Professional Documents
Culture Documents
Wedjatmiko
Abstract
Fish resources found in waters of Malacca Strait consist of shrimp, demersal fish, large pelagic fish and
small pelagic fish resources. Exploitation of demersal resources in the waters of Malacca Strait is very
intensive. Therefore this study was aims to determine the development of the composition of demersal
fish in the waters of Malacca Straits. The study was conducted in the waters of Malacca Straits that
focused around Belawan and Bengkalis, which was held in June 2008, using the KR. Bawal Putih and
bottom trawl as fishing gear. The result showed that 70% of fish caught is demersal fish. The composition
of the dominant demersal fish caught in the waters of Malacca Strait was different between Belawan and
Bengkalis waters. In the Belawan waters, 3 most dominant demersal fish species caught were goats fish
(Mullidae), squid (Loligonidae) and lizard fish (Synodontidae), while in Bengkalis waters, 3 most dominant
demersal fish species caught were croackers fish (Scianidae), grunters fish (Pomadasidae) and stingrays
(Dasyatidae). The difference in species composition of demersal fish in Belawan and Bengkalis waters,
caused by differences in characteristics of the aquatic environment.
sedikit, yaitu 52 famili. Komposisi famili dominan Secara keseluruhan famili ikan yang dominan
dan laju tangkap ikan di perairan Belawan berbeda tertangkap di perairan Selat Malaka (Belawan dan
dengan yang diperoleh di perairan Bengkalis, Bengkalis), secara berturut-turut adalah ikan pari
dimana ikan dominan tertangkap di Belawan secara (Dasyatidae), ikan gulamah (Scianidae), ikan buntal
berurutan adalah ikan kuniran (Mullidae) dengan laju (Tetraodontidae), ikan gerot-gerot (Pomadasidae),
tangkap 4,02 kg/jam, cumi-cumi (Loligonidae) 3,01 ikan kuniran (Mullidae), cumi-cumi (Loligonidae), dan
kg/jam, dan ikan beloso (Synodontidae) 2,47 kg/ ikan beloso (Synodontidae) (Gambar 2).
jam, sedangkan ikan dominan tertangkap di perairan
Berdasarkan Gambar 2, dapat dikatakan bahwa
Bengkalis adalah ikan gulamah (Sciaenidae) dengan
distribusi famili ikan tidak merata, karena tidak
laju tangkap 5,71 kg/jam, yang diikuti oleh ikan gerot
semua jenis ikan terdapat di perairan Belawan dan
gerot (Pomadasydae) 4,21 kg/jam dan ikan pari
Bengkalis. Jenis ikan yang hanya terdapat di perairan
(Dasyatidae) 3,60 kg/jam (Tabel 2).
Belawan adalah jenis ikan kuniran (Mullidae), cumi-
cumi (Loligoninidae), ikan beloso (Synodontidae),
Tabel 2. K o m p o s i s i f a m i l i d o m i n a n d a n l a j u ikan kurisi (Nemipteridae), dan lainnya. Sedangkan
tangkap (Kg/jam) di perairan Belawan dan ikan yang hanya terdapat di perairan Bengkalis
Bengkalis. adalah, ikan gulamah (Scianidae), ikan gerot-gerot
Belawan Bengkalis (Pomadasidae), ikan tembang (Clupeidae), ikan teri
Laju Laju (Engraulidae), ikan remang (Muraenidae) dan ikan
Famili Famili
tangkap tangkap nomei (Harpadontidae).
Mullidae 4,02 Sciaenidae 5,71
Loligonidae 301 Pomadasidae 4,21
Komposisi Hasil dan Laju Tangkap Ikan Berdasarkan
Synodontidae 2,47 Dasyatidae 3,60
Spesies
Dasyatidae 2,37 Tetraodontidae 3,27 Komposisi hasil tangkapan ikan berdasarkan spesies
Nemipteridae 2,19 Clupeidae 1,33 di perairan Belawan, didominasi oleh cumi-cumi
Tetraodontidae 1,84 Engraulidae 1,16 (Loligo spp.), ikan kuniran (Upeneus sundaicus), ikan
Siganidae 1,29 Muraenidae 0,99 pari (Dasyatis kuhli) dan seterusnya, berbeda dengan
Platycephalidae 0,76 Harpodontidae 0,95 komposisi spesies yang tertangkap di perairan Bengkalis
Apogonidae 0,55 Penaeidae 0,75 yang didominasi oleh ikan gerot-gerot (Pomadasys
Priacanthidae 0,48 Teraponidae 0,73 hasta), ikan buntal (Arothron sp.), ikan gulamah (Johnius
grypotus) dan seterusnya (Tabel 3).
Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa antara
perairan Belawan dan Bengkalis tidak terdapat
spesies dominan yang sama, dimana dari 11 spesies
Dasyatidae dominan yang tertangkap di perairan Belawan, tak
Scianidae satupun tertangkap di perairan Bengkalis. Walaupun
Tetraodontidae
perairan tersebut masih merupakan satu kesatuan,
Pomadasidae
yaitu perairan Selat Malaka tetapi mempunyai
Mullidae
Loligonidae
karakteristik lingkungan yang berbeda. Perairan
Synodontidae Bengkalis mempunyai jenis substrat dasar lumpur
Nemipteridae dan lebih banyak bermuara sungai-sungai besar dari
Clupeidae pada perairan Belawan. Perairan Bengkalis menurut
Siganidae
Longhurst & Pauly (1987), merupakan perairan
Engraulidae
yang lebih keruh dan berlumpur, dan perairan yang
Muraenidae
Harpodontidae
demikian akan lebih banyak dihuni oleh jenis ikan
Platycephalidae Scianids. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini
Apogonidae dimana spesies yang dominan didapat adalah dari
Priacanthidae famili Sciaenidae (Nibea mitsukurii, Johnius grypotus
0 1 2 3 4 5 6 7 dan Johnius distinctus).
Laju Tangkap (kg/jam)
Belawan Bengkalis Jumlah spesies yang tertangkap di perairan Belawan
Gambar 2. Komposisi famili dominan di perairan selat lebih banyak dari pada perairan Bengkalis. Total spesies
Malaka ( =Belawan, = Bengkalis) ikan yang tertangkap di kedua wilayah perairan tersebut
Mulliadae
U. luzonius 2,87%
P. chryso pleuron 2,96% U. bensasi 0,02%
S. taeno pterus 5,77%
U. sundaicus 43,67%
U. molucensis 6,57%
S. Sulphureus 38,14%
Scianidae
Johnius Johnius
distinctus 24,22 grypotus 44,87
Nibea
mitsukurii 30.90
30
Jumlah individu (ekor)
20
10
0
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Panjang total (cm)
Gambar 6. Sebaran ukuran panjang ikan kuniran (Upeneus sulphureus) di perairan Selat
Malaka ( 1997 2003 2008 ).
chrysopleuro (2,96 %), Upeneus luzonius (2,87 %), 1. Hasil tangkapan ikan menggunakan pukat dasar
dan Upeneus bensasi (0,02%) (Gambar 4). diperoleh sebanyak 70 % adalah jenis ikan
demersal.
Jenis ikan yang dominan tertangkap di perairan
Bengkalis adalah jeni ikan gulamah (Scianidae) dan 2. Komposisi hasil tangkapan ikan di perairan Selat
diidentifikasisebanyak 3 spesies, dengan spesies Malaka secara keseluruhan adalah sebanyak
dominan Johnius grypotus (44,87 %) yang diikuti 238 spesies dari 95 famili. Di perairan Belawan
oleh Nibea mitskurii (30,90 %) dan Johnius distinktus diperoleh sebanyak 151 spesies dari 65 famili
(24,22 %). Komposisi spesies ikan gulamah tersebut lebih besar jika dibandingkan di perairan
diperlihatkan pada Gambar 5. Bengkalis yang diperoleh sebanyak 96 spesies
dari 52 famili.
