You are on page 1of 27

ANALISIS BURNOUT DALAM MANAJEMEN DIRI DAN SOCIAL

SUPPORT PADA ANGGOTA BEM FK UNS KABINET LEADER

Anindya Ayu Carissa P, Annisa Choirunascha A, Ayunda Bening P, Azizah


Nur Aini Q, Nugraha Arif Karyanta
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sebelas Maret Surakarta
E-mail: anindyaayu1412@student.uns.ac.id

Abstract
The impact of the diversity of dynamics of social and political events that occur affects changes in
college organizations. One of the bad effects of the dynamics of this change is the emergence of
burnout which can affect the course of student organizations or individual psychological health.
Efforts to avoid bad influences on student organizations are to develop self-management and build
good social support. We conducted this research with the aim of identifying burnout conditions
related to self-management and social support for members of the BEM FK UNS Leader Cabinet.
This study used a cluster proportional random sampling technique in the sampling process which
resulted in 1 person per Ministry of Coordination with a total sample of 4 members from a total of
93 members of the BEM FK UNS Leader Cabinet. This research is a qualitative research that uses
a narrative approach with data collection methods, namely interviews with 18 question items.
Based on the results of the research we have done, members of the BEM FK UNS Leader Cabinet
experienced burnout in their working period but could overcome it with good self-management
and getting social support from their environment.

Keyword: college organization, burnout, self management, social support

Abstrak
Dampak keberagaman dinamika peristiwa sosial dan politik yang terjadi mempengaruhi perubahan
pada organisasi kemahasiswaan. Salah satu dampak buruk dari dinamika perubahan ini adalah
munculnya burnout yang bisa mempengaruhi keberjalanan organisasi kemahasiswaan atau
kesehatan psikologis individu tersebut. Upaya untuk menghindari pengaruh buruk pada organisasi
kemahasiswaan ini adalah dengan mengembangkan manajemen diri dan membangun dukungan
sosial yang baik. Penelitian ini kami lakukan dengan tujuan mengidentifikasi kondisi burnout yang
berkaitan dengan manajemen diri dan social support pada anggota BEM FK UNS Kabinet Leader.
Penelitian ini menggunakan teknik cluster proportional random sampling dalam proses
pengambilan sampel yang menghasilkan 1 orang per kemenkoan dengan jumlah total sampel
sebanyak 4 orang anggota dari total keseluruhan anggota BEM FK UNS kabinet Leader sebanyak
93 anggota. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan naratif
dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara sebanyak 18 aitem pertanyaan. Berdasarkan
hasil penelitian yang sudah kami lakukan, anggota BEM FK UNS Kabinet Leader mengalami
burnout dalam periode kerjanya namun bisa mengatasinya dengan manajemen diri yang cukup
baik dan mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya.

Kata kunci: organisasi mahasiswa, burnout, manajemen diri, dukungan sosial

1
performa kinerja yang baik, dan
Pendahuluan
seterusnya. Selain melakukan aksi
Banyak perubahan yang telah lapangan, aksi kreatif seperti
terjadi pada organisasi penggunaan sosial media sebagai
kemahasiswaan dari waktu ke waktu. sarana menjadi tuntutan lain bagi
Perubahan ini merupakan sebagian organisasi kemahasiswaan saat ini
dari dampak keberagaman dinamika (Indra, 2015).
peristiwa sosial dan politik yang Organisasi kemahasiswaan
terjadi (Anwar, 1982). Keadaan ini akan dapat memuaskan ketentuan ini
menuntut organisasi kemahasiswaan jika mereka dapat memastikan fungsi
untuk menjadi lebih fleksibel dan normal organisasi secara efektif,
proaktif dalam menyikapi berinovasi, dan mengembangkan
permasalahan tersebut, tak hanya di sumber daya mahasiswanya dengan
tingkat pemerintahan namun internal manajemen yang baik.
di kampus dan di masyarakat. Pentingnya manajemen yang
Pengharapan yang diimbuhkan baik adalah untuk menghindari
pada organisasi kemahasiswaan saat dampak buruk yang mempengaruhi
ini memberikan dampak pada kinerja pada sumber daya manusia
berkembangnya strategi dan gaya dalam organisasi. Hal ini
yang diberlakukan pada organisasi dikarenakan keberhasilan dan
kemahasiswaan tersebut. Seperti keunggulan kompetitif suatu
lebih terlibat dalam pengabdian organisasi dipegang oleh peranan
kepada masyarakat, mengawasi serta penting dari sumber daya
menjalankan kebijakan dan program manusianya (Sugijono & Andrew
kampus, mewujudkan sumber daya Sikula, 2015). Salah satu dari
mahasiswa yang berdaya saing dampak buruk yang kerap tumbuh
tinggi, kreatif, proaktif, berorientasi pada sumber daya manusia dalam
pada solusi, berpikir ilmiah dan organisasi adalah burnout.
berkemampuan untuk menunjukkan

2
Burnout dapat disebabkan oleh Kurang mahirnya seorang individu
tingkat stres yang tidak tertangani dalam manajemen diri membuatnya
dengan baik dan menimbulkan gejala cenderung bekerja secara impulsif
seperti merasa kehilangan identitas dan tidak sistematis sehingga hasil
diri, kelelahan emosi, dan kerjanya tidak maksimal dan tidak
menurunnya performa kinerja. Jika tertangani dengan baik. Kemudian
burnout dibiarkan, maka pada faktor situasional, burnout
penumpukan masalah akan terjadi di dipengaruhi oleh social support.
organisasi tersebut. Semakin tinggi dukungan sosial
Masalah-masalahnya bisa seperti maka tingkat burnout yang dialami
peningkatan jumlah turnover, semakin kecil, begitupun sebaliknya.
penurunan keterlibatan dan kepuasan Adanya dukungan sosial membuat
kerja, hingga munculnya gejala seorang individu lebih tenang dan
psikologis seperti gangguan tidur, kuat dalam menghadapi stres akibat
depresi, kecemasan dan sebagainya tekanan kerja di sebarang masa yang
(Natsir et al., 2020). Dampak ini bisa menimbulkan gejala burnout.
membuat organisasi tidak efektif dan Anggota organisasi yang
bisa menjadi penyebab dalam berkompeten dalam memanajemen
gagalnya organisasi dalam mencapai dirinya akan jauh lebih mampu
visi, misi dan tujuannya. dalam memahami dirinya dan apa
Menurut penelitian Maslach, yang dibutuhkan oleh rekan
dkk. pada tahun 1997, munculnya kerjanya. Oleh karena itu, akan
burnout disebabkan oleh 2 faktor tercipta kondisi saling mendukung
yaitu faktor situasional dan faktor antar anggota organisasi atau
individu. Salah satu faktor individu tersedianya social support. Keadaan
yang terkait dengan burnout yakni yang seperti ini akan memicu
kapabilitas manajemen diri. efektivitas pada kinerja anggota
Manajemen diri sendiri maknanya organisasi dalam mencapai visi, misi
mampu menata waktu, mengevaluasi dan tujuannya (Harnida, 2015).
tindakannya dengan teratur dan Badan Eksekutif Mahasiswa
mengerjakan tugas dengan baik. Fakultas Kedokteran Universitas

