka. Menurut JS, saja. Di sisi lain karena keterbatasan
optimisme ialah keyakinan serta keper- biaya, menyebabkan AA beralih ke
cayaan diri bahwa ia mampu menepis hal- pengobatan alternatif sepenuhnya.
hal buruk yang terjadi dalam kehidupannya,
sehingga ia dapat melangkah ke depan Selain dengan melakukan pengobatan, AA
dengan pasti. JS optimis dirinya mampu dan JS juga menangani mioma uteri dengan
melawan penyakit yang dideritanya. Hal menjaga pola makan, serta pantang
tersebut serupa dengan pernyataan AA. beberapa jenis makanan yang berpengaruh
Menurut AA, optimisme ialah keyakinan terhadap perkembangan mioma uteri. Hal
bahwa ia dapat sembuh dari penyakitnya, tersebut didukung dengan kesadaran yang
sehingga ia menerapkan pikiran tenang dan dimiliki AA bahwa pada saat sebelum
bersemangat dalam menghadapi sakitnya. terkena mioma uteri, AA sering
mengkonsumsi minuman yang mengandung
Menurut Wade dan Travis (2007), optimis pengawet serta jarang mengkonsumsi buah
berarti tidak menyangkal bahwa diri sendiri dan sayur. Oleh karena itu AA menduga
memiliki masalah atau menghindari berita pola makan yang tidak sehat sebagai
buruk, sebaliknya optimis memandang penyebab dirinya menderita mioma uteri,
masalah dan berita buruk sebagai kesulitan walaupun penyebab dari mioma uteri belum
yang dapat diatasi. Hal tersebut me- diketahui secara pasti (Mansjoer dkk,
nyebabkan optimisme dapat menjadikan 2001). JS juga beranggapan bahwa
kemarahan yang ada dalam diri individu mengidap mioma uteri menjadikan dirinya
menjadi kemarahan yang konstruktif dan harus lebih menjaga kesehatan dan pola
sehat, sehingga dapat membuat individu makannya.
memiliki kekuatan untuk menghasilkan
sesuatu, meraih tujuannya, tidak membuang Keluarga, teman-teman, dan lingkungan
waktu dengan sia-sia dan membuka jalan sekitar dapat mempengaruhi optimisme
menuju rekonstruksi. Adanya perubahan individu (Seligman, 2008). Adanya
pola pikir menjadikan optimisme yang dukungan dari keluarga dan lingkungan,
dimiliki AA dan JS memampukan mereka semakin menumbuhkan semangat dan
untuk melawan kemarahan dalam diri. optimisme AA dan JS untuk sembuh.

