You are on page 1of 13

DERIVATIF : Jurnal Manajemen

Vol. 13 No. 2 Nopember 2019


(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DALAM UPAYA MEMBANGUN


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Mastur Mujib Ikhsani1 Yudhistira Pradhipta Aryoko2


e-mail: mastur_mujib@yahoo.co.id1, pradhiptaedukasi@gmail.com
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRACT
One of the big enough roles to contribute is the Micro, Small and Medium Enterprises
(MSME) sector. The MSME sector is a sector that is quite strong in the Indonesian economy, a
sector that is proven to be able to avoid the crisis that has struck the State of Indonesia several
times. But in implementation, MSMEs have various problems caused by various factors. Several
factors such as the difficulty of the community to spend MSMEs which are important in the
activities of MSMEs. Capital is one that supports MSMEs in starting their businesses or developing
their businesses. Therefore, in the implementation of MSMEs, the community also requires strong
capital in order to survive the difficulties brought by MSMEs. alternative solutions that can be done
by MSMEs are access to MSME capital by financial institutions such as cooperatives.
The purpose of this research is to study cooperative development strategies for the welfare
of the community through MSMEs. Knowing the problems and solutions in cooperative
development. This study uses a SWOT analysis to obtain cooperative development strategies for
community welfare.
The results showed the Cooperative in Banyumas Regency had a very strategic position to
support the development of winning strategies. Cooperatives in Banyumas Regency are located in
quadratic I, which is meant in this position Cooperatives in Banyumas Regency are very supportive
to develop an improvement strategy in order to get the company to compete with other business
entities.

Keyword: Cooperative, UMKM, Community Welfare, SWOT

PENDAHULUAN

Dewasa ini, masyarakat yang menjadi Namun dalam pelaksanaan UMKM


perekonomian terbawah di dalam sebuah negara memiliki berbagai permasalahan yang
memiliki peranan yang cukup penting guna disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa
mensukseskan pembangunan ekonomi. Salah faktor seperti sulitnya masyarakat untuk
satu peranan yang cukup besar untuk menjangkau pembiayaan UMKM yang menjadi
menyumbangkan sumbangsihnya yaitu sektor hal penting dalam kegiatan UMKM. Kesulitan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). tersebut dikarenakan dari segi keuangan atau
Sektor UMKM termasuk sektor yang cukup modal usaha. Permodalan menjadi salah satu
kuat dalam perekonomian Indonesia, terbukti kendala bagi UMKM dalam memulai usahanya
sektor ini bisa terhindar dari dampak krisis yang ataupun mengembangkan usahanya. Lembaga
pernah melanda Negara Indonesia beberapa keuangan formal seperti perbankan atau
kali. Pertumbuhan sektor UMKM juga cukup lembaga lainnya dianggap masih sangat sulit
pesat berdasarkan data Kementerian Koperasi untuk dijangkau, karena dinilai memiliki
dan Usaha Kecil Menengah tahun 2017 yaitu prosedur yang cukup rumit.
sejumlah 62.922.617 unit usaha. Sedangkan Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan
tenaga kerja yang bekerja di sektor UMKM UMKM pun masyarakat membutuhkan
tahun 2017 sejumlah 116.673.416 orang. permodalan yang kuat agar dapat bertahan
dalam permasalahan yang dihadapi oleh para
65
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