3
Sebelas Maret Surakarta (BEM FK Selain itu, burnout yang
UNS) merupakan organisasi mungkin muncul di BEM FK UNS
kemahasiswaan pada tingkat dipengaruhi juga oleh social support
eksekutif yang merepresentasikan yang dimiliki oleh tiap anggota BEM
pemerintahan mahasiswa Fakultas FK UNS. Dikarenakan jam kerja
Kedokteran di Universitas Sebelas yang tak selalu sama di antara tiap
Maret Surakarta (UNS). BEM FK anggotanya, sulit bagi mereka untuk
UNS dipimpin oleh ketua yang membangun hubungan bermakna
dipilih melalui pemungutan suara antara anggota terutama yang tidak
oleh seluruh mahasiswa FK UNS saling mengenal karena berbeda
yang keberjalanan kerjanya dibantu kementerian. Dampaknya, ketika
oleh para menteri, sekretaris menteri, menemui permasalahan, dukungan
dan staf kementeriannya dengan total yang diterima dari teman untuk
92 anggota pengurus BEM FK UNS. menghadapi dan memberikan solusi
Banyak dan beratnya tugas di akan sangat minim. Kurangnya
BEM FK UNS menuntut anggotanya dukungan dari lingkungan sekitarnya
untuk memiliki kemampuan ini lah yang membuat anggota BEM
manajemen diri yang baik. Namun, FK UNS kesulitan dalam
selain bertanggung jawab dengan mengembangkan coping stres yang
keberjalanan BEM FK UNS, mereka efektif bagi dirinya dan akhirnya
juga harus memikirkan hal lain menimbulkan burnout.
seperti kuliah yang mana Meninjau permasalahan
mempengaruhi manajemen diri burnout pada BEM FK UNS dan
mereka. Ketika kemampuan faktor-faktor yang menjadi
manajemen diri ini kurang pengaruhnya seperti manajemen diri
mencukupi, hasil kerja anggota BEM dan social support, peneliti terdorong
FK UNS tidak akan maksimal dan untuk melakukan penelitian
kemungkinan akan menimbulkan mendalam mengenai hal tersebut.
stres yang kemudian bisa memicu Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
burnout. mengangkat fenomena burnout pada
BEM FK UNS untuk penelitian yang

4
berjudul: “Hubungan antara psikologis dan reaksi kerja tak
Manajemen Diri dan Social Support menguntungkan sehingga timbul rasa
dengan Tingkat Burnout pada kelelahan secara fisik, emosional,dan
Anggota BEM FK UNS Kabinet mental (Sujipto, 2001).
Leader.” Lee & Ashforth (1993)
mendefinisikan burnout ialah peran
Burnout
autonomi kerja, dukungan sosial,
Tidak bisa dipungkiri bahwa stres kerja, yang dampaknya pada
tuntutan kehidupan terkadang intensi pergantian karyawan.
membuat manusia merasa lelah Pendapat ini bertolak belakang
dengan apa yang ada. Menurut dengan Maslach yang menyebutkan
Kreitner & Kinicki (dalam Satriyo & bahwa burnout merupakan gejala
Survival,2014) burnout merupakan yang muncul secara langsung dan
salah satu hasil stres berdasar dapat dilihat, tetapi Lee & Ashforth
tinjauan psikologi. Penting melihat dari penyebab muncul
karenanya mengetahui burnout untuk hingga dampak kepada kualitas
kehidupan. hidup si penderita.Sedangkan Geurts,
Secara konseptual, burnout Schaufeli, & Jonge (1998)
hampir mirip dengan tekanan menggunakan teori perbandingan
pekerjaan biasa (Bakker & sosial Festinger dan pertukaran sosial
Demerouti,2001). Namun ternyata Adams.
hal ini berbeda sebab burnout Dapat diketahui bahwa
memberikan sebuah sindrom kepada banyak pandangan ahli yang melihat
fisik, emosi, dan sikap (Kyriacou & burnout dengan perspektif yang
Sutcliffe, 1978). Santrock (2002) berbeda. Para ahli menggunakan
menyebutkan burnout sebagai perspektifnya masing-masing untuk
perasaan putus asa dan tak berdaya memberikan definisi burnout
secara berturut-turut sehingga stres sehingga semua dapat digunakan
yang dirasakan berlarut-larut dan tergantung pada konteks penggunaan
mempengaruhi kinerja. Burnout masing-masing. Apabila ditarik
terjadi karena adanya perubahan sebuah kesimpulan, maka dapat

5
didefinisikan bahwa burnout Ini adalah respon dari
merupakan sebuah proses psikologis kelelahan emosi dimana individu
akibat tidak tertangani dengan baik ingin melepaskan diri dari
sebuah stres yang muncul sehingga pekerjaannya dan bersikap tidak
terjadi kelelahan emosi, peduli dengan apapun yang
depersonalisasi, penurunan kinerja, berhubungan dengan pekerjaan.
bahkan intensi keluar dari sebuah Bentuk dari sikap ini ialah antisosial,
pekerjaan. menjaga jarak, berpikir negatif,
Terdapat tiga aspek utama idealism, tidak peduli dengan sekitar,
dalam burnout menurut Maslach menolak, dan meremehkan orang
(dalam Laiter, M.P, & Maslach,1988; lain.
Laiter, M.P.,1992; Lee & Ashforth, 3. Berkurangnya pencapaian
1993; etc.) : personal
1. Kelelahan emosi Perasaan ini mengarah pada
Biasanya, individu yang kurangnya persepsi individu dalam
mengalami kelelahan emosi hal pengerjaan tugas. Biasanya
merasakan bahwa sumber daya individu merasa dirinya tak mampu
adaptifnya berkurang sehingga tidak memberikan yang terbaik seperti
mampu memberikan energi untuk yang dulu pernah dia berikan.
pekerjaannya. Perasaan frustasi, Kurangnya rasa puas terhadap diri
putus asa, ta berdaya, tertekan, apatis sendiri, pekerjaan, dan kehidupannya
terhadap pekerjaan adalah perasaan mengakibatkan individu tersebut
yang selalu mengiringi kelelahan justru tidak melakukan hal yang
emosi. Dampak dari kelelahan emosi bermanfaat. Ia cenderung
salah satunya yaitu mudah mengembangkan rasa bersalah
tersinggung dan mudah marah tanpa kepada orang lain.
sebuah alasan yang jelas dan logis. Ada pula sebuah konsep yang
Perasaan ini mengacu pada sumber membahas mengenai konstruk
daya emosional yang menipis. multidimensi yang dilihat dari gejala,
2. Depersonalisasi penyebab, hingga dampak burnout
yang dikenal dengan