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


28 Cahyasari & Sakti

Keluarga dan lingkungan di sekitar AA berpegang pada pola hidup sehat serta
memberikan motivasi kepada AA bahwa mencari bantuan medis ketika menderita
AA harus sembuh demi anak-anaknya penyakit. Individu optimistis mampu
dan tidak boleh berputus asa. Adanya mengambil tanggung jawab terhadap diri
dukungan tersebut membuat AA merasa sendiri untuk mendapatkan pengobatan
terharu, serta mengubah pola pikir bahwa segera setelah menderita penyakit. Individu
AA harus berusaha untuk memerangi yang memiliki optimisme lebih sehat
penyakitnya, sehingga dapat memperoleh daripada individu lain, berkaitan dengan
kesembuhan. Begitu pula dengan JS. dukungan sosial. Individu optimistis
Komunikasi yang terjalin antara JS dan memiliki kemampuan untuk memperta-
anak-anaknya membuat JS semakin hankan hubungan sosial dengan orang di
termotivasi dan optimistis untuk sembuh. sekitarnya. Individu yang pesimis menjadi
pasif ketika masalah menghadang dan
Bagi AA dan JS kesehatan merupakan hal mengambil sedikit tindakan untuk
yang penting. Dagun (2005) mende- mendapatkan dan mempertahankan
finisikan sakit sebagai keadaan tidak hubungan sosial (Seligman, 2008).
nyaman pada tubuh karena menderita
sesuatu. AA berpandangan bahwa adanya Optimisme serta semangat untuk sembuh
sakit menjadikan aktivitas kerjanya dalam yang dimiliki AA dan JS menjadikan
melayani konsumen menjadi tidak mereka dapat melangkah pada tahap
maksimal. Demikian pula dengan JS, rekonstruksi. Hal tersebut dikarenakan
mioma uteri menjadikannya mudah lelah optimisme menyebabkan kemarahan dan
sehingga tidak dapat bekerja dengan rasa ketidakadilan yang ada dalam diri
maksimal. Kemampuan untuk melakukan mereka berubah menjadi kekuatan dan
aktivitas yang normal merupakan salah keyakinan untuk mengatasi penyakit yang
satu dimensi dari sehat (Ogden, 2007). diderita, sehingga dapat melangkah menuju
Kesehatan menjadikan individu dapat rekonstruksi. Menurut LeMaistre (1995),
menikmati hidup dan menjalani akti- pada tahap rekonstruksi individu sudah kuat
vitasnya dengan nyaman; oleh karena itu secara emosional, sehingga lebih mudah
AA dan JS berusaha untuk menerapkan untuk bangkit tanpa ketakutan yang
optimisme dalam mencapai kesembuhan berlebihan. Pada masa ini, individu
yang mereka harapkan. merasakan kembali dirinya masih dapat
berfungsi, berharga, dan berguna.
Optimisme memberikan pengaruh bagi
kesehatan dalam beberapa cara. Optimisme Religiusitas memiliki pengaruh pada
menjadikan individu bertahan dari ketidak- individu dalam pengembangan optimisme.
berdayaan. Individu menjadi tidak mudah Agama menimbulkan harapan dan
menyerah. Individu optimistis akan lebih memungkinkan individu menghadapi coba-
sedikit mengalami ketidakberdayaan ber- an di dunia dengan lebih baik (Seligman,
kepanjangan daripada individu pesimistis. 2008). Agama menyediakan sistem keper-
Optimisme dapat mempengaruhi kesehatan cayaan menyeluruh yang mengizinkan
individu selama masa kehidupan dengan individu untuk menemukan makna dalam
mencegah ketidakberdayaan, sehingga kehidupannya serta harapan untuk masa
membuat sistem kekebalan tubuh dapat depan (Seligman dalam Carr, 2004).
berfungsi lebih baik (Seligman, 2008). Keikutsertaan individu dalam ritual rutin di
pelayanan keagamaan dan menjadi bagian
Optimisme dapat menghasilkan kesehatan dari komunitas keagamaan memberikan
yang lebih baik, berkaitan dengan tetap dukungan sosial; keikutsertaan dalam