UMKM. Permasalahan yang terjadi dalam Undang-Undang. Bagi UMKM terdapat dua
UMKM begitu rumit, salah satunya adalah Undang-Undang yakni Nomor 9 Tahun 1995,
akses terhadap permodalan. Jika terjadi kondisi dan Nomor 20 Tahun 2008. Sesuai pasal-
seperti itu, alternatif solusi yang dapat dilakukan pasal yang termuat dalam Undang-Undang
oleh UMKM adalah mengakses modal UMKM Nomor 20 Tahun 2008, berbagai ketentuan
oleh lembaga keuangan. Sehingga peran tentang usaha mikro, kecil dan menengah
koperasi menjadi penting untuk UMKM dalam telah diatur secara jelas. Diantara ketentuan-
mengakses permodalan tersebut. Koperasi ketentuan dimaksud antara lain meliputi,
menurut Fitriani (2015) berfungsi membangun definisi, kriteria, iklim usaha, pembinaan dan
dan mengembangkan potensi dan kemampuan sebagainya.
ekonomi anggota untuk meningkatkan Kriteria UMKM diatur dalam pasal 6,
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Oleh kriteria didasarkan pada dua hal yakni
karena itu peran koperasi menjadi hal yang besarnya kekayaan atau jumlah hasil
sangat berarti bagi masyarakat itu sendiri. penjualan. Kriteria tersebut sifatnya tidak
Hubungan antara masyarakat dan statis, artinya pada nilai nominalnya dapat
koperasi adalah sangat penting hal ini seperti diubah sesuai denganperkembangan
yang diungkapkan oleh Rufaidah (2017) yaitu perekonomian yang diatur dalam Peraturan
koperasi dan masyarakat tidak dapat berjalan Presiden.
sendiri-sendiri atau bergerak terlalu dominan
pada salah satu aspek, sehingga pola gerakan Adapun kriterianya sebagai berikut :
koperasi harus selalu beriringan dengan pola 1. Kriteria Usaha Mikro
gerakan masyarakat. Oleh karena itu koperasi a. Memiliki kekayaan bersih paling
dapat dijadikan salah satu sumber peningkatan banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
ekonomi masyarakat. juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
Koperasi adalah lembaga usaha yang bangunan tempat usaha
dinilai cocok untuk memberdayakan rakyat b. Memiliki hasil penjualan tahunan
kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti paling banyak Rp. 300.000.000,00
keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan (tiga ratus juta rupiah)
kesejahteraan bersama. Secara konsepsional, 2. Kriteria Usaha Kecil
koperasi sebagai badan usaha yang menampung a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari
pengusaha ekonomi lemah, yang dapat ikut serta Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
memecahkan persoalan sosial ekonomi rupiah) sampai dengan paling banyak
masyarakat (Soesastro, 2005). Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
Berkaitan dengan hal tersebut koperasi rupiah) tidak termasuk tanah dan
hadir dalam rangka memenuhi permodalan bangunan tempat usaha
untuk usaha UMKM. Koperasi juga dapat b. Memiliki hasil penjualan tahunan
berperan dalam kegiatan pemberdayaan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
masyarakat. Jika sebelumnya koperasi dibahas ratus juta rupiah) sampai dengan
bahwa koperasi adalah wadah masyarakat dalam paling banyak Rp. 2.500.000.000,00
mengatasi permasalahan keuangan yang ada di (dua milyar lima ratus juta rupiah)
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut koperasi 3. Kriteria Usaha Menengah
dapat menciptakan masyarakat yang berdaya a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari
dalam menghadapi permasalahan yang tengah Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
dihadapinya. rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan
TINJAUAN PUSTAKA bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan
1. Koperasi dan UMKM
lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua
Usaha Mikro Kecil Menengah serta
milyar lima ratus juta rupiah) sampai
Koperasi masing-masing telah memiliki
66
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

dengan paling banyak Rp. membedakan suatu perusahaan dari


50.000.000.000,00 (lima puluh milyar perushaan lain dan member ciri khas
rupiah). bagi perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan pasar konsumen. Inti
2. Kesejahteraan Masyarakat perumusan strategi adalah menentukan
Kesejahteraan sosial merupakan suatu bagaimana perusahaan kita akan berbeda
keadaan terpenuhinya kebutuhan hidupyang dengan perusahaan lain. Strategi tentu saja
layak bagi masyarakat, sehingga mampu berubah seiring waktu sesuai dengan
mengembangkan diri dan dapat kondisi lingkungan, namun agar tetap
melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat kompetitif Richard L. Daft membuat
dilakukan pemerintah, pemerinta daerah dan strategi perusAhaan yang berfokus kepada :
masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial - Pemanfaatan kompetensi dasar,
yang meliputi rehabilitas sosial, jaminan - Mengembangkan sinergi
sosial, pemberdayaan sosial, dan - Menciptkan Nilai Bagi Pelanggan
perlindungan sosial (UU No 11 tahun 2009
pasal 1 dan 2). Analisis SWOT
Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) - Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni
menerangkan bahwa guna melihat tingkat mencakup upaya-upaya untuk mengenali
kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah - kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ancaman yang menentukan kinerja
ukuruan, antara lain adalah: perusahaan. Informasi eksternal mengeni
1. Tingkat pendapatan keluarga; peluang dan ancaman dapat diperoleh dari
2. Komposisi pengeluaran rumah tangga banyak sumber, termasuk pelanggan,
dengan membandingkan pengeluaran untuk dokumen pemerintah, pemasok, kalangan
pangan dengan non-pangan; perbankan, rekan diperusahaan lain.
3. Tingkat pendidikan keluarga; - Selanjutnya Fredi Rangkuti (2004: 18)
4. Tingkat kesehatan keluarga, dan; menjelaskan bahwa Analisis SWOT
5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang adalah identifikasi berbagai faktor secara
dimiliki dalam rumah tangga. sistematis untuk merumuskan strategi
3. Penentuan Strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
Sebelum dikemukakan mengenai logika yang dapat memaksimalkan
penentuan strategi kompetitif, terlebih kekuatan (strength) dan peluang
dahulu akan dikemukakan pengertian dari (opportunity), namun secara bersamaan
strategi yang dikemukakan oleh: Rangkuti dapat meminimalkan kelemahan
(2004:3),‟ strategi adalah alat untuk (weakness) dan ancaman (threats). Proses
mencapai tujuan”. Sedangkan menurut pengambilan keputusan strategi selalu
Hamel dan Prahalad (1995:4),‟strategi berkaitan dengan pengembangan misi,
adalah tindakan yang bersifat incremental tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.
(senantiasa meningkat) dan terus menerus Dengan demikian, perencanaan strategi
dan dilakukan berdasarkan sudut pandang harus menganalisa faktorfaktor strategi
tentang apa yang diharapkan oleh para perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang
pelangan di masa depan Richard L. Daft dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
(2010:249) mendefinisikan strategi - Analisis SWOT membandingkan antara
(strategy) secara eksplisit, yaitu rencana faktor eksternal peluang (opportunity) dan
tindakan yang menerangkan tentang alokasi ancaman (threats) dengan faktor internal
sumber daya serta berbagai aktivitas untuk kekuatan (strenght) dan kelemahan
menghadapi lingkungan, memperoleh (weakness).
keunggulan bersaing, dan mencapai tujuan
perusahaan. Keunggulan bersaing
(competitive advantege) adalah hal yang

