You are on page 1of 37

SINTESIS SENYAWA KALSIUM FOSFAT DENGAN TEKNIK

PRESIPITASI SINGLE DROP

IRMA PURNAMA RAMADHANI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012
ABSTRACT

IRMA PURNAMARAMADHANI. Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat dengan


Teknik Presipitasi Single Drop. Supervised by SETYANTO TRI WAHYUDI
dan SETIA UTAMI DEWI.

The high damage of bone trigger a variety of research about bone biomaterial. So far,
compliance for this needed done import materials. The material which used for bone
biomaterial is calcium phosphate. In this research used synthesis of calcium phosphate.
Synthesis of calcium phosphate performed using precipitation method single drop and
wise drop at room temperature with sintering themperature 900oC, themperature 70oC
with sintering time variation (110oC, 300oC, 600oC, and 900oC). Results obtained from
sintering is fluffy white powder. Result from x-ray diffraction characteristic for all sample
with themperature sintering 900oC show the phase formed is calcium pyrophosphate and
other phase from calcium phosphate that is hydroxyapatite, tricalcium phosphate,
octacalcium phosphate, carbonate apatite type-A and carbonated apatite type-B. The
longer stirring time so the phase of calcium pyrophosphate formed the less. Reaction
themperature is very effect in formation of phase calcium pyrophosphate, because
calcium pyrophosphate which the resulting in room themperature is more than in
themperature 70oC. Beside that precursor compound that has not reacted in
themperature70oC more less from room themperature, this is because precursor
compound is more faster when heated. In sintering variationthemperature 110oC and
300oC the precursor formed is more and the best sintering themperature is 900oC.

Keywords: calcium pyrophosphate, calcium phosphate, hydroxyapatite, tricalcium


phosphate, octacalcium phosphate
ii

ABSTRAK

IRMA PURNAMARAMADHANI. Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat dengan


Teknik Presipitasi Single Drop. Dibimbing oleh SETYANTO TRI WAHYUDI
dan SETIA UTAMI DEWI.

Tingginya kerusakan tulang memicu adanya berbagai penelitian mengenai


biomaterial tulang. Sejauh ini, pemenuhan akan kebutuhan ini dilakukan dengan
bahan-bahan impor. Bahan yang digunakan untuk biomaterial tulang adalah
kalsium fosfat. Pada penelitian ini dilakukan sintesis kalsium fosfat. Sintesis
kalsium fosfat dilakukan dengan menggunakan metode presipitasi single drop
dan wise drop pada suhu ruang dengan suhu sintering 900oC, pada suhu 70oC
dengan suhu sintering 900oC dan metode single drop pada suhu 70oC dengan
variasi sintering (110oC,300oC,600oC, 900oC). Hasil yang diperoleh dari
sinteringberupa serbuk putih halus. Hasil dari karakterisasi x-ray diffractionuntuk
semua sampel hasil sintering 900oCmenunjukkan fase yang terbentuk adalah
calcium pyrophosphate dan fase kalsium fosfat lainnya yaitu hydroxyapatite,
tricalcium phosphate, octacalcium phosphate, carbonate apatite type-A dan
carbonate apatite type-B. Semakin lama waktu stirring maka fase calcium
pyrophosphate yang terbentuk semakin sedikit. Suhu reaksi sangat berpengaruh
dalam terbentuknya fase calcium pyrophosphate, karena calcium pyrophosphate
yang dihasilkan pada suhu ruang lebih banyak dari suhu 70 oC. Namun senyawa
prekursor yang belum bereaksi pada suhu 70oC lebih sedikit dari suhu ruang, hal
ini dikarenakan senyawa prekursor lebih cepat bereaksi bila dipanaskan. Pada
variasi suhu sintering 110oC dan 300oC prekursor yang terbentuk masih banyak
dan suhu sintering yang paling bagus adalah 900oC.

Kata kunci: calcium pyrophosphate, kalsium fosfat, hydroxyapatite, tricalcium


phosphate, octacalcium phosphate.
iii

SINTESIS SENYAWA KALSIUM FOSFAT DENGAN TEKNIK


PRESIPITASI SINGLE DROP

IRMA PURNAMA RAMADHANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat Sarjana Sains pada

DepartemenFisika

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013
iv

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat Dengan Teknik Presipitasi Single


Drop

Nama : Irma Purnama Ramadhani

NIM : G74080042

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Setyanto Tri Wahyudi, M.Si Setia Utami Dewi, M.Si

Diketahui

Kepala Bagian Biofisika

Dr. Kiagus Dahlan

Tanggal lulus:
v

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb, ucapan terima kasih yang pertama penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini
yang berjudul Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat dengan dengan teknik presipitasi Single
Drop. Penelitian ini sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana di Departemen
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penyelesaian skripsi ini:
1. Bapak dan Ibu serta kedua adik penulis Adi dan Geri dan keluarga besar di
Bandung yang selalu memberikan doa dan support selama penulis menempuh
pendidikan di IPB.
2. Bapak Setyanto Tri Wahyudi, M.Si selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan banyak masukan, bimbingan, motivasi dan yang telah mendanai
penelitian ini.
3. Ibu Setia Utami Dewi, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
masukan, motivasi dan membantu dalam mempelajari biomaterial.
4. Seluruh dosen fisika yang telah memberikan ilmu selama penulis menempuh
pendidikan di IPB.
5. Pak Didikatas kerjasamanya selama karakterisasi XRD.
6. Dani Yosmanyang selalu memberikan support, do’a dan selalu membantu saat
suka dan duka.
7. Ajeng selaku rekan kerja penulis dalam penelitian ini serta towil yang selalu
menemani kita bermain uno.
8. Seluruh teman-teman Fisika 45tiada kesan tanpa kebersamaan selama ini.
9. Adik-adik angkatan 46 dan 47 yang selalu mendoakan penulis.
10. Teman-teman lukita (Pingkan, Herni dan Aliya) yang selalu menemani di kosan
dikala malam datang.
11. Teman-teman asrama212 (Muti, Rita dan Ratu) yang selalu hadir dalam canda
dan tawa.
12. Mba aisyah yang selalu membantu dalam pengolahan data.
13. Pak Jun yang selalu membantu dalam proses pemakaian laboratorium.
14. Pak Firman yang selalu membantu dalam hal administrasi.
15. Pak Indro selaku editor.
16. Pak Faozan dan Pak Ardian selaku penguji.

Akhir kata, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang besar. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kemajuan dari penerapan biomaterial yang akan dilakukan penelitian saat ini.

Bogor, 2 September 2012


vi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 April
1990 dari pasangan Abdul Firman dan Tetty Setyawati. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan di TK Ananda, SD Kartika XI-II, MTS
Zakaria, SMAN 12 Bandung dan melanjutkan ke perguruan tinggi
S1 di Departemen fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Selama menempuh pendidikan penulis aktif dalam
bidang organisasi, penulis aktif sebagai anggota UKM Taekwondo IPB dan penulis pun
pernah menjabat sebagai sekretaris departemen kominfo BEM FMIPA Totalitas
Kebangkitan. Selain itu penulis juga aktif dalam acara kepanitiaan seperti panitia pesta
sains 2009 sebagai logstran, pesta sains 2010 sebagai kestari, panitia MPF sebagai MOD,
panitia G-Expo sebagai sekretaris, panitia seminar sains sebagai kestari. Penulis pun
pernah mendapat juara 3 dalam perlombaan atletik sprint putri dalam acara SPIRIT-
FMIPA.
vii

DAFTAR ISI

Hal.
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 1
1.3. Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.4. Hipotesis .............................................................................................................. 1
2.1. Senyawa Kalsium Fosfat ..................................................................................... 1
2.1.1. Tricalcium Phosphate .................................................................................. 2
2.1.2. Hydroxyapatite............................................................................................. 2
2.1.3. Octacalcium Phosphate ............................................................................... 2
2.1.4. Dicalcium Phosphate Dihydrate .................................................................. 2
2.1.5. Calcium Pyrophosphate............................................................................... 3
2.2. Difraksi sinar-X ................................................................................................... 3
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 4
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 4
3.2. Alat dan Bahan .................................................................................................... 4
3.3. Prosedur Penelitian .............................................................................................. 4
3.3.1. Persiapan Bahan........................................................................................... 4
3.3.2. Pembuatan kalsium fosfat pada suhu ruang ................................................. 4
3.3.3. Pembuatan kalsium fosfatpada suhu 70oC ................................................... 4
3.3.4. Pembuatan kalsium fosfat metode single drop suhu 70oC dengan variasi
sintering (110oC, 300oC, 600oC, dan 900oC) ............................................... 5
3.3.5. Karakterisasi XRD ....................................................................................... 5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 6
4.1. Persiapan Bahan .................................................................................................. 6
4.2. Hasil Kalsium Fosfat Pada Suhu Ruang .............................................................. 6
4.3. Hasil Kalsium Fosfat Pada Suhu 70oC. ............................................................... 6
4.4. Hasil Kalsium Fosfat Metode Single Drop Pada Suhu 70oC dengan Variasi
Sintering (110oC, 300oC, 600oC, 900oC) ............................................................. 7
4.5. Hasil Karakterisasi XRD ..................................................................................... 7
viii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 15


5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
5.2. Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
LAMPIRAN...................................................................................................................... 17
ix

DAFTAR TABEL
Hal.

