You are on page 1of 7

PENERAPAN ALIRAN PENDIDIKAN PROGERSIVISME PADA STRATEGI

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X


SMA NEGERI 1 NA IX-X
Nining Mindayani
Program Studi Magsiter Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Medan

Abstract
The flow of education Progressivism is a flow of modern educational philosophy that requires a
change in the implementation of education to be more advanced. This flow of progressivism prioritizes the
implementation of education in schools centered on children and makes educators only as facilitators,
mentors, and directors to students. The objectives of this research are; 1) to find out whether the teacher's
views on education are in accordance with the flow of progressivism, 2) to find out whether the teacher's
role has been carried out in accordance with the flow of progressivism, 3) whether the teacher has
designed a learning strategy in accordance with the flow of progressivism. The results of this study are; 1)
The teacher is of the opinion that education is very important, because it changes a person's personality
into a better person, changes his character attitude for the better and is useful for his present life and
future life, 2) educators are only as facilitators who foster children and direct children to search for truth
in a science. So the teacher's task is only to make how students get knowledge from the potential that exists
within themselves, so that he can develop independently, 3) The strategy used by the teacher is learning
independently. Students are expected to learn to find information by exploring the initial information
provided by the teacher. Then the teacher is only tasked with supervising and monitoring how students dig
up that information. The findings obtained by students will get an explanation by the teacher so students or
students can better understand the findings they find.
Keywords: Progressivism Flow, Learning Strategies, High School Students Grade X

Abstrak
Aliran pendidikan Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki
adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran Progresivisme ini mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan pendidik hanya sebagai
fasilitator, pembimbing, dan pengarah pada peserta didik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; 1)
untuk mengetahui apakah pandangan guru tentang pendidikan sudah sesuai dengan aliran progresivisme,
2) untuk mengetahui apakah peran guru sudah dilaksanakan sesuai dengan aliran progresivisme, 3)
apakah guru sudah merancang strategi pembelajaran sesuai dengan aliran progresivisme. Hasil penelitian
ini adalah; 1) Guru berpendapat bahwa pendidikan sangat penting, karena merubah pribadi seseorang
menjadi pribadi yang lebih baik, mengubah karakternya sikap menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
kehidupan yang sekarang maupun kehidupannya di masa yang akan datang, 2) pendidik hanyalah sebagai
fasilitator yang membina anak dan mengarahkan anak untuk mencari kebenaran di dalam suatu ilmu
pengetahuan. Jadi, tugas guru hanya menjadikan bagaimana peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan
dari potensi yang ada di dalam dirinya sendiri, sehingga ia dapat berkembang secara mandiri, 3) Strategi
yang digunakan guru adalah pembelajaran secara mandiri. Siswa diharapkan bisa belajar mencari
informasi dengan menggali informasi awal yang diberikan oleh guru. Kemudian guru hanya bertugas
mengawasi dan memonitor bagaimana siswa menggali informasi informasi tersebut. Penemuan yang
didapatkan oleh siswa akan mendapatkan penjelasan oleh guru sehingga murid atau peserta didik bisa
lebih memahami penemuan yang mereka temukan.
Kata Kunci: Aliran Progresivisme, Strategi Pembelajaran, Siswa SMA Kelas X

PENDAHULUAN Seorang yang berfilsafat dapat


diumpamakan seorang yang berpijak di bumi
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani sedang tengadah ke bintang-bintang. Karakteristik
yang berasal dari kata philosophia yang berarti berpikir filsafat yang pertama adalah sifat
cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang menyeluruh.Seorang ilmuan tidak puas lagi
berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu
berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan ( sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam
Hamdani Ali,1986:7). pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan
Hasan Shadily (1984:9) mengatakan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama.
bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa
akan kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik kebahagiaan kepada dirinya (Jujun: 2003).
pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu Filsafat tidak memberi petujuk-petunjuk
pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi, juga
dan kebijaksanaan. Jadi, orang yang berfilsafat tidak melukiskan teknik-teknik baru menciptakan
adalah orang yang cinta kebenaran, berilmu suatu benda. Sebenarnya jika di dalam filsafat kita
pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana. mencari jawaban yang terakhir terhadap persoalan
yang kita hadapi, yakni jawaban yang disepakati Akan tetapi tidaklah begitu banyak membuahkan
oleh semua filsufsebagai hal yang benar, maka hasil sebelum lahirnya ilmu pengetahuan yang
kita akan kecewa dan bersedih hati. Setelah lama teratur. Tatkala manusia telah memulai menyadari
mempelajarinya, kita dapat mulai menyusun alangkah hebatnya tenaga yang mereka miliki
suatu sistem filsafat yang di dalamnya kita dapat ketika mereka mempergunakan otak mereka
memberikan jawaban-jawaban yang kiranya sejalan dengan tangan dan anggota badan mereka,
sah.Secara sederhana hal ini berarti bahwa tujuan maka terbayanglah kepada mereka bahwa dunia
filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan ini dapat mereka perbaiki. Tetapi bukanlah karena
manusia sebanyak mungkin, dan menerbitkan kesadaran yang berangsur-angsur ini, bahkan ide
serta mengatur semua itu di dalam bentuk yang tentang progress atau kemajuan pada akhirnya
sistematis. Filsafat membawa kita kepada tumbuh. Secara lambat laun pula menusia
pemahaman, dan pemahaman membawa kita menginsyafi bahwa dunia ini merupakan jalan.
kepada tindakan yang lebih layak (Kattsoff: Kata progress pada dasarnya adalah suatu
2004). kata baru yang baru bisa dipahami dan dimengerti
Menurut Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. maksud dan arti yang sebenarnya pada abad ke 19,
“Filsafat dan ilmu dua kata yang saling terkait, namun tidak dapat disangkal lagi bahwa maksud
baik secara substansial maupun historis karena dari kata tersebut dewasa ini telah dipergunakan
kelahiran ilmu tidak lepas dari peran filsafat, dan dikenal di dalam segala pengalaman hidup
sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat kita yang mengandung ide perbaikan dalam segala
keberadaan filsafat (2007)” sektor kehidupan, seperti politik, masalah-masalah
Dalam hal ini perlu diketahui sejauh mana kemasyarakatan, hubungan kemanusiaan,
pemahaman ilmu filsafat khususnya aliran kehidupan keluarga, perawatan anak didalam
progresivisme diterapkan dalam dunia pendidikan segala keadaan kehidupan termasuk juga bidang
khususnya khususnya pada strategi pembelajaran. agama.
Aliran progresivisme mengkui dan
LANDASAN TEORI berusaha mengembangkan asas progresivisme
dalam semua realita, terutama dalam kehidupan
ALIRAN PENDIDIKAN DALAM untuk tetap survive terhadap semua tantangan
PERSPEKTIF PENDIDIKAN hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala
PROGRESIVISME sesuatu dari segi keagungannya. Progresivisme
Progresivisme ditampilkan sebagai aliran dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini
filsafat pendidikan yang dapat digunakan sebagai beranggapan bahwa kemampuan intelegensi
basis epistimologi bagi pengembangan manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
pendidikan partisipasif, setidaknya ada beberapa kesejahteraan, untuk mengembangkakn
alasan. Pertama, ia kurang menyetujui adanya kepribadian manusia. Dinamakan eksperimental
pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang atau empirik karena aliran tersebut menyadari dan
timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman mempraktekkan asas eksperimen untuk menguji
sekarang. Kedua, inti perhatiannya pada kebenaran suatu teori.
kemajuan atau progress. Ilmu pengetahuan yang Progresivisme dinamakan environtalisme
mampu menumbuhkan kemajuan dipandang oleh karena aliran ini menganggap lingkungan hidup
progresivisme merupakan bagian utama dari ini mempengaruhi pembinaan kepribadian (Muis,
kebudayaan. Ketiga, pengalaman adalah ciri 2004). Dalam pendapat lain, pragmatisme
dinamika hidup. Keempat, Progresivisme tidak berpendapat bahwa suatu keterangan itu benar
cukup hanya mengakui ide-ide, teori-teori, atau kalau kebenaran itu seseai denganrealitas, atau
cita-cita sebagai hal yang ada, tetapi yang ada itu suatu keterangn akan dikatakan benar kalau
harus dicari artinya bagi suatu kemajuan atau kebenaran itu sesuai dengan kenyataan. Aliran
maksud-maksud baik yang lain. Kelima, progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang
progresivisme mengharuskan manusia dapat ilmu pengetahuan yang meliputi: ilmu hayat,
memfungsikan jiwanya untuk membina hidup bahwa manusia untuk mengetahui semua masalah
yang mempunyai banyak persoalan yang silih kehidupan. Antropologi yaitu bahwa manusia
berganti. memiliki pengalaman, pencipta budaya, dengan
demikian dapat mencari hal baru. Psikologi yaitu
PERKEMBANGAN ALIRAN manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri,
PROGRESIVISME lingkungan, pengelaman-pengalamannya, sifat-
Manusia di zaman selama berabad-abad sifat alam, dapat menguasai dan mengaturnya.