67
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

Model Analisis SWOT hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif,


Analisis SWOT membandingkan yaitu matrik SWOT untuk merumuskan
antara faktor eksternal peluang dan ancaman strategi kompetitif perusahaan.
dengan faktor internal kekuatan dan
kelemahan. Faktor internal dimasukan Matrik SWOT
kedalam matrik yang disebut matrik faktor Alat yang dipakai untuk menyusun
strategi internal atau IFAS (Internal Strategic faktor-faktor strategis perusahaan adalah
Factor Analysis Summary). Faktor eksternal matrik SWOT. Matrik ini dapat
dimasukkan kedalam matrik yang disebut mengambarkan secara jelas bagaimana
matrik faktor strategi eksternal EFAS peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
(Eksternal Strategic Factor Analysis perusahaan dapat disesuaikan dengan
Summary). kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Setelah matrik faktor strategi internal Matrik ini dapat menghasilkan 4 set
dan eksternal selesai disusun, kemudian kemungkinan alternatif strategis

GAMBAR DIAGRAM MATRIK SWOT


Kekuatan – S Kelemahan - W
FAKTOR
EKSTERNAL Tentukan 5-10 faktor faktor Tentukan 5-10 kelemahan
kekuatan internal Internal

FAKTOR
INTERNAL
Peluang – O Strategi SO Strategi WO

Tentukan 5-10 faktor peluang Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan peluang
Ancaman – T Strategi ST Strategi WT

Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang


ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untukMengatasi ancaman dan menghindari ancaman

METODE PENELITIAN
1. Obyek Penelitian penelitian kuantitatif karena kuesioner akan
Obyek dalam penelitian ini adalah dikuantifikasikan dengan analisis SWOT
Stakeholders yang berkaitan dengan 3. Jenis Data dan Sumber Data
Koperasi yang ada di Kabupaten Data primer yang diperoleh secara
Banyumas. langsung melalui pengisian kuesioner oleh
2. Jenis Penelitian stakeholder yang terkait dengan
Penelitian ini merupakan penelitian survei, pengembangan koperasi. Menurut
yaitu pengumpulan informasi tentang (Suliyanto, 2005) data primer adalah data
faktor-faktor yang mempengaruhi yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
pengembangan koperasi, permasalahan, langusng dari smber pertama. Kelebihan
solusi dan strategi dalam pengembangan data primer adalah data yang dikumpulkan
koperasi melalui wawancara dan pengisian benar-benar sesuai dengan kebutuhan
kuesioner. Penelitian ini merupakan peneliti.