1. Penamaan kode sampel kalsium fosfat……………………………………………….…5


2. Efisiensi massa Ca dan fosfat pada suhu ruang .............................................................. 6
3. Efisiensi massa Ca dan fosfat pada suhu 70oC................................................................ 6

4. Efisiensi massa Ca dan fosfat pada suhu 70oC dengan variasi sintering ........................ 6

5. Komposisi senyawa yang dihasilkan dari sintesis kalsium fosfat suhu ruang ................ 9

6. Perhitungan parameter kisi dan persentase ketepatancalcium pyrophosphatepada suhu

ruang.......................................................................................................................... 10

7. Komposisi senyawa yang dihasilkan dari sintesis kalsium fosfat ................................. 11

8. Perhitungan parameter kisi dan persentase ketepatancalcium pyrophosphatepada suhu

70oC ........................................................................................................................... 11

9. Komposisi senyawa yang dihasilkan dari sintesis kalsium fosfat ................................. 13

10. Perhitungan parameter kisi dan persentase ketepatanCa2P2O7 pada suhu 70oC dengan

variasi sintering ......................................................................................................... 14

11. Hasil pengukuran derajat kristalinitas pada suhu 70oC dengan variasi sintering........ 14
x

DAFTAR GAMBAR
Hal.

1. Struktur molekul TCP.6 .......................................................................................... 2


2. Struktur unit sel kristal HAp.9 ................................................................................ 3
3. Struktur molekul OCP.12 ........................................................................................ 3
4. Struktur molekul DCPD.13 ..................................................................................... 3
5. Struktur molekul Ca2P2O7.14 .................................................................................. 3
6. Skema sinar datang dan sinar terdifraksi oleh kisi kristal.15 .................................. 3
7. Skema Difraktometer sinar-x.15 ............................................................................. 3
8. Hasil XRDsampel denganmetode single drop dan wise drop pada suhu ruang
yang di-sintering 900oC ......................................................................................... 8
9. Hasil XRD sampel dengan metode single drop dan wise drop pada suhu 70o yang
di-sintering 900o................................................................................................... 11
10. Hasil XRD sampel dengan metode single drop pada suhu 70oC yang dengan
variasi suhu sintering. .......................................................................................... 13
xi

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Diagram alir penelitian……...........…………………………............................ 18
2. Tabel JCPDS fasa HA…………....................………………............................ 19
3. Tabel JCPDS fasa Octa-Calcium Phosphate……………………….................. 19
4. Tabel JCPDS Type A Carbonated Apatite…………………………............... 20
5. Tabel JCPDS fasa Type-B Carbonated Apatite……………………................. 20
6. Tabel JCPDS fasa TCP...................................................................................... 21
7. Tabel JCPDS CaCl2. ………………………………………….......................... 21
8. Tabel JCPDS Na2HPO4 ……………………………………............................. 22
9. Tabel JCPDS Ca2P2O7……………………………………………………........ 22
10. Foto Penelitian……………………………………………………………....... 23
11. Perhitungan komposisi senyawa yang dihasilkan…………………………...... 24
12. Perhitungan Parameter Kisi untuk Sampel Kalsium fosfat………………….... 25
sedangkan wise drop mencampurkan larutan
BAB I. PENDAHULUAN kimia tetes demi tetes. Bahan yang digunakan
pada penelitian ini, adalah larutan kalsium
1.1. Latar Belakang klorida (CaCl2) dan dinatrium hidrogen fosfat
Tingginya kerusakan tulang memicu adanya (Na2HPO4). Serbuk putih yang
berbagai penelitian mengenai biomaterial dihasilkandianalisis menggunakan x-ray
tulang. Sejauh ini, pemenuhan akan kebutuhan diffraction (XRD) untuk mengindentifikasi
ini dilakukan dengan bahan-bahan kristal kalsium fosfat, parameter kisi dan
impor.Biomaterial adalah suatu material alami ukuran kristal.
maupun buatan (sintetis) yang dapat
diimplantasikan ke dalam sistem atau jaringan 1.2. Tujuan Penelitian
hidup sebagai pengganti fungsi jaringan yang 1. Melakukan sintesis senyawa kalsium fosfat
mengalami kerusakan. Material ini harus dengan metode single drop dan
bersifat biokompatibel dengan tubuh manusia. membandingkan hasilnya dengan
Saat ini, biomaterial yang banyak metodewise drop.
dikembangkan adalah biomaterial subtitusi 2. Mempelajari pengaruh waktu stirring dan
tulang.1Tulang merupakan jaringan keras dari suhu reaksi pada proses single drop
tubuh manusia selain gigi. Tulang merupakan terhadap pembentukan kalsium fosfat.
organ biologi dinamik yang tersusun oleh sel 3. Mempelajari variasi suhu sintering terhadap
aktif metabiologi yang terintegrasi ke dalam pembentukan senyawa kalsium fosfat.
rangka yang kaku.2
Secara umum penyusun dasar
1.3. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu reaksi terhadap
komponen anorganik dalam jaringan keras
pembentukan kalsium fosfat pada metode
khususnya tulang adalah kalsium fosfat.
single drop dan wise drop?
Kalsium fosfat terdapat dalam dua bentuk yaitu
2. Bagaimana pengaruh waktu stirring pada
fase amorf dan fase kristal. Senyawa kalsium
proses single dropterhadap pembentukan
fosfat kristal sintetis mempunyai 4 fase yaitu
kalsium fosfat?
CaHPO2 (dicalcium phosphate dehydrate /
3. Bagaimana perbandingan kalsium fosfat
DCPD), Ca8H2(PO4)6 octacalcium phosphate /
yang terbentuk dari proses single drop dan
OCP), Ca3(PO4)2 (tricalcium phosphate/TCP),
wise drop?
dan Ca10(PO4)6(OH)2 (hydroxyapatite / HA).
4. Bagaimana pengaruh suhu sintering pada
Hydroxyapatitemerupakan kristal paling stabil
kalsium fosfat yang terbentuk?
dibandingkan 3 fase lainnya.4
Biomaterial pengganti tulang pada
1.4. Hipotesis
umumnya berasal dari senyawa kalsium fosfat
Senyawa kalsium fosfat yang dibuat dengan
diantaranyaHydroxyapatite (Ca10(PO4)6(OH)2)
menggunakan metode single drop tidak akan
dan tricalcium phosphate (Ca3(PO4)2 karena
berbeda dengan senyawa kalsium fosfat yang
kedua material ini memiliki komposisi kimia
dibuat dengan menggunakan metode
yang mendekati dengan komponen-komponen
wisedroppada suhu yang sama. Namun
yang terdapat di dalam tulang. Hydroxyapatite
perbedaan suhu reaksi akan menghasilkan data
(HA)merupakan senyawa kalsium fosfat yang
yang berbeda.
paling stabil, tetapi tingkat kelarutannya paling
rendah jika dibandingkan dengan tricalcium
phosphate (TCP). Salah satu polymorpf TCP BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
yang banyak digunakan untuk rekontruksi
tulang yaitu β-TCP karena memiliki tingkat 2.1. Senyawa Kalsium Fosfat
biodegradasi yang sesuai dengan laju Secara umum penyusun dasar komponen
pertumbuhan tulang dan memiliki sifat anorganik dalam jaringan keras khususnya
osteoconductive.3 tulang adalah kalsium fosfat. Kalsium fosfat
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan terdapat dalam dua bentuk yaitu fase amorf dan
kalsium fosfat dengan metode presipitasi secara fase kristal. Senyawa kalsium fosfat kristal
single drop dansebagai kontrolnya digunakan sintetis mempunyai 4 fase yaitu CaHPO2
wise dropyang telah biasa dilakukan di Lab (dicalcium phosphate dehydrate / DCPD),
Biofisika IPB. Metode single drop, Ca8H2(PO4)6 octacalcium phosphate/OCP),
mencampurkan langsung larutan kimia Ca3(PO4)2 .
( tricalciumphosphate / TCP), dan Dalam proses pembuatan senyawa
Ca10(PO4)6(OH)2 Hydroxyapatite / HA). biomaterial yang menyerupai jaringan keras,
proses kristalisasi dapat ditingkatkan dengan
2

