You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348048273

Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Indonesia

Article · December 2020

CITATIONS READS
0 3,729

3 authors, including:

Nindya Nuriesta Prilly Rahma Miladia Sari


University of Indonesia University of Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nindya Nuriesta Prilly on 31 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Indonesia
Analysis of the Quality of Human Resources for Health in Indonesia
Nindya Nuriesta Prilly, Rahma Miladia Sari, Tiara Roroputri Aprilia
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Email:​​nindya.nuriesta@ui.ac.id, rahma.miladia@ui.ac.id, tiara.roroputri81@ui.ac.id

ABSTRACT
Human resources (HR) for health or health workers has an important role in the implementation
of health development in Indonesia. The implementation of health human resources subsystem
aims to provide competent health human resources according to the necessity. The limited and
unequal availability of health resources can have an impact on the workload of health workers,
thereby affecting the quality of health human resources in Indonesia. ​Purpose: The purpose of
this research is to analyze the quality of health human resources in Indonesia based on the
indicators, is the accreditation of health institutions and competency tests. M
​ ethods: This study
used a literature review design. The data taken is based on Bappenas, Scientific Journals,
Presidential Regulations, and Laws. ​Results and Discussion: Low passing rates in the
competency test correlate with the accreditation status of higher education institutions in the
health sector. Accreditation aims to ensure that graduates of higher education in health are of
good quality and are able to carry out health service practices with competencies according to
the standards and community needs.
Keywords: Human Resources, Health, Health Services.

ABSTRAK
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan atau tenaga kesehatan berperan penting dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan di Indonesia. Penyelenggaraan subsistem sumber daya
manusia kesehatan bertujuan untuk menyediakan SDM kesehatan sesuai kebutuhan yang
kompeten. Terbatasnya dan ketidakmerataan ketersediaan sumber daya kesehatan dapat
berdampak pada beban kerja tenaga kesehatan sehingga mempengaruhi kualitas SDM kesehatan
di Indonesia. Tujuan: ​Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas
sumber daya manusia kesehatan di Indonesia berdasarkan indikatornya, yaitu akreditasi institusi
bidang kesehatan, dan uji kompetensinya. Metode: ​Penelitian ini menggunakan desain kajian
literatur. Data yang diambil berdasarkan dari Bappenas, Jurnal Ilmiah, Peraturan Presiden, dan
Undang-Undang. ​Hasil dan Pembahasan: ​Rendahnya kelulusan dalam uji kompetensi
berkorelasi dengan status akreditasi institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan.
Pengakreditasian bertujuan untuk memastikan agar lulusan pendidikan tinggi kesehatan mutunya
baik dan mampu melaksanakan praktik pelayanan kesehatan dengan kompetensi sesuai standar
dan kebutuhan masyarakat.
Kata Kunci: Sumber Daya Manusia Kesehatan, Health, Health Services.

PENDAHULUAN b. Pengadaan SDM kesehatan;