68
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

4. Metode Pengumpulan Data matrik SWOT untuk merumuskan


Teknik pengumpulan data yang digunakan strategi kompetitif perusahaan.
dalam penelitian ini merupakan metode 6. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan Data SWOT kualitatif di atas dapat
data dengan memberikan atau menyebarkan dikembangkan secara kuantitaif melalui
daftar pertanyaan kepada responden, perhitungan Analisis SWOT yang
dengan harapan mereka akan memberikan dikembangkan oleh Pearce dan Robinson
respons atas daftar pertanyaan tersebut (1998) agar diketahui secara pasti posisi
(Umar, 2000). Penyebaran pertanyaan- organisasi yang sesungguhnya.
pertanyaan mengenai masalah-masalah Perhitungan yang dilakukan melalui tiga
terkait pengembangan koperasi, solusi serta tahap, yaitu:
strategi dalam pengembangan koperasi. 1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot
Responden dalam penelitian ini (b) point faktor setta jumlah total perkalian
adalah pelaku Koperasi di Kabupaten skor dan bobot (c = a x b) pada setiap
Banyumas dan pihak-pihak yang tekait faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a)
dalam pengembangan koperasi. Sampel masing-masing point faktor dilakukan
responden diambil dengan menggunakan secara saling bebas (penilaian terhadap
metode purposive random sampling, yaitu sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi
dilakukan dengan mengambil sampel dari atau mempengeruhi penilaian terhadap
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu point faktor lainnya. Pilihan rentang
secara acak (Sugiyono, 2006). besaran skor sangat menentukan akurasi
penilaian namun yang lazim digunakan
5. Metode Analisis Data adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi
Analisis dalam penelitian ini nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan
adalah dengan menggunakan analisi 10 berarti skor yang peling tinggi.
SWOT, dimana metode ini menunjukan 2. Perhitungan bobot (b) masing-masing point
kinerja perusahaan dengan menentukan faktor dilaksanakan secara saling
kombinasi faktor internal dan eksternal‟‟. ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap
Analisis SWOT membandingkan antara satu point faktor adalah dengan
faktor internal, yaitu kekuatan membandingkan tingkat kepentingannya
(strength),dan kelemahan (weakness). dengan point faktor lainnya. Sehingga
Dengan faktor eksternal yaitu peluang formulasi perhitungannya adalah nilai yang
(opportunity), dan ancaman (threats). telah didapat (rentang nilainya sama
Faktor internal dimasukan kedalam dengan banyaknya point faktor) dibagi
matrik yang disebut matrik faktor IFAS dengan banyaknya jumlah point faktor).
(Internal Strategic Factor Analysis 3. Melakukan pengurangan antara jumlah
Summary). Faktor eksternal dimasukan total faktor S dengan W (d) dan faktor O
kedalam matrik yang disebut matrik faktor dengan T (e); Perolehan angka (d = x)
eksternal atau EFAS (Eksternal Strategic selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
Factor Analysis Summary). Setelah matrik sumbu X, sementara perolehan angka (e =
faktor strategi internal dan eksternal y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
selesai disusun kemudian hasilnya sumbu Y;
dimasukan kedalam model kualitatif 4. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan
yaitu oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

69
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

A. Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah D. Kuadran IV (negatif, negatif)
organisasiyang kuat dan berpeluang, Posisi ini menandakan sebuah
Rekomendasi strategi yang diberikan organisasiyang lemah dan menghadapi
adalah Progresif, artinya organisasi tantangan besar. Rekomendasi strategi
dalam kondisi prima dan mantap yang diberikan adalah Strategi Bertahan,
sehingga sangat dimungkinkan untuk artinya kondisi internal organisasi
terus melakukan ekspansi, memperbesar berada pada pilihan dilematis. Oleh
pertumbuhan dan meraih kemajuan karenanya organisasi disarankan untuk
secara maksimal. menggunakan strategi bertahan,
B. Kuadran II (positif, negatif) mengendalikan kinerja internal agar
Posisi ini menandakan sebuah tidak semakin terperosok. Strategi ini
organisasiyang kuat namun menghadapi dipertahankan sambil terus berupaya
tantangan yang besar. Rekomendasi membenahi diri.
strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi, artinya organisasi
dalam kondisi mantap namun HASIL DAN PEMBAHASAN
menghadapi sejumlah tantangan berat Adapun data-data yang diperoleh dan
sehingga diperkirakan roda organisasi dianalisis adalah sebagai berikut:
akan mengalami kesulitan untuk terus 1. Aspek Internal
berputar bila hanya bertumpu pada Aspek Internal digunakan untuk mengetahui
strategi sebelumnya. Oleh karenanya, kekuatan dan kelemahan yang dianggap
organisasi disarankan untuk segera penting. Data dan informasi aspek internal
memperbanyak ragam strategi taktisnya. koperasi didapatkan dengan wawancara para
C. Kuadran III (negatif, positif) stakeholder koperasi. Data dan informasi
Posisi ini menandakan sebuah organisasi diberikan oleh stakeholder koperasi dengan
yang lemah namun sangat berpeluang. melihat apa saja aspek yang menurut mereka
Rekomendasi strategi yang diberikan mempengaruhi perkembangan koperasi.
adalah Ubah Strategi, artinya organisasi Berikut ini aspek-aspek internal
disarankan untuk mengubah strategi a. Jumlah Koperasi yang cukup besar
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama Jumlah koperasi di Kabupaten
dikhawatirkan sulit untuk dapat Banyumas cukup besar yaitu mencapai
menangkap peluang yang ada sekaligus lebih dari 500 koperasi yang tersebar di
memperbaiki kinerja organisasi. segala penjuru Kabupaten Banyumas.
70
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