menaikkan aktivitas ion yang terlibat dengan apatit tidak hanya dipengaruhi oleh nisbah
cara meningkatkan laju pengadukan, Ca/P tetapi juga sumber senyawa Ca dan P.
menaikkan pH, menaikkan suhu atau Paduan Ca/P yang bersumber dari sumber Ca
menghilangkan penghambat.5 dan P yang berbeda tidak hanya menghasilkan
Sintesis senyawa kalsium fosfat dengan HA tetapi juga senyawa-senyawa campurannya
cara presipitasi pada umumya melalui amorf yang bergantung pada senyawa sumber Ca dan
sebagai fase sementara. Fase amorf ini, sama P tersebut. Misalnya, sumber Ca yang berasal
halnya terjadi selama mineralisasi dalam dari CaCl2.2H2Oakan memiliki kemungkinan
jaringan keras. Senyawa kalsium fosfat amorf menghasilkan apatit yang mengandung klorin.8
yang terbentuk masih mungkin tersusun oleh
kristal yang mempunyai ukuran yang sangat 2.1.3. Octacalcium Phosphate
kecil.4 Octacalcium phosphate(OCP) adalah
kalsium fosfat yang mempunyai rumus
2.1.1. Tricalcium Phosphate Ca8H2(PO4)6.5H2O. OCP dapat menjadi
Tricalcium phosphate (TCP) adalah prekursor dari pembuatan email gigi, dentin
material biokeramik yang dapat digunakan dan dan tulang dalam kehidupan organisme.10
untuk rekontruksi tulang.6 Kombinasi TCP dari OCP telah terbukti menjadi prekursor dari
kalsium dan senyawa fosfat dengan rumus hidroksiapatit, yaitu biomineral anorganik yang
Ca3(PO4)2. TCP memiliki 4 polymorf yaitu α, sangat penting dalam pertumbuhan tulang.
β, γ dan super α. Polymorf α teramati pada suhu Determinasi dari struktur kristal OCP dan
1120oC - 1500oC, polymorf β teramati sekitar kristal apatit sehingga muncul menjadi
suhu 1120oC, polymorf γ berada pada fase prasyarat untuk mempelajari sifat pembentukan
tekanan tinggi, dan polymorf super α teramati dan sifat kimia dari jaringan tulang.Suatu saat
pada suhu diatas 1500oC.6 Struktur molekul OCP dapat menggantikan HAp dalam
TCP dapat dilihat pada Gambar 1. pencangkokan tulang dan implant karena
strukturnya mirip dengan struktur apatit.
2.1.2. Hydroxyapatite Menurut Weissenberg OCP mempunyai
Hydroxyapatite (HA) merupakan senyawa parameter kisi a = 19,7 Å, b = 9,59 Å, c = 6,87
kalsium fosfat yang merupakan komponen Å, α = β = 90,7o dan γ = 71,8o.11Struktur OCP
utama dari tulang dan gigi yang mempunyai dapat dilihat pada Gambar 3.
sifat dapat berikatan dengan tulang natural.7
Hidroksiapatit merupakan senyawa mineral dan 2.1.4. Dicalcium Phosphate Dihydrate
anggota kelompok mineral apatit dengan rumus Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD)
kimia Ca10(PO4)6(OH)2 dan mempunyai juga dikenal sebagai brushite, adalah mineral
struktur heksagonal dengan parameter kisi a = kalsium fosfat yang terhidrasi dengan
9,433Å danc = 6,875Å serta rasio Ca/P sekitar komposisi CaHPO4.2H2O. Struktur DCPD
1,67.7Struktur unit sel Kristal HA dapat dilihat hampir identik dengan dimensi gipsum yang
pada Gambar 2. masing-masing unit selnya sangat mirip.Tulang
Mineral HA dapat disintesis dengan punggung dari DCPD terdiri dari kalsium dan
mereaksikan senyawa kalsium(Ca) dan atom fosfor yang membentuk rantai melalui
fosfor(P) pada suhu dan tekanan tertentu. berbagai oksigen (empat oksigen
Sintesis HA dapat dilakukan dengan beberapa fosfat).13Struktur DCPD dapat dilihat pada
metode, yaitu metode basah dan metode kering. Gambar 4.
Metode basah menggunakan prinsip presipitasi
dan sol-gel sedangkan metode kering
menggunakan prinsip pencampuran sumber
senyawa Ca dan P pada suhu dan tekanan
tinggi. Namun, metode yang sering digunakan
dalam mensintesis HA adalah metode basah,
yaitu dengan menggunakan metode presipitasi
sebab metode ini menghasilkan HA yang Gambar 1Struktur molekul TCP.6
memiliki kemurnian yang cukup tinggi (90%).
Proses pada metode ini, HA disintesis dengan
cara mentitrasi larutan yang mengandung Ca
dengan larutan yang mengandung P. Nisbah
Ca/P agar material HA terbentuk adalah 1,67.
Perbedaan nisbah Ca/P akan menimbulkan
hasil sintesis senyawa yang berbeda. Sintesis
3

Gambar 2Struktur unit sel kristal HAp.9 pada Gambar 5. Hamburan monokromatis
sinar-X dalam fasa tersebut memberikan
interferensi yang konstruktif. Dasar dari
penggunaan difraksi sinar-X untuk
mempelajari kisi kristal adalah berdasarkan
persamaan Bragg :
..…….............(1)
Dengan λ adalah panjang gelombang sinar-
X yang digunakan, d adalah jarak antara dua
bidang kisi, θ adalah sudut antara sinar datang
Gambar 3Struktur molekul OCP.11 dengan bidang normal, dan n adalah bilangan
bulat yang disebut sebagai orde pembiasan.16
Berdasarkan persamaan Bragg, jika
seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel
kristal, maka bidang kristal itu akan
membiaskan sinar-X yang memiliki panjang
gelombang yang sama dengan jarak antar kisi
dalam kristal tersebut. Sinar yang dibiaskan
Gambar 4Struktur molekul DCPD.12 akan ditangkap oleh detektor kemudian
diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi.
Makin banyak bidang kristal yang terdapat
dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan
yang dihasilkannya. Setiap puncak yang
muncul pada pola XRD mewakili satu bidang
kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam
sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang
didapatkan dari data pengukuran ini kemudian
dicocokkan dengan standar difraksi snar-X
untuk hampir semua jenis material. Standar ini
Gambar 5 Struktur kristalβ- Ca2P2O7 dan α- disebut JCPDS.16
Ca2P2O7.14

2.1.5. Calcium Pyrophosphate


Calcium pyrophosphate (CPP) yang
mempunyai rumus kimia Ca2P2O7adalah
senyawa kimia yang dapat dibentuk oleh reaksi
asam pirofosfat dan kalsium dengan cara
memanaskan kalsium fosfat. Biasanya
digunakan sebagai agen abrasif ringan dalam
pasta gigi.13Ca2P2O7 memiliki tiga bentuk yaitu Gambar 6Skema sinar datang dan sinar
γ, β, dan α. Bentuk γ-Ca2P2O7 terbentuk pada terdifraksi oleh kisi kristal.15
suhu rendah, sedangkan β- Ca2P2O7 terbentuk
pada suhu 750oC dan α-Ca2P2O7 terbentuk pada
suhu 1171oC13. Struktur kristalβ- Ca2P2O7 dan
α-Ca2P2O7dapat dilihat pada Gambar 5.

