Professional Documents
Culture Documents
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
63
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
64
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
65
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
Variabel pengamatan pertumbuhan hujan 100 – 200 mm), dan bulan kering
tanaman jagung ungu F2 meliputi: tinggi (jika rata-rata curah hujan kurang dari 100
tanaman, diameter batang, jumlah tongkol. mm) (Bayong, 2004). Tanaman palawija
Variabel pengamatan hasil tanaman dalam hal ini yaitu tanaman jagung akan
jagung ungu sebagai generasi ke-3 (F3) kekurangan air jika curah hujan lebih kecil
meliputi: panjang tongkol, diameter dari pada 100 mm (Dewi, 2005). Curah
tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji hujan yang sangat rendah mengakibatkan
pertongkol, berat tongkol kering tanpa ketersediaan air sangat terbatas, suhu udara
kelobot, berat tongkol kering dengan tinggi dan kelembaban nya rendah.
kelobot dan warna biji
Karakter Pertumbuhan Tanaman Jagung
Analisis Data
Ungu.
Data pengamatan karakter
Tinggi Tanaman
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
Pengamatan komponen pertumbuhan
ungu di cantumkan dalam bentuk tabel
jagung ungu menunjukkan bahwa rata-rata
yang berisi data kisaran dan rata-rata,
tanaman tertinggi diperoleh pada populasi
setiap komponen kemudian diuraikan
G5 yaitu 102,71 cm dengan kisaran 80 cm
secara deskriptif. Data kisaran diperoleh
– 125 cm. Sedangkan rata-rata tanaman
dengan menentukan nilai terendah sampai
terendah dengan kisaran antara 70,07 cm –
nilai tertinggi pada setiap variabel
92,75 cm diperoleh pada populasi G1, G2,
pengamatan. Nilai rata-rata diperoleh
G3, G4 dan G6 (Tabel 1).
dengan menghitung jumlah (total) data
setiap variabel pengamatan dibagi dengan
Diameter Batang
jumlah sampel pengamatan (n).
Berdasarkan pengamatan diameter
HASIL DAN PEMBAHASAN batang jagung ungu diperoleh rata-rata
Penelitian dilaksanakan selama 3 diameter batang tertinggi pada populasi G1
bulan yaitu dari pertengahan bulan Juli yaitu 2,60 cm dengan kisaran antara 1,85
hingga bulan Oktober di Kebun Percobaan cm - 3,91 cm sedangkan rata-rata diameter
Pandu, Kelurahan Pandu, Kecamatan batang terendah terdapat pada populasi G3
Bunaken, Kota Manado. Lahan yang yaitu 1,96 cm dengan kisaran 1,05 cm -
digunakan merupakan lahan tegalan 2,44 cm. Populasi G2, G4, G5 dan G6
dengan kondisi iklim yaitu curah hujan masing-masing menghasilkan rata-rata
yang rendah pada masa penelitian. Curah diameter batang yaitu 2,29 cm, 2,47 cm,
hujan pada bulan Juli yaitu 156 mm, bulan 2,49 cm dan 2,52 cm (Tabel 2).
Agustus yaitu 0 (tidak ada hujan), bulan
September yaitu 3 mm dan bulan Oktober Jumlah Tongkol
yaitu 77 mm (BMKG Stasiun Klimatologi Berdasarkan hasil pengamatan jumlah
Minahasa Utara, 2019). tongkol pada setiap populasi memiliki
Berdasarkan klasifikasi iklim oldeman jumlah tongkol dengan kisaran yang sama
curah hujan perbulan pada masa penelitian yaitu 1-2 tongkol pertanaman. Populasi G5
di kelurahan pandu termasuk pada bulan memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 1,93
kering. Adapun kategori untuk bulan basah diikuti dengan populasi G1, G2, G3, G4,
(jika rata-rata curah hujan lebih dari 200 dan G6 dengan nilai rata-rata terendah
mm), bulan lembab (jika rata-rata curah yaitu pada kisaran 1,47 - 1,73 (Tabel 3).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
66
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
G1 50,5 ± 98 73,01
G2 51,2 ± 103,3 87,35
G3 42 ± 109 70,07
G4 73 ± 110 92,75
G5 80 ± 125 102.71
G6 67 ± 113 80,21
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
67
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
diperoleh jumlah biji tertinggi pada Hasil pengamatan jagung ungu berat
populasi G5 dengan rata-rata 199,47 pada tongkol tanpa kelobot tertinggi diperoleh
kisaran 62 - 324 biji pertongkol. pada populasi G6 pada kisaran 17,94 gr -
Sedangkan jumlah biji terendah terdapat 107,92 gr dengan rata-rata 45,10 gr.