6
Stress-Strain-Outcome Framework terjadinya burnout. Menurut
(SSO) menurut Koeska : Prihantoro (2014) usia tak terlalu
1. Stress mempengaruhi melainkan gender.
Stres diartikan sebagai Perempuan dirasa akan lebih banyak
stimulus pengganggu yang diterima yang mengalami burnout karena
dari lingkungan dan akan tuntutan gender yang ada ditambah
menyebabkan sebuah masalah. dengan tugas dan kewajiban yang ia
Stimulus penyebab stres seperti miliki.
konflik peran, birokrasi yang tidak 2. Tuntutan kerja
fleksibel, kurangnya komunikasi, Hal ini dipengaruhi oleh
beban kerja, dan lain-lain beban kerja, durasi pekerjaan,
2. Strain pekerjaan rentan stres, lingkungan
Strain ialah sebuah dampak kerja, dan budaya organisasi.
dari stres yang muncul dalam bentuk 3. Afeksi
gangguan konsentrasi, gangguan Seorang individu yang
fisik, gangguan psikis, dan gangguan afeksinya terpenuhi cenderung
emosi. Hal ini biasa terjadi karena rendah kemungkinan terkena
tekanan penuh dari lingkungan burnout. Hal ini akibat adanya rasa
3. Outcomes nyaman dalam mengerjakan tugas
Ini merupakan sebuah yang ada.
konsekuensi dari stres dan strain. 4. Kognisi
Contohnya seperti kepuasan kerja, Pikiran negatif mampu
intensi keluar, dan perubahan sikap memberi doktrin kepada tubuh
kepada klien. sehingga fisik pun ikut melemah.
Faktor yang dapat Ketika seseorang telah merasakan hal
mempengaruhi burnout menurut Lee tak berdaya, menyerah maka itulah
& Ashforth : tanda burnout mulai muncul.
1. Karakteristik demografi Faktor yang bertanggung
Tuntutan demografis terdiri dari usia, jawab atas munculnya burnout
jenis kelamin, status perkawinan, dan menurut Maslach & Leiter (1997)
ras yang dapat mempengaruhi

7
dalam The Truth about Burnout, berdampak pada fisik, mental, dan
yaitu: sosial. Individu biasanya merasakan
1. Work overload mudah sakit kepala, darah tinggi,
Bekerja secara berlebihan ketegangan otot, lelah kronis.
baik durasi maupun kualitas. Dampak untuk mentalnya ialah
2. Lack of control over sebuah cemas, depresi, sulit tidur,
Kurang kontrol diri atas meningkatnya alkohol, dan
pekerjaaan membuat individu rentan obat-obatan. Sedangkan dampak
stres yang berujung burnout untuk sosialnya yaitu hubungan
3. Insufficient reward keluarga dengan teman maupun
Kurangnya sebuah rekan kerja.
penghargaan di tempat kerja baik
dari rekan kerja maupun atasan akan Manajemen diri
memicu burnout. Palmar (1998) menjelaskan
4. Experiencing a breakdown in bahwa manajemen diri adalah sebuah
organization kemampuan individu untuk bersikap
Sebuah pengalaman negatif dan berperilaku asertif disertai
seperti adanya konflik menyebabkan manajemen waktu yang baik dan
pekerjaan tidak terselesaikan. kemampuan berhadapan dengan
5. Unfairness system stressor. Perilaku asertif mengacu
Sebuah sistem yang tidak adil ada kemampuan bertanggungjawab
dapat menjadi penyebab munculnya terhadap perbuatannya. Sedangkan
burnout. manajemen waktu berarti mengatur
6. Dealing with Conflicting dan memanfaatkan waktu dengan
values baik. Kemampuan menghadapi
Berhadapan konflik nilai stressor berarti kemampuan ketika
antar sesama karyawan ataupun stressor sewaktu-waktu datang dan
dengan atasan dapat memicu siap untuk menanggulangi
burnout. dampaknya.
Menurut Maslach & Leiter Menurut Cormier (1985;520)
(1997) menjelaskan bahwa burnout manajemen diri bukanlah sebuah

8
pendekatan deterministik yang tujuan. Sedangkan manajemen diri
menyingkirkan potensi konseli dalam sebagai keterampilan merupakan
membuat keputusan. Ini ialah proses kemampuan mengelola, mengatur,
yang menghasilkan perilaku, aspek mengontrol sumber daya yang
kognitif peranan penting, terutama dimiliki baik fisik, mental, waktu,
yang hendak dilakukan dengan cara dan lingkungan untuk memunculkan
belajar. perilaku mendukung tercapainya
Desmita (2007; 180) tujuan.
menjelaskan bahwa manajemen diri Ciri-ciri individu dengan
merupakan bimbingan struktur untuk perilaku manajemen diri yang baik
membantu anak mengorganisasi dan menurut Hackman, J.R. (1986)
memahami siapakah dirinya dalam bukunya Psychology of Self-
berdasarkan pandangan lain, Management :
pengalaman, dan budaya. Sedangkan 1. Individu bertanggung jawab
menurut Rahayu, D.I. (2003) terhadap pekerjaan
manajemen diri adalah kemampuan 2. Individu mengawasi
mengatur, mengelola, mengontrol kinerjanya secara konsisten,
diri dengan baik, baik secara fisik, kontinu, dan aktif.
emosi, maupun mental, dan juga 3. Individu memanajemen
pikiran guna pemenuhan kebutuhan, kinerjanya dan inisiatif dalam
waktu, dan pencapaian tujuan diri. perbaikan kesalahan
Berdasarkan dari pandangan 4. Individu melakukan
para ahli, maka dapat disimpulkan pekerjaan secara maksimal
bahwa manajemen diri dapat sebagai dan aktif mencari informasi
proses dan sebagai keterampilan. untuk meng-upgrade diri.
Manajemen diri sebagai proses 5. Individu inisiatif membantu
adalah tindakan khas individu untuk sekitar.
mencapai tujuannya dengan Menurut Palmar (1998)
merencanakan, mengorganisasikan, seseorang individu yang dapat
menganalisis, melakukan, memanajemen dirinya akan terhindar
mengawasi, dan berakhir mencapai dari stres dan rangkaian yang