menghadapi dunia ini hanya dengan ototnya.
PANDANGAN PROGRESIVISME perkembangan anak didik. Progresivisme
TENTANG PENDIDIKAN merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa
a. Pendidikan dan memberi penekanan lebih besar pada
Progresivisme dalam pendidikan adalah kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil
bagian dari gerakan revormis umum sosial-politik belajar “dunia nyata”, dan juga pengalaman teman
yang menandai kehidupan Amerika. sebaya. Teori Dewey tentang sekolah adalah
Progresivisme sebagai teori yang mucul dalam Progresivisme yang lebih menekankan pada anak
reaksi terhadap pendidikan tradisional yang didik dan minatnya dari pada mata pelajaran itu
menekankan metode formal pengajaran, belajar sendiri. Oleh karena itu, munculah child centered
mental dan, suasana klasik peradaban barat. Pada curriculum dan child centered school.
dasarnya teori menekankan beberapa prinsip, Progresivisme mempersiapkan anak masa
antara lain; Pertama, proses pendidikan berawal kini dibanding masa depan yang belum jelas,
dan berakhir pada anak. Kedua, subjek didik seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya
adalah aktif, bukan pasif. Ketiga, peran guru My pedagogical creed, bahwa pendidikan adalah
hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa
pengarah. Keempat, sekolah harus koperatif dan yang akan datang. Aplikasi ide Dewey adalah
demokratif. Kelima, aktifitas lebih fokuspada anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan
pemecahan masalah, bukan untuk pengajaran fisik dulu, baru peminatan (dalam Barnadib,
materi kajian. 1987). Pendidikan dalam islam memperoleh
Menurut progresivisme proses pendidikan tempat dan posisi yang sangat tinggi, karena
memiliki dua segi, yaitu psikologis dan melalui pendidikan orang dapat memperoleh ilmu,
sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dan dengan ilmu orang menggenal Tuhannya,
dapat mengetahui tenaga-tenaga atau dayadaya mencapai ma’rifatullah. Pribadatan seseorang juga
yang ada pada anak didik yang akan akan hampa jika tidak di barengi dengan ilmu.
dikembangkan. Psikologinya seperti yang Demikian juga tinggi rendahnya derajat seseorang,
berpangaruh di Amerika, yaitu psikologi dari di sampaing iman, juga di tentukan oleh kualitas
aliran Behaviorisme dan Pragmatisme. Dari segi keilmuan (kearifan) seseorang. Karena ilmu
sosiologis, pendidik harus mengetahui kemana sangat menentukan, maka pendidikan, sebagai
tenaga-tenaga itu harus dibimbingnya (Barnabid, sebuah proses perolehan ilmu, menjadi sangat
1994). penting. Karena itu, proses pencarian ilmu harus
terus menerus dilakukan, dimanapun kapanpun
b. Kurikulum juga.
Kurikulum sebagai jantung pendidikan Pendidikan dalam Islam dipahami sebagai
tidak saja dimaknai sebagai seperangkat sebuah proses transformasi dan internalisasi nilai-
rangkaian mata pelajaran yang ditawarkan dalam nilai ajaran Islam terhadap peserta didik, melalui
sebuah program sekolah, melainkan kurikulum pengembangan fitrah, agar memperoleh
memiliki arti yang lebih luas. Oleh sebab itu, keseimbangan hidup dalam semua aspeknya.