Hal ini menjadikan keunggulan yang dianggap rendah karena kurangnya


bisa dimanfaatkan melalui jumlah seleksi dalam perekrutan SDM koperasi
koperasi yang cukup banyak. dan mayoritas pegawai koperasi adalah
b. Kemampuan anggota koperasi yang generasi tua yang kurang ahli khususnya
mempunyai dana/modal sendiri cukup dalam bidang teknologi.
besar. Beberapa koperasi di Kabupaten h. Manajemen usaha yang masih lemah.
Banyumas mempunyai latar belakang Koperasi masih menerapkan manajemen
karyawan/profesi/pegawai yang sederhana dan belum teratur untuk
memiliki kemampuan penghimpunan pelaporan keuangannya, sehingga
dana (modal sendiri) yang cukup baik. dibutuhkan manajemen usaha yang
Sehingga hal ini bisa menunjang berbasis kewirausahaan.
berjalannya kegiatan perkoperasian di i. Penguasaan teknologi masih rendah.
beberapa koperasi di Kabupaten Sebagian besar koperasi belum
Banyumas. menerapkan teknologi canggih dalam
c. Hubungan stakeholders koperasi yang pelaksanaan kegiatan perkoperasiaannya
cukup baik. Hubungan antara dan masih menggunakan cara manual
pemerintah, Dekopinda, dan Gerakan ataupun yang dianggap sederhana tanpa
Koperasi serta lembaga keuangan menggunakan teknologi.
lainnya terjalin cukup baik. Hal ini j. Penerapan kerjasama koperasi masih
menjadikan keunggulan koperasi yang rendah. Kerjasama antar koperasi masih
bisa dioptimalkan kerjasama baik antar cukup sedikit dan kadang cenderung
koperasi maupun dengan stakeholders jalan ditempat atau tidak ada
lainnya. perkembangan atau tidak dilanjutkan.
d. Dukungan lembaga Demikian pula kerjasama koperasi
pendidikan/universitas dalam dengan badan usaha non-koperasi juga
pengembangan koperasi. Dukungan masih rendah.
penuh diberikan oleh lembaga k. Penerapan pendidikan koperasi masih
pendidikan/universitas melalui rendah. Pendidikan koperasi belum
sosialisasi, pembelajaran perkoperasian dilaksanakan secara berkala atau
di dalam mata pelajaran/mata kuliah, minimal setahun satu kali. Hal ini terkait
riset dan pengembangan terkait dengan biaya pendidikan dan pelatihan
perkoperasian. koperasi yang tidak dianggarkan dari
e. Penerapan prinsip-prinsip koperasi yang SHU.
tinggi. Penerapan prinsip-prinsip 2. Aspek Eksternal
koperasi di Kabupaten Banyumas sudah Aspek Eksternal digunakan untuk
cukup tinggi dan terbukti kegiatan- mengetahui peluang dan ancaman yang
kegiatan yang dilakukan di dalam dianggap penting. Data dan informasi
koperasi-koperasi di Banyumas sudah aspek internal koperasi didapatkan
sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi. dengan wawancara para stakeholder
f. Kaderisasi kurang berjalan baik koperasi. Data dan informasi diberikan
Koperasi masih dianggap sebagai badan oleh stakeholder koperasi dengan
usaha yang kurang modern dan melihat apa saja aspek yang menurut
ketinggalan zaman untuk generasi muda, mereka mempengaruhi perkembangan
sehingga untuk kaderisasi atau pengganti koperasi.
pengurus di masa yang akan datang Berikut ini merupakan aspek-aspek
sangat jarang yang berminat untuk eksternal:
meneruskan khususnya bagi generasi a. Pertumbuhan koperasi yang pesat
milenial. Koperasi di Kabupaten Banyumas
g. Kualitas SDM koperasi masih rendah. tumbuh cukup pesat, hal ini
Kualitas SDM koperasi saat ini masih dikarenakan dalam pendirian