9
mengikutinya seperti burnout, Seperti yang dipahami
perubahan mood, sulit tidur, dan seringkali stres muncul
sebagainya. Selain itu manajemen karena pengaruh eksternal,
diri akan membuat individu lebih maka hal inilah yang menjadi
bertanggung jawab, mampu kunci dalam manajemen diri.
mengambil keputusan dan
menentukan prioritas yang tepat, Social Support
beradaptasi dengan lingkungan, Menurut Cobb (1976) dalam
menumbuhkan sebuah motivasi dan Wilcox & Vernberg, 1985
meningkatkan kinerja serta prestasi menjelaskan bahwa social support
kerja (Ratih & Puspita,2013 ; Fryane adalah sumber informasi yang
& Geringer, 2000 ; Dumbo, 2004) mengarahkan subjek untuk percaya
Kemampuan manajemen diri bahwa ia dicintai, dipedulikan,
menurut Palmar,S. (1998) dalam dihargai, dan memiliki nilai serta
buku People and Self Management : memiliki jejaring komunikasi serta
1. Manajemen waktu kewajiban bersama. Sedangkan
Kunci dari manajemen waktu Caplan (1974) menjelaskan bahwa
ada 4 yaitu ialah memiliki tujuan social support digunakan untuk
yang jelas, perencanaan yang matang mengevaluasi diri sendiri dari
untuk kedepan, kemampuan lingkungan sosial yang dipercaya
memprioritaskan, dan fokus dengan sebagai sumber informasi, panduan
aksi mendelegasikan. kognitif, sumber daya nyata, dan
2. Perilaku asertif utama yang dibutuhkan di waktu
Perilaku ini menggarisbawahi tertentu.
untuk bertanggung jawab dengan Ada hal yang lebih penting
perbuatannya. Selain mampu daripada interaksi interpersonal yaitu
mengerti kebutuhannya, individu adalah bagaimana individu menilai
juga harus menghargai dan dukungan yang ada (Antonucci &
menghormati kebutuhan orang lain. Israel dalam Sarason, Shearin, dan
3. Manajemen stres Pierce, 1987). Menurut Johnson, D.
& Johnson, F. (2014) mendefinisikan

10
bahwa social support sebagai Manfaat dari social support
keberadaan yang diandalkan guna dalam kehidupan individu adalah
memberi bantuan, semangat, meningkatkan kesehatan, bahan
penerimaan, penerimaan dan evaluasi diri, penyedia bantuan yang
perhatian sehingga produktivitas, individu perlukan, meningkatkan
kesehatan fisik dan psikis, serta pengaruh psikologis, meningkatkan
coping stress. produktivitas, membangun
Dari banyak ahli dapat komunikasi yang baik.
disimpulkan bahwa social support Terdapat tiga aspek dalam
merupakan ketersediaan orang yang dukungan sosial menurut Cobb
dipercaya dan diandalkan untuk (dalam Wilcox & Vernberg, 1985) :
memberikan sebuah dukungan, 1. Konseling
semangat, bantuan, feedback, dan Dukungan ini berasal dari
perhatian sehingga individu tersebut orang lain dengan menonjolkan cara
merasa ternilai dan dipedulikan, pendengar yang baik. Selain itu
berharga, dan dicintai sehingga memberikan sebuah feedback baik
meningkatkan kesejahteraan hidup. saran maupun kritik yang
a. Sumber social support membangun. Dukungan ini berasal
Menurut Huyuh, Winefield, dari keluarga, pasangan, sahabat, dan
dan Xanthopoulou (2013) sumber tenaga profesional.
dari sosial support adalah keluarga 2. Active support
dan teman-teman. Selain itu rekan Dukungan ini memberikan
kerja juga dapat menjadi social sebuah rasa nyaman dan aman
support (Ganster dalam Aristiani, dengan bentuk perlindungan,
2015). Pada dasarnya social support penghargaan, dan kasih sayang.
berasal dari lingkungan keluarga, Dukungan ini dapat berasal dari
lingkungan sosial, lingkungan keluarga dan pasangan
pekerjaan, dan lingkungan 3. Penyedia barang dan jasa
profesional yang mendampingi Dukungan ini berupa pemberian
individu menghadapi masalahnya. sebuah barang berharga maupun
b. Manfaat social support barang yang dapat digunakan guna

11
menyelesaikan masalah dan jasa Penelitian ini adalah
untuk membantu penyelesaian. penelitian kualitatif dan peneliti akan
Contoh dari hal ini ialah menggunakan jenis penelitian
meminjamkan uang, membantu dengan metode fenomenologi.
mengerjakan tugas, dan lain-lain. Pendekatan fenomenologi berkaitan
Dukungan ini dapat berasal dari dengan penampakan objek,
rekan kerja. peristiwa, atau kondisi dalam
persepsi kita (Littlejohn & Foss,
Metode Penelitian 2005). Metode ini digunakan guna
menggambarkan fenomena hubungan
antara manajemen diri dan social
support dengan burnout pada
anggota BEM FK UNS kabinet
Leader.

Penelitian ini dilakukan


dengan melakukan wawancara
terhadap sampel yang dikehendaki
dalam rentang waktu 4 minggu dari
diberitahukannya penelitian ini
kepada subjek.
Populasi yang digunakan sehingga total sampel yang diambil
yaitu seluruh pengurus Badan dalam penelitian ini sebanyak 4
Eksekutif Mahasiswa Fakultas orang.
Kedokteran Universitas Sebelas Penelitian ini menggunakan
Maret Surakarta kabinet Leader teknik cluster proportional random
dengan jumlah total pengurus sampling dalam proses pengambilan
sebanyak 93 orang yang tersebar sampel. Peneliti menggunakan teknik
dalam 4 kemenkoan. Sedangkan ini berdasarkan pada kondisi internal
sampel yang digunakan dalam BEM FK UNS yang terbagi dalam 4
penelitian ini sebanyak 1 orang dari kemenkoan. Kemenkoan-kemenkoan
jumlah anggota per kemenkoan, tersebut memiliki tugas, fungsi, dan

12
tanggung jawabnya masing-masing nya melalui cerita-cerita yang
sehingga antar kemenkoan harus disampaikan individu dalam angket.
memiliki pemimpin dengan jumlah Dalam rancangan ini, responden
seimbang supaya sampel menjadi adalah pengurus BEM FK UNS
representatif terhadap populasi di kabinet Leader yang terpilih menjadi
BEM FK UNS kabinet Leader. sampel dari populasi yang ada.
Sampel diambil 1 orang per Seluruh responden dianggap sama
kemenkoan dengan jumlah total rata selama memenuhi persyaratan
sampel sebanyak 4 orang anggota tanpa adanya bias.
dari total keseluruhan anggota BEM Metode pengumpulan data
FK UNS kabinet Leader sebanyak 93 yang digunakan adalah wawancara.
anggota. Penelitian ini merupakan Wawancara adalah percakapan yang
penelitian kualitatif dengan dilakukan oleh dua pihak yaitu
menggunakan pendekatan naratif. pewawancara (interviewer) dan
Tujuan menggunakan pendekatan terwawancara (interviewee) dengan
kualitatif adalah agar peneliti dapat maksud tertentu. Pewawancara
menggambarkan realita empiris di dalam penelitian ini adalah peneliti
balik fenomena yang terjadi terkait sendiri dan terwawancara meliputi 1
dengan hubungan antara manajemen orang yang mewakili presidium, 1
diri dan social support dengan orang yang mewakili kemenkoan
tingkat burnout pada anggota BEM manajemen kabinet, 1 orang yang
FK UNS Kabinet Leader. Sedangkan mewakili kemenkoan
pendekatan naratif digunakan untuk kemahasiswaan, dan 1 orang yang
menunjukkan metode pengambilan mewakili kemenkoan luar negeri dan
data berupa wawancara kepada pergerakan.
responden dan mengetahui tingkat Pada penelitian ini digunakan
pengetahuan responden terkait pertanyaan wawancara dengan total
fenomena yang terjadi. Pendekatan 18 aitem pertanyaan untuk
naratif juga berfokus pada bagaimana mengungkapkan analisis burnout
individu memberikan makna dalam manajemen diri dan social
terhadap pengalaman-pengalaman