pada populasi G3 yaitu 107,47 dengan Diikuti dengan populasi G1, G2, G4 dan
kisaran 65 - 250 biji pertongkol. Populasi G5 masing-masing menghasilkan rata-rata
G1, G2, G4 dan G6 masing-masing 36,33 gr, 35,33 gr, 42,01 gr dan 38,52 gr.
memiliki nilai rata-rata jumlah biji Sedangkan berat tongkol tanpa kelobot
pertongkol yaitu 159,20, 180,40, 193,60 dengan rata-rata terendah terdapat pada
dan 168,20 (Tabel 7). populasi G3 yaitu 20,14 gr dengan kisaran
12,82 gr – 57,09 gr (Tabel 9).
Berat Tongkol Kering Dengan Kelobot
Berdasarkan hasil pengamatan Persentase Warna Biji Per Tongkol
jagung ungu berat tongkol kering dengan Berdasarkan hasil pengamatan
kelobot tertinggi diperoleh pada populasi persentase warna biji ungu tertinggi
G6 pada kisaran 21,26 gr – 112,14 gr terdapat pada populasi G6 yaitu 88,11%
dengan rata-rata 51,36 gr. Sedangkan rata- dan yang terendah terdapat pada populasi
rata berat tongkol kering dengan kelobot G1 yaitu 75,42%, persentase warna biji
terendah diperoleh pada populasi G3 yaitu kuning tertinggi terdapat pada populasi G1
24,55 gr dengan kisaran 14,82 gr - 68,37 yaitu 14,82% dan yang terendah terdapat
gr. Populasi G1, G2, G4 dan G5 memiliki pada populasi G3 yaitu 3,29% dan
nilai rata-rata masing-masing 44,29 gr, persentase warna biji putih tertinggi
43,54 gr, 49,08 gr dan 44,61 gr (Tabel 8). terdapat pada populasi G3 yaitu 13,28%
dan yang terendah 2,54% pada populasi G6
Berat Tongkol Tanpa Kelobot
(Tabel 10).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
68
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
Tabel 8. Kisaran dan rata-rata berat tongkol dengan kelobot jagung Ungu
Berat Tongkol Kering Dengan
Kelobot
Perlakuan
Rata-rata
Kisaran (gr)
(gr)
G1 15,1±93,26 44,29
G2 17,02±118,27 43,54
G3 14,82±68,37 24,55
G4 30,04±79,51 49,08
G5 28,69±64,29 44,61
G6 21,26±112,14 51,36
Tabel 9. Kisaran dan rata-rata berat tongkol tanpa kelobot jagung ungu
Berat Tongkol Kering Tanpa
Perlakuan Kelobot
Kisaran (gr) Rata-rata (gr)
G1 9,33±75,05 36,33
G2 13,44±79,21 35,33
G3 12,82±57,09 20,14
G4 23,9±67,51 42,01
G5 25,25±53,86 38,53
G6 17,94±107,92 45,10
Tabel 10. Rata-rata jumlah dan persentase warna biji per tongkol jagung ungu
Rata-rata Jumlah Warna Biji Per Tongkol
Perlakuan
(Persentase)
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
69
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
70
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
penurunan pada karakter panjang tongkol antara 280-400 biji per tongkol. Hal ini
dan diameter tongkol lebih di pengaruhi menunjukkan adanya perubahan pada
oleh lingkungan tumbuh yang kurang karakter jumlah biji pertongkol. Cekaman
mendukung. air pada tanaman jagung dapat
Perubahan karakter pada komponen menurunkan jumlah pengisian biji, waktu
panjang tongkol disebabkan oleh berbunga dan masa reproduksi. Kurangnya
rendahnya curah hujan pada masa air yang diperoleh tanaman jagung juga
penelitian yang mengakibatkan tanaman dapat menyebabkan tanaman tidak dapat
jagung ungu mengalami cekaman air menyerap nutrisi yang cukup sehingga biji
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat berkembang dengan optimal
tanaman menjadi terganggu. Cekaman air (farooq dkk. 2009).
pada tanaman jagung akan menyebabkan Komponen berat tongkol kering
terjadinya beberapa perubahan diantaranya dengan kelobot yang diperoleh pada setiap
perubahan potensial air, potensial osmotik populasi memiliki nilai rata-rata yang lebih
dan potensial turgor sel. Perubahan ini rendah dibandingkan dengan hasil
dapat mempengaruhi perilaku stomata, penelitian yang dilakukan oleh Tumei dkk.