71
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

koperasi tidak sesulit mendirikan serta menjadikan persaingan usaha


badan usaha lainnya. semakin susah dan ketat sehingga
b. Kemampuan koperasi melakukan dibutuhkan strategi untuk
kemitraan. Koperasi sudah menghadapi hal tersebut.
menjalankan kemitraan dengan g. Perkembahan zaman memaksa
sesama koperasi ataupun badan koperasi untuk adaptasi. Semakin
usaha lain non-koperasi, hal ini berkembangnya zaman, menuntut
menjadi keuntungan bagi koperasi koperasi untuk beradaptasi dengan
yang bisa memperluas jaringan perubahan zaman yang ada. Koperasi
kerjasamanya. harus lebih kreatif dan inovatif
c. Pembinaan pemerintah yang sesuai dengan tuntutan zaman
dilakukan rutin. Pemerintah telah sehingga tidak tertinggal dengan hal-
membina koperasi-koperasi yang ada hal yang baru.
di Kabupaten Banyumas secara rutin h. Regulasi yang sering berubah-ubah.
serta menyeluruh. Pemerintah juga Peraturan terkait perkoperasian dari
sudah mendata koperasi-koperasi awal muncul sampai saat ini selalu
yang ada berdasarkan keaktifan berubah-ubah. Apalagi jika
koperasi. pemimpin sudah ganti, ternyata
d. Dorongan dan dukungan pemerintah. regulasinya juga berubah lagi sesuai
Pemerintah juga telah mendorong dengan yang berkuasa saat itu.
dan mendukung secara penuh i. Larangan koperasi agar tidak
kegiatan perkoperasian di Kabupaten menerima bantuan sosial atau hibah
Banyumas melalui beberapa program dari pemerintah. Koperasi sebagai
serta penyuluhan guna membina lembaga yang mandiri dilarang
koperasi-koperasi. untuk menerima bantuan dalam
e. Keuntungan dari perkembangan bentuk apapun, sekalipun itu bantuan
teknologi. Kemajuan teknologi sosial atau hibah dari pemerintah,
membuat dunia semakin terbuka, karena hal tersebut bertentangan
demikian pula untuk koperasi dengan prinsip koperasi.
sendiri. Kemampuan memperluas j. Minat masyarakat berkoperasi
jaringan pemasaran dan jangkauan rendah. Masyarakat saat ini lebih
didapatkan dari kemajuan teknologi, percaya menginvestasikan hartanya
sehingga ini menguntungkan bagi ke lembaga keuangan perbankan dari
koperasi-koperasi. pada ke koperasi. Apalagi koperasi
f. Persaingan usaha semakin ketat dianggap lembaga/badan usaha yang
Seiring berjalannya zaman, dianggap kurang modern dan
persaingan usaha pun semakin ketat ketinggalan zaman.
dan banyak. Berbagai badan usaha
telah lahir dan tumbuh berkembang

72
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

MATRIKS SWOT
Kekuatan – S Kelemahan - W
FAKTOR EKSTERNAL a. Jumlah Koperasi yang cukup besar a. Kaderisasi kurang berjalan baik
b. Kemampuan anggota koperasi yang b. Kualitas SDM koperasi masih
mempunyai dana/modal sendiri rendah
cukup besar c. Manajemen usaha yang masih lemah
c. Hubungan stakeholder koperasi d. Penguasaan teknologi masih rendah
yang cukup baik e. Penerapan kerjasama koperasi masih
d. Dukungan lembaga rendah
pendidikan/universitas dalam f. Penerapan pendidikan koperasi
pengembangan koperasi masih rendah
e. Penerapan prinsip-prinsip koperasi
yang tinggi

FAKTOR INTERNAL
Peluang – O Strategi SO Strategi WO
a. Pertumbuhan koperasi yang pesat a. Pengembangan koperasi dan a. Melakukan sosialisasi ke masyarakat
b. Kemampuan koperasi melakukan optimalisasi peran koperasi di tentang perkoperasian
kemitraan masyarakat b. Melakukan perekrutan SDM
c. Pembinaan pemerintah yang b. Pembangunan koperasi berbasis koperasi secara selektif
dilakuakan rutin kemajuan teknologi (IT) c. Memperluas kemitraan baik antar
d. Dorongan dan dukungan c. Kerjasama kemitraan antara koperasi maupun badan usaha
pemerintah koperasi dan pendidikan lainnya
e. Keuntungan dari perkembangan tinggi/universitas d. Pemerintah memberikan fasilitas
teknologi d. Penguatan kelembagaan koperasi pendidikan perkoperasian untuk
melalui kerjasama antar koperasi di banyumas
stakeholder koperasi
Ancaman – T Strategi ST Strategi WT
a. Persaingan usaha semakin ketat a. Optimalisasi koperasi melalui a. Peningkatan promosi koperasi
b. Perkembahan zaman memaksa adaptasi perubahan zaman b. Meningkatkan kerjasama koperasi
koperasi untuk adaptasi b. Peningkatan sosialisasi dan edukasi dengan badan usaha lainnya
c. Regulasi yang sering berubah- perkoperasian kepada masyarakat c. Peningkatan kualitas SDM melalui
ubah c. Memperkuat kemitraan dengan pendidikan dan pelatihan sesuai
d. Larangan koperasi agar tidak stakeholder dan menerapkan perkembangan zaman
menerima bantuan sosial atau prinsip kemandirian koperasi d. Penerapan kewirausahaan dalam
hibah dari pemerintah d. Meningkatkan peran koperasi koperasi
e. Minat masyarakat berkoperasi dalam masyarakat
rendah