2.2. Difraksi sinar-X


Difraksi sinar-X yaitu metode yang
digunakan untuk mengetahui nilai parameter
kisi, struktur kristal, dan derajat kekristalan. Gambar 7 Skema Difraktometer sinar-x.16
Derajat kekristalan adalah besaran yang
menyatakan banyaknya kandungan kristal Komponen difraktometer sinar-X: 17
dalam suatu materi dengan membandingkan 1. Tabung sinar-X, merupakan tempat
luasan kurva puncak dengan total luasan amorf produk sinar-X, berisi katoda filament
dan kristal.16 tungsten sebagai sumber elektron dan
Difraksi sinar-X terjadi pada hamburan anoda yang berupa logam target.
elastis foton-foton sinar-X oleh atom dalam 2. Goniometer, merupakan unit dengan
sebuah kisi periodik yang dapat dilihat seperti tempat sampel dan detektor yang bergerak
4

memutar selama alat dioperasikan. No. Produk 1.02382.0500, alumunium foil dan
Sampel diisikan dalam lempeng logam aquades.
atau plat kaca yang cekung atau diisikan
dalam lubang yang berada ditengah. 3.3. Prosedur Penelitian
Sampel berputar bersama goniometer dan
membentuk sudut terhadap sinar-X yang 3.3.1. Persiapan Bahan
datang. Bahan yang digunakan pada penelitian ini
3. Tempat sampel, berupa lempengan logam berupa serbuk CaCl2 dan Na2HPO4 dengan
atau plat kaca yang cekung atau berlubang perbandingan konsentrasi molarnya sebesar 0,5
ditengahnya, dimana sampel serbuk M CaCl2 dan 0,3M Na2HPO4. Kedua bahan
diisikan. Sampel akan berputar bersama dihitung massanya sehingga didapatkan massa
goniometer dan membentuk sudut untuk CaCl2 sebesar 7,351 gram per 100 ml
terhadap sinar-X yang datang. dan massa untuk Na2HPO4 sebesar 5,339
4. Detektor gas, berisi gas yang sensitif grapm per 100 ml.
terhadap sinar-X, katoda dan anoda.
Atom-atom gas akan terionisasi saat 3.3.2. Pembuatan kalsium fosfat pada
dikenai sinar-X (yang terdifraksi oleh suhu ruang
sampel). menuju anoda sehingga Sintesis kalsium fosfat pada suhu ruang
menghasilkan arus listrik. Arus listrik menggunakan metode single drop dan wise
diubah menjadi pulsa yang akan dihitung drop. Sintesis kalsium fosfat diawali dengan
oleh counter dan scaler. pembuatan larutan 0,5M CaCl2 dan 0,3M
5. Difraktometer (scaler and counter), Na2HPO4. Pada metode single drop kedua
berfungsi mendeteksi posisi sudut difraksi larutan tersebut dicampurkan langsung ke
dan intensitasnya terlihat seperti pada dalam labu erlenmeyer dan di-strirring dengan
Gambar 6. menggunakan variasi waktu 3 jam, 6 jam, 12
6. Rekorder, berfungsi menampilkan pola jam, 18 jam, dan 24 jam. Sintesis kalsium
difraksi atau difraktogram. Posisi sudut fosfat dengan menggunakan metode wise drop
difraksi menggambarkan jenis kristal. dilakukan dengan cara meneteskan larutan
Intensitas dapat mewakili konsentrasi 0,5M CaCl2secara perlahan kedalam larutan
kristal maupun tingkat kekristalan suatu 0,3M Na2HPO4sambil dilakukan stirring
sampel. Sampel dengan kekristalan tinggi selama 90 menit. Setelah kedua larutan tersebut
meskipun jumlahnya sedikit akan tercampur,stirringdilanjutkan selama 1
memberikan intensitas yang tinggi dan jam.Kemudian larutan di-aging selama 12 jam
tajam. dan disaring menggunakan kertas
saring.Selanjutnya adalah proses pengeringan
dengan menggunakan furnace pada suhu 110oC
BAB III. METODOLOGI dengan waktu penahanan5 jam dan
prosessintering pada suhu 900oC dengan waktu
PENELITIAN
penahanan 5 jam. Sampel yang telah di-
sintering di timbang dan sampel siap untuk
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dikarakterisasi.
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Biofisika Material, Departemen Fisika,
3.3.3. Pembuatan kalsium fosfatpada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor dari bulan
suhu 70oC
Larutan 0,5M CaCl2 dan 0,3M Na2HPO4
November 2011 sampai dengan bulan Oktober
yang telah dibuat dengan metode single
2012.
dropdicampurkan secara langsung. Larutan
CaCl2 dipanaskan dengan menggunakan
3.2. Alat dan Bahan
hotplate pada suhu 70oC selama 1 jamdan
Alat yang digunakan pada penelitian ini dicampurkan dengan larutan Na2HPO4secara
ialah peralatan preparasi, neraca analitik, labu langsung dan di stirringselama 3 jam
ukur 100 ml, labu ukur 500 ml, hotplate, kertas menggunakanhotplatepada suhu 70oC. Pada
saring,corong, crussible, alat furnacedengan wise drop dengan cara meneteskan larutan
merk lamberthem dan alat karakterisasi XRD 0,5M CaCl2 kedalam larutan0,3M
merk Shimadzu tipe XRD-6000.Bahan yang Na2HPO4.Larutan CaCl2 dipanaskan dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah CaCl2 menggunakan hotplate pada suhu 70oC selama
Merck kGaA dengan No. Produk 1 jam dan dicampurkan dengan larutan
1.06580.0500, Na2HPO4 Merck kGaA dengan Na2HPO4dengan cara diteteskan. Setelah
5

selesai diteteskan larutan di-stirring selama 1 menggunakan kertas saring. Selanjutnya adalah
jam. Larutan di aging selama 12 jam dan proses pengeringan dengan menggunakan
disaring menggunakan kertas saring. furnace pada suhu 110oCdengan waktu
Selanjutnya adalah proses pengeringan dengan penahanan 5 jam dan proses sintering pada
menggunakan furnace pada suhu 110oCdengan suhu 300oC, 600oC, dan 900oCdengan waktu
waktu penahanan 5 jam dan proses sintering penahanan masing-masing 5 jam. Timbang
pada suhu 900oCdengan waktu penahanan 5 massa sampel yang sudah di-sintering dan
jam. Timbang massa sampel yang sudah di- sampel siap untuk dikarakterisasi. Penamaan
sintering dan sampel siap untuk dikarakterisasi. sampel menggunakan kode yang dapat dilihat
pada Tabel 1.
3.3.4. Pembuatan kalsium fosfat metode
single drop suhu 70oC dengan 3.3.5. Karakterisasi XRD
variasi sintering (110oC, 300oC, Setelah sampel selesai dibuat dengan
600oC, dan 900oC) menggunakan metode single drop dan wise
drop, kemudian sampel tersebut dikarakterisasi
Larutan 0,5M CaCl2 dan 0,3M Na2HPO4 menggunakan XRD yang bertujuan untuk
yang telah dibuat dengan metode single mengetahui nilai parameter kisi, struktur
dropdicampurkan secara langsung. Larutan kristal, dan derajat kekristalan. Sudut 2θ yang
CaCl2 dipanaskan dengan menggunakan digunakan dalam pengujian fasa pada sampel
hotplate pada suhu 70oC selama 1 jamdan antara 10o – 80o.
dicampurkan dengan larutan Na2HPO4secara
langsung dan di stirringselama 3 jam
menggunakan hotplatepada suhu 70oC. Larutan
di-aging selama 12 jam dan disaring