banyak pakar memaknai kurikulum dengan titik Dengan demikian fungsi pendidikan Islam pada
tekan yang berbeda. Misalnya, Hirtsdan petters hakikatnya adalah proses pewarisan nilai-nilai
menekankan pada aspek fungsional, yakni budaya islam untuk menggembangkan potensi
kurikulum diposisikan sebagai rambu-rambu manusia, dan sekaligus proses produksi nilai-nilai
yang menjadi acuan dalam proses budaya Islam baru sebagai hasil interaksi potensi
belajarmengajar. Sedangkan Musgave dengan lingkungan dan konteks zamannya, sesuai
menekankan pada ruang lingkup pengalaman ruang lingkup filsafat pendidikan islam diatas
belajar yang meliputi pengalaman diluar maupun mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan
di dalam sekolah. Dimana aktifitas dan islam sebagai sebuah disiplin ilmu (Nata, 1996).
pengalaman anak didik berada dalam kontrol Kurikulum sebagai jantung pendidikan
lembaga pendidikan. tidak saja dimaknai sebagai seperangkat rangkaian
Progresivisme memandang kurikulum mata pelajaran yang ditawarkan sebagai gaet
sebagai pengalaman mendidik, bersifat dalam sebuah program pendidikan disekolah,
eksperimental, dan adanya rencana serta susunan tetapi sesungguhnya kurikulum mengandung arti
yang teratur. Pengalaman belajar adalah lebih luas, oleh karenannya banyak pakar
pengalaman apa saja yang serasi dengan tujuan memaknai kurikulum dengan titik tekan yang
menurut prinsip-prinsip yang telah digariskan berbeda. Ambil contoh Hirtsdan petters
dalam pendidikan, dimana setiap proses belajar menekankan pada aspek fungsional yakni
yang ada membantu pertumbuhan dan kurikulum diposisikan sebagai rambu-rambu yang
menjadi acuan dalam proses belajar mengajar. anak didik atau murid bekerja sama dalam
Sedangkan musgave menekankan pada ruang mengembangkan program belajar dan dalam
lingkup pengalaman belajar yang meliputi aktualisasi potensi anak didik dalam
pengalaman di luar amupun di dalam kepemimpinan dan kemampuan lain yang
sekolah.pendapat musgave ini seirama dengan dikehendaki. Dengan demikian dalam teori ini
pendapat romine Stephen yang mengatakan pendidik/guru harus jeli, telaten, konsisten
bahwa kurikulum menyakup segala materi (istiqamah), luwes, dan cermat dalam mengamati
pelajaran, aktivitas dan pengalaman anak didik, apa yang menjadi kebutuhan anak didik, menguji
dimana ia berada dalam control lembaga dan mengevaluasi kepampuankemampuannya
pendidikan, baik yang terjadi di luar maupun dalam tataran praktis dan realistis. Hasil evaluasi
yang di dalam kelas. menjadi acuan untuk menentukan pola dan strategi
pembelajaran ke depan. Dengan kata lain guru
c. Pendidik harus mempunyai kreatifitas dalam mengelola
Guru menurut pandangan filsafat peserta didik, kreatifitas itu akan berkembang dan
progresivisme adalah sebagai penasihat, berfariasi sebanyak fariasi peserta didik yang ia
pembimbing, pengarah dan bukan sebagai orang hadapi.
pemegang otoritas penuh yang dapat berbuat apa
saja (otoriter) terhadap muridnya. Sebagai d. Peserta Didik
pembimbing karena guru mempunyai Teori progresivisme menempatkan pesrta
pengetahuan dan pengalaman yang banyak di didik pada posisi sentral dalam melakukan
bidang anak didik maka secara otomatis pembelajaran. karena murid mempunyai
semestinya ia akan menjadi penasihat ketika anak kecenderungan alamiah untuk belajar dan
didik mengalami jalan buntu dalam memecahkan menemukan sesuatu tentang dunia di sekitarnya
persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu peran dan juga memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu
utama pendidik adalah membantu peserta didik yang harus terpenuhi dalam kehidupannya.