Tabel
EFAS
Koperasi di Banyumas
Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating nilai
Peluang
1. Pertumbuhan koperasi yang pesat 0,20 4 0,8
2. Kemampuan koperasi melakukan kemitraan 0,08 4 0,32
3. Pembinaan pemerintah yang dilakukan rutin 0,08 3 0,24
4. Dorongan dan dukungan pemerintah 0,12 3 0,36
5. Keuntungan dari perkembangan teknologi 0,08 2 0,16
Ancaman
1. Persaingan usaha semakin ketat 0,15 4 0,6
2. Perkembahan zaman memaksa koperasi untuk 0,14 4 0,56
adaptasi
3. Regulasi yang sering berubah-ubah 0,05 3 0,15
4. Larangan koperasi agar tidak menerima bantuan 0,03 2 0,06
sosial atau hibah dari pemerintah
5. Minat masyarakat berkoperasi rendah 0,04 3 0,12

TOTAL 1 3,37
Keterangan:
Bobot Keterangan Rating Keterangan
> 0,20 Sangat kuat 4 The respon is superior
0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 The respon is above average
0,06 - 0,10 Kekuatan Rata Rata 2 The respon is average
0,01 – 0,05 Kekuatan dibawah rata-rata 1 The respon is poor

73
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

Tabel
IFAS
Koperasi di Banyumas
Faktor-faktor strategi Internal Bobot Rating nilai
Kekuatan
1. Jumlah Koperasi yang cukup besar 0,14 4 0,56
2. Kemampuan anggota koperasi yang mempunyai 0,11 4 0,44
dana/modal sendiri cukup besar
3. Hubungan stakeholder koperasi yang cukup baik 0,10 3 0,3
4. Dukungan lembaga pendidikan/universitas
dalam pengembangan koperasi 0,12 4 0,48
5. Penerapan prinsip-prinsip koperasi yang tinggi
Kelemahan 0,06 2 0,12
1. Kaderisasi kurang berjalan baik
2. Kualitas SDM koperasi masih rendah 0,10 3 0,3
3. Manajemen usaha yang masih lemah 0,04 2 0,08
4. Penguasaan teknologi masih rendah 0,10 3 0,3
5. Penerapan kerjasama koperasi masih rendah 0,13 4 0,52
6. Penerapan pendidikan koperasi masih rendah 0,05 2 0,1
0,05 2 0,1
TOTAL 1 3,3

Keterangan:
Bobot Keterangan Rating Keterangan
> 0,20 Sangat kuat 4 The respon is superior
0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 The respon is above average
0,06 - 0,10 Kekuatan Rata Rata 2 The respon is average
0,01 – 0,05 Kekuatan dibawah rata-rata 1 The respon is poor

MENCARI TITIK PADA KUADRAN SWOT (titik x dan y)


a. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e);
Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan
angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
b. Mencari posisi koperasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
1. Titik Y
Faktor-faktor strategi eksternal Nilai
Peluang / Opportunities (O)
1. Pertumbuhan koperasi yang pesat 0,8
2. Kemampuan koperasi melakukan kemitraan 0,32
3. Pembinaan pemerintah yang dilakukan rutin 0,24
4. Dorongan dan dukungan pemerintah 0,36
5. Keuntungan dari perkembangan teknologi 0,16
Total 1,88
Ancaman / Threats (T)
1. Persaingan usaha semakin ketat 0,6
2. Perkembahan zaman memaksa koperasi untuk 0,56
adaptasi
3. Regulasi yang sering berubah-ubah 0,15
4. Larangan koperasi agar tidak menerima 0,06
bantuan sosial atau hibah dari pemerintah
5. Minat masyarakat berkoperasi rendah 0,12
Total 1,49
Selisih total O – T 0,39

74
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

2. Titik X
Faktor-faktor strategi internal Nilai
Kekuatan / Strenghts (S)
1. Jumlah Koperasi yang cukup besar 0,56
2. Kemampuan anggota koperasi yang 0,44
mempunyai dana/modal sendiri cukup besar
3. Hubungan stakeholder koperasi yang cukup 0,3
baik
4. Dukungan lembaga pendidikan/universitas 0,48
dalam pengembangan koperasi
5. Penerapan prinsip-prinsip koperasi yang tinggi 0,12
Total 1,9
Kelemahan / Weaknesses (W)
6. Kaderisasi kurang berjalan baik 0,3
7. Kualitas SDM koperasi masih rendah 0,08
8. Manajemen usaha yang masih lemah 0,3
9. Penguasaan teknologi masih rendah 0,52
10. Penerapan kerjasama koperasi masih rendah 0,1
11. Penerapan pendidikan koperasi masih rendah 0,1
Total 1,4
Selisih total S – W 0,5