Salah satu sub-sistem dalam Sistem c. Pendayagunaan SDM kesehatan;
Kesehatan Nasional (SKN) adalah d. Pembinaan serta pengawasan mutu SDM
Subsistem Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan.
Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Prinsip-prinsip subsistem sumber daya
No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem manusia kesehatan terdiri dari:
Kesehatan Nasional, Subsistem SDM a. Adil dan merata serta demokratis;
Kesehatan berfungsi sebagai pengelola b. Kompeten dan berintegritas;
segala bentuk upaya pengembangan dan c. Objektif dan transparan;
pemberdayaan SDM kesehatan. Sumber d. Hierarki dalam sumber daya manusia
daya manusia kesehatan adalah berbagai kesehatan.
jenis tenaga kesehatan klinik maupun non Sebagai salah satu elemen SKN, SDM
klinik dan tenaga pendukung kesehatan lain kesehatan mempunyai peranan penting dan
yang melaksanakan upaya dan manajemen strategis dalam pelaksanaan upaya kesehatan
kesehatan. Penyelenggaraan subsistem ini serta untuk mendukung pencapaian
bertujuan dalam penyediaan sumber daya Universal Health Coverage (UHC) dan
manusia kesehatan yang kompeten serta Sustainable Development Goals (SDGs).
dapat terdistribusi secara adil dan merata, Namun dalam pelaksanaannya, terdapat
sehingga dapat mendukung penyelenggaraan beberapa masalah yang meliputi aspek
pembangunan kesehatan. Upaya-upaya yang ketersediaan (​availability)​, keterjangkauan
dilakukan dalam penyelenggaraan subsistem (​accessibility​), penerimaan (​acceptability​)
ini meliputi: dan mutu (​quality)​ (Bappenas, 2019).
a. Perencanaan kebutuhan dan program;
Kualitas menjadi aspek penting dalam SDM
kesehatan. Rendahnya kualitas SDM METODE
kesehatan dapat berdampak pada rendahnya Penelitian ini menggunakan desain
kualitas layanan yang diberikan (Salamate, penelitian ​Literature Review atau tinjauan
Rattu, dan Pangemanan, 2014). Kualitas pustaka. Penelitian kepustakaan atau kajian
SDM kesehatan dapat dilihat dari hulunya, literatur (literature review, literature
yaitu pada saat proses pendidikannya research) merupakan penelitian yang
(​pre-service)​. Pertumbuhan institusi mengkaji atau meninjau secara kritis
pendidikan tinggi bidang kesehatan pengetahuan, gagasan, atau temuan yang
meningkat dengan cepat, terutama di sektor terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi
swasta. Sekitar >60%-80% pendidikan akademik (academic-oriented literature),
tinggi bidang kesehatan (analis kesehatan, serta merumuskan kontribusi teoritis dan
kebidanan, keperawatan, kesehatan metodologisnya untuk topik tertentu, Cooper
masyarakat, farmasi, kesehatan lainnya) (2010).
dimiliki oleh swasta yang rata-rata memiliki Data yang digunakan dalam penelitian ini
nilai akreditasi B dan C. Sedangkan 80% adalah data sekunder. Data sekunder
pendidikan kedokteran (termasuk spesialis) merupakan data yang tidak diambil secara
dan kedokteran gigi dimiliki oleh langsung oleh peneliti. Penelusuran data
pemerintah dengan nilai akreditasi nilai A diperoleh berdasarkan data dari Bappenas,
dan B (Bappenas, 2019). Dari 2.556 institusi Jurnal ilmiah, Peraturan Presiden,
pendidikan tinggi bidang kesehatan, masih Undang-Undang.
terdapat 24,1% dengan akreditasi C. Lulusan
dari uji kompetensi dokter, dokter gigi, HASIL DAN PEMBAHASAN
perawat, bidan dan ners dari tahun Sumber daya manusia kesehatan merupakan
2015–2017 belum mencapai 100% lulusan suatu hal yang penting, karenanya
(Bappenas, 2019). dibutuhkan sumber daya manusia yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah profesional dan berkualitas dalam
untuk menganalisis kualitas sumber daya pelaksanaan suatu sistem kesehatan,
manusia kesehatan di Indonesia berdasarkan sehingga tujuan pembangunan kesehatan