atau murid bagaimana mereka harus belajar Kecenderungan dan kebutuhan tersebut akan
dengan diri mereka sendiri, sehingga peserta memberikan kepada murid suatu minat yang jelas
didik akan berkembang menjadi orang dewasa dalam mempelajari berbagai persoalan. Anak
yang mandiri dalam suatu lingkungannya yang didik adalah makhluk yang mempunyai kelebihan
berubah. dibanding dengan makhluk-makhluk lain karena
Menurut John Dewey, guru harus peserta didik mempunyai potensi kecerdasan yang
mengetahui ke arah mana anak akan berkembang, merupakan salah satu kelebihannya. Oleh karena
karena anak hidup dalam lingkungan yang itu, setiap murid mempunyai potensi kemampuan
senantiasa terjadi proses interaksi dalam sebuah sebagai bekal untuk menghadapi dan memecahkan
situasi yang silih berganti dan sustainable permasalahan-permasalahannya. Tugas guru
(berkelanjutan). Prinsip keberlanjutan dalam adalah meningkatkan kecerdasan potensial yang
penerapannya berarti bahwa masa depan harus telah dimiliki sejak lahir oleh setiap murid
selalu diperhitungkan di setiap tahapan dalam menjadi kecerdasan realitas dalam lapangan
proses pendidikan. Guru harus mampu pendidikan untuk dapat merespon segala
menciptakan suasana kondusif di kelas dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Dan
cara membangungun kesadaran bersama setiap pandangan progresivisme mengenai belajar
individu di kelas tersebut akan tujuan bersama bertumpu pada pandamgan mengenai anak didik
sesuai dengan tanggungjawab masing-masing sebagai mahluk yang mempunyai kelebihan
dalam konteks pembelajaran di kelas, serta dibandingkan mahluk lain (Imam, 1994).
konsisten pada tujuan tersebut (Muis, 2004). Secara institusional sekolah harus
Teori progresivisme ingin mengatakan memelihara dan manjamin kebebasan berpikir dan
bahwa tugas pendidik sebagai pembimbing berkreasi kepada para murid, sehingga mereka
aktivitas anak didik dan berusaha memberikan memilki kemandirian dan aktualisasi diri, namun
kemungkinan lingkungan terbaik untuk belajar. pendidik tetap berkewajiban mengawasi dan
Sebagai Pembimbing ia tidak boleh menonjolkan mengontrol mereka guna meluruskan kesalahan
diri, ia harus bersikap demokratis dan yang dihadapi murid khusunya dalam segi
memperhatikan hak-hak alamiah peserta didik metodologi berpikir. Dengan demikian prasyarat
secara keseluruhan. Pendekatan yang digunakan yang harus dilakukan oleh peserta didik adalah
adalah pendekatan psikologis dengan keyakinan sikap aktif, dan kreatif, bukan hanya menunggu
bahwa memberi motivasi lebih penting dari pada seorang guru mengisi dan mentransfer ilmunya
hanya memberi informasi. Pendidik atau guru dan kepada mereka. Murid tidak boleh ibarat “botol
kosong” yang akan berisi ketika diisi oleh liberal berarti fleksibel, berani toleran dan
penggunanya. Jika demikian yang terjadi maka transparan.
proses belajar mengajar hanyalah berwujud
transfer of knowledge dari seorang guru kepada METODE PENELITIAN
murid, dan ini tidak akan mencerdasakan
sehingga dapat dibilang tujuan pendidikan gagal. A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI
e. Teknik dan Pandangan Belajar 1 NA.IX-X KABUPATEN LABUHAN BATU
Menurut teori pendidikan progresivisme UTARA..Pada tanggal 25 September 2019.
adalah mengajarkan cara belajar yang tepat,
sehingga seorang dapat belajar setiap saat dari B. Populasi Dan Sampel
realitas secara mandiri, baik di dalam maupun di Dalam penelitian ini, saya mengambil data
luar sekolah, pada saat, sedang, ataupun setelah dari guru mata pelajaran di sekolah. Dari beliau
menyelesaikan pendidikan formal. Dengan cara penulis mendapat penjelasan mengenai Aplikasi
demikian sekolah akan melahirkan individu- aliran filsafat progresivisme di lingkungan
individu yang cerdas, kreatif, dan inovatif yang sekolah. Penulis menggunakan metode wawancara
pada akhirnya dapat melakukan transformasi dan angket.
budaya positif kearah yang lebih baik dari
masyarakat yang progresif. C. Metode Pengumpulan Data
Data yang kami gunakan dalam penelitian
f. Model Pendidikan ini adalah data primer. Yaitu data yang didapat
Paradigma progresivisme dunia pendidikan langsung dari lapangan. Dalam penelitian ini data
di Indonesia sering kali mendapat kritikan dari primer didapat dengan cara observasi dan
berbagai pihak. Diantaranya, pendidikan di wawancara (intrview).