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


Optimisme kesembuhan pada penderita mioma uteri 29

kegiatan keagamaan seringkali terkait AA dan JS mengalami pesimisme ketika


dengan gaya hidup yang lebih sehat secara kondisi tubuh mereka sedang lelah dan rasa
fisik dan psikologis (Carr, 2004). nyeri akibat mioma uteri kambuh, sehingga
memacu munculnya pikiran-pikiran negatif.
AA dan JS berkeyakinan bahwa penyakit AA dan JS berpikiran mengapa penya-
merupakan pemberian dari Tuhan; oleh kitnya tidak kunjung sembuh. Pemikiran
karena itu mereka memohon kepada Tuhan tersebut membuat JS kembali memikirkan
agar diberi kesembuhan. Mereka ber- mengenai bagaimana nasib anak-anaknya
pandangan bahwa sembuh atau tidak apabila JS meninggal. Selain itu, ketika AA
adalah tergantung Tuhan, sehingga mereka sedang seorang diri AA cenderung
berkeyakinan dengan meminta pertolongan melamun sehingga muncul pikiran-pikiran
Tuhan maka Tuhan akan memberi negatif mengenai ketakutan AA untuk
kesembuhan kepada mereka. AA dan JS mengalami kekambuhan di masa depan.
optimis, dengan pertolongan Tuhan mereka
dapat sembuh. Pesimisme yang dialami AA dan JS tidak
berlangsung terus menerus. Seligman
Tahap rekonstruksi yang dialami individu (2006) mengemukakan cara untuk meng-
tidak terlepas dari pemahaman terhadap ubah pesimisme menjadi optimisme, yaitu
pengalaman orang lain. Tumbuhnya dengan cara pengalihan pikiran, menjaga
optimisme dipengaruhi oleh pengalaman jarak, dan penyanggahan. Pengalihan meli-
bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar puti melakukan sesuatu untuk meng-
individu (Seligman, 2008). JS menceritakan hentikan semua perhatian terhadap pen-
temannya yang juga menderita sakit kronis, jelasan pesimistis internal terhadap kema-
namun dia dapat bangkit, dan memiliki langan yang menimpa individu. Penyang-
optimisme untuk berjuang melawan gahan lebih efektif dalam jangka panjang,
sakitnya, dan akhirnya dapat bertahan karena berhasil menunjukkan bahwa
hingga sekarang. Hal tersebutlah yang keyakinan negatif yang dipikirkan sedikit
mendukung JS untuk semakin optimis dapat kemungkinan akan terulang kembali
memerangi penyakitnya dan memperoleh ketika situasi yang sama terjadi lagi (Carr,
kesembuhan. 2004). Penyanggahan dilakukan dengan
memberikan alasan untuk menentang
Pada kenyataannya, penderita mioma uteri pemikiran negatif. Menyanggah secara
terkadang mengalami pesimisme terhadap efektif pemikiran negatif dapat mengubah
kesembuhan penyakitnya. Berdasarkan respon menjadi keaktifan dan semangat
tahap depresi sementara menurut teori (Seligman, 2008).
LeMaistre (1995), dikatakan bahwa ketika
kehidupan menjadi lebih cerah, individu JS berusaha mengalihkan pikirannya
dapat menjadi lengah dan jatuh ketika dengan melihat anak-anak. Bagi JS, anak
depresi terjadi. Pada tahap ini, pesimisme merupakan tanggung jawab yang diberikan
muncul pada AA dan JS. Pesimisme adalah Tuhan kepadanya, sehingga JS berpikir
bagian dari pemikiran yang depresif. dirinya harus kembali bangkit dan optimis
Konsep negatif mengenai masa depan, diri untuk menyembuhkan penyakitnya.
sendiri, dan dunia dibentuk dari pandangan Optimisme AA dan JS juga timbul karena
terhadap penyebab-penyebab dari kejadian dukungan dan perhatian dari keluarga.
buruk yang bersifat permanen, menyebar Adanya dukungan dari keluarga yang
ke segala aspek kehidupan, dan melihat berupa nasehat-nasehat agar AA mengubah
penyebab suatu kejadian bukan dari diri pola pikirnya menjadi optimis,
sendiri (Seligman, 2008). menyebabkan perlahan-lahan AA dapat