75
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

Berdasarkan hasil perhitungan, posisi koperasi 4. Strategi WT


ada di titik yaitu x = 0,5 dan y = 0,39. Hal ini a. Peningkatan promosi koperasi
berarti posisi koperasi ada di kuadran pertama b. Meningkatkan kerjasama koperasi
karena nilai x dan y bernilai positif semua. dengan badan usaha lainnya
Posisi ini menandakan sebuah koperasi yang c. Peningkatan kualitas SDM melalui
kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang pendidikan dan pelatihan sesuai
diberikan adalah Progresif, artinya koperasi perkembangan zaman
dalam kondisi prima dan mantap sehingga d. Penerapan kewirausahaan dalam
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan koperasi
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal. Analisis SWOT
Setelah mengidentifikasi apa yang ada pada
KESIMPULAN Koperasi di Kabupaten Banyumas, dengan
Dari hasil analisis internal dan menggunakan analisis SWOT, yaitu EFAS,
eksternal SWOT Koperasi di Kabupaten IFAS dan matrik SWOT. Maka disimpulkan
Banyumas untuk memperoleh strategi bahwa:
kompetitif dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Koperasi di Kabupaten Banyumas
berikut: mempunyai posisi yang sangat strategis
1. Strategi SO untuk mendukung perkembangan
a. Pengembangan koperasi dan memperoleh keunggulan strategi.
optimalisasi peran koperasi di 2. Koperasi di Kabupaten Banyumas
masyarakat terletak pada kuadrat I, artinya pada
b. Pembangunan koperasi berbasis posisi ini Koperasi di Kabupaten
kemajuan teknologi (IT) Banyumas sangat mendukung untuk
c. Kerjasama kemitraan antara koperasi dilakukan strategi pertumbuhan agresif
dan pendidikan tinggi/universitas untuk mendapatkan keunggulan
d. Penguatan kelembagaan koperasi perusahaan agar dapat bersaing dengan
melalui kerjasama antar stakeholder badan usaha lain.
koperasi
2. Strategi ST
a. Optimalisasi koperasi melalui adaptasi Daftar Pustaka
perubahan zaman Fitriani. (2015). Penguatan Kapasitas
b. Peningkatan sosialisasi dan edukasi Kelembagaan Gapoktan Melalui
perkoperasian kepada masyarakat Pembentukan Koperasi Pertanian.
c. Memperkuat kemitraan dengan Masyarakat, Budaya, dan Politik, 28(2),
stakeholder dan menerapkan prinsip 63-69
kemandirian koperasi
d. Meningkatkan peran koperasi dalam Freddy Rangkuti, 2018, Analisis SWOT Teknik
masyarakat Membedah Kasus Bisnis, PT. Graedia,
3. Strategi WO Jakarta
a. Melakukan sosialisasi ke masyarakat
tentang perkoperasian Husein, Umar. (2000). Riset Pemasaran Dan
b. Melakukan perekrutan SDM koperasi Penilaian Konsumen. Jakarta: PT
secara selektif Gramedia. Pustaka.
c. Memperluas kemitraan baik antar
koperasi maupun badan usaha lainnya Richard L. Daft, 2010, Era Baru Manajemen,
d. Pemerintah memberikan fasilitas Edward Tanujaya, Edisi 9,Salemba
pendidikan perkoperasian untuk koperasi Empat
di banyumas

76
DERIVATIF : Jurnal Manajemen
Vol. 13 No. 2 Nopember 2019
(ISSN Cetak 1978-6573) ISSN Online 2477-300X

Rufaidah, E. (2017). Pemberdayaan


Perekonomian Masyarakat Melalui 2017. kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil
Koperasi Unit Desa Berbasis Usaha Dan Menengah Republik Indonesia:
Terbimbing. Akademika, 22 (2), 361- Data UMKM tahun 2013 - 2017.
374
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992,
Soesastro, H, dkk. (2005). Pemikiran dan Tentang Perkoperasian
Permasalahan Ekonomi di Indonesia
dalam Setengah Abad Terakhir Jilid I Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995,
(1945-1959). Jakarta: Kanisius. Tentang Usaha Kecil

Sugiyono.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008,


Kualitatif dan R &.D.Bandung:Alfabeta. Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah

Suliyanto. (2005). Analisis Data dalam Aplikasi Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009,
Pemasaran, Bogor: Ghalia. Indonesia. Tentang Kesejahteraan Sosial.

77

You might also like