Professional Documents
Culture Documents
net/publication/348048273
CITATIONS READS
0 3,729
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Nindya Nuriesta Prilly on 31 December 2020.
ABSTRACT
Human resources (HR) for health or health workers has an important role in the implementation
of health development in Indonesia. The implementation of health human resources subsystem
aims to provide competent health human resources according to the necessity. The limited and
unequal availability of health resources can have an impact on the workload of health workers,
thereby affecting the quality of health human resources in Indonesia. Purpose: The purpose of
this research is to analyze the quality of health human resources in Indonesia based on the
indicators, is the accreditation of health institutions and competency tests. M
ethods: This study
used a literature review design. The data taken is based on Bappenas, Scientific Journals,
Presidential Regulations, and Laws. Results and Discussion: Low passing rates in the
competency test correlate with the accreditation status of higher education institutions in the
health sector. Accreditation aims to ensure that graduates of higher education in health are of
good quality and are able to carry out health service practices with competencies according to
the standards and community needs.
Keywords: Human Resources, Health, Health Services.
ABSTRAK
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan atau tenaga kesehatan berperan penting dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan di Indonesia. Penyelenggaraan subsistem sumber daya
manusia kesehatan bertujuan untuk menyediakan SDM kesehatan sesuai kebutuhan yang
kompeten. Terbatasnya dan ketidakmerataan ketersediaan sumber daya kesehatan dapat
berdampak pada beban kerja tenaga kesehatan sehingga mempengaruhi kualitas SDM kesehatan
di Indonesia. Tujuan: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas
sumber daya manusia kesehatan di Indonesia berdasarkan indikatornya, yaitu akreditasi institusi
bidang kesehatan, dan uji kompetensinya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kajian
literatur. Data yang diambil berdasarkan dari Bappenas, Jurnal Ilmiah, Peraturan Presiden, dan
Undang-Undang. Hasil dan Pembahasan: Rendahnya kelulusan dalam uji kompetensi
berkorelasi dengan status akreditasi institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan.
Pengakreditasian bertujuan untuk memastikan agar lulusan pendidikan tinggi kesehatan mutunya
baik dan mampu melaksanakan praktik pelayanan kesehatan dengan kompetensi sesuai standar
dan kebutuhan masyarakat.
Kata Kunci: Sumber Daya Manusia Kesehatan, Health, Health Services.
Uji Kompetensi
Uji kompetensi merupakan prasyarat untuk
Gambar di atas menunjukkan bahwa lulusan
mendapatkan sertifikat kompetensi atau
uji kompetensi tahun 2015–2017 belum
sertifikat profesi yang diikuti oleh
mencapai 100%. Kelulusan prodi
mahasiswa bidang kesehatan pada akhir
kedokteran dan kedokteran gigi berkisar
masa pendidikan. Sertifikat kompetensi ini
70%, sedangkan lulusan prodi keperawatan,
merupakan syarat untuk mendapatkan Surat
kebidanan dan ners masih jauh di bawahnya.
Tanda Registrasi (STR). STR merupakan
Dari 2015-2017 terjadi penurunan jumlah
lulusan bidan, perawat dan ners yang cukup 60). Berdasarkan data umpan balik hasil
banyak hingga <42%, dengan jumlah UKMPPD hingga akhir 2017, prodi
lulusannya terendah adalah ners (<40%). kedokteran yang terakreditasi A sebagian
Kondisi ini dapat disebabkan oleh proses besar memiliki kelulusan UKMPPD >80%,
pendidikan yang masih kurang optimal sedangkan prodi yang terakreditasi C
(dosen, sarana pendidikan/laboratorium, sebagian besar <50%.