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


30 Cahyasari & Sakti

menghilangkan pesimisme yang juga peristiwa buruk. JS berpandangan


dimilikinya. AA terdorong untuk kembali adanya peristiwa buruk menjadikan indi-
menyembuhkan penyakitnya dengan cara vidu mendekat kepada Tuhan, sedangkan
mencari informasi mengenai tempat apabila peristiwa baik selalu terjadi maka
pengobatan ke orang di sekitarnya. Di individu kurang berusaha untuk mendekat
samping itu AA mengubah pola pikirnya kepada Tuhan. Pandangan JS terhadap
untuk berpikiran tenang dan optimis dalam aspek permanen tersebut dipengaruhi ada-
menghadapi penyakitnya. Anak-anak JS nya religiusitas yang dimilikinya.
turut memberikan perhatian kepada JS agar Bagi JS, kesembuhan total atau sementara
JS menjaga kesehatannya. Hal tersebut itu tergantung dari individu dalam menjaga
dijadikan JS sebagai motivasi untuk kondisinya. Apabila JS mampu menjaga
melawan penyakitnya, serta sumber kondisinya, maka ia dapat sembuh total;
optimisme yang dimiliki JS. namun bila ia tidak mampu menjaga
kondisinya, maka kesembuhannya bersifat
Seligman (2006) memaparkan optimisme sementara. Saat memandang peristiwa
terdiri dari tiga aspek, yaitu permanence, mioma uteri, JS belum memiliki
pervasiveness, dan personalization. Aspek- pemahaman bahwa penyakitnya berkepan-
aspek tersebut menjelaskan gaya individu jangan atau tidak, karena bagi JS penyakit
dalam menanggapi peristiwa baik dan berasal dari Tuhan sehingga tidak menutup
peristiwa buruk. Aspek permanence kemungkinan akan diberi kesembuhan.
menjelaskan hal yang berkaitan dengan
waktu, yaitu permanen/tetap dan temporer/ Aspek pervasiveness memaparkan tentang
sementara. Seligman (2006) menjelaskan gaya penjelasan individu yang berkaitan
bahwa individu yang memiliki optimisme dengan ruang lingkup (Seligman, 2006).
menganggap peristiwa baik memiliki Individu yang membuat penjelasan uni-
penyebab yang permanen. versal untuk kegagalan, menyerah pada
segalanya ketika kegagalan menimpa indi-
Individu yang menyerah mudah percaya vidu, sedangkan individu yang membuat
bahwa penyebab kejadian buruk yang penjelasan yang spesifik dapat menjadi
terjadi pada individu adalah hal yang lemah di salah satu bagian dari hidup,
bersifat tetap atau permanen (Seligman, namun tetap bertahan pada bagian yang
2008). Individu yang percaya bahwa lain. Orang yang optimis memiliki
kejadian baik mempunyai penyebab yang penjelasan spesifik terhadap suatu
permanen, akan berusaha lebih keras permasalahan sehingga hanya menciptakan
setelah mengalami keberhasilan. Menurut ketidakberdayaan pada daerah yang
AA saat ini kondisinya telah membaik, tertimpa masalah saja (Seligman, 2008).
namun demikian AA merasa dirinya belum
sembuh total. Keadaan tersebut justru JS berpandangan bahwa penyakit mioma
menjadikan AA semakin berusaha untuk uteri hanya satu titik permasalahan di
berobat agar mencapai kesembuhan total. kehidupannya, sehingga JS tetap memiliki
Bagi AA peristiwa baik berupa pemulihan kebahagiaan pada titik lain di hidupnya.
fisik yang dialaminya, dipengaruhi oleh Dihadapkan dalam situasi yang buruk,
adanya pikiran tenang yang AA terapkan individu yang memiliki optimisme akan
dalam menghadapi penyakitnya. menganggap situasi tersebut sebagai
tantangan dan akan berusaha lebih keras
Saat memandang mengenai peristiwa baik, (Seligman, 2006). JS berpandangan bahwa
JS menyatakan bahwa peristiwa baik tidak adanya penyakit jangan dijadikan sebagai
selalu ada dalam kehidupan karena terdapat masalah, namun jadikan sebagai tantangan