Ukuran Spesies Dominan
Salah satu jenis ikan yang dominan tertangkap di 3. Ikan demersal yang dominan tertangkap
perairan Selat Malaka, adalah ikan kuniran dari di perairan Belawan, adalah ikan kuniran
spesies Upeneus sulphureus, Hasil pengukuran (Mullidae), cumi-cumi (Loligonidae) dan ikan
terhadap panjang (Length frequency) ikan kuniran beloso (Synodontidae), berbeda dengan ikan
tersebut diperoleh kisaran antara 5 cm - 9 cm dengan yang dominan tertangkap di perairan Bengkalis
dengan ukuran dominan 6-7 cm, untuk tahun 1997 dan yaitu ikan gulamah (Scianidae), ikan gerot-gerot
2003 (Indrajaya & Ghofar, 2006). Namun berdasarkan (Pomadasidae), dan ikan pari (Dasyatidae),
hasil penelitian pada tahun 2008 , diperoleh kisaran 4. Perbedaan komposisi jenis ikan yang tertangkap
ukuran yang lebih besar, yaitu antara 5 – 13 cm, di perairan Belawan dan Bengkalis, diakibatkan
dengan dua kohort (kelompok ukuran dominan) yaitu oleh perbedaan karakteristik lingkungan
7 cm dan 12 cm (Gambar 6.). perairan.
Saran
Kesimpulan dan Saran Penelitian kondisi lingkungan perairan, dan
Kesimpulan sumberdaya perikanan lainnya (pelagis kecil, pelagis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada besar dan udang) sangat diperlukan untuk mengetahui
bulan Juni 2008 di perairan Selat Malaka (Belawan penyebab perbedaan hasil tangkapan antara perairan
dan Bengkalis), dapat disimpulkan bahwa : Belawan dan Bengkalis, serta untuk mengetahui data
dan informasi sumberdaya perikanan yang lebih Longhurst, A.R & D. Pauly. 1987. Ecology of Tropical
akurat dan berkesinambungan. Ocean. Acad Press. Inc. New York : 407 p.
Martosubroto, P. & N. Naamin. 1988. Fisheries of the
Daftar Pustaka Malacca straits with specific reference to the
environment in coastal zone management in the
Allen, G. 2000. Marine fishes of South-East Asia. Straits of Malacca. Binbridge PR., Koesoebiono,
A field guide for anglers and divers. Western H. Drischi and B. Patton. School for Resources
Australian Museum. and Environment Study. Daihousie University
Carpenter, K.E & V.H. Niem. 1998 – 2001. The living Halifax. Nova Scotia, Canada: 225-237.
Marine Reources of The Western Centrak Pacific, Seager J.P., P. Martosubroto & D. Pauly. 1976. First
Volume 1 - 6, FAO Species Identification Guide report of the demersal fisheries project (Result
For Fishery Purposes. Food And Agriculture of a trawl survey in the Sunda Shelf Area).
Organization Of The United Nations, Rome Contib, Dem, Fish, Proj. No.1. MFRI – GTZ:
1998 – 2001. 75p.
De Bruin, G.H.P., B.C. Russell & A. Bogusch. 1994. Sivasubrahmaniam, K. 1985. Marine fisheries
Species identification. Field guide for fishery resources of the Bay of Bengal BOBP/WP/36.
purposes: The marine fishery resources of Sri FAO-UNDP: 66p.
Lanka. FAO, Rome: xiv+400 hal.
Tampubolon, G & I.G.S. Merta. 1987. Mackerel
FAO. 1974. FAO species identification sheets for fisheries in the Malacca Straits in Investigation
fishing purposes, Vol I- Vol III. on the Mackerel and scads Resources of the
Hariati, T., D. Nugroho & E.S. Girsang. 2000. Malacca Straits. FAO/ UNDP-BOBP/Rep39
Perkembangan armada pukat cincin di selat Annex 4: p8-10.
Malaka. Jornal Penelitian Perikanan Indonesia. Tarp, T.G & J. Kailola. 1986. Trawled fishes of
6 (2): 43-51. southern Indonesia and northwestern Australia,
Indrajaya & A. Ghofar. 2006. Pengkajian stok ikan Directorat General of fisheries – Indonesia.
Indonesia. Pusat Riset Perikanan Tangkap. German Agency for Technical Cooperation.
BRKP. 151 p. x+135 hal.