13
support pada anggota BEM FK UNS Dalam penyajian data,
Kabinet Leader. peneliti mengumpulkan
Metode analisis data dalam informasi-informasi yang
penelitian ini menggunakan teknik didapatkan selama proses
analisis naratif. Metode ini penelitian berlangsung yang
merupakan metode mengkaji narasi sudah melalui proses reduksi
yang dapat membantu peneliti untuk data. Peneliti akan mengerti
memahami, mengevaluasi dan apa yang akan terjadi dan
memaknai struktur narasi. Dalam dapat mengerjakan sesuatu
teknik analisis ini, terdapat empat pada analisis data ataupun
langkah analisis data yang berupa : langkah-langkah lain
a. Pengumpulan Data berdasarkan penelitian
Data yang dianalisis tersebut.
merupakan data yang d. Penarikan Simpulan
diperoleh melalui angket. Penarikan simpulan
Data-data tersebut berisi ini didapatkan setelah
tentang jawaban-jawaban dari melakukan verifikasi dengan
responden dalam bentuk esai cara melakukan peninjauan
b. Reduksi Data kembali agar memperoleh
Setelah melakukan pemahaman yang tepat. Hal
pengumpulan data, langkah ini dilakukan agar data yang
selanjutnya adalah reduksi diperoleh memiliki tingkat
data. Reduksi data adalah validitas yang kuat.
proses memilih hal-hal
pokok, menyederhanakan Hasil Penelitian
permasalahan dan
memfokuskannya pada
Deskripsi Hasil Temuan
hal-hal yang penting dan
BEM FK UNS adalah
dapat dikategorisasi sesuai
organisasi mahasiswa intra kampus
dengan fokus penelitian.
yang mana merupakan sebuah
c. Penyajian Data

14
lembaga eksekutif di tingkat fakultas. berlandaskan budaya nasional. 5)
Pada tahun 2022 ini Kabinet BEM Membentuk lingkungan BEM FK
FK UNS adalah Kabinet Leader. UNS yang religius. Budaya kerja
Pemilihan jabatan Presidium dan kabinet tahun ini ialah kewajiban
para menteri serta wakil menterinya religius, tepat waktu, legitimasi, jam
sejak bulan Januari akhir pada 2022. malam, dan no working romance.
Open recruitment staff dilakukan Berikut ialah organigram BEM FK
pada bulan Februari awal. Kabinet UNS Kabinet Leader :
Leader memiliki visi Mewujudkan
KBM FK UNS dengan sumber daya
berkapasitas LEADER dan
bereputasi internasional yang
berlandaskan pada nilai-nilai budaya
nasional ( L : Legitimacy, E :
Experience, A : Achievement /
Ability, D : Development / Delegate,
E : Empathy, R : Religious).
Sedangkan misinya yaitu 1)
Meningkatkan profesionalitas setiap
pengurus BEM FK UNS dalam
menjalankan program kerja berbasis
Deskripsi Analisis Data
referensi. 2) Mengoptimalkan peran
1. Profesionalitas Kerja
BEM FK UNS dalam menambah
Profesionalisme adalah
pengalaman melalui relasi,
tingkah laku, kepakaran atau kualitas
prestasi,nilai kepemimpinan, dan
diri seseorang yang profesional
kaderisasi KBM FK UNS. 3)
(Anita, 2013). Dapat diartikan pula
Membangun kepedulian KBM FK
kemampuan dan keterampilan
UNS terhadap lingkungan dan
seseorang dalam melakukan
masyarakat dengan dilandasi sikap
pekerjaan menurut bidang dan
empati. 4) Mendukung misi
tingkat masing-masing.
internasionalisasi FK UNS

15
Profesionalisme juga menyangkut c. Kemandirian
sebuah kewenangan dalam Hal ini berkaitan dengan
mengerjakan tugas atau mengambil keputusan yang dibuat sendiri tanpa
keputusan yang sesuai dan relevan tekanan pihak lain. Adanya campur
dengan keahlian, pengetahuan, dan tangan dari luar merupakan
kemampuan yang dimiliki. Mudlofir hambatan kemandirian secara
(2012) menjelaskan bahwa profesional.
profesional merupakan sebutan d. Keyakinan terhadap pekerja
kualitas sikap anggota suatu profesi Hal ini berkaitan dengan
dan derajat pengetahuan serta penilaian kepada pekerjaan yang
keahlian yang mereka miliki untuk dilakukan apakah sesuai atau tidak
tugasnya. Terdapat lima dimensi dan keberhakan penilaian dilakukan
profesionalisme yang dikenal oleh rekan sesaa pekerja bukan dari
dimensi profesional Hall, yaitu : pihak luar.
a. Pengabdian pada pekerjaan e. Hubungan dengan sesama
Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan
dedikasi yang berkesinambungan Hal ini berkaitan dengan
dengan pengetahuan dan kecakapan ikatan pekerjaan yang dianggap
yang dimiliki. Selain itu, keteguhan acuan termasuk pada organisasi
untuk konsisten dan tetap formal dan kelompok kolega
melaksanakan pekerjaan meskipun informal yang berguna untuk ide
imbalan ekstrinsik kurang juga utama dalam pelaksanaan tugas.
terlihat. Demikian dapat dilihat sikap
pencurahan diri yang total kepada Pada jurnal ini akan dibahas
sebuah pekerjaan. dan diteliti dimana menggunakan
b. Kewajiban sosial subjek dari populasi BEM FK UNS
Hal ini berkaitan dengan Kabinet Leader. Dari hasil
peranan profesi dan manfaat yang wawancara yang dilakukan,
diperoleh masyarakat maupun pada mendapatkan hasil sebagai berikut :
kalangan profesionalnya karena “Walaupun lelah tetap profesional
adanya tugas tersebut. sesuai dengan tupoksi dan ranah