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


Optimisme kesembuhan pada penderita mioma uteri 31

yang harus dihadapi, sehingga JS harus Tahap pembaharuan ini berasal dari
berjuang untuk mengobati penyakitnya. pengalaman yang mengajarkan untuk tidak
menyia-nyiakan masa sekarang dan
Aspek personalization berkaitan dengan mencemaskan masa depan (LeMaistre,
sumber penyebab suatu peristiwa yang 1995). Di sisi lain, hal yang penting bagi
menimpa individu. Ketika hal buruk terjadi, individu ialah menyadari perubahan yang
individu dapat menyalahkan diri sendiri, perlu dilakukan serta keterampilan yang
atau menyalahkan orang lain atau keadaan. harus dikuasai sehingga mampu mencapai
Individu yang menyalahkan diri sendiri harapan yang diinginkan. AA dan JS
ketika gagal, memiliki harga diri yang menyadari bahwa mereka harus mem-
rendah sebagai konsekuensinya. Individu perbaiki dirinya dan berusaha untuk lebih
yang optimis cenderung menyalahkan menjaga makanan. Seligman (2008)
peristiwa buruk yang menimpanya pada menyatakan bahwa kondisi fisik merupakan
lingkungan eksternal. Individu yang salah satu faktor yang mempengaruhi
menyalahkan pada kejadian eksternal tidak optimisme pada individu. Adanya kontrol
kehilangan rasa penghargaan terhadap perilaku yang dilakukan AA dan JS,
dirinya sendiri saat kejadian buruk menjadikan kondisi fisik mereka membaik,
menimpanya (Seligman, 2008). dan mereka mengalami pemulihan
psikologis. JS merasa senang dalam
Dalam menghadapi penyakitnya, AA dan memandang masa lalunya karena ia mampu
JS tidak menyalahkan dirinya sendiri untuk mengatasi rasa sakit yang
sebagai penyebab mengalami mioma uteri. dialaminya, serta turut andil dalam upaya
Walaupun JS telah mendapat nasehat dari penyembuhannya. AA dan JS bersyukur
pemuka agama untuk introspeksi diri kepada Tuhan karena perlahan- lahan Tuhan
apakah JS memiliki salah kepada orang memberikan pemulihan kondisi dari masa
lain sehingga JS menderita penyakit, lalu AA yang menderita penyakit.
namun JS tidak percaya begitu saja Pemulihan fisik dan psikologis yang
perkataan pemuka agama tersebut. Nasehat dialami AA dan JS semakin meningkatkan
tersebut menjadikan JS memohon pengam- semangat dan optimisme mereka untuk
punan dan kesembuhan dari Tuhan. AA mencapai kesembuhan total seperti yang
dan JS mempercayai adanya pertolongan diharapkan.
Tuhan dalam kehidupannya, sehingga
mereka pasrah kepada Tuhan mengenai
kondisinya. Sementara AA meyakini KESIMPULAN
dirinya terkena mioma uteri karena pola
makan yang tidak sehat. Optimisme kesembuhan dalam menghadapi
penyakit mioma uteri dimiliki oleh kedua
AA telah menyadari tindakan-tindakan subjek. Optimisme kesembuhan muncul
yang harus dilakukannya dalam mencapai setelah subjek mengalami suatu peristiwa
kesembuhan. Begitu pula dengan JS yang yang menyebabkan pola pikir subjek
menyadari bahwa JS harus tetap berjuang berubah. Optimisme kesembuhan
demi anak-anaknya. Keadaan AA dan JS menjadikan subjek mempunyai kekuatan
serupa dengan tahap pembaharuan berdasar dan keyakinan dalam mengatasi penyakit
teori LeMaistre (1995), yaitu ketika mioma uteri.
individu telah menemukan kembali nilai-
nilai hidupnya dan menjadikan mereka Berdasarkan temuan penelitian, penderita
individu yang lebih baik. mioma uteri mengalami fluktuasi psikologis
antara optimisme dan pesimisme. Subjek