indikatornya, yaitu akreditasi institusi dapat tercapai. Sistem kesehatan nasional
bidang kesehatan, dan uji kompetensinya. dilaksanakan secara berjenjang oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah kualitas SDM kesehatan juga harus dilihat
disesuaikan dengan kewenangan daerah dan dari akreditasi dan uji kompetensinya.
kewenangan bidang kesehatan, namun pada
kenyataannya masalah sumber daya manusia Akreditasi Institusi Bidang Kesehatan
sampai saat ini masih kurang diperhatikan. Akreditasi adalah satu bentuk
Dibutuhkan perubahan pola pikir bahwa penilaian/evaluasi mutu dan kelayakan
sumber daya manusia adalah suatu hal yang institusi perguruan tinggi (PT) dan program
penting dalam pembangunan kesehatan dan studi (prodi) yang dilakukan oleh organisasi
pengelolaan sistem kesehatan nasional. atau badan mandiri (eksternal). Tujuan
akreditasi adalah memastikan agar lulusan
Indikator Kualitas SDM Kesehatan pendidikan tinggi kesehatan mutunya baik
Kualitas SDM kesehatan ​memiliki beberapa dan mampu melaksanakan praktik pelayanan
indikator: 1) Kualitas Fisik, yaitu merupakan kesehatan dengan kompetensi sesuai standar
kondisi kerja yang baik, di mana pekerjaan dan kebutuhan masyarakat. Akreditasi juga
yang berbahaya dan dapat menimbulkan menumbuhkan kesadaran, motivasi, dan
masalah kesehatan kerja yang dapat langkah-langkah konkret untuk
dihindari. SDM kesehatan juga harus mengembangkan budaya peningkatan mutu
memiliki fisik yang kuat dalam melakukan berkelanjutan. Berdasarkan kepemilikan,
dan memberikan pelayanan bagi pasien. 2) hampir semua jenis prodi dimiliki oleh
Kesehatan, yaitu keadaan yang sejahtera dari swasta, yaitu analis kesehatan, kebidanan,
setiap kehidupan seseorang yang produktif keperawatan, kesehatan masyarakat,
secara sosial. 3) Kualitas Intelektual, yaitu farmasi, kesehatan lainya (>65%-80%),
kemampuan SDM kesehatan untuk kecuali kedokteran (termasuk spesialis) dan
melakukan berbagai aktivitas dalam kedokteran gigi (hampir 80%), serta gizi
melakukan pelayanan. 4) Kualitas Mental (45,1%) yang sebagian besar dimiliki
Spiritual, yaitu SDM kesehatan harus pemerintah. Berdasarkan status akreditasi,
mempunyai mental yang kuat dalam semua jenis prodi swasta berstatus B
melakukan pelayanan bagi pasien dan harus (71,89%) dan C (83,6%), sementara
memiliki mental spiritual agar mencapai pemerintah berstatus A dan B. Tabel di
kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, bawah memperlihatkan dari 2.556 program
studi bidang kesehatan yang diakreditasi
oleh LAM–PT Kes pada periode Maret bukti tertulis yang diberikan oleh
2015-Mei 2018. Hanya 14,18% akreditasi A pemerintah kepada SDM kesehatan agar
(baik sekali) dan 61,97% berstatus akreditasi dapat melakukan aktivitas pelayanan
B (baik). Sementara itu, prodi dengan kesehatan. Tujuan uji kompetensi adalah
akreditasi C (cukup) masih cukup tinggi untuk menjamin lulusan pendidikan tinggi
(23,71%). Berdasarkan prodi, jumlah prodi bidang kesehatan kompeten dan terstandar
keperawatan dan kebidanan dengan secara nasional agar masyarakat
akreditasi A masih sangat kecil, yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan yang
masing-masing 2,78% dan 1,54%. Lebih optimal dengan prinsip keselamatan pasien
dari separuh (62,82%) prodi kedokteran dari SDM kesehatan. Peraturan bersama
berakreditasi A. Kondisi ini antara Mendikbud dan Menkes No.36/2013
menggambarkan disparitas kualitas dan No.1/2013 tentang Uji Kompetensi bagi
pendidikan yang cukup besar. Mahasiswa PT Bidang Kesehatan
menyatakan bahwa ujian kompetensi
merupakan ujian nasional dan wajib bagi
kedokteran dan kedokteran gigi, prodi
keperawatan, kebidanan dan ners.