16
kerjanya. Tetep harus dikerjakan, mengupayakan tetap tanggung jawab
jangan sampai cape dulu” (AFZ) dan profesional dengan tugas pokok
fungsi (tupoksi) mereka
“Usahain sebaik mungkin dan
masing-masing. Mereka
jangan sampai terganggu, ngasih tau
menunjukkan sebuah cara atau
rekan kerja minta pengertian kalo
pemecahan yang berbeda-beda dalam
lagi capek, kalau badmood karena
menangani hambatan internal
capek banget ambil 1 hari menjauh
maupun eksternal yang mereka
buat istirahat terus balik lagi” (PDP)
rasakan.
“Meskipun aku capek tp kalo itu 2. Hubungan Sosial
tugasku aku bakal kerjain, tp kalo Hubungan sosial diartikan
bukan kerjaku tp ada tanggung sebagai cara-cara individu bereaksi
jawab disitu, misal bukan kerjaanku terhadap orang-orang disekitarnya
tp ranahku buat ngekoordinasiin, aku dan bagaimana pengaruh hubungan
follow up terus aja si” (LNI) itu terhadap dirinya, termasuk juga
penyesuaian diri terhadap lingkungan
“Kalau aku sih bakal tetep
seperti makan dan minum sendiri,
profesional ya dalam bekerja. Jadi
berpakaian sendiri, bagaimana
aku ya bakal ngerjain tugas aku
mentaati peraturan-peraturan dan
selama itu gimana ya selama itu
perjanjian-perjanjian dalam
belum mepet deadline gitu lo. Jadi
kelompok atau organisasi dan
aku bakal ngerjain itu jauh jauh hari
sebagainya (Ali dan Asrori, 2005).
jadi aku bakal profesional dalam
Sedangkan menurut Sunarto dan
bekerja” (ASA)
Hartono (2002) menjelaskan bahwa
hubungan sosial merupakan
Berdasarkan subjek yang
hubungan antar manusia yang saling
kami wawancarai, menunjukkan
membutuhkan, dimana setiap
hasil bahwa semua subjek
individu berusaha menyesuaikan diri
menunjukkan sebuah profesionalitas
terhadap lingkungan kehidupan
dalam bekerja. Terlepas dari
sosial, bagaimana seharusnya
hambatan personal yang ada, mereka
seseorang hidup di dalam

17
kelompoknya, baik kelompok kecil membangun hubungan dengan orang
maupun kelompok masyarakat luas. lain secara efektif. Keterampilan
hubungan sosial akan memperkuat
Berdasarkan pengertian di
perilaku proaktif dalam masyarakat,
atas, dapat disimpulkan bahwa
profesional dan produktif dapat
hubungan sosial adalah cara-cara
memecahkan masalah dengan orang
individu bereaksi terhadap
lain, hidup bertanggung jawab dan
orang-orang di sekitarnya dan
disiplin.
bagaimana pengaruh terhadap
dirinya, dimana setiap individu pasti Hasil penelitian menunjukkan
berusaha menyesuaikan diri terhadap bahwa pengurus BEM FK UNS
lingkungan kehidupan sosial, baik Kabinet Leader memiliki hubungan
norma-norma kelompok, moral, yang baik antar sesama pengurus.
maupun tradisi. Meskipun didalamnya terdapat

Dukungan teman sebaya dinamika, namun sesama pengurus

merupakan peran teman yang seusia mampu mengatasi masalah hubungan

dengan remaja. Dukungan teman sosial dengan baik. Ketika terdapat

sebaya menurut Hurlock (2000) masalah pada rekan kerja, subjek

sangat penting bagi remaja karena mampu menjadi seorang teman

remaja memiliki keinginan untuk sebaya yang dapat diajak untuk

diterima dalam kelompoknya. Dalam berkeluh kesah. Tidak hanya itu,

kelompok yang lebih besar, adanya sesama pengurus juga saling

seorang pemimpin dan memberikan apresiasi ketika mereka

kepemimpinan merupakan proses telah menyelesaikan program kerja.

pembentukan, pemilihan, dan Subjek sering menerima dan

penyesuaian pribadi dan sosial. memberikan bantuan ketika

Seseorang yang memiliki mendapati pengurus lain yang

keterampilan hubungan sosial dapat membutuhkan bantuan.

membantu orang menjadi menarik,


“Selama jadi pengurus hubungan
mendapatkan pekerjaan yang
baik baik saja, walaupun memang ya
diinginkan, kemajuan karir dan
namanya dinamika asti ada kesal

18
dan sebelnya juga. Tapi kita pahami diri dari pemilihan kegiatan-kegiatan
lagi, ya emang itu dinamikanya, bermanfaat dan mengesampingkan
lebih ke memahami lagi” (AFZ) kegiatan yang kurang bermanfaat
supaya tidak menghabiskan waktu
“Pernah pas monev, saling ngasih
yang berguna. Organisatoris
kritik pendapat atau saran, nah terus
merupakan julukan untuk mahasiswa
ada apresiasi juga kaya “bagus
yang berperan aktif dan memiliki
banget”, “keren”, “semangat ya”.
peran atau tanggung jawab di dalam
(PDP)
organisasi tersebut (Ichwal, 2014).
“overall baik2 aja si, yaudah Tidak sedikit mahasiswa yang terlena
selayaknya sama temen gimana gitu” dengan kegiatan organisasinya
(LNI) hingga melupakan tujuan utamanya
memasuki bangku perkuliahan. Oleh
Jawaban dari para subjek
karena itu, mahasiswa yang
menunjukkan bahwa subjek mampu
mengikuti sebuah organisasi dalam
mengatasi masalah hubungan sosial
kuliahnya tentu harus mampu
dengan baik. Subjek dan pengurus
memanajemen waktu dengan baik
lainnya juga selalu memberikan
antara tugas-tugas kuliah dan
apresiasi dan saling bekerja sama
kegiatan dalam organisasinya
dengan cukup baik.
tersebut sehingga tujuan utamanya
3. Manajemen Waktu memasuki bangku perkuliahan tetap
Waktu merupakan sesuatu tercapai seiring dengan
yang berharga karena tidak akan pengembangan diri mereka di luar
dapat terulang kembali. Setiap akademik.
manusia memiliki jumlah waktu Menurut Hofer dkk
yang sama, namun banyak manusia (2007:17-28) terdapat tiga faktor
yang merasa kekurangan waktu, yang mempengaruhi manajemen
kehabisan waktu, bahkan tidak waktu seseorang, yaitu:
mempunyai waktu (Saragih, 2017). 1. Pengaturan diri (self-regulation),
Sedangkan menurut Taylor (2010) dengan adanya pengaturan diri,
manajemen waktu adalah pencapaian

19
seseorang dapat mengatur kegiatan dalam organisasi dan
waktunya dengan baik. tugas-tugas kuliah sebagaimana
2. Motivasi, seseorang yang mestinya. Salah satu hal yang
bermotivasi tinggi memiliki dilakukan subjek untuk
manajemen waktu yang tinggi. memanajemen waktu adalah dengan
Semakin tinggi motivasi internal membuat daftar kegiatan sehingga
seseorang, semakin tinggi akan terlihat mana kegiatan yang
manajemen waktunya. sekiranya lebih genting. Sedangkan
3. Tujuan, seseorang yang berusaha untuk mahasiswa yang masih kurang
mencapai tujuannya akan dapat mampu memanajemen waktu dengan
mengatur waktunya dengan baik. baik dikarenakan pribadinya yang
lebih mementingkan pekerjaan yang
Ketiga faktor tersebut sangat
melibatkan orang lain dibanding
efektif apabila diterapkan oleh
pekerjaan individu.
mahasiswa untuk memanajemen
waktunya antara urusan organisasi “Manajemen waktu sampai saat ini
dengan akademik supaya lebih masih baik. Kalau misalnya rapat
tertata. Madura (2007:419) membagi dari RHT maupun rapat kementerian
manajemen waktu menjadi lima sebetulnya sudah jadwal pasti
indikator, yaitu menyusun prioritas mingguan yang rutin. Itu di lock
dengan tepat, membuat jadwal, dulu, misal ada jadwal lain seperti
meminimalisasi gangguan, membuat responsi aku pasti harus sudah ada
tujuan-tujuan jangka pendek, dan persiapan, sehingga jangan sampai
mendelegasikan sebagian pekerjaan. ganggu agenda rapat rutin tadi”
Hasil penelitian menunjukkan (AFZ)
bahwa pengurus BEM FK UNS
“Bisa meskipun belum baik banget,
Kabinet Leader ada yang telah
bikin list kegiatan dan deadline nya,
mampu untuk memanajemen waktu
misal tugas-tugas, rapat, kuliah, dan
dengan baik, namun masih ada juga
lain lain kapan aja terus bikin
yang kurang bisa untuk
reminder biar ga lupa dan bisa
memanajemen waktunya. Subjek
meminimalisir hal dadakan” (LNI)
dapat menyeimbangkan antara