Tabel 1 Penamaan kode sampel kalsium fosfat

No Kode sampel Nama sampel

1 KF_SR(3) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring 3 jam pada suhu ruang
2 KF_SR(6) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring 6 jam pada suhu ruang
3 KF_SR(12) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring 12 jam pada suhu ruang
4 KF_SR(18) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring 18 jam pada suhu ruang
5 KF_SR(24) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring 24 jam pada suhu ruang
6 KF_WR Kalsium Fosfat metode wise drop variasi stirring pada suhu ruang
7 KF_s70 Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring pada suhu 70oC
8 KF_W70 Kalsium Fosfat metode wise drop variasi stirring pada suhu 70oC
9 KF_s70(110) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring pada suhu 70oC suhu
sintering 110
10 KF_s70(300) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring pada suhu 70oC suhu
sintering 300
11 KF_s70(600) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring pada suhu 70oC suhu
sintering 600
12 KF_s70(900) Kalsium Fosfat metode single drop variasi stirring pada suhu 70oC suhu
sintering 900
BAB IV. HASIL DAN adanya pelepasan uap air selama proses
PEMBAHASAN sintering berlangsung. Efisiensi pada Tabel 2
diperoleh dari rumus
4.1. Persiapan Bahan E = (m’/(m1+ m2)) *100%........(2)
Pencampuran 0,5 M CaCl2 sebanyak 7,351 dimana m’ adalah massa hasil sintering,
gram dan 0,3 M Na2HPO4 sebanyak 5,339 m1 adalah massa Ca dan m2 adalah massa
gram dalam aquades menghasilkan larutan fosfat.
kalsium fosfat 200 ml yang berwarna putih
seperti susu. 4.3. Hasil Kalsium Fosfat Pada Suhu
70oC
4.2. Hasil Kalsium Fosfat Pada Suhu Hasil dari proses sintering 900oC selama 5
Ruang jam adalah kalsium fosfat berupa serbuk putih
Hasil dari proses sintering 900oC selama halus.Sintesis kalsium fosfat dilakukan dengan
5 jam adalah kalsium fosfat berupa serbuk menggunakan metode presipitasi yaitu single
putih halus.Sintesis kalsium fosfat dilakukan drop dan wise drop. Dari hasil sintesis kalsium
dengan menggunakan metode presipitasi yaitu fosfatdidapatkan data massa Ca dan fosfat
single drop dan wise drop. Pada single drop sebelum dan sesudah sintering dan hasil
dilakukan variasi waktu stirring 3 jam, 6jam, tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel
12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Dari hasil sintesis 3 dapat dilihat bahwa massa hasil sintering
kalsium fosfat didapatkan datamassa Ca dan lebih kecil dari massa awal, hal ini dikarenakan
fosfat sebelum dan sesudah sintering dan hasil adanya pelepasan uap air selama proses
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel sintering berlangsung. Efisiensi pada Tabel 3
2 dapat dilihat bahwa massa hasil sintering diperoleh dari persamaan 2.
lebih kecil dari massa awal, hal ini dikarenakan
Tabel 2 Efisiensi massa Ca dan fosfat pada suhu ruang

massa massa massa hasil


No Kode sampel Efisiensi(%)
Ca(gram) fosfat(gram) sintering(gram)
1 KF_SR(3) 7,35 5,33 2,78 21,92
2 KF_SR(6) 7,34 5,34 3,29 25,95
3 KF_SR(12) 7,34 5,34 2,93 23,08
4 KF_SR(18) 7,34 5,34 4,46 35,20
5 KF_SR(24) 7,35 5,33 3,50 27,60
6 KF_wR 7,35 5,33 3,30 26,02

Tabel 3Efisiensi massa Ca dan fosfat pada suhu 70oC

massa Ca massa fosfat massa hasil sintering Efisiensi


No Kode sampel
(gram) (gram) (gram) (%)
1 KF_S70 7,34 5,34 3,22 25,39
2 KF_W70 7,35 5,36 3,04 23,91

Tabel 4 Efisiensi massa Ca dan fosfat pada suhu 70oC dengan variasi sintering

massa Ca massa fosfat massa hasil Efisiensi


No Kode sampel
(gram) (gram) sintering(gram) (%)
1 KF_s70(110) 7,36 5,34 4,04 31,85
2 KF_s70(300) 7,36 5,34 3,96 31,18
3 KF_s70(600) 7,35 5,35 3,73 29,37
4 KF_s70(900) 7,35 5,35 2,74 21,57
4.4. Hasil Kalsium Fosfat Metode Single kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite,
Drop Pada Suhu 70oC dengan octacalcium phosphate, carbonate apatite type-
Variasi Sintering (110oC, 300oC, A dan carbonate apatite type-B. Identifikasi
600oC, 900oC) fase kalsium fosfat yang dihasilkan dilakukan
Hasil dari proses sintering110oC selama 5 dengan mencocokan pola hasil karakterisasi
jam adalah kalsium fosfat berupa serbuk putih XRD dengan data Joint Committee on Powder
namun tidak terlalu halus, sedangkan hasil dari Diffraction Standard (JCPDS) untuk Na2HPO4
proses sintering 300oCselama 5 jam adalah No. 33-1247, TCP No. 09-0169, HA No. 09-
kalsium fosfat berupa serbuk putih yang sangat 0432, CAA dengan No. 35-0180, CAB dengan
halus. Hasil dari proses sintering600oC selama No. 19-0272 dan Ca2P2O7 dengan No. 09-0346.
5 jam adalah berupa serbuk putih halus dan Pada Gambar 7 hasil XRD sampel KF_SR(3)
hasil dari prosessintering 900oC selama 5 jam puncak tertinggi dengan nilai 2θ untuk Ca2P2O7
adalah kalsium fosfat berupa serbuk putih 29,58o, CAB 33,8o, CAA 39,68o, dan HA 41,7o.
halus. Dari hasil sintesis kalsium Hasil karakterisasi XRD pada sampel
fosfatdidapatkan data massa Ca dan fosfat KF_SR(6) Gambar 8menunjukkan bahwa fase
sebelum dan sesudah sintering dan hasil yang paling dominan terbentuk adalah fase
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel calcium pyrophosphate karena fase calcium
4 dapat dilihat bahwa massa hasil sintering pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu
lebih kecil dari massa awal, hal ini dikarenakan sintering >1000oC namun terdapat fase lain
adanya pelepasan uap air selama proses dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite dan
sintering berlangsung.Efisiensi pada Tabel 4 tricalcium phosphate. Identifikasi fase kalsium
diperoleh dari persamaan 2. fosfat yang dihasilkan dilakukan dengan
mencocokan pola hasil karakterisasi XRD
4.5. Hasil Karakterisasi XRD dengan data Joint Committee on Powder
Hasil karakterisasi XRD pada sampel Diffraction Standard (JCPDS) untuk CaCl2
KF_SR(3) Gambar 7 menunjukkan bahwa fase No.24-0223,Na2HPO4 No. 33-1247, TCP No.
yang paling dominan terbentuk adalah fase 09-0169, HA No. 09-0432 dan Ca2P2O7 dengan
calcium pyrophosphate karena fase calcium No. 09-0346. Pada Gambar 7 hasil XRD
pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu sampel KF_SR(6) puncak tertinggi dengan
sintering >1000oCnamun terdapat fase lain dari nilai 2θ untuk Ca2P2O7 29,58o dan
o
Na2HPO431,92 .
8

Gambar 8Hasil XRDsampel denganmetode single drop dan wise drop pada suhu ruang yang di-
sintering 900oC
9