perpustakaan, jumlah mahasiswa yang Namun demikian, ada outlier data dimana
terlalu besar). prodi kedokteran yang saat ini terakreditasi
A, memiliki kelulusan <50%. Hal ini
Uji Kompetensi Mahasiswa Program merupakan dampak dari sistem seleksi
Profesi Dokter (UKMPPD) mahasiswa yang belum baik pada 10 tahun
Selain status akreditasi, parameter kualitas sebelumnya. Sebaliknya, terdapat prodi
Fakultas Kedokteran tercermin dari hasil Uji kedokteran yang saat ini masih terakreditasi
Kompetensi Mahasiswa Program Profesi C (kategori prodi baru), namun sistem
Dokter (UKMPPD). Sejak implementasi seleksi mahasiswanya sudah baik, memiliki
UKMPPD sebagai exit exam pada tahun kelulusan >80%. Fakta ini menunjukkan
2014, Fakultas Kedokteran dituntut untuk kebijakan penjaminan mutu output harus
lebih bertanggung jawab dalam menjamin terintegrasi dengan input dan proses,
mutu lulusannya. sehingga hasil UKMPPD menjadi parameter
Rerata hasil uji kompetensi mahasiswa penilaian untuk akreditasi dan kuota
program profesi dokter menunjukkan adanya nasional mahasiswa prodi kedokteran.
korelasi antara nilai uji kompetensi berbasis Untuk itu, Kemenristekdikti dan Kemenkes
komputer (Computerized Based Test/UK- wajib menjamin mutu lulusan pendidikan
CBT) dengan nilai akreditasi institusi dokter yang kompeten untuk menjamin
pendidikan bidang kesehatan/prodi. Semakin keselamatan pasien dan peningkatan derajat
tinggi nilai akreditasi prodinya semakin kesehatan masyarakat. Pemerintah harus
tinggi nilai hasil uji kompetensinya. Sebagai tegas dan konsisten dalam mengawal
contoh, prodi dengan nilai akreditasi A, nilai implementasi regulasi yang telah ada saat
UK-CBT juga tinggi (>60). Sementara, ini.
prodi dengan nilai akreditasi C memiliki
nilai UK-CBT yang juga rendah (kira-kira
kelulusan dalam uji kompetensi juga rendah.
Kedua hal tersebut kemudian nantinya akan
berdampak pada kualitas SDM
kesehatannya.
Dalam rangka menjaga serta meningkatkan
kualitas lulusan SDM kesehatan, perlu
adanya kerja sama antara pihak
penyelenggara institusi pendidikan bidang
kesehatan dengan Kemenkes. Selain
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan kualitas dari institusi
Kualitas sumber daya manusia kesehatan di pendidikannya (pre-service), kualitas SDM
Indonesia dapat dilihat dari kualitas kesehatan juga perlu dijaga ketika sudah
(akreditasi) institusi pendidikan tinggi di menjadi pelaksana upaya kesehatan (in
bidang kesehatan. Akreditasi institusi bidang service). Peningkatan mutu atau kualitas
kesehatan di Indonesia masih sangat SDM ini dapat dilaksanakan melalui
bervariasi. Berdasarkan data Lam-PT Kes pendidikan berkelanjutan dan berbagai
2015-2018, jumlah program studi dengan pelatihan yang dapat meningkatkan
akreditasi C masih tergolong tinggi yaitu pengetahuan, kompetensi, sikap, dan
sebesar 23,71%, sedangkan program studi perilaku SDM kesehatan.
dengan akreditasi A hanya sebesar 14,18%.
Dari data tersebut, terlihat disparitas kualitas DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan yang cukup besar. Pada tahun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
205-2017, lulusan dari uji kompetensi belum 2019. Sumber Daya Manusia
mencapai 100%. Sehingga masih terjadi Kesehatan. [online] Available at:
ketimpangan dalam kualitas SDM kesehatan <https://www.bappenas.go.id/files/26
di Indonesia. 15/9339/2103/FA_Preview_HSR_Bo
Rendahnya kelulusan dalam uji kompetensi ok05.pdf> [Accessed 26 December
tersebut berkorelasi dengan status akreditasi 2020].
institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan. Malingkas, V., Tulusan, F. and Londa, V.,
Semakin rendah nilai akreditasi suatu 2018. PENGARUH KUALITAS
institusi pendidikan tinggi, maka jumlah TENAGA MEDIS TERHADAP
View publication stats