20
“Okee kalau selama ini aku lingkungannya dapat menimbulkan
memanajemen waktu dengan baik ya, stres. Stres sendiri merupakan
kalau misal ada tugas aku bakal kondisi dimana tuntutan lingkungan
ngerjain jauh jauh hari terus kalau melebihi kapasitas kemampuan
ada tugas terus benturan sama seseorang untuk memenuhi tuntutan
proker terus yauda aku bakal tersebut (Fakhri & Nurdin, 2020).
ngerjain tugas aku dulu terus aku Sumber stres dibagi menjadi 3 jenis
bakal nyelesain proker aku juga. yaitu, fisik seperti kecelakaan atau
Jadi tetep tertata gitu dan ga kebisingan; biologis seperti penyakit
ninggalin salah satunya.” (ASA) atau rasa lapar; dan psikologis seperti
agresi atau kegagalan (Jose
“Kayanya kurang, karena lebih
Widyazali, 2022). Stres dinilai bisa
mementingkan pekerjaan yang sama
menimbulkan masalah seperti
orang lain, sedangkan pekerjaan
kelelahan, gangguan tidur,
pribadi suka keteteran karena lebih
kecemasan, depresi hingga perilaku
sibuk ke kerjaan yang melibatkan
maladaptif lainnya (Kasim, Murdiana
orang banyak.” (PDP)
& Fakhri, 2018). Jika sudah pada
Jawaban dari para subjek level tertentu, stres bisa menjadi
menunjukkan bahwa masih terdapat alarm reaction atau sinyal bagi
individu yang kurang bisa individu untuk mengembangkan cara
memanajemen waktu dengan baik. mengeluarkan dirinya dari masalah
Namun sebagian besar telah mampu yang dihadapi. Cara ini lah yang
untuk menyeimbangkan kegiatan disebut coping mechanism.
organisasi dan urusan akademik
Coping mechanism
dengan baik. Subjek juga telah
digambarkan sebagai tindakan yang
memiliki cara-cara tersendiri supaya
dilakukan untuk mengurangi emosi
kegiatannya lebih tertata dan tidak
yang tidak diinginkan bervariasi
keteteran.
antar individu dan tergantung pada
4. Coping Stress
situasi yang dihadapi (Jose
Terhambatnya penyesuaian
Widyazali, 2022). Dalam Health
diri seorang individu pada

21
Theory of Coping oleh Stallman “Jadi kalau aku lagi cape itu
(2020), coping mechanism bisa biasanya aku tu kaya diem, males
berbentuk self-soothing buat ngapa-ngapain gitu kan terus
(menenangkan diri), relaxing or itu aku bakal istirahat sejenak, ngga
distracting activities (Distraction ngapa-ngapain dan pergi dari
mengganti atensi sejenak ke hal yang masalah-masalah yg ada gitu, terus
lain), social support, dan baru aku lanjutin kerjaan-kerjaan
professional support. aku gitu.” (ASA)

Berdasarkan hasil “…. kalo semisal lagi capek gitu


pengumpulan data dari para subjek terus biasanya aku berhenti bentar,
atau pengurus BEM FK UNS kabinet habis itu biasanya aku ngelist
leader, terdapat berbagai cara untuk semuanya dulu.” (LNI)
mengurangi stres yang mereka
“Biasanya kalau udah bener bener
hadapi. Beberapa subjek memilih
cape banget, mengurangi interaksi
untuk mengambil waktu libur untuk
dan fokus kepada diri sendiri
beristirahat atau refreshing dengan
dulu…..kalau terlalu kompleks
menggunakan sosial medianya.
diobrolin bareng-bareng.” (AFZ)
Subjek lain juga memilih untuk
berhenti sejenak dari tugas-tugasnya Jawaban para subjek
sambil menata kembali keperluan menunjukkan bahwa di tengah rasa
yang harus mereka lakukan atau stres yang mereka alami, mereka
meluapkan rasa stresnya dengan masih bisa menerapkan coping stress
berbincang bersama rekan mereka. mechanism masing-masing. Ada
yang mengambil hari libur untuk
“Kalau memungkinkan ambil 1 hari
menenangkan diri, mengalihkan
istirahat akan kuambil, tapi kalau
atensi ke hal lain sejenak, dan ada
gaada kesempatan karena padatnya
yang memanfaatkan social
kerjaan aku refreshing sebentar bisa
supportnya.
nonton youtube, liat tiktok, atau
ngobrol sama temen-temenku.” Kesimpulan
(PDP)

22
BEM FK UNS merupakan sebuah membantu satu sama lain. Tema
organisasi kemahasiswaan bersifat ketiga adalah manajemen waktu.
eksekutif di Fakultas Kedokteran Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Universitas Sebelas Maret Surakarta. sebagian besar pengurus BEM FK
Organisasi ini memiliki 4 kemenkoan UNS Kabinet Leader telah mampu
yang didalamnya tersebar 12 untuk memanajemen waktu dengan
kementerian. Penelitian kami baik. Subjek dapat menjalankan
mengambil 4 subjek dari kegiatan organisasi dengan baik,
masing-masing kemenkoan yang tanpa meninggalkan tujuan awal
kami wawancarai sesuai jadwal mereka di bagian akademik.
kesepakatan masing-masing. Sedangkan untuk tema yang terakhir
Berdasarkan hasil wawancara, kami yaitu coping stress. Subjek
mendapatkan 4 tema besar yang menunjukkan dapat menerapkan
kemudian kami analisis dengan satu coping stress mechanism
tema mencakup kesimpulan dari 4 masing-masing. Terdapat subjek
subjek. yang memilih mengambil hari libur
untuk menenangkan diri,
Tema pertama yaitu profesionalitas
mengalihkan atensi ke hal lain
kerja. Hasil menunjukkan bahwa
sejenak, pun ada yang memanfaatkan
seluruh subjek memiliki
social supportnya.
profesionalitas kerja yang baik.
Mereka tetap bertanggung jawab Dapat disimpulkan bahwa sebagian
terhadap amanah yang dipegang di besar pengurus BEM FK UNS
organisasi ini, terlepas dari masalah Kabinet Leader telah mampu untuk
lain yang sedang menimpa mereka. memanajemen diri dengan baik.
Tema kedua yaitu hubungan sosial. Mereka dapat menjalankan kegiatan
Kondisi kekeluargaan antar anggota organisasi dengan optimal tanpa
BEM FK UNS Kabinet Leader dapat meninggalkan urusan akademik
dikatakan baik jika disimpulkan dari mereka. Sebagian besar pengurus
jawaban subjek. Mereka saling juga dapat mengatasi stressor mereka
memberi apresiasi dan saling dengan masing-masing caranya.