Hasil karakterisasi XRD pada sampel Hasil karakterisasi XRD pada sampel
KF_SR(12) Gambar 8 menunjukkan bahwa KF_SR(18) Gambar 8menunjukkan bahwa fase
fase yang paling dominan terbentuk adalah fase yang paling dominan terbentuk adalah fase
calcium pyrophosphatekarena fase calcium calcium pyrophosphate karena fase calcium
pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu
sintering >1000oC namun terdapat fase lain sintering >1000oC namun terdapat fase lain
dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite, dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite,
tricalcium phosphate, octacalcium phosphate, tricalcium phosphate, octacalcium phosphate
carbonate apatite type-A dan carbonate apatite dan carbonate apatite type-B. Identifikasi fase
type-B.Identifikasi fase kalsium fosfat yang kalsium fosfat yang dihasilkan dilakukan
dihasilkan dilakukan dengan mencocokan pola dengan mencocokan pola hasil karakterisasi
hasil karakterisasi XRD dengan dataJoint XRD dengan dataJoint Committee on Powder
Committee on Powder Diffraction Standard Diffraction Standard (JCPDS) untuk Na2HPO4
(JCPDS) untuk CaCl2 No.24-0223,Na2HPO4 No. 33-1247, TCP No. 09-0169, HA No. 09-
No. 33-1247, TCP No. 09-0169, HA No. 09- 0432, OCP No. 44-0778, CAA dengan No. 35-
0432, OCP No. 44-0778, CAA dengan No. 35- 0180, CAB dengan No. 19-0272 dan Ca2P2O7
0180, CAB dengan No. 19-0272 dan Ca2P2O7 dengan No. 09-0346. Pada Gambar 7 hasil
dengan No. 09-0346. Pada Gambar 7 hasil XRD sampel KF_SR(18) puncak tertinggi
XRD sampel KF_SR(12) puncak tertinggi dengan nilai 2θ untuk Ca2P2O7 29,6o, 32,54o,
dengan nilai 2θ untuk Ca2P2O7 29,6o, OCP OCP 26,68o dan CAB 49,72o.
26,66o, HA 32,58o dan CAB 49,72o.
Hasil karakterisasi XRD pada sampel Hasil karakterisasi XRD pada sampel
KF_SR(24) Gambar 8menunjukkan bahwa fase KF_WR Gambar 8menunjukkan bahwa fase
yang paling dominan terbentuk adalah fase yang paling dominan terbentuk adalah fase
calcium pyrophosphatekarena fase calcium calcium pyrophosphatekarena fase calcium
pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu
sintering >1000oC namun terdapat fase lain sintering >1000oC namun terdapat fase lain
dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite, dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite,
tricalcium phosphate, octacalcium phosphate tricalcium phosphate, octacalcium phosphate
dan carbonate apatite type-B. Identifikasi fase dan carbonate apatite type-B. Identifikasi fase
kalsium fosfat yang dihasilkan dilakukan kalsium fosfat yang dihasilkan dilakukan
dengan mencocokan pola hasil karakterisasi dengan mencocokan pola hasil karakterisasi
XRD dengan dataJoint Committee on Powder XRD dengan dataJoint Committee on Powder
Diffraction Standard (JCPDS) untuk CaCl2 Diffraction Standard (JCPDS) untuk CaCl2
No.24-0223,Na2HPO4 No. 33-1247, TCP No. No.24-0223, Na2HPO4 No. 33-1247, TCP No.
09-0169, HA No. 09-0432, CAA dengan No. 09-0169, HA No. 09-0432, OCP No. 44-0778,
35-0180dan Ca2P2O7 dengan No. 09-0346. CAA dengan No. 35-0180 dan Ca2P2O7 dengan
Pada Gambar 7hasil XRD sampel KF_SR(24) No. 09-0346. Pada Gambar 7puncak tertinggi
puncak tertinggi dengan nilai 2θCa2P2O7 dengan nilai 2θ untuk Ca2P2O7 29,66o, OCP
29,62o, OCP 27,72o, HA 32,58o dan CAB 49, 28,98o, CaCl2 42,74o dan CAB 49,24o
52o.

Tabel 5Komposisi senyawa yang dihasilkan dari sintesis kalsium fosfat suhu ruang

%
No Kode sampel
Ca2P2O7 HA TCP OCP Na2HPO4 CaCl2 CAA CAB
1 KF_SR(3) 77,39 6,02 3,15 - 2,64 - 1,89 8,92
2 KF_SR(6) 78,54 3,72 5,75 - 10,16 1,83 - -
3 KF_SR(12) 61,89 9,7 4,45 12,61 1,95 2,09 3,01 4,3
4 KF_SR(18) 58,71 10,33 5,66 7,82 8,97 3,25 - 5,26
5 KF_SR(24) 58,56 10,29 1,06 18,72 4,47 3,96 - 2,94
6 KF_WR 55,06 11,09 11,92 6,72 3,12 4,66 - 6,01
10

Tabel 6Perhitungan parameter kisi dan persentase ketepatancalcium pyrophosphatepada suhu


ruang

Parameter kisi Ketepatan


Kode sampel
a (A) c (A) a (%) c (%)
KF_SR(3) 6,71 24,26 99,61 99,69
KF_SR(6) 6,68 24,15 99,92 99,88
KF_SR(12) 6,71 24,27 99,60 99,62
KF_SR(18) 6,73 24,29 99,33 99,53
KF_SR(24) 6,75 24,41 99,12 99,06
KF_wR 6,73 24,30 99,42 99,49

Komposisi senyawa yang dihasilkan dari carbonate apatite type-A dan carbonate apatite
sintesis senyawa kalsium fosfat dapat dilihat type-B. Identifikasi fase kalsium fosfat yang
pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat terlihat bahwa dihasilkan dilakukan dengan mencocokan pola
lamanya waktu stirring tidak terlalu hasil karakterisasi XRD dengan data Joint
berpengaruh dalam proses terbentuknya fase Committee on Powder Diffraction Standard
calcium pyrophosphatekarena semakin lama (JCPDS)untuk CaCl2 No.24-0223, Na2HPO4
waktu stirring maka calcium pyrophosphate No. 33-1247, TCP No. 09-0169, HA No. 09-
yang dihasilkan tidak semakin banyak. 0432, OCP No. 44-0778, CAA dengan No. 35-
Disamping itu senyawa precursoryang larut 0180, CAB dengan No. 19-0272 dan Ca2P2O7
lebih banyak pada waktu stirring 3 jam. dengan No. 09-0346. Pada Gambar 9 puncak
Perhitungan parameter kisi dan ukuran tertinggi dengan nilai 2θ untuk Ca2P2O7 28,96o,
kristal dari metode single drop dan wise OCP27,68o , CAA 32,58o, Na2HPO440,58o,
droppada suhu ruang dapat diperoleh dari HA 42,02o dan CAB 49,06o.
analisis XRD dan parameter kisi dihitung Hasil XRD dari sampel KF_W70Gambar
dengan menggunakan metode Cramer. Hasil 9menunjukkan bahwa fase yang paling
perhitungan parameter kisi dan persentase dominan terbentuk adalah fase calcium
ketepatan parameter kisi sampel kalsium fosfat pyrophosphatekarena fase calcium
dari metode single drop dan wise drop pada pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu
suhu ruang dapat dilihat pada Tabel 6. Pada sintering >1000oC namun terdapat fase lain
Tabel 6 dapat terlihat bahwa parameter kisi dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite,
yang didapat hampir mendekati nilai JCPDS tricalcium phosphate, octacalcium phosphate,
yaitu a = 6,688 Å dan c = 24,18 Å, hal ini carbonate apatite type-A dan carbonate apatite
terlihat pada sampel dengan variasi stirring 6 type-B.Identifikasi fase kalsium fosfat yang
jam dengan nilai a = 6,68 Å dan c = 24,15 Å dihasilkan dilakukan dengan mencocokan pola
yang memiliki ketepatan 99,92% dan 99,98%. hasil karakterisasi XRD dengan data Joint
Hasil XRD dari sampel KF_s70 Gambar Committee on Powder Diffraction Standard
9menunjukkan bahwa fase yang paling (JCPDS)untuk Na2HPO4 No. 33-1247, TCP
dominan terbentuk adalah fase calcium No. 09-0169, HA No. 09-0432, OCP No. 44-
pyrophosphate karena fase calcium 0778, CAA dengan No. 35-0180 dan Ca2P2O7
pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu dengan No. 09-0346. Pada Gambar 8 puncak
sintering >1000oC namun terdapat fase lain tertinggi dengan nilai 2θ untuk dan Ca2P2O7
dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite, 29,58o, OCP 27,68o, HA 32,56o, CAA 39,74o
tricalcium phosphate, octacalcium phosphate, dan CAB 49,12o.
11

Gambar 9HasilXRD sampel dengan metode single drop dan wise drop pada suhu 70o
yang di-sintering 900o.