Indonesia belum menemukan sebuah paradigma 1. Interview
dan patokan yang subtansial baik dalam tatanan Interview adalah wawancara atau dialog yang
teoritis filosofis maupun operasionalnya. dilakukan oleh peneliti dan subjek penelitian yang
Sehingga terkesan pendidikan hanya sebagai bersifat dua arah, adapun pertanyaan telah terlebih
ajang percobaan. dahulu disistematisasi sesuai dengan tema
Hal ini cukup kuat dijadikan alasan, karena penelitian, pertanyaan secara fleksibel dapat
penampilan pendidikan itu sendiri masih abstrak berubah sesuai dengan arah pembicaraan agar
dan masih belum menyentuh realitas budaya tidak menimbulkan kecanggungan subjek kajian.
Indonesia. Dalam konteks pendidikan modern 2. Observasi
saat ini yang lebih mengedepankan corak Observasi adalah teknik penelitian dengan
pemikiran rasionalis dan empirik, berkembang melakukan pengamatan subjek kajian secara
berbagai konsepi atau teori pendidikan seperti langsung turun kelapangan, untuk mengkaji
misalnya. nativisme, empirisme dan subjek kajian dengan menelaah perilaku dan
konverguensi.disamping itu pula, muncul aliran interaksi subjek kajian secara spontan dan
progresifisme, essensialisme, perenialisme, dan alamiah. Teknik ini menggunakan
rekonstruksionisme. verstehen (pemahaman) secara mendalam
Dalam konsepsinya, peserta didik diberi terhadap subjek kajian, melalui inilah peneliti
kebebasan baik fisiknya maupun cara berfikirnya, berusaha menjelaskan realitas dengan berusaha
supaya dapat mengembangkan bakat dan memperkecil atau bahkan menghilangkan
kemampuan yang terpendam dalam dirinya, tanpa subjektifitas peneliti.
terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang
lain. Jadi, progresivisme tidak menyutujui D. Instrumen Penelitian
pendidikan yang otoriter, sebab pendidikan yang Penelitian ini menggunakan metode
demikian itu akan mematikan daya kreasi baik lapangan melalui wawancara dan pengamatan dan
secara fisik mapupun psikis peserta didik melihat terjadinya proses penerapan aliran filsafat
(Barnadib,1987). Hal ini tak lepas dari peran John dalam pembelajarani. Adapun instrumen yang
Dewey seorang tokoh progresivisme, dimana digunakan adalah
alirannya ini sangat berpengaruh dalam setiap 1. Pertanyaan wawancara
pembaharuan pendidikan. Dan dengan 2. Observasi langsung di lapangan
pandangannya, progresivisme dianggap sebagai
the liberal road to culture dalam artian bahwa
E. Analisis Data pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan-
Analisis yang kami pakai dalam perubahan yang menjadi kencenderungan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif suatu masyarakat (Muhmidayeli, 2012:156).
(penggambaran), karena data yang kami Dalam konteks ini, pendidikan harus lebih
kumpulkan untuk mengkaji data bersifat dipusatkan pada peserta didik, dibandingkan
kualitatif. Dimana hasil tersebut merupakan hasil berpusat pada pendidik maupun bahan ajar.
dari interview atau wawancara secara langsung Karena peserta didik merupakan subjek belajar
terhadap objek penelitian yang dilakukakan yang dituntut untuk mampu menghadapi berbagai
secara sistematis. persoalan kehidupan di masa mendatang. Oleh
karena itu, menurut Ahmad Ma’ruf (2012) ada
PEMBAHASAN beberapa prinsip pendidikan yang ditekankan
dalam aliran progresivisme, di antaranya:
1. Guru berpendapat bahwa pendidikan sangat a. Proses pendidikan berawal dan berakhir pada
penting, karena merubah pribadi seseorang anak.
menjadi pribadi yang lebih baik, mengubah b. Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
karakternya sikap menjadi lebih baik dan c. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
bermanfaat bagi kehidupan yang sekarang pembimbing atau pengarah.
maupun kehidupannya di masa yang akan d. Sekolah harus kooperatif dan demokratis.