23
Selain itu, hubungan sosial yang erat
antar pengurus juga sangat
membantu ketika terdapat anggota
lain yang mengalami sebuah
masalah. Hal tersebut mengakibatkan
pengurus BEM FK UNS Kabinet
Leader tidak mengalami burnout
sepanjang kepengurusan.

Saran

1. Masih memerlukan penelitian


lebih lanjut lebih lanjut
terkait burnout dalam
manajemen diri dan social
support pada BEM FK UNS
Kabinet Leader.
2. Alangkah lebih baik apabila
sampel penelitian
berdasarkan pada cluster
kementerian sehingga
jawaban lebih
menggambarkan kondisi
sebagian besar populasi
3. Dapat dilakukan probing
pertanyaan mendalam
sehingga jawaban lebih
dalam da

24
DAFTAR PUSTAKA Anwar, Yozar. (1982). Protes Kaum
Muda!. Jakarta: PT Variasi
Adawiyah, R.A.R. (2013).
Jaya.
Kecerdasan Emosional,
Dukungan Sosial dan Fakhri, N., & Nurdin, M. N. H.
Kecenderungan Burnout. (2020). PKM Coping Stress
Persona, Jurnal Psikologi Pada Mahasiswa. 22(2),
Indonesia, 2(2) pp:99-107 206–211.

Harnida, H. (2015). Hubungan


Ali, & Asrori, M. (2005). Psikolog
Efikasi Diri Dan Dukungan
Remaja Perkembangan
Sosial Dengan Burnout Pada
Peserta Didik. Jakarta: PT.
Perawat. Persona:Jurnal
Bumi Aksara
Psikologi Indonesia, 4(1).
https://doi.org/10.30996/pers
Andromeda, N. & Kristanti, E. P.
ona.v4i1.487
(2017). Hubungan antara
Loneliness dan Perceived
Hasbiansyah, O. (2005). Pendekatan
Social Suport dan Intensitas
Fenomenologi: Pengantar
Penggunaan Social Media
Praktik Penelitian dalam Ilmu
pada Manusia. Psikovidya :
Sosial dan Komunikasi.
Universitas Wisnuwardhana
MediaTor 9(1) , pp 163-180
Malang , 21(2)
https://doi.org/10.37303/psik Hosidin. (2019). Profesionalitas dan
ovidya.v21i2.84 Pengawasan dalam
Mempengaruhi Kinerja
Asim, T.M. (2016). Pengaruh Pegawai Dinas Pendidikan
Bimbingan Manajemen Diri dan Kebudayaan Kabupaten
dalam Meningkatkan Musi Banyuasin.. Jurnal
Kedisiplinan Belajar Siswa. Geoment Global 4(1) pp
Journal of EST, 2(2) pp: 43-52
105-112

25
Hurlock, E. B. (2000). Psikologi Latifa, Beatrik. (2018). Hubungan
Perkembangan: Suatu Antara Manajemen Waktu
Pendekatan Sepanjang dan Keaktifan dalam
Rentang Kehidupan. Organisasi Kemahasiswaan
Terjemahan. (5th ed.). dengan Prestasi Belajar
Jakarta: Erlangga. Pengurus Badan Eksekutif
Mahasiswa Rumpun Teknik
Indra, R. (2015). Dinamika Gerakan
Elektro Fakultas Teknik
Mahasiswa FISIP Unair
Universitas Negeri Jakarta.
Airlangga menurut Aktivis
Skripsi: Universitas Negeri
Mahasiswa Dalam Perspektif
Jakarta. Jakarta.
Konstruksi Sosial.
Proceedings of the National Maslach, C., & Jackson, S.E. (1981).
Academy of Sciences, 3(1), The measurement of
1–15. experienced burnout. Jurnal
http://dx.doi.org/10.1016/j.bp of Occupational Behavior, 2
j.2015.06.056%0Ahttps://aca 2, 99-113.doi.
demic.oup.com/bioinformatic 10.1002/job.4030020205
s/article-abstract/34/13/2201/
Mufidah, Faradila Azka. (2019).
4852827%0Ainternal-pdf://se
Manajemen Waktu pada
misupervised-3254828305/se
Mahasiswa Aktivis
misupervised.ppt%0Ahttp://d
Organisasi. Skripsi:
x.doi.org/10.1016/j.str.2013.0
Universitas Muhammadiyah
2.005%0Ahttp://dx.doi.org/1
Surakarta. Surakarta
0.1016/j.ceb

Maslach, C. and Leiter, M.P. (1997)


Jose Widyazali. (2022). Dampak
The Truth about Burnout:
Penggunaan Coping
How Organizations Cause
Strategies dalam
Personal Stress and What to
Menghadapi Distress :
Do about It. Jossey-Bass, San
Scoping Review. Syntax
Francisco, CA.
Literate, 7(4), 3483–3489.

26
Natsir, M., Hartiti, T., & Sulisno. Sugijono, & Andrew Sikula. (2015).
(2020). Hubungan Antara Pengembangan Karyawan
Self Efficacy Dan Stres Kerja Dalam Manajemen Sumber
Dengan Burnout Pada Daya Manusia. Manajemen
Perawat Dalam Melakukan Sumber Daya Manusia,
Asuhan Keperawatan Pada 11(Pengembangan
Rs Pemerintah Di Kabupaten Karyawan), 110–117.
Semarang. Jurnal
Suryabrata, Sumadi. (2004).
Managemen Keperawatan,
Metodologi Penelitian.
3(1), 30–35.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sarason, I. G., & Sarason, B. R.
Yen, L. S. & Nordin, N.M. (2021).
(1985). Social
Hubungan Iklim Organisasi
support—Insights from
Sekolah
assessment and
dengan Burnout Guru
experimentation. In Social
Sekolah Menengah.
support: Theory, research
Malaysian Journal of Social
and applications (pp. 39-50).
Sciences and Humanities
Springer, Dordrecht.
(MJSSH), 6(2) pp: 167-180
Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E.
B., & Zechmeister, J. S.
(2012). Metodologia de
pesquisa em psicologia.
AMGH Editora.

Stallman, H. M. (2020). Health


theory of coping. Australian
Psychologist, 55(4), 295–306.
https://doi.org/10.1111/ap.124
65

27

You might also like