absorpsi hara mineral, transpirasi dan (2017) yang memperoleh rata-rata berat
fotosintesis serta translokasi fotosintat tongkol kering dengan kelobot tertinggi
(Westgate, 1994). Sedangkan fotosintat dengan kisaran nilai 212,76 gr - 270,12 gr.
yang dihasilkan sebagian besar ditransfer Hal ini menunjukkan bahwa karakter berat
pada fase generatif yang dapat merangsang tongkol kering dengan kelobot mengalami
terbentuknya tongkol jagung (Jasminarni, perubahan yang disebabkan oleh
2008). rendahnya pasokan air yang dibutuhkan
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat tanaman yang diakibatkan oleh curah hujan
dilihat bahwa kisaran jumlah baris biji yang rendah yaitu 3 mm - 77 mm perbulan.
pada setiap populasi rata-rata terdiri dari 8- Ayunda (2014) dalam penelitiannya juga
12 baris biji per tongkol. Namun, ada menjelaskan bahwa rendahnya jumlah air
beberapa tongkol jagung yang memiliki 14 yang dibutuhkan oleh tanaman pada
baris biji per tongkol yaitu terdapat pada periode pembentukan biji akan
populasi G3 dan G6. Kisaran jumlah baris menghambat proses pemanjangan dan
biji hasil penelitian lebih rendah pengisian tongkol sehingga dapat
dibandingkan dengan kisaran jumlah baris menyebabkan bobot tongkol berkelobot
biji tetua jagung ungu yaitu 10-12 baris biji yang dihasilkan lebih ringan.
per tongkol. Hal ini menunjukan bahwa Komponen berat tongkol kering
terjadi penurunan pada karakter jumlah tanpa kelobot pada setiap populasi
baris biji per tongkol yang disebabkan oleh memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah
tongkol yang mengecil sehingga jumlah dibandingkan dengan rata-rata berat
baris biji per tongkol lebih sedikit. Sejalan tongkol kering tanpa kelobot tetua jagung
dengan hasil penelitian Ayunda (2014) ungu yaitu dengan kisaran antara 75,3 gr -
bahwa jumlah baris/tongkol yang 108,8 gr (Tabel 1). Berat tongkol kering
dihasilkan tanaman jagung manis selain tanpa kelobot pada populasi G1 memiliki
dipengaruhi oleh faktor genetik juga nilai rata-rata hampir sama dengan hasil
dipengaruhi oleh diameter tongkol. penelitian sebelumnya yang dilakukan
Berdasarkan Tabel 7 nilai kisaran Pamandungan dan Ogie (2016) yang
jumlah biji per tongkol yang diperoleh memperoleh berat tongkol kering tanpa
pada setiap populasi relatif lebih rendah kelobot dengan rata-rata tertinggi yaitu
dibandingkan dengan jumlah biji per 36,90 gr sebagai tetua jantan. Sedangkan
tongkol tetua jagung ungu yang berkisar hasil penelitian yang dilakukan Tumei dkk.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
71
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
(2017) memperoleh berat tongkol kering karakter warna biji putih pada generasi F2
tanpa kelobot dengan nilai tertinggi yaitu diakibatkan oleh tidak terbentuknya
216,30 gr dan yang terendah yaitu 157,49 pigmen antosianin yang berperan dalam
gr sebagai generasi F1. Hal ini menghasilkan warna ungu atau merah dan
menunjukkan bahwa kemungkinan berat karotenoid yang menghasilkan warna
tongkol kering tanpa kelobot pada generasi kuning. Sesuai dengan pernyataan
F1 lebih dipengaruhi tetua betina daripada Rizqiningtyas dan Sugiharto (2018) bahwa
tetua jantan. Rendahnya daya hasil pada perubahan warna dapat terjadi karena
hasil penelitian selain dipengaruhi oleh adanya perubahan pada gen pengatur
tetua jantan juga dipengaruhi oleh kondisi warna atau karena adanya kesalahan dalam
lingkungan. Curah hujan yang rendah pembentukan pigmen. Hal ini juga sesuai
menyebabkan tanaman jagung ungu dengan teori Mendel, bahwa hasil
mengalami cekaman air. Mcwilliams dkk. persilangan pada generasi F2 akan
1999, Lee 2007 menjelaskan bahwa mengalami segregasi dan muncul sifat atau
kekeringan atau kekurangan air sangat karakter lain.