datang. e. Aktifitas lebih fokus pada pemecahan masalah,
2. Menurut guru pendidik hanyalah sebagai buka untuk pengajaraan materi kajian.
fasilitator yang membina anak dan Bila dikaitkan dengan pendidikan di
mengarahkan anak untuk mencari kebenaran Indonesia saat ini, maka progresivisme memiliki
di dalam suatu ilmu pengetahuan. Jadi guru andil yang cukup besar, terutama dalam
berpendapat bahwasanya tugasnya hanya pemahaman dan pelaksanaan pendidikan yang
membuat bagaimana peserta didik sesungguhnya. Di mana pendidikan sudah
mendapatkan ilmu pengetahuan dari potensi seharusnya diselenggarakan dengan
yang ada di dalam dirinya sendiri, sehingga ia memperhatikan berbagai kemampuan yang
dapat berkembang secara mandiri. dimiliki oleh peserta didik, serta berupaya untuk
3. Guru tidak sependapat dengan pendapat yang mempersiapkan peserta didik supaya mampu
mengatakan bahwa siswa sebagai objek. menghadapi dan menyelesaikan setiap persoalan
karena siswa juga berperan sebagai subjek yang dihadapi di lingkungan sosialnya.
dalam pembelajaran.Siswa seharusnya bisa
menggali potensi dirinya dengan baik dengan PENUTUP
cara menemukan hal-hal terbaru di dalam
dunia ilmu pengetahuan yang diinformasikan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
oleh guru. Kemudian seharusnya siswa bisa penelitian yang dilaksanakan di atas, maka dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk ditarik kesimpulan sebagai berikut, (1) guru sudah
kemajuan yang lebih baik. memandang dunia pendidikan sejalan dengan
4. Strategi yang digunakan guru adalah aliran filsafat progresivisme. Karena Guru
pembelajaran secara mandiri pembelajaran. berpandangan bahwa pendidikan itu sangat
Siswa diharapkan bisa belajar mencari penting karena bisa mengubah seseorang menjadi
informasi dengan menggali informasi awal seseorang yang lebih baik; (2) guru menyadari
yang diberikan oleh guru.Kemudian guru perannya hanya sebagai mediator bagi peserta
hanya bertugas mengawasi dan memonitor didik, karena ilmu pengetahuan sudah seharusnya
bagaimana siswa menggali informasi digali sesuai dengan potensi peserta didik masing-
informasi tersebut. Penemuan yang didapatkan masing. Hal ini sudah sejalan dengan aliran
oleh siswa akan mendapatkan penjelasan oleh filsafat progresivisme; (3) guru memandang
guru sehingga murid atau peserta didik bisa peserta didik bukan sebagai objek tetapi juga
lebih memahami penemuan yang mereka sebagai of subject karena sebagai peserta didik
temukan. harus menyadari potensi apa yang ia miliki.
Hasil wawancara sesuai dengan prinsip Sehingga Ia memiliki kemauan untuk menggali
dalam progressivisme yaitu progresivisme informasi dengan menggali potensi yang ia miliki.
memandang pendidikan sebagai suatu proses Ilmu pengetahuan lebih banyak didapat dari dalam
perkembangan, sehingga seorang pendidik harus dirinya sendiri dan guru hanya bertugas untuk
selalu siap untuk memodifikasi berbagai metode mengawasi dan memberikan arahan. hal ini sudah
dan strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu sependapat dengan aliran filsafat progresivisme;
dan (4) strategi yang dilakukan oleh guru sudah
sejalan dengan apa yang diinginkan oleh aliran
progresivisme. Karena menjalankan proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran
mandiri berorientasi pada potensi diri anak.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
di atas maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut, (1) disarankan kepada guru
untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana di
sekolah untuk meningkatkan pendidikan yang
berkualitas demi menunjang kegiatan siswa
dalam menggali potensinya; dan (2) disarankan
guru agar dapat menciptakan strategi
pembelajaran yang bervariasi, agar siswa lebih
berpotensi lagi dalam menggali ilmu
pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Nur Ahmad Fadhil. 2001. Pengantar


Filsafat Umum. Medan: IAIN Press.
Soemargono, Soejono. 2007. Pengantar Filsafat.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Suriasumantri, Jujun S. 2016. Filsafat Ilmu:
Suatu Pengantar Populer. Jakarta: Sinar
Harapan.

You might also like