Uji Kompetensi
Uji kompetensi merupakan prasyarat untuk
Gambar di atas menunjukkan bahwa lulusan
mendapatkan sertifikat kompetensi atau
uji kompetensi tahun 2015–2017 belum
sertifikat profesi yang diikuti oleh
mencapai 100%. Kelulusan prodi
mahasiswa bidang kesehatan pada akhir
kedokteran dan kedokteran gigi berkisar
masa pendidikan. Sertifikat kompetensi ini
70%, sedangkan lulusan prodi keperawatan,
merupakan syarat untuk mendapatkan Surat
kebidanan dan ners masih jauh di bawahnya.
Tanda Registrasi (STR). STR merupakan
Dari 2015-2017 terjadi penurunan jumlah
lulusan bidan, perawat dan ners yang cukup 60). Berdasarkan data umpan balik hasil
banyak hingga <42%, dengan jumlah UKMPPD hingga akhir 2017, prodi
lulusannya terendah adalah ners (<40%). kedokteran yang terakreditasi A sebagian
Kondisi ini dapat disebabkan oleh proses besar memiliki kelulusan UKMPPD >80%,
pendidikan yang masih kurang optimal sedangkan prodi yang terakreditasi C
(dosen, sarana pendidikan/laboratorium, sebagian besar <50%.
perpustakaan, jumlah mahasiswa yang Namun demikian, ada ​outlier data dimana
terlalu besar). prodi kedokteran yang saat ini terakreditasi
A, memiliki kelulusan <50%. Hal ini
Uji Kompetensi Mahasiswa Program merupakan dampak dari sistem seleksi
Profesi Dokter (UKMPPD) mahasiswa yang belum baik pada 10 tahun
Selain status akreditasi, parameter kualitas sebelumnya. Sebaliknya, terdapat prodi
Fakultas Kedokteran tercermin dari hasil Uji kedokteran yang saat ini masih terakreditasi
Kompetensi Mahasiswa Program Profesi C (kategori prodi baru), namun sistem
Dokter (UKMPPD). Sejak implementasi seleksi mahasiswanya sudah baik, memiliki
UKMPPD sebagai ​exit exam pada tahun kelulusan >80%. Fakta ini menunjukkan
2014, Fakultas Kedokteran dituntut untuk kebijakan penjaminan mutu output harus
lebih bertanggung jawab dalam menjamin terintegrasi dengan input dan proses,
mutu lulusannya. sehingga hasil UKMPPD menjadi parameter
Rerata hasil uji kompetensi mahasiswa penilaian untuk akreditasi dan kuota
program profesi dokter menunjukkan adanya nasional mahasiswa prodi kedokteran.
korelasi antara nilai uji kompetensi berbasis Untuk itu, Kemenristekdikti dan Kemenkes
komputer (​Computerized Based Test​/UK- wajib menjamin mutu lulusan pendidikan
CBT) dengan nilai akreditasi institusi dokter yang kompeten untuk menjamin
pendidikan bidang kesehatan/prodi. Semakin keselamatan pasien dan peningkatan derajat
tinggi nilai akreditasi prodinya semakin kesehatan masyarakat. Pemerintah harus
tinggi nilai hasil uji kompetensinya. Sebagai tegas dan konsisten dalam mengawal
contoh, prodi dengan nilai akreditasi A, nilai implementasi regulasi yang telah ada saat
UK-CBT juga tinggi (>60). Sementara, ini.
prodi dengan nilai akreditasi C memiliki
nilai UK-CBT yang juga rendah (kira-kira
kelulusan dalam uji kompetensi juga rendah.
Kedua hal tersebut kemudian nantinya akan
berdampak pada kualitas SDM
kesehatannya.
Dalam rangka menjaga serta meningkatkan
kualitas lulusan SDM kesehatan, perlu
adanya kerja sama antara pihak
penyelenggara institusi pendidikan bidang
kesehatan dengan Kemenkes. Selain
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan kualitas dari institusi
Kualitas sumber daya manusia kesehatan di pendidikannya (​pre-service)​, kualitas SDM
Indonesia dapat dilihat dari kualitas kesehatan juga perlu dijaga ketika sudah
(akreditasi) institusi pendidikan tinggi di menjadi pelaksana upaya kesehatan (​in
bidang kesehatan. Akreditasi institusi bidang service)​. Peningkatan mutu atau kualitas
kesehatan di Indonesia masih sangat SDM ini dapat dilaksanakan melalui
bervariasi. Berdasarkan data Lam-PT Kes pendidikan berkelanjutan dan berbagai
2015-2018, jumlah program studi dengan pelatihan yang dapat meningkatkan
akreditasi C masih tergolong tinggi yaitu pengetahuan, kompetensi, sikap, dan
sebesar 23,71%, sedangkan program studi perilaku SDM kesehatan.
dengan akreditasi A hanya sebesar 14,18%.
Dari data tersebut, terlihat disparitas kualitas DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan yang cukup besar. Pada tahun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
205-2017, lulusan dari uji kompetensi belum 2019. ​Sumber Daya Manusia
mencapai 100%. Sehingga masih terjadi Kesehatan.​ [online] Available at:
ketimpangan dalam kualitas SDM kesehatan <https://www.bappenas.go.id/files/26
di Indonesia. 15/9339/2103/FA_Preview_HSR_Bo
Rendahnya kelulusan dalam uji kompetensi ok05.pdf> [Accessed 26 December
tersebut berkorelasi dengan status akreditasi 2020].
institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan. Malingkas, V., Tulusan, F. and Londa, V.,
Semakin rendah nilai akreditasi suatu 2018. PENGARUH KUALITAS
institusi pendidikan tinggi, maka jumlah TENAGA MEDIS TERHADAP
View publication stats

PELAYANAN KESEHATAN (Di


Puskesmas Kecamatan Ratahan
Kabupaten Minahasa Tenggara).
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK,​
4(65).
Nurlinawati, I., Rosita, R. and Sumiarsih,
M., 2020. MUTU TENAGA
KESEHATAN DI PUSKESMAS:
ANALISIS DATA RISNAKES 2017.
An-Nur: Jurnal Kajian dan
Pengembangan Kesehatan
Masyarakat,​1(1).
Peraturan Presiden RI No. 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Salamate, G., Rattu, A. and Pangemanan, J.,
2014. Analisis Perencanaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Minahasa
Tenggara. ​JIKMU​, 4(4), pp.625-633.

You might also like