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan Pada generasi F3 (keturunan ke-3)
perkembangan tongkol, dan bahkan akan hasil penelitian, karakter warna biji pada
menurunkan jumlah biji dalam satu tanaman jagung ungu yang dihasilkan
tongkol karena mengecilnya tongkol, yang sama dengan F2 yaitu ungu, kuning dan
akibatnya akan menurunkan hasil produksi. putih namun dengan rata-rata persentase
Hasil pengamatan pada generasi F1 yang lebih meningkat pada warna biji
(keturunan ke-1) diperoleh warna biji ungu yaitu 84,14%. Sejalan dengan hasil
kuning dan ungu dalam satu tongkol penelitian Mustakim dkk. (2019) yang
dimana seharusnya pada keturunan F1 menyatakan bahwa warna yang muncul
100% sifat yang muncul adalah sifat dari pada generasi F3 sama dengan warna yang
salah satu tetua sedangkan sifat dari tetua muncul pada generasi F2 namun terdapat
lainnya tidak muncul. Fenomena dimana peningkatan persentase warna dari
biji berbeda dengan biji lainnya dalam satu generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan
tanaman dalam hal warna, ukuran, bentuk karena karakter warna biji ungu
atau penampakan lainnya dinamakan xenia merupakan karakter yang dipengaruhi oleh
(Hanafi dkk. 2012). Xenia merupakan gen dominan yang diturunkan oleh
gejala genetik berupa pengaruh langsung tetuanya.
serbuk sari pada fenotipe biji dan buah
yang dihasilkan tetua betina. Wardhani KESIMPULAN DAN SARAN
dkk. (2014) menyatakan bahwa tetua jantan Kesimpulan
dengan gen dominan terhadap tetua betina Karakteristik pertumbuhan tanaman
menghasilkan warna biji yang sama jagung ungu F2 hasil bersari bebas antara
dengan tetua jantan dan sebaliknya tetua jagung Manado Kuning dengan jagung
jantan dengan gen resesif terhadap tetua ungu pada komponen tinggi tanaman dan
betina menghasilkan ekspresi warna biji jumlah tongkol tertinggi terdapat pada
yang sama dengan tetua betina (ekspresi populasi G5 yaitu 102,71 cm dan 1,93.
warna biji tetua jantan tidak muncul). Sedangkan diameter batang tertinggi
Kemudian hasil penelitian Tumei terdapat pada populasi G1 yaitu 2,60 cm.
dkk. (2017) memperoleh warna biji ungu,
kuning dan putih dalam satu tongkol Karakteristik hasil tanaman jagung
dengan rata-rata persentase secara berturut- ungu F2 hasil bersari bebas antara jagung
turut 55,75%, 31,23% dan 12,86% sebagai Manado Kuning dengan jagung ungu
generasi F2 (keturunan ke-2). Munculnya berupa tongkol dan biji F3 yaitu panjang
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
72
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
73
Juita VOLUME 3 NOMOR 1 January-Juni 2022
Phillip, M. 1998. Snail Shell Coiling and Tumei, O.D. Marjam, T. dan Yefta, P.
Maternal Effect. 2017. Karakterisasi Tanaman Jagung
https://www.ndsu.edu/. Diakses Ungu F1 Hasil Bersari Bebas Jagung
kembali 13 Desember 2021. Manado Kuning Dengan Jagung
Ungu. SKRIPSI. Fakultas pertanian.
Pu Jing, M.S. 2006., Presend in Partial
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Fulfilment of the Requirement for the
Diakses kembali 26 Juli 2021.
Degree Doctor of Philosophy the
Wardhani, R. K. Purnamaningsih, S. L.
Graduate School of The Ohio State
dan Soegianto, A. 2014. Efek Xenia
Universiti (Dissertation). Dalam Jurnal
Pada Perseilangan Beberapa Genotip
Penelitian Pemberian Krim Ekstrat
Jagung (Zea mays L.). Fakultas
Jagung Ungu (Zea mays) Menghambat
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Peningkatan Kadar Mmp-1 Dan
Diakses kembali 2 januari 2022.
Penurunan Kolagen Pada Tikus Wistar
(Rattus norvegicus) Yang Dipapar Westgate, ME. 1994. Seed Formation in
Sinar UV- Maize during Drought In: Physiology
B. Diakses kembali 2 November 2018. and Determination of crop Yield.
Boote KJ, JM Bennett, TR Sinclair
Rizqiningtyas, H. Dan A. N. Sugiharto.
and GM Paulsen (Eds.) American
2018. Evaluasi Genetic Galur-Galur
Society of Agronomy Inc. Madison,
Mutan Generasi Kedua Dan Ketiga
Wisconsin, USA.
Jagung Pakan/Yellow Corn (Zea mays
L.). Jurnal Produksi Tanaman 6 (4):
538-545.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
74