Tabel 7Komposisi senyawa yang dihasilkan dari sintesis kalsium fosfat

%
No Kode sampel
Ca2P2O7 HA TCP OCP Na2HPO4 CaCl2 CAA CAB
1 KF_s70 44,46 5,86 2,31 26,35 7,21 0,21 9,61 3,99
2 KF_W70 53,2 20,84 5,43 10,31 3,3 - 3,04 3,88

Tabel 8Hasil perhitungan parameter kisi menggunakan persamaan-persamaan pada lampiran 12


dan persentase ketepatancalcium pyrophosphatepada suhu 70oC

Parameter kisi Ketepatan


Kode sampel
a (A) c (A) a (%) c (%)
KF_S70 6,72 24,29 99,57 99,54
KF_W70 6,73 24,26 99,40 99,66

Komposisi senyawa yang dihasilkan dari berbeda-beda antara yang satu dengan yang
sintesis senyawa kalsium fosfat dapat dilihat lainnya. Tetapi pada umumnya kelarutan zat
pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat terlihat bahwa padat dalam cairan bertambah dengan naiknya
pada metode wise drop lebih banyak suhu, karena kebanyakan proses pembentuka
menghasilkan fase calcium pyrophosphate dan larutan bersifat endoterm.18
faselain dari kalsium fosfat yaitu Perhitungan parameter kisi dan ukuran
hydroxyapatite dan tricalcium phosphate, kristal dari metode single drop dan wise
disamping itu senyawa prekursornya sudah droppada suhu 70oC dapat diperoleh dari
mulai bereaksi karena pada saat dipanaskan analisis XRD dan parameter kisi dihitung
senyawa prekursorakan lebih cepat bereaksi. dengan menggunakan metode Cramer. Hasil
Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan zat perhitungan parameter kisi dan persentase
ketepatan parameter kisi sampel kalsium fosfat
dari metode single drop dan wise drop pada
12

suhu ruang dapat dilihat pada Tabel 8. Pada Hasil XRD sampel KF_s70(600) Gambar
Tabel 8 dapat terlihat bahwa parameter kisi 10menunjukkan bahwa fase yang paling
yang didapat hampir mendekati nilai JCPDS dominan terbentuk adalah fase calcium
yaitu a = 6,688 Å dan c = 24,18 Å, hal ini pyrophosphate namun terdapat fase lain dari
terlihat pada sampel single drop dengan nilai a kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite dan
= 6,67 Å dan pada sampel wise drop dengan octacalcium phosphate. Identifikasi fase
nilai c = 24,26 Å yang memiliki ketepatan kalsium fosfat yang dihasilkan dilakukan
99,57% dan 99,66%. dengan mencocokan pola hasil karakterisasi
Hasil XRD sampel KF_s70(110) Gambar XRD dengan data Joint Committee on Powder
10menunjukkan bahwa fase yang dominan Diffraction Standard (JCPDS)untukNa2HPO4
terbentuk masih bahan prekursornya namun No. 33-1247,TCP No. 09-0169, HA No. 09-
sudah terdapat fase lain dari kalsium fosfat 0432, OCP No. 44-0778, CAA dengan No. 35-
yaitu fase hydroxyapatite dan carbonate apatite 0180, CaCl2 No.24-0223 dan Ca2P2O7 dengan
type-B. Identifikasi fase kalsium fosfat yang No. 09-0346.Pada gambar 17 puncak tertinggi
dihasilkan dilakukan dengan mencocokan pola dengan nilai 2θ untuk Ca2P2O7 28,86o,
hasil karakterisasi XRD dengan data Joint CaCl228,9o, OCP 26,66o, Na2HPO430,54o dan
Committee on Powder Diffraction Standard HA 50,24o.
(JCPDS)untukNa2HPO4 No. 33-1247, CAA Hasil XRD sampel KF_s70(900)Gambar
dengan No. 35-0180dan CaCl2 No.24-0223. 10menunjukkan bahwa fase yang paling
Pada Gambar 9 puncak tertinggi dengan nilai dominan terbentuk adalah fase calcium
2θ untukNa2HPO4 26,52o, CAA 32,58odan pyrophosphatekarena fase calcium
CaCl240,04o. pyrophosphate dapat terbentuk pada suhu
Hasil XRD sampel KF_s70(300)Gambar sintering >1000oC namun terdapat fase lain
10menunjukkan bahwa fase yang dominan dari kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite,
terbentuk masih bahan prekursornya namun tricalcium phosphate, octacalcium phosphate,
sudah terdapat fase lain dari kalsium fosfat carbonate apatite type-A dan carbonate apatite
yaitu fase hydroxyapatite dan fase octacalcium type-B. Identifikasi fase kalsium fosfat yang
phosphate. Identifikasi fase kalsium fosfat dihasilkan dilakukan dengan mencocokan pola
yang dihasilkan dilakukan dengan mencocokan hasil karakterisasi XRD dengan data Joint
pola hasil karakterisasi XRD dengan data Joint Committee on Powder Diffraction Standard
Committee on Powder Diffraction Standard (JCPDS)untukNa2HPO4 No. 33-1247, TCP No.
(JCPDS)untukNa2HPO4 No. 33-1247, TCP No. 09-0169, HA No. 09-0432, OCP No. 44-0778,
09-0169, HA No. 09-0432, OCP No. 44-0778, CAA dengan No. 35-0180, CaCl2 No.24-
CAA dengan No. 35-0180 dan CaCl2 No.24- 0223dan Ca2P2O7 dengan No. 09-0346.Pada
0223.Pada Gambar 9 puncak tertinggi dengan Gambar 10 puncak tertinggi dengan nilai 2θ
nilai 2θ untuk Na2HPO4 26,38o,OCP32,28o dan untuk Ca2P2O7 26,72o, CaCl2 29,66o, OCP
CaCl240,02o. 27,72o, CAA 32,62o dan CAB 35,3o.
13

Gambar 10Hasil XRD sampel dengan metode single drop pada suhu 70oC dengan variasi suhu
sintering.

Tabel 9Komposisi senyawa yang dihasilkan dari sintesis kalsium fosfat

%
No Kode sampel
Ca2P2O7 HA TCP OCP Na2HPO4 CaCl2 CAA CAB
1 KF_s70(110) - 5,61 - - 72,96 10,72 - 1,9
2 KF_s70(300) - 14,28 - 8,79 49,72 15,61 11,6 -
3 KF_s70(600) 8,33 4,98 - 23,28 22,73 40,68 - -
4 KF_s70(900) 36,84 2,41 0,93 23,47 1,01 18,41 11,36 5,57
14

Tabel 10Perhitungan parameter kisi dan persentase ketepatanCa2P2O7 pada suhu 70oC dengan
variasi sintering

Parameter kisi Ketepatan


Kode sampel
a (A) c (A) a (%) c (%)
KF_S70(600) 6,73 24,41 99,45 99,05
KF_S70(900) 6,68 24,16 99,88 99,90

Tabel 11Hasil pengukuran derajat kristalinitas pada suhu 70oC dengan variasi sintering

Kode sampel Derajat kristalinitas


KF_S70(110) 77,53
KF_S70(300) 87,86
KF_S70(600) 67,12
KF_S70(900) 92,12

Komposisi senyawa yang dihasilkan dari bahwa parameter kisi yang didapat hampir
sintesis senyawa kalsium fosfat dapat dilihat mendekati nilai JCPDS yaitu a = 6,688 Å dan c
pada Tabel 9. Dari Tabel 9 dapat terlihat bahwa = 24,18 Å, hal ini terlihat pada sampel dengan
suhu sintering sangat berpengaruh karena pada variasi sintering900oC dengan nilai a = 6,68 Å
saat sintering suhu 110oC senyawa prekursor dan c = 24,16 Å yang memiliki ketepatan
masih belum bereaksi dengan sempurna 99,88% dan 98,90%.
sedangkan pada saat sintering suhu 900oC Pengukuran derajat kristalinitas dapat
senyawa prekursor sudah bereaksi dan diperoleh langsung dari program karakterisasi
membentuk fase hydroxyapatite, tricalcium XRD. Hasil pengukuran derajat kristalinitas
phosphate dan octacalcium phosphate. dapat dilihat pada Tabel 11. Pada Tabel 11
Disamping itu fase calcium pyrophosphate derajat kristalinitas yang paling tinggi terdapat
yang terbentuk lebih banyak. pada sampel KF_S70(900)hal ini menunjukan
Perhitungan parameter kisi dan ukuran bahwa pada suhu sintering 900oC kristal yang
kristal dari metode single drop variasi sintering terbentuk lebih banyak bila dibandingkan
dapat diperoleh dari analisis XRD dan dengan suhu sintering lainnya, karena semakin
parameter kisi dihitung dengan menggunakan besar suhu sinteringmaka kristal yang
metode Cramer. Hasil perhitungan parameter terbentuk akan semakin banyak sehingga
kisi dan persentase ketepatan parameter kisi proses sinteringakan berpengaruh cukup besar
sampel kalsium fosfat dari metode single dalam proses pembentukan fase kristal suatu
dropsuhu 70oC variasi sinteringdapat dilihat bahan.19
pada Tabel 10.Pada Tabel 10 dapat terlihat
jenuh sehingga dapat menghasilkan kalsium
BAB V. KESIMPULAN DAN fosfat yang sempurna khususnya HAp ataupun
TCP yang murni. Disamping itu dapat juga
SARAN membuat kalsium fosfat dengan suhu 700C
dengan waktustiring diatas 3 jam.