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


32 Cahyasari & Sakti

yang awalnya memiliki optimisme, dapat Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry


berubah menjadi pesimisme ketika nyeri and research design: Choosing
sakitnya kambuh; tetapi dukungan dari among five approaches. Thousand
keluarga menyebabkan subjek mengalami Oaks: Sage Publications, Inc.
perubahan pola pikir menuju optimisme.
Dagun, S. M. ( 2005). Kamus b esar
Optimisme kesembuhan kedua subjek i lmu p engetahuan. Lembaga Peng-
dapat dilihat dari strategi coping yang kajian Kebudayaan Nusantara
digunakan, serta aspek-aspek optimisme (LPKN).
kesembuhan yang dimiliki oleh kedua
subjek. Aspek-aspek optimisme kesem- DeCherney, A. H. & Nathan, L. (2003).
buhan meliputi: cara pandang subjek Current obstetric & gynecologic
terhadao peristiwa baik, cara subjek diagnosis & treatment. Boston: The
menjelaskan peristiwa buruk secara McGraw-Hill Companies, Inc.
spesifik, dan cara subjek menjelaskan
penyebab peristiwa yang dialaminya. Dirckx, J. H. (2005). Kamus ringkas
kedokteran Stedman untuk profesi
Peneliti selanjutnya diharapkan lebih kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
mendalami mengenai faktor-faktor yang Kedokteran EGC.
dapat mendukung dan memperlambat
optimisme kesembuhan dan diharapkan Falvo, D. (2005). Medical and
dapat menemukan optimisme kesembuhan p sychosocial aspects of chronic
pada individu penderita sakit lainnya. illness and disability: Sudbury:
Jones and Bartlett Publishers.

DAFTAR PUSTAKA Greenberg, T. M. ( 2007). The


p sychological i mpact of a cute and
Ayers, S., Baum, A., McManus, C., c hronic i llness. New York: Springer.
Newman, S., Wallston, K., Weinman,
J., & West, R. (2007). Cambridge Ghufron, M. N. & Rini, R. S. ( 2010).
handbook of psychology, health and Teori-teori p sikologi. Yogyakarta:
medicine. Cambridge: Cambrige AR-Ruzz Media.
University Press.
LeMaistre, J. ( 1995). After the diagnosis:
Baumgardner, S. R. & Crothers, M. K. From crisis to personal renewal for
( 2010). Positive psychology. Upper patients with chronic illness.
Saddle River: Pearson Education, California: Ulysses Press.
Inc.
Lewelyn, S. & Kennedy, P. (2003).
Burt, V. K. & Hendrick, V. C. (2005). Handbook of clinical health
Clinical manual of women’s mental psychology. West Sussex: John Wiley
health. Arlington: American & Sons, Ltd.
Psychiatric Publishing, Inc.
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R.,
Carr, A. ( 2004). Positive p sychology: Wardhani, W.I., & Setiowulan, W.
The s cience of h appiness & h uman (2001). Kapita selekta kedokteran.
strengths. Hove: Brunner-Routledge. Jakarta: Media Aesculapius.

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33


Optimisme kesembuhan pada penderita mioma uteri 33

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. Stotland, N. L. & Stewart, D. E. (2001).
(2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Psychological aspects of women’s
Erlangga. health care: The interface between
psychiatry and obstetrics and
Ogden, J. (2007). Health psychology : A gynecology. Washington: American
textbook. New York: McGraw Hill Psychiatric Press, Inc.
Open University Press.
Sugiono, D. (2008). Kamus besar Bahasa
Seligman, M. E. P. (2006). Learned Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
o ptimism: How to change your Utama.
mind & your life. New York: Vintage
Books. Tulandi, T. (2003). Uterine fibroids:
Embolization and other treatments.
Seligman, M. E. P. (2008). Menginstal Cambridge: Cambridge University
optimisme: Bagaimana cara Press.
mengubah pemikiran dan kehidupan
anda. Terjemahan: Budhy Wade, C. & Tavris, C. (2007). Psikologi.
Yogapranata. Bandung: PT Karya Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kita.
Wiknjosastro, H., Saifuddin, A. B., &
Snyder, C. R. & Lopez, S. J. (2002). Rachimhadhi, T. ( 2009). Ilmu
Handbook of positive psychology. k andungan. Jakarta: PT Bina Pustaka
New York: Oxford University. Sarwono Prawirohardjo.

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April 2014, 21-33

You might also like