5.1. Kesimpulan

Sintesis senyawa kalsium fosfat yang


dihasilkan dari pencampuran larutan 0,5 M
CaCl2 dan larutan 0,3 M Na2HPO4 berupa
larutan putih seperti susu. Hasil dari sintering
pada suhu 900oC berupa serbuk putih halus.
Sintesis senyawa kalsium fosfat dengan
menggunakan metode single drop telah
dilakukan dan hasil yang diperoleh membentuk
fase kalsium fosfat yaitu hydroxyapatite,
tricalcium phosphate dan octacalcium
phosphate sama dengan hasil dari metode wise
drop namun komposisi yang dihasilkan
berbeda.
Hasil difraktogramX-Ray antara single drop
pada suhu ruang dan suhu 70oC menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan.Pada
suhu 70oC senyawa prekursornya semakin
bereaksi dan bertransformasi menjadi
hydroxyapatite, tricalcium phosphate dan
octacalcium phosphate.Hasil yang berbeda
ditunjukan pada hasil variasi sintering yang
berbeda pada suhu yang berbeda.Pada suhu
110oC dan 300oC senyawa prekursor yang
terbentuk masih belum bereaksi, sedangkan
pada suhu 600oC dan 900oC senyawa
prekursornya telah bereaksi dan
bertransformasi menjadi calcium
pyrophosphate,hydroxyapatite, tricalcium
phosphate dan octacalcium phosphate. Namun
yang paling dominan adalah fase calcium
pyrophosphate.Sintering terbaik untuk single
dropdan wise dropdilakukan pada suhu 900oC.
Proses sinteringakan berpengaruh cukup besar
dalam pembentukan fase kristal suatu bahan.
Parameter kisi yang dihasilkan dari seluruh
sampel mencapai nilai diatas 90%baik
disintesis dengan single drop maupun wise
drop. Pada sampel kalsium fosfat pada suhu
ruang dengan variasi stirring 6 jam mempunyai
ketepatan paling tinggi sebesar 99,92% dan
99,98%.

5.2. Saran
Untuk penelitian lebih lanjut dapat
ditambahkan N2 pada saat proses sintesis
kalsium fosfat sehingga tidak ada udara luar
yang masuk ke dalam larutan agar pada saat
dikarakterisasi tidak terdapat karbonat di dalam
sampel,dapat juga mengurangi konsentasi
Molarnya agar larutan yang dibuat tidak terlalu
DAFTAR PUSTAKA 18. Yazid, Estien. (2005). Kimia Fisika untuk
Paramedis. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
19. Anonim. (2012). Proses sintering.
1. Teixeira, S. et al. (2008).Physical http://www.artikelbagus.com.[15
Characterization of hydroxyapatit Porous September 2012].
Scaffolds for Tissue Engineering, Material
Science and Engineering C,
doi:10.1016/j.msec.2008.09.052, hal. 1.
2. Kalfas, Ian , H. (2001). principles of bone
healing. Neurosurg. Focus. Vol 10.
3. Krishna D.S.R., Siddharthan A, Seshadri
SK, Kumar TSS.(2007). A Novel Route
for Synthesis of Nanocrystalline
Hydroxyapatite from Eggshell Waste.
Material Medicine 18:1735-1743.
4. Elliott, J.C. (1973). The Problem og
Composition and Structure of the Mineral
Component of The Hard Tissues.
5. Soejoko, D.S.,Wahyuni, S. (2002).
Spektroskopi Inframerah Senyawa
Kalsium Fosfat Hasil Presipitasi. Makara
seri Sains 6 (No.3):117-120.
6. Shi, D. (2003). Biomaterial and Tissue
Engineering. New York:Springer.
7. Aoki, H. (1991).Science and Medical
Application of Hydroxyapatite. Tokyo:
Tokyo Medical and Dental University.
8. Hanson, B. (2005). 150000000:1 Model of
Hydroxyapatite.
9. Boanini. E. et al. (2008). Alendronate-
hydroxyapatite nanocomposites and theirs
interaction with osteoclasts and
osteoblast-like cells.
10. Reacquel, Z.L. (1985). "Preparation of
octacalcium phosphate (OCP): A direct
fast method", Journal Calcified Tissue
International, Volume 37, Number 2.
11. Brown, W. E., Lehr, J. R.. Smith, J. P.,
Frazier, A. W., J. (1957). Am. Chem.
Soc.79 (19), 5318.
12. Anonim. (2012).dicalcium phosphate
dehydrate. http://www. dailymed.nlm.nih.
[16 September 2012]
13. F.H. Lin, J.R. Liaw, M.H. Hon, C.Y.
Wang, Mater. Chem. Phys. 41(1995) 110.
14. L.M. Grover, U. Gbureck, A.J. Wright,
and J. E. Barrale. (2005). Cement
formulations in the calcium
phosphateH2O – H3PO4 – H4P2O7
systems. J. Am. Ceram. Soc. 88(11), 3096
– 3103.
15. Eby. G. N. (2004). Principles of
Enviromental Geochemistry.
16. Cullity, B.D. and Stock, S.R., 2001,
Elements of X-Ray Diffraction, Third
Edition, Addison-Wesley, 664 p.
17. James R. Connolly. (2007). Introduction
to X-Ray Powder Diffraction.
LAMPIRAN
18

Lampiran 1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Menyiapkan Sampel

Pembuatan Kalsium
Fosfat

Single Drop Single Drop Wise Drop

Suhu 70oC Suhu Ruang Suhu 70oC Suhu Ruang Suhu 70oC

Presipitasi Presipitasi Presipitasi Presipitasi Presipitasi

3 jam 3 jam, 6 jam, 3 jam 3 jam 3 jam


12 jam, 18
jam, 24 jam

di-aging di-aging

Penyaringan
Penyaringan
Pengeringan Suhu 110oC

Sintering Suhu 900oC

Sintering Suhu Karakterisasi


110oC, 300oC, XRD
600oC, 900oC

Selesai
19

Lampiran 2 Tabel JCPDS fase HA

Lampiran 3 Tabel JCPDS fase Octa-Calcium Phosphate


20

Lampiran 4 Tabel JCPDS Type A Carbonated Apatite

Lampiran 5 Tabel JCPDS Type-B Carbonated Apatite


21

Lampiran 6 Tabel JCPDS fase TCP

Lampiran 7 Tabel JCPDS CaCl2


22

Lampiran 8 Tabel JCPDS Na2HPO4

Lampiran 9 Tabel JCPDS Ca2P2O7


23

Lampiran 10 Foto Penelitian

a b c d

e f

a. Pembuatan larutan kalsium fosfat dengan metode wise drop pada suhu ruang.

b. Pembuatan larutan kalsium fosfat dengan metode single drop pada suhu ruang.

c. Pembuatan larutan kalsium fosfat dengan metode single drop pada suhu 70oC.

d. Pembuatan larutan kalsium fosfat dengan metode wise drop pada suhu 70oC.

e. Proses penyaringan larutan kalsium fosfat.

f. Proses sintering.
24

Lampiran 11Perhitungan komposisi Senyawa Kalsium Fosfat yang


dihasilkan

Perhitungan komposisi yang dihasilkan menggunakan data Integrated Intyang didapat


dari karakterisasi XRD

 Ca2P2O7
∑Ca2P2O7/∑ keseluruhan

 HA
∑HA/∑ keseluruhan

 TCP
∑TCP/∑keseluruhan

 OCP
∑OCP/∑keseluruhan

 Na2HPO4
∑ Na2HPO4 /∑keseluruhan

 CaCl2
∑ CaCl2/∑keseluruhan

 CAA
∑CAA/∑keseluruhan

 CAB
∑CAB/∑keseluruhan
25

Lampiran 12 Perhitungan Parameter Kisi untuk Sampel Kalsium fosfat


Perhitungan parameter kisi kristal dihitung melalui metode Cohen dengan
persamaan sebagai berikut:

Σ α sin2 θ = C Σ α2 + B Σ αϒ + A Σ αδ
Σ ϒ sin2 θ = C Σ αϒ + B Σ ϒ2 + A Σ ϒδ
Σ β sin2 θ = C Σ αδ + B Σ ϒδ + A Σ δ2

Dimana: C =

α = (h2 + hk + k2)

B =

ϒ = l2

A =

δ = 10 sin2 2